Anda di halaman 1dari 37

PROYEK DESAIN TEAM I

CONVEYOR TRASH CRUSHER


SEMESTER GENAP 2020/2021

Team : A.M.A.C.A
3/29/2021
Achmad Ahdim Darojatun,201810120311066, 6B/No Presensi
Azka Rifdah Marwa Kusuma,201810120311072, 6B/No Presensi
Cecario Metro Only,201810120311078, 6B/No Presensi
Michael Elvira Da Fitra,201810120311084,6B/
Ardian Eko Dwi Ariadi,201810120311086,6B/

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


FAKULTAS TEKNIK – JURUSAN TEKNIK MESIN
2021
PENGESAHAN

Nama TIM : A.M.A.C.A

PERANCANGAN : Conveyor Crusher

JUDUL DISAIN : Conveyor Trash Crusher

No Nama NIM Kelas/No Presensi


1 Achmad Ahdim Darojatun 201810120311066 6B
2 Azka Rifdah Marwa Kusuma 201810120311072 6B
3 Cecario Metro Only 201810120311078 6B
4 Mechael Elvira Da Fitra 201810120311084 6B
5 Ardian Eko Dwi Ariadi 201810120311086 6B
RINGKASAN SPESIFIKASI DISAIN

<ringkasan spesifikasi disain>

Telah diperiksa dan disyahkan pada tanggal, 1 Juni 2021

Koordinator matakuliah Pembimbing

Ir. Sudarman.,MT
NIDN: NIDN: 07115106001

PROYEK DESAIN TEAM I | PENGESAHAN i


LEMBAR ASISTENSI

Nama TIM : A.M.A.CA

PERANCANGAN : Conveyor Crusher

JUDUL DISAIN : Conveyor Trash Crushers

No Nama NIM Kelas


1 Achmad Ahdim Darojatun 201810120311066 6B
2 Azka Rifdah Marwa Kusuma 201810120311072 6B
3 Cecario Metro Only 201810120311078 6B
4 Mechael Elvira Da Fitra 201810120311084 6B
5 Ardian Eko Dwi Ariadi 201810120311086 6B

KEGIATAN ASISTENSI

No Bagian Catatan Paraf & tgl


1

PROYEK DESAIN TEAM I | LEMBAR ASISTENSI ii


No Bagian Catatan Paraf & tgl

10

11

12

PROYEK DESAIN TEAM I | LEMBAR ASISTENSI iii


RINGKASAN

ringkasan ditulis dengan ukuran huruf TNR 10 spasi tunggal. Jumlah kata tidak boleh lebih dari 200 kata atau
setengah halaman terdiri atas 3 paragraf yang berisi latara belakang, metode, dan hasil.

PROYEK DESAIN TEAM I | RINGKASAN iv


Daftar isi
PENGESAHAN .......................................................................................................................... i
LEMBAR ASISTENSI .............................................................................................................. ii
RINGKASAN............................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2. Tujuan .............................................................................................................................. 1
1.3. Batasan Desain ................................................................................................................ 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 3
BAB III KONSEP DESAIN ..................................................................................................... 20
BAB IV PERANCANGAN...................................................................................................... 22
BAB V SPESIFIKASI, GAMBAR, DAN POSTER ................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 27
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................................................... 28

PROYEK DESAIN TEAM I | RINGKASAN v


DAFTAR TABEL

PROYEK DESAIN TEAM I | RINGKASAN vi


DAFTAR NOTASI

PROYEK DESAIN TEAM I | RINGKASAN vii


DAFTAR GAMBAR

PROYEK DESAIN TEAM I | RINGKASAN viii


BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai tujuannya conveyor penghancur dibuat agar mempermudah untuk seorang


pekerja pegangkut sampah agar tidak cidera ketika mengangkat beban terlalu berat.
Maka dari itu sampah yang berada di tempat pembuangan diangkat mengguanakan
bantuan mesin lalu dihancurkan agar tidak menguras tempat terlalu banyak.
Memperkecil sampah bertujuan agar sampah lebih mudah di daur ulang dan bak
truknya lebih efisien lagi ketika mengangkatnya karena tidak terlalu banyak tempat
yang terbuang.
Hal tersebut ditujukan sebagai perhatian kita kepada seorang jasa pekrja sampah agar
lebih mudah melakukan pekerjaannya dan mengurangi cidera saat bekerja. Sebagaian
besar masyarakat indonesia mungkin tidak memperhatikan bahkan mencari solusinya
agar mengurangi cideranya seorang pekerja pengangkut sampah, maka dari itu alat ini
semoga menjadi pembantu seorang pekerja pengangkut sampah .
Conveyor crusher merupakan bentuk dari pengembangan alat yang sudah ada namun
di modifikasi lagi dengan lebih menambahkan manfaatnya, agar sampah bisa
dimanfaatkan dengan maksimal maka sampah harus dihancurkan lebih dahulu. Maka
dari itu alat ini dikembangkan dengan menambahkan penghancur supaya
memaksimalkan alat tersebut.

1.2. Tujuan
Perancangan mesin merupakan bentuk pengabdian kami kepada masyarakat sebagai
mahasiswa selama belajar di teknik mesin umm. Semoga untuk kedepannya alat ini bisa
membantu untuk penanggulangan sampah yang berada di indonesia yang semakin hari
semakin naik persentasenya. Dengan tujuan perancangan alat ini sampah yang lama
dihancurkan akan lebih mudah dihancurkan karena menggunakan alat bantu penghancur.

1.3. Batasan Desain

Spesifikasi Mesin : Mesin yang digunakan Dinamo elektro 3hp

Kapasitas : 3hp,reduksi 1: 30, 3 phase

Ukuran : panjang 5m, lebar 60 cm jarak rol / 50cm

Berat mesin : 10 kg ( masih belum pasti )

Kriteria penilaian yang ditetapkan untuk mesin adalah sebagai berikut :

1. Kuat dan tahan lama, diharapkan mesin memiliki umur yang panjang (tak hingga)
sehingga akan meminimalisir biaya perbaikan.
2. Komponen tidak banyak, mesin memiliki komponen yang tidak terlalu banyak agar mudah
dalam proses perakitan, perawatan, dan perbaikan.
3. Mudah dioperasikan, mesin dirancang agar mudah dalam pengoperasiannya.
4. Ukuran alat, diharapkan ukuran mesin tidak terlalu besar sehingga tidak membutuhkan
space ruangan yang besar.
5. Biaya pembuatan, mesin dirancang agar tidak memakan biaya yang mahal.

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB I PENDAHULUAN 1


6. Sifat portable, diharapkan mesin yang dirancang bersifat portable (tidak berat dan
mudah untuk dipindahkan).
7. Kemungkinan variasi kecepatan,
8. Kemungkinan dimassalkan, diharapkan mesin ini bisa dimassalkan dan dipasarkan.
9. Mudah perawatan, diharapkan hasil rancangan mudah dalam perawatannya sehingga
dapat bertahan lama.
10. Estetika, diinginkan mesin yang dirancang dalam bentuk yang menarik.

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB I PENDAHULUAN 2


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mesin-mesin yang sudah ada

A. Bark Belt Conveyor 27B Berkapasitas 244 Ton/jam


Conveyor ini dirancang oleh Arief Yanuar Chrise dan Syafri dari Universitas Riau
Kampus Widya Panam Pekanbaru. Tujuan perancangan bark belt conveyor 27B
berkapasitas 244 ton/jam untuk memenuhi kebutuhan kertas dan tisu yang di produksi
oleh beberapa perusahaan yang ada disana.

Gambar 2.1.1 (Bark Belt Conveyor 27B)

Komponen penyusun Bark Belt Conveyor 27B

Gambar 2.1.2 (Tabel komponen penyusun alat)

Dari perhitungan yang telah dilakukan didapat berat sabuk (qb) adalah sebesar 11,286
kg/m. Hal ini dipengaruhi oleh tebal dan lebar dari sabuk. Semakin tebal sabuk yang
PROYEK DESAIN TEAM I | BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
digunakan maka berat sabuk akan semakin tebal dan semakin lebar sabuk yang
diguanakan maka berat sabuk akan semakin berat.
Pada roller idler digunakan Trough roller idler. Trough roller idler merupakan jenis
roller idler digunakan untuk material curah atau tumpahan (bulk material). Hal ini
sangat sesuai karena kulit kayu (bark) termasuk dalam kategori material curah atau
tumpahan.
Untuk dimensi roller idler , diameter luarnya (D) yang sigunakan adalah 108 mm. Hal
yang mempengarui diameter luar roller idler ialah lebar sabuk yang akan digunakan.
Setelah dilakukan perhitungan diameter luar dari roller idler adalah sebesar 83,68 mm.
Jarak roller idler adalah 1250 mm. Hal ini dipengarui oleh massa jenis material yang
diangkut serta lebar sabuk yang digunakan. Jumlah trough roller yang akan digunakan
adalah 68 unit dan retrun roller yang akan digunakan adalah 34 unit.
Untuk dimensi head pulley sebesar 500 mm , diameter tail pulley 400 mm. Panjang
lintasan maksimum 0.85 m. Gaya yang dibutuhkan sebesar 2836,314 kg. Daya motor
yang di gunakan sebesar 62.32 kW.
(bark conveyor, belt, roller idler, drive motor. Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2
Oktober 2017 )

B. Belt Conveyor sebagai alat material Handling pada Terminal Peti Kemas Surabaya
Coveyor ini dirancang oleh Annisa Keys Garside, Fitria Risaldi, dan Shanty Kusuma
Dewi , dari progam studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Malang.
Dengan tujuan untuk penanganan proses material di gudang departemen pergudangan
Terminal Peti kemas kurang efisien. Hal ini disebabkan bongkar muat Cargo bag
dengan menggunakan forklift memrlukan kurang lebih 10 buruh untuk mengangkut
80-85 ton per jam.

Gambar 2.1.3 (Conveyor Peti Kemas)

Dari hasil perhitungan diperoleh spesifikasi belt conveyor untuk memenuhi kapasitas
sebesar 150 tph untuk mengangkut cargo bag dengan massa jenis 180 𝑘𝑔⁄𝑚3 sejauh
16 m. Luas Cross section area 0.0915 m, kecepatan belt 2.54 𝑚⁄𝑠, kapasitas belt
conveyor 150,65 tph , tarikan belt teoritis 22230 N, Daya motor penggerak 56.47 kW,
kecepatan rotasi motor 690 rpm.
Hasil kerja conveyor ini pada kondisi eksisting, proses bongkar muat pada departemen
pergudangan terminal peti kemas Surabaya menggunakan material Hndling equipment
berupa forklif dengan kapasitas 80 ton/jam. Sedangkan speifikasi material yang akan
di angkut adalah cargo bag dengan massa jenis maksimal 180 𝑘𝑔⁄𝑚3 dan lebar
maksimal 80cm.

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4


(Garside,A.K., Risaldi , F.,Dewi,S.K(2019) Perancangan Belt Conveyor sebagai Alat
Material Handling Pada Terminal Peti Kemas Surabaya. Buletin Profesi Insinyur
2(2)069-075)

C. Mesin pencacah sampah organik


Mesin ini dirancang oleh seorang Dosen Teknik mesin di Universitas Pancasila yang
bernama Setiyono. Tujuan perancangan mesin ini yaitu untuk mengatasi masalah di
perkotaan. Karena makin hari sampah akan semakin banyak dan menumpuk salah
satunya sampah organik, maka dari itu sampah supaya tidak menumpuk harus
dihancurkan.

Gambar 2.1.4 (Mesin Penghancur sampah organik)

Komponen mesin penghancur sampah organik mengunakan mesin berkapasitas 5,5


Hp, mengunakan diameter pully 435 mm, diameter luar pulley 446 mm. Kecepatan
sabuk 17,3 m/s, jarak sumbu poros 870 mm, panjang keling sabuk 2692 mm , jumlah
sabuk 2 buah V tipe B. Diameter poros menggunakan 19 mm, bahan poros S 50 C
(JIS) , kekuatan tarik 62 𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 , tegangan geser yang diizinkan 5,16 𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 .
(Jurnal Mekanika Teknik mesin S-1, FTUP Vol.6,No. 2 Agustus 2010)

D. Mesin pencacah sampah dan limbah plastik


Mesin ini dirancang oleh Yuli Yetri, Hendri Sawir, dan Rahmi Hidayati, yang meupakan
kelompok mahasiswa dari Politeknik Negeri Padang. Tujuan dirancang alat ini sebagai
pengolahan kembali sampah-sampah plastik untuk idustri kecil menegngah kebawah,
masyarakat, Pengusaha serta membantu sektor-sektor yang bergerak dibidang pengolahan
sampah plastik.

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5


Gambar 2.1.5 ( mesin pengahancur plastik )

Mesin ini menggunakan pisau jenis Disc dengan alasan tersedia dipasaran mudah
memperolehnya serta tidak rumit penggantianya bila tumpul. Dudukan pisau langsung
di pasangkan dengan poros yang langsung digerakkan oleh motor bensin dengan
tenaga 5,5 Hp. Dalam pengerjaannya mesin tersebut mampu menurangi sampah
plastik kering dengan ketebalan 0.3 mm sampai 2 mm.
( SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN MASYARAKAT 2016. ISBN : 978-602-
6428-05-9)

2.2. Teori Mesin

Conveyor

PERANCANGAN BARK BELT CONVEYOR 27B KAPASITAS 244 TON/JAM

1. Belt conveyor Menurut Zainuri Belt conveyor adalah alat angkut yang digunakan untuk
memindahkan material dalam bentuk satuan atau tumpahan yang bekerja secara horizontal
maupun membentuk sudut inklinasi tertentu seperti diperlihatkan pada Gambar 1.

2. Komponen-Komponen Utama Belt Conveyor Komponen-komponen utama belt conveyor


seperti diperlihatkan pada Gambar 2.

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6


3. Belt Sabuk (belt) adalah salah satu elemen utama belt conveyor yang berfungsi sebagai
wadah pembawa material yang akan dipindahkan. Untuk melindungi tekstil dari kerusakan-
kerusakan maka sabuk dilengkapi dengan cover karet. hal ini karena sabuk membawa
beberapa jenis material yang memiliki sifat abrasif Bentuk penampang belt diperlihatkan pada
Gambar 3.

Jumlah lapisan belt tergantung dari lebar belt. Hubungan keduanya antara lebar belt dengan
jumlah lapisan dapat dilihat pada Tabel 1.

Sedangkan untuk mengetahui ketebalan belt (δ) dapat dihubungkan dengan jenis material
yang diangkut, sebab tiap jenis material mempunyai ukuran dan sifat fisik yang berbeda
sehingga ketebalan belt yang dibutuhkan juga berbeda. Berdasarkan ketebalan belt,
selanjutnya dapat ditentukan berat belt per satu meter panjang (qb) dengan lebar belt (B),

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7


jumlah lapisan (δi), tebal cover atas (δ1) dan tebal cover bawah (δ2) menggunakan persamaan
(1)

4. Idler Idler sebagai penyangga belt atau lintasan belt. Hal ini untuk memudahkan pergerakan
belt secara rotasi [9]. Idler adalah komponen belt conveyor berbentuk silinder yang dibuat
dari besi cor dan berfungsi sebagai penahan belt serta seluruh material yang dibawanya.
Berdasarkan susunan pemasangannya, idler dapat dibedakan menjadi flat roll idler dan
troughed roll idler seperti diperlihatkan pada Gambar 4.

Diameter (D) idler tergantung pada lebar belt (B) yang disangganya. Hubungan antara lebar
belt dengan diameter idler dapat dilihat pada Tabel 2.

Dalam perancangannya, idler roll dibuat lebih panjang sebesar 100 mm hingga 200 mm dari
lebar belt. Idler tersebut selanjutnya dipasang dengan jarak tertentu pada conveyor seperti
diperlihatkan pada Gambar 5.

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8


Jarak pemasangan idler selanjutnya dipengaruhi oleh lebar belt dan berat jenis material angkut
seperti tertera pada Tabel 3.

2.2 Data Awal Perancangan

Adapun data awal perancangan bark belt conveyor 27B sebagai berikut :

1. Panjang : 85 meter

2. Sudut kemiringan: 16 °

3. Kapasitas angkut : 244 ton/jam

4. Kecepatan : 1,3 m/s

5. Material angkut : kulit kayu (bark)

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Perancangan Konveyor Sabuk Adapun tahapan perancangan konveyor sabuk sebagai
berikut :

1. Material Yang Diangkut Untuk merancang sebuah konveyor sabuk, diperlukan peninjauan
terhadap material yang diangkut. Hal ini bertujuan untuk menentukan karakteristik material
yang diangkut dan variabelvariabel yang dibutuhkan dalam perancangan ini. Material yang
akan diangkut dalam perancangan ini adalah kulit kayu (bark). Material bark memiliki massa
jenis 10-20 lbs/cu ft atau dirata-rata sebesar 0,24 gr/cm3 dengan sudut repose sebesar 45° dan
rekomendasi maksimum sudut inklinasi sebesar 27° yang diperlihatkan pada Tabel 4.

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9


2. Perancangan Kapasitas

Perancangan kapasitas dilakukan melalui beberapa tahap.

a. Kapasitas Material Angkut Dalam perancangannya konveyor ini dapat memindahkan kulit
kayu (bark) sebesar 244 ton per jam.

b. Penentuan Lebar Sabuk Pemilihan sabuk dipengaruhi oleh jenis ukuran sabuk yang tersedia
di pasaran yaitu ukuran 300, 400, 500, 650, 800, 1000, 1200, 1400, 1600, 2000. Dari ukuran-
ukuran sabuk yang tersedia tersebut dan hasil survey yang dilakukan maka perancangan,
dipilih sabuk dengan lebar 1200 mm.

c. Penentuan Kecepatan Sabuk Dari perencanaan yang dilakukan dipilih kecepatan sabuk
adalah 1,3 m/s.

d. Penentuan Panjang Lintasan Konveyor Berdasarkan jarak tempuh dan kemiringan


konveyor, maka diperoleh lintasan sepanjang 85 meter.

e. Perancangan Kapasitas Konveyor Dari perencanaan yang dilakukan kapasitas konveyor ini
adalah 244 ton per jam.

