Anda di halaman 1dari 72

PENGENALAN FASILITAS PRODUKSI PERMUKAAN DI PT

PERTAMINA EP ASSET 5 LAPANGAN BUNYU

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI PT PERTAMINA EP ASSET 5 FIELD

BUNYU

Oleh :

DONDY ZOBITANA
12010195

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN

INDRAMAYU

2016
ABSTRAK

PT. Pertamina EP Asset 5 Field Bunyu merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang eksplorasi minyak bumi yang terletak di daerah Bunyu.
Lapangan Pertamina EP Bunyu berlokasi di kecamatan Bunyu Kabupaten
Bulungan, Kalimantan Utara. Pada PT. Pertamina EP Asset 5 Field Bunyu
kegiatan eksplorasi membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan membutuhkan
teknologi yang canggih demi mencapai target produksi yang telah di tentukan
karena lancarnya kegiatan eksplorasi tidak dapat lepas dari kegiatan pengontrolan
secara berkala untuk mengetahui jumlah produksi dan melakukan kegiatan-
kegiatan pembersihan zat-zat impuritis yang dimana semua hal tersebut di lakukan
di fasilitas produksi permukaan. Tujuan dari kerja praktek ini adalah untuk
mengetahui dan memahami tentang Flow Diagram fasilitas produksi permukaan
yang ada di pulau bunyu, mengetahui fungsi dari setiap alat di fasilitas produksi
permukaan di lapangan bunyu, mengetahui proses pengumpulan produksi fluida
hidrokarbon untuk di simpan di tanki pengumpul, mengetahui cara proses
pemisahan air yg ikut teproduksikan untuk di treatment menjadi water injection.
Pelaksanaan kerja praktek ini di lakukan pada tanggal 1 Februari sampai 29 Maret
2016. Dalam usaha untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan objek
yang penulis teliti, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut. Wawancara khususnya dengan operator sumur, operator gathering
station, operator main gathering station, pembimbing lapangan, serta pegawai
yang berhubungan dengan objek yang penulis teliti, pengumpulan data tertulis,
pengambilan dokumentasi. Sumur yang telah dibor di Area Operasi Bunyu saat ini
berjumlah 251 sumur, antara lain terdiri dari 43 sumur produksi minyak, 6 sumur
produksi gad, 20 sumur injeksi, 17 sumur kendala mekanis, 125 sumur suspended,
dan 40 sumur abandoned atau ditutup. Fasilitas yang terdapat pada lapangan
produksi Bunyu yaitu 3 Gathering Station (GS), 1 Early Production Facility
(EPF), 2 Stasiun Kompressor Gas (SKG), 1 Main Gathering Station (MGS), 1
Terminal Pengapalan. Alur proses produksi pada lapangan bunyu yaitu Pada
awalnya fluida dari sumur – sumur dialirkan ke SP (Stasiun Pengumpul) dan
Early Production Facility melaui flowline menuju header manifold. Kemudian
pada Early Production Facility dilakukan proses pemisahan antara gas dan liquid
melalui separator, lalu liquid yang telah terpisah oleh gas di alirkan ke Main
Gathering Station. Sedangkan gasnya di alirkan ke scrubber untuk dijadikan gas
kering (dry gas). Setelah itu gasnya di alirkan ke Stasiun Kompressor Gas Nibung
yang akan di distribusikan ke PLN Bunyu dan PLN Tarakan.

ii
CURRICULUM VITAE
Personal Detail

Name : Dondy Zobitana


NIM : 12010195
Mailing Address : Sakapurun Street No. 33 Kapuas
City,Central Kalimantan
Contact Number : 082217464484
: dzobitana@gmail.com
O Place, Date of Birth : Kapuas, 11 th July 1994
Sex : Male
Religion : Moslem
Nationality : Indonesian

Education Details

2013-Now Oil and Gas Academy of Balongan Indramayu


Petroleum Engineering, Program D3, Indramayu,
Indonesia
2010-2013 Senior High School 02Kuala Kapuas, Central
Kalimantan
2007-2010 Junior High School 04 Kuala Kapuas, Central
Kalimantan
2001-2007 Elementary School 06 Kuala Kapuas, Central
Kalimantan

Organization

2013-Now Member of IATMI (Association Of Indonesian


Petroleum Engineers)
2013-Now Basket Ball Player Of Oil and Gas Academy of Balongan
Indramayu
2013-Now Member of Student Units Activity in Departement
Basketball, Oil and Gas Academy of Balongan
2012-2013 Basket Ball Player Of senior High School SMAN 02 Kuala
Kapuas, Central Kalimantan
2010-2011 School Organization Of Senior High School SMAN 02
Kuala Kapuas, Central Kalimantan
Practical Work

2015 Practicum Of “Penilaian Forrmasi”


2015 Practicum Of Mud Test
2015 Practicum Analysis Of Formation Fluid
2014 Practicum Of Chemistry II
2014 Practicum Of Physics II
2014 Practicum Of Geology
2013 Practicum Of Physics I
2013 Practicum Of Chemistry I

Workshop

2015 Conserving National Energy with Innovative Mindset


2014 Be Successful In Job Hunting

Field Travelling

2015 Education and Training Centers Of Oil and Gas Cepu


2014 Museum Of Petroleum Indonesia
2013 Museum Of Geology Bandung
LEMBAR PENGESAHAN

PENGENALAN FASILITAS PRODUKSI PERMUKAAN DI PT

PERTAMINA EP ASSET 5 LAPANGAN BUNYU

Diajukan guna memenuhi syarat mata kuliah kerja praktek pada Jurusan Teknik

Perminyakan Akademi Minyak dan Gas Balongan

Oleh :

DONDY ZOBITANA

NIM : 12010195

Proposal ini telah disetujui dan disahkan oleh

Dosen Pembimbing Kerja Praktek

Dosen Pembimbing

Ismanu Yudiantoro, S.T, M.T

iii
LEMBAR PERSEMBAHAN

Ucapan terima kasih, puji dan syukur hendaknya selalu saya panjatkan

kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, berkah, rahmat dan

hidayahnya sehingga saya bisa menyelesaikan laporan ini.

Kata dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya saya persembahkan kepada

ibu dan bapak serta kakak saya , Beserta teman-teman saya di Indramayu

dan di Kalimantan Tengah yang telah memberikan motivasi, dorongan dan

semangat kepada saya.

Lembar persembahan ini khususnya saya persembahkan bagi kedua orang

tua saya, karena tanpa mereka saya bukan apa-apa.YOU GIVE ME SPIRIT

AND POWER FOR MY LIFE, THANK’S FOR EVERYTHING MOM, DAD AND I

PROMISE WILL GIVE YOU THE BEST.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih-Nya

penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang berjudul “Penanganan

Peralatan Produksi di Permukaan pada Sumur Minyak dan Gas”.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Ir. Hj. Hanifah Handayani, M.T selaku ketua Yayasan Bina Islamy.

2. Bapak H. Drs. Nahdudin Islami, M.Si selaku Direktur Akamigas Balongan.

3. Bapak Dwi Arifiyanto, S.T, selaku Dosen Pembimbing dan Kepala Program

Studi Teknik Perminyakan.

4. Kedua Orangtua yang telah memberi dukungan baik moril ataupun materil.

5. Bapak Ismanu Yudiantoro, ST.MT, selaku Dosen Pembimbing dalam kerja

praktek ini.

6. Bapak Afrizal, selaku Junior Production Engineer dan pembimbing Kerja

Praktek PT. Pertamina EP Asset 5 Bunyu Field.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna, oleh karena

itu penulis harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga laporan

ini bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Indramayu ... Juni 2016

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .............................................................................................................................i

ABSTRAK .......................................................................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................iii

LEMBAR PERSEMBAHAN .........................................................................................iv

RIWAYAT HIDUP .........................................................................................................v

KATA PENGANTAR.....................................................................................................x

DAFTAR ISI....................................................................................................................xii

DAFTAR TABEL ...........................................................................................................xvi

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................xvix

BAB I PENDAHULAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Tema ..........................................................................................................3

1.3 Tujuan........................................................................................................3

1.3.1 Tujuan Umum................................................................................3

1.3.2 Tujuan Khusus ...............................................................................4

1.4 Manfaat......................................................................................................5

1.4.1 Bagi Perusahaan ............................................................................5

1.4.2 Bagi Akademis Teknik Perminyakan Akmigas Balogan .............6

1.4.3 Bagi Mahasiswa.............................................................................6

xii
xiii

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan................................................................6

