20 Juni 2021
Bahan
1. Garam kasar
2. Air
Terbentuk garam
halus berwarna putih.
tetapi karena keterbatasan alat, maka kelompok kami tidak tahu secara tepat berapa massa
garam yang diperoleh maupun massa garam yang dijadikan sampel otomatis kelompok kami
tidak bisa menghitung persen rendemen dari garam tersebut.
VII. Kesimpulan
1. Percobaan pemurnian didasarkan pada perbedaan daya larut padatan yang akan
dimurnikan dengan pengotornya dalam suatu pelarut tertentu.
2. Pelarut yang digunakan untuk melarutkan garam kasar adalah air panas.
3. Proses penyaringan berfungsi untuk untuk memisahkan pengotor yang tidak larut dalam
air
4. Garam yang digunakan dalam percobaan ini pada mulanya masih kasar dan berwarna
putih kekuningan.
5. Garam yang dihasilkan sebagai hasil rekristalisasi yaitu garam halus berwarna putih.
6. Proses rekristalisasi pada pembuatan garam adalah pada proses pemanasan dan
pengeringan.
7. Proses pemanasan rekristalisasi dilakukan dengan menggunakan bantuan kompor
8. Prinsip dasar dari rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan
dimurnikan dengan kelarutan zat pencemarnya.
9. Untuk menghilangkan pengotor yang masih larut dalam air dapat dihilangkan dengan
penambahan NaOH yang dapat mengubah MgCl2 dan MgBr2 menjadi yang
mengendap.
10. Tanpa adanya proses pemurnian, garam kasar yang dihasilkan melalui penguapan air
laut masih bercampur dengan senyawa lain.
Garam kasar dimasukkan ke dalam gelas Ditambahkan air panas ke dalam gelas yang
berisi garam kasar
Air di dalam filtrat sudah mulai menguap Air sudah seluruhnya menguap
dan tersisa endapan garam
Garam yang dihasilkan dari
proses rekristalisasi Dhika Putricia dan Muhibah Awaliyah
berfoto setelah selesai praktikum