Anda di halaman 1dari 95

AUDIT INVESTIGATIF

Agustus 2019
Pokok Bahasan
1. Melaksanakan audit investigatif terkait kasus dugaan TPK
a. Dasar-dasar Audit Investigatif
b. Perencanaan Audit Investigatif
c. Pelaksanaan Audit Investigatif
d. Pelaporan Hasil Audit Investigatif

2. Membantu aparat penegak hukum (APH) dalam penanganan


kasus/perkara terkait dugaan TPK
a. Penerimaan dan Analisis Informasi dari APH
b. Memberikan Keterangan Ahli di Persidangan
c. Perhitungan Kerugian Keuangan Negara
Dasar-Dasar Audit Investigatif
Pengertian Audit
Proses menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti yang
dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen tentang
informasi yang terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan
tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat
kesesuaian dari informasi dimaksud dengan kriteria yang
telah ditetapkan.

Jenis-Jenis Audit
a. Audit Keuangan
b. Audit Operasional
c. Audit dengan Tujuan Tertentu

Dasar-Dasar Audit Investigatif


Definisi Audit Investigatif

• Kegiatan pengumpulan fakta dan bukti-bukti


• Yang diterima sistem hukum yang berlaku
• Tujuan : mengungkap terjadinya kecurangan (fraud)
• Hasil AI dapat ditindaklanjuti dalam proses hukum (litigasi)
kasus-kasus kecurangan (fraud)

Dasar-Dasar Audit Investigatif


PROSES AUDIT INVESTIGASI

Pra Pengumpulan Evaluasi Tindak


Perencanaan Pelaporan
Perencanaan Bukti Bukti Lanjut

Hipotesa Analisa Prinsip Keterangan


Sumber
Bukti Pelaporan Ahli
Info
Bukti
Audit Revisi Format Kerugian
Telaah Program Hipotesa Pelaporan Keuangan
Teknik Negara
Rencana Pengumpulan
Sumber Daya Bukti Unsur Substansi
Keputusan Delik Pelaporan
Penanganan
Penugasan

Dasar-Dasar Audit Investigatif


Perencanaan Audit Investigatif

• Tahap Pra Perencanaan Audit Investigatif


• Tahap Perencanaan Audit Investigatif

Perencanaan Audit Investigatif


TAHAP PRA-PERENCANAAN

Suatu tahapan yang sangat menentukan apakah kasus fraud layak


untuk dilakukan audit investigasi

Perencanaan Audit Investigatif


INFORMASI AWAL
Mengapa diperlukan ?
• Informasi “fraud” sangat jarang tersedia,
sehingga menyulitkan proses perencanaan audit.
• Perlu dilakukan tahap pra-perencanaan
(preliminary planning activities)
• Aktivitas Pra-perencanaan :
- identifikasi masalah
- penyusunan hipotesis
- Hasilnya : suatu keputusan layak/tidak-nya
dilakukan AI

Perencanaan Audit Investigatif


INFORMASI AWAL
Informasi Awal

Penelaahan

Layak AI

Keputusan
Penanganan Tak Layak

Perencanaan Audit Investigatif


PENGOLAHAN INFORMASI AWAL
A. Penerimaan :
• Mengembangkan saluran informasi, kotak pos 5000, SMS, dll & dipublikasikan.
• Penerimaan info awal :
- Respon yang baik unit kerja à kesan positif bagi
pemberi informasi à kepercayaan masyarakat
- didokumentasikan dengan baik
• Jika memungkinkan, dapat digali informasi yang lengkap dari sumber informasi
• Kendala :
- Perlindungan terhadap pemberi informasi ???
- Apatisme masyarakat.

Perencanaan Audit Investigatif


PENGOLAHAN INFORMASI AWAL

B. Penelaahan :

• Informasi awal belum spesifik, terlalu general à perlu analisis, penelaahan secara
obyektif dan profesional
• Penalaahan :
- menganalissi muatan fakta dan data yang diinformasikan (Fakta aktual, logis atau
imajinasi / fitnah).
- Auditor perlu memahami jalan pikiran si pelapor, agar tidak mis-persepsi
- Data diuji apakah sangat relevan dengan informasi yang diadukan.
• Data tidak lengkap à auditor melengkapi dengan “Informasi tambahan”, tanpa harus
berhubungan dengan pihak yang terlibat langsung.

Perencanaan Audit Investigatif


PENGOLAHAN INFORMASI AWAL

B. Penelaahan :

Informasi awal à dianalisis kecukupan kriteria 5 W + 1 H (Asidibibag)


• Jenis Penyimpangan dan Dampaknya (What / Apa)
• Pihak-pihak yang bertanggungjawab (Who / Siapa)
• Tempat terjadinya penyimpangan (Where / Dimana)
• Waktu terjadinya penyimpangan (When / Bila)
• Penyebab terjadinya penyimpangan (Why / Mengapa)
• Modus Operandi penyimpangan (How / bagaimana)

Perencanaan Audit Investigatif


PENGOLAHAN INFORMASI AWAL

B. Penelaahan :

• Auditor dapat membangun Profil Auditan & selanjutnya membandingkan informasi


awal dengn data internal berupa profil auditan tersebut.
• Kesimpulan :
Informasi + Data à Hipotesis Fraud

Info awal &


Telaah Hipotesis
Data

Perencanaan Audit Investigatif


HIPOTESIS
• Keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang
kompleks.
• Pernyataan sementara yang bersifat terkaan dari hubungan
antara 2 atau lebih variabel.
• Suatu taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima
untuk sementara yang dapat menerangkan fakta atau kondisi
yang mengandung penyimpangan sebagai petunjuk awal
menentukan langkah selanjutnya.

HIPOTESIS :

Pernyataan Atau Taksiran Sementara


Yang Harus Diuji Validitasnya

Perencanaan Audit Investigatif


HIPOTESIS
Manfaat :
• Memberikan batasan serta mempersempit ruang lingkup audit
sehingga mengefisienkan pelaksanaan audit investigasi.
• Menyiagakan auditor terhadap semua fakta dan hubungan antar
fakta yang teridentifikasi
• Sebagai alat dalam membangun fakta-fakta yang tercerai-berai
tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan
menyeluruh.
• Sebagai pedoman dalam pengujian fakta dan hubungan
antarfakta

Perencanaan Audit Investigatif


LAPORAN HASIL PENELAAHAN AWAL
Sekurang-kurangnya memuat :
1. Sumber Informasi
- identitas si pelapor dan asal informasi
2. Materi Pengaduan
- jelaskan materi pengaduan
3. Hasil Telaahan
- diungkapkan hipotesis awal yang dibangun dari informasi
4. Simpulan dan Rekomendasi
- Simpulan : layak atau tidak informasi ini dilanjutkan ke
tahap audit investigasi

Perencanaan Audit Investigatif


TAHAP PERENCANAAN
AUDIT INVESTIGATIF
Perencanaan Audit Investigatif
• Tahap ini hanya diperlukan apabila telah cukup alasan yang valid
untuk meyakini bahwa suatu kecurangan terjadi.
• Oleh karena itu, perencanaan harus mencakup semua
kemungkinan yang mendasari dugaan terjadinya kecurangan
dan penyebabnya.
• Identifikasi masalah dirancang untuk mengidentifikasi dan
mengkonfirmasi suatu masalah tetapi bukan untuk memberikan
gambaran penuh atas semua aspek kesalahan.

Perencanaan Audit Investigatif


Perencanaan Audit Investigasi
Auditor menetapkan hal-hal berikut:
• Penentuan Tujuan Audit
• Penentuan Ruang Lingkup.
• Penentuan Tim Audit.
• Penyusunan Program Audit.
• Penyusunan Anggaran Waktu dan Biaya Audit.

Perencanaan Audit Investigatif


Pelaksanaan Audit Investigatif

ü Pengumpulan Bukti
ü Evaluasi Bukti

Pelaksanaan Audit Investigatif


Aspek-Aspek Pembuktian

• Jenis dan Kualitas Bukti


• Metode dan Logika
Pengumpulan Bukti
• Analisis dan Evaluasi Bukti
• Pengelolaan Bukti
• Penyajian Bukti

Pelaksanaan Audit Investigatif


Apa Definisi Bukti
• Segala informasi yang digunakan oleh auditor
dalam rangka menentukan informasi yang
diaudit sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
(Arens & Loebbeccke)

• Sesuatu yang dapat membuktikan (Lawrence B.


Sawyer)

• “Anything that relates to the proving or


disproving of a fact or consequence” (Fraud
Examiners Manual 2012)
Pelaksanaan Audit Investigatif
Teknik Audit (dan Bukti
Audit)
1. Pemeriksaan fisik (Physical examination)
2. Konfirmasi (Confirmation)
3. Inspeksi dokumen (Inspection)
4. Observasi (Observation)
5. Tanya jawab dengan auditan (Inquires of the clients )
6. pelaksanaan ulang (Reperformance)
7. Prosedur analitis (Analytical procedures)
8. Recalculation/ Recomputation

9. Tracing
10. Vouching

11. Scanning
Pelaksanaan Audit Investigatif
Penggolongan Bukti
dalam Perspektif
Hukum
Membuktikan atau tidak membuktikan
• Bukti Langsung (Direct Evidence)
• Bukti Tidak Langsung (Circumstansial Evidence)

Otentik atau tidak Otentik


• Bukti Utama (Primary Evidence)
• Bukti Tambahan (Secondary Evidence)

Kebersesuaian
• Bukti Pendukung (Corroborative Evidence)
Pelaksanaan Audit Investigatif
Kriteria Kualitas
Pengumpulan Bukti

Relevan -------- Kompeten -------- Material

Pelaksanaan Audit Investigatif


RELEVAN Bukti dianggap relevan jika bukti
tersebut merupakan salah satu ba-
gian dari rangkaian bukti-bukti (chain
of evidence) yang menggambarkan
suatu proses kejadian atau jika bukti
tersebut secara tidak langsung me-
nunjukkan kenyataan dilakukan atau
tidak dilakukannya suatu perbuatan.

Pelaksanaan Audit Investigatif


KOMPETEN • Bukti diproduksi oleh pihak yang kompeten

• Bukti diperoleh dengan cara yang sah

Pelaksanaan Audit Investigatif


MATERIAL

Bukti tersebut esensial


terhadap pokok
permasalahan yang
diperkarakan dan
mempengaruhi hasil dari
litigasi atau menentukan
bersalah atau tidaknya
terdakwa dalam proses
persidangan.

Pelaksanaan Audit Investigatif


Klasifikasi Bukti
(Perspektif Kredibilitas)
• Sepenuhnya Dapat Dipercaya
I

• Dapat Dipercaya
II

• Kurang Dapat Dipercaya Tapi Berguna


III

Pelaksanaan Audit Investigatif


Seal the
Case

PENDEKATAN
PEMBUKTIAN FRAUD
Pelaksanaan Audit Investigatif
Logika Tahapan Pengumpulan Bukti

• Find
• Read and Interpret Document
• Determined Relevance
• Verify The Evidence
• Assemble The Evidence
• Draw Conclusions

Pelaksanaan Audit Investigatif


Evaluasi Bukti
• Suatu tahap dimana kegiatan
pengujian bukti dinyatakan cukup
atau perlu perluasan sebagai
respon terhadap adanya
informasi tambahan sebelum
membuat simpulan atau
penyusunan laporan.
• Mencakup relevansi, dapat
diterima, dan kompetensi bukti.

Pelaksanaan Audit Investigatif


Evaluasi Bukti
• Pada dasarnya dilakukan apabila seluruh
bukti telah diperoleh.
• Ditujukan untuk menilai apakah suatu
kasus terbukti atau tidak terbukti
kebenarannya.
• Evaluasi bukti dapat dilakukan pada
setiap tahap untuk menilai kesesuaian
hipotesis terhadap fakta kenyataan yg
ada.
• Dapat menunjukkan perlu atau tidaknya
pengembangan suatu bukti.

Pelaksanaan Audit Investigatif


Tools Pembuktian Fraud
• Bagan alur (Flow chart)
• Mapping
• Matriks
• Analisis Dokumen
• Teknik Wawancara

Pelaksanaan Audit Investigatif


Flow Chart

• Menyajikan rangkaian bukti


dalam kronologi fakta (orang
dan tindakan) dan kerangka
waktu kejadian untuk tujuan
pembuktian.

• Menandingkan antara
“The purpose of maintaining prosedur yang seharusnya
a chronology is to establish dengan proses yang
the chain of events leading dijalankan
to the proof.....(FEM2012)”

Pelaksanaan Audit Investigatif


Kegunaan Flow Chart
Ø Memudahkan dalam mengamati kelemahan dan atau
penyimpangan prosedur yg terjadi,

Ø Membantu proses mengidentifikasi pihak-pihak yg


terlibat baik langsung maupun tidak langsung terhadap
suatu penyimpangan.

Ø Membantu auditor menentukan bukti-bukti apa yang


masih harus dikumpulkan.

Ø Membantu auditor dalam merencanakan permintaan


keterangan kepada pihak terkait

Ø Membantu auditor dalam menentukan kasus posisi


(perbuatan, modus operandi, dampak)

Pelaksanaan Audit Investigatif


Mapping
• Menyajikan secara sistematis:
– Apa sebenarnya yg terjadi, siapa
pelakunya, bagaimana modus operandinya
– Berapa kerugian yg diderita, faktor apa saja
yg mendorong terjadinya kasus, faktor
penyebab pokok apa saja serta penjelasan
lainnya yg dpt lebih menjelaskan apa
sebenarnya yg terjadi.

Pelaksanaan Audit Investigatif


Manfaat Mapping
• Fleksibel: dapat dengan mudah menambahkan
hal/materi baru di tempat yang sesuai.
• Dapat memusatkan perhatian: tdk perlu
banyak berpikir untuk menangkap uraian
secara rinci, sehingga dapat lebih
berkonsentrasi pada masalah pokoknya.
• Meningkatkan pemahaman: memudahkan utk
melakukan peninjauan ulang yg sangat
berarti.
• Memudahkan dalam mempresentasikannya.

Pelaksanaan Audit Investigatif


Menyusun Mapping
• Tuliskan segera poin-poin yg dianggap penting dan ada kaitan dengan
pokok masalah.
Tulis

• Tuliskan pemikiran dan kesan anda atas poin-poin tersebut.