Jadi perancangan ini mempunyai spesifikasi seperti yang diperlihatkan pada Tabel 5.

2. Perancangan Komponen-Komponen Utama

Komponen – komponen konveyor sabuk yang akan direncanakan meliputi perencanaan-


perencanaan antara lain :

a. Perancangan Sabuk Berdasarkan ketersediaan material sabuk dilapangan maka dipilih tipe
belt yang akan digunakan adalah EP400/3-3,2/1,6. Dari properties material sabuk, selanjutnya
diperoleh berat sabuk dengan menggunakan persamaan (1) adalah

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10


qb = 1,1.B.(δ.i + δ1 + δ2) = 11,286 kg/m (1)

b. Perancangan Roller Idler Dalam perancangan ini bentuk material adalah material curah atau
tumpahan (bulk material). Dalam perancangan ini digunakan roller yang sesuai dengan bentuk
material yang diangkut yakni trough roller idler. Dari Tabel 2, diameter roller idler (D) yang
dipilih sebesar 159 mm. Namun setelah dilakukan studi kasus dilapangan maka dipilih
diameter roller (D) sebesar 108 mm. Berdasarkan diameter roller idler yang dipilih, maka
diameter dalam roller idler dapat ditentukan dengan persamaan (2)

d = D – (2t), Dimana (t = 0,02D + 10) (2)

d = 83,63 mm

Selanjutnya panjang roller idler (L) yang direncanakan adalah 1400 mm. Dari Tabel 3, pada
konveyor yang dirancang dipilih jarak roller idler sejauh 1300 mm. Namun berdasarkan
panjang koveyor sebesar 85 m maka jarak roller idler yang dipakai adalah sejauh 1250 mm
dengan jumlahjumlah roller yang terpasang, 68 unit untuk trough roller idler dan 34 unit
untuk return roller idler.

c. Perhitungan Tahanan Dan Tegangan Pada Sabuk Untuk belt yang dijalankan diatas idler,
rugirugi tahanan (losses) disebabkan oleh beberapa faktor seperti adanya gesekan pada
bantalan idler, belt slip diatas roller dan tekukan dari idler. Rugi-rugi ini selanjutnya
berpengaruh terhadap gaya tahanan belt conveyor yang ditentukan oleh persamaan (3)
tahanan dengan beban dan persamaan (4) tahahan tanpa beban berikut :

Dimana :

Massa jenis muatan (γ) = 240 kg/m3

Panjang lintasan (L) = 85 m

Berat muatan (q) = 55,44 kg/m

Berat sabuk (qb) = 11,286 kg/m

Kapasitas angkut (Q) = 244 ton/jam

berat bagian berotasi pada idler beban (qp’) = 15,2 kg/m

pada idler pembalik (qp”) = 6 kg/m

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11


Koefisien dari resistan dari sabuk pada roller (ϖ’) adalah 0,035 (flat) dan 0,04 (troughing).
Untuk perhitung terhadap tegangan pada belt dilakukan pada empat titik. Dimana, titik
pertama dilambangkan dengan S1 terletak dibawah head pulley. Untuk titik kedua
dilambangkan dengan S2 terletak dibawah dari tail pulley. Untuk titik ketiga dilambangkan
dengan S3 terletak diatas dari tail pulley. Untuk titik keempat dilambangkan dengan S4
terletak diatas head pulley seperti pada Gambar 6.

Tegangan S1, dimana belt meninggalkan head pulley = S1. Tegangan S2 dapat ditentukan
dengan persamaan (5)

S2 = S1 + W1,2 (5)

= - S 214,993 kg

Tegangan S3, Tahanan gesek pada pulley berkisar 5- 7% sehingga dapat ditentukan dengan
persamaan (6)

S3 =1,07 (6)

=1,07 (S1 – 214,993 kg )

=1,07 S1 – 230,04 kg

Tegangan S4, dihitung untuk material langsung dijatuhkan pada ujung tail pulley sehingga
dapat ditentukan dengan persamaan (7)

S4 = S3 + W3,4 (7)

=S3 + 1831,093 kg

S4 = 1,07 S1 – 230,04 kg – 1831,093 kg

S4 =1,07 1601,053 kg (*)

Dari hukum Euler, belt tidak slip pada pulley jika memenuhi persamaan (8).

1 . s St S eµα £ (8)

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12


Dimana:

St : gaya tarik pada sisi belt yang kencang

Ss1 : gaya tarik pada sisi belt pembalik

μ : koefisien gesekan antara belt dengan puli

α : sudut kontak pada belt (dalam radian)

e : bilangan logaritma dasar e ≈ 2,718

St = S4  S sl e ua (**)

Dari sini diperoleh dua rumusan, yaitu (*) dan (**) sehingga:

d. Perencanaan Puli

Dalam perencanaan ini, diameter puli direncanakan adalah 500 mm atau 0,5 m dengan
ketebalan 13,5 mm atau 0,0135 m. Diameter tail pulley haruslah lebih kecil dari drive pulley.
Pada umumnya besarnya 80% dari diameter drive pulley, maka diameter dari tail pulley
adalah 0,4 m atau 400 mm. Panjang puli haruslah lebih besar dari sabuk, dalam perancangan
ini panjang puli sama dengan panjang roller idler yaitu 1400 mm atau 1,4 m.

e. Daya Motor Penggerak

Untuk menentukan daya motor penggerak dapat ditentukan dengan persamaan (9)

Dimana :

N = Daya motor penggerak

ηg = efisiensi motor penggerak = 0,8

W0 = Tegangan efektif puli

= S4 – S1 + Wdr

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13


Dengan nilai konstanta Wdr adalah sebagai berikut

Wdr = tegangan tarik pada puli

= 0,05 (S4 + S1)

= 244,11 kg

Sehingga diperoleh,

W0 = 1944,418 kg

Dengan memasukkan nilai W0 maka diperoleh nilai N sebesar :

N = 31,16 kW

Daya motor penggerak sebesar 31,16 kW perlu diberikan faktor keamanan (safety factor)
untuk menghindari kemungkinan terjadinya kegagalan akibat adanya faktor-faktor diluar dari
perhitungan. Faktor keamanan yang diberikan adalah sebesar 2 sehingga didapatkan daya
motor sebesar 62,32 kW.

5. Perancangan Elemen Pembantu

Konveyor sabuk seharusnya dilengkapi dengan elemen pembantu Agar sistem konveyor dapat
berfungsi sempurna. Belt take up merupakan elemen pembantu konveyor yang direncanakan
pada perancangan ini. Belt take up berfungsi untuk mengencangkan sabuk agar tidak terjadi
slip yang dapat mengakibatkan jalan sabuk tidak sempurna, serta kecepatan sabuk akan
berkurang dan akan membuat over flow. Dalam perencanaan ini belt take up yang digunakan
adalah gravity take up. Gaya yang dibutuhkan oleh belt take up dapat ditentukan dengan
persamaan (10)

Gtu = S2 + S3 (10)

= 2836,314 kg = 27824,24 N

Panjang lintasan belt take up maksimum yang diperbolehkan untuk konveyor ini dapatt
ditentukan dengan persamaan (11)

X = 1% L (11)

= 1% x 85 m = 0,85 m

4. Pembahasan

Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan berat sabuk (qb) adalah sebesar 11,286
kg/m. Hal ini dipengaruhi oleh tebal dan lebar dari sabuk. Semakin tebal sabuk yang

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14


digunakan maka berat sabuk akan semakin tebal dan semakin lebar sabuk yang digunakan
maka berat sabuk akan semakin berat.

Pada roller idler digunakan Trough roller idler. Trough roller idler merupakan jenis
roller idler digunakan untuk material curah atau tumpahan (bulk material). Hal ini sangat
sesuai karena kulit kayu (bark) termasuk kedalam kategori meterial curah atau tumpahan.

Dari perhitungan tinggi maksimal tumpukan material (H) didapatkan H sebesar 0,202 m
atau 202 mm. Hal ini dipengaruhi oleh lebar sabuk, sudut repose, dan panjang roller idler.
Ketiga hal tersebut berbanding lurus dengan tinggi maksimal tumpukan material yang akan
didapat.

Untuk dimensi roller idler, diameter luar (D) yang digunakan adalah 108 mm. Hal yang
mempengaruhi diameter luar roller idler ialah lebar sabuk yang akan digunakan. Setelah
didapatkan diameter luar roller idler maka dapat dilakukan perhitungan untuk menentukan
diameter dalam roller idler. Setelah dilakukan perhitungan diameter luar dari roller idler
sebsar 83,68 mm.

Jarak roller idler ialah 1250 mm. Hal ini dipengaruhi oleh massa jenis material yang
diangkut serta lebar sabuk yang akan digunakan. Dari penentuan jarak roller idler maka
jumlah trough roller yang akan digunakan adalah 68 unit dan retrun roller yang akan
digunakan adalah 34 unit.

Pada puli terbagi menjadi dua yaitu head pulley dan tail pulley. Untuk dimensi head
pulley digunakan diameter sebesar 500 mm sesuai dengan hasil survey dilapangan. Sehingga
diameter tail pulley digunakan 400 mm karena pada umumnya besarnya tail pulley 80% dari
head pulley.

Pada belt take up panjang lintasan maksimum yang didapat adalah 0,85 m. Hal ini
dipengaruhi oleh panjang konveyor sabuk. Semakin panjang dimensi konveyor sabuk maka
semakin panjang pula lintasan belt take up. Untuk gaya yang dibutuhkan belt take up
diperoleh sebesar 2836,314 kg atau (27824,24 N). Hal ini dipengaruhi oleh tegangan yang
terjadi pada sabuk di atas dan di bawah tail pulley.

Pada motor penggerak didapatkan daya sebesar 62,32 kW dengan safety factor sebesar
2. Jika tidak menggunakan safety factor, daya motor penggerak didapatkan sebesar 31,16 kW.
Hal yang mempengaruhi daya motor penggerak adalah tegangan efektif puli, kecepatan
konveyor sabuk, dan efisiensi motor penggerak

(bark conveyor, belt, roller idler, drive motor. Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober
2017 )

Schredding Machine

Plastik telah menjadi bagian penting dari kehidupan kita sehari-hari sejak saat itu
pengenalan mereka lebih dari seratus tahun yang lalu. Ini salah satu yang paling banyak bahan
yang biasa digunakan di dunia saat ini. Mereka datang lima kali kategori utama; yang
Polyethylene terephthalate (PET), Tinggi kepadatan polietilen (HDPE), Polivinilklorida
(PVC), itu Polypropylene (PP) dan Low density polyethylene (LDPE). Itu sejumlah besar
PROYEK DESAIN TEAM I | BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15
kategori plastik ini akan dipasarkan saat ini akhirnya menemukan jalan ke lokasi pembuangan
limbah. Ini menciptakan masalah produk limbah karena tingginya jumlah limbah yang
dihasilkan, non-biodegradabilitas dan penipisan sumber daya alam tercepat mengenai siklus
hidupnya yang pendek, sehingga meningkatkan jumlah material dimanfaatkan dalam
produksinya, dan limbah yang dihasilkan. Botol-botol plastic mengisi sekitar 11% dari isi
TPA, menyebabkan serius konsekuensi lingkungan. Sampah plastik merupakan sampah
global lebih dari 60% dari total sampah kota global (MSW), 22% dipulihkan dan 78%
dibuang. Di Amerika Serikat, limbah plastik pada tahun 2005 dihitung sebagai 11,8% dari
246 juta ton MSW dihasilkan . Beberapa negara bagian di AS seperti Michigan memiliki
tingkat daur ulang mendekati 100% dan di Brasil, beberapa potensi daur ulang telah terjadi
telah dinaikkan di mana sekitar 15% dari semua plastik yang dikonsumsi didaur ulang dan
kembali ke industri. Secara lokal di Nigeria dan untuk kota-kota Nigeria dan kota, berbagai
penelitian telah dilakukan tentang tantangan limbah padat di Nigeria dan Afrika pada
umumnya, tetapi bekerja pada limbah plastic di kota-kota besar dan kecil di Nigeria masih
terbatas. Negara berkembang seperti Nigeria harus mengimpor plastik perawan dengan biaya
tinggi karena didaur ulang aktivitas biasanya rendah di negara-negara ini. Mesin tersedia
untuk kegiatan daur ulang di negara-negara ini biasanya sangat tinggi biaya dan besar dan
dengan demikian, kegiatan daur ulang dibatasi oleh ini tantangan di negara-negara ini. Oleh
karena itu, untuk mengatasi tantangan tersebut, perlu dikembangkan mesin pencacah sampah
plastik berbiaya rendah menggunakan bahan-bahan lokal yang tersedia yang dapat dengan
mudah dioperasikan tanpa banyak biaya keterampilan bagi mereka yang berpenghasilan
rendah dan menengah. Ini akan mempersiapkan daur ulang plastik untuk produksi produk
baru di Nigeria.

Daur ulang atau pengolahan ulang plastik biasanya disebut sebagai proses dimana bahan
sampah plastik yang semula menjadi padat menjadi Int J Waste Resour, sebuah jurnal akses
terbuka ISSN: 2252-5211

sampah dikumpulkan, dipisahkan, diolah dan dikembalikan untuk digunakan. Mesin


penghancur plastik limbah adalah mesin yang mengurangi botol plastik bekas menjadi ukuran
partikel yang lebih kecil untuk meningkatkan portabilitas, kemudahan, dan kesiapannya untuk
digunakan menjadi produk baru lainnya. Prinsip desain mesin ini didapat dari metode tradisi
kuno yang menggunakan gunting untuk memotong bahan menjadi bentuk yang diperkecil dan
goresan yang digunakan kelinci saat menggali atau merobek. Kedua metode tradisional ini
diterapkan dalam desain mesin dengan membuat pisau pemotong untuk memotong plastik
limbah sementara beberapa mata pisau pemotong memiliki tepi melengkung yang tajam untuk
menarik plastik ke dalam gigi pisau pemotong. Mesin penghancur plastik sampah terdiri dari
empat komponen utama yaitu; unit makan, unit penghancur, unit daya dan rangka mesin.
Mesin tersebut dapat digerakkan oleh motor listrik sebesar 10 Hp.

Bahan dan Metode

Deskripsi dan pengoperasian

mesin Penghancur plastik limbah memiliki empat komponen utama; unit makan, unit
penghancur, unit daya dan rangka mesin. Unit pengumpanan terbuat dari lembaran baja
ringan galvanis 16 ukuran dengan pelat tebal 2 mm dan dimensi 200 mm x 550 mm di mana
sampah plastik dimasukkan ke dalam unit penghancur. Unit penghancur adalah tempat
sampah plastik dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil. Unit terdiri dari poros dengan

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16


panjang 50 mm terdiri dari batang baja ringan 30 mm dan silinder dengan panjang 55 mm dan
diameter 200 mm. Melekat porosnya adalah pemotong yang terbuat dari baja ringan 12 mm
yang memiliki sembilan gigi bergerigi yang dilas dengan jarak 2 mm. Silinder tersebut sama-
sama memiliki pemotong yang sama dengan ujung yang tajam untuk mengoyak sampah
plastik. Di bawah unit penghancur adalah saluran keluar yang terbuat dari baja ringan
galvanis 16-gauge dengan dimensi 43 mm × 27 mm. Sampah plastik yang diparut keluar
secara bebas dari unit penghancur melalui outlet. Mesin tersebut digerakkan oleh motor listrik
10 Hp dengan bantuan pengaturan belt dan pulley yang memiliki pulley penggerak
berdiameter 110 mm dan puli driver 60 mm seperti terlihat pada Gambar 1-3.

Pertimbangan Desain
Beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam desain plastik daur ulang mesin
penghancur limbah adalah keamanan, kebutuhan daya, kekompakan, kemudahan operasi dan
biaya produksi secara keseluruhan. Pemilihan bahan berdasarkan ketersediaan, daya tahan,
biaya dan kemudahan fabrikasi juga dipertimbangkan

Desain komponen mesin.


Kapasitas saluran makan:
Volume hopper = Luas penampang hopper × lebar hopper = ½ (a + b) h × lebar ... (1)
Kapasitas hopper = 2.1 × 10-2 m3
Volume botol PET (coca cola) di ruang pencacahan:
Jumlah botol yang mengisi hopper = volume hopper / volume botol PET

Gambar 1: Gambar isometrik mesin pencacah

Gambar 2: Tampilan mesin pencacah yang meledak


PROYEK DESAIN TEAM I | BAB II TINJAUAN PUSTAKA 17
Gambar 3: Gambar ortografik mesin pencacah.

volume botol PET (botol coca-cola) =


Luas × tinggi = 2 h4dπ × ... (2)
= 2.1 × 10-2 /7.7 × 10-4
Jumlah botol air plastik yang akan ditampung hopper adalah 27 .
Penentuan diameter poros

Di mana,
d = diameter poros = 30 mm = tegangan geser yang diijinkan logam dengan cara kunci = 40 ×
106 N / m2
mb = momen lentur maksimum = 25,61 Nm
mt = momen torsi = 22,3 N
Kb = gabungan faktor kejut dan kelelahan diterapkan terhadap momen lentur = 2.0
(pembebanan mendadak)
Kt = faktor kejutan dan kelelahan gabungan yang diterapkan pada momen torsi = 2.0
(pembebanan tiba-tiba)

Prosedur evaluasi kinerja


Satu kilogram (1 kg) masing-masing dari empat jenis plastik yang berbeda
(Polyethylene Terephthalate (PET), High density polyethylene (HDPE), Polyvinylchloride
(PVC) dan Polypropylene (PP) dihancurkan dengan variasi kecepatan motor 1.806,7 rpm,
1.290.5 rpm dan 1003.7 rpm menggunakan motor listrik 10 Hp tiga fasa sebagai penggerak
utama.Plastik sampah yang diparut, Q, ditimbang untuk menentukan kuantitas sampah plastik
yang sebenarnya sebelum diayak menjadi tiga ukuran berbeda untuk menentukannya. ukuran
dan luas rata-rata menggunakan Excel 2014. Waktu Shredding (T), Specific Mechanical
Energy (SME), Throughput (TP) dan Recovery Efficiency (RE) dari mesin juga ditentukan
menggunakan hubungan di bawah ini:

Specific Mechanical Energy = Power ( P) × Waktu (t) Massa keluaran (Q)


PROYEK DESAIN TEAM I | BAB II TINJAUAN PUSTAKA 18
hroughput (TP) = Massa keluaran sampah plastik daur ulang (Q) Waktu yang dibutuhkan
untuk daur ulang (t)

Daur Ulang Efisiensi (RE) = Massa keluaran sampah plastik daur ulang (Q) × 100 Massa
masukan sampah plastik (I)

Development of a waste plastic shredding machine


AW Ayo, OJ Olukunle, DJ Adelabu - International Journal of Waste …, 2017 - pdfcoffee.com

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19


BAB III KONSEP DESAIN
3.1. Konsep Desain Mesin

Konsep desain mesin dibuat sebanyak jumlah anggota team berdasarkan pikiran dan
tracangan individu. Berilah alas an-alasan bahwa mesin yang dirancang memiliki keunggulan-
keunggulan yang pantas diketengahkan.

Gambar 3.1. Mesin ……..

3.2. Penilaian Desain Mesin

Konsep desain mesin dibuat sebanyak jumlah anggota team berdasarkan pikiran dan
tracangan individu. Berilah alas an-alasan bahwa mesin yang dirancang memiliki keunggulan-
keunggulan yang pantas diketengahkan.

Dari beberapa konsep desain tersebut, berilah nilai setiap alternatif terhadap setiap
kriteria evaluasi. Kemudian pilih konsep desain yang paling optimal.

Kriteria penilaian Konsep Rancangan

1. Kuat dan tahan lama, diharapkan mesin memiliki umur yang panjang (tak hingga)
sehingga akan meminimalisir biaya perbaikan.
2. Komponen tidak banyak, mesin memiliki komponen yang tidak terlalu banyak agar
mudah dalam proses perakitan, perawatan, dan perbaikan.
3. Mudah dioperasikan, mesin dirancang agar mudah dalam pengoperasiannya.
4. Ukuran alat uji, diharapkan ukuran mesin tidak terlalu besar sehingga tidak
membutuhkan space ruangan yang besar.
5. Biaya pembuatan, mesin dirancang agar tidak memakan biaya yang mahal.
6. Sifat portable, diharapkan mesin yang dirancang bersifat portable (tidak berat dan
mudah untuk dipindahkan).
7. Kemungkinan variasi kecepatan,
8. Kemungkinan dimassalkan, diharapkan mesin ini bisa dimassalkan dan
dipasarkan.
9. Mudah perawatan, diharapkan hasil rancangan mudah dalam perawatannya
sehingga dapat bertahan lama.
10. Estetika, diinginkan mesin yang dirancang dalam bentuk yang menarik.

Untuk perancangan mesin-mesin konversi energi dan mesin-mesin yang telah


baku atau bukan inovasi baru, bab 3 disebut metode desain tanpa gambarr konsep
mesin, terdiri atas diagram alir perhitungan yang dilengkapi rumus-rumus
perhitungan.

Dari kriteria-kriteria yang telah ditentukan diatas, maka skor penilaian yang
sesuai pemenuhan kriteria yang dimiliki masing-masing alternatif konsep mesi ditabelkan
sebagaimana table berikut.

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB III KONSEP DESAIN 20


Tabel 3.1. Matrik keputusan untuk memilih konsep

KONSEP
No Kriteria* Bobot (a)** Konsep 1 Konsep 2 Konsep 3
B B.a b B.a b B.a
1 Kuat dan tahan lama
2 Jumlah komponen
3 Mudah dioperasikan
4 Ukuran
5 Biaya
6 Sifat portable
7 Variasi kecepatan
8 Dapat dimassalkan
9 Mudah perawatan
10 Estetika
JUMLAH 100

* harus diubah isinya sesuai keputusan bersama

Dari evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan matrik keputusan, maka konsep
yang memiliki jumlah skor tertinggi menjadi konsep terpilih untuk dikembangkan
ketahap selanjutnya, yaitu tahap perancangan.

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB III KONSEP DESAIN 21


BAB IV PERANCANGAN

4.1. Skematik Mesin Yang Dirancang.

Gambar desain mesin yang dicantumkan disini merupakan hasil keputusan dari konsep
desain Bab III, Lengkapi desain detail dari konsep yang dipilih.

Gambar 4.1. Desain Mesin …….

Kemudian buatlah skema gambar ukuran utama yang mampu menunjukkan


parameter ukuran utama seperti diameter luar, D, diameter kecil, d, panjang, l, lebar, w,
tinggi, h, dan sebagainnya.

Gambar 4.2. Prinsip …………………

4.2. Perhitungan Ukuran Utama

Dari skema gambarukuran utama, hitunglah parameter-parameternya sebagaimana


rumus yang telah ditulis di bab II, jika dalam bab II belum ada rumus/persamaan yang
mendukung, maka buatlah persamaan berdasarkan prinsip Hukum Kekekalan Massa,
Kekekalan Energi, Kekekalan Momentum, dan hukum-hokumlain yang berhubungan.

Gambar 4.3. Komponen Utama (dg ukurannnya)

4.3. Perhitungan Gaya-gaya, dan/atau Kinematika dan Dinamika:

Dari skema gambar ukuran utama, hitunglah parameter-parameternya sebagaimana


rumus yang telah ditulis di bab II, jika dalam bab II belum ada rumus/persamaan yang
mendukung, maka buatlah persamaan berdasarkan prinsip Hukum Kekekalan Massa,
Kekekalan Energi, Kekekalan Momentum, dan hukum-hokumlain yang berhubungan.

Gambar 4.4. Gaya-gaya pada komponen utama

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB IV PERANCANGAN 22


4.4. Perhitungan …….

dst Perhitungan/perancangan/pemilihan “elemen mesin”: seperti, pisau, roll,


poros (lihat gambar diatas), bantalan, transmisi, main frame, dst.

Gambar 4.5. Gaya-gaya pada poros utama

Perhitungan elemen mesin harus terdiri atas 1) gambar komponen, 2) perhitungan


gaya dan momen disertai diagram benda bebas, 3) pemilihan material, terutama untuk
mentukan tegangan dan dengan demikian ukuran komponen aman terhadap kegagalan
atau deformasi tidak terjadi, 4) perhitungan bentuk dan ukuran, 5) gambar akhir
komponen (seperti gambar dibawah ini).

Gambar 4.6. Hasil perhitungan Poros dan bantalan utama

Untuk mesin-mesin konversi energi, urutan perhitungan 4.1 s/d 4.3 tergantung
topik bahasannnya. Sebagai contoh desain pompa/turbin air, maka 4.1. Perhitungan
Debit dan Tekanan, 4.2. Pemilihan Jenis Pompa/turbin, 4.3. Perhitungan Ukuran Utama
dan Segitiga Kecepatan dst). Untuk mesin kalor, 4.1. Perhitungan Termodinamika dst.

4.5. dst sesuai urutan komponen-komponennya

Komponen selanjutnya adalah komponen yang bertautan sehingga


menghasiilkan rangkaian gerak atau pasangan-pasangan komponen yang
menghasilkan gerak harmosnis..

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB IV PERANCANGAN 23


BAB V SPESIFIKASI, GAMBAR, DAN POSTER
Dokumen Pembuatan Produk

Dokumentasi produk merupakan langkah akhir dari proses perancangan sebelum pembuatan
produk dilakukan. Dokumen produk memuat berbagai informasi yang dibutuhkan untuk
pembuatan produk. Pada akhir proses perancangan ini terdapat beberapa dokumen, yaitu :

1. Gambar layout, dibuat jika mesin merupakan bagian dari mesin untuk proses produksi),
2. Gambar susunan komponen (assembly), gambar ini merupakan assembling lengkap dari
hasil desain bab IV,
3. Gambar detail elemen/komponen produk, gambar ini dapat berupa part drawing,
production drawing lengkap dengan cara pengerjaannya.
4. Daftar material (bill of materials), daftar ini berada dalam kepala gambar, gambar
assembly.

Dokumentasi-dokumentasi produk inilah yang akan menjadi referensi dan sumber utama
dalam pembuatan produk. Berhasil atau tidaknya suatu produk sangat bergantung pada
informasi dan tingkat ketelitian gambar yang diberikan pada dokumentasi produk.
Dokumentasi produk merupakan akhir dari proses perancangan.

Gambar dibuat berbentuk gambar proyeksi Amerika terdiri atas Gambar Asembling
Utama (Detail Assembly Drawing, atau Assembly Drawing), Gambar Asembling
Bagian-bagian (jika diperlukan), dan Gambar Kerja lengkap dengan tanda
pengerjaan, toleransi dan geometri.

Gambar 5.1. Reduction gear Assembly Drawing,

Bagian mesin standard yang dapat langsung dibeli sesuai kode nomenklaturnya
(interchangeable parts) tidak perlu digambar seperti; mur dan baut, ball & roll
bearing, rantai, pillow block, rubber seal, mechanical seal, mesin dan motor listrik,
dan sejenisnya.

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB V SPESIFIKASI, GAMBAR, DAN POSTER 24


Ukuran kertas bebas sepanjang gambar dapat dilihat dengan jelas tanpa alat pembesar,
namun harus dihindarai kertas ukuran sama dengan atau kurang dari A-4.

Kepala gambar (etiket gambar) dan daftar komponen (Bill Of Material) menggunakan
standard gambar Indonesia berdasarkan standard ISO. Lebar maksimum etiket gambar
sebesar 170 mm.

Gambar dijilid tersendiri dengan warna sampul merah dilengkapi dengan daftar
Gambar dan Nomor Gambar, atau dilampirkan pada laporan dengan cara dilipat.

Gambar 5.2. Shaft Drawing

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB V SPESIFIKASI, GAMBAR, DAN POSTER 25


Gambar 5.3.Hollow shaft drawing 3-D & 2-D, (gambar ini tidak memerlukan gambar
pandangan lainnya)

Poster dibuat dengan ukuran tinggi 100 cm dan lebar 60 cm, dilengkapi dengan foto
anggota team.

PROYEK DESAIN TEAM I | BAB V SPESIFIKASI, GAMBAR, DAN POSTER 26


DAFTAR PUSTAKA
[1]. Budiono, 2016. “Metode Perancangan system control pneumatic dan hidraulik” edisi ke-1.
UMM Press, Malang.
[2]. Daryono, 2018. “Mekanika Kekuatan Material” edisi ke-2, UMM. Press, Malang.
[3]. Sularso,. Suga, Kiyokatsu, 1997. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Cetakan
ke-9, Pradnya Paramita, Jakarta.
[4].

PROYEK DESAIN TEAM I | DAFTAR PUSTAKA 27


LAMPIRAN-LAMPIRAN

PROYEK DESAIN TEAM I | LAMPIRAN-LAMPIRAN 28

Anda mungkin juga menyukai