Anda di halaman 1dari 12

KEGIATAN BELAJAR 2: KLASIFIKASI KATA DALAM BAHASA ARAB

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan


Mampu mengidentifikasi berbagai bentuk kata dalam bahasa Arab
berdasarkan ciri-cirinya.

Subcapaian Pembelajaran Mata Kegiatan


Mengidentifikasi kata isim, kata fi’il, dan kata harf secara tepat sesuai dengan
ciri-cirinya.

Pokok-pokok Materi

A. Klasifikasi Kata dalam Bahasa Arab


B. Kata Isim
C. Kata Fi’il
D. Kata Harf

PETA KONSEP
• Kalimah (kata) ialah lafazh (bunyi, ujaran bahasa) yang mengandung
makna dalam keadaan mandiri atau ketika bersambung dengan lafazh
yang lain. Kalimah dapat dipadankan dengan “kata” dalam bahasa
Indonesia. Kata ialah satuan bunyi bahasa terkecil yang dapat
diujarkan sabagai bentuk yang bebas dan mengandung makna; atau
satuan (unsur) bahasa yang berupa morfem bebas dan mengandung
makna.
• Kalimah diklasifikasikan ke dalam tiga kelas, yaitu: isim (‫)اسم‬, fi‘il (‫)فعل‬,
dan harf (‫)حرف‬. Dalam linguistik umum, isim (‫ )اسم‬dapat dipadankan
dengan nomina dan adjektiva, fi‘il (‫ )فعل‬disejajarkan dengan verba, dan
harf (‫ )حرف‬disetarakan dengan partikel.
• Ciri kalimah isim antara lain: dapat disisipi alif lam “‫ ”ال‬di awalnya,
dapat didahului harf jarr (‫)حرف الجر‬, dapat didahului harf nidâ’ (‫;حرف النداء‬
partikel sapaan), dapat menerima tanwin ( ‫ ) ـًــٍــ‬di akhir, dan bisa
menjadi sandaran (‫ )مسند‬bagi kata lainnya. Ciri kalimah fi‘il ialah dapat
disisipi dhamîr (kata ganti) ‫ت‬, ‫ت‬, ‫ت‬, dan ْ‫ ت‬di akhirnya, dapat disisipi ‫ي‬ ْ
di akhir fi‘il amr, dapat disisipi ‫( ن‬nun syiddah) di akhir fi‘il mudhâri dan
fi‘il amr, dan dapat didahului oleh ْ‫قـد‬, ‫س‬, dan ‫س ْوف‬. Ciri kalimah harf ialah
tidak dapat menerima ciri-ciri kalimah isim dan fi‘il.
• Kalimah yang menjadi objek utama kajian ilmu sharf ialah kalimah isim
dan kalimah fi‘il yang menerima perubahan bentuk (mutasharrif).
Sedangkan kalimah harf tidak dibahas secara khusus di dalam ilmu
sharf. Akan tetapi, mengetahui bentuk-bentuk kalimah harf sangat
penting mengingat ia merupakan salah satu kelas kalimah.

Perhatikan bagan berikut!

‫الكلمة العربية‬

‫ح رف‬ ‫فع ل‬ ‫اس م‬


PARTIKEL VERBA NOMINA

‫أقسامه‬ ‫أقسامه‬
‫حروف املعان‬
Partikel Semantis
Klasifikasi Verba Klasifikasi
Klasifikasi Verba ‫أحواله‬ ‫أحواله‬
Nomina
‫حروف املبان‬
Bentuk Verba Bentuk Nomina
Pertikel Statis
‫التصريف‬ ‫تركيبه‬

Konjugasi Struktur Nomina

‫حروف العلة‬ ‫داللته‬

Semi Vokal Makna Nomina


Uraian Materi
A. Definisi Kalimah
Menurut Muhammad bin ‘Abdillah Ibnu Malik di dalam Nazhm al-Alfiyyah,
kata “kalimah” (‫ )كلمة‬berbentuk mufrad (tunggal, satuan) dan berasal dari isim
jenis “kalim” (‫)كلم‬. Ibnu ‘Aqil al-Hamadzani, seorang pensyarah Nazhm al-Alfiyyah
terkemuka, menegaskan bahwa “kalimah” itu bermakna tunggal, sedangkan
“kalim” menunjukkan makna tidak tunggal atau lebih dari dua. Ibnu ‘Aqil
mengatakan:

‫ هي‬:‫ والكلمة‬،"....‫ "إن قام زيد‬:‫ كقولك‬،‫ ما تركب من ثالث كلمات فأكثر‬:‫الكلم‬
.‫اللفظ املوضوع ملعىن مفرد‬
Artinya: “Kalim” (‫ )كلم‬ialah susunan kalimat yang terdiri atas tiga kalimah atau
lebih, seperti ucapan: “...،‫( ”إن قام زيد‬Jika Zaid berdiri…), sedangkan “kalimah” (‫)كلمة‬
ialah lafazh (ujaran) yang sengaja diucapkan untuk makna yang tunggal (mufrad).

Akan tetapi, “kalimah” kadang juga digunakan untuk makna “kalâm”, yaitu
lafazh yang tersusun dan mengandung pengertian sempurna, seperti ucapan ‫كلمة‬
‫( اإلخالص‬kalimah al-ikhlash) dan ‫( كلمة التوحيد‬kalimah al-tauhîd), yaitu ‫( ال إله إال هللا‬lâ
ilâha illallâh: tiada tuhan selain Allah). Juga, seperti sabda Nabi Saw.:

:‫ يريد قصيدة لبيد بن ربيعة العامري اليت أوهلا‬."‫"أفضل كلمة قاهلا شاعر كلمة لبيد‬
‫ وكل نعيم ال حمالة زائل‬/ ‫أال كل شئ ما خال هللا ابطل‬
Artinya: “Sebai-baik kalimah yang diucapkan oleh penyair adalah kalimah
Lubaid”. Maksudnya, senandung syair dari Lubaid bin Rabi‘ah al-‘Amiri yang
dimulai dengan: “Ingatlah, segala sesuatu yang bukan karena Allah itu batil
(rusak), dan setiap kesenangan itu pasti akan sirna.”
Kalimah (kata), sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu ‘Aqil dan para ahli tata
bahasa Arab, adalah unsur pembentuk kalimat yang lazim disebut kalâm, atau
dalam istilah lain adalah “jumlah”. Menurut Ibnu Malik, kalâm ialah ujaran (lafzh)
yang memberikan makna kepada lawan bicara, seperti kata “‫( ”اسْتق ْم‬istaqim):
“bersikap luruslah” atau “tetaplah dalam kebaikan”, meskipun ujaran “‫ ”اسْتق ْم‬itu
tidak tersusun dari dua kata atau lebih. Sedangkan “kalim” ialah susunan tiga
kalimah atau lebih, meskipun tidak memberikan makna kepada lawan bicara,
seperti ucapan: “...،‫( ”إن قام زيد‬Apabila Zaid berdiri…) yang belum sempurna.
Dalam al-Mu‘jam al-Wasîth, dikatakan:
‫(الكلمة والكلمة) اللفظة الواحدة و (عند النحاة) اللفظة الدالة على معىن مفرد‬
‫ اجلملة أو العبارة التامة‬-‫ و‬.‫ابلوضع سواء أكانت حرفا واحدا كالم اجلر أم أكثر‬
‫ ويف‬.‫ حكمه أو إرادته‬:‫ وكلمة هللا‬.‫املعىن كما يف قوهلم "ال إله إال هللا" كلمة التوحيد‬
‫ و (كذلك حقت كلمة ربك على الذين‬،)‫التن زيل العزيز (وكلمة هللا هي العليا‬
.‫ أو رسالة‬،‫ أو مقالة‬،‫ أو خطبة‬،‫ قصيدة‬،‫ الكالم املؤلف املطول‬-‫فسقوا)؛ و‬
“Kalimah” dan “Kilmah”: ujaran/lafazh yang tunggal; menurut ahli nahwu (tata
bahasa): lafazh tunggal yang menunjukkan makna satuan dengan cara disengaja,
baik ia berupa satu harf (partikel), seperti lâm al-jarr (lam yang menyebabkan isim
setelahnya dibaca jarr) maupun lebih dari satu kalimah. “Kalimah” berarti: kalimat
atau ungkapan yang sempurna maknanya, seperti ucapan orang Arab: “Lâ ilâha
illallâh ialah kalimah tauhid.” Kalimah Allah: hukum-Nya dan kehendak-Nya. Di
dalam Al-Quran dikatakan, “Kalimah (hukum dan kehendak) Allah itulah yang
tinggi.” Dan, “Demikianlah hukum Tuhanmu itu tetap bagi orang-orang yang
fasik.” “Kalimah” berarti juga: ucapan yang tersusun panjang; kasidah/kumpulan
puisi; khutbah; makalah; atau surat.

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa makna leksikal “kalimah”


ialah ujaran bahasa yang tunggal. Secara umum, maksud ujaran bahasa yang
tunggal adalah kata, sehingga dapat dikatakan bahwa arti kalimah adalah kata.
Sedangkan penggunaan “kalimah” memiliki maksud yang berbeda-beda, di
antaranya: kalimat, hukum, ucapan yang tersusun panjang, kasidah/kumpulan
puisi, khutbah, makalah, atau surat. Selain itu, di dalam bahasa Arab
kontemporer, dijumpai variasi penggunaan yang lain, seperti:
1. ‫أعطى له الكلمة‬: saya memberinya kesempatan bicara,
2. ‫ت كلمتهم على كذا‬
َ ‫اجتمع‬: mereka bersepakat kata tentang masalah ini,
3. ‫الكلمات األخيرة‬: kata-kata atau pesan terakhir sebelum wafat,
4. ‫الكلم َة األخيرة‬: keputusan terakhir,
5. ‫الكلم َة العليا‬: kekuasaan, pendapat, keputusan,
6. ‫الكلم َة المفتاحية‬: kata kunci,
7. ‫ما نفذت كلمات هللا‬: tidak akan habis ilmu-ilmu Allah, dan lain sebagainya
Adapun menurut ahli nahwu (tata bahasa Arab), kalimah (kata) ialah
sebuah ujaran (bunyi bahasa) yang membentuk kalâm atau jumlah. Joseph Ilyas
dan George Nasief di dalam al-Wajîz fi al-Sharf wa al-Nahw wa al-I‘râb
mengatakan:

‫ أو يف غريه إذا استوى يف مجلة‬،‫ لفظ يدل على معىن فيه‬:‫الكلمة‬


“Kalimah ialah lafazh (ujaran) yang menunjukkan arti pada dirinya, atau
menunjukkan arti pada selainnya ketika tersusun dalam sebuah jumlah atau
kalimat.”
Maksud “menunjukkan arti pada dirinya” ialah memiliki arti sendiri, seperti
kalimah isim dan fi‘il, sedangkan maksud “menunjukkan arti pada selainnya” ialah
tidak memiliki arti sendiri tetapi harus bersambung dengan kalimah lain, seperti
kalimah harf atau partikel. Dalam linguistik umum, kata ialah satuan bunyi bahasa
terkecil yang dapat diujarkan sabagai bentuk yang bebas dan mengandung
makna; atau satuan (unsur) bahasa yang berupa morfem bebas dan
mengandung makna.
Dalam definisi lain diungkapkan:
.‫ وحرف‬،‫ وفعل‬،‫اسم‬ ٍ
ٌ ‫ وهي ثالثةُ أقسام‬.‫معىن ُمفرد‬
ً ‫ظ يدل على‬
ٌ ‫الكلمةُ لف‬
“Kalimah ialah lafzh (ujaran, kata) yang menunjukkan makna tunggal.
Kalimah dibagi tiga, yaitu: isim, fi‘il, dan harf

B. Klasifikasi Kalimah
Dalam bahasa Arab, kalimah (kata) dibagi ke dalam tiga kelas, yaitu isim,
fi’il, dan harf. Sedangkan dalam linguistik umum, dikenal beberapa label kelas
kata, yaitu: nomina (n), verba (v), adjektiva (a), adverbial (adv), numeralia (num),
partikel (p), pronominal (pron).
Berikut ini diurakan takrif kalimah isim, fi‘il, dan harf.
1. Isim (kata benda atau sejenisnya)
Di dalam Syarh Matn al-Âjurûmiyyah, isim ditakrifkan sebagai berikut:

.‫االسم هو كلمة دلت على معن يف نفسها ومل تقرتن بزمن وضعاً كزيد وأان وهذا‬
Isim ialah kalimah (kata) yang menunjukkan arti pada dirinya dan situasinya
tidak disertai dengan kala/waktu, seperti kata ‫( زيد‬Zaid; nama orang), ‫( أنا‬saya;
kata ganti orang pertama), dan ‫( هذَا‬ini; kata tunjuk).
Atau dapat diungkapkan:

‫كلمة دلت على معن يف نفسها ومل تقرتن أبحد األزمنة الثالثة‬
“Kalimah yang menunjukkan makna pada dirinya dan tidak disertai dengan
kala/waktu yang tiga (mâdhî/lalu, mudhârî/sekarang, dan mustaqbal/nanti).”
Dalam definisi lain diungkapkan:

‫معن يف نفسه غري ُمق ِرت ٍن بزمان كخالد َو َفر ٍس وعُصفوٍر ودا ٍر‬ َّ
ً ‫ ما دل على‬: ‫االسم‬
"‫ واأللف من "كتبَا‬،"‫"كتبت‬ ‫اإلخبار عنه كالتاء من‬ ‫صح‬ ٍ
ُ ُ ّ َ‫ أن ي‬:‫ وعالمته‬.‫وحنطة وماء‬
‫حرف النداء كيا‬
َ ‫ أو‬،‫كفرس‬
َ ،‫ أو التنوين‬،‫"أل" كالرجل‬
ْ ‫يقبل‬
َ ‫ أو‬،"‫والواو من "كتبوا‬
.‫اجلر كاعتمد على من تثِ ُق به‬
ِّ ‫حرف‬
َ ‫ أو‬،‫الناس‬
ُ ‫أيُّها‬
“Isim ialah kata yang menunjukkan makna pada dirinya yang tidak disertai
dengan kala/waktu, seperti kata: “‫( خالد‬khâlid; nama orang), ‫( فرس‬faras; kuda),
‫‘( عصفور‬ushfûr; burung), ‫( حنطة‬hinthah; gandum), dan ‫( ماء‬mâ’; air). Ciri-ciri isim
ialah: dapat digantikan oleh lafazh yang berfungsi untuk memberitahukan,
seperti dhamîr ‫ ت‬pada kata: ‫( كَتبْت‬katabtu: saya telah menulis), dhamîr “‫”ا‬
pada kata ‫( كَتبا‬katabâ: dua orang telah menulis), dan dhamîr “‫ ”و‬pada kata
‫( كَتبوا‬katabû: mereka [3 orang atau lebih] telah menulis), menerima “‫ ”ال‬di
awal, seperti kata ‫( الرجل‬laki-laki itu), menerima tanwin ( ‫ ) ـًــٍــ‬di akhir, seperti
kata ‫فرس‬, menerima harf (partikel) sapaan “‫ ”يا‬seperti pada kata: ‫( يَا أيها الناس‬hai
manusia!), atau harf al-jarr (partikel yang men-jarr-kan isim), seperti kalimat:
‫علَىَ م ْن تثق به‬
َ ْ‫( اعْتمد‬berpeganglah kepada orang yang kamu percayai!)”
Perhatikan tabel berikut!
‫املعىن‬ ‫املثال‬ ‫عالمة االسم‬ ‫الرقم‬
• Saya telah menulis
‫ت‬
ُ ‫كتب‬
ْ :‫ت‬ ُ ‫ يصح اإلخبار عنه‬1
• Dua orang telah
menulis ‫ كتب ا‬:‫ا‬
• Mereka (3 orang atau
lebih) telah menulis ‫ كتب وا‬:‫و‬
• Laki-laki ‫ الـرجل‬:‫ال‬ ‫قبول "ال" يف أوله‬ 2
• mahasiswa
• sekolah
‫الـطالب‬
• kampus ‫الـمدرسة‬
(semuanya didahului ‫ال‬
untuk arti khusus)
‫الـجامعة‬
• Khalid ‫َخالِ ٌد‬ ‫التنوين ً" ـٌٍ" يف آخره‬ 3
• rumah
• kuda
‫ت‬ٌ ‫بَ ْي‬
(semuanya diakhir ‫س‬
ٌ ‫فَ َر‬
tanwin)
• Hai Muhammad ‫اي حممد‬ ‫قبول "اي" حرف‬ 4
• Hai Fatimah
• Wahai Yang Maha
‫اي فاطمة‬ ‫النداء‬
Pemurah
‫اي رْحن‬
• Duhai Yang Maha
Pengampun ‫اي غفور‬
(semuanya didahului
partikel sapa ‘‫)’اي‬

• Dari kampus ‫من اجلامعة‬ ،‫اجلر‬


ّ ‫قبول حرف‬ 5
• Ke mesjid ِ
‫مسجد‬ ْ‫ إىل ال‬.‫ َعن‬،‫ إىل‬،‫ ِمن‬:‫مثل‬
• Berpeganglah pada
orang yang kamu
percayai
‫اِ ْعتَ ِم ْد َعلَى َم ْن تثِ ُق به‬
Kalimah isim secara umum menunjukkan arti benda (nomina) atau yang
menurut ahli bahasa Arab dianggap “sejenis” dengan arti benda, seperti kata
pelaku (isim fâ‘il), kata objek (isim maf‘ûl), dan kata sifat (shifah musyabbahah,
isim tafdhîl, dan shîghah mubâlaghah). Juga, seperti isim ma‘nâ atau mashdar
yang artinya hanya dapat dicerap oleh akal dan tidak memiliki wujud
benda/fisik. Tentang isim ma‘nâ atau mashdar akan dijelaskan pada bab
ketiga yang mengulas tentang isim jâmid, yaitu kalimah yang statis, sangat
sedikit perubahannya, dan tidak memiliki akar, dan isim musytaqq, yaitu
kalimah yang berkembang, mengalami beberapa perubahan bentuk, memiliki
akar kata, dan dibentuk dari satu kata akar.
2. Fi‘il (kata kerja, verba)
Fi‘il, di dalam Matn al-Âjurûmiyyah, ditakrifkan sebagai berikut:

‫الفعل هو كلمة دلت على معن يف نفسها واقرتنت بزمن وضعاً؛ فإن دلت تلك‬
‫ وإن دلت على زمن حيتمل احلال‬،‫ قام‬:‫الكلمة على زمن ماض فهي الفعل املاضي حنو‬
‫ وإن دلت على طلب شىء يف املستقبل‬،‫ يقوم‬:‫واالستقبال فهي الفعل املضارع حنو‬
. ‫فهي فعل األمر حنو قُ ْم‬
“Fi‘il ialah kalimah (kata) yang menunjukkan arti pada dirinya dan situasinya
disertai dengan kala/waktu. Apabila kalimah itu menunjukkan kala yang telah
lalu, ia disebut dengan fi‘il mâdhi (‫)فعل ماض‬, seperti kata: ‫ ;قـام‬apabila kalimah
itu menunjukkan kala sekarang/kini atau akan datang/nanti, ia disebut dengan
fi‘il mudhâri‘ (‫)فعل مضارع‬, seperti kata: ‫يقـوم‬, dan apabila kalimah itu
menunjukkan permintaan sesuatu pada kala yang akan datang, ia disebut fi‘il
amr (‫)فعل األمر‬, seperti kata: ‫قــ ْم‬.”
Dari takrif di atas, diketahui bahwa kalimah fi‘il ialah kata yang
menunjukkan arti pada dirinya. Secara umum, arti yang ditunjukkan kalimah fi‘il
ialah perbuatan atau kejadian. Karena itu, kata ini disebut dengan ‫( ف ْعل‬fi‘l[un])
yang artinya perbuatan, pekerjaan, atau kejadian. Selanjutnya, apabila ditinjau
dari kala/waktu yang menyertai situasinya, kalimah fi‘il dibagi ke dalam tiga
jenis, yaitu: fi‘il mâdhi (‫)فعل ماض‬, fi‘il mudhâri‘ (‫)فعل مضارع‬, dan fi‘il amr ( ‫فعل‬
‫)األمر‬, seperti kata-kata: ‫ قــ ْم‬- ‫قام – يق ْوم‬.
Takrif yang lebih sederhana dapat diungkapkan sebagai berikut:
ِ ‫وَييء‬
.‫وج ْئ‬ ٍ ِ
ُ َ َ‫معن ىف نـَ ْفسه ُمقرتن بزمان كجاء‬
ً ‫دل على‬
ّ ‫ما‬
“Fi‘il ialah kata yang menunjukkan arti pada dirinya yang disertai dengan
kala/waktu, seperta kata: ‫ئ‬
ْ ‫ ج‬،‫ يج ْيء‬،‫جاء‬.”
Tentang ciri-ciri fi‘il diungkapkan sebagai berikut:

‫"ضمري‬ ِ
‫ أو‬،‫التأنيث الساكنة‬
َ َ‫ أو "اتء‬،"‫"سوف‬
ْ ‫"السني" أو‬
َ ‫يقبل "قَ ْد" أو‬
َ ‫وعالمته أن‬
،‫نذهب‬ ‫ سوف‬،‫ستذهب‬ ،‫يقوم‬ ِ
ُ ُ ُ ‫ ق ْد‬،‫قام‬َ ‫ قد‬:‫ ومثالُه‬."‫ أو "نون التوكيد‬،"‫الفاعل‬
.‫اكتَب‬ ِ ِ ،‫ قمت‬،‫قامت‬
ْ َ ،‫َب‬ّ ُ‫ اكت‬،‫يكتَب‬
ّ َ ‫ ل‬،‫يكتَب‬
ّ َ ،‫قمت‬ َ ْ
ْ (di akhir), dhamîr al-
“Ciri-ciri fi‘il ialah dapat menerima ْ‫قد‬, ‫س‬, ‫( سوف‬di awal), ‫ت‬
fc‘il (kata ganti untuk pelaku), atau ‫ن‬/‫( ْن‬nûn taukîd) di akhir kata. Contohnya
ialah: ‫قد قام‬, ‫قد يقوم‬, ‫ب‬
َ ‫سـتذه‬, ‫سوف نذهب‬, ‫قامت‬, ََ‫قمت‬, ‫ت‬ َْ
َِ ‫قم‬, ََّ‫يكتبن‬, ََّ‫ليكتبن‬, ََّ‫اكتبن‬, ‫اكتبن‬ .

Perhatikan tabel berikut:


‫املعىن‬ ‫املثال‬ ‫عالمة الفعل‬ ‫الرقم‬
• Ia benar2 telah berdiri
‫ دخول "قَ ْد" يف أوله قد قام‬1
• Ia terkadang berdiri
• Orang-orang Mukmin ‫قد يقوم‬
benar2 telah menang
‫قد أفلح املؤمنون‬
• Ahmad akan membaca
‫س" يف أوله سـيقرأ أمحد‬
َ " ‫دخول‬ 2
• Fathimah akan pergi
‫سـتذهب فاطمة‬
• Orang-orang bodoh
akan berkata ‫سـيقول السفهاء‬
• Nanti kita akan pergi
‫ف" يف سوف نذهب‬
َ ‫دخول " َس ْو‬ 3
• Kelak kamu semua
akan mengetahui ‫سوف تعلمون‬ ‫أوله‬
• A’isyah telah kembali
‫َر َج َع ت عائشة‬ "‫ت‬ْ " ‫قبول‬ 4
• Ketika langit terbelah
• Seekor semut ‫ت‬ْ ‫إذا السماء انْ َش رق‬ ‫(التأنيث) يف أخره‬
berkata…
ْ ‫قال‬
‫ت نَْلَة‬
• Jika kamu telah selesai
(dari satu urusan), ‫صب‬ َ ْ‫ت فان‬ َ ‫إذا فر ْغ‬- ،‫ت‬
َ " ‫قبول ضمري‬ 5
‫لقد ِج ْئ ِت َشْيـئًا فَ ِرااي‬- ‫ت" الفاعل يف‬ ِ
ُ ،‫ت‬
tetaplah bekerja keras
(untuk urusan lain)

‫ك ِم ْن‬
Sungguh, engkau telah
membawa sesuatu َ ُ‫لََق ْد َخلَ ْق ت‬- ‫أخره‬
yang sangat mungkar
• Sungguh, engkau telah ‫ك َشْيـئًا‬ُ َ‫قَـْب ُل َوَملْ ت‬
Aku ciptakan sebelum
itu, padahal kamu
belum berwujud sama
sekali
‫َع َذ ًاب‬ ِ
ُ‫ََألُ َع ّذبـَنَّه‬ ‫قبول نون التوكيد‬
• Pasti akan kuhukum ia
dengan hukuman yang
6
‫َش ِديْ ًدا‬ ‫ ْن" يف أخره‬،‫" ّن‬
berat
• Tulislah dengan

ً‫َب ِر َسالَة‬
sungguh-sungguh
sebuah surat ْ َُ‫اُ ْك َْت‬

3. Harf (kata penghubung, partikel)


Harf, di dalam Matn al-Âjurûmiyyah, ditakrifkan sebagai berikut:

‫ واحلرف ال يدخل يف‬.‫احلرف هو كلمة دلت على معن يف غريها حنو إىل وهل ومل‬
‫ فإ ّن (هل) معناها االستفهام و(مل) معناها‬،‫أتليف الكالم إال إذا كان له معن كهل ومل‬
‫ زاي زيد‬:‫ ال يدخل يف تركيب الكالم كحروف املباين حنو‬،‫ فإن مل يكن له معن‬.‫النفي‬
.‫ فإ ّن كالً منها حرف مبين ال حرف معن‬،‫وايئه وداله‬

Harf ialah kalimah yang menunjukkan arti pada (bersama) kalimah lain, seperti
‫( إلى‬ke), ‫( ه ْل‬apakah), dan ‫( ل ْم‬tidak/belum). Harf tidak masuk ke dalam susunan
kalam kecuali ia memiliki makna, seperti harf ‫ ه ْل‬yang artinya istifhâm (kata
tanya: apakah) dan harf ‫ ل ْم‬yang artinya nafy (tidak/belum). Apabila harf tidak
memiliki arti, maka ia tidak masuk ke dalam struktur kalimat, seperti harf ‫ز‬/z,
‫ي‬/y, dan ‫د‬/d, yang membentuk kata ‫زيد‬. Harf ‫ز‬, ‫ي‬, dan ‫ د‬adalah hurûf al-mabânî
(tetap, tidak memiliki arti), bukan harf ma‘nâ (yang memiliki arti bila bersanding
dengan kalimah lain).
Dari takrif di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimah harf ialah kalimah
yang tidak memiliki arti yang sempurna kecuali setelah berhubungan dengan
kalimah lain. Kalimah harf bersifat pengait atau penghubung kalimah lain.
Bentuk kalimah harf berbeda dengan kalimah isim dan fi‘il. Dan, semua ciri
kalimah isim dan kalimah fi‘il tidak terdapat pada kalimah harf.
Perhatikan contoh kalimah isim, fi‘il, dan harf berikut:

‫احلرف‬ ‫الفعل‬ ‫االسم‬


‫ إىل‬،‫ِمن‬ ‫قمت‬
ُ ،‫قال‬ ‫ فاطمة‬،‫حممد‬
‫ يف‬،‫ على‬،‫عن‬ ِ ‫ رجع‬،‫ذهبت‬
‫ت‬ ‫ زينب‬،‫زيد‬
ْ َ
‫ لن‬،‫أن‬ ‫ يقوم‬،‫يقول‬ ‫ جامعة‬،‫مدرسة‬
‫ كي‬،‫إذن‬ ِ ،‫يذهب‬
‫يرجع‬ ‫ فندق‬،‫دار‬
َ
‫ ل ّـما‬،‫مل‬ ‫ اذهب‬،‫اقرأ‬ ‫ فرس‬،‫أسد‬
‫ ما‬،‫ إن‬،‫ِل‬ ِ ،‫قل‬
‫ارجعِي‬ ‫ نلة‬،‫بقرة‬
Bacalah ayat-ayat Al-Quran di bawah ini, kemudian klasifikasikan kalimah
isim, fi‘il, dan harf dengan cara meletakkannya pada kolom yang tersedia:

‫ أعوذ بهلل من الشيطان الرجيم‬-1


‫ بسم هللا الرمحن الرحيم‬-2
‫ قد أفلح املؤمنون‬-3
‫ سيقول السفهاء من الناس‬-4
‫ إن هللا أيمركم أن تذحبوا بقرة‬-5
‫ إن تبدوا ما يف أنفسكم أو ختفوه حياسبكم به هللا‬-6
‫ فإذا فرغت فانصب وإىل ربك فارغب‬-7
‫ وإن اآلخرة هي دار القرار‬-8
‫ ارجعي إىل ربك راضية مرضية‬-9
‫ إن هللا غفور رحيم‬-10
‫احلرف‬ ‫الفعل‬ ‫االسم‬

RANGKUMAN
1. Kalimah (kata) ialah lafazh (bunyi bahasa) yang sengaja diucapkan untuk
makna tunggal (mufrad); atau lafazh yang mengandung makna dalam
keadaan mandiri atau ketika bersambung dengan lafazh lain. Kalimah
dapat dipadankan dengan “kata” dalam bahasa Indonesia. Kata ialah
satuan bunyi bahasa terkecil yang dapat diujarkan sabagai bentuk yang
bebas dan mengandung makna; atau satuan (unsur) bahasa yang
berupa morfem bebas dan mengandung makna.
2. Kalimah diklasifikasikan ke dalam tiga kelas, yaitu: isim (‫)اسم‬, fi‘il (‫)فعل‬, dan
harf (‫)حرف‬. Dalam linguistik umum, isim (‫ )اسم‬dapat dipadankan dengan
nomina dan adjektiva, fi‘il (‫ )فعل‬disejajarkan dengan verba, dan harf

Anda mungkin juga menyukai