Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

PENDAHULUAN
Identitas buku (I)
1. Judul buku : Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
2. Pengarang : Ir. Suryanto Thabrani
3. Penerbit : BINTANG INDONESIA Jakarta
4. Tahun terbit :-
5. Cetakan :-
6. Kota atau lembaga penerbit : Jakarta
7. Tebal buku : 80 halaman
8. Harga buku : Rp. 10.000 di UD. HARAPAN-Gunungsitoli
9. Garis besar isi buku :
Di lengkapi dengan
a. kata baku dan tidak baku
b. konjungsi atau kata penghubung
c. penulisan ejaan yang benar
d. pemakaian tanda baca, Huruf kapital
e. bentuk-bentuk kata
f. peribahasa, pepatah dan perumpamaan

identitas buku yang dibandingkan


1. Judul buku : EYD dan Seputar Kebahasa Indonesian
2. Pengarang : Ernawati Waridah
3. Penerbit : Kawan Pustaka
4. Tahun terbit :-
5. Cetakan :-
6. Kota atau lembaga penerbit : Jakarta
7. Tebal buku : 400 halaman
8. Garis besar isi buku :
a. Pedoman Umum EYD
b. Pedoman Umun pembentukan istilah
c. Pedoman Pembakuan peristilahan perkomputeran dalam bahasa Indonesia

1
BAB II

ISI LAPORAN BACAAN


Buku I

A. Kata baku dan tidak baku


Kata-kata baku adalah kata-kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaan yang
berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu. Kata baku dalam bahasa indonesia
memedomani pedoman umum pembentukan istilah yang telah ditetapkan oleh pusat
pembinaan dan pengembangan bahasa bersamaan ditetapkannya pedoman sistem penulisan
dalam ejaan yang disempurnakan. Kata baku seebnarnya merupakan kata yang digunakan
sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang telah ditentukan. Konteks penggunaannya
adalah dalam kaliamat resmi, baik lisan maupun tertulis dengan pengungkapan gagasan
secara tepat.

Fungsi Bahasa Baku

Secara umu, fungsi bahasa baku adalah sebagai berikut :

1. Pemersatu, pemakaian bahasa baku dapat mempersatukan sekelompok orang


menjadi satu kesatuan masyarakat bahasa
2. Pemberi kekhasan, pemakaian bahasa baku dapat menjadi pembeda dengan
pemakaian bahasa lainnya
3. Pembawa kewibawaan, pemakaian bahasa baku dapat memperlihatkan
kewibawaan pemakainya
4. Kerangka acuan, bahasa baku menjadi tolok ukur bagi benar tidaknya bahasa
seseorang atau sekelompok orang.

Ciri-ciri Bahasa Baku

Bahasa baku memiliki ciri-ciri berikut

1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah


Baku : saya, merasakan, ayah, dimantapkan
Tidak baku : gue, ngrasa, bokap, dimantapin
2. Tidak dipengaruhi bahasa asing
Baku : banyak guru, itu benar, kesempatan lain
Tidak baku : banyak-banyak guru, itu adalah benar, lain kesempatan
3. Bukan merupakan bahasa percakapan
Baku : bagaimana, begitu, tidak, menelpon
Tidak baku : gimana, gitu, nggak, nelpon
4. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat
Baku : sehubungan dengan, terdiri atas/dari, seorang pasien,
Tidak baku : sehubungan, terdiri, seseorang pasien.

2
Suatu kata bisa diklasifikasikan tidak baku bila kata yang digunakan tidak sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. Biasanya hal ini mencul dalam bahasa
percakapan seharu-hari.

Kata Baku dan Tidak Baku

Aktif = aktip musium = museum


Ambulans = ambulan narasumber = nara sumber
Analisa = analisis nasihat = nasehat
Andal = handal november = nopember
Antre = antri objek = obyek
Asas = azas objektif = obyektif
Atlet = atlit paspor = passport
Bus = bis peduli = perduli
Berpikir = berfikir putra = putera
Cabai = cabe profesor = professor
Cenderamata = cinderamata hafal = hapal
Daftar = daptar hakikat = hakekat
Definisi = difinisi hipotesis = hipotesa
Detail = detil impor = import
Disahkan = disyahkan istri = isteri
Ekstrem = ekstrim imbau = himbau
Embus = hembus isap = hisap
Esai = esei jaman = zaman
Formal = formil justru = justeru
Februari = pebruari karier = karir
Foto = photo kaidah = kaedah
Fondasi = pondasi ramadhan = ramadan
Kompleks = komplek risiko = resiko
Koordinasi = koordinir saraf = syaraf
Masalah = masaalah sekadar = sekedar
Merek = merk teknik = tehnik
Meterai = meterei teknologi = tehnologi
Metode = metoda terampil = trampil

3
B. KUNJUNGSI ATAU KATA PENGHUBUNG

Kata penghubung disebut juga konjungsi (kata sambung), adalah kata yang
menghubungkan kata dengan kata dalam sebuah kalimat atau menghubungkan kalimat
dengan kaliamat dalam sebuah paragraf. Sedangkan pengertian yang lain dari konjungsi
adalah kategori yang berfungsi untuk meluasakan satuan yang lain dalam konstruksi
hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi.

1. Koordinatif

Penghubung koordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat


atau lebih yang kedudukannya sederajat atau setara.

Contoh

- Penanda hubungan penambahan misal : dan.


- Penanda hubungan pendampingan misal : serta
- Penanda hubungan pemilihan misal : atau.

2. Subordinatif
Penghubung subordinatif yaitu konjungsi yang menguhungkan dua unsur kaliamat
(klausa) yang kedudukannya tidak sederajat.

Contoh
- Penghubung subordinatif atributif : yang
- Penghubung subordinatif tujuan : agar, supaya, biar
- Penghubung subordinatif syarat : jika, kalau, jikalau, asal (kan), bila, mana
kala.

C. PENULISAN EJAAN YANG BENAR

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa


lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti sansakerta, arab, portugis,
belanda atau inggris.

1. Kaidah ejaan
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu sebagai berikut.

aa (belanda) menjadi a

paal pal

ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e

aerobe aerob

ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e

4
haemoglobin hemoglobin

ai tetap ai

trailer trailer

au tetap au

audiogram audiogram

c dimuka a, u, o, dan konsonan k

calomel kalomel

c dimuka e, i, oe dan y menjadi s

cent sen

D. TANDA BACA DAN HURUF KAPITAL


Penggunaan Tanda Baca Dalam Ejaan Bahasa Indonesia
Berbagai macam tanda baca yang ada dalam bahasa Indonesia.
1. Titik

Titik atau perhentian akhir biasanya dilambangkan dengan (.). Tanda ini lazimnya
dipakai untuk :

1. Menyatakan akhir dari sebuah tutur atau kalimat.


Contoh :
- Hewan kurban itu telah disembelih semua.
Karena kalimat tanya dan kaliamat perintah atau seru mengandung pula
pengertian perhentian akhir, yaitu berakhirnya tutur, maka tanda tanya dan seru
yang digunakan dalam kalimat-kalimat tersebut selalu mengandung sebuah
tanda titik.
Contoh :
- Apa yang hendak kamu cari?
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat dan singkatan kata
atau ungkapan yang sudah lazim. Pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah
terdiri dari tiga huruf atau lebih yang dipakai satu titik.
Contoh :
a.n (atas nama) M.Sc (Master of Science)
Dr. (Dokter) dll. (dan lain-lain)
Ir. (Insinyur) S.H (Sarjana Hukum)
H. (Haji) dst. (dan seterusnya)
u.b (untuk beliau) Drs. (Doktorandus)
Kol. (Kolonel) tsb. (tersebut)
dkk. (dan kawan-kawan)

5
semua singkatan kata yang menggunakan inisial atau akronim tidak menggunakan titik :
DPR, MPR, ABRI, Hankam, Kopkamtib, ampera, Lemhanas, dsb.

3. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang
menunjukan jumlah ; juga dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan titik.
Contoh :
- 10.000
- 125.000
- Pukul 5.45.42 (pukul lima 45 menit 42 detik)
- Pukul 02.00 (pukul 2 tepat).
2. koma

Koma atau perhentian antara yang menunjukan suara menarik ditengah-tengah tutur,
biasanya dilambangkan dengan tanda (,). Disamping untuk menyatakan perhentian antara
(dalam kaliamat), koma juga dipakai untuk beberapa tujuan tertentu.

Dalam hal-hal berikut dapat digunakan tanda koma :

1. Untuk memisahakan bagian-bagian kalimat, antara kaliamat setara yang menyatakan


pertentangan, antara anak kaliamat dan anak kalimat.
Contoh :
- Amir sudah berangkat ke kampus pagi-pagi, tetapi ia masih saja tertinggal
kereta
- Ada bagai macam sayuran dikebun diantaranya sawi, kangkung, bayam,
brokoli

Dari uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa dalam usaha penyempurnaan ejaan
bahasa Indonesia, lebih dahulu harus ditentukan secara deskriptif tata fenom bahasa
Indonesia sebelum pemilihan huruf bagi fenom-fenomnya.

2. Koma digunakan untuk menandai suatu bentuk parentetis (keterangan-keterangan


tambahan yang biasanya ditepatkan juga dalam kurung) dan unsur-unsur yang tak
restriktif :
Contoh :
- Pertama, tulislah nama, NPM dan kelas.
3. Tanda koma digunakan untuk memisahan anak kalimat dari induk kalimat apabila
anak kalimat mendahului induk kalimatnya.
Contoh :
- Bila matahari terik, ibu akan menjemur kerupuk
- Karena senang, ia pergi berkeliling menggunakan sepeda.

4. Tanda koma digunakan untuk menceraikan kata yang disebut berturut-turut


Contoh :
- Pak seno membeli segulung tali, selembar papan triplek dan 1 sak semen

6
5. Tanda koma dipakai di belakang atau ungkapan transisi yang terdapat pada awal
kalimat, misalnya : jadi, oleh karena itu, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi,
disamping itu, dan lain-lain.
Contoh :
- Walaupun sulit, tetap saja apabila belajar akan menjadi mudah di pahami
6. Koma selalu digunakan untuk menghindari salah baca atau keraguan
7. Koma dipakai untuk menandakan seseorang yang diajak bicara
8. Koma dipakai juga untuk memisahakan aposisi dari kata yang diterangan
9. Koma dipakai untuk memisahkan kata-kata efektif seperti o, ya, wah, aduh, kasihan.
10. Tanda koma dipakai untuk memisahkan sebuah ucapan langsung dari bagian kalimat
lainnya.
11. Koma digunakan juga untuk beberapa maksud berikut :
a. Memisahkan nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tinggal
b. Menceraikan bagian nama yang balikkan (untuk referensi, misalnya)
c. Memisahkan nama keluarga dari gelar akademik
d. Untuk menyatakan angka desimal

3. Tanda seru (!)

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercaya, atau rasa emosi yang kuat.

Contoh :

- Jangan ganggu anak itu !


4. Fungsi titik koma (;)

Fungsi dan pemakaian titik koma adalah :

- Memisahkan bagian-bagian kalimat sejenis atau setara


- Memisahakan kalimat yang setara didalam satu kalimat majemuk sebagai kata
penghubung
5. Tanda titik dua (:)

Tanda titik dua digunakan dalam hal-hal berikut

- Pada akhir pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian


- Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
- Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan
- Diantara jilid atau nomor buku/majalah dan halamat, antara bab dan ayat dalam
kitab suci, atau antara judul dan anak judul suatu karangan

6. Tanda hubung (-)

Tanda hubung menyambungkan unsur-unsur kata ulang

7
Contoh : anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan

Tanda hubung menyambung huruf kata yang di eja satu-satu dan bagian-bagian
tanggal

Contoh :

p-e-n-g-u-r-u-s

0815-1429-555

Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian


ungkapan

Bandingkan :

Ber-evolusi dengan be-revolusi

Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing

- Di-chater
- Pen-tackle-an
7. Tanda kurung ( )

Tanda kurung dipakai dengan hal-hal berikut

- Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan


- Mengapit keterangna atau penjelasan yang bukan bagian pokok pembicaraan
- Mengapit angka atau huruf yang merinci satu seri keterangan
Contoh :
- Dapat (bisa)
- Emapt (empat)
8. Tanda kurung siku {...}

Tanda kurung siku digunakan untuk :

- Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada
akhir kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain
- Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung
9. Tanda petik (“...”)

Funsi tanda petik adalah :

- Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan
tertulis lain
- Mengapit judul syair, karangan, bab buku apabila dipakai dalam kalimat
- Mengapit istilah kalimat yang kurang dikenal
Contoh :

8
- Ayah berkata “jangan main jauh-jauh”
- “saya belum saip.” kata mira, “tunggu sebentar”
10. Tanda petik tunggal (‘...’)

Tanda petik tunggal mempunyai fungsi :

- Mengapit petikan yang tersusun didalam petikan lain


- Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing
Contoh
- File tersebut harus di ‘save’ di dalam folder yang baru
11. Tanda garis miring

Fungsi Tanda garis miring yaitu :

- Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat


- Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor
alamat
12. Tanda penyingkat (Apostrof) (‘)

Tanda Apostrof menunjukan penghilangan bagian kata.

Contoh :

- Allen ‘kan kusurati. (‘kan = akan)


- Bulan ‘lah tiba (‘lah = telah)
- 30 Januari ’55 (’55 = 1955)

Pedoman penulisan huruf kapital


a. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat.
Misalnya :
- Ayo, angkat tanganmu tinggi-tinggi!
- Kami menggunakan barang produksi dalam negeri.
- Apa maksudnya?
- Kita harus bekerja keras
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung
Misalnya
- Adik bertanya, “Kapan kita ke Taman Safari?”
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan dan kitab suci, termasuk ganti untuk Tuhan.
Misalnya :
- Allah Yang Maha Kuasa, Islam, Kristen, Alkitab, Quran, Weda, Injil.
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama, gelar, kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya :
- Haji Agus Salim, Imam Syafii, Nabi Ibrahim

9
e. Huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama unsur nama, jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang,
nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
- Presiden Yudhoyono, menteri Pertanian, gubernur Bali
- Profesor Supomo, Sekretaris Jendral Deplu.

Huruf kapital tidak dipakai sebgai huruf pertama jabatan dan pangkat yang tidak di
ikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.

Misalnya :

- Siapakah gubernur yang baru di lantik itu?


- Kapten amir telah naik pangkat menjadi mayor
- Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya :
- Albar Maulana

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan
sebagai nama jenis atau satuan ukuran.

Misalnya :

- 5 ampere
- 25 volt
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku-suku bangsa dan
bahasa. Posisi tengah kalimat yang dituliskan dengan huruf kapital hanya huruf
pertama nama bangsa, nama suku, dan nama bahasa; Sedangkan huruf pertama
kata bangsa, suku dan bahasa ditulis dengan huruf kecil.
Penulisan yang sakah
- Dalam hal ini Bangsa Indonesia yang.........
- ........tempat bermukim Suku melayu sejak......
- ........memakai Bahasa Spanyol sebagai
Penulisan yang benar :
- Dalam hal ini bangsa Indonesia yang.........
- ........tempat bermukim suku Melayu sejak......
- ........memakai bahasa Spanyol sebagai
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,
dan peristiwa sejarah.
Misalnya :
- Tahun Saka - bulan November - hari Jumat
i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi
Misalnya :

10
Salah Benar
teluk Jakarta Teluk Jakarta
gunung Semeru Gunung Semeru
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, nama
resmi badan/lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen
resmi
k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf kapital setiap unsur bentuk ulang sempurna
yang terdapat pada nama badan/lembaga
l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
kata ulang sempurna) dalam penulisan nama buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan.
m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama penunjuk hubungan kekerabatan
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, paman yang dipakai dalam penyapaan
dan pengacuan.
n. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama, gelar, pangkat,
dan sapaan.
o. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti

E. BENTUK KATA

Pengertian kata
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang di ucapkan atau dituliskan
yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa.

1. Kata dasar
Kata yang merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan.
2. Kata turunan
Perubahan yang disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal (prefiks
atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau akhiran).

Macam-macam imbuhan (afiks)


a. Awalan (prefiks/prefix)
Awalan (prefiks/prefix) adalah imbuhan yang terletak diawal kata. Contoh :
- Awalan me dan pe
- Awalan ber
- Awalan di dan ter
- Awalan se
- Awalan ke-
b. Akhiran (sufiks/sufix)
Akhiran (sufiks/sufix) adalah imbuhan yang terletak di akhir kata. Contoh :
- Akhiran -an

11
- Akhiran -in
- Akhiran -wan
- Akhiran -wati
- Akhiran -wi
- Akhiran -kan
- Akhiran -i
- Akhiran -nya
c. Sisipan atau tengah (infiks/infix)
Sisipan atau tengah (infiks/infix) adalah imbuhan yang terletak didalam kata. Jenis
imbuhan ini tidak produktif, artinya pemakaiananya terbatas hanya pada kata-kata
tertentu. Contoh :
- Sisipan -er. Contoh : -er + gigi = gerigi
- Sisipan -el. Contoh : -el + tunjuk = telunjuk
- Sisipan -em. Contoh : -em + gertak = gemertak
- Sisipan -in. Contoh : -in + kerja = kinerja
- Konfiks terdiri dari :
1. Ber-kan 8. Di-i
2. Ber-an 9. Me-kan
3. Per-kan 10. Me-i
4. Per-an 11. Ter-kan
5. Per-i 12. Ter-i
6. Pe-an 13. Ke-an
7. Di-kan
- Simulfiks terdiri dari :
1. Memper-kan
2. Memper-i
3. Diper-kan
4. Diper-i
3. Kata ulang
Kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulanganbaik seluruh maupun
sebagian. Kata ulang yaitu kata dasar yang diulang. Dalam hal ini yang diulang bukan
melainkan morfem melainkan kata. Kita bisa meliha contoh berikut : sepeda-sepeda,
berasal dari satu kata sepeda.
a. Prinsip pengulangan
- Selalu mempunyai dasar yang diulang
- Proses pengulangan tidak mengubah jenis (kelas) kata
- Bentuk dasarnya adalah kata yang lazim (umum) dipakai dalam tindak
berbahasa

b. Macam-macam kata ulang


- Kata ulang utuh/penuh
- Kata ulang berimbuhan

12
- Kata ulang sebagian/persial berimbuhan
- Kata ulang dwi purwo
- Kata ulang berubah bunyi
c. Fungsi kata ulang
Pada prinsipnya pengulangan tidak mengubah jenis kata. Artinya bila kata
desarnya kata benda akan tetap menjadi kata benda pada kata ulangnya. Demikian
pula untuk jenis kata lainnya. Akan tetapi, ada sebagian pengulangan yang
mengubah jenis kata khususnya yang diubah menjadi kata tugas, seperti kata
bukan-bukan, sama-sama, serta-merta dan sebagainya.
d. Arti kata ulang
- Banyak tak tentu
- Bermacam-macam
- Menyerupai
- Melemahkan
- Menyatakan itensitas
- Menyatakan saling (resiprokal)
- Menyatakan arti seperti pada bentuk dasarnya
- Menyatakan perbuatan yang seenaknya
- Menyatakan arti paling (superlative)
- Menyatakan kumpulan
- Menyatakan walaupun
- Menyatakan selalu
4. Kata majemuk
Ciri-ciri kata majemuk menurut M. Ramlan yaitu :
a. Salah satu atau semua unsurnya berupa pokok kata
b. Unsur-unsurnya tidak mungkin dipisahkan atau tidak mungkin di ubah
strukturnya.
c. Salah satu atau unsurnya berupa morfen unik

Jenis kata majemuk


Ada tiga dasar yang biasanya digunakan untuk menjeniskan kata majemuk yaitu :
- Berdasarkan Hubungan Gramatis Antar unsurnya
- Berdasarkan Hubungan

13
Jenis-jenis kata
1. Kata benda (Nomina)
Kata benda (nomina) adalah kata-kata yang merunjuk pada suatu bentuk benda.
Bentuk benda itu sendiri dapat bersifat abstrak ataupun konkret. Kata benda terdiri
dari 2 jenis yaitu :
a. Kata benda (nomina) dasar
b. Kata benda (nomina) turunan
Kata benda menurut wujudnya, dibagi atas :
- Kata benda konkret
- Kata benda abstrsak
2. Kata kerja (verba)
Kata kerja atau verba adalah jenis kata yang menyatakan suatu perbuatan. Kata
kerja dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Kata kerja transitif
b. Kata kerja intransitif
3. Kata sifat (adjektifa)
Kata sifat ialah kelompok kata yang mampu menjelaskan atau mengubah kata
benda atau kata ganti menjadi lebih spesifik. Ciri-ciri kata sifat yaitu :
a. Bentuk
b. Kelompok kata
c. Transposisi
d. Sub-golongan
4. Kata ganti (pronomina)
Kolompok kata ini dipakai untuk mengganti benda atau sesuatu yang dibedakan.
Kata ganti menurut sifat dan fungsinya dapat dibedakan atas :
a. Kata ganti orang (pronomina personalia)
b. Kata ganti empunya (pronomina possesiva)
c. Kata ganti petunjuk (pronomina demonstrativa)
d. Kata ganti penghubung (pronomina relativa)
e. Kata ganti penanya (pronomina interrogativa)
f. Kata ganti tak tentu (pronomina indeterminative)
5. Kata keterangan (adverbia)
Kata keterangan adalah jenis kata yang memberikan keterangan pada kata kerja,
kata sifat, dan kata bilangan bahkan mampu memberikan keterangan pada seluruh
kalimat. Kata keterangan dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
a. Kata keterangan kualitatiif i. Kata keterangan syarat
b. Kata keterangan waktu j. Kata keterangan perlawanan
c. Kata keterangan tempat k. Kata keterangan sebab
d. Kata keterangan kecaraan l. Kata keterangan akibat
e. Kata keterangan aspek m. Kata keterangan tujuan
f. Kata keterangan derajat n. Kata keterangan perbandingan
g. Kata keterangan alat o. Kata keterangan perwasatan
h. Kata keterangan kesertaan

14
6. Kata bilangan (numeralia)
Kata bilangan ialah jenis kelompok kata yang menyatakan jumlah, kumpulan,
urutan sesuatu yang dibedakan. Kata bilangan juga dibedakan menjadi beberapa
bagian yaitu :
a. Kata bilangan utama (numeralia cardinalia)
b. Kata bilangan singkat (numeralia ordinalia)
c. Kata bilangan tak tentu
d. Kata bilangan kumpulan
7. Preposisi (kata depan)
Kata depan ialah jenis kata yang terdapat didepan nomina (kata benda)
8. Kata tanya
Kata tanya ialah perkataan yang digunakan untuk menanyakan sesuatu. Macam-
macam kata tanya yaitu :
a. Apa
b. Siapa
c. Kapan
d. Berapa
e. Dimana
f. Bagaimana
g. Mengapa
9. Interjeksi (kata seru)
Kata seru ialah kata yang mengungungkapkan perasaan. Oleh semua tata bahasa
tradisional, kata seru di klasifikasikan sebagai suatu jenis kata.
10. Kata sambung
Kata sambung adalah kata yang digunakan untuk menggabungkan kalimat tunggal
dengan kalimat tunggal lainnya. Bagian-bagian kalimat atau menghubungkan
kalimat-kalimat itu dapat berlangsung dengan berbagai cara yaitu :
a. Menyatakan gabungan : dan, lagi pula, serta
b. Menyatakan pertentangan : tetapi, akan tetapi, melainkan
c. Menyatakan waktu : apabila, ketika, bila
d. Menyatakan tujuan : supaya, agar supaya
e. Menyatakan sebab : sebab, karena ,karena itu.
f. Menyatakan akibat : sehingga, sampai

15
F. PERIBAHASA, PEPATAH DAN PERUMPAMAAN
Peribahasa
Peruibahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan suatu maksud,
keadaan seseorang, atau hal yang mengungkapkan kelakuan, perbuatan atau hal
mengenai diri seseorang. Peribahasa merupakan ungkapan yang walupun tidak
langsung namun secara tersirat menyampaikan suatu hal yang dapat dipahami oleh
pendengarnya atau pembacanya karena sama-sama hidup dalam ruang lingkup
budaya yang sama.
Contoh peribahasa
1. Air susu di balas air tuba
Kebaikan di balas dengan kejahatan
2. Air dicincang tiada putus
Dalam sebuah keluarga tidak akan tercerai berai karena hanya perselisihan
saja
3. Bermain air basah, bermain api letup
Mengerjakan sesuatu pekerjaan akan mendapat imbalan sesuai dengan
perbuatannya

Jenis peribahasa :

a. Pepatah
b. Perumpamaan
c. Pemeo
d. Ungkapan

Pepatah
pepatah seakan-akan sama dengan bidalan, tetapi pepatah mempunyai rangkaian
perkataan berkerat-kerat atau berpatah-patah. Kamus besar bahasa Indonesia
menjelaskan :
pe-pa-tah n peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran dari orang tua-tua
(biasanya dipakai atau diucapkan untuk mematahkan lawan bicara), seperti tong
kosong nyaring bunyinya, orang yang tidak berilmu banyak bualnya: -- petitih
berbagai-bagai peribahasa.
Contoh pepatah bahasa Indonesia
1. Ada sama dimakan, tidak sama ditahan
Susah dan senang ditanggung bersama
2. Berani hilang tak hilang, berani mati tak mati
Mengerjakan suatu pekerjaan hendaknya sampai selesai
3. Malu berkayuh, perahu hanyut
Kalau tiada usaha, tidak akan berhasil

16
Perumpamaan
Perumpamaan adalah jenis peribahasa yang berisi perbandingan yang menggunakan
kata seperti, bagai, bak, laksana, dan lainnya.

- Seperti pungguk merindukan bulan. (mengharapkan sesuatu yang tidak


tercapai)
- Laksana burung dalam sangkar. (seseorang yang terikat oleh keadaan)

Contoh perumpamaan/pepatah melayu

1. Air beriak tanda tak dalam


Banyak bercakap tanda tiada ilmu
2. Bagai air mencari jenisnya
Berusaha untuk mencari ilmu dengan tidak berhenti-henti
3. Biar putih tulang jangan putih mata
Lebih baik mati daripada menanggung malu
4. Biar mati anak jangan mati adat
Adat yang tidak boleh dilanggar

17
Buku yang dibandingkan

A. PEMAKAIAN HURUF

Pemakaian huruf membicarakan bagian bagian dasar dari suatu bahasa, yaitu :

Ejaan yang di gunakan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf A-Z, dan di
sertakan cara penulisan huruf besar dan huruf kecil serta cara membacanya. Kita bias
lihat contohnya seperti di bawah ini Y:

Huruf Cara Huruf Cara Huruf Cara

Besar Membacany Besar Membacanya Besar Membacanya


a
Dan kecil Dan kecil (Nama) Dan kecil (Nama)
(Nama)

A a A J j Je S s Es
B b Be K k Ka T t Te
C c Ce L l El H u U
D d De M m Em V v Ve
E e E N n En W w We
F f Ef O o O X x Eks
G g Ge P p Pe Y y Ye
H h Ha Q q Ki Z z Zet
I i I R r Er

1. Pemakaian huruf kapital (huruf besar)


Huruf kapital dipakai pada huruf pertama kata, dipakai sebagai huruf pertama petikan
langsung, sebagai ungkapan yang berhubungan dengan Tuhan, kitab suci, sebagai huruf

18
pertama nama, gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti dengan nama
orang, sebagai huruf
Capital
Misalanya
- Andi Sedang Melakukan Siaran Langsung di taman kota
- Anak - anak bermain di teras ( teras)
a. Huruf miring
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata, untuk menulis kata ilmiah.
Misalnya. Manggis/garcinia mangostana.

b. Singkatan
Singkatan merupakan bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih
bisa pada nama orang, gelar, jabatan, sapaan, pangkat diikuti dengan tanda titik.
Contoh: dll. (dan lain-lain)
Dsb. (dan sebagainya)

c. Akronim
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal yang ditulis dengan
seluruh huruf kapital dan singkatan dengan huruf awalnya yang berupa huruf kapital, ataupun
suatu kata yang disingkat seluruhnya dengan huruf kecil.
Contoh:
ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Akabri Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
pemilu pemilihan umum

d. Penulisan unsur serapan


Bahasa serapan merupakan suatu unsur bahasa yang diserap dari berbagai bahasa lain
ke bahasa indonesia, seperti dari bahasa Arab, Protugis, Inggris dan Belanda. Unsur serapan
Dibagi menjadi 2 golongan penyerapan: pertama, unsur pinjaman sepenuhnya ke dalam
bahasa Indonesia bahkan dengan menyerap keseluruhan penulisannya ke bahasa indonesia,
seperti reshuffle. Dan yang kedua unsur pinjaman yang mengucapkan dan penulisannya di
sesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Misalnya aerodinamics ke bahasa Indonesia
menjadi aerodinamika.

19
B. PEMAKAIAN TANDA BACA
1. Tanda titik (.)
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan, dipakai dibelakang
angka atau huruf jika berada pada deretan terakhir, memisahkan jam, menit, dan detik,
dipakai diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru, dan tempat terbit dengan daftar pusaka.
Misalnya.
-Biarkan mereka duduk disana.
-Pukul 1.35.20 jam (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

2. Tanda Koma (,)


Untuk memisahkan kalimat yang didahului dengan kata tetapi, melainkan, dan
sedangkan. Memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat. Dipakai diantara nama orang
dengan gelar, megapit keteranga tambahan yang sifatnya tidak membatasi, dipakai diantara
nama, alamat, tanggal, nama tempat, negara yang yang ditulis secara berurutan.
Misalnya:
Kuala Lumpur, Malaysia.

3. Tanda Titik koma(;)


Dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat sejenis dan setara, juga
dipakai sebagai pengganti kata penghubung.
Misalnya. Malam makin larut; pekerjaan belum selesai.

4. Tanda Titik dua ( : )


Dipakai pada suatu pernyataaan yang memerlukan penjelasan dan dipakai pada teks
teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan, dan juga dipakai pada
penulisan daftar pusaka.
Misalnya:
Ibu : “bawa koper ini,Mir!”

20
5. Tanda Penghubung (-)
Untuk menghubungkan atau menyambungkan unsur-unsur kata ulang, dipakai untuk
merangkai kata se-, ke- , atau dengan nama jabatan rangkap, serta kata yang dieja satu-satu.
Misalnya. Se-Indonesia
Menteri-sektretaris Negara.
m-a-k-a-n

6. Tanda Pisah (--)


Digunakan untuk mmbatasi kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun
kalimat, diantara dua dua bilangan, tanggal atau tempat dengan arti “sampai ke” atau “sampai
dengan”
Misalnya: Jakarta—Bandung.

7. Tanda Elipsis (…)


Dipakai pada kalimat yang berputus-putus.
Misalnya. Kalau begitu……ya,mari kita bergerak.

8. Tanda Tanya (?)


Dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya. Kapan kita berangkat?

9. Tanda seru (!)


Dipakai sesudah ungkapan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan
kesungguhan ketidakpercayaan, ataupun rasa emosional yang kuat.
Misalnya: merdeka!
10. Tanda kurung ( (…) )
Untuk mengapit keterangan atau penjelasan, untuk merinci satu urutan keterangan.
Misalnya, pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.

21
11. Tanda kurung Siku ([..])
Digunakan untuk mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain, kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Misalnya. Kesamaan kedua proses ini ( perbedaannya [lihat halama 35-38] tidak
dibicarakan) perlu di bentangkan disini.

12. Tanda Petik (“..”)


Tanda petik digunakan untuk mengapit pembicaraan, judul, syair, karangan, atau bab,
istilah ilmiah, tanda baca kalimat atau bagian kaliamt ditempatkan dibelakang tanda petik
yang mengapit kata atau ungkapan dengan arti khusus ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya:
Karena warna kulitnya Budi dapat julukan “si hitam”

13. Tanda petik Tunggal (‘..’)


Digunakan untuk pengapit petikan yang tersusun dalam petikan lain dan menjelaskan
makna kata lain.
Misalnya:
Tanya Basri, “kau dengar ‘kring-kring’tadi?”

14. Tanda Garis Miring (/)


Digunakan untuk menganti kata atau, dan, tiap. Dipakai dalam nomor surat, alamat
dan tahun.
Misalnya:
Mahasiswa/mahasiswi.

15. Tanda Apostrof (‘)


Digunakan untuk mengingkat suatu kata, angka atau menunjukkan penghilangan
suatu kata.
Misalnya:
1 Januari ’88 (’88 = 1988)

22
16. Angka dan lambang bilangan
Penulisan lambang bilangan dapat dilakukan dengan huruf romawi seperti X
(sepuluh)
Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas dan isi, bilangan
pecahan.
Misalnya: 50 dolar Amerika.
½ satu perdua
12 dua belas.
Penulisan angka dan lambang bilangan harus ditulis dengan tepat.
Misalnya:
Saya melampirkan uang sebesar Rp. 999,75 ( sembilan ratus sembilan puluh
sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah)

C. PEDOMAN UMUM PEMBENTUKAN ISTILAH


Istilah merupakan gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan, atau sifat khas dalam bidang tertentu.Istilah memiliki kata dasar, imbuhan,
kata ulang, gabungan dan perangkat kata peristilahan.Istilah ada 2 yaitu istilah khusus dan
istilah umum, dimana istilah khusus memiliki makna terbatas, sedangkan istilah umum
memiliki makna umum.
Misalnya:
Istilah Khusus istilah umum
Diagnosis daya

Sumber istilah berasal dari kosakata bahasa Indonesia, kosakata bahasa serumpun,
kosakata bahasa asing yang merupakan hasil serapan dari berbagai bahasa yang di
terjemahkan kedalam bahasa Indonesia.
Istilah singkatan merupakan tulisan yang dipendekkan menurut bentuk tulisan, dengan
memanggal sebagian unsur. Misalnya. Harian (berasal dari surat kabar harian)
Istilah memiliki akronim yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata,
memiliki huruf lambang yang lebih melambangkan kuantitas, satuan, dan unsur. Misalnya F

23
(gaya). Dan gambar lambang yang menggambarkan konsep ilmiah. Misalnya: & dan
(dagang).
Istilah dapat juga digunakan dalam satuan Internasional (misalnya satuan turunan),
kelipatan dan fraksi satuan dasar yang digunakan dengan nama atau lambang bentuk terikat (
misalnya 106 M mega megaton), pada sistim bilangan besar (misalnya 10 9 biliun artinya
jumlah nolnya 9).
Dalam istilah terdapat ejaan fonemik, etimologi, transliterasi, ejaan nama diri,
penyesuaian ejaan, dan penyesuaian hruf gugus konsonan asing.

D. PEDOMAN PEMBAKUAN PERISTILAHAN PERKOMPUTERAN DALAM


BAHASA INDONESIA

Pembentukkan istilah komputer adalah bahasa inggris yang dipakai sebagai bahasa
dasar komputer dan karena pentingnya komunikasi dengan teknologi komputer maka bahasa
komputer dikembangkan menjadi berbagai bahasa di dunia termasuk bahasa indonesia dan
penyerapan makna suatu kata seperti acces-akses.
Bangsa Indonesia pada dasarnya dapat menggunakan/mengerti berbagai bahasa,
sehingga penggunaan bahasa asing tampak bukan suatu masalah.

E. KATA BAKU DAN TIDAK BAKU


Penggunaan ragam bahasa baku dan tidak baku berkaitan dengan situasi dan kondisi
pemakainnya. Ragam bahasa baku biasanya digunakan dalam situasi resmi, seperti acara
seminar, pidato, karya ilmiah dan lain-lain. Dan ragam bahasa tidak baku hanya digunakan
dalam komunikasi sehari-hari.

F. FUNGSI BAHASA BAKU


- Pemersatu, dapat mempersatukan sekelompok orang dari berbagai suku di
Indonesia.
- Pemberi kekhasan, dapat menjadi pembeda dengan masyarakat pemakai bahasa
lain (bahasa asing).
- Pembawa kewibawaan, pemakai bahasa baku dapat memperlihatkan
kewibawaan pemakai.
- Kerangka acuan, menjadi tolok ukur baik benarnya bahasa seseorang.

24
Ciri-ciri bahasa baku yaitu:
 Tidak dipengaruhi bahasa daerah ( saya menjadi gue).
 Tidak dipengaruhi bahasa asing (itu benar bukan itu adalah benar).
 Bukan merupakan bahasa percakapan( bagaimana, gimana)
 Pemakaian imbuhan secara eksplisit ( anak itu menangis bukan anak itu nangis)
 Pemakaian sesuai dengan konteks kalimat.
 Tidak mengandung makna ganda.
 Tidak mengandung makna pleonasme (mundur, bukan mundur ke belakang).
 Tidak mengandung hiperkorek (misalnya, khusus menjadi husus).

G. MAKNA KATA
1 Makna leksikal,Makna yang belum mengalami proses perubahan bentuk. Misalnya.
Rumah = bangunan tempat tinggal.
2 Makna gramatikal, merupakan makna yang mengalami proses pengimbuhan,
pengulangan, atau pemajemukkan. Misalnya merumahkan = menjadikan sesuatu
sebagai rumah.
3 Makna denotasi, adalah makna yang sesuai dengan konsep asalnya, tanpa mengalami
perubahan makna. Misalnya:
Tangan kanan Mira terkiri saat bermain bulutangkis
Tangan kanan= tangan sebelah kanan.
4 Makna konotasi, merupakan pengiasan atau perbandingan dengan benda atau hal-hal
lain yang mengalami perluasan makna.
Misalnya: Doni adalah tangan kanannya Bu Guru.
Tangan kanan artinya kepercayaan.

25
KOMENTAR PENULIS
A. Tanggapan buku I
Dalam Buku EYD ke-I tersebut, memiliki beberapa cara-cara penggunaan kata baku
dan tidak baku serta cara mengunakan tanda baca dan huruf kapital, kata konjungsi atau kata
penghubung, penulisan ejaan yang benar,dan jenis-jenis kata. Bagian-bagian itu sangatlah
bermanfaat bagi setiap individu-individu, untuk penggunaan kata-kata dalam berbahasa yang
baik serta pengunaan kalimat-kalimat yang dicantumkan dapat dimengerti oleh individu-
individu yang lain disekitarnya. Ketika individu tidak mampu menggunakan bagian-bagian
tersebut, maka apa yang dicantumkannya dalam sebuah bacaan tersebut kurang dipahami dan
dimengerti oleh individu-individu yang lain. Untuk itu, sebagai tanggapannya yaitu setiap
penggunaan kata atau kalimat sesuai dengan aturan-aturan pengunaannya yang dicantumkan
dalam buku Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Gunakanlah aturan-aturan EYD dalam
membuat sebuah bacaan atau buku, agar pembaca tahu arti dari kata ataupun kalimat yang
kita cantumkan. Marilah melengkapi kekurangan kita dalam pemahaman penggunaan bahasa
atau kata dan kalimat, sebab setiap yang kita cantumkan dalam sebuah buku di simak oleh
pembaca agar dapat dipahaminya.

B. Tanggapan buku yang dibandingkan


Dalam buku yang dibandingkan tersebut, mempunyai beberapa bagian-bagian yang
tercantumkan didalamnya yaitu pemakaian huruf, penggunaan huruf kapital, penggunaan
akronim (singkatan), penggunaan tanda baca, pembentukan istilah, kata baku dan tidak baku.
Ada perbedaan buku yang dibandingkan dengan buku I adalah
- Penggunaan kata penghubung atau konjugasi tidak tercantumkan dalam buku
yang dibandingkan
- Penulisan Ejaan yang benar juga belum tercantumkan di buku yang
dibandingkan
- Dalam buku I tercantum bagian bentuk kata serta jenis-jenis kata, sedangkan
buku yang dibandingkan belum dicantumkan

Maka dengan hal itu biarpun ada perbedaannya tetapi isi dari bagian-bagiannya
memiliki sedikit pemahaman atau penjelasan yang sama beserta dengan contoh-contoh
penggunaannya. Setiap yang tercantumkan didalamnya disimaklah, pahamilah, mengertilah
penjelasan yang dicantumkan dalam buku tersebut, agar tidak ada kesalahan dalam
mengunakannya dalam membuat sebuah bacaan.

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ejaan Bahasa Yang Disempurnakan adalah ejaan yang memiliki aturan-aturan
baik dalam mengenal kata baku dan tidak baku, penulisan ejaan yang benar, pemakaian tanda
baca serta huruf kapital, bentuk-bentuk kata, konjungsi atau kata penghubung, sinonim dan
antonim, agar individu-individu dapat menggunakan kata-kata dalam menulis atau mengarang
dan berbahasa yang baik dan benar.

B. Manfaat
Dalam laporan bacaan ini mempunyai beberapa manfaat yang di tulis sebagai
berikut :
1. Memahami fungsi kata baku dan tidak baku serta ciri-cirinya
2. Mengetahui cara penulisan ejaan yang benar
3. Mengetahui penggunaan tanda baca dan huruf kapital
4. Menambah wawasan penulis mengenai cara menggunakan EYD
5. Memberi penambahan pengetahuan tentang EYD

C. Kritik dan Saran


Dalam menyusun laporan bacaan ini, mungkin banyak kesalahan kekurangan
dalam menggunakan kata dan menyusun kalimat, baik dalam peletakkan tanda baca,
menggunakan kata penghubung, penggunaan huruf kapital dan bannyak lagi kesalahan-
kesalahan penulis dalam membuat laporan bacaan ini. Maka dengan hal itu, saya sangat
mengharapkan kritik dari saudara/i tentang penyusunan laporan bacaan ini, terlebih-lebih
bapak dosen pengampu mata kuliah agar memberikan kritikan.
Sebagai saran penulis, marilah kita mengunakan bahasa dan kata-kata sesuai
dengan aturan-aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Agar setiap bahasa atau kata yang
kita gunakan dapat dimengerti oleh individu-idividu yang lain.

27
DAFTAR PUSTAKA

Ir. Suryanto Thabrani, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), “BINTANG INDONESIA”,


Jakarta
Ernawati Waridah, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan seputar bahasa Indonesia,
“ KAWAN PUSTAKA”, Jakarta

28

Anda mungkin juga menyukai