1.6 Ruang Lingkup Kerja Praktek ...................................................................7

BAB II DASAR TEORI.................................................................................................8

2.1 Definis Produksi Minyak dan Gas.............................................................8

2.1.1 Production On Field .....................................................................8

2.1.2 Production by Manifold dan Gathering Station............................8

2.2 Jenis Metode Produksi...............................................................................9

2.2.1 Natural Flow` ................................................................................9

2.2.2 Artificial Lift ..................................................................................10

2.3 Jenis dan Fungsi Peralatan Produksi Migas ........................................................ 12

2.3.1 Wellhead........................................................................................12

2.3.2 Flow line .......................................................................................12

2.3.3 Truckline .......................................................................................13

2.3.4 Manifold ........................................................................................13

2.3.5 Header line....................................................................................14

2.3.6 Separator.......................................................................................14

2.3.7 Gas Scrubber.................................................................................15

2.3.8 Free Water Knock Out ..................................................................15

2.3.9 Flash Chamber..............................................................................15

2.3.10 Expansion Vessel...........................................................................15

2.3.11 Chemical Electric..........................................................................15

2.3.12 Tanki Pengumpul ..........................................................................16

2.3.13 Bak Oil Catcher.............................................................................16


2.3.14 Transfer Pump..............................................................................16

2.3.15 Heat Exchanger.............................................................................16

2.3.16 Loading Terminal..........................................................................17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .....................................................................18

3.1 Orientasi Lapangan....................................................................................18

3.2 Metode Wawancara ...................................................................................18

3.3 Studi Literatur............................................................................................18

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .........................................................33

4.1 Sejarah PT. PERTAMINA EP ..................................................................33

4.2 Visi dan Misi PT. Pertamina EP................................................................36

4.3 Profil PT. Pertamina EP Asset Field Bunyu .............................................37

4.4 Visi dan Misi PT. Pertamina EP Asset 5 Field Bunyu..............................40

BAB V PEMBAHASAN .................................................................................................24

5.1 Pengenalan Lapangan Bunyu ....................................................................24

5.2 Pengenalan Fasilitas Produksi di Field Bunyu ..........................................27

5.2.1 Early Production Facilities (EPF) ..............................................27

5.2.2 SKG (Stasiun Kompresor Gas) Nibung ......................................27

5.2.3 Gathering Station (GS) ...............................................................28

5.2.4 Main Gathering Station ...............................................................35

5.2.5 Loading Terminal ........................................................................41

BAB VI KESIMPULAN .................................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Early Production Facility...................................................................... 11

Gambar 2.2 Flowline................................................................................................. 12

Gambar 2.3 SKG Nibung .......................................................................................... 13

Gambar 2.4 Stasiun Pengumpul................................................................................ 15

Gambar 2.5 Manifold ................................................................................................. 16

Gambar 2.6 Header Gathering Station ........................................................................ 18

Gambar 2.7 Header Early Produciton Facility ............................................................. 20

Gambar 2.8 Separator............................................................................................. 21

Gambar 2.9 Gas Scrubber............................................................................................... 24

Gambar 2.10 Tanki Tampung Gathering Station...................................................... 25

Gambar 2.11 Tanki Tampung Early Production Facility......................................... 27

Gambar 2.12 Tanki Tes Gathering Station ............................................................... 28

Gambar 4.1 Tanki Tes Early Production Facility .................................................... 35

Gambar 4.2 Oil Catcher Gathering Station ............................................................... 37

Gambar 4.3 Transfer Pump ....................................................................................... 41

Gambar 4.4 Main Gathering Station ......................................................................... 41

Gambar 4.5 Chemical Pump .................................................................................... 42

Gambar 4.6 Tanki Free Water Knock Out ................................................................ 43

Gambar 4.7 Tanki Tampung ..................................................................................... 46

Gambar 4.8 Oil Catcher ............................................................................................ 53


Gambar 4.9 WIP........................................................................................................ 56

Gambar 5.1 Nutt Shell Filter..................................................................................... 64

Gambar 5.2 Pompa Injeksi........................................................................................ 66


DAFTAR LAMPIRAN

1. Tabel Kegiatan Kerja Praktek Pada Minggu Pertama

2. Tabel Kegiatan Kerja Praktek Pada Minggu Kedua

3. Tabel Kegiatan Kerja Praktek Pada Minggu Ketiga

4. Tabel Kegiatan Kerja Praktek Pada Minggu Keempat

xxiv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Sumur Produksi Di Distrik I Dan Distrik II................................................... 45

Tabel 5.1 Tabel Acuan Penggunaan Separator .............................................................. 81

xvi
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan produksi migas merupakan kegiatan yang memiliki perhatian

yang cukup besar. Kegiatan ini memiliki resiko yang sangat besar baik pada

segi biaya maupun resiko keselamatan kerjanya. Sumber Daya Manusia

(SDM) serta peralatan yang memadai termasuk syarat mutlak yang diperlukan

di dunia migas agar kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar. Lancarnya

proses produksi tidak dapat lepas dari kegiatan pengontrolan secara berkala

untuk mengetahui jumlah produksi, melakukan kegiatan pembersihan zat-zat

impuritis yang tidak ekonomis untuk di produksikan, bahkan dapat membuat

kerusakan pada fasilitas produksi permukaan seperti korosi, penyumbatan

pada lubang pipa, dan juga abrasive serta prosedur yang benar dalam

memproduksikan maupun mengirim hasil produksi menuju proses lebih

lanjut, dimana semua hal tersebut di laksanakan di fasilitas produksi

permukaan.

Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya fasilitas produksi untuk

melakukan kegiatan tersebut. Hal ini menjadi Latar Belakang penulis untuk

dapat membahas mengenai Pengenalan tentang Fasilitas Produksi.


1.2 Tema

Tema yang diambil dalam Kerja Praktek ini adalah “PENGENALAN

FASILITASS PRODUKSI PERMUKAAN DI PT PERTAMINA EP ASSET

5 LAPANGAN BUNYU” adapun dari tema tersebut menyesuaikan dengan

yang ada di kantor maupun di lapangan.

1.3 Tujuan Kerja Praktek

Mengingat proses belajar mengajar di bangku kuliah dan

pemahaman operasi lapangan adalah dua hal yang sangat diperlukan

mahasiswa di waktu kerja nanti, maka beberapa hal yang ingin dicapai pada

kegiatan kerja praktek ini antara lain:

1.3.1 Tujuan Umum

1. Mendapat gambaran tentang proses operasi lapangan migas secara

menyeluruh.

2. Melatih dan memberi pengalaman kepada calon sarjana Teknik

Perminyakan agar memiliki kemampuan di dalam memecahkan

masalah-masalah yang berhubungan dengan dunia Perminyakan

3. Melatih calon sarjana Teknik Perminyakan agar memiliki

kemampuan di dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

diperoleh di bangku kuliah pada kondisi yang sebenarnya.

2
4. Untuk mengetahui aplikasi pengangkatan dan pengujian sumur

minyak dan gas yang diterapkan di PT. PERTAMINA EP Asset 5

Bunyu Field.

5. Melatih calon sarjana teknik perminyakan agar memiliki

kemampuan bekerja baik secara individual maupun team work di

dalam memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan

dunia perminyakan.

6. Untuk mendapatkan data lapangan yang dapat di gunakan sebagai

bahan Kerja Praktek.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui dan memahami tentang Flow Diagram fasilitas

produksi permukaan yang ada di pulau bunyu.

2. Mengetahui fungsi dari setiap alat di fasilitas produksi permukaan

di lapangan bunyu.

3. Mengetahui proses pengumpulan produksi fluida hidrokarbon

untuk di simpan di tanki pengumpul.

4. Mengetahui cara proses pemisahan air yg ikut teproduksikan untuk

di treatment menjadi water injection.

5. Mengetahui permasalahan yang terjadi pada Fasilitas produksi atau

troubleshooting

3
1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dalam pelaksanaan tugas akhir yang

sudah dilaksanakan :

1.4.1 Bagi Perusahaan

1. Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa yang

melaksanakan tugas akhir dalam membantu menyelesaikan tugas-

tugas untuk kebutuhan di unit-unit kerja yang relevan.

2. Dapat diperoleh informasi mengenai kerja praktek dan dapat

dipergunakan untuk pengambilan langkah selanjutnya.

3. Perusahaan mendapat alternatif calon karyawan pada spesialisasi

yang ada pada perusahaan tersebut.

4. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan

bermanfaat antara perusahaan tempat tugas akhir dengan jurusan

teknik perminyakan AKAMIGAS BALONGAN.

1.4.2 Bagi Akademis Teknik Perminyakan Akamigas Balongan

1. Sebagai sarana pemantapan keilmuan bagi mahasiswa dengan

mengaplikasikannya didunia kerja.

2. Sebagai sarana untuk membina kerjasama dengan perusahaan di

bidang perminyakan.

4
3. Menambah perbendahaan literatur untuk dijadikan sebagai bahan

perbandingan dan masukan bagi pihak yang bersangkutan.

1.4.3 Bagi Mahasiswa

1. Dapat mengenal secara dekat dan nyata kondisi dilingkungan kerja

yang sebenarnya.

2. Dapat mengaplikasikan keilmuan mengenai teknik perminyakan

yang diperoleh dibangku kuliah dalam melaksanakan tugas akhir.

3. Dapat memberikan konstribusi yang positif terhadap perusahaan

tempat mahasiswa melaksanakan kerja praktek.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

a. Waktu

Waktu pelaksanaan Kerja Praktek ini berlangsung mulai tanggal 1 februari

sampai 30 Maret 2016.

b. Tempat

Tempat pelaksanaan Kerja Praktek dilaksanakan di PT.PERTAMINA EP

Asset 5 Bunyu Field.

1.6 Ruang Lingkup Kerja Praktek

5
Ruang lingkup dari Kerja Praktek ini adalah mempelajari dan

memahami system kerja pada bagian Rencana dan Engineering, Petroleum

Engineering (PE), Production Operation (PO), Work Over Well Service

(WOWS)

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Definisi Produksi Minyak dan Gas

Produksi adalah suatu kegiatan migas untuk mengangkat fluida

hidrokarbon keatas permukaan. Perbedaan antara produksi dengan lifting

adalah hidrokarbon yang di ada di reservoir di angkat sampai ke permukaan

dan langsung di jual ke klien yang menandatangi kontrak penjualan,

sedangkan produksi adalah kegiatan semua hidrokarbon yang di angkat

untuk di simpan terlebih dahulu.

Secara umum, ada 2 cara sistem produksi minyak yang kita kenal yaitu :

2.1.1 Production On Field

Cara memproduksikan minyak yang langsung di sumur

tersebut, baik dengan tanki maupun truk vakum. Hal ini dilakukan

adalah :

a. Mengurangi back pressure pompa – pompa sumur, sehingga

kemampuan pompa bisa optimum.

b. Ketiadaan material flowline.

2.1.2 Production by Manifold dan Gathering Station

Cara memproduksikan minyak dengan membangun fasilitas

flowline dan digabung di dalam header manifold yang akhirnya

ditransfer ke Gathering Station dengan membangun fasilitas

produksi yang komplit, sehingga di dalam gathering station ini

8
terjadi pemisahan antar fluida, baik terhadap gas, air maupun

minyak. Untuk itu fasilitas produksi baik tanki, Free Water Knock

Out, dan pompa.

2.2. Jenis Metode Produksi

Dalam industri perminyakan dikenal beberapa jenis metode

berdasarkan produksi.

2.2.1 Natural Flow

Natural flow adalah jenis metode produksi yang tidak

memerlukan bantuan pengangkatan buatan, karena tekanan reservoir

yang masih mampu mengangkat fluida hidrokarbon keatas

permukaan untuk diproduksikan. Biasanya sumur ini ditemukan

dilapangan baru dikarenakan tekanan reservoir sumur yang masih

tinggi. Pada sumur natural flow wellhead yang digunakan adalah

chrismas tree.

Christmas tree merupakan susunan kerangan (valve) yang

berfungsi sebagai pengamanan dan pengatur aliran produksi di

permukaan yang dicirikan oleh jumlah sayap/lengan (wing) dimana

choke atau bean atau jepitan berada. Peralatan pada x-mastree

terdiri:

 Manometer tekanan dan temperatur, ditempatkan pada tubing line

dan casing line.

9
Gambar 2.1 Wellhead dengan X-mast Tree

(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

 Master valve, berfungsi untuk membuka atau menutup sumur,

jumlahnya satu atau tergantung pada kapasitas dan tekanan kerja

sumur.

 Wing valve, terletak di wing/lengan dan jumlahnya tergantung

kapasitas dan tekanan kerja sumur yang berfungsi untuk

mengarahkan aliran produksi sumur.

 Choke/bean/jepitan, merupakan valve yang berfungsi sebagai

penahan dan pengatur aliran produksi sumur, melalui lubang

(orifice) yang ada. Ada dua macam choke, yaitu :

 Positive choke : merupakan valve dimana lubang (orifice)

yang ada sudah mempunyai diameter tertentu, sehingga

pengaturan aliran tergantung pada diameter orificenya.

10
 Adjustable choke : choke ini lebih fleksible karena diameter

orifice dapat diatur sesuai posisi needle terhadap seat sehingga

pengaturan alirannya pun fleksible sesuai keperluan (tekanan

dan laju aliran).

 Check valve, merupakan valve yang hanya dapat mengalirkan

fluida pada satu arah tertentu yang berfungsi untuk menahan aliran

dan tekanan balik dari separator. Pada x-mastree, check valve ini

ditempatkan setelah choke sebelum masuk flowline.

2.2.2 Artificial Lift

Kemampuan berproduksi suatu sumur minyak dan gas akan

mengalami penurunan sebagai akibat terjadinya perubahan kondisi

pengurasan. Perubahan ini disebabkan oleh penurunan dari

kemampuan reservoir untuk mengalirkan fluida ke lubang sumur.

Keadaan ini dapat menyebabkan sumur tidak berproduksi

secara natural flow atau mungkin masih mampu berproduksi

secara natural flow tetapi pada laju reaksi yang rendah. Jika minyak

yang terdapat dalam reservoir masih mempunyai nilai ekonomis,

maka perlu diusahakan untuk memproduksi sisa minyak tersebut

dengan teknik pengangkatan buatan (artificial lift).

Metode pengangkatan minyak dan gas bumi menggunakan

alat bantu atau pompa. Pada sumur ini wellhead yg digunakan di

modifikasi sesuai dengan alat bantu yang digunakan. Jenis-jenis alat

11
bantu pengangkatan minyak adalah Gas Lift, Sucker Rod Pump,

Electric Submersible Pump, dan Progresive Cavity Pump.

 Gas Lift biasanya digunakan saat sumur yang sedang

diproduksikan mengandung banyak gas, gas diinjeksikan ke dalam

anulus-anulus tubing, dan tubing di design sedemikian rupa.

Sehingga gas yg diinjeksikan bisa membantu hidrokarbon naik

kepermukaan.

 Sucker Rod Pump adalah pompa angguk yang biasanya digunakan

untuk di sumur dengan kedalaman rendah.

 Electrical Submersible Pump biasanya digunakan untuk sumur

dalam, dan saat produksi harian mencapai 100.000 bbl, motor yang

ditanam didalam fluida, menjadi ciri khas dari ESP ini.

 Progresive Cavity Pump biasanya digunakan untuk sumur dalam,

perbedaan mendasar dari ESP adalah motor yang terdapat pada

PCP ini berada diatas permukaan.

2.4. Jenis dan Fungsi Peralatan Produksi Migas

a. Wellhead

Adalah kepala sumur yang digunakan untuk menyambung tubing dan

sebagai tempat pengatur aliran awal lintasan hidrokarbon. Wellhead

untuk sumur natural flow adalah chrismas-tree. Wellhead terdiri dari

single wing dan double wing pemilihan atau penggunaan wellhead ini

bergantung pada banyaknya hidrokarbon yang harus diangkat

12
kepermukaan. Penggunaan wellhead bergantung pada metode

pengangkatan fluida yang digunakan.

b. Flowline

Flowline merupakan pipa penyalur fluida Hidrokarbon dari suatu

kepala sumur menuju tempat pemisahan. Flowline biasanya memiliki

diameter antara 2 – 4 inch tergantung dari design dan kapasitas

produksi sumur. Agar aliran tidak kembali dalam sumur (back flow)

maka pada tiap flowline di pasang check valve.

Jalur dimana flowline berada sebaiknya ditimbun pada kedalaman yang

aman walaupun telah dilindungi dengan casing pendukung tetapi

apabila tidak ditimbun maka flowline tersebut harus diletakan di atas

support karena untuk mencegah cepat terkena korosi dan kerusakan

lainnya. Demikian juga jalur pemasangan pipa dipilih tempat-tempat

yang aman baik secara culture budaya maupun secara kondisi teknik

sehingga mudah untuk melakukan pengawasan dan perbaikan dan

kadang-kadang jika memungkinkan jalur flowline sampai ke stasiun

pengumpul mengikuti rute jalan umum atau jalan inspeksi perusahaan.

Design flowline ditentukan oleh:

 Kapasitas Alir

 Kapasitas Aliran Maksimum

 Penurunan Tekanan

 Tekanan Maksimum

 Laju Korosi

13
c. Trunkline

Adalah pipa besar yang menghubungkan antar stasiun pengumpul ke

stasiun pengumpul utama, diameter trunkline berkisar antara 4 – 10

inch.

d. Manifold

Adalah kumpulan dari valve-valve yang berfungsi untuk mengatur

aliran fluida produksi dari masing-masing sumur dan menyatukan aliran

menuju separator untuk dipisahkan sesuai berat jenis dari masing-

masing fluida.

e. Header Line

Adalah pipa berukuran lebih besar dari flowline yang berfungsi untuk

menyatakan fluida produksi. Header terdiri dari tiga jenis yaitu header

produksi, header test dan header cadangan.

 Header produksi digunakan untuk menginjeksikan chemical

demulsifier

 Header cadangan digunakan apabila header produksi tidak dapat

digunakan atau saat mengalami kerusakan.

 Header test digunakan untuk mengetahui laju aliran fluida dan

mengetahui perkiraan fluida yang terproduksikan dalam satu hari.

f. Separator

Adalah alat pemisah minyak dan gas bumi yang menggunakan prinsip

separasi flash pada tekanan dan temperatur tetap. Fungsi utama

separator adalah memisahkan minyak, air dan gas tergantung mana

14
yang lebih dominan. Mekanisme pemisahan gravity settling atau

centrifugal force. Ketika minyak dan air tercampur dengan intensitas

tertentu, air akan tampak jelas berada di bagian bawah campuran. Pada

perbatasan diantaranya akan terbentuk emulsi. Agar pemisahan

sempurna, maka separator harus:

 Mengontrol dan mengarahkan energi fluida yang masuk pada saat

memasuki separator.

 Memiliki waktu tinggal yang lama.

Jenis separator berdasarkan fungsinya:

 Gas scrubber

Jenis ini dirancang untuk memisahkan butir cairan yang masih

terikut dengan gas hasil pemisahan tingkat pertama, karena alat ini

ditempatkan setelah separator atau sebelum dehydrator atau

kompresor untuk mencegah cairan masuk ke dalam alat.

 Free Water Knock Out

Jenis ini dibagi menjadi 2 Free water knock out (FWKO) atau

Total liquid knock out (TLKO) yang digunakan untuk memisahkan

cairan dari aliran gas yang bertekanan tinggi (>125 psi)

 Flash Chamber

Alat ini digunakan pada tahap lanjut dari proses pemisahan secara

kilat dari separator. Alat ini bekerja sebagai pemisahan tempat

kedua, dan alat ini bekerja pada tekanan rendah (<125 psi).

15
 Expansion Vessel

Alat ini digunakan untuk proses pengembangan pada pemisahan

bertemperatur rendah yang dirancang untuk menampung gas hidrat

yang terbentuk pada proses pendinginan dan mempunyai tekanan

kerja antara 100-1300 psi.

 Chemical Electric

Merupakan pemisahan tingkat selanjutnya untuk memisahkan air

dan cairan hasil separasi tingkat sebelumnya secara elektris.

Menggunakan prinsip katoda dan anoda pada umumnya

memudahkan proses pemisahan.

g. Free Water Knock Out (FWKO)

Fungsinya bejana FWKO adalah memisahkan air dari minyak. FWKO

bisanya di pasang pada aliran cairan sesudah separator. Air keluar dari

bawah dan minyak mentah dari atas. Bila minyak masih mengandung

emulsi, maka biasanya minyak dilewatkan kedalam heater treater

untuk memecahkan emulsi dengan pemanasan.

h. Tanki Pengumpul

Adalah tangki pengumpul hidrokarbon sementara di manifold dan SPU

serta sebagai tempat untuk memisahkan minyak dan air yang masih

menyatu akan didiamkan selama beberapa jam untuk dilakukan settling,

agar minyak berada diatas dan air berada dibawah.

i. Bak Oil Catcher (BOC)

Bak Oil Catcher merupakan tempat penampungan minyak yang


tercecer, misalnya saja minyak yang tercecer dari pompa.

16
j. Pompa Transfer

Pompa yang digunakan untuk memompa minyak dari tanki menuju heat

exchanger setelah melalui heat exchanger barulah dialirkan menuju

fasilitas loading trucking.

k. Heat Exchanger

Adalah pemanas yang digunakan untuk memanaskan minyak sebelum

minyak masuk kedalam loading trucking. Kisaran panas yang diberikan

untuk minyak adalah 150°-160° F.

i. Loading Terminal

Dari salah satu tugas dan tanggung jawab Loading Terminal adalah

mendistribusikan minyak mentah, yang dimaksud dengan

mendistribusikan minyak mentah adalah kegiatan operasi yang

berkaitan dengan pendistribusian minyak mentah dari suatu fasilitas

penampung (Loading Terminal) sampai ke kapal tanker.

17
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Pelaksanaan kerja praktek ini di lakukan pada tanggal 1 Februari

sampai 29 Maret 2016 di PT.Pertamina EP Asset 5 Pulau Bunyu Lapangan

Fasilitas Produksi Bunyu Nibung.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mendapatkan data-data yang berhubungan dengan objek yang

sedang diteliti, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut.

3.2.2 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan

komunikasi secara langsung terhadap pembimbing lapangan dan para

pegawai di PT.Pertamina EP Asset 5 Pulau Bunyu Lapangan Fasilitas

Produksi Bunyu Nibung yang berwenang memberikan data-data yang di

butuhkan dalam pembuatan laporan kerja praktek, serta membandingkan data

yang di dapat selama perkuliahan dengan data yang ada di lapangan. Penulis

melakukan metode ini sejak hari pertama melakukan kerja praktek di PT

Pertamina EP Asset 5 pulau bunyu, wawancara ini di lakukan kepada

operator-operator yang bertugas mengoperasikan Gathering Station dimana

operator tersebut menjelaskan tentang fungsi serta prinsip kerja dari alat yang

18
19

menunjang kegiatan produksi pada lapangan produksi bunyu. Hal yang sama

penulis lakukan juga di fasilitas lain seperti Main Gathering Station dan

Stasiun Kompressor Gas dimana fasilitas produksi yang di gunakan lebih

kompleks dan untuk mengetahui kegunaan dari setiap alat harus melakukan

komunikasi dengan operator yang sedang mengoperasikan fasilitas tersebut.

3.2.3 Pengumpulan Data Tertulis

Dilakukan dengan mempelajari literature serta segala sesuatu yang ada

kaitannya dengan objek yang sedang di teliti dan dapat menunjang pembuatan

laporan kerja praktek ini sehingga dapat mempertegas teori dari keperluan

analisa mendapatkan data yang benar. Sehingga penulis dapat mengetahui

secara pasti dan jelas mengenai permasalahan yang ada kemudian dapat di

cari solusi pemecahannya. Dalam metode ini penulis melakukannya dengan

cara membaca katalog beberapa alat yang di gunakan di fasilitas produksi

tersebut, katalog tersebut di gunakan untuk mengetahui spesifikasi yang tepat

untuk di gunakan pada fasilitas produksi lapangan bunyu agar tidak

mengalami kendala ketika menghadapi fluida hidrokarbon yang sedang di

produksi pada lapangan bunyu.

3.2.4 Pengambilan Dokumentasi

Pengambilan dokumentasi merupakan teknik pengambilan data secara

langsung berupa gambar yang dilakukan oleh penulis dengan memfoto ibjek

yang sedang di teliti. Penulis melakukan metode ini di setiap fasilitas produksi

yang di datangi untuk mengetahui secara jelas bentuk alatnya, metode ini di

lakukan dengan maksud untuk sebagai bahan laporan yang penulis kerjakan.
20

Proses dokumentasi melalui foto harus di lakukan dengan izin terlebih dahulu

kepada Safety Officer sebagai komitmen kita mengutamakan keselamatan

kerja.
BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah PT. PERTAMINA EP

PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki

Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10

Desember 1957 dengan nama PT PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini

berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger dengan PN

PERTAMIN di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN PERTAMINA.

Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan

menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA

berubah status hukumnya menjadi PT PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal

17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.

PT PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis

Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri

Hukum & HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal

09 Oktober 2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-

ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang

Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang

Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001

18
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan

peralihannya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 "TENTANG PENGALIHAN

BENTUK PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI

NEGARA (PERTAMINA) MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN

(PERSERO)".

Sesuai akta pendiriannya, Maksud dari Perusahaan Perseroan adalah

untuk menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam

maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang

kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.

Adapun tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah untuk:

 Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perseroan secara

efektif dan efisien.

 Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk

kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Perseroan melaksanakan

kegiatan usaha sebagai berikut:

 Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil

olahan dan turunannya.

 Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada

saat pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

(PLTP) yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi

milik Perseroan.

19
 Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG)

dan produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG.

 Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang

kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3.

Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang MIGAS baru,

Pertamina tidak lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang memonopoli

industri MIGAS dimana kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan

kepada mekanisme pasar.

Gambar 4.1 Logo Pertamina

Logo PT.Pertamina merupakan elemen yang membentuk huruf “P”

yang secara keseluruhan merupakan representasi bentuk panah yang terdiri

dari 3 warna. Semua itu mempunyai arti, yaitu :

Panah : Dimaksud bahwa PT.Pertamina yang bergerak maju dan progesif

Biru : Berani, handal dan dapat dipercaya serta tanggung jawab

20
Hijau : Mencerminkan sumber daya energi berwawasan lingkungan

Merah : Berarti keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam

menghadapi tantangan

4.3 Visi dan Misi PT. Pertamina EP

Visi

Menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia

Misi

Menjalankan usaha inti minyak, gas, dan bahan bakar nabati secara

terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat

Tata Nilai

 Clean (Bersih)

Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak

menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas.

Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.

 Competitive (Kompetitif)

Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional,

mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar

biaya dan menghargai kinerja

 Confident (Percaya Diri)

Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam

reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa

21
 Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan)

Beorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk

memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

 Commercial (Komersial)

Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil

keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

 Capable (Berkemampuan)

Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki

talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun

kemampuan riset dan pengembangan.

4.4 Profil Perusahaan

PT Pertamina EP adalah perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan

usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, meliputi eksplorasi dan

eksploitasi. Di samping itu, Pertamina EP juga melaksanakan kegiatan usaha

penunjang lain yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung

bidang kegiatan usaha utama. Saat ini tingkat produksi Pertamina EP adalah

sekitar 127.635 BOPD untuk minyak dan sekitar 1.054 million standard cubic

feet per day (MMSCFD) untuk gas.

Wilayah Kerja (WK) Pertamina EP seluas 113,613.90 kilometer persegi

merupakan limpahan dari sebagian besar Wilayah Kuasa Pertambangan Migas

PT PERTAMINA (PERSERO). Pola pengelolaan usaha WK seluas itu

22
dilakukan dengan cara dioperasikan sendiri (own operation) dan kerja sama

dalam bentuk kemitraan, yakni 4 proyek pengembangan migas, 7 area unitisasi

dan 52 area kontrak kerjasama kemitraan terdiri dari 27 kontrak Technical

Assistant Contract (TAC), 25 kontrak Kerja Sama Operasi (KSO). Jika dilihat

dari rentang geografinya, Pertamina EP beroperasi hampir di seluruh wilayah

Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.

WK Pertamina EP terbagi ke dalam lima asset. Operasi kelima asset

terbagi ke dalam 19 Field, yakni Rantau, Pangkalan Susu, Lirik, Jambi, dan

Ramba di Asset 1, Prabumulih, Pendopo, Limau dan Adera di Asset 2 , Subang,

Jatibarang dan Tambun di Asset 3, Cepu di Asset 4 serta Sangatta, Bunyu,

Tanjung, SangaSanga, Tarakan dan Papua di Asset 5.

Di samping pengelolaan WK tersebut di atas, pola pengusahaan usaha

yang lain adalah dengan model pengelolaan melalui proyek-proyek, antara lain

Pondok Makmur Development Project di Jawa Barat, Paku Gajah Development

Project di Sumatera Selatan, Jawa Gas Development Project di Jawa Tengah,

dan Matindok Gas Development Project di Sulawesi Tengah.

23
4.5 Visi dan Misi PT. Pertamina EP Asset 5 Bunyu Field

a. Visi

Menjadi Pertamina EP Kelas Dunia

b. Misi

Melaksanakan pengusahaan sektor hulu minyak dan gas dengan

berwawasan lingkungan, sehat dan mengutamakan keselamatan serta

keunggulan yang memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan

(Establish Green. Healthy, Save and Excellence Oil and Gas Upstream

Bussiness That Provides Added Values To Stakeholder)

4.6 Sejarah singkat PT. Pertamina EP Asset 5 Bunyu Field

Upaya untuk mengeksplorasi lapangan bunyu diawali dengan penemuan

sumur minyak oleh perusahaan minyak Belanda, Baataafache Petroleum

Maatchapij (BPM). Survey lapangan minyak di pulau ini dilakukan tahun 1901

yang 20 tahun kemudian (1922) eksplorasi dan eksploitasi lapangan ini

dilanjutkan oleh Nederlandsche Indische Aardolie Maatschappij (NIAM),

perusahan patungan BPM dengan Pemerintah Belanda.

Awalnya selama 21 tahun hingga tahun 1921 telah dibor 16 sumur yang

diberi kode B-001 sampai B-016, dan di tahun berikutnya giliran B-017 secara

resmi juga mulai beroperasi. Sayangnya dibandingkan dengan Lapangan

Tarakan yang bersebelahan pulau dengan Pulau Bunyu yang sejak masa

24
Pemerintahan Belanda dikenal sebagai pulau yang kaya minyak, laporan

produksi Lapangan Bunyu tidak terekam dengan baik. Lapangan Tarakan yang

memproduksi 80000 ton minyak perbulannya semasa Perang Dunia ke II

menjadi target utama serbuan tentara Jepang ke Hindia Belanda guna

memenuhi kebutuhan minyak bala tentaranya, ini berbalikan dengan lapangan

Bunyu yang produksi minyaknya relatif masih kecil. Selanjutnya bersamaan

dengan mulai berkecamuknya Perang Dunia ke II yang efeknya sampai ke

wilayah Hindia Belanda, antara tahun 1937 – 1952 produksi minyak di

Lapngan Bunyu ditutup untuk sementara.

Pasca Perang Dunia ke II, pada tahun 1952 Lapangan Bunyu kemali

beroperasi. Eksplorasi ini dilakukan oleh NIAM yang dimasa itu sahamnya

sebagian telah dimiliki oleh perusahaan Amerika Serikat. Tahun 1959 NIAM

berubah menjadi PT. Pertambangan Minyak Indonesia (Permindo) yang

sahamnya 50% milik pemerintah Indonesia dan 50% lagi milik pemerintah

Belanda. Tak lama kemudian pemerintah Indonesia menarik sahamnya dari

Permindo yang kemudian dilikiuidasi dan membentuk perusahaan minyak milik

Negara, PT. Pertamina. Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No. 198

Tahun 1961 didirikanlah perusahaan Negara yang diberi nama PN.

Pertambangan Minyak nasional yang yang disingkat PN. Permina.

Dalam perkembangannya seiring dengan penyatuan PN Pertamin dan

PN Permina menjadi PN. Pertamina, pengoperasian field Bunyu kemudian

berpindah ke Pertamina. Selama satu tahun lebih antara 1993 – 1994 field

25
Bunyu sempat dioperasikan oleh PT. Ustraindo Petrogas bersama dengan field

Prabumulih, Pendopo (Sumatera Selatan), dan Jatibarang (Jawa Barat) oleh

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral diberikan kuasa untuk

mengelola lapangan – lapangan minyak tersebut. Selanjutnya hingga kini field

Bunyu dioperasikan oleh Pertamina EP Region Kawasan Timur Indonesia yang

berubah menjadi Pertamina EP Asset 5.

Luas Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) PT.Pertamina EP Asset 5

Bunyu Field 187,5 km2 dengan rata-rata produksi minyak sebesar BOPD dan

gas sebesar MSCFD. Bunyu Field mempunyai daerah kerja meliputi Bunyu,

Tapa, Sembakung dan Mangkudulis adalah daerah kerja ARCO yang telah

habis masa kontrak pengelolaan pada tahun 1984, yang terletak didaratan

Kalimantan Timur, dan hingga sekarang kedua struktur saat ini dikelola oleh

TAC PT. MEDCO E&P, selanjutnya PT. MEDCO menyerahkan kepada UP V

( Refinery Unit V ) terhitung mulai tanggal 01 April 2010.

Sumur yang telah dibor di Area Operasi Bunyu saat ini berjumlah 251

sumur, antara lain terdiri dari 43 sumur produksi minyak, 6 sumur produksi

gad, 20 sumur injeksi, 17 sumur kendala mekanis, 125 sumur suspended, dan

40 sumur abandoned atau ditutup. Dalam usaha untuk meningkatkan produksi

minyak, rencana tahun 2013 di Area Operasi Bunyu akan dilakukan pemboran

sekitar 13 hingga 18 sumur di beberapa titik baru.

Minyak yang dihasilkan ini lalu dikapalkan ke Kilang Pertamina Unit

Pengolahan V dalam periode tertentu dengan jumlah rata-rata 110.000 hingga

26
200.000 barrel per sekali pengapalan ( tergantung kapasitas kapal Tanker ).

Sedangkan gas yang dihasilkan selain disalurkan ke kilang methanol PT Medco

Methanol Bunyu. juga untuk proses pengangkatan minyak (gas lift) di struktur

Bunyu. Selain dari Area Operasi Bunyu - DOH Kalimantan, PT Medco

Methanol Bunyu juga mendapatkan pasokan gasnya dari TAC PT Exspan

Tarakan.

27
BAB V

PEMBAHASAN

5.2 Pengenalan Lapangan Bunyu

Bunyu Field merupakan salah satu lapangan produksi migas yang di

miliki oleh PT Pertamina Asset 5 yang ada di daerah Kalimantan Utara,

Kabupaten Bulungan. Bunyu Field mempunyai daerah kerja meliputi:

 Bunyu

 Sembakung

 Mangkudulis

Sumur yang telah dibor di Area Operasi Bunyu saat ini berjumlah

251 sumur, antara lain terdiri dari:

 43 sumur produksi minyak

 6 sumur produksi gas

 20 sumur injeksi

 17 sumur kendala mekanis

 125 sumur suspended

 40 sumur abandoned atau ditutup

Sumur di lapangan bunyu terbagi menjadi 2 yaitu sumur B ( bunyu )

dan sumur BN ( bunyu nibung ). Sumur B termasuk sumur – sumur tua,

sedangkan untuk sumur BN merupakan sumur – sumur baru.

Hasil produksi minyak dari lapangan bunyu berkisaran 4700 bbl/d

dan produksi gas 8059 Mscf dengan water cut rata-rata yang di hasilkan

24
oleh tiap sumur yaitu sebesar 90%. Di Bunyu Field, sumur yang dihasilkan

teknik produksinya dengan natural flow (sembur alam) yang pada umumnya

berupa sumur gas, serta menggunakan artificial lift (sembur buatan) yang

semuanya sumur minyak. Artificial lift yang digunakan (sampai penulis

melakukan observasi) adalah:

 Gas Lift

 Electrical Submersible Pump (ESP)

Tetapi yang banyak bahkan lebih 90 % memakai Gas Lift , karena

biaya perawatan dan operasionalnya murah serta lebih cocok dengan

masalah yang terjadi di lapangan Bunyu Field yang banyak memiliki

masalah kepasiran. Sedangkan Electrical Submersible Pump (ESP)

merupakan peralatan yang operasionalnya merupakan peralatan yang disewa

oleh pihak ketiga.

Minyak yang dihasilkan oleh lapangan produksi Bunyu kemudian

dikapalkan ke Kilang Pertamina Unit Pengolahan V dalam periode tertentu

dengan jumlah rata-rata 110.000 hingga 200.000 barrel per sekali

pengapalan ( tergantung kapasitas kapal Tanker ). Sedangkan gas yang

dihasilkan selain disalurkan ke kilang methanol PT Medco Methanol Bunyu

dan juga untuk proses pengangkatan minyak (gas lift) di struktur Bunyu.

Selain dari Area Operasi Bunyu - DOH Kalimantan, PT Medco Methanol

Bunyu juga mendapatkan pasokan gasnya dari TAC PT Exspan Tarakan.

Namun sejak tahun 2010 Kilang Methanol yang di operasikan oleh PT

Medco sudah tidak beroperasi lagi karena kendala teknis, sehingga gas yang

25
di hasilkan oleh lapangan produksi Bunyu di gunakan untuk menghidupkan

Generator listrik tenaga gas alam yang di miliki oleh Perusahaan Listrik

Negara dan juga di gunakan untuk city gas. Fasilitas yang terdapat pada

lapangan produksi Bunyu yaitu:

 3 Gathering Station (GS)

 1 Early Production Facility (EPF)

 2 Stasiun Kompressor Gas (SKG)

 1 Main Gathering Station (MGS)

 1 Terminal Pengapalan

Alur proses produksi pada lapangan bunyu yaitu Pada awalnya

fluida dari sumur – sumur dialirkan ke SP (Stasiun Pengumpul) dan Early

Production Facility melaui flowline menuju header manifold. Kemudian

pada Early Production Facility dilakukan proses pemisahan antara gas dan

liquid melalui separator, lalu liquid yang telah terpisah oleh gas di alirkan ke

Main Gathering Station. Sedangkan gasnya di alirkan ke scrubber untuk

dijadikan gas kering (dry gas). Setelah itu gasnya di alirkan ke Stasiun

Kompressor Gas Nibung yang akan di distribusikan ke PLN Bunyu dan

PLN Tarakan.

Pada Stasiun Pengumpul penyaluran fluida hampir sama dengan

proses di Early Production Facility. Di instalasi Stasiun Pengumpul ini

fluida juga awalnya dipisahkan melalui separator untuk pemisahan gas dan

liquid. Gas yang telah terpisah dialirkan ke scrubber kemudian di alir ke

Stasiun Kompressor Gas Bunyu yang akan di injeksikan ke sumur sebagai

26
sumber tenaga pengangkatan buatan Gas Lift. Liquid yang terpisah dari gas

masuk ke dalam bultank dan ada juga ke tanki test untuk pengujian produksi

sumur. Setelah itu liquid pada instalasi Stasiun Pengumpul di alirkan ke

Main Gathering Station. Pada Main Gathering Station liquid yang telah

dialirkan dari Early Production Facility dan Stasiun Pengumpul masuk ke

tanki 3 untuk pemisahan minyak dan air. Dari tanki 3 minyak yang telah di

pisahkan dialirkan ke tanki 1 dan 2, sedangkan airnya masuk ke tanki 4.

Dari tanki 4 air tersebut dialirkan ke Nut Shell Filter untuk memisahkan air

dengan sisa-sisa minyak yang teremulsi pada air tersebut. Setelah di filter air

di alirkan ke tanki 5 dan di injeksikan kembali ke sumur.

Minyak yang ada pada tanki 1 dan 2 dialirkan ke terminal. Pada

instalasi terminal di lakukan proses pengambilan sample, temperatur,

volume fluida, serta kualitas minyak yang telah dikumpulkan dari Main

Gathering Station. Setelah proses tersebut minyak yang telah diuji

memenuhi standar kemudian di lakukan pengapalan. Untuk lebih jelasnya

bisa melihat flowchart tentang alur produksi di Lapangan Bunyu dan Bunyu

Nibung.

27
Gambar 5.1 Flow Diagram Alur Produksi Lapangan Bunyu
(sumber laporan produksi bulanan lapangan bunyu, April 2016)

5.2 Pengenalan Fasilitas Produksi di Field Bunyu

5.2.1 Early Production Facilities (EPF)

Early Production Facilities (EPF) merupakan tempat menampung


fluida produksi sementara dalam bentuk gross yang kemudian akan
dipisahkan antara liquid dan gas. Perbedaannya adalah Early Production

28
Facilities masih disewa oleh PT Pertamina EP Bunyu Field, sementara
Stasiun Pengumpul 2 dan Stasiun Pengumpul 3 adalah milik PT
PERTAMINA EP Bunyu Field.

Gambar 5.1 Early Production Facility


(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

Dari Early Production Facilities (EPF), fluida gas akan dialirkan


menuju Stasiun Kompresor Gas (SKG) Nibung dan fluida liquid akan
dipompakan menuju Main Gathering Station (MGS).

Gambar 5.2 Flowline


(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

29
5.2.2 SKG (Stasiun Kompresor Gas) Nibung

Stasiun Kompresor Gas (SKG) Nibung merupakan tempat gas


dikompres sehingga tekanan gas akan meningkat fluida gas yang kemudian
dilakukan treatment sehingga gas terbebas dari fluida liquid.
Gas yang telah diproses di Stasiun Kompressor Gas Nibung akan
difungsikan untuk :
1. Injeksi gas lift (Kompresor 4)
2. Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Bunyu dan Tarakan (Kompresor 1
dan 2).
3. Suplai jaringan gas bagi penduduk Pulau Bunyu

Gambar 5.3 Station Kompressor Nibung


(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

5.2.3 Gathering Station (GS)

Stasiun Pengumpul merupakan tempat pengumpulan minyak dan gas

yang diproduksi dari beberapa sumur produksi. Sumur-sumur produksi

dibagi berdasarkan jaraknya untuk mengalirkan fluida ke setiap stasiun

30
pengumpul. Berikut ini merupakan peralatan yang ada di stasiun

pengumpul:

Gambar 5.4 Tanki Tampung Gatherinng Station

(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

1. Manifold
Manifold adalah sekumpulan valve yang dideretkan untuk
mengatur aliran masuk ke header dan separator yang dikehendaki,
dikelompokan menjadi tiga, Low Pressure , Medium Pressure dan
High Pressure, berdasarkan Tekanan Sumur (Pwh).

Gambar 5.5 Manifol


(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

Ada 2 macam manifold:


 Production manifold → group
 Test manifold

31
2. Header
Merupakan pipa berukuran lebih besar dari flowline yang
berfungsi untuk menyatukan fluida produksi dari sumber-sumber
produksi dan mengalirkannya ke fasillitas pemisah.

Gambar 5.6 Header Gathering Station


(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

Gambar 5.7 Header Early Production Facility


(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

Ada dua jenis header yaitu:


1. Header Gabungan, merupakan header yang bertujuan untuk
mengumpulkan minyak langsung menuju tangki gabungan tanpa
melalui test.

32
2. Header Test, merupakan header yang bertujuan untuk
mengumpulkan minyak dari salah satu sumur produksi untuk di test
rate produksinya yang nantinya menuju separator test dan tank test.
3. Separator
Pemisahan gas yang terlarut pada cairan biasanya dilakukan
dengan menggunakan alat yang disebut dengan separator minyak dan
gas, yang mana didefenisikan sebagai tabung bertekanan dan
bertemperatur tertentu yang digunakan untuk memisahkan fluida
produksi ke dalam fasa cairan dan fasa gas.

Gambar 5.8 Separator Horizontal


(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

Fungsi utama separator:


1. Unit pemisahan utama cairan dan gas.
2. Melanjutkan proses dengan memisahkan kemungkinan pelepasan
gas dari cairan.
3. Untuk mengontrol penghentian kemungkinan pelepasan gas dari
cairan.
4. Memberikan waktu yang cukup untuk pemisahan antara minyak
dan air yang ikut terproduksi.
5. Melakukan treatment lainnya jika mungkin.

33
4. Gas Scrubber
Gas yang sudah dipisahkan dari liquidnya di separator,
kemudian kembali difilter di gas scrubber. Gas scrubber digunakan
untuk meyakinkan bahwa gas tidak mengandung material atau liquid
yang dapat merusak peralatan, sehingga scrubber harus dipasang untuk
melindungi peralatan seperti kompresor degrydator, sweetener,
matering, dan regulator.

Gambar 5.9 Gas Scrubber


(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

Kegunaan dari scrubber adalah membersihkan gas yang akan


digunakan untuk:
 Bahan bakar heater, boiler, pompa, generator dan mesin-mesin
dengan bahan bakar gas.
 Power Plant untuk menghasilkan listrik
Gas scrubber ini juga terdiri dari tipe vertikal, sama seperti
halnya pada separator. Gas yang sudah direfilter di gas scrubber,
kemudian disalurkan Gas Kompressor untuk menghasilkan gas yang
bertekanan tinggi sehingga dapat di salurkan sesuai kebutuhan, baik
sebagai gas injeksi pada gas lift maupun sebagai pembangkit listrik.

34
5. Tanki Tampung
Tanki tampung merupakan tanki penampungan sementara
minyak dari sumur produksi yang kemudian akan dikirim ke Main
Gathering Station.

Gambar 5.10 Tanki Tampung Gathering Station


(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

a. Tanki Test, merupakan tanki untuk menampung minyak dari sumur


produksi yang di test rate produksinya.

Gambar 5.12 Tanki Test Gathering Station


(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

35
Gambar 5.13 Tanki Test Early Production Facility
(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

6. Bak Oil Catcher (BOC)


Bak Oil Catcher merupakan tempat penampungan minyak yang
tercecer, misalnya saja minyak yang tercecer dari pompa.

Gambar 5.14 Oil Cather Gathering Station


( sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

7. Pompa
Pompa merupakan alat untuk metransfer minyak dari stasiun
pengumpul menuju Main Gathering Station.

36
Gambar 5.15 Pompa Transfer
(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

5.2.4 Main Gathering Station (MGS)

Setelah minyak dari sumur dialirkan ke stasiun pengumpul dan


dilakukan pengukuran antara gross dan net oil maka minyak akan dialirkan
ke Pusat Pengumpul Produksi, kemudian liquid tersebut terlebih dahulu
masuk kedalam tangki FWKO (Free Water Knock Out), pada tanki Free
Water Knock Out akan dilakukan pemisahan antara minyak dan air. Pada
tanki Free Water Knock Out proses yang dilakukan sangat sederhana
dimana pemisahan dilakukan berdasarkan massa jenis fluida, minyak yang
berada diatas air akan dialirkan ke tanki tampung melalui sebuah pipa yang
berada pada posisi/ketinggian tertentu dan air akan mengalir kedalam tangki
air melalui pipa yang berada di dasar tanki, setelah itu air formasi ini akan
dialirkan ke nut shell filter lalu kemudian ke tanki clean water yang
kemudian di injeksikan ke sumur injeksi dengan menggunakan pompa
injeksi. Berikut ini merupakan asset yang terdapat di Main Gathering
Station :

37
Gambar 5.16 Main Gathering Station
(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

1. Chemical Pump
Merupakan pompa chemical yang menginjeksikan demulsifier untuk
memisahkan minyak dari kandungan air (sludge).

Gambar 5.17 Chemical pump


(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

2. Tanki Free Water Knock Out


Tanki Free Water Knock Out berguna untuk memisahkan kandungan
minyak dari air dengan penambahan demulsifier atau dibantu dengan
pemanasan dan metode Settling dengan prinsip perbedaan densitas dan
pengendapan secara gravitasi dimana perbedaan densitas dari minyak dan
air akan membuat air mengendap dan keluar dari minyak. Dalam tangki

38
penampungan, cairan disteam dengan suhu 55-65 0C dan tekanan 0,5 Ksc,
steam yang digunakan dihasilkan dari boiller hingga mencapai standar
kandungan Base Sediment and Water kurang dari 0,5 % dimana prinsip
dasar bahwa titik didih minyak lebih rendah dari pada titik didih air
sehingga pada saat suhu tanki naik diatas titik didih minyak, maka minyak
dan air akan terpisahkan.

Gambar 5.18 Tangki Free Water Knock Out


(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

3. Tanki Tampung
Merupakan tanki penampungan yang digunakan untuk menampung
minyak yang telah siap dikirim ke Loading Terminal untuk dikapalkan.

Gambar 5.19 Tangki Tampung Main Gathering Station


(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

39
4. Oil Catcher
Merupakan wadah atau tempat yang berfungsi
menangkap/mengumpulkan fluida atau minyak yang terikut dengan air pada
saat proses drain air dari tangki penampung produksi. Tempat ini juga
sebagai penampung fluida yang diproduksi dari tiap – tiap sumur yang
dialirkan ke tanki setempat, sehingga pengambilannya dilakukan dengan
Road Tanker.

Gambar 5.20 Oil Catcher Main Gathering Station


(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

5. Water Injection Pond


Merupakan tempat penampungan air dari pemisahan minyak, yang
nantinya akan diinjeksikan melalui sumur injeksi.

40
Gambar 5.21 Water Injection Pond
(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

6. Water Pond
Merupakan tempat penampungan air yang digunakan untuk
menyuplai hot tank dan untuk kebutuhan sehari-hari.
7. Nut Shell Filter
Nut shell filter merupakan tangki yang berfungsi sebagai unit untuk
memisahkan atau membersihkan kandungan minyak yang masih terkandung
didalam air. Proses pemisahan pada Nut Shell Filter menggunakan “pikan”
sebagai media untuk memfilter kandungan minyak yang masih terkandung
didalam air setelah melalui tangki Free Water Knock Out. Terdapat 3 unit
tangki Nut Shell Filter pada Main Gathering Station dengan kapasitas
sebesar 7000 bbl/day setiap tangki.

41
Gambar 5.22 Nut Shell Filter Main Gathering Station
(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

8. Pompa Injeksi
Pada Main Gathering Station terdapat 5 pompa injeksi yaitu 5 unit
pompa sentrifugal untuk memompakan air dari tanki air bersih menuju
Gathering Station 1, Gathering Station 2, Gathering Station 3 menuju
sumur sumur pressure maintenance yang berada disekitar Main Gathering
Station Pompa sentrifugal yang digunakan untuk memompakan air ke sumur
sumur pressure maintenance memiliki kapasitas pompa sebesar 15000
bbl/day per-pompa.

Gambar 5.23 Pompa Injeksi Main Gathering Station


(sumber dokumentasi pribadi, April 2016)

42
5.2.5 Loading Terminal

Dari salah satu tugas dan tanggung jawab Loading Terminal adalah

mendistribusikan minyak mentah, yang dimaksud dengan mendistribusikan

minyak mentah adalah kegiatan operasi yang berkaitan dengan

pendistribusian minyak mentah dari suatu fasilitas penampung (Loading

Terminal) sampai ke kapal tanker.

Minyak yang ada selalu di periksa dan diukur BS&W (Base

sediment and Water), Density, dan temperature yang akan digunakan untuk

mengetahui / menghitung jumlah minyak dalam keadan standar 15º C dan

volume faktor koreksinya. Minyak yang masuk ke Loading terminal terlebih

dahulu diproses untuk mengurangi kadar air di boiler. Liquid yang ada

dialirkan ke tanki Free Water Knock Out yang berguna untuk memisahkan

kandungan minyak dari air dengan penambahan demulsifier atau dibantu

dengan pemanasan dan metode Settling dengan prinsip perbedaan densitas

dan pengendapan secara gravitasi dimana perbedaan densitas dari minyak

dan air akan membuat air mengendap dan keluar dari minyak. Dalam tanki

penampungan, cairan di steam dengan suhu 55-65 0C dan tekanan 0,5 Ksc,

steam yang digunakan dihasilkan dari boiler hingga mencapai standar

kandungan Base Sediment and Water kurang dari 0,5 % dimana prinsip

dasar bahwa titik didih minyak lebih rendah dari pada titik didih air

sehingga pada saat suhu tangki naik di atas titik didih minyak, maka minyak

dan air akan terpisahkan. Setelah Minyak mentah terpisah dari kandungan

air dan sedimen, maka minyak disimpan dalam tanki pengumpul dan siap

43
dikapalkan.Volume dalam tanki pengumpul dapat dihitung dari tinggi cairan

pada tanki pengumpul.

Tinggi level air dapat diketahui dengan Water Finding Paste, yang

dioleskan ke meteran pengukur yang dimasukkan ke dalam tanki, pasta

yang melekat pada meteran akan berubah warna menjadi merah apabila

terjadi kontak dengan air.Peralatan di loading terminal tidak jauh berbeda

dengan peralatan di Main Gathering Station, berikut merupakan peralatan

yang terdapat di loading terminal :

1. Chemical Pump

Merupakan pompa chemical yang menginjeksikan demulsifier

untuk memisahkan minyak dari kandungan air.

2. Tangki Tampung

Merupakan tanki penampungan yang digunakan untuk menampung

minyak yang telah siap dikirim ke Tanker.

3. Oil Catcher

Merupakan wadah atau tempat yang berfungsi

menangkap/mengumpulkan fluida atau minyak yang terikut dengan air

pada saat proses drain air dari tanki tampung. Tempat ini juga sebagai

penampung fluida yang diproduksi dari tiap – tiap sumur yang dialirkan ke

tanki setempat, sehingga pengambilannya dilakukan dengan Road Tanker.

4. Sludge Pond

Merupakan salah satu fasilitas pengolahan limbah sehingga tidak

merusak lingkungan sekitar. Air dan lumpur yang ikut terproduksikan

44
dengan minyak dialirkan melalui saluran air ke dalam sludgepond ini

untuk di lakukan pemisahan antara air, minyak dan dan lumpur. Setelah

dari fasilitas ini air lalu diinjeksikan ke dalam sumur kembali.

5. Bioremediasi

Merupakan lahan yang digunakan untuk mengolah lumpur/sludge

yang tercampur dengan minyak untuk bisa ditanami lagi.

6. Pompa Transfer

Merupakan pompa yang digunakan untuk mentransfer minyak dari

tangkitampung (loading terminal) ke tanker.

7. Water Disposal

Merupakan tempat penampungan air dari pemisahan minyak, yang

nantinya akan ditransfer ke MGS untuk selanjutnya diinjeksikan melalui

sumur injeksi.

5.2.5 Pengapalan

Pengapalan dapat dilakukan apabila kandungan pada minyak bumi

seperti Densitas, Temperatur, Cerat air atau Endapan air pada Oil Storage

dan tinggi cairan telah memenuhi standar dan telah diperiksa oleh SKK

MIGAS. Pengapalan merupakan kegiatan akhir dari Operasi Produksi

minyak, setelah pengapalan minyak dikirim ke tempat pengolahan yang

dalam hal ini Bunyu Field akan mengirim ke PERTAMINA UP V

Balikpapan untuk kemudian diolah menjadi Bensin, minyak tanah, solar dan

lain-lain. Pada saat pengiriman minyak ke tanker melalui Trunk Line

45
dilaksanakan menggunakan 4 pompa transfer, maka tekanan up stream harus

sama dengan tekanan down stream untuk memastikan tidak ada masalah

pada trunk line. Pengapalan ke UP V Balikpapan, dilakukan minimal

sebulan sekali.

Langkah-Langkah Sebelum Pengapalan Crude Oil

a) sebelum menerima crude oil di loading terminal, tentukan tangki yang

akan digunakan untuk menimbun crude oil tersebut

b) ukur stok awal, temperature, dan BS&W

c) crude oil yang akan dikirim keloading terminal harus dilengkapi data jam

pengiriman, volume, dan BS&W

d) BS&W crude oil yang akan dikirim tidak boleh melebihi dari 0.5%

karena tanki loading terminal merupakan tanki timbun yang siap

dikapalkan, bukan tanki yang harus dilakukan cerat dan sebagainya.

e) Semua pergerakan crude oil diloading terminal harus didukung dengan

tank tiket yang memuat data: lapangan/lokasi , nomor urut, tanggal,

waktu ukur, nomor tanki, asal/tujuan, jenis minyak, tinggi lubang ukur,

minyak+air, air bebas, tebal minyak, suhu, densitas/API/SG pengukuran,

API @ 150c dan BS&W

f) Tank diberi nomor yang berbeda dengan tujuan:

1. Memberikan identifikasi dari setiap pergerakan minyak dan

persediaan minyak

2. Memudahkan dalam pengelompokan data pergerakan / persediaan

minyak.

46
3. Memudahkan dalam penyimpanan (arsip)

4. Memudahkan dalam pemeriksaan (audit)

5. Sumber mengenai tangki yang bersangkutan.

g) Jika pengiriman crude oil telah selesai, petugas dibagian pengiriman

memberikan informasi kepada petugas loading terminal.

h) Setelah kondisi dalam tanki timbun diperkirakan sudah diam tenang,

dilakukan pengukuran tinggi cairan (stok akhir) sehingga didapat jumlah

crude oil yang diterima yaitu stoc akhir dikurang stok awal.

i) Dilakukan pengambilan sampel untuk pengukuran BS&W, density, dan

temperature yang akan digunakan untuk menghitung / mengetahui

jumlah minyak dalam keadaan standar 150c dan volume factor koresi.

47
BAB VI
KESIMPULAN

Dari hasil kerja praktek yang telah dilakukan di PT. Pertamina EP


BUNYU FIELD didapatkanlah beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut:

1. Sumur yang telah dibor di Area Operasi Bunyu saat ini berjumlah 251 sumur,
antara lain terdiri dari:
 43 sumur produksi minyak
 6 sumur produksi gas
 20 sumur injeksi
 17 sumur kendala mekanis
 125 sumur suspended
 40 sumur abandoned atau ditutup.
2. Fasilitas produksi yang di miliki oleh PT Pertamina EP Asset 5 Bunyu untuk
menunjang kegiatan produksinya yaitu terdapat:
 3 Gathering Station (stasiun Pengumpul)
 1 Early Production Facility
 1 Main Gathering Stasiun ( Stasiun Pengumpul Utama)
 1 Terminal Loading.
3. Alur produksi pada lapangan bunyu adalah produksi dari sumur Bunyu di
alirkan dan di tampung sementara di Gathering station sedangkan sumur
Bunyu Nibung di alirakan dan di tampung sementara di early production
facilities, lalu gross ( minyak dan air ) yang terdapat pada Gathering Station
dan Early Production Facility akan di alirkan menuju Main Gathtering
Station sedangkan gas dari Early Production Facility akan di alirkan menuju
Stasiun Kompresor Gas Nibung dan Gas dari Gathering Station 1,2 dan 3 di
alirkan ke Stasiun Kompresor Gas Bunyu. Lalu air dan minyak yang ada di

46
Main Gathering Station akan di pisahkan, dimana minyak akan di alirkan
menuju ke Terminal untuk selanjutnya proses pengapalan menuju Refinery
Unit 5 sedangkan air yang telah terpisah dengan minyak di Main Gathering
Station akan di injeksi kembali ke sumur-sumur injeksi air.
4. Manifold adalah sekumpulan valve yang dideretkan untuk mengatur aliran
masuk ke header dan separator yang dikehendaki, dikelompokan menjadi tiga,
Low Pressure, Medium Pressure dan High Pressure berdasarkan Tekanan
Sumur (Pwh).
5. Header merupakan pipa berukuran lebih besar dari flowline yang berfungsi
untuk menyatukan fluida produksi dari sumber-sumber produksi dan
mengalirkannya ke fasilitas pemisah.
6. Separator didefenisikan sebagai tabung bertekanan dan bertemperatur tertentu
yang digunakan untuk memisahkan fluida produksi ke dalam fasa cairan dan
fasa gas.
7. Gas Scrubber digunakan untuk meyakinkan bahwa gas tidak mengandung
material atau liquid yang dapat merusak peralatan.
8. Tanki tampung merupakan tanki penampungan sementara minyak dari sumur
produksi yang kemudian akan dikirim ke Main Gathering Station.
9. Bak Oil Catcher merupakan tempat penampungan minyak yang tercecer,
misalnya saja minyak yang tercecer dari pompa.
10. Pompa merupakan alat untuk metransfer minyak dari stasiun pengumpul
menuju Main Gathering Station.
11. Chemical pump merupakan pompa chemical yang menginjeksikan demulsifier
untuk memisahkan minyak dari kandungan air (sludge).
12. Tanki Free Water Knock Out berguna untuk memisahkan kandungan minyak
dari air dengan penambahan demulsifier atau dibantu dengan pemanasan dan
metode Gravity Settling dengan prinsip perbedaan densitas dan pengendapan
secara gravitasi dimana perbedaan densitas dari minyak dan air akan membuat
air mengendap dan keluar dari minyak.

47
13. Bak oil catcher merupakan wadah atau tempat yang berfungsi
menangkap/mengumpulkan fluida atau minyak yang terikut dengan air pada
saat proses drain air dari tangki penampung produksi.
14. Water injection pond merupakan tempat penampungan air dari pemisahan
minyak, yang nantinya akan diinjeksikan melalui sumur injeksi.
15. Water pond merupakan tempat penampungan air yang digunakan untuk
menyuplai hot tank dan untuk kebutuhan sehari-hari.
16. Nut shell filter merupakan tangki yang berfungsi sebagai unit untuk
memisahkan atau membersihkan kandungan minyak yang masih terkandung
didalam air.
17. Sludge Pond merupakan salah satu fasilitas pengolahan limbah sehingga tidak
merusak lingkungan sekitar.
18. Usaha yang dilakukan PT PERTAMINA EP ASSET 5 Bunyu Field untuk
meningkatkan produksi adalah Reaktivasi sumur sumur lama adalah
maintenance sumur dan sembur buatan.
19. Metode pengangkatan buatan yang digunakan di PERTAMINA EP ASSET 5
Bunyu Field adalah Gas Lift dan Electric Submersible Pump ( ESP ). Kedua
metode ini di pilih berdasarkan ketersedian produksi gas yang mencukupi dan
adanya masalah kepasiran.
20. Hasil produksi minyak dari lapangan bunyu adalah berkisaran 4700 bbl/d.
21. Hasil produksi gas dari lapangan bunyu adalah berkisar 8059 Mscf.
22. Jumlah minyak yang bisa dikapalkan dari PT.Pertamina EP Asset 5 Bunyu
Field ke RU V Balikpapan rata-rata sebesar 110.000 hingga 200.000 barrel
per sekali pengapalan.

48
DAFTAR PUSTAKA

Herrawan, Heru, ST. 2005. “Modul Kuliah P4 Artificial Lift”. Akamigas

Balongan : Indramayu.

Jalu, Amrizal. 2013. Laporan Kerja Praktek. Indramayu: Akamigas Balongan

Suyono. 2010. Laporan Kerja Praktek. Indramayu: Akamigas Balongan


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai