Anda di halaman 1dari 5

Apa itu lesson learned, insight,

take away dan hikmah?


by tonda

Syarat mendapatkan  lesson learned  adalah kita harus mengakui


keberhasilan dan belum berhasil (gagal), serta tidak pelit untuk
berbagi dengan yang lain.
Terinspirasi pernyataan rekan saya dalam suatu group WA, bang
Faisal, yang saat ini masih di operasional network internet dengan
komentar “leasson learn selama Posko harus bisa dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk melakukan improvement”.
Untuk mempunyai pemahaman yang kuat dan menjadi fondasi dalam
mencari lesson learned atau hikmah, maka pemahaman apa
itu lesson learn (learned, learnt) perlu dikuatkan. Untuk itu, saya
menulis ini utk meyakinkan diri saya dan pembaca. Saya tulis juga
istilah yang mirip maknanya dengan lesson learned dan sering kita
dengar dalam keseharian dalam dunia belajar dan berinteraksi sosial.
Menurut saya, pemahaman konsep ini harus dipahami oleh
para senior leader di sebuah organisasi, karena dengan
mendapatkan hikmah (lesson learned) suatu kegiatan, terutama yang
berulang, maka peluang peningkatan performansi suatu organisasi
akan semakin tinggi.
Mulai dengan leasson learned  (kadang ditulis learn, learnt). Lesson
learned adalah sari dari pengalaman suatu kegiatan apa saja, dan
biasanya proyek, program, event, yang secara niat dan aktif digali
untuk menjadi pembelajaran pada kegiatan berikutnya.
Membaca wikipedia, ternyata lesson learned sangat dikenal (dan
mungkin awalnya dari) bidang angkasa dan ini terbukti dengan
merujuk pada 3 institusi angkasa dari USA (NASA), Eropa (ESA) dan
Jepang (JaXA). Ketiganya memberikan definisi sbb: leasson
learned adalah pengetahuan atau pemahaman yang diperoleh
dari pengalaman yang dapat berupa keberhasilan dan juga
kegagalan.
Sebuah lesson (pembelajaran) harus signifikan (atau penting,
merupakan faktor dominan, penyebab utama) dan mempunyai
dampak nyata atau disimpulkan bahwa hal tersebut layak menjadi
pembelajaran dari suatu kegiatan. Pembelajaran tersebut harus valid,
faktual, secara teknis benar dan dapat diterapkan dalam rancangan,
proses, keputusan berikutnya untuk mengurangi atau menghilangkan
potensi-potensi penyebab kegagalan, masalah (baik yang sdh
diperkirakan atau belum), kemunduran, kesulitan, nasib kurang baik
dan menguatkan hasil yang positif misalnya dalam hal efisiensi dan
efektivitas kedepan.
Untuk istilah insight  dan takeaway sangat sering didengar dalam
dunia learning, training (atau yang saya sebut proses
pembelajaran), sedangkan hikmah akan sering didengar pada
kehidupan sosial.
Insight secara harfiah adalah kapasitas untuk mendapatkan
pemahaman yang akurat dan mendalam atas sesuatu dan atau
seseorang. Sedangkan pengertian yang lebih
komprehensif, Insight adalah pengertian dan pemahaman dari
proses sebab akibat sesuatu yang spesifik dalam sebuah context
(kejadian).
Menurut wikipedia, terminologi insight sendiri dapat berarti,
1. sebuah informasi (http://selfmotivator.web.id/2017/apa-itu-data-
information-knowledge-dan-wisdom.html),
1. hasil dari proses pemahaman inti sifat alamiah sesuati atau hasil
melihat secara intuisi.
2. Sebuah intropeksi
3. proses atau pengalaman yang susah, deduksi, menilai (judge),
mempersepsi.
4. Pemahaman sebab akibat berdasarkan hubungan dan kelakukan
yang teridentifikasi dan behaviour pada sebuat model, context dan
skenario.
Secara umum, Insight akan terejewantahkan (muncul) dengan
sendirinya secara mendadak, dan sering dikenal sebagai AHA atau
EUREKA moments. Biasanya hal ini muncul pada saat kita mau
menyelesaikan suatu masalah dan sudah berkutat lama, dan ternyata
masalahnya kecil dan biasanya indikasi tersebut adalah saat kita
teriak ‘oh ini to penyebabnya’. Contoh yang lain, kita diterangkan
sesuatu dan sudah berbagai cara dan jalan menerangkan ternyata
tidak paham, maka insight terjadi pada saat ‘oh itu
maksudnya’ . Baru ngeh, dong, ngarti inilah yang dikenal sebagai
AHA atau EUREKA moments.
Takeaway adalah istilah yang sudah sering dipakai dalam suatu
training klasikal atau suatu seminar dengan topik tertentu,
daftar takeaway ini biasanya dilakukan di akhir sesi. 
Takeaway secara umum dapat diartikan 2 yaitu pada sistem
Fastfood dan Learning:
Fasfood: Yang sering kita dengar kalau beli
makanan franchise asing. “mau takeaway atau makan disini”. Maka
arti takeaway  adalah makanan dibungkus dan kemudian dibawa pergi
pembeli. [catatan: petugas saat ditanya ‘maaf apa itu takeaway” –
kadang bingung]. Menurut kamus dictionary.cambridge.org,
arti takeaway yang suka dipertukarkan
dengan takeout,  carryout adalah membeli makanan matang dari
suatu toko atau restoran akan tetapi dibawa ketempat lain yang
seringnya rumah, atau bahkan dimakan di resto tersebut. Kalau
saya takeaway adalah dibungkus dan dapat dimakan dimana saja.
Dunia Learning, takeway dalah pesan atau informasi utama yang
diperoleh dari mendengarkan atau membaca.
Misalnya, takeaway dari mengikuti conference  adalah bagaimana
perubahan yang sangat cepat dari gojek suatu perusahaan
transportasi tanpa aset berubah menjadi perusahaan fintech.
Bila kita sebagai guru, trainer atau fasilitator, maka di akhir sesi
sebaiknya diskusi takeaway points yang diperoleh selama kelas.
Sedangkan untuk hikmah, biasanya kita gunakan pada saat kita
selesai menghadapi masalah dengan bertanya apa hikmahnya ini
semua, dan kadang kalau kurang baik, akan bertanya ‘apa kita
kurang sodakoh ya’? Berikut adalah hasil pembelajaran saya tentang
hikmah. Beberapa paragraph saya copas langsung dari sumbernya.
Bila menggunakan wiki, maka hikmat  atau hikmah (bahasa
Inggris Wisdom) adalah suatu pengertian dan pemahaman yang
dalam mengenai orang, barang, kejadian atau situasi, yang
menghasilkan kemampuan untuk menerapkan persepsi, penilaian dan
perbuatan sesuai pengertian tersebut. Seringkali membutuhkan
penguasaan reaksi emosional seseorang (passions) supaya prinsip,
pertimbangan dan pengetahuan universal dapat menentukan
tindakan seseorang. Hikmat juga berarti pemahaman akan apa yang
benar dikaitkan dengan penilaian optimal terhadap suatu perbuatan.
Sinonimnya termasuk: kebijaksanaan, kecerdasan, akal budi, akal
sehat, kecerdikan; bahasa Inggris: sagacity, discernment, or insight .
Dalam tulisan di Republika online [3] Rasulullah SAW bersabda;
“Hikmah itu adalah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di
mana saja ia menemukannya, maka ambillah.” (HR. Tirmidzi)
Ijinkan sy copas dari [3], karena saya baca sudah lengkap dan saya
cocok, sbb.
Dalam kosa kata bahasa Indonesia, kata Hikmah mempunyai
beberapa arti. Pertama, kebijaksanaan dari Allah. Kedua, Sakti atau
kesaktian (kekuatan ghaib). Ketiga, arti atau makna yang dalam.
Keempat, manfaat. Sedang menurut kamus bahasa Arab, Al Hikmah
mempunyai banyak arti. Di antaranya, kebijaksanaan, pendapat atau
pikiran yang bagus, pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan,
peribahasa (kata-kata bijak), dan Al Qur’anul karim.
Al Hikmah juga bermakna kumpulan keutamaan dan kemuliaan yang
mampu membuat pemiliknya menempatkan sesuatu pada tempatnya
(proporsional). Al Hikmah juga merupakan ungkapan dari perbuatan
seseorang yang dilakukan pada waktu yang tepat dan dengan cara
yang tepat pula.
Hikmah adalah sesuatu yang bila digunakan akan menghalangi
terjadinya mudharat atau kesulitan dan akan mendatangkan
kemaslahatan serta kemudahan. Memilih yang terbaik dan sesuai
dari dua hal yang burukpun adalah perwujudan dari hikmah
pelakunya dinamakan hakim.
Bagaimana kita menggali lesson learned (hikmah)?
Dalam dunia leadership development, saya dulu sering menggunakan
AAR (After Action Review) yang merupakan metoda yang
mengadopsi dari militer Amerika Serikat. Melaksanakan
analisa Lessons learned  memerlukan rapat atau diskusi yang
dipimpin langsung leader-nya yang diawali dengan penjelasan
pimpinan atas kegiatan dikenal sebagai debriefing (penjelasan
secara umum atas pencapaian target, masukkan dan komentar dari
pihak yang terkait dan perbaikan apa kedepan). Penjelasan umum
(debriefing) ini memerlukan pimpinan yang dapat mengembangkan
diskusi hasil kegiatan yang berorientasi pada lesson learned.
Biasanya pimpinan yang demikian adalah yang dapat memberikan
apresiasi dan tidak meyalahkan bila ada ketidak tepatan tetapi
ketidak tepatan tersebut menjadi suatu permata yang berharga.
Metoda lainnya adalah dengan pendekatan rekonstruksi dan dapat
meminta setiap individu pelaksana kegiatan menyampaikan peran,
persepsi terhadap proses dan hasil kegiatan yang telah dilakukan
dan apa pembelajarannya. Dari sini, maka pimpinan (leader) harus
bisa mengarahkan agar leasson learned tersebut terformulasi dengan
sendirinya dari peserta, akan tetapi bila diperlukan tetap harus dapat
menyimpulan sendiri.
Akhir kata, saya harus menulis kembali tulisan syarat
diperolehnya lesson learned diatas,,,,
Syarat mendapatkan  lesson learned  adalah kita harus mengakui
keberhasilan dan belum berhasil (gagal), serta tidak pelit untuk
berbagi dengan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai