Penuntun Praktikum Fartoks I 2021 Yusuf
Penuntun Praktikum Fartoks I 2021 Yusuf
PENUNTUN PRAKTIKUM
FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI I
TIM PENYUSUN
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021
1|P age
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
KARTU KONTROL
PRAKTIKUM
FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI I
NAMA : ……………………………………..
FOTO
NIM : ……………………………………..
KELOMPOK : ……………………………………..
KELAS : …………………………………….. 3X4
Makassar, 2021
Koordinator Praktikum,
2|P age
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
3|P age
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
PERATURAN LABORATORIUM
4|P age
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
TUJUAN INSTRUKSIONAL
A. Umum
Setelah menyelesaikan praktikum ini, mahasiswa S-1 Farmasi akan dapat
mengevaluasi aktivitas obat menggunakan berbagai metode eksperimen
Farmaskologi.
B. Khusus
1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan cara penanganan hewan coba yang baik dan
penggunaan hewan yang sesuai etik.
2. Mahasiswa dapat mengevaluasi aktivitas obat berdasarkan Rute Pemberian Obat
3. Mahasiswa dapat mengevaluasi aktivitas obat berdasarkan Variasi Biologi
4. Mahasiswa dapat mengevaluasi aktivitas obat terhadap system saraf otonom
5. Mahasiswa dapat mengevaluasi aktivitas obat system saraf pusat
6. Mahasiswa dapat mengevaluasi aktivitas obat Analgetik
7. Mahasiswa dapat mengevaluasi aktivitas obat Antipiretik
8. Mahasiswa dapat mengevaluasi aktivitas obat Antiinflamasi
9. Mahasiswa dapat mengevaluasi aktivitas obat Antihipertensi
10. Mahasiswa dapat mengevaluasi aktivitas obat Diuretik
5|P age
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Percobaan Penanganan Hewan Coba
Percobaan Sistem Saraf Otonom
Percobaan Sistem Saraf Pusat I
Percobaan Analgetik, Antipiretik, dan Antiinflamasi
Percobaan Antihipertensi dan Diuretik
Daftar Pustaka
6|P age
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
PERCOBAAN I
A. Tujuan Instruksional
1. Mengenal berbagai macam hewan coba yang umum digunakan di
Laboratorium.
2. Melakukan penanganan terhadap hewan coba.
3. Memberikan perlakuan berupa pemberian sediaan terhadap hewan coba, baik
secara injeksi maupun oral.
B. Teori Umum
Ditinjau dari sistem pengelolaannya atau cara pemeliharaannya, dimana faktor
keturunan dan lingkungan berhubungan dengan sifat biologis yang terlihat atau
karakteristik hewan percobaan, maka ada 4 golongan hewan, yaitu:
1. Hewan liar
2. Hewan konvensional, yaitu hewan yang dipelihara secara terbuka.
3. Hewan yang bebas kuman spesifik patogen, yaitu hewan yang dipelihara
dengan sistem tertutup.
4. Hewan yang bebas sama sekali dari benih kuman.
Hewan coba atau sering disebut hewan laboratorium adalah hewan yang khusus
diternakkan untuk keperluan penelitian biologik. Hewan laboratorium tersebut
digunakan sebagai model untuk penelitian pengaruh bahan kimia atau obat pada
manusia. Beberapa jenis hewan dari yang ukuran terkecil dan sederhana ke ukuran
yang besar dan lebih kompleks digunakan untuk keperluan suatu penelitian, yaitu
sebagai berikut:
1. Mencit (Mus musclus)
a. Data biologik normal
- Konsumsi pakan per hari 5 g (umur 8 minggu)
- Konsumsi minum per hari 6,7 ml (umur 8 minggu)
- Diet protein 20 – 25 %
- Ekskresi urine per hari 0,5 – 1,0 ml
- Lama hidup 1,5 tahun
7|P age
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
8|P age
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
d. Pengambilan darah
Pengambilan darah dapat dilakukan pada lokasi tertentu dari tubuh, yaitu :
1. Vena lateral dari ekor.
2. Sinus orbitalis mata.
3. Vena saphena (kaki).
4. Langsung dari jantung.
Sedangkan tempat atau lokasi untuk injeksi, volume sediaan dan ukuran jarum
adalah sebagai berikut:
IV IP IM SC Oral
Lokasi Lateral Tidak Belakang
ekor direkomendasi leher
Volume 0,2 ml 2 – 3 ml 2 – 3 ml 5 – 10
ml/kg
Ukuran > 25 > 21 > 20 Jarum
Jarum guage guage guage tumpul
22 – 24
guage
e. Euthanasi (cara mematikan hewan coba)
Dengan beberapa cara yaitu euthanasia dengan CO2, injeksi barbiturat over
dosis (200 mg/kg) IP atau dengan dislokasi maupun dekapitasi. Yang terakhir
perlu keahlian khusus dan bergantung pada tujuan dilakukan euthanasia.
2. Tikus (Rattus novergicus)
a. Data biologik normal
- Konsumsi pakan per hari 5 g/100 g BB
- Konsumsi minum per hari 8 – 11 ml/100 g BB
- Diet protein 12 %
- Ekskresi urine per hari 5,5 ml/100 g BB
- Lama hidup 2,5 – 3 tahun
- Bobot badan dewasa :
- Jantan 300 – 400 g
- Betina 250 – 300 g
- Bobot lahir 5–6g
- Dewasa kelamin 50 ± 10 hari
- Siklus estrus (menstruasi) 5 hari (polyestrus)
- Umur sapih 21 hari (40 – 50 g)
- Mulai makan pakan kering 12 hari
- Rasio kawin 1 jantan – 3 atau 4 betina
9|P age
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
- Jumlah kromosom 42
- Suhu rektal 37,5ºC
- Laju respirasi 85 x/mn
- Denyut jantung 300 – 500 x/mn
- Pengambilan darah (maks.) 5,5 ml/kg
- Jumlah sel darah merah 7,2 – 9,6 x 106 /µl
- Jumlah sel darah putih 14 x 103 /µl
- Kadar hemoglobin (Hb) 15,6 g/dl
- Pack Cell Volume (PCV) 46%
b. Cara handling
Pertama ekor dipegang sampai pangkal ekor. Kemudian telapak tangan
menggenggam melalui bagian belakang tubuh dengan jari telunjuk dan jempol
secara perlahan diletakkan di samping kiri dan kana leher. Tangan yang lainnya
membantu dengan menyangga di bawahnya, atau tangan lainnya dapat
digunakan untuk menyuntik.
c. Penandaan (identifikasi) hewan coba
Sama dengan penandaan pada mencit.
d. Pengambilan darah
Pengambilan darah dapat dilakukan pada lokasi tertentu dari tubuh, yaitu:
1. Vena lateral dari ekor
2. Bagian ventral arteri ekor
3. Sinus orbitalis mata
4. Vena saphena (kaki)
5. Anterior vena cava
6. Langsung dari jantung
Sedangkan tempat atau lokasi untuk injeksi, volume sediaan dan ukuran jarum
adalah sebagai berikut :
IV IP IM SC Oral
Lokasi Lateral Otot Belakang
ekor dan quadricep, leher
vena bag.belakan
saphena g paha
Volume 0,5 ml 5 – 10 0,1 ml 5 – 10 ml 5 – 10 ml/kg
ml
10 | P a g e
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
11 | P a g e
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
12 | P a g e
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
13 | P a g e
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
paha, otot
lumbal
Volume 1 – 5 ml 50 – 0,5 – 1 ml 50 – 100 5 – 10
100 ml ml ml/kg
Ukuran > 20 guage > 20 < 20 gauge > 20 Jarum
Jarum guage guage tumpul
18 – 20
guage
Tabel 1. Volume maksimum pemberian larutan obat pada hewan coba
Jenis Hewan Rute Pemberian Obat dan Volume Maksimal (ml)
(Bobot Badan) i.v i.m i.p s.c p.o
Mencit (20-30 g) 0,5 0,05 1,0 0,5 – 1,0 1,0
Tikus (100 g) 1,0 0,1 2–5 2–5 5,0
Hamster (50 g) - 0,1 1–5 2,5 2,5
Marmut (250 g) - 0,25 2–5 5,0 10,0
Merpati (300 g) 2,0 0,5 2,0 2,0 10,0
Kelinci (2,5 kg) 5 – 10 0,5 10 – 20 5 – 10 20,0
Kucing (3 kg) 5 – 10 1,0 10 – 20 5 – 10 50,0
Anjing (5 kg) 10 – 20 5,0 20 – 50 10,0 100,0
Tabel 2. Faktor konversi dosis
Jenis Hewan Men Tik Mar Keli Kuci Ker Anjin Man
(Bobot cit us mut nci ng a g usia
Badan) (20 (200 (400 (1,5 (2 (4 (12 (70
g) g) g) kg) kg) kg) kg) kg)
Mencit (20 1,0 7,0 12,29 27,8 28,7 64,1 124,2 387,9
g)
Tikus (200 0,14 1,0 1,74 3,9 4,2 9,2 17,8 60,5
g)
Marmut 0,08 0,57 1,0 2,25 2,4 5,2 10,2 31,5
(400 g)
Kelinci (1,5 0,04 0,25 0,44 1,0 1,06 2,4 4,5 14,2
kg)
Kucing (2 0,03 0,23 0,41 0,92 1,0 2,2 4,1 13,0
kg)
Kera (4 kg) 0,01 0,11 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1
6
Anjing (12 0,00 0,06 0,10 0,22 0,24 0,52 1,0 3,1
kg) 8
Manusia (70 0,00 0,01 0,031 0,07 0,76 0,16 0,32 1,0
kg) 26 8
14 | P a g e
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
15 | P a g e
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
PERCOBAAN II
A. Tujuan Instruksional
Mengetahui dan memahami efek farmakologi obat-obat yang bekerja pada sistem
saraf otonom dengan melihat respons yang timbul pada mencit (Mus musculus).
B. Teori Umum
Sistem saraf dibedakan atas dua divisi anatomi yaitu sistem saraf pusat
(SSP) yang terdiri atas otak dan medula spinalis, serta sistem saraf tepi yang
merupakan sel-sel saraf yang terletak diluar otak dan medula spinalis, yaitu saraf-
saraf yang masuk dan keluar SSP. Sistem saraf tepi dibagi menjadi divisi eferen
yaitu neuron yang membawa signal dari otak dan medulla spinalis ke jaringan tepi,
serta divisi eferen yang membawa informasi dari perifer ke SSP.
Bagian eferen sistem saraf tepi selanjutnya dibagi menjadi dua sub divisi
fungsional utama, yaitu sistem somatik dan sistem otonom. Eferen somatik dapat
dipengaruhi oleh kesadaran yang mengatur fungsi-fungsi, seperti kontraksi otak
untuk memindahkan suatu benda. Sedangkan sistem otonom tidak dipengaruhi
kesadaran dalam mengatur kebutuhan sehari-hari. Sistem saraf otonom terdiri atas
saraf motorik visera (eferen) yang menginervasi otot polos organ visera, otot
jantung, pembuluh darah dan kelenjar endokrin.
Sistem saraf otonom terbagi menjadi dua yaitu saraf parasimpatik yang
mekanismenya menggunakan senyawa kolinergik dan saraf simpatis yang
mekanisme kerjanya menggunakan senyawa adrenergik.
Sistem saraf otonom mengatur aktivitas alat-alat dalam yang dalam keadaan
normal di luar kesadaran dan kontrol volunter, misalnya sirkulasi, pencernaan,
berkeringat, dan ukuran pupil.
C. Alat dan Bahan
1. Spoit oral (kanula) 8. Adrenalin 1mg/ml
2. Spoit injeksi 9. Atropin sulfat 0,25 mg/ml
3. Alkohol 10. Pilokarpin HCl 20 mg/ml
4. Kapas 11. Propanolol HCl 10 mg
5. Air suling 12. Asam pikrat
16 | P a g e
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
17 | P a g e
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
18 | P a g e
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
PERCOBAAN III
SISTEM SARAF PUSAT
A. Tujuan Instruksional
Mengetahui dan memahami efek farmakologi obat-obat yang bekerja pada sistem
saraf pusat, khususnya golongan anestesi dan hipnotik-sedatif dengan melihat
respons yang timbul pada mencit (Mus musculus).
B. Teori Umum
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing mempunyai
fungsi tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik,
diperlukan adanya koordinasi (pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar
hewan, koordinasi dilakukan oleh sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormon.
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas adalah kemampuan
menanggapi rangsangan. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang
harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
1. Reseptor
2. Konduktor (penghantar impuls)
3. Efektor
Obat yang bekerja pada sistem saraf pusat (SSP) yang memperlihatkan efek yang
sangat luas. Obat tersebut mungkin merangsang atau menghambat aktivitas SSP
secara spesifik atau secara umum.
C. Alat dan Bahan
1. Air suling 9. Luminal
2. Aqua Pro Injections (API) 10. Diazepam
3. Spoit oral (kanula) 11. Kloroform
4. Spoit injeksi 12. Eter
5. Kapas 13. Alkohol
6. Toples kaca 14. Stopwatch
7. Papan bedah 15. Kloralhidrat
8. Seperangkat alat bedah
D. Prosedur Kerja
1. Perlakuan Anastesi
19 | P a g e
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Mencit dikelompokkan dan diberi
tanda menjadi 3 kelompok, yaitu:
Kelompok I : Diberi eter
Kelompok II : Diberi kloroform
Kelompok III : Diberi alkohol
Masing-masing mencit dimasukkan ke dalam toples yang berbeda. Ambil kapas
lalu diberi dengan larutan uji atau obat (eter, kloroform, dan alkohol). Kapas
tersebut dimasukkan ke dalam toples. Catat onset dan durasi dengan
menggunakan stopwatch.
2. Perlakuan Hipnotik-Sedatif
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Mencit dikelompokkan dan diberi
tanda menjadi 4 kelompok, yaitu:
Kelompok I : Diberi obat Luminal secara per-oral
Kelompok II : Diberi obat diazepam secara per-oral
Kelompok III : Diberi larutan kloralhidrat secara per-oral
Kelompok IV : Diberi infusa kangkung secara per-oral
Masing-masing catat onset dan durasi dengan menggunakan stopwatch.
20 | P a g e
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
PERCOBAAN V
A. Tujuan Instruksional
1. Mengetahui beberapa obat yang bersifat analgetik, antipiretik, dan
antiinflamasi.
2. Mengetahui pengaruh pemberian obat analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi
pada hewan coba.
3. Mengetahui beberapa tanaman yang bersifat analgetik, antipiretik, dan
antiinflamasi dan membandingkannya dengan khasiatnya dengan obat-obatan
yang digunakan.
B. Teori Umum
1. Analgetik
Analgetik adalah senyawa yang dalam dosis terapiutik meringankan atau
menekan rasa nyeri, tanpa memiliki kerja anastesi umum. Berdasarkan potensi
kerja, mekanisme kerja dan efek samping, dibedakan dalam 2 kelompok :
a. Analgetik yang berkhasiat kuat
b. Analgetik yang bersifat lemah
Analgetik dibagi menjadi 2 kelompok besar yakni :
a. Analgetik perifer (non-narkotik) yang terdiri dari obat-obat tidak bersifat
narkotik dan tidak bekerja sentral.
b. Analgetik narkotik, khususnya digunakan untuk menghalau rasa nyeri
hebat, seperti pada fractura dan kanker.
2. Antipiretik
Antipiretik adalah keadaan dimana suhu tubuh meningkat di atas 37ºC. Tubuh
tidak berhasil lagi untuk menyingkirkan panas melalui saluran-saluran
normalnya.
3. Antiinflamasi
Fenomena inflamasi meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya
permeabilitas kapiler, dan migrasi leukosit kejaringan radang. Gejala proses
inflamasi yng sudah dikenal ialah Kalor, Rubor, Tumor, Dolor, dan Funtiolaesa.
21 | P a g e
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
22 | P a g e
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
PERCOBAAN V
A. Tujuan Instruksional
1. Menentukan dan membandingkan efek farmakologi obat-obat antihipertensi
yaitu propranolol dan klonidin terhadap hewan coba mencit (Mus musculus).
2. Menentukan dan membandingkan efek farmakologi obat-obat diuretik yaitu
tablet HCT, furosemid, spironolakton terhadap hewan coba mencit (Mus
musculus).
3. Mengamati perubahan tekanan darah pada probandus sebelum dan setelah
mengkonsumsi sampel melalui pengukuran tekanan darah.
B. Teori Umum
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg
atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Dapat juga dikatakan peningktan
tekanan darah didalam arteri. Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan.
Penderita hipertensi mungkin tak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun.Masa
laten ini menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ
yang bermakna.
1. Menurut WHO (1962)
Kriteria Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normo tensi <140 <90
Borderline 140-160 90-95
Hipertensi > 160 >95
2. Menurut JNC-5 (1993)
Klasifikasi Tekanan Darah Dewasa Usia > 18 Tahun
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <130 <90
Normal tinggi 130 – 139 85 – 89
Hypertensi
Stage 1 (ringan) 140 - 159 90 – 99
Stage 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109
Stage 3 (berat) 180 – 209 110 -119
Stage 4 (sangat berat) >210 >120
23 | P a g e
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
24 | P a g e
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
25 | P a g e
Penuntun Praktikum Farmakologi – Toksikologi 2021
DAFTAR PUSTAKA
26 | P a g e