Susun

• Memilah masalah yg nampak/menarik perhatian dan dirasakan ada


Kelompokkan kaitan dengan masalah pokok, dan menuangkannya keatas kertas.
(Clustering)

“To do list”

Pelaksanaan Audit Investigatif


Clustering
• Memilah masalah yang menarik perhatian dan
menuangkan ke atas kertas secepat-nya,
tanpa pertimbangan lebih dulu.
• Lihat dan buat kaitan antara gagasan/masalah
• Kembangkan gagasan/masalah yang telah
diidentifikasi
• Telusuri jalan pikiran yang ditempuh agar
mencapai suatu simpulan.
• Semua pemikiran diberi peringkat dengan
menciptakan reaksi rantai masalah.

Pelaksanaan Audit Investigatif


MATRIKS
Uraian simpulan yang mengkaitkan bukti kasus yang telah didapatkan
dengan ketentuan (pasal/unsur) peraturan perundangan yang berlaku
Manfaat
• Untuk menginventarisasi kelengkapan bukti yang telah
diperoleh dikaitkan dengan pemenuhannya secara yuridis.
• Untuk mengetahui pembuktian yang masih perlu dilakukan
guna melengkapi suatu dugaan kasus.
• Untuk meyakinkan bahwa suatu dugaan kasus telah
memenuhi unsur-unsur suatu tindak pidana tertentu.

Pelaksanaan Audit Investigatif


Analisis Dokumen
• Dalam kasus fraud sering disertai
adanya pemalsuan dokumen atau
dokumen yang diubah atau diganti atau
dokumen yang dimanipulasi.
• Walaupun bukan ahli dokumen, auditor
harus aware atas cara-cara pelaku fraud
dalam membuat dokumen yang tidak
benar.
• Kemungkinan penggunaan tenaga ahli
forensik untuk memastikan kecurigaan.

Pelaksanaan Audit Investigatif


Mengelola Bukti
Pisahkan dokumen dalam kategori tertentu (Segregate the
documents)

Make a key document file (-> info penting untuk akses cepat)

Bangun database dan kodifikasi dokumen sejak awal (Jika jumlah


informasi yg diproses besar)

“Ingat, biasanya sulit memastikan relevansi bukti pada awal


penugasan”

Pelaksanaan Audit Investigatif


Chain of Custody
Suatu dokumentasi yang mengabadikan proses penanganan bukti
dari mulai dokumen diterima sampai dengan akhir perlakuan
terhadap dokumen

Menjamin orisinalitas

Memastikan bukti tidak diganti atau diubah selama waktu


penugasan hingga bila bukti digunakan di sidang pengadilan

Pelaksanaan Audit Investigatif


Sumber Bukti
• Saksi
• Departemen/Instansi/Unit Kerja auditan
• Instansi Pemerintah terkait
• Perusahaan / Badan-badan Swasta
• Informasi elektronik
• Bukti forensik
• Alat komunikasi elektronik
• Tersangka
• Kepolisian dan badan intelijen
• Sumber informasi lain (publik)

Pelaksanaan Audit Investigatif


Penyajian Bukti
1. Simpulan Fakta dan Proses Kejadian
2. Tuduhan Penyimpangan/fraud
3. Modus Operandi
4. Berita Acara Hasil Klarifikasi
5. Pernyataan dan Pengakuan
6. Pernyataan Ahli
7. Daftar Bukti yang Diperoleh (idealnya sejalan dengan butir 1)

Pelaksanaan Audit Investigatif


Pelaporan Audit Investigatif

Pelaporan Audit Investigatif


Laporan tertulis merupakan suatu bukti
bahwa audit investigatif telah dilaksanakan
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Laporan yang baik hanya mengungkapkan
fakta-fakta yang berhubungan dengan
kasus yang sedang diaudit.

Pelaporan Audit Investigatif


PRINSIP PELAPORAN

• Pengungkapan yang penting


• Sesuai kebutuhan
• Tepat waktu
• Obyektif
• Penyajian yang wajar
• Ringkas, sederhana namun jelas dan
lengkap

Pelaporan Audit Investigatif


Kegunaan Laporan

• Dasar pengambilan keputusan


• Dasar pemberian Keterangan Ahli
(psl 187 KUHAP)
• Alat bukti Surat
(psl 186 KUHAP)
• Alat Komunikasi Audit
• Akuntabilitas penugasan

Pelaporan Audit Investigatif


PEMBACA LAPORAN

Penulisan laporan berasumsi bahwa akan ada protes


terhadap isinya dan auditor harus bertahan dengan apa
yang sudah ditulisnya.

z Penasehat hukum (Pengacara)


z Tersangka atau Saksi
z Pers
z Peradilan

Pelaporan Audit Investigatif


SUBSTANSI LAPORAN
v AKURAT
v JELAS
v TIDAK MEMIHAK
v RELEVAN
v TEPAT WAKTU

Pelaporan Audit Investigatif


AKURASI

seluruh fakta yang relevan harus


didokumentasikan serinci mungkin.

konfirmasi ulang tanggal-tanggal


dan informasi yang mendukung
kepada responden
Pelaporan Audit Investigatif
JELAS

Penggunaan istilah teknis dan kompleks


hanya pada tempat-tempat tertentu saja dan
dengan penjelasan yang memadai.

Jangan menggunakan jargon dan istilah


teknis yang tidak umum

Pelaporan Audit Investigatif


RELEVAN

informasi yang disampaikan untuk


membuktikan kasus dan berusaha untuk
mendapatkan informasi tersebut.

Laporan hanya mencakup permasalahan


yang relevan dengan pelaksanaan
pengujian

Pelaporan Audit Investigatif


TEPAT WAKTU

Ketepatan waktu suatu laporan akan


menentukan tinggi rendahnya mutu
laporan.

membuat laporan interim yang


selalu di ‘up date’ sesuai dengan
perkembangan pelaksanaan audit
investigatif
Pelaporan Audit Investigatif
Pemilihan Bentuk Laporan

Surat Bab
• Tidak ada • Ditemukan unsur2
penyimpangan TPK
• TL segera • Pelanggaran disiplin
• Pelanggaran disiplin dan TPK

Pelaporan Audit Investigatif


LAPORAN BENTUK SURAT
1. Nama dan Kepada Siapa laporan ditujukan

2. Dasar penugasan, Sasaran dan Ruang Lingkup serta


Data Umum Unit atau Bagian yang diaudit.

3. Uraian mengenai informasi awal atas


penyimpangan yang diperoleh.

4. Simpulan dan Rekomendasi.

Pelaporan Audit Investigatif


LAPORAN BENTUK BAB

Bab I : Simpulan dan Rekomendasi

1. Simpulan

2. Rekomendasi

Pelaporan Audit Investigatif


LAPORAN BENTUK BAB

Bab II : Umum

1. Dasar Audit

2. Sasaran dan Ruang Lingkup Audit

3. Data Obyek/Kegiatan yang Diaudit

Pelaporan Audit Investigatif


LAPORAN BENTUK BAB
Bab III : Uraian Hasil Audit

1. Dasar Hukum Obyek dan atau Kegiatan yang Diaudit

2. Materi Temuan
1) Jenis Penyimpangan
2) Pengungkapan Fakta dan Proses Kejadian
3) Penyebab dan Dampak Penyimpangan
4) Pihak yang Diduga Terlibat/Bertanggung Jawab
5) Bukti yang Diperoleh

3. Kesepakatan dan Pelaksanaan Tindak Lanjut dengan


Obyek yang Diaudit

4. Kesepakatan dengan Pihak Instansi Penyidik

Lampiran:

Pelaporan Audit Investigatif


LAPORAN BENTUK BAB
Bab I : Simpulan dan Rekomendasi
Bab II : Umum
1. Dasar Audit
2. Sasaran dan Ruang Lingkup Audit
3. Data Obyek/Kegiatan yang Diaudit
Bab III : Uraian Hasil Audit
1. Dasar Hukum Obyek dan atau Kegiatan yang Diaudit
2. Materi Temuan
1) Jenis Penyimpangan
2) Pengungkapan Fakta dan Proses Kejadian
3) Penyebab dan Dampak Penyimpangan
4) Pihak yang Diduga Terlibat/Bertanggung Jawab
5) Bukti yang Diperoleh
3. Kesepakatan dan Pelaksanaan Tindak Lanjut dengan
Obyek yang Diaudit
4. Kesepakatan dengan Pihak Instansi Penyidik
Lampiran:

Pelaporan Audit Investigatif


Materi Temuan

• Jenis Penyimpangan
• Pengungkapan Fakta dan Proses Kejadian
• Penyebab dan Dampak Penyimpangan
• Pihak –Pihak Terkait
• Bukti yang Diperoleh

Pelaporan Audit Investigatif


Pengungkapan
Penyimpangan
Fakta/Kondisi/
Proses Kejadian

Penyimpangan

Ketentuan/
Kriteria

Pelaporan Audit Investigatif


Lampiran Laporan

• Flow chart atau Bagan Arus Proses Kejadian.


• Bukti-bukti pendukung LHAI yang relevan.
• Risalah Pembicaraan Akhir dengan objek yang diaudit.
• Risalah Kesepakatan Penyelesaian Tindak Lanjut
• Risalah Rapat Kesepakatan dengan instansi penyidik.
• Surat Pernyataan Kesanggupan atau Surat Keterangan
Tanggung jawab Mutlak (SKTM)
• Daftar Kasus

Pelaporan Audit Investigatif


Penyampaian Laporan

Pelanggaran disiplin
• Pimpinan instansi atau unit yang diaudit.
• Pejabat yang berwenang mengenakan sanksi
TP/TGR atau hukuman disiplin pegawai negeri
sipil sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 30 tahun 1980.
• Koordinator audit

Pelaporan Audit Investigatif


Penyampaian Laporan

TPK, TP/TGR
• Pimpinan instansi atau unit yang diaudit.
• Pejabat yang berwenang mengenakan sanksi TP/TGR atau
hukuman disiplin pegawai negeri sipil sebagaimana diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980 dan
atau pejabat yang berwenang memberi surat kuasa
khusus (untuk penyimpangan perdata).
• Instansi penyidik setempat.
• Koordinator audit

Pelaporan Audit Investigatif


Penyampaian Laporan

Surat Pengantar Masalah (SPM)


• Ikhtisar penyimpangan
• Daftar nama pejabat yang diduga terlibat
• Sangat Rahasia

Pelaporan Audit Investigatif


Tindak Lanjut

Internal
• Pengenaan sanksi administratif atau
TP/TGR
• Menyerahkan kasus kepada Kejaksaan
• Perbaikan sistem
• Monitoring

Pelaporan Audit Investigatif


Tindak Lanjut

Eksternal
• Menyerahkan kasus TPK atau Perdata
• Instansi penyidik memproses kasus
• Instansi penyidik memberitahukan
perkembangan kasus
• Monitoring

Pelaporan Audit Investigatif


PELAPORAN DAN KERTAS
KERJA PENDUKUNGNYA

• Kesimpulan dan Opini


• Bukti/ Evidence
• Fotokopi Dokumen
• Mengamankan dan Memelihara Dokumen

Pelaporan Audit Investigatif


Kesimpulan dan Opini

Kesimpulan diambil setelah melakukan


serangkaian observasi, sedangkan opini
merupakan interpretasi atas fakta-fakta.

Auditor harus menghindari memberikan


opini bahwa seseorang telah bersalah
atau tidak bersalah

Pelaporan Audit Investigatif


Bukti/ Evidence
Kesinambungan penguasaannya (chain of
custody) agar tetap dipelihara agar tidak
menjadi permasalahan manakala bukti
tersebut merupakan bagian dari laporan
yang akan diajukan dalam proses hukum
terhadap suatu kasus.

Pelaporan Audit Investigatif


Fotokopi Dokumen
Apabila ada halangan auditor mendapatkan
dokumen asli, maka auditor harus
memfotokopi dokumen dimaksud, dengan
sepengetahuan petugas yang menangani
dokumen asli tersebut, dan pada dokumen
fotokopi diberikan tanda bahwa dokumen
asli ada dalam penguasaan petugas
tersebut.

Pelaporan Audit Investigatif


Memelihara Dokumen
• Dokumen harus diamankan untuk kepentingan
pembuktian;
• Tandai holder dokumen asli dengan simbol-simbol
yang unik;
• Untuk mencegah kerusakan pada dokumen asli,
gunakan tick mark sederhana tapi berbeda atau
tanda identifikasi lain;
• Jangan melipat dokumen, dan jangan sampai
terjadi dokumen asli hilang atau dipindah tanpa
ijin.

Pelaporan Audit Investigatif


Membantu aparat penegak hukum
(APH) dalam penanganan
kasus/perkara terkait dugaan TPK

a. Penerimaan dan Analisis Informasi dari APH


b. Memberikan Keterangan Ahli di Persidangan
c. Perhitungan Kerugian Keuangan Negara

Membantu APH dalam Penanganan Kasus/Perkara TPK


Penerimaan dan Analisis Informasi dari
APH
• Permintaan dari APH
• Paparan APH kepada APIP terkait dengan
Kasus / Perkara
• Tindak Lanjut APIP (Audit Investigatif,
Perhitungan Kerugian Keuangan Negara,
tambahan bukti).

Membantu APH dalam Penanganan Kasus/Perkara TPK


Memberikan Keterangan Ahli di
Persidangan

Membantu APH dalam Penanganan Kasus/Perkara TPK


Salah satu peran auditor Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) dalam perkara tindak pidana korupsi
(Tipikor) adalah peran sebagai pemberi keterangan ahli yang
merupakan salah satu jenis alat bukti (sesuai KUHAP pasal
184). Auditor merupakan seorang yang mempunyai keahlian
dalam bidang akuntansi dan auditing, sehingga keahliannya
dapat dipandang sebagai suatu alat bukti dengan melakukan
pemberian keterangan ahli di sidang pengadilan tindak
pidana korupsi

Membantu APH dalam Penanganan Kasus/Perkara TPK


Bentuk Keterangan Ahli
1. Laporan dengan mengingat sumpah jabatan.
Keterangan ahli dapat diberikan pada waktu pemeriksaan
oleh penyidik atau penuntut umum yang dituangkan
dalam suatu bentuk laporan dan dibuat dengan
mengingat sumpah diwaktu pemberi keterangan ahli
menerima jabatan atau pekerjaan (penjelasan Pasal 186
KUHAP).

2. Keterangan langsung secara lisan di sidang pengadilan.


Keterangan ahli juga dapat diberikan pada waktu
pemeriksaan di sidang pengadilan. Pemberian keterangan
di sidang pengadilan tersebut diberikan setelah pemberi
keterangan ahli mengucapkan sumpah atau janji di
hadapan hakim, selanjutnya dicatat dan dituangkan dalam
berita acara pemeriksaan (penjelasan Pasal 186 KUHAP).

Membantu APH dalam Penanganan Kasus/Perkara TPK


Persiapan Pemberian Keterangan Ahli
1. Surat Permintaan Keterangan Ahli dari Instansi Penyidik
Surat permintaan dari instansi penyidik atau pengadilan merupakan dasar seorang
auditor investigatif memberikan keterangan ahli.
2. Pengumpulan Dokumen / Kertas Kerja Audit
Sebelum memberikan keterangan ahli baik dalam proses penyidikan maupun
kehadiran di pengadilan, ahli harus memastikan bahwa semua bukti/dokumen telah
tersedia dan siap digunakan
3. Simulasi /Latihan Kegiatan (Dry Run)
Bila auditor akan memberikan keterangan ahli di pengadilan, sebaiknya dilakukan ’dry
run’ (latihan kegiatan) bersama, dengan melakukan simulasi menyerupai suasana
persidangan di Pengadilan yaitu ada hakim, jaksa penuntut umum, terdakwa,
penasehat hukum dengan menerima beragam pertanyaan sehingga tidak grogi dalam
persidangan sebenarnya.
4. Memfokuskan pada Keahlian Profesi sebagai Auditor
Sasaran pemberian keterangan ahli adalah memberikan pendapat berdasarkan
keahlian profesi auditor dalam suatu kasus yang menurut pihak penyidik telah
memenuhi unsur-unsur tindak pidana korupsi dan/atau perdata untuk membuat
terang suatu peristiwa bagi penyidik dan/atau hakim.
Membantu APH dalam Penanganan Kasus/Perkara TPK
Kiat-kiat Praktis Pemberi Keterangan Ahli

• Berpakaian konservatif dan rapi


• Memperlihatkan perilaku yang siap dan percaya diri.
• Mengatakan kebenaran.
• Menjaga kontak mata dengan penanya sesering mungkin.
• Meminta pertanyaan yang panjang atau yang tidak tepat untuk diubah
kalimatnya atau dipecah menjadi kalimat-kalimat yang lebih pendek.
• Mengambil nafas sebelum menjawab setiap pertanyaan dengan cara
berbicara yang tenang dan tidak tergesa-gesa.
• Menjelaskan konsep yang rumit dalam istilah umum.
• Bersahabat dan ramah dengan kehadiran setiap pihak.
• Membetulkan setiap pernyataan yang salah, segera setelah terdeteksi.
• Berbicara dengan suara yang jelas dan keras.

Membantu APH dalam Penanganan Kasus/Perkara TPK


• Sedapat mungkin jangan membaca dari catatan, anda akan terlihat seperti
sedang mengulang kesaksian. Hal ini terlihat buruk atau seolah-olah Ahli
kurang menguasai permasalahan.
• Jika mempunyai dokumen untuk diajukan, aturlah sehingga anda dapat
cepat mengambilnya jika diminta.
• Menahan diri dalam menggunakan bahasa profesional.
• Menggunakan istilah yang sederhana untuk menerangkan temuan atau
pendapat.
• Menjawab hanya atas pertanyaan yang ditanyakan, jangan keluar dari
pokok persoalan atau menyampaikan pernyataan lebih dari yang diminta
oleh penanya.
• Jangan berhubungan secara lisan dengan pengacara.
• Jangan mencoba melucu atau bersikap riang.
• Melihat langsung kepada orang yang mengajukan pertanyaan.
• Menjaga sikap profesional, jangan tersenyum tanpa alasan kepada hakim,
jaksa atau pengacara.
• Tenang dan tidak tergesa-gesa delam menjawab pertanyaan, dan berfikir
sebelum berbicara.
• Menggunakan grafik, bagan dan tambahan visual lainnya jika hal ini
membantu dalam mengklarifikasi masalahnya.

