Anda di halaman 1dari 9

DITELEVISI DAN RADIO PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA DALAM

IKLAN

NAMA:MARTA ISABELLA PISTA


Abstrak
Iklan ditelevisi atau radio merupakan media massa audiovisual yang
sifatnya berbeda dengan media lain. Media cetak mempunyai kekuatan
pada sisi visualnya, media audio (radio) mempunyai kekuatan pada sisi
suara, dan media audiovisual memiliki kekuatan keduanya. Hampir
setiap rumah atau pun orang di wilayah Indonesia terdapat televisi
ataupun radio yang hampir selama 24 jam dinyalakan untuk menerima
siaran dari berbagai stasiun televisi. Dengan demikian, Iklan yang
ditampilakan ditrlrvisi ataupun radio memiliki kekuatan informatif
persuasif yang lebih tinggi dibandingkan dengan media lainnya sehingga
media ini dapat dikatakan lebih sempurna dan efek yang
ditimbulkannya pun lebih dasyat baik yang positif maupun yang
negative.Oleh karenanya, media komunikasi ini oleh para pengusaha
dimanfaatkan sebagai sarana promosi yang dikemas dalam bentuk iklan
televisi ataupun radio dikemas secara menarik.Agar menarik perhatian,
iklan diusahakan untuk dibuat semirip mungkin dengan kejadian-
kejadian kehidupan nyata masyarakat yang menjadi sasarannya. Sebuah
paket iklan televisi sering mengadirkan fenomena kemasyarakatan yang
tengah berlangsung dan menjadi tren di kalangan masyarakat. iklan
televisi ataupun radio menggunakan bahasa sebagai sarana penyampai
pesan kepada konsumen. Dengan kata lain terdapat penggunaan bahasa
dalam sebuah paket iklan televisi dan radio. Tujuan penelitian ini adalah
Mendeskripsi pilihan Bahasa yang seharusnya digunakan dalam
periklanan ditelevisi dan radio dan Menentukan faktor-faktor yang
menentukan terjadinya pilihan bahasa pada peristiwa tutur dalam iklan
televisi dan radio.

Kata kunci:Iklan ditelevisi dan radio


PENDAHULUAN

Iklan ditelevisi atau radio merupakan media massa audiovisual


yang sifatnya berbeda dengan media lain. Media cetak
mempunyai kekuatan pada sisi visualnya, media audio (radio)
mempunyai kekuatan pada sisi suara, dan media audiovisual
memiliki kekuatan keduanya.
Iklan yang ditampilakan ditelevisi ataupun radio memiliki
kekuatan informatif persuasif yang lebih tinggi dibandingkan
dengan media lainnya sehingga media ini dapat dikatakan lebih
sempurna dan efek yang ditimbulkannya pun lebih dasyat baik
yang positif maupun yang negative.Oleh karenanya, media
komunikasi ini oleh para pengusaha dimanfaatkan sebagai sarana
promosi yang dikemas dalam bentuk iklan televisi ataupun radio
dikemas secara menarik. Harus ada sudut lain dalam bahasa iklan
televisi atau radio yang perlu dicermati. Media massa memiliki
peran yang stategis dalam perkembangan bahasa.
Bagaimanakah Seharusnya pilihan bahasa pada iklan dalam
televisi dan radio ?. Apakah ciri ciri bahasa dalam iklan? Dan
bagaimana bisa terjadi penyimpangan penggunaan bahasa dalam
iklan?
Ditulisnya Artikel ini guna pembaca dapat mendeskripsi pilihan
bahasa yang seharusnya digunakan dalam periklanan ditelevisi
dan radio juga faktor-faktor yang menentukan terjadinya pilihan
bahasa pada peristiwa tutur dalam iklan televisi dan radio.
TEORI BAHASA DALAM PERIKLANAN
Adapun tujuan periklanan yang utama adalah untuk memberikan
informasi terkait dengan produk atau layanan kepada khalayak dan
mempersuasi khalayak untuk membeli atau menggunakan produk
atau layanan yang ditawarkan oleh organisasi atau perusahaan.
Untuk itu, dalam merencanakan kampanye periklanan, pengiklan
sangat perlu untuk memperhatikan apa yang menjadi daya tarik
iklan yang akan dibuat agar kampanye periklanan dapat berhasil.
Keberhasilan kampanye periklanan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satunya adalah bahasa. Jika kita perhatikan, iklan-
iklan yang bertebaran di berbagai media terlihat dengan jelas
bahwa iklan-iklan tersebut dirancang dengan menggunakan kata-
kata, frasa, dan kalimat dengan tujuan untuk menyampaikan
informasi atau mempersuasi khalayak untuk merubah sikap atau
melakukan tindakan tertentu.
Sebagai pengiklan tentunya harus memperhatikan pemilihan dan
penggunaan kata-kata, frasa, dan kalimat yang tepat agar tujuan
kampanye periklanan dan pemasaran dapat tercapai. Selain kata-
kata, frasa, dan kalimat, hal lain yang juga harus menjadi perhatian
pengiklan adalah warna, jenis huruf, ukuran kertas, dan lain-lain.
CIRI BAHASA DALAM IKLAN
1.     Singkat
2.      Padat
3.      Sederhana,
4.      Lugas
5.      Menarik,
6.      Jelas
PENYIMPANGAN BAHASA DALAM IKLAN
Analisis Kesalahan Bahasa Pada Iklan
Terdapat beberapa penyimpangan bahasa iklan dari kaidah bahasa
Indonesia baku, antara lain :
 1. Penyimpangan Klerikal (Ejaan dan Tanda Baca).
Kesalahan ini hampir setiap kali dijumpai dalam surat kabar, baik
a)      Kesalahan Pemenggalan
b)      Kesalahan Morfologis
c)      Kesalahan sintaksis
2.Penyimpangan grametikal
3.  Penyimpangan Semantik
4. peminjaman istilah-itilah atau perkataan-perkataan asing yang
populer di masyarakat
HASIL DAN PEMBAHASAN

CIRI BAHASA DALAM IKLAN


1.     Singkat, artinya bahasa harus menghindari penjalasan yang
yang panjang dan tidak penting.
2.      Padat, artinya mampu menyampaikan informasi secara
lengkap serta menerapkan prinsip 5W+1H, membuang kata-kata
mubadzir dan menerapkan prinsip ekonomi.
3.      Sederhana, artinya bahasa jurnalistik sedapat-dapatnya
memilih kalimat tunggal sederhana, bukan kalimat majemuk yang
panjang, rumit dan kompleks.
4.      Lugas, artinya bahasa jurnalistik menyampaikan informasi
secara langsung.
5.      Menarik, artinya dengan menggunakan pilihan kata yang
hidup, tumbuh dan berkembang.
6.      Jelas, artinya informasi yang disampaikan dengan mudah
dapat dipahami oleh khalayak umum.
PENYIMPANGAN BAHASA DALAM IKLAN
Analisis Kesalahan Bahasa Pada Iklan
Terdapat beberapa penyimpangan bahasa iklan dari kaidah bahasa
Indonesia baku, antara lain :
 1). Penyimpangan Klerikal (Ejaan dan Tanda Baca).
Kesalahan ini hampir setiap kali dijumpai dalam surat kabar, baik
media cetak maupun media elektronik seperti iklan di televisi.
Kesalahan ejaan juga terjadi dalam penulisan kata. Kesalahan
tanda baca dapat dijumpai dalam penggunaan tanda titik (.), tanda
koma (,), tanda hubung (-) dan lain-lain.
Jika dilihat dari segi ejaan, bahasa iklan sudah sesuai dengan ejaan
bahasa Indonesia. Namun, masih terdapat ejaan khas yang
menimbulkan kesalahan. Penggunaan tanda titik (.) dan tanda
koma (,) untuk kalimat deklaratif sering dilupakan dalam iklan.
Kalimat-kalimat iklan sering melupakan tanda titik sehingga
menimbulkan kalimat dalam iklan seolah-olah sebuah judul
karangan. Contoh kalimat iklan, antara lain :
ü  Lebih dari oli pelumas berteknologi (iklan oli Castrol)
ü  Diputer, dijilat, dicelupin makan oreo (iklan Oreo)
2). Penyimpangan Gramatikal
a)      Kesalahan Pemenggalan
            pemenggalan kata ketika ganti baris terkesan asal penggal
saja. Kesalahan ini disebabkan pemenggalannya menggunakan
program komputer berbahasa inggris.. Contoh pemenggalan kata
yang salah tersebut antara lain :
ü  Surya 12, taklukkan tantanganmu!
ü  Awali dengan sikat gigi, tuntaskan dengan Listerine.
b)      Kesalahan Morfologis
Penyimpangan ini sering ditemui dalam pemakaian kata kerja tidak
baku dengan penghilangan afiks pada kata kerja yang berupa
prefik (awalan) dihilangkan begitu juga pada penggunaan frasa
atau kelompok kata. Kesalahan yang sering terjadi adalah
penggunaan afikasi yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia. Kesalahan ini dipandang sebagai hal yang wajar
sehingga pembaca menganggap sesuatu yang benar. Contoh :
ü  Pembersih porselin, nggak bikin cape dech! (iklan WPC)
ü  Alaminya bikin semua kebaikan (iklan teh gelas)
c)      Kesalahan sintaksis
Kesalahan berupa pemakaian kata bahasa dan struktur kalimat
yang kurang benar sehingga sering mengacaukan pengertian. Hal
ini disebabkan karena logika yang kurang bagus. Kesalahan berupa
tata bahasa atau struktur kalimat yang kurang benar
sehingga menyalahkan pengertian. Contoh kalimat iklan
ü  Tumbuh tuh ke atas, enggak ke samping ( iklan Cerebrovit )
3)  Penyimpangan Semantik
            Kesalahan atau penyimpangan ini sering dilakukan dengan
alasan kesopanan atau meminimalkan dampak buruk pemberitaan.
Kadangkala bahasa iklan mengangkat diksi yang berbau kekerasan
dan menimbulkan suatu pertikaian. Kesopanan yang digunakan
menyebabkan terjadi pemilihan kata-kata yang kurang cocok.
Contoh :
ü  Energen untuk menang tiap hari ( iklan Energen )
4)  peminjaman istilah-itilah atau perkataan-perkataan asing yang
populer di masyarakat
            Penggunaan istilah-istilah asing banyak dijumpai dalam
media masa padahal pengganti istilah asing sudah diserap dalam
istilah bahasa. Contohnya saja dari aspek kosa kata. Kosa kata
yang digunakan dalam iklan banyak yang menggunakan bahasa
asing dan bahasa daerah yang seharusnya mengikuti aturan tata
bahasa. Penggunaan kata asing dan daerah seharusnya dimiringkan
tetapi dalam iklan tidak ditulis miring.
Contoh :
ü  Suzuki way of life !
ü  Sonice, enak bro!
KESIMPULAN
Iklan adalah wacana persuasif yang tertuang dalam bentuk
deskripsi dan direktif. Efektivitas iklan diukur berhasil atau
tidaknya iklan itu mengubah persepsi dan perilaku masyarakat
yang menjadi sasaran iklan seperti yang dikehendai sspemasang
iklan.

Iklan adalah sebuah karya kreatif yang selain menggunakan media


audio visual, juga menggunakan media verbal. Untuk mencapai
aspek pengingat verbal, manipulasi kata-kata dan ungkapan
seringkali dilakukan secara leluasa sehingga dalam beberapa hal
ada kecenderungan melanggar kaidah kebahasaan yang berlaku.
Pembatasan penggunaan bahasa dalam iklan dapat diarahkan
dengan rambu-rambu peraturan,tetapi hendaknya tidak membatasi
atau memasung kreativitas secara kuat.

SARAN

Dalam suatu iklan yang ditayangkan ataipun disiarkan diradio


haruslah mudah dipahami oleh pemirsanya,dan mengikuti tatat
bahasa keiklanan yang sudah ditentukan.

 Untuk menyampaikan informasi atau pesan dalam iklan digunakan


bahasa. Penggunaan bahasa dalam iklan bertujuan untuk
mempengaruhi pembaca atau pendengar.
DAFTAR PUSTAKA

BahasaIklan.https://dokumen.tips/documents/makalah-bahasa-
iklan.html. diakses 4 november 2019
Analisis
iklan.http://myblogrezzaangga.blogspot.com/2015/12/makalah-
bahasa-indonesia-analisis.html. diakses 6 november 2019
Moeliono, Anton M, ed., 1992. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka Saeed, John I, 2000. Semantics.
Dublin: Blackwell Pub. Sobur, Alex, 2002. Analisis Teks Media,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai