Anda di halaman 1dari 11

AGRISOCIONOMICS ISSN 2580-0566

http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/agrisocionomics
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian 2(1): 39-49, Mei 2018

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN


PENERAPAN SISTEM AGRIBISNIS TERHADAP PRODUKSI PADA PETANI PADI DI
KECAMATAN CIMANGGU KABUPATEN CILACAP

(The effect of knowledges, attitudes and skills in the application of tithout the agribusiness
system on the production of rice farmers at Cimanggu Subdistrict, Cilacap Regency)

M. L. Fadhilah., B. T. Eddy dan S. Gayatri


Program Studi S1 Agribisnis Fakultas Peternakan dan Pertanian
Universitas Diponegoro, Kampus Tembalang – Semarang 50275
Email : flutfi70@gmail.com

Diterima 16 September 2017, disetujui 20 Februari 2018


ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk 1) mengukur tingkat produksi padi pada petani, 2)
mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam penerapan sistem agribisnis pada
petani padi, 3) menganalisis pengaruh tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan penerapan
sistem agribisnis terhadap produksi. Penelitian dilaksanakan pada 25 Januari sampai 28
Februari 2017 di Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah survei dengan jumlah responden 100 orang. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner, wawancara, dan observasi sedangkan teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linier ganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa 1). produksi padi sebesar 6,71 ton/ha, 2) tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan
petani masuk dalam kriteria tinggi, 3) variabel pengetahuan, sikap, dan keterampilan
berpengaruh nyata secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap produksi.
Kata Kunci: keterampilan, padi, pengetahuan, produksi, sikap.
ABSTRACT
The aims of the study were to 1) measure the level of rice production of the farmers 2)
measure the level of knowledges, attitudes and skills in the application of agribusiness system,
3) analyze the influence of knowledge, attitudes and skills of applying agribusiness system to
production. The research was conducted on 25 January 2017 to 28 February 2017 in the
Subdistrict Cimanggu, Cilacap Regency. Methods used in this research was a survey method
with 100 respondents. The data were collected using questionnaires, interviews, and
observations while the data analysis techniques using descriptive analysis and multiple linear
regression analysis. The research results showed that 1) rice production of 6,71 ha/ton, 2) the
knowledge, attitudes and skill farmers are inhigh criteria, 3) knowledge variable, attitude, and
skill had a significant influence both in simultaneously and partially on the rice production.
Keywords: knowledges, attitudes, skills, production, rice.

PENDAHULUAN akan pangan. Padi merupakan komoditas


Seiring bertambahnya penduduk utama pangan Indonesia karena mayoritas
Indonesia semakin banyak pula kebutuhan penduduk Indonesia mengkonsumsi beras

Pengaruh Sistem Agribisnis terhadap Produksi Padi (Fadhilah et al.) 39


sebagai pangan utama. Jumlah penduduk dapat mendukung berjalannya sistem
Indonesia pada tahun 2016 sebanyak agribisnis yang baik. Perilaku petani terdiri
258.705.000 jiwa. Kenaikan penduduk tiap dari elemen pengetahuan, sikap dan
tahun sekitar 1,38%. Menurut perkiraan keterampilan yang membentuk karakter
melalui pendekatan historis, jumlah penduduk (Gerungan, 2004). Ketiga elemen itu yang
Indonesia pada tahun 2035 diperkirakan menjadikan dasar dapat terwujudnya sistem
mencapai 300.107.580 jiwa. Di lihat produksi agribisnis.
padi nasional sebanyak 75,39 juta ton (Badan Tujuan dari penelitian ini adalah 1).
Pusat Statistik, 2017). Mengukur tingkat produksi padi pada petani
Peran petani sangat vital karena petani 2). Mengukur tingkat pengetahuan, sikap dan
merupakan aktor utama penghasil beras. keterampilan penerapan sistem agribisnis 3).
Petani padi sebagai penghasil beras harus Menganalisis pengaruh tingkat pengetahuan,
mendapat perhatian baik mengenai lahan, sikap dan keterampilan penerapan sistem
benih, teknologi dan cara budidaya maupun agribisnis terhadap produksi di Kecamatan
pasca panen (Manyamsari dan Cimanggu Kabupaten Cilacap. Manfaat yang
Mujiburrahmad, 2014). Keberhasilan usaha dapat diambil dari penelitian ini, antara lain
tani sangat tergantung kepada kompetensi dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
petani sebagai pengelola utama. Kompetensi stakeholder dalam upaya meningkatkan
petani tidak sama satu dengan lainnya, hal ini produksi padi dan kualitas petani.
sangat tergantung kepada karakteristik yang
mereka miliki. Kompetensi petani dapat METODE PENELITIAN
ditingkatkan melalui penyuluhan. Penyuluh Kerangka Pemikiran
pertanian merupakan agen bagi perubahan Berdasarkan latar belakang masalah
perilaku petani, yaitu mendorong petani diperoleh kerangka pemikiran pada Ilustrasi
mengubah perilakunya menjadi petani dengan 1.
kemampuan yang lebih baik dan mampu Penelitian ini menggunakan metode
mengambil keputusan sendiri, yang survei. Metode survei merupakan metode
selanjutnya akan memperoleh kehidupan penelitian yang dilakukan untuk mengadakan
yang lebih baik (Setiana, 2005). pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran
Sistem agribisnis yang ada sebenarnya terhadap gejala empiris yang berlangsung di
baik jika diterapkan secara komprehensif oleh lapangan atau lokasi penelitian umumnya
petani karena akan meningkatkan produtivitas dilakukan terhadap unit sampel yang dihadapi
dan pendapatan petani. Sistem agribisnis sabagai responden dan bukan terhadap
sebagai suatu konsep yang menempatkan seluruh populasi sasaran (Fatoni, 2006).
kegiatan pertanian sebagai suatu kegiatan Penelitian ini dilaksanakan pada 25
yang utuh dan komprehensif sekaligus Januari sampai 28 Februari 2017. Lokasi
sebagai suatu konsep yang dapat menelaah penelitian ditetapkan secara purposive yaitu
dan menjawab berbagai masalah dan di Desa Cisalak dan Desa Cilempuyang,
tantangan (Pradina et al., 2007). Agribisnis Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap.
terdiri dari beberapa subsistem, diantaranya Kedua desa terpilih karena memiliki kriteria
adalah subsistem hulu, subsistem proses yang dibutuhkan yaitu untuk lokasi
usahatani, subsistem hilir dan subsistem kecamatan memiliki dataran rendah dan
penunjang (Firdaus, 2009). Berjalannya perbukitan serta memiliki jumlah petani
sistem agribisnis secara merata disetiap terbanyak di Kabupaten Cilacap.
petani, maka proses usahatani terhadap suatu Pengumpulan data penelitian ini
komoditas dapat dipastikan berjalan dengan menggunakan kuesioner terstruktur yang diisi
baik dan meningkatkan efisiensi serta dengan wawancara untuk mendapatkan
efektivitas produksi. Penerapan sistem informasi yang berkaitan dengan tingkat
agribisnis diperlukan perilaku petani yang pengetahuan, sikap dan keterampilan

40 Jurnal Agrisocionomics 2(1):39-49, Mei 2018


penerapan sistem agribisnis dan produksi. petani padi digunakan pengukuran dengan
Data sekunder pendukung diperoleh dari menggunakan metode skor. Pemberian skor
kelompok tani, Kantor Kecamatan Cimanggu, untuk setiap item indikator, dengan skor 1
Kantor Desa Cilempuyang dan Cisalak. sampai 5, dan dapat dilihat dengan
Pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan pembagian interval kelas.
metode nonprobabilitas (metode quota Menggunakan rumus Rambe dan Honorita
sampling), yaitu teknik untuk menentukan (2011), maka dapat ditentukan interval kelas
sampel dari populasi yang mempunyai ciri- untuk masing-masing indikator, dengan
ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang ketentuan :
diinginkan (Sugiyono, 2008). Petani sampel 1. NR = NST – NSR
adalah petani yang memiliki luas lahan ≤ 2 ha 2. PI = NR : JIK
sebanyak 100 responden atau tiap desa
Keterangan :
ditetapkan berjumlah 50 responden.
NR = Nilai Range
Data yang diperoleh di lapangan diolah
NST = Nilai Skor Tertinggi
tabulasi kemudian dianalisis secara deskriptif,
NSR = Nilai Skor Terendah
yaitu dengan memaparkan hasil yang didapat
PI = Panjang Interval
dalam bentuk uraian yang sistematis sehingga
JIK = Jumlah Interval Kelas
diperoleh hasil yang lengkap dan terperinci.
Terdapat 3 variabel (X) (pengetahuan,
Pengolahan data untuk tujuan mengukur
sikap, keterampilan) dalam penelitian ini dan
tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan
setiap variabel (X) memiliki 9 indikator
dalam penerapan sistem agribisnis pada
(pengolahan lahan, benih, penanaman,

Pengaruh Sistem Agribisnis terhadap Produksi Padi (Fadhilah et al.) 41


pemupukan, pengairan, penyiangan, jumlah interval kelas (JIK) sebesar 3 maka
pengendalian hama, panen, pascapanen) serta panjang interval sebesar 6,66.
setiap indikator terdapat 5 pertanyaan dengan Perhitungan per-item indikator:
menggunakan skala likert untuk variabel Nilai range (NR) didapatkan dari hasil
sikap, skala bogardus untuk variabel pengurangan nilai skor tertinggi (NST)
pengetahuan dan keterampilan sehingga total dikurangi nilai skor terendah (NSR). Nilai
terdapat 135 pertanyaan. Perhitungan untuk skor tertinggi (NST) sebesar 5 dan nilai skor
membuat interval kelas pada tiap indikator terendah (NSR) sebesar 1 maka nilai range
perilaku petani dalam berusahatani padi di (NR) sebesar 4. Panjang interval (PI)
Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap, didapatkan dari hasil pembagian antara nilai
yaitu: range (NR) dengan jumlah interval kelas
Perhitungan: (JIK). Nilai range (NR) sebesar 4 dan jumlah
Nilai range (NR) didapatkan dari hasil interval kelas (JIK) sebesar 3 maka panjang
pengurangan nilai skor tertinggi (NST) interval sebesar 1,33.
dikurangi nilai skor terendah (NSR). Nilai Setelah mendapat kriteria penentuan
skor tertinggi (NST) sebesar 25 dan nilai skor setiap indikator tahap selanjutnya
terendah (NSR) sebesar 5 maka nilai range menentukan kriteria tiap variabel. Penentuan
(NR) sebesar 20. Panjang interval (PI) kriteria variabel didapatkan berdasarkan hasil
didapatkan dari hasil pembagian antara nilai tiap tiap indikator. Perhitungan untuk
range (NR) dengan jumlah interval kelas membuat interval kelas pada tiap indikator
(JIK). Nilai range (NR) sebesar 20 dan perilaku petani untuk mengukur masing-

Tabel 1. Nilai Interval Kelas Skor Total, Interval Kelas Per Pertanyaan Seluruh Sub Sistem
Agribisnis
Nilai Interval Kelas Interval Kelas
No. Kriteria Nilai
(Skor Total) (Per Pertanyaan)
1. 5,00 < x ≤ 11,66 1,00 < x ≤ 2,33 Rendah
2. 11,67 < x ≤ 18,33 2,34 < x ≤ 3,66 Sedang
3. 18,34 < x ≤ 25,00 3,67 < x ≤ 5,00 Tinggi

Tabel 2. Nilai Indikator Perilaku Petani untuk Komponen (Pengetahuan, Sikap, dan
Keterampilan)
No Sistem Agribisnis NST NSR JIK NR PI
1 Pengolahan Lahan 225 45 3 180 60
2 Benih 225 45 3 180 60
3 Penanaman 225 45 3 180 60
4 Pemupukan 225 45 3 180 60
5 Pengairan 225 45 3 180 60
6 Penyiangan 225 45 3 180 60
7 Pengendalian Hama dan Penyakit 225 45 3 180 60
8 Panen 225 45 3 180 60
9 Pascapanen 225 45 3 180 60

42 Jurnal Agrisocionomics 2(1):39-49, Mei 2018


masing komponen perilaku petani pada Tabel b = Nilai koefisien regresi
2. e = Error
Perhitungan: X1 = Tingkat Pengetahuan (skor, 1= Tidak
Nilai range (NR) didapatkan dari hasil dapat menjawab, 2= Menjawab 1 jawaban, 3=
pengurangan nilai skor tertinggi (NST) Menjawab 2 jawaban, 4= Menjawab 3
dikurangi nilai skor terendah (NSR). Nilai jawaban, 5= Menjawab 4 jawaban, dengan
skor tertinggi (NST) sebesar 225 dan nilai menggunakan skala bogardus)
skor terendah (NSR) sebesar 45 maka nilai X2 = Tingkat Sikap (skor, 1 = Sangat Tidak
range (NR) sebesar 180. Panjang interval (PI)
didapatkan dari hasil pembagian antara nilai Setuju, 2 = Tidak Setuju, 3 = Ragu-Ragu, 4 =
range (NR) dengan jumlah interval kelas Setuju, 5 = Sangat Setuju, dengan
(JIK). Nilai range (NR) sebesar 180 dan menggunakan skala Likert)
jumlah interval kelas (JIK) sebesar 3 maka X3 = Tingkat Ketrampilan (skor, 1 = Tidak
panjang interval sebesar 60. dapat menjawab, 2 = Menjawab 1 jawaban, 3
Perhitungan per-item indikator : = Menjawab 2 jawaban, 4= Menjawab 3
Nilai range (NR) didapatkan dari hasil jawaban, 5= Menjawab 4 jawaban, dengan
pengurangan nilai skor tertinggi (NST) menggunakan skala Bogardus)
dikurangi nilai skor terendah (NSR). Nilai Uji F digunakan untuk mengetahui
skor tertinggi (NST) sebesar 5 dan nilai skor pengaruh variabel independen dengan
terendah (NSR) sebesar 1 maka nilai range dependen secara serempak. Hipotesis statistik
(NR) sebesar 4. Panjang interval (PI) yang diambil sebagai berikut :
didapatkan dari hasil pembagian antara nilai H 0 : b1=b2 =b3=b 4=0
range (NR) dengan jumlah interval kelas H i :b 1 ≠ b 2 ≠b 3 ≠ b 4 ≠0
(JIK). Nilai range (NR) sebesar 4 dan jumlah H0 = Tidak ada pengaruh dari variabel
interval kelas (JIK) sebesar 3 maka panjang independen terhadap variabel dependen.
interval sebesar 1,33. Hi = Ada pengaruh dari variabel independen
Analisis data untuk tujuan menganalisis terhadap variabel dependen untuk minimal
pengaruh tingkat pengetahuan, sikap dan satu variabel independen.
keterampilan terhadap produksi meggunakan Kriteria pengambilan keputusan yaitu :
regresi linier berganda. Setelah data H0 ditolak dan Hi diterima jika sighit ≤ 0,05.
memenuhi asumsi klasik maka data Hi ditolak dan H0 diterima jika sighit > 0,05.
selanjutnya dianalisis mengunakan model Uji t digunakan untuk mengetahui
regresi linier berganda Penghitungan besarnya pengaruh variabel independen dan
menggunakan rumus regresi linear berganda dependen secara parsial. Hipotesis statistik
yaitu ( Ghozali, 2011): yang diambil adalah sebagai berikut
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e H 0 : b1=0 ; b2 =0 ; b3=0 ; b 4=0
Keterangan: H i :b 1 ≠ 0 ; b 2≠ 0 ; b 3 ≠ 0 ; b 4 ≠ 0
Y = Produksi (Ton) H0 = Tidak ada pengaruh dari variabel
a = Nilai konstanta independen ke n terhadap variabel dependen.

Tabel 3. Nilai Interval Kelas Skor Total, Interval Kelas Per Pertanyaan, dan Kriteria Nilai
Masing-Masing Perilaku (Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan) Petani
Nilai Interval Kelas Interval Kelas
No. Kriteria Nilai
(Skor Total) (Per Pertanyaan)
1. 45,00 < x ≤ 105,00 1,00 < x ≤ 2,33 Rendah
2. 106,00 < x ≤ 165,00 2,34 < x ≤ 3,66 Sedang
3. 166,00 < x ≤ 225,00 3,67 < x ≤ 5,00 Tinggi

Pengaruh Sistem Agribisnis terhadap Produksi Padi (Fadhilah et al.) 43


Hi = Ada pengaruh dari variabel independen pendidikan atau ilmu sesorang dapat
ke n terhadap variabel dependen. mempengaruhi cara berpikir untuk lebih
Kriteria pengambilan keputusan yaitu : mengembangkan dan meningkatkan hasil
H0 ditolak dan Hi diterima jika sighit ≤ 0,05. pertanian kearah yang lebih baik. Kusnadi
Hi ditolak dan H0 diterima jika sighit > 0,05. (2005) berpendapat bahwa pendidikan dapat
mempertahankan stabilitas, kontinuitas dan
HASIL DAN PEMBAHASAN mendorong untuk masa depan yang lebih baik
Pengalaman bertani pada Tabel 4 Pengalaman
Identitas Responden bertani menunjukan bahwa paling banyak
Responden pada penelitian ini adalah antara 11-15 tahun sebanyak 30 orang (30%).
petani. Identitas responden ditentukan Petani responden rata-rata memiliki
berdasarkan usia, tingkat pendidikan dan pengalaman bertani padi sudah cukup lama.
pengalaman bertani. Identitas responden Lama pengalaman bertani membuat petani
dapat dilihat pada Tabel 4. Identitas memiliki pengetahuan dan keterampilan
responden didaerah penelitian menunjukkan usaha tani padi yang tinggi pula. Hal ini
bahwa paling banyak responden berusia sesuai dengan hasil penelitian Istiantoro
antara 41-50 tahun sebanyak 38 orang (38%). (2013) yang berisi pengalaman bertani dan
Petani responden rata-rata masih dalam usia pendidikan non formal berpengaruh
produktif, sehingga kesempatan untuk signifikan terhadap tingkat penerapan sistem
menyerap informasi dan inovasi lebih besar. pertanian berkelanjutan pada budidaya padi
Hal ini sesuai pendapat Wibowo (2002) yang sawah.
menyatakan bahwa usia produktif manusia
berada pada kisaran umur 14 - 55 tahun. Tingkat Produksi Padi
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
responden paling banyak berpendidikan SD produksi padi di daerah penelitian sebesar
yaitu sebanyak 56 orang (56%). Tingkat

Tabel 4. Jumlah dan Persentase Karakteristik Responden


No Karakteristik Pengukuran Jumlah Persentase
-------petani------ ---------%---------
20 – 30 3 3
31 – 40 28 28
1 Usia 41 – 50 38 38
51 – 60 16 16
61 – 70 15 15
TOTAL 100 100
SD/M1 56 56
SMP/MTs 25 25
2 Pendidikan
SMA/MA 17 17
D3/S1 2 2
TOTAL 100 100
1–5 3 3
6 – 10 20 20
3 Pengalaman Bertani 11 – 15 30 30
16 – 20 22 22
> 20 25 25
TOTAL 100 100

44 Jurnal Agrisocionomics 2(1):39-49, Mei 2018


6,71 ton. Hasil tersebut lebih tinggi petani. Adanya pengetahuan yang baik
dibandingkan dengan produktivitas tentang suatu hal, akan mendorong terjadinya
Kecamatan Cimanggu secara keseluruhan. perubahan perilaku pada diri individu, dimana
Pada Tahun 2015 produktivitas 6,368 ton/ha pengetahuan tentang manfaat suatu hal akan
(Badan Pusat Statistika, 2015). Tingkat menyebabkan seseorang bersikap positif
produksi padi di Kecamatan Cimanggu terhadap hal tersebut, demikian pula
Kabupaten Cilacap dipengaruhi varietas padi sebaliknya.
yang digunakan yaitu varietas muncul. Hal ini
sesuai dengan pendapat Balai Besar Tingkat Sikap Petani
Penelitian Tanaman Padi (2009) yang Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
menyatakan bahwa varietas padi mucul tingkat sikap petani di Kecamatan Cimanggu
memiliki rata-rata hasil panen sebesar 6 Kabupaten Cilacap adalah sebagai berikut:
ton/ha dengan potensi hasil sebesar 7 ton/ha.
Tabel 6. Kriteria dan Rata-Rata Sikap Petani
Tingkat Pengetahuan Petani dalam Usahatani Padi di Kecamatan
Pengetahuan petani dalam usahatani padi Cimanggu Kabupaten Cilacap
di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap
diukur dari pengolahan lahan, pemilihan No Sistem Agribisnis Skor Kriteria
benih, penanaman benih, pemupukan, rata-rata
pengairan, penyiangan, pengendalian hama 1 Pengolahan Lahan 20,95 Tinggi
dan penyakit, panen dan pascapanen. 2 Benih 21,15 Tinggi
Pengukuran komponen pengetahuan petani
3 Penanaman 21,19 Tinggi
contoh dapat dilihat pada Tabel 5.
Tingkat pengetahuan petani padi dalam 4 Pemupukan 21,36 Tinggi
penerapan sistem agribisnis di Kecamatan 5 Pengairan 21,24 Tinggi
Cimanggu Kabupaten Cilacap termasuk
6 Penyiangan 20,44 Tinggi
dalam kriteria tinggi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan secara umum 7 Pegendalian Hama 20,56 Tinggi
antara lain pendidikan, sosial budaya, dan Penyakit
ekonomi, lingkungan, pengalaman, dan usia. 8 Panen 20,67 Tinggi
Hal ini sesuai dengan pendapat yang 9 Pasca Panen 20,77 Tinggi
menyatakan (Rambe dan Honorita, 2011)
bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh Jumlah 188,33 Tinggi
pengalaman, lama bertani dan lingkungan Sumber: Data primer yang diolah, 2017.

Tabel 5. Kriteria dan Rata-Rata Pengetahuan Petani dalam Usahatani Padi di Kecamatan
Cimanggu Kabupaten Cilacap
No Sistem Agribisnis Skor rata-rata Kriteria
1. Pengolahan Lahan 20,66 Tinggi
2. Benih 20,59 Tinggi
3. Penanaman 20,28 Tinggi
4. Pemupukan 21,11 Tinggi
5. Pengairan 20,58 Tinggi
6. Penyiangan 21,18 Tinggi
7. Pengendalian Hama dan Penyakit 21,34 Tinggi
8. Panen 20,95 Tinggi
9. Pascapanen 20,32 Tinggi
Jumlah 187,01 Tinggi

Pengaruh Sistem Agribisnis terhadap Produksi Padi (Fadhilah et al.) 45


Pengukuran komponen sikap petani Tingkat Keterampilan Petani
dapat dilihat pada Tabel 6. Tingkat sikap Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
petani padi dalam penerapan sistem agribisnis tingkat keterampilan petani di Kecamatan
di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap Cimanggu Kabupaten Cilacap adalah sebagai
termasuk dalam kriteria tinggi yang berarti berikut:
bahwa petani terbuka untuk setiap informasi, Pengukuran komponen keterampilan
inovasi, program-program, dan anjuran petani dapat dilihat pada Tabel 7. Tingkat
pemerintah dalam kegiatan usahatani padi. keterampilan petani padi dalam penerapan
Hal ini dapat dilihat dari sikap petani yang sistem agribisnis di Kecamatan Cimanggu
setuju dari setiap indikator pertanyaan yang Kabupaten Cilacap termasuk dalam kriteria
diajukan. Sikap tidak akan memberi respon tinggi. Keterampilan dapat dilihat dari
secara langsung terhadap suatu perubahan, kemampuan petani dalam melakukan
menyadari bahwa pengetahuan dan sikap kegiatan bertani yang bersifat fisik. Namun
dipengaruhi oleh pengalaman (Rambe dan yang menjadi dasar petani melakukan
Honorita, 2011). Purwanto (2005) pekarjaan secara fisik adalah kemampuan
mengatakan pengalaman juga dapat petani dalam menentukan keputusan yang
membentuk sikap sebagai proses semakin diambil sehingga kemampuan yang ada dapat
meningkatnya pengetahuan yang dimiliki digunakan secara maksimal sehingga petani
petani termasuk didalamnya pengalaman keterampilan yang tinggi. Faktor-faktor yang
penggunaan teknologi baru. Pengetahuan mempengaruhi keterampilan antara lain
merupakan tahap awal terjadinya persepsi pengalaman dan usia. Usia petani mayoritas
yang kemudian melahirkan sikap dan pada pada usia produktif yaitu 41-50 tahun begitu
gilirannya melahirkan perbuatan atau pula pengalaman bertani yang kebanyakan
tindakan. Pengalaman menunjukkan bahwa lebih dari 10 tahun. Usia petani adalah salah
interaksi yang terjadi cenderung satu faktor yang berkaitan erat dengan
mengakibatkan adanya diri yang timbal balik kemampuan kerja dalam melaksanakan
serta penyesuaian kecakapan dengan situasi kegiatan usahatani, usia dapat dijadikan
baru. sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas

Tabel 7. Kriteria dan Rata-Rata Keterampilan Petani dalam Usahatani padi di Kecamatan
Cimanggu Kabupaten Cilacap
No Sistem Agribisnis Skor rata-rata Kriteria
1 Pengolahan Lahan 20,92 Tinggi
2 Benih 20,89 Tinggi
3 Penanaman 20,70 Tinggi
4 Pemupukan 21,08 Tinggi
5 Pengairan 20,77 Tinggi
6 Penyiangan 21,10 Tinggi
7 Pegendalian Hama dan Penyakit 20,71 Tinggi
8 Panen 20,83 Tinggi
9 Pasca Panen 20,68 Tinggi
Jumlah 187,68 Tinggi
Sumber: Data primer yang diolah, 2017.

46 Jurnal Agrisocionomics 2(1):39-49, Mei 2018


seseorang dalam bekerja dimana dengan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan,
kondisi usia yang masih produktif maka sikap, dan keterampilan penerapan sistem
kemungkinan besar seseorang dapat bekerja agribisnis secara serempak berpengaruh nyata
dengan baik dan maksimal (Hasyim, 2006). terhadap produksi padi. Akumulasi sikap atau
persepsi, pengetahuan dan keterampilan akan
Pengaruh Tingkat Pengetahuan, Sikap dan menentukan perilaku seseorang. Besar kecil
Keterampilan Terhadap Produksi perilaku petani yang dilihat dari aspek
Berdasar hasil analisis regresi linier pengetahuan, sikap dan keterampilan ini akan
ganda diperoleh model sebagai berikut: mempengaruhi proses penerapan sistem
Y = -5,192 + 0,024X1 + 0,021X2 + 0,021X3 agribisnis sehingga berdampak pada produksi.
Berdasarkan hasil analisis regresi linier Pengetahuan merupakan tahap awal dari
berganda diperoleh hasil dalam Tabel 8. persepsi yang kemudian mempengaruhi sikap
Berdasarkan Tabel 8 diketahui pengaruh dan pada tahap selanjutnya melahirkan
tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan perbuatan atau tindakan (keterampilan).
penerapan sistem agribisnis terhadap produksi Adanya wawasan petani yang baik tentang
padi di Kecamatan Cimanggu Kabupaten suatu hal, akan mendorong terjadinya sikap
Cilacap. yang pada gilirannnya mendorong terjadinya
perubahan perilaku. Petani memiliki
Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar
keterampilan yang baik dapat menentukan
0,201 atau 20,1%, artinya tingkat
pilihannya dengan tepat sehingga dapat
pengetahuan, sikap, dan keterampilan
mengetahui hal efesien dan efektif (Rambe
penerapan sistem agribisnis mempengaruhi
dan Honorita, 2011).
produksi padi sebesar 20,1% sedangkan
Hasil uji secara parsial pengetahuan
sisanya sebesar 79,9% produksi padi
berpengaruh terhadap produksi padi. Semakin
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
tinggi pengetahuan penerapan sistem
diteliti dalam penelitian ini. Ghozali (2011)
agribisnis maka semakin tinggi produksi padi.
menyatakan bahwa tujuan analisis regresi
Sebaliknya, semakin rendah pengetahuan
adalah mencari nilai estimasi koefisien regresi
penerapan sistem agribisnis maka semakin
dan menarik inferensi statistik sehingga tinggi
rendah produksi padi. Peningkatan produksi
rendahnya nilai R2 tidak bermasalah. Jika dapat terjadi jika adopsi inovasi yang
dalam proses analisis mendapatkan R2 tinggi diakukan petani berjalan dengan baik. Petani
adalah baik, nilai R2 rendah bukan berarti yang memiliki pengetahuan yang banyak
model regresi tersebut tidak baik. akan memberikan suatu pilihan terbaik dalam
Berdasarkan analisis uji F diperoleh hasil menentukan suatu keputusan karena
nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai pengetahuan menjadi elemen dasar bagi
signifikansi < 0,01 sehingga hasil tersebut petani dalam adopsi inovasi. Hal ini sesuai

Tabel 8. Hasil Regresi Linier Ganda


No Variabel bebas Koefisien Regresi Nilai t Sig. Keterangan*
1 Pengetahuan (X1) 0,024 2,061 0,042 Signifikan
2 Sikap (X2) 0,021 2,143 0,027 Signifikan
3 Keterampilan (X3) 0,021 2,041 0,044 Signifikan
Variabel terikat : Produksi
Konstanta : -5,192
R square (R )2 : 0,201
F hitung : 8,041
Sig. : 0,000
Keterangan: *) Sig. pada α 5%

Pengaruh Sistem Agribisnis terhadap Produksi Padi (Fadhilah et al.) 47


pendapat Welson et al. (2011) yang secara serempak maupun secara parsial. Hal
menyatakan bahwa pengetahuan menjadi ini berarti semakin tinggi pengetahuan, sikap
dasar sebuah adopsi dapat dilakukan dengan dan keterampilan petani padi dalam
baik atau tidak. Hal tersebut diperkuat oleh penerapan sistem agribisnis maka semakin
pendapat Sormin (2012) yang menyatakan tinggi produksi padi di Kecamatan Cimanggu
bahwa pengetahuan merupakan salah satu Kabupaten Cilacap.
komponen perilaku petani yang turut menjadi Bagi pemerintah diharapkan dapat
faktor dalam adopsi inovasi. memberikan inovasi dan teknologi yang tepat
Hasil uji secara parsial sikap untuk petani untuk meningkatkan produksi
berpengaruh terhadap produksi padi. Semakin padi yang berujung pada peningkatan
tinggi sikap penerapan sistem agribisnis maka kesejahteraan dengan dengan memperhatikan
semakin tinggi produksi padi. Tinggi tingkat kondisi. Bagi petani diharapkan dapat terus
sikap mengindikasi kecenderungan petani belajar meningkatkan pengetahuan dan
dalam menerima inovasi akan membuat lebih keterampilan dalam bertani dengan mengikuti
efektifnya suatu adopsi. Hal ini sesuai perkemangan teknologi yang ada sehingga
pendapat Gerungan (2004) yang menyatakan dapat meningkatkan kesejahteraan
bahwa sikap yang terbuka akan suatu inovasi
akan memudahkan dalam penerapan inovasi DAFTAR PUSTAKA
tersebut. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat
Badan Pusat Statistik. 2015. Luas Panen,
Sarwono (2005) yang menyatakan bahwa
Produksi, dan Produktivitas Padi
sikap positif akan terjadi apabila terdapat
Sawah di Kabupaten Cilacap tahun
suatu kecendrungan untuk menerima perilaku
2015. Berita Resmi Statistik, Cilacap.
yang dianjurkan, dan sebaliknya sikap negatif
Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik
terjadi jika terdapat kecenderungan yang
Indonesia 2017. Berita Resmi Statistik,
menolak terhadap suatu objek tertentu.
Jakarta.
Hasil uji secara parsial keterampilan
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2009.
berpengaruh terhadap produksi padi. Semakin
Pengairan beselang. Badan Penelitian
tinggi keterampilan penerapan sistem
dan Pengembangan Pertanian.
agribisnis maka semakin tinggi produksi padi.
Departemen Pertanian.
Sebaliknya, semakin rendah keterampilan
Fatoni, A. 2006. Metodologi Penelitian dan
penerapan sistem agribisnis maka semakin
Teknik Penyusunan Skripsi. PT Rineka
rendah produksi padi. Tinggi tingkat
Cipta. Jakarta.
keterampilan akan membuat meningkatnya
Firdaus, M. 2009. Manajemen Agribisnis.
efektifitas dan efisiensi. Hal ini sesuai
Bumi Aksara, Jakarta.
pendapat Padmowihardjo (2000) yang
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis
menyatakan bahwa keterampilan petani
Multivariate Dengan Program SPSS.
merupakan proses komunikasi pengetahuan
Badan Penerbit. Universitas
untuk mengubah perilaku petani menjadi
Diponegoro, Semarang.
efektif, efisien dan cepat melalui
Gerungan, W. A. 2004. Psikologi Sosial. Edisi
pengembangan teknologi.
Tiga. Refika Aditama, Bandung.
SIMPULAN DAN SARAN Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Badan Penerbit. Universitas
Produksi padi sebesar 6,71 ton/ha, 2) Diponegoro, Semarang.
pengetahuan, sikap dan keterampilan petani Hasyim, H. 2006. Produksi Benih. FP-USU
padi dalam penerapan sistem agribisnis di Press, Medan.
Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap Istiantoro. 2013. Tingkat penerapan sistem
memiliki kriteria tinggi, 3) Pengetahuan, pertanian berkelanjutan pada budidaya
sikap, dan keterampilan berpengaruh nyata padi sawah (studi kasus di kecamatan

48 Jurnal Agrisocionomics 2(1):39-49, Mei 2018


ambal kabupaten kebumen). Prosiding usahatani padi sawah. ASE. 7 (1) : 53-
Seminar Nasional Pengelolaan 57
Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 5 Wibowo, S. 2002. Diktat Pengembangan
(2) : 19-25 Wilayah Pedesaan. Sekolah Tinggi
Kusnadi, D. 2005. Kepemimpinan Penyuluhan Pertanian Bogor. Bogor.
Kontaktani dalam Meningkatkan
Efektifitas Kelompok Tani. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Manyamsari, I dan Mujiburrahmad. 2014.
Karakteristik petani dan hubungannya
dengan kompetensi petani lahan
sempit. Jurnal Agrisep. 2 (15) : 1-25
Padmowihardjo, S., 2000. Metode
Penyuluhan Pertanian. Universitas
Terbuka, Jakarta.
Pradina, W., D. Sulistya dan A. Setiawati.
2007. Pengembangan agribisnis padi
sawah melalui pemberdayaan
kelompok tani. Jurnal Penyuluhan
Pertanian. 2 (2): 171-182
Purwanto. 2005. Tujuan pendidikan dan hasil
belajar. Jurnal Teknodik Depdiknas.
Jakarta.
Rambe, S. S. M., dan B. Honorita. 2011.
Perilaku petani dalam usahatani di
lahan rawa lebak. Prosiding Seminar
Nasional Budidaya Pertanian 2 (1) :
115-128.
Sarwono, S. W. 2005. Teori-Teori Psikologi
Sosial. Rajawali Pers, Jakarta.
Setiana, L. 2005. Pengertian Dasar
Penyuluhan Pertanian. Gramedia,
Jakarta.
Sormin, E. U. 2012. Analisis tingkat
pengetahuan petani terhadap manfaat
lahan padi sawah di Kabupaten Sedang
Bedagai. Journal Social Economic of
Agriculture and Agribusiness. 1 (1) : 1-
14
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Alfabeta. Bandung
Welson, M.W., B.O.L. Suzana dan H.A.
Siagian. 2011. Penerapan teknologi

Pengaruh Sistem Agribisnis terhadap Produksi Padi (Fadhilah et al.) 49

Anda mungkin juga menyukai