Membantu APH dalam Penanganan Kasus/Perkara TPK


• Jangan bicara dengan ragu-ragu atau gagap, peroleh kembali ketenangan
diri anda ketika pertanyaan yang sulit atau keras yang diajukan.
• Mintalah untuk mengulang pertanyaan atau penjelasan jika anda tidak
benar-benar memahaminya.
• Jika anda tidak tahu, jawablah tidak tahu, jangan menebak-nebak.
• Dalam uji silang, jangan menjawab terlalu cepat. Konsultasikan dengan
pihak anda apa tujuan dari pertanyaan itu.
• Jika hakim atau juri ingin bertanya, jawablah pertanyaan itu dengan
melihat ke arahnya.
• Jangan memandangi ruangan, lantai atau langit-langit
• Bersahabat dan ramah dengan siapa saja.
• Jangan berkata-kata dengan nada marah jika pengacara lawan menyerang
anda.
• Jujurlah, jangan berbohong, jangan mengada-ada, jangan mengelak.

Membantu APH dalam Penanganan Kasus/Perkara TPK


Perhitungan Kerugian Keuangan
Negara
POKOK BAHASAN
• LATAR BELAKANG PERHITUNGAN KERUGIAN
KEUANGAN NEGARA
• PENGERTIAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
• TEKNIK-TEKNIK PERHITUNGAN KERUGIAN
KEUANGAN NEGARA
• PERMASALAHAN DALAM PERHITUNGAN
KERUGIAN KEUANGAN NEGARA

Membantu APH dalam Penanganan Kasus/Perkara TPK


MENGAPA MENGHITUNG KERUGIAN
KEUANGAN NEGARA
• SALAH SATU UNSUR TPK
• PERTIMBANGAN DALAM MEMUTUSKAN
HUKUMAN
• BAHAN UNTUK ASSET RECOVERY
• BISA DIGUNAKAN DALAM ASPEK PERDATA

Membantu APH dalam Penanganan Kasus/Perkara TPK


PENGERTIAN KERUGIAN KEUANGAN
NEGARA
• KERUGIAN
• KEUANGAN NEGARA
• KERUGIAN KEUANGAN NEGARA

Membantu APH dalam Penanganan Kasus/Perkara TPK


STRUKTUR APBN/APBD
• LAPORAN REALISASI ANGGARAN
(PENERIMAAN, PENGELUARAN, PEMBIAYAAN)
• NERACA (ASSET, KEWAJIBAN, EKUITAS DANA)
• LAPORAN ARUS KAS

Membantu APH dalam Penanganan Kasus/Perkara TPK


KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
ASPEK AKUNTANSI
• PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUNGAN
(PENERIMAAN, PENGELUARAN, ASSET,
KEWAJIBAN, EKUITAS)
• KONSEP PENGAKUAN
• KONSEP PENILAIAN (HISTORICAL COST,
CURRENT COST, NILAI REALISASI, PRESENT
VALUE)

Membantu APH dalam Penanganan Kasus/Perkara TPK


LANGKAH MENGHITUNG KERUGIAN
KEUANGAN NEGARA
• MENGINDENTIFIKASI PENYIMPANGAN YANG
TERJADI (JENIS PENYIMPANGAN, DASAR HUKUM,
RUANG LINGKUP KN, PENYEBAB, WAKTU DAN
LOKASI)
• MENGIDENTIFIKASI TRANSAKSI (JENIS
TRANSAKSI, JENIS KERUGIAN)
• MENGIDENTIFIKASI, MENGUMPULKAN,
VERIFIKASI, DAN ANALISIS BUKTI
• MENGHITUNG JUMLAH KERUGIAN KEUANGAN
NEGARA
Membantu APH dalam Penanganan Kasus/Perkara TPK
TEKNIK-TEKNIK PERHITUNGAN KERUGIAN
KEUANGAN NEGARA
• TOTAL LOSS
• TOTAL LOSS DENGAN PENYESUAIAN
• KERUGIAN BERSIH (NET LOSS)
• HARGA WAJAR
• HARGA POKOK
• HARGA PERKIRAAN SENDIRI
• PENGGUNAAN APPRAISER
• OPPORTUNITY COST
Theodorus M. Tuanakotta
Membantu APH dalam Penanganan Kasus/Perkara TPK
TEKNIK-TEKNIK PERHITUNGAN
KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
• Total loss (seluruh nilai kontrak/ pengeluaran
dihitung sebagai kerugian negara)
• Real cost (selisih kontrak pengadaan dg biaya
nyata yg dikeluarkan)
• Harga pembanding (perbandingan harga
kontrak pengadaan dg harga pembanding yg
wajar)

Membantu APH dalam Penanganan Kasus/Perkara TPK


PERMASALAHAN PERHITUNGAN
KERUGIAN NEGARA
• APAKAH TERMASUK RUANG LINGKUP
KEUANGAN NEGARA (BUMN, ANAK
PERUSAHAAN BUMN, BANK TRUSTEE,
KERJASAMA DENGAN SWASTA)
• BUKTI AUDIT
• NILAI YANG DIGUNAKAN

Membantu APH dalam Penanganan Kasus/Perkara TPK


SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai