Anda di halaman 1dari 27

Pertemuan X

Dasar-Dasar Ilmu
Administrasi

Patologi Birokrasi

Politeknik STIA LAN Jakarta


Gejala patologi dalam birokrasi,
Menurut Siagian (1994),
bersumber pada lima masalah
pokok.
Gejala Patologi dalam Birokrasi

Ketiga:
Tindakan pejabat yang melanggar hukum dengan “penggemukan”
pembiayaan menerima sogok, korupsi dan sebagainya.
Keempat:
Manifestasi perilaku birokrasi yang bersifat disfungsional atau negatif
seperti sewenang-wenang, pura-pura sibuk dan diskriminatif.

Kelima:
Akibat situasi internal berbagai instansi pemerintahan yang berakibat
negatif terhadap birokrasi seperti: imbalan dan kondisi kerja yang kurang
memadai , ketiadaan deskripsi dan indikator kerja, dan sistem pilih kasih .
Karakter Birokrasi di Negara Berkembang
• Administrasi publiknya bersifat elitis, otoriter, menjauh atau jauh dari
masyarakat dan lingkungannya serta paternalistik.
• Birokrasi kekurangan SDM (dalam hal kualitas) untuk menyelenggarakan
pembangunan dan over dalam segi kuantitas.
• Birokrasi di negara berkembang lebih berorientasi kepada kemanfaatan pribadi
ketimbang kepentingan masyarakat.
• Ditandai adanya formalisme yakni gejala yang lebih berpegang kepada wujud-
wujud dan ekspresi-ekspresi formal dibanding yang sesungguhnya terjadi.
• Birokrasi di negara berkembang seringkali bersifat otonom. Artinya lepas dari
proses politik dan pengawasan publik.
• Administrasi publik di negara berkembang umumnya belum terbiasa bekerja
dalam lingkungan publik yang demokratis.
Penyebab Patologi Birokrasi
■ Secara umum terdapat dua
penyebab:
a. Faktor internal dalam birokrasi
b. Faktor eksternal yang
berpengaruh
Faktor Eksternal
1. Bureocratic Patrimonial
➢ Andrew Mc Intyre: elit memberi hadiah kepada
bawahan untuk melanggengkan kekuasaannya.
Gagasan ini diibaratkan sebagai sebuah piramida yang
➢ mengandung unsur patron- client.

2. Politisasi birokrasi
➢ Birokrat larut dengan kepentingan-
kepentingan politik dan rezim yang
berkuasa.
➢ Contohnya birokrasi pada masa Orde Baru.
Faktor internal (1)
1. Kesalahan dalam sistem
rekrutmen
➢ Terdapat kecurangan dalam sistem
rekrutmen (hubungan kekeluargaan,
nepotisme dsb)

2. Lemahnya pengawasan
Faktor internal (2)

3. Faktor uang (Hasrat kepentingan pribadi vs kepentingan


rakyat)
➢ Setiap satuan di dalam birokrasi public harus mampu
menghayati bahwa money follows function ( uang
mengikuti fungsi), bukan fungsi mengikuti uang. Selama ini
yang terjadi adalah dimana ada uang di situlah para
pegawai atau pejabat bekerja. Terkadang, tugas dan fungsi
direkayasa untuk mendapatkan jatah alokasi uang negara.
BEBERAPA JENIS/BENTUK PATOLOGI BIROKRASI
“Penyakit Birokrasi“ yang lazim terjadi:

➢ Kudis (Kurang Disiplin)


➢ Ginjal (Gaji Ingin Naik Tapi Kinerja Lamban)

➢ Mimisan (Minta-minta Ongkos Tunjangan)

--------------------------------------------------------------------
➢ TBC (Tidak Bisa Computer)

➢ Kram (Kurang Terampil)

➢ Flu (Facebookan Melulu)


Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai