PDT 1 - 6B - Conveyor Trash Crusher - A.M.A.C.A
PDT 1 - 6B - Conveyor Trash Crusher - A.M.A.C.A
Team : A.M.A.C.A
3/29/2021
Achmad Ahdim Darojatun,201810120311066, 6B/No Presensi
Azka Rifdah Marwa Kusuma,201810120311072, 6B/No Presensi
Cecario Metro Only,201810120311078, 6B/No Presensi
Michael Elvira Da Fitra,201810120311084,6B/
Ardian Eko Dwi Ariadi,201810120311086,6B/
Ir. Sudarman.,MT
NIDN: NIDN: 07115106001
KEGIATAN ASISTENSI
10
11
12
ringkasan ditulis dengan ukuran huruf TNR 10 spasi tunggal. Jumlah kata tidak boleh lebih dari 200 kata atau
setengah halaman terdiri atas 3 paragraf yang berisi latara belakang, metode, dan hasil.
1.2. Tujuan
Perancangan mesin merupakan bentuk pengabdian kami kepada masyarakat sebagai
mahasiswa selama belajar di teknik mesin umm. Semoga untuk kedepannya alat ini bisa
membantu untuk penanggulangan sampah yang berada di indonesia yang semakin hari
semakin naik persentasenya. Dengan tujuan perancangan alat ini sampah yang lama
dihancurkan akan lebih mudah dihancurkan karena menggunakan alat bantu penghancur.
1. Kuat dan tahan lama, diharapkan mesin memiliki umur yang panjang (tak hingga)
sehingga akan meminimalisir biaya perbaikan.
2. Komponen tidak banyak, mesin memiliki komponen yang tidak terlalu banyak agar mudah
dalam proses perakitan, perawatan, dan perbaikan.
3. Mudah dioperasikan, mesin dirancang agar mudah dalam pengoperasiannya.
4. Ukuran alat, diharapkan ukuran mesin tidak terlalu besar sehingga tidak membutuhkan
space ruangan yang besar.
5. Biaya pembuatan, mesin dirancang agar tidak memakan biaya yang mahal.
Dari perhitungan yang telah dilakukan didapat berat sabuk (qb) adalah sebesar 11,286
kg/m. Hal ini dipengaruhi oleh tebal dan lebar dari sabuk. Semakin tebal sabuk yang
PROYEK DESAIN TEAM I | BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
digunakan maka berat sabuk akan semakin tebal dan semakin lebar sabuk yang
diguanakan maka berat sabuk akan semakin berat.
Pada roller idler digunakan Trough roller idler. Trough roller idler merupakan jenis
roller idler digunakan untuk material curah atau tumpahan (bulk material). Hal ini
sangat sesuai karena kulit kayu (bark) termasuk dalam kategori material curah atau
tumpahan.
Untuk dimensi roller idler , diameter luarnya (D) yang sigunakan adalah 108 mm. Hal
yang mempengarui diameter luar roller idler ialah lebar sabuk yang akan digunakan.
Setelah dilakukan perhitungan diameter luar dari roller idler adalah sebesar 83,68 mm.
Jarak roller idler adalah 1250 mm. Hal ini dipengarui oleh massa jenis material yang
diangkut serta lebar sabuk yang digunakan. Jumlah trough roller yang akan digunakan
adalah 68 unit dan retrun roller yang akan digunakan adalah 34 unit.
Untuk dimensi head pulley sebesar 500 mm , diameter tail pulley 400 mm. Panjang
lintasan maksimum 0.85 m. Gaya yang dibutuhkan sebesar 2836,314 kg. Daya motor
yang di gunakan sebesar 62.32 kW.
(bark conveyor, belt, roller idler, drive motor. Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2
Oktober 2017 )
B. Belt Conveyor sebagai alat material Handling pada Terminal Peti Kemas Surabaya
Coveyor ini dirancang oleh Annisa Keys Garside, Fitria Risaldi, dan Shanty Kusuma
Dewi , dari progam studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Malang.
Dengan tujuan untuk penanganan proses material di gudang departemen pergudangan
Terminal Peti kemas kurang efisien. Hal ini disebabkan bongkar muat Cargo bag
dengan menggunakan forklift memrlukan kurang lebih 10 buruh untuk mengangkut
80-85 ton per jam.
Dari hasil perhitungan diperoleh spesifikasi belt conveyor untuk memenuhi kapasitas
sebesar 150 tph untuk mengangkut cargo bag dengan massa jenis 180 𝑘𝑔⁄𝑚3 sejauh
16 m. Luas Cross section area 0.0915 m, kecepatan belt 2.54 𝑚⁄𝑠, kapasitas belt
conveyor 150,65 tph , tarikan belt teoritis 22230 N, Daya motor penggerak 56.47 kW,
kecepatan rotasi motor 690 rpm.
Hasil kerja conveyor ini pada kondisi eksisting, proses bongkar muat pada departemen
pergudangan terminal peti kemas Surabaya menggunakan material Hndling equipment
berupa forklif dengan kapasitas 80 ton/jam. Sedangkan speifikasi material yang akan
di angkut adalah cargo bag dengan massa jenis maksimal 180 𝑘𝑔⁄𝑚3 dan lebar
maksimal 80cm.
Mesin ini menggunakan pisau jenis Disc dengan alasan tersedia dipasaran mudah
memperolehnya serta tidak rumit penggantianya bila tumpul. Dudukan pisau langsung
di pasangkan dengan poros yang langsung digerakkan oleh motor bensin dengan
tenaga 5,5 Hp. Dalam pengerjaannya mesin tersebut mampu menurangi sampah
plastik kering dengan ketebalan 0.3 mm sampai 2 mm.
( SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN MASYARAKAT 2016. ISBN : 978-602-
6428-05-9)
Conveyor
1. Belt conveyor Menurut Zainuri Belt conveyor adalah alat angkut yang digunakan untuk
memindahkan material dalam bentuk satuan atau tumpahan yang bekerja secara horizontal
maupun membentuk sudut inklinasi tertentu seperti diperlihatkan pada Gambar 1.
Jumlah lapisan belt tergantung dari lebar belt. Hubungan keduanya antara lebar belt dengan
jumlah lapisan dapat dilihat pada Tabel 1.
Sedangkan untuk mengetahui ketebalan belt (δ) dapat dihubungkan dengan jenis material
yang diangkut, sebab tiap jenis material mempunyai ukuran dan sifat fisik yang berbeda
sehingga ketebalan belt yang dibutuhkan juga berbeda. Berdasarkan ketebalan belt,
selanjutnya dapat ditentukan berat belt per satu meter panjang (qb) dengan lebar belt (B),
4. Idler Idler sebagai penyangga belt atau lintasan belt. Hal ini untuk memudahkan pergerakan
belt secara rotasi [9]. Idler adalah komponen belt conveyor berbentuk silinder yang dibuat
dari besi cor dan berfungsi sebagai penahan belt serta seluruh material yang dibawanya.
Berdasarkan susunan pemasangannya, idler dapat dibedakan menjadi flat roll idler dan
troughed roll idler seperti diperlihatkan pada Gambar 4.
Diameter (D) idler tergantung pada lebar belt (B) yang disangganya. Hubungan antara lebar
belt dengan diameter idler dapat dilihat pada Tabel 2.
Dalam perancangannya, idler roll dibuat lebih panjang sebesar 100 mm hingga 200 mm dari
lebar belt. Idler tersebut selanjutnya dipasang dengan jarak tertentu pada conveyor seperti
diperlihatkan pada Gambar 5.
Adapun data awal perancangan bark belt conveyor 27B sebagai berikut :
1. Panjang : 85 meter
2. Sudut kemiringan: 16 °
3.1 Perancangan Konveyor Sabuk Adapun tahapan perancangan konveyor sabuk sebagai
berikut :
1. Material Yang Diangkut Untuk merancang sebuah konveyor sabuk, diperlukan peninjauan
terhadap material yang diangkut. Hal ini bertujuan untuk menentukan karakteristik material
yang diangkut dan variabelvariabel yang dibutuhkan dalam perancangan ini. Material yang
akan diangkut dalam perancangan ini adalah kulit kayu (bark). Material bark memiliki massa
jenis 10-20 lbs/cu ft atau dirata-rata sebesar 0,24 gr/cm3 dengan sudut repose sebesar 45° dan
rekomendasi maksimum sudut inklinasi sebesar 27° yang diperlihatkan pada Tabel 4.
a. Kapasitas Material Angkut Dalam perancangannya konveyor ini dapat memindahkan kulit
kayu (bark) sebesar 244 ton per jam.
b. Penentuan Lebar Sabuk Pemilihan sabuk dipengaruhi oleh jenis ukuran sabuk yang tersedia
di pasaran yaitu ukuran 300, 400, 500, 650, 800, 1000, 1200, 1400, 1600, 2000. Dari ukuran-
ukuran sabuk yang tersedia tersebut dan hasil survey yang dilakukan maka perancangan,
dipilih sabuk dengan lebar 1200 mm.
c. Penentuan Kecepatan Sabuk Dari perencanaan yang dilakukan dipilih kecepatan sabuk
adalah 1,3 m/s.
e. Perancangan Kapasitas Konveyor Dari perencanaan yang dilakukan kapasitas konveyor ini
adalah 244 ton per jam.
Jadi perancangan ini mempunyai spesifikasi seperti yang diperlihatkan pada Tabel 5.
a. Perancangan Sabuk Berdasarkan ketersediaan material sabuk dilapangan maka dipilih tipe
belt yang akan digunakan adalah EP400/3-3,2/1,6. Dari properties material sabuk, selanjutnya
diperoleh berat sabuk dengan menggunakan persamaan (1) adalah
b. Perancangan Roller Idler Dalam perancangan ini bentuk material adalah material curah atau
tumpahan (bulk material). Dalam perancangan ini digunakan roller yang sesuai dengan bentuk
material yang diangkut yakni trough roller idler. Dari Tabel 2, diameter roller idler (D) yang
dipilih sebesar 159 mm. Namun setelah dilakukan studi kasus dilapangan maka dipilih
diameter roller (D) sebesar 108 mm. Berdasarkan diameter roller idler yang dipilih, maka
diameter dalam roller idler dapat ditentukan dengan persamaan (2)
d = 83,63 mm
Selanjutnya panjang roller idler (L) yang direncanakan adalah 1400 mm. Dari Tabel 3, pada
konveyor yang dirancang dipilih jarak roller idler sejauh 1300 mm. Namun berdasarkan
panjang koveyor sebesar 85 m maka jarak roller idler yang dipakai adalah sejauh 1250 mm
dengan jumlahjumlah roller yang terpasang, 68 unit untuk trough roller idler dan 34 unit
untuk return roller idler.
c. Perhitungan Tahanan Dan Tegangan Pada Sabuk Untuk belt yang dijalankan diatas idler,
rugirugi tahanan (losses) disebabkan oleh beberapa faktor seperti adanya gesekan pada
bantalan idler, belt slip diatas roller dan tekukan dari idler. Rugi-rugi ini selanjutnya
berpengaruh terhadap gaya tahanan belt conveyor yang ditentukan oleh persamaan (3)
tahanan dengan beban dan persamaan (4) tahahan tanpa beban berikut :
Dimana :
Tegangan S1, dimana belt meninggalkan head pulley = S1. Tegangan S2 dapat ditentukan
dengan persamaan (5)
S2 = S1 + W1,2 (5)
= - S 214,993 kg
Tegangan S3, Tahanan gesek pada pulley berkisar 5- 7% sehingga dapat ditentukan dengan
persamaan (6)
S3 =1,07 (6)
=1,07 S1 – 230,04 kg
Tegangan S4, dihitung untuk material langsung dijatuhkan pada ujung tail pulley sehingga
dapat ditentukan dengan persamaan (7)
S4 = S3 + W3,4 (7)
=S3 + 1831,093 kg
Dari hukum Euler, belt tidak slip pada pulley jika memenuhi persamaan (8).
1 . s St S eµα £ (8)
St = S4 S sl e ua (**)
Dari sini diperoleh dua rumusan, yaitu (*) dan (**) sehingga:
d. Perencanaan Puli
Dalam perencanaan ini, diameter puli direncanakan adalah 500 mm atau 0,5 m dengan
ketebalan 13,5 mm atau 0,0135 m. Diameter tail pulley haruslah lebih kecil dari drive pulley.
Pada umumnya besarnya 80% dari diameter drive pulley, maka diameter dari tail pulley
adalah 0,4 m atau 400 mm. Panjang puli haruslah lebih besar dari sabuk, dalam perancangan
ini panjang puli sama dengan panjang roller idler yaitu 1400 mm atau 1,4 m.
Untuk menentukan daya motor penggerak dapat ditentukan dengan persamaan (9)
Dimana :
= S4 – S1 + Wdr
= 244,11 kg
Sehingga diperoleh,
W0 = 1944,418 kg
N = 31,16 kW
Daya motor penggerak sebesar 31,16 kW perlu diberikan faktor keamanan (safety factor)
untuk menghindari kemungkinan terjadinya kegagalan akibat adanya faktor-faktor diluar dari
perhitungan. Faktor keamanan yang diberikan adalah sebesar 2 sehingga didapatkan daya
motor sebesar 62,32 kW.
Konveyor sabuk seharusnya dilengkapi dengan elemen pembantu Agar sistem konveyor dapat
berfungsi sempurna. Belt take up merupakan elemen pembantu konveyor yang direncanakan
pada perancangan ini. Belt take up berfungsi untuk mengencangkan sabuk agar tidak terjadi
slip yang dapat mengakibatkan jalan sabuk tidak sempurna, serta kecepatan sabuk akan
berkurang dan akan membuat over flow. Dalam perencanaan ini belt take up yang digunakan
adalah gravity take up. Gaya yang dibutuhkan oleh belt take up dapat ditentukan dengan
persamaan (10)
Gtu = S2 + S3 (10)
= 2836,314 kg = 27824,24 N
Panjang lintasan belt take up maksimum yang diperbolehkan untuk konveyor ini dapatt
ditentukan dengan persamaan (11)
X = 1% L (11)
= 1% x 85 m = 0,85 m
4. Pembahasan
Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan berat sabuk (qb) adalah sebesar 11,286
kg/m. Hal ini dipengaruhi oleh tebal dan lebar dari sabuk. Semakin tebal sabuk yang
Pada roller idler digunakan Trough roller idler. Trough roller idler merupakan jenis
roller idler digunakan untuk material curah atau tumpahan (bulk material). Hal ini sangat
sesuai karena kulit kayu (bark) termasuk kedalam kategori meterial curah atau tumpahan.
Dari perhitungan tinggi maksimal tumpukan material (H) didapatkan H sebesar 0,202 m
atau 202 mm. Hal ini dipengaruhi oleh lebar sabuk, sudut repose, dan panjang roller idler.
Ketiga hal tersebut berbanding lurus dengan tinggi maksimal tumpukan material yang akan
didapat.
Untuk dimensi roller idler, diameter luar (D) yang digunakan adalah 108 mm. Hal yang
mempengaruhi diameter luar roller idler ialah lebar sabuk yang akan digunakan. Setelah
didapatkan diameter luar roller idler maka dapat dilakukan perhitungan untuk menentukan
diameter dalam roller idler. Setelah dilakukan perhitungan diameter luar dari roller idler
sebsar 83,68 mm.
Jarak roller idler ialah 1250 mm. Hal ini dipengaruhi oleh massa jenis material yang
diangkut serta lebar sabuk yang akan digunakan. Dari penentuan jarak roller idler maka
jumlah trough roller yang akan digunakan adalah 68 unit dan retrun roller yang akan
digunakan adalah 34 unit.
Pada puli terbagi menjadi dua yaitu head pulley dan tail pulley. Untuk dimensi head
pulley digunakan diameter sebesar 500 mm sesuai dengan hasil survey dilapangan. Sehingga
diameter tail pulley digunakan 400 mm karena pada umumnya besarnya tail pulley 80% dari
head pulley.
Pada belt take up panjang lintasan maksimum yang didapat adalah 0,85 m. Hal ini
dipengaruhi oleh panjang konveyor sabuk. Semakin panjang dimensi konveyor sabuk maka
semakin panjang pula lintasan belt take up. Untuk gaya yang dibutuhkan belt take up
diperoleh sebesar 2836,314 kg atau (27824,24 N). Hal ini dipengaruhi oleh tegangan yang
terjadi pada sabuk di atas dan di bawah tail pulley.
Pada motor penggerak didapatkan daya sebesar 62,32 kW dengan safety factor sebesar
2. Jika tidak menggunakan safety factor, daya motor penggerak didapatkan sebesar 31,16 kW.
Hal yang mempengaruhi daya motor penggerak adalah tegangan efektif puli, kecepatan
konveyor sabuk, dan efisiensi motor penggerak
(bark conveyor, belt, roller idler, drive motor. Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober
2017 )
Schredding Machine
Plastik telah menjadi bagian penting dari kehidupan kita sehari-hari sejak saat itu
pengenalan mereka lebih dari seratus tahun yang lalu. Ini salah satu yang paling banyak bahan
yang biasa digunakan di dunia saat ini. Mereka datang lima kali kategori utama; yang
Polyethylene terephthalate (PET), Tinggi kepadatan polietilen (HDPE), Polivinilklorida
(PVC), itu Polypropylene (PP) dan Low density polyethylene (LDPE). Itu sejumlah besar
PROYEK DESAIN TEAM I | BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15
kategori plastik ini akan dipasarkan saat ini akhirnya menemukan jalan ke lokasi pembuangan
limbah. Ini menciptakan masalah produk limbah karena tingginya jumlah limbah yang
dihasilkan, non-biodegradabilitas dan penipisan sumber daya alam tercepat mengenai siklus
hidupnya yang pendek, sehingga meningkatkan jumlah material dimanfaatkan dalam
produksinya, dan limbah yang dihasilkan. Botol-botol plastic mengisi sekitar 11% dari isi
TPA, menyebabkan serius konsekuensi lingkungan. Sampah plastik merupakan sampah
global lebih dari 60% dari total sampah kota global (MSW), 22% dipulihkan dan 78%
dibuang. Di Amerika Serikat, limbah plastik pada tahun 2005 dihitung sebagai 11,8% dari
246 juta ton MSW dihasilkan . Beberapa negara bagian di AS seperti Michigan memiliki
tingkat daur ulang mendekati 100% dan di Brasil, beberapa potensi daur ulang telah terjadi
telah dinaikkan di mana sekitar 15% dari semua plastik yang dikonsumsi didaur ulang dan
kembali ke industri. Secara lokal di Nigeria dan untuk kota-kota Nigeria dan kota, berbagai
penelitian telah dilakukan tentang tantangan limbah padat di Nigeria dan Afrika pada
umumnya, tetapi bekerja pada limbah plastic di kota-kota besar dan kecil di Nigeria masih
terbatas. Negara berkembang seperti Nigeria harus mengimpor plastik perawan dengan biaya
tinggi karena didaur ulang aktivitas biasanya rendah di negara-negara ini. Mesin tersedia
untuk kegiatan daur ulang di negara-negara ini biasanya sangat tinggi biaya dan besar dan
dengan demikian, kegiatan daur ulang dibatasi oleh ini tantangan di negara-negara ini. Oleh
karena itu, untuk mengatasi tantangan tersebut, perlu dikembangkan mesin pencacah sampah
plastik berbiaya rendah menggunakan bahan-bahan lokal yang tersedia yang dapat dengan
mudah dioperasikan tanpa banyak biaya keterampilan bagi mereka yang berpenghasilan
rendah dan menengah. Ini akan mempersiapkan daur ulang plastik untuk produksi produk
baru di Nigeria.
Daur ulang atau pengolahan ulang plastik biasanya disebut sebagai proses dimana bahan
sampah plastik yang semula menjadi padat menjadi Int J Waste Resour, sebuah jurnal akses
terbuka ISSN: 2252-5211
mesin Penghancur plastik limbah memiliki empat komponen utama; unit makan, unit
penghancur, unit daya dan rangka mesin. Unit pengumpanan terbuat dari lembaran baja
ringan galvanis 16 ukuran dengan pelat tebal 2 mm dan dimensi 200 mm x 550 mm di mana
sampah plastik dimasukkan ke dalam unit penghancur. Unit penghancur adalah tempat
sampah plastik dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil. Unit terdiri dari poros dengan
Pertimbangan Desain
Beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam desain plastik daur ulang mesin
penghancur limbah adalah keamanan, kebutuhan daya, kekompakan, kemudahan operasi dan
biaya produksi secara keseluruhan. Pemilihan bahan berdasarkan ketersediaan, daya tahan,
biaya dan kemudahan fabrikasi juga dipertimbangkan
Di mana,
d = diameter poros = 30 mm = tegangan geser yang diijinkan logam dengan cara kunci = 40 ×
106 N / m2
mb = momen lentur maksimum = 25,61 Nm
mt = momen torsi = 22,3 N
Kb = gabungan faktor kejut dan kelelahan diterapkan terhadap momen lentur = 2.0
(pembebanan mendadak)
Kt = faktor kejutan dan kelelahan gabungan yang diterapkan pada momen torsi = 2.0
(pembebanan tiba-tiba)
Daur Ulang Efisiensi (RE) = Massa keluaran sampah plastik daur ulang (Q) × 100 Massa
masukan sampah plastik (I)
Konsep desain mesin dibuat sebanyak jumlah anggota team berdasarkan pikiran dan
tracangan individu. Berilah alas an-alasan bahwa mesin yang dirancang memiliki keunggulan-
keunggulan yang pantas diketengahkan.
Konsep desain mesin dibuat sebanyak jumlah anggota team berdasarkan pikiran dan
tracangan individu. Berilah alas an-alasan bahwa mesin yang dirancang memiliki keunggulan-
keunggulan yang pantas diketengahkan.
Dari beberapa konsep desain tersebut, berilah nilai setiap alternatif terhadap setiap
kriteria evaluasi. Kemudian pilih konsep desain yang paling optimal.
1. Kuat dan tahan lama, diharapkan mesin memiliki umur yang panjang (tak hingga)
sehingga akan meminimalisir biaya perbaikan.
2. Komponen tidak banyak, mesin memiliki komponen yang tidak terlalu banyak agar
mudah dalam proses perakitan, perawatan, dan perbaikan.
3. Mudah dioperasikan, mesin dirancang agar mudah dalam pengoperasiannya.
4. Ukuran alat uji, diharapkan ukuran mesin tidak terlalu besar sehingga tidak
membutuhkan space ruangan yang besar.
5. Biaya pembuatan, mesin dirancang agar tidak memakan biaya yang mahal.
6. Sifat portable, diharapkan mesin yang dirancang bersifat portable (tidak berat dan
mudah untuk dipindahkan).
7. Kemungkinan variasi kecepatan,
8. Kemungkinan dimassalkan, diharapkan mesin ini bisa dimassalkan dan
dipasarkan.
9. Mudah perawatan, diharapkan hasil rancangan mudah dalam perawatannya
sehingga dapat bertahan lama.
10. Estetika, diinginkan mesin yang dirancang dalam bentuk yang menarik.
Dari kriteria-kriteria yang telah ditentukan diatas, maka skor penilaian yang
sesuai pemenuhan kriteria yang dimiliki masing-masing alternatif konsep mesi ditabelkan
sebagaimana table berikut.
KONSEP
No Kriteria* Bobot (a)** Konsep 1 Konsep 2 Konsep 3
B B.a b B.a b B.a
1 Kuat dan tahan lama
2 Jumlah komponen
3 Mudah dioperasikan
4 Ukuran
5 Biaya
6 Sifat portable
7 Variasi kecepatan
8 Dapat dimassalkan
9 Mudah perawatan
10 Estetika
JUMLAH 100
Dari evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan matrik keputusan, maka konsep
yang memiliki jumlah skor tertinggi menjadi konsep terpilih untuk dikembangkan
ketahap selanjutnya, yaitu tahap perancangan.
Gambar desain mesin yang dicantumkan disini merupakan hasil keputusan dari konsep
desain Bab III, Lengkapi desain detail dari konsep yang dipilih.
Untuk mesin-mesin konversi energi, urutan perhitungan 4.1 s/d 4.3 tergantung
topik bahasannnya. Sebagai contoh desain pompa/turbin air, maka 4.1. Perhitungan
Debit dan Tekanan, 4.2. Pemilihan Jenis Pompa/turbin, 4.3. Perhitungan Ukuran Utama
dan Segitiga Kecepatan dst). Untuk mesin kalor, 4.1. Perhitungan Termodinamika dst.
Dokumentasi produk merupakan langkah akhir dari proses perancangan sebelum pembuatan
produk dilakukan. Dokumen produk memuat berbagai informasi yang dibutuhkan untuk
pembuatan produk. Pada akhir proses perancangan ini terdapat beberapa dokumen, yaitu :
1. Gambar layout, dibuat jika mesin merupakan bagian dari mesin untuk proses produksi),
2. Gambar susunan komponen (assembly), gambar ini merupakan assembling lengkap dari
hasil desain bab IV,
3. Gambar detail elemen/komponen produk, gambar ini dapat berupa part drawing,
production drawing lengkap dengan cara pengerjaannya.
4. Daftar material (bill of materials), daftar ini berada dalam kepala gambar, gambar
assembly.
Dokumentasi-dokumentasi produk inilah yang akan menjadi referensi dan sumber utama
dalam pembuatan produk. Berhasil atau tidaknya suatu produk sangat bergantung pada
informasi dan tingkat ketelitian gambar yang diberikan pada dokumentasi produk.
Dokumentasi produk merupakan akhir dari proses perancangan.
Gambar dibuat berbentuk gambar proyeksi Amerika terdiri atas Gambar Asembling
Utama (Detail Assembly Drawing, atau Assembly Drawing), Gambar Asembling
Bagian-bagian (jika diperlukan), dan Gambar Kerja lengkap dengan tanda
pengerjaan, toleransi dan geometri.
Bagian mesin standard yang dapat langsung dibeli sesuai kode nomenklaturnya
(interchangeable parts) tidak perlu digambar seperti; mur dan baut, ball & roll
bearing, rantai, pillow block, rubber seal, mechanical seal, mesin dan motor listrik,
dan sejenisnya.
Kepala gambar (etiket gambar) dan daftar komponen (Bill Of Material) menggunakan
standard gambar Indonesia berdasarkan standard ISO. Lebar maksimum etiket gambar
sebesar 170 mm.
Gambar dijilid tersendiri dengan warna sampul merah dilengkapi dengan daftar
Gambar dan Nomor Gambar, atau dilampirkan pada laporan dengan cara dilipat.
Poster dibuat dengan ukuran tinggi 100 cm dan lebar 60 cm, dilengkapi dengan foto
anggota team.