Mtaeri Ramadhan PBP Luring
Mtaeri Ramadhan PBP Luring
Keprihatinan di atas juga disuarakan oleh MUI. Hal ini setidaknya dapat dilihat dalam
fatwa yang dikeluarkan MUI no. 47 tahun 2014 yang menyatakan kewajiban setiap umat
Islam dalam memelihara lingkungan dari pengaruh buruk atasnya dan menghindari tabzir
dengan cara menggunakan barang yang bisa digunakan lagi dan isyraf atau berlebih-lebihan.
Dengan ajakan seperti ini selayaknya umat Islam juga melakukan kegiatan mulia ini yakni
penyelamatan atas lingkungan hidup.
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
Mengetahui,
Orang tua/Wali Siswa
............................................. .............................................
PENGERTIAN PUASA
Pengertian puasa Ramadhan menurut syariat Islam adalah suatu amalan ibadah yang
dilakukan dengan menahan diri dari segala sesuatu seperti makan, minum, perbuatan buruk maupun
dari yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari yang disertai
dengan niat karena Allah SWT, dengan syarat dan rukun tertentu.
Puasa dalam Islam juga sering disebut shaum yang merupakan salah satu ibadah yang telah
dicontohkan oleh Rosululloh SAW.
Pengertian puasa Ramadhan selain menjaga hawa nafsu, juga wajib dilakukan oleh umat Islam. Hal
ini sudah dijelaskan dalam firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 183 yaitu:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
3. Hal yang Disunahkan ketika Berpuasa
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Mengetahui,
Orang tua/Wali Siswa
............................................. .............................................
AKHLAK
Dalam Islam, akhlak dijabarkan dalam beberapa ruang lingkup yaitu :
1. Akhlak terhadap Allah SWT
Manusia diberikan kesempurnaan dan kelebihan dibandingkan dengan makhluk yang lain. Manusia
juga diberikan akal untuk berpikir, perasaan dan nafsu. Sehingga sudah seharusnya kita memiliki
akhlak yang baik terhadap Allah SWT.
Sesuai dengan firman Allah:
"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
" (Qs. Al-Nahl: 20).
Adapun kewajiban manusia terhadap Allah pada garis besarnya ada dua yaitu mentauhidkan-Nya dan
beribadah kepada-Nya. Dua hal ini juga menjadi kewajiban manusia kepada Allah yang tertuang
dalam firman:
ت أُو َٰلَئِكَ ُه ْم َخي ُْر ا ْل َب ِريَّ ِة
ِ ِإنَّ الَّ ِذينَ آ َمنُوا َوع َِملُوا الصَّالِحَ ا
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah
sebaik-baik makhluk." (QS. Al-Bayyinah: 7).
Rasulullah SAW pernah bersabda:
سنَ ُك ْم أ َ ْخ ََلقًا
ِ سا يَ ْو َم ال ِق َيا َم ِة أَحَا
ً إِنَّ ِم ْن أَح َِب ُك ْم إِلَ َّي َوأ َ ْق َر ِب ُك ْم ِمنِي َمجْ ِل
Artinya: "Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya
denganku pada hari kiamat adalah mereka yang paling bagus akhlaknya di antara kalian.
" (HR. Tirmidzi no. 1941. Dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami' no. 2201.)
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………..
Mengetahui,
Orang tua/Wali Siswa
............................................. .............................................
Kisah Nabi Muhammad SAW di awal kelahirannya
Kisah Nabi Muhammad SAW dimulai sejak hari kelahirannya, yakni pada tanggal 12 Rabiul Awal
atau bertepatan di hari Senin, 20 April 571 M.
Momen ini terjadi bersamaan dengan peristiwa sensasional dimana terdapat pasukan gajah yang
hendak merobohkan Ka’bah, tempat suci nan bersejarah bagi kaum Muslimin.
Allah SWT pun mengirimkan segerombol burung ababil untuk menghentikan perbuatan buruk
tersebut dengan cara menjatuhkan batu-batu penyebar penyakit kepada kaum berpasukan gajah.
Di tahun yang dikenal dengan tahun Gajah inilah Nabi Muhammad dilahirkan di Makkah. Sayangnya,
beliau terlahir sebagai anak yatim sebab ayahnya, Abdullah bin Abdul Mutalib, telah wafat ketika
Rasulullah SAW masih berada di dalam kandungan ibunya, Aminah binti Wahab.
Tak lama setelah itu, ibunya pun meninggal dunia ketika Rasulullah SAW masih berusia 6 tahun.
Sehingga, Nabi Muhammad diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib.
Namun, tak disangka, kakeknya hanya bisa menemani nabi selama 2 tahun sebelum akhirnya kembali
ke Rahmatullah.
Akhirnya Muhammad SAW dibesarkan oleh pamannya yakni Abu Thalib. Meskipun hidup dalam
serba kesulitan, mereka berdua adalah orang dermawan yang tetap menyisihkan sebagian rezekinya
untuk bersedekah.
Rupanya sifat jujur (shiddiq) dan dapat dipercaya (amanah) Nabi Muhammad dalam bekerja tidak
hanya memberi pengaruh baik bagi perekonomiannya, namun juga membuat Siti Khadijah terpesona.
Dan akhirnya mereka pun mengikat hubungan pernikahan.
Selang beberapa waktu, Nabi Muhammad mendapatkan mimpi tak terduga dimana ia dihampiri oleh
Malikat Jibril. Rasulullah SAW tak bisa menghilangkan pikiran tersebut dari kepalanya sehingga
beliau memutuskan untuk merenung sejenak di Gua Hira.
Pada saat itu, Malaikat Jibril benar-benar datang menemui Nabi Muhammad untuk menurunkan
wahyu Allah SWT yang pertama berupa ayat QS. Al-Alaq 1-5.
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia, Yang mengajar (manusia) dengan
pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Quran Surat Al-‘Alaq ayat 1-
5)
Sejak kejadian itu, Nabi Muhammad mulai melakukan dakwah tersembunyi. Pengikut pertamanya
yaitu Abu Bakar Al-Shiddiq, Zaid bin Haritsah, Ali bin Abu, Ummu Aiman, dan tidak lain tidak
bukan adalah istrinya, Siti Khadijah.
Sekian tahun berdakwah secara rahasia, Allah SWT memerintahkan Rasulullah agar kegiatan
dakwahnya dilaksanakan terang-terangan. Perintah ini disampaikan melalui salah satu surat Al-Qur’an
bernama Al-Hijr ayat 94.
“Maka sampaikan lah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan
berpaling lah dari orang-orang yang musyrik.” (Quran Surat Al-Hijr ayat 94)
Sebagaimana sifat tabligh (menyampaikan) yang dimiliki oleh Nabi Muhammad, beliau pun menuruti
suruhan Allah SWT.
Pada tahun ke-11 pimpinan, Nabi Muhammad ditinggalkan selamanya oleh istri tercinta dan juga
paman kesayangannya. Rasulullah begitu terpuruk kala itu.
Maka, Allah mengirimkan malaikat Jibril untuk menemani Muhammad melanjutkan perjalanannya
dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa. Perjalanan berikut dikenal dengan sebutan Isra’ Miraj.
Di sini juga terjadi peristiwa penting dimana Nabi Muhammad mendapat perintah bahwa sholat 5
waktu adalah hal yang wajib bagi umat Islam.
Abu Bakar sebagai sahabat Rasulullah dalam pidato kematian nabi mengucapkan firman Allah dalam
surat Az-Zumar ayat 30.
“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).”
Itulah hari paling berduka bagi seluruh umat Islam. Maka dari itu setiap tanggal 12 Rabiul Awal
Hijriyah diperingati hari Maulid Nabi untuk mengenang kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW.
Jujur (Shiddiq)
Sifat Rasul yang pertama ialah shiddiq atau jujur. Jujur adalah mengatakan sesuatu sesuai
fakta/kenyataan, tidak kurang dan tidak lebih. Sifat jujur harus dibiasakan dalam situasi apapun.
Seperti Rasulullah ketika diberi amanah oleh Allah SWT untuk mengajarkan agama Islam pada
umatnya, Rasul melakukannya dengan sekuat tenaga bahkan sampai akhir hayatnya.
Menyampaikan (Tabligh)
Tabligh artinya menyampaikan. Sifat tabligh dicerminkan Rasulullah melalui sikapnya yang
menyampaikan seluruh ajaran agama Islam pada umatnya.
Semua ilmu yang diberi Allah, disampaikan seluruhnya pada umat manusia tanpa ada yang
disembunyikan, bahkan sampai hal-hal terkecil sekalipun.
Cerdas (Fathonah)
Fathonah artinya cerdas. Rasul mengemban tugas yang berat, yaitu membimbing umat manusia agar
taat pada agama Allah SWT. Oleh karena itu, Allah SWT mengaruniakan kecerdasan padanya. Nabi
Muhammad dikenal sebagai pribadi yang pandai, arif dan bijaksana.
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
Mengetahui,
Orang tua/Wali Siswa
............................................. .............................................