Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN

ASMA PADA LANSIA

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gerontik Dengan
Dosen Pengampu

Disusun Oleh :
1. Ulyatul Khasanah (010116A082)
2. Wahyu farhatun Ni’mah (010116A085)
3. Widyawati (010116A089)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN
TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan inayahnya kita dapat menyelesaikan makalah yang bertema
“tanda-tanda vital:nadi” ini dengan tepat waktu. Tugas ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan dasar 2.

Atas keberhasilan dalam menyelesaikan tugas makalah ini, kami


mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mendukung yang telah
mendukung dalam proses menyelesaikan makalah ini untuk mencapai sebuah
makalah yang baik dan benar.Dan juga tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
kepada dosen pembimbing yang telah memberi tugas ini kepada kami yang
akhirnya memberikan banyak pengalaman yang akan bermanfaat bagi kami.

Pada akhirnya,dari makalah ini kami berharap akan bermanfaat khususnya


bagi pembaca dan penulis makalah ini serta memberi inspirasi bagi
pembacanya.Dan kami telah berusaha sebisa mungkin dalam penyelesaian tugas
makalah ini, namun masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan makalah ini dan tugas selanjutnya. Terimakasih
Wassalamualaikum Wr. Wb.

2
3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurur Badan Kesehatan Dunia sebanyak 100-150 juta penduduk dunia
adalah penyandang asma,dan jumlah itu terus bertambah sebanyak 180.000 orang
tiap tahun. Sejumlah informasi seperti di Kanada pada tahun 2003, asma
merupakan penyebab hilangnya 24,5 juta hari kerja.
Rata-rata jumlah pasien perhari berkisar 25 orang. Sebagian besar adalah
kelompok lanjut usia. Peralihan musim hujan ke kemarau membuat penderita
asma meningkat, khususnya pada kelompok lanjut usia saat peralihan. Udara di
malam hari sangat dingin sehingga faktor pencetus asma berubah menjadi
manifestasi.
Berbagai istilah berkembang terkait dengan lanjut usia (lansia) yaitu
Gerontology Geriatric dan keperawatan Gerontik. Gerontology berasal dari kata
Geros = lanjut usia dan Logos = ilmu. Jadi, Gerontology adalah ilmu yang
mempelajari secara khusus mengenai faktor-faktor yang menyangkut lanjut usia .
Gerontology adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek menua atau usia
lanjut dan Gerontology Nursing adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan
pada lanjut usia.
Gerontology adalah cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan
masalah yang mungkin terjadi pada lanjut usia.
Pengertian lanjut usia adalah masa tua disertai dengan adanya kemunduran-
kemunduran kemampuan kerja panca indra, gangguan fungsi alat tubuh,
perubahan-perubahan secara psikologis seperti kelemahan, keterlambatan berpikir
serta kurangnya efisiensi mental dan perubahan-perubahan pada jaringan tubuh
(DepKes RI, 1998).
Lanjut usia atau manusia lanjut (Manula) adalah golongan penduduk yang
mendapat perhatian atau pengelompokan tersendiri yaitu populasi berumur 60
tahun atau lebih.
Menghilangkan secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri
atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

1
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang di derita
(Contantinides, 1994).
Yang dimaksud orang jompo dalam undang-undang ialah setiap orang yang
berhubungan dengan lanjut usia, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari
nafkah untuk keperluan pokok bagi hidupnya sehari-hari, peraturan pelaksanaan
dari undang-undang inilah yang perlu dilengkapkan dan dengan sendirinya
rencana pembiayaannya. Undang-undang mengenai penyelenggaraan, pembinaan,
pendanaan dan perlindungan golongan usia lanjut harus dibuat oleh pemerintah
(Darmojo, 1999).

B. RUMUSAN MASALAH
a. Konsep tentang lanjut usia
b. Konsep tentang asma
c. Asuhan keperawatan asma pada lansia
C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui konsep lanjut usia
b. Untuk mengatahui konsep tentang asma
c. Untuk mengatahui asuhan keperawatan asma pada lansia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Lanjut Usia


Menurut WHO lansia adalah seorang yang telah memasuki usia 60 tahun
ketas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki
tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini
akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Proses atau penuaan.
Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan-
tahapan menurunya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan
semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian semisal pada system kardio vaskuler, system
pernafasan, pencernaan, endokrin, dan lain sebagainya.
Batasan-batasan lanjut usia
a. Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 samapai 59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun
c. Lanjut usia (old) antara usia 75 sampai 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun
Pada lansia terjdai proses degenari sel atau perubahan pada system
tubuhnya karena ada proses penuaan yang, sehingga akan mempengaruhi pada
system kerja tubuh pada lansia. Penurunan secara bertahap dalam fungsi
pernapasan yang dimiliki pada masa dewasa pertengahan dan mempengaruhi
struktur juga fungsi pernapasan. Selama penuaan (40 tahun dan lebih tua),
perubahan yang terjadi dalam alveoli mengurangi area permukaan yang tersedia
untuk pertukaran oksigen dan karbondioksida. Pada usia sekitar 50 tahun, alveoli
mulai kehilangan elastisitasnya. Penebalan kelenjar bronkial juga meningkat
sejalan dengan pertambahan usia. Kapasitas vital paru mencapai tingkat maksimal
pada usia 20-25 tahun dan menurun setelah sepanjang kehidupan. Penurunan
kapasitas vital paru terjadi sejalan dengan kehilangan mobilitas dada, dengan
demikian membatasi aliran tidal udara. Perubahan ini mengakibatkan penurunan
usia kapasitas difusi oksigen sejalan dengan peningkatan usia menghasilkan
oksigen erndah dalam sirkulasi arteri.

3
Meskipun terjadi perubahan ini tidak adanya penyakit pulmonal kronis, lansia
tetap dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, tetapi mungkin mengalami
pengurangan toleransi terhadap aktivitas yang berkepanjangan atau olahraga yang
berlebihan dan mungkin membutuhkan istirahat setelah melakukan aktivitas yang
lama dan berat.

B. Perubahan-Perubahan pada Lansia


Menurut Mubarak et all (2006), perubahan yang terjadi pada lansia
meliputi perubahan kondisi fisik, perubahan kondisi mental, perubahan
psikososial, perubahan kognitif dan perubahan spiritual.
a. Perubahan kondisi fisik meliputi perubahan tingkat sel sampai ke semua
organ tubuh, diantaranya sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan,
kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal,
gastrointestinal, genitourinaria, endokrin dan integumen, berkurangnya
tinggi badan dan berat badan, bertambahnya fat-to-lean body mass ratio
dan berkuranya cairan tubuh.
b. Sistem integumen
Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kering dan kurang
elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adiposa, kulit
pucat dan terdapat bintik-bintik hitam akibat menurunnya aliran darah ke
kulit dan menurunnya sel-sel yang memproduksi pigmen, kuku pada jari
tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh, pada wanita usia > 60 tahun
rambut wajah meningkat, rambut menipis atau botak dan warna rambut
kelabu, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya. Fungsi kulit
sebagai proteksi sudah menurun
1) Temperatur tubuh
Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang
menurun, keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat
memproduksi panas yang banyak diakibatkan oleh rendahnya
aktifitas otot.
2) Sistem muskular

4
Kecepatan dan kekuatan kontraksi otot skeletal berkurang,
pengecilan otot akibat menurunnya serabut otot, pada otot polos
tidak begitu terpengaruh.
3) Sistem kardiovaskuler
Katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung
memompa darah menurun 1% per tahun. Berkurangnya cardiac
output, berkurangnya heart rate terhadap respon stres,
kehilangan elastisitas pembuluh darah, tekanan darah
meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer, bertaTn. Sanjang dan lekukan, arteria termasuk aorta,
intima bertambah tebal, fibrosis.
4) Sistem perkemihan
Ginjal mengecil, nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal
menurun sampai 50 %, filtrasi glomerulus menurun sampai
50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurang mampu
mempekatkan urin, BJ urin menurun, proteinuria, BUN
meningkat, ambang ginjal terhadap glukosa meningkat,
kapasitas kandung kemih menurun 200 ml karena otot-otot
yang melemah, frekuensi berkemih meningkat, kandung kemih
sulit dikosongkan pada pria akibatnya retensi urin meningkat,
pembesaran prostat (75% usia di atas 65 tahun), bertambahnya
glomeruli yang abnormal, berkurangnya renal blood flow, berat
ginjal menurun 39-50% dan jumlah nephron menurun,
kemampuan memekatkan atau mengencerkan oleh ginjal
menurun.
5) Sistem pernafasan
Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku,
menurunnya aktifitas cilia, berkurangnya elastisitas paru,
alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlah berkurang,
oksigen arteri menurun menjadi 75 mmHg, berkurangnya
maximal oxygen uptake, berkurangnya reflek batuk.
6) Sistem gastrointestinal

5
Kehilangan gigi, indera pengecap menurun, esofagus melebar,
rasa lapar menurun, asam lambung menurun, waktu
pengosongan lambung menurun, peristaltik melemah sehingga
dapat mengakibatkan konstipasi, kemampuan absorbsi
menurun, produksi saliva menurun, produksi HCL dan pepsin
menurun pada lambung.
7) Rangka tubuh
Osteoartritis, hilangnya bone substance.
8) Sistem penglihatan
Korne lebih berbentuk sferis, sfingter pupil timbul sklerosis dan
hilangnya respon terhadap sinar, lensa menjadi keruh,
meningkatnya ambang pengamatan sinar (daya adaptasi
terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat cahaya gelap),
berkurangnya atau hilangnya daya akomodasi, menurunnya
lapang pandang (berkurangnya luas pandangan, berkurangnya
sensitivitas terhadap warna yaitu menurunnya daya
membedakan warna hijau atau biru pada skala dan depth
perception).
9) Sistem pendengaran
Presbiakusis atau penurunan pendengaran pada lansia,
membran timpani menjadi atropi menyebabkan otoklerosis,
penumpukan serumen sehingga mengeras karena meningkatnya
keratin, perubahan degeneratif osikel, bertambahnya obstruksi
tuba eustachii, berkurangnya persepsi nada tinggi.
10) Sistem syaraf
Berkurangnya berat otak sekitar 10-20%, berkurangnya sel
kortikol, reaksi menjadi lambat, kurang sensitiv terhadap
sentuhan, berkurangnya aktifitas sel T, hantaran neuron motorik
melemah, kemunduran fungsi saraf otonom.
11) Sistem endokrin
Produksi hampir semua hormon menurun, berkurangnya
ATCH, TSH, FSH dan LH, menurunnya aktivitas tiroid

6
akibatnya basal metabolisme menurun, menurunnya produksi
aldosteron, menurunnya sekresi hormon gonads yaitu
progesteron, estrogen dan aldosteron. Bertambahnya insulin,
norefinefrin, parathormon.
12) Sistem reproduksi
Selaput lendir vagina menurun atau kering, menciutnya ovarie
dan uterus, atropi payudara, testis masih dapat memproduksi,
meskipun adanya penurunan berangsur-angsur dan dorongan
seks menetap sampai di atas usia 70 tahun, asal kondisi
kesehatan baik, penghentian produksi ovum pada saat
menopause.
13) Daya pengecap dan pembauan
Menurunnya kemampuan untuk melakukan pengecapan dan
pembauan, sensitivitas terhadap empat rasa menurun yaitu gula,
garam, mentega, asam, setelah usia 50 tahun.
c. Perubahan kondisi mental
Pada umumnya usia lanjut mengalami penurunan fungsi kognitif dan
psikomotor. Dari segi mental emosional sering muncul perasaan
pesimis, timbulnya perasaan tidak aman dan cemas, adanya
kekacauan mental akut, merasa terancam akan timbulnya suatu
penyakit atau takut diterlantarkan karena tidak berguna lagi. Faktor
yang mempengaruhi perubahan kondisi mental yaitu:
1) Perubahan fisik, terutama organ perasa
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan (hereditas)
5) Lingkungan
6) Gangguan syaraf panca indera
7) Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
8) Kehilangan hubungan dengan teman dan famili
9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap
gambaran diri, perubahan konsep diri.

7
d. Perubahan psikososial
Pada saat ini orang yang telah menjalani kehidupannya dengan
bekerja mendadak diharapkan untuk menyesuaikan dirinya
dengan masa pensiun. Bila ia cukup beruntung dan bijaksana,
mempersiapkan diri untuk pensiun dengan menciptakan minat
untuk memanfaatkan waktu, sehingga masa pensiun memberikan
kesempatan untuk menikmati sisa hidupnya. Tetapi banyak
pekerja pensiun berarti terputus dari lingkungan dan teman-teman
yang akrab dan disingkirkan untuk duduk-duduk di rumah.
Perubahan psikososial yang lain adalah merasakan atau sadar
akan kematian, kesepian akibat pengasingan diri lingkungan
sosial, kehilangan hubungan dengan teman dan keluarga,
hilangnya kekuatan dan ketegangan fisik, perubahan konsep diri
dan kematian pasangan hidup.
e. Perubahan kognitif
Perubahan fungsi kognitif di antaranya adalah:
1) Kemunduran umumnya terjadi pada tugas-tugas yang
membutuhkan kecepatan dan tugas tugas yang memerlukan
memori jangka pendek.
2) Kemampuan intelektual tidak mengalami kemunduran.
3) Kemampuan verbal dalam bidang vokabular (kosakata) akan
menetap bila tidak ada penyakit.
f. Perubahan spiritual
1) Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam
kehidupannya.
2) Lanjut usia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal
ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari.
Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Fowler:
universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah
berfikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara
mencintai dan keadilan.

8
C. Asma
Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan
bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya
penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik
secara spontan maupun hasil dari pengobatan ( The American Thoracic
Society).
Ada 2 bentuk asma: asma bronkhial menurut Subuea (2005), yaitu :
1. Asma bronchial ekstrinsik
Mulai pada usia muda, sering pada anak kecil. Gejala awal berupa
ekzema/hay fever (bersin-bersin dengan ingus yang encer) hay fever dan
eksema dapat timbul pada penderita yang berdasarkan sifat imunologik,
peka terhadap alergen yaitu bahan yang terdapat dalam udara. Keadaan ini
disebut atopi. Alergen yang telah lama dikenal ialah tepung sari dari
bunga, rumput-rumputan, pohon, bulu kucing atau debu rumah.
2. Asma bronkhial intrinsik
Timbul pada usia yang lebih lanjut, hampir sepanjang hidup penderita ini
tidak kita temukan suatu faktor alergi yang menjadi penyebabnya tetapi
ditemukan kepekaan yang berlebihan dari bronkus terhadap sejumlah
stimulus yang non alergi, misal: infeksi virus/bakteri dari bronkus,
kadang-kadang kegiatan jasmani, kadang-kadang karena menghirup udara
dingin.
D. Factor penyebab terjadinya asma

1. Faktor Ekstrinsik (alergi)


a) Serbuk sari
b) Bulu-bulu halus
c) Asap rokok
d) Polusi (debu)
e) Makanan
2. Faktor Instrinsik
a) Latihan fisik
b) Kelelahan

9
E. TANDA DAN GEJALA
. Gejala dan tanda klinis sangat dipengaruhi oleh berat ringannya
asma yang diderita. Bisa saja seorang penderita asma hampir tidak menunjukkan
gejala yang spesifik sa,a sekali, dilain pihak ada juga yang sangat jelas gejalanya.
Gejala dan tanda tersebut antara lain

1. Batuk
2. Nafas sesak (dyspnea) terlebih pada saat mengeluarkan nafas (ekspirasi)
3. Whezing (mengi)
4. Ronkhi
5. Retraksi dinding dada
6. Pernafasan cuping hidung (menunjukkan telah digunakannya semua otot-
otot bantu pernafasan dalam usaha mengatasi sesak yang terjadi)
7. Hiperinflasi toraks (dada seperti gentong)
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan
gejala klinis, tapi pada saat serangan penderita tanpa bernafas cepat dan
dalam, gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot
bantu pernafasan bekerja dengan keras. Gejala klasik dari asma ini adalah
sesak nafas, mengi (wheezing), batuk dan sebagian penderita ada yng
merasakan nyeri didada.

F. KOMPLIKASI
 Emfisema
Bila asma sering terjadi dan telah berlangsung lama, mengakibatkan
perubahan bentuk thorak.
 Atelaksitas
Bila secret banyak dan kental, salah satu bronkus dapat tersumbat.
 Bronkotaksis
Bila atelaksitas berlangsung lama.
 Bronkopneumoni
Bila ada infeksi.

10
 Kegagalan nafas dan kegagalan jantung bila asma tidak ditolong dengan
semestinya.

G. PENATALAKSANAAN MEDIK

1. Tindakan Preventif
Menghilangkan Alergen penyebab, misalnya asap rokok, bulu kucing dan
debu.
2. pengobatan
Bronkodilator :
Agonis B2 ( Terbulitan, Salbutamol dan Fenetrol : lama kerja 4-6 jam
Agonis B2 Long Action memiliki lama kerja > 12 jam
3. Anti Inflamasi
a) Kortikosteroid
b) Natrium Kronolin
c) Terapi O2

H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


a. Pengkajian
1. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, status perkawinan,
tanggal penglkajian, alamat
2. Riwayat kesehatan
a. riwayat kesehatan saat ini
b. riwayat kesehatan dahulu
3. Pola persepsi riwayat kesehatan
4. Merokok, minuman keras, obat-obatan.
5. Alergi makanan.
6. Pola aktivitas latihan
7. Pola nutrisi
8. Diet, gejala muntah-muntah, anoreksia.

11
9. Nafsu makan, kemampuan menelan.
10. Perubahan berat badan, penurunan massa otot.6.
11. Pola Eliminasi
a. Kebiasaan BAB
b. Kebiasaan BAK
12. Pola Istirahat Tidur
a. Gejala : kelelahan, keletihan, malaise. Ketidakmampuan
melaksanakan aktivitas sehari-hari karena sulit bernapas,
ketidakmampuan untuk tidur, pola tidur dalam posisi duduk tinggi,
dispneu pada saat istirahat/respon terhadap aktivitas dan latihan.
b. Tanda : keletihan, gelisah dan insomnia.
13. Sirkulasi
a. Gejala : Pembengkakan pada ekstremitas bawah
b. Tanda : Peningkatan TD
c. Peningkatan frekuensi jantung, takikardi berat, distritmia, warna
kulit, membran mukosa, sianosis, pucat dapat menandakan anemia.
14. Intregitas Ego
a. Gejala : Peningkatan resiko, perubahan pola hidup.
b. Tanda : Ansietas, ketakutan, peka rangsang.
15. Hygiene
a. Gejala : - Penurunan kemempuan.
b. Peningkatan kebutuhan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-
hari.
c. Tanda : Kebersihan buruk dan bau badan.
16. Pernapasan
Gejala :
a. Napas pendek (timbulnya bunyi dispneu sebagai gejala menonjol pada
empisema) khususnya pada saat bekerja, episode terulangnya sulit
napas (asma), rasa dada tertekan, ketidakmampuan untuk bernapas.
b. Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari (terutama saat
bangun tidur) selama minimum 2 bulan berturut-turut, sedikitnya 2
tahun. Produksi sputum : hijau, putih, kuning.

12
c. Episode batuk hilang timbul, biasanya tidak produktif pada saat tahap
dini meskipun dapat menjadi produktif (emfisema)
d. Penggunaan alat bantu pernapasan, misalnya meninggikan bahu,
retraksi posasupra clavikula, pernapasan cuping-hidung.
e. Dada dapat terlihat hiperinflasi dengan meningkatkan diameter AP,
gerakan diafragma minimal.
f. Bunyi napas redup dengan ekspirasi mengi (Emfisema)
g. Warna pucat dengan sianosis, bibir dan dasar kuku abu-abu
keseluruhan, warna merah (bronkitis kronis), biru mengembung, pasien
dengan emfisema sedang sering disebut pink puffer karena warna kulit
normal. Meskipun pertukaran gas tidak normal dan frekuensi
pernapasan cepat.
h. Perubahan Psikologis
1) Bagaimana sikap lansia terhadap proses penuaan
2) Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak
3) Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan
4) mengatasi stres yang di alami
5) Apakah mudah dalam menyesuaikan diri
6) Apakah lansia sering mengalami kegagalan
7) Apakah harapan pada saat ini dan akan datang,
8) Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat, proses
pikir, alam perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam
menyelesaikan masalah
g. Perubahan sosial ekonomi, data yang dikaji:
1) Darimana sumber keuangan lansia
2) Apa saja kesibukan lansia dalam mengisi waktu luang
3) Dengan siapa dia tinggal
4) Kegiatan organisasi apa yang diikuti lansia
5) Bagaimana pandangan lansia terhadap lingkungannya
6) Seberapa sering lansia berhubungan dengan orang lain di luar
rumah
7) Siapa saja yang bisa mengunjungi

13
8) Seberapa besar ketergantungannya,
9) Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginan dengan
fasilitas yang ada
k. Perubahan spiritual, data yang dikaji :
1) Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan
keyakinan agamanya,
2) Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam
kegiatan keagamaan, misalnya pengajian dan penyantunan anak
yatim atau fakir miskin
3) Bagaimana cara lansia menyelesaikan masalah apakah dengan
berdoa
4) Apakah lansia terlihat tabah dan tawakal.
l. Pengkajian Status Fungsional dengan pemeriksaan Index Katz
m. Pengkajian Risiko Jatuh : Test Skala Keseimbangan Berg
n. Pengkajian status kognitif lansia
1) Short Portable Status Mental Questioner (SPSMQ)
Benar Salah No Pertanyaan
√ 01 Tanggal berapa hari ini?
√ 02 Hari apa sekarang?
√ 03 Apa nama tempat ini?
√ 04 Dimana alamat anda?
√ 05 Berapa umur anda?
√ 06 Kapan anda lahir?
√ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang?
√ 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?
√ 09 Siapa nama ibu anda?
Jumla Jumlah 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3
h dari setiap angka baru, semua secara menurun

Interpretasi hasil:
a. Salah 0-3: fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9-10: Kerusakan intelektual berat.
2) MMSE (Mini Mental Status Exam)
No Aspek Nilai Nilai Kriteria

14
Kognitif Maksimal Klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
a. Tahun : 2016
b. Musim : Hujan
c. Tanggal: 07
d. Hari : Senin
e. Bulan : November
Orientasi 5 5 Dimana kita sekarang?
2 Registras 3 3 Sebutkan nama tiga obyek (oleh pemeriksa) 1
i detik dan mengatakan asing-masing obyek.
a. Meja, Kursi, Bunga.
*Klien mampu menyebutkan kembali
obyek yang di perintahkan
3 Perhatian 5 5 Minta klien untuk memulai dari angka 100
dan kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali / tingkat:
kalkulasi (93, 86, 79, 72, 65)
*Klien dapat menghitung pertanyaan
semuanya.
4. Menging 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek
at pada no 2 (registrasi) tadi. Bila benar, 1 point
masing-masing obyek.
*Klien mampu mengulang obyek yang
disebutkan

5 Bahasa 9 8 Tunjukkan pada klien suatu benda dan


tanyakan nama pada klien
a. Missal jam tangan
b. Missal pensil
Minta klien untuk mengulangi kata berikut:
“tidak ada, jika, dan, atau, tetapi”. Bila benar
nilai satu poin
a. Pertanyaan benar 2 buah: tak ada,
tetapi
Minta klien untuk menuruti perintah berikut

15
terdiri dari 3 langkah.
“ ambil kertas ditangan anda, lipat dua dan
taruh dilantai”
a. Ambil kertas ditangan anda
b. Lipat dua
c. Taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk hal berikut ( bila
aktivitas sesuai perintah nilai 1 point)
a. “tutup mata anda”
Perintahkan pada klien untuk menulis satu
kalimat dan menyalin gambar
b. Tulis satu kalimat
c. Menyalin gambar
*Klien bisa menyebutkan benda yang
ditunjuk pemeriksa. Selain itu, klien bisa
mengambil kertas, melipat jadi dua, dan
menaruh di bawah sesuai perintah. klien dapat
menulis satu kalimat.
Total 29
Nilai

o. Pengkajian Depresi Geriatrik (YESAVAGE)


PERTANYAAN JAWABAN SKOR
YA/ TIDAK
Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda? Ya 0
Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan atau minat Ya 1
atau kesenangan anda?
Apakah anda merasa bahwa hidup ini kosong belaka? Tidak 0
Apakah anda merasa sering bosan? Tidak 0
Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat? Ya 0
Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada Tidak 0
anda?
Apakah anda merasa bahagia di sebagian besar hidup anda? Ya 0
Apakah anda merasa sering tidak berdaya? Tidak 0
Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi Ya 1

16
keluar dan mengerjakan sesuatu yang baru?
Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan Tidak 0
daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?
Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini Ya 0
menyenangkan?
Apakah anda merasa berharga? Ya 1
Apakah anda merasa penuh semangat? Ya 0
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan? Tidak 0
Apakah anda pikir orang lain lebih baik keadaanya daripada Tidak 0
anda?
Jumlah 3

Penilaian:
Nilai 1 jika menjawab sesuai kunci berikut :
a. Tidak i. Ya
b. Ya j. Ya
c. Ya k. Tidak
d. Ya l. Ya
e. Tidak m. Tidak
f. Ya n. Ya
g. Tidak o. Ya
h. Ya
Skor :3
5-9 : kemungkinan depresi
10 atau lebih : depresi

p. Pengkajian Skala Resiko Dekubitus


Persepsi 1 2 3 4
Sensori Terbatas Sangat Agak Tidak
penuh terbatas Terbatas terbatas
Kelembapan Lembab Sangat Kadang Jarang
konstan lembab lembab Lembab
Aktifitas Di tempat Dikursi Kadang jalan Jalan Keluar
tidur
Mobilisasi Imobil Sangat Kadang Tidak
penuh terbatas terbatas Terbatas

17
Nutrisi Sangat jelek Tidak Adekuat Sempurna
Adekuat
Gerakan/ Masalah Masalah Tidak Ada Sempurna
cubitan Resiko Masalah
Total skor =
22
Keterangan :
Paisien dengan total nilai :
a. <16 mempunyai risiko terkena dekubitus
b. 15/16 risiko rendah
c. 13/14 risiko sedang
d. <13 risiko tinggi

b. Diagnose keperawatan
1. Bersihan jalan napas inefektif berhubungan dengan hipersekresi
mukus/peningkatan sputum.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan bronkospasme.
3. nyeri akut
4. resiko cedera

NANDA NOC NIC


(00132) (1605) Kontrol Nyeri (2210) Pemberian Analgesik
Nyeri akut Definisi: tindakan pribadi Definisi: penggunaan agen
untuk mengontrol nyeri. farmakologi untuk mengurangi
Setelah dilakukan tindakan untuk mengurangi atau
keperawatan 3 x 24jam menghilangkan nyeri.
diharapkan pasien mampu. Aktivitas- aktivitas:
1. Menggunakan tindakan 1. Tentukan lokasi,
pengurangan (nyeri) tanpa karakteristik, kualitas dan
analgesik dari skala 1 keparahan nyeri sebelum
ditingkatkan ke skala 5 pengobati pasien.

18
2. Menggunakan analgesik 2. Cek adanya alergi obat.
yang direkomendasikan 3. Susun harapan yang positif
dari skala 1 ditingkatkan ke mengenai keefektifan
skala 5 analgesik untuk
3. Melaporkan nyeri yang mengoptimalakan respon
terkontrol dari skala 1 pasien.
ditingkatkan ke skala 5 4. Berikan kenyaman dan
aktivitas lain yang dapat
membantu relaksasi untuk
memfasilitasi penurunan
nyeri.

(2102) Tingkat Nyeri (1400) Managemen nyeri


Definisi: keparahan dari nyeri Definisi: pengurangan atau
Setelah dilakukan tindakan reduksi nyeri pada tingkat
keperawatan ... x 24jam kenyaman yang dapat diterima
diharapkan pasien mampu. oleh pasien.
1. Nyeri yang dilaporkan dari Aktivitas- aktivitas:
skala 1 ditingkatkan ke 1. Lakukan pengkajian nyeri
skala 5. secara komperhensiff yang
2. Ekspresi nyeri di wajah meliputi lokasi, karakteristik,
skala 1 ditingkatkan ke durasi, frekuensi, kualitas,
skala 5. intensitas atau beratnya nyeri
3. Tidak bisa istirahat skala 1 dan faktor pencetus
ditingkatkan ke skala 5. 2. Pastikan perawatan analgesik
4. Ketegangan otot skala 1 bagi pasien dilakukan dengan
ditingkatkan ke skala 5. pemantauan yang ketat.

Kebersihan Status pernafasan(0415) Manajemen jalan nafas


jalan nafas Definisi: proses keluar (3140)
tidak efektif masuknya udara ke paru-paru Definisi: fasilitasi kepatenan
serta pertukaran jalan nafas.

19
karbondioksida dioksigen dan Aktifitas-aktifitas:
alveoli.Setelah dilakukan 1.posisikan pasien untuk
tindakan keperawatan ... x memaksimalkan ventilasi
24jam diharapkan pasien 2.motifasi pasien untuk
mampu. bernafas pelan, dalam,
1.frekuensi pernafasan skala 1 berputar dan batuk
ditingkatkan ke skala 5. 3.kelola pemberian
2.kedalaman inspirasiskala 1 bronkodilator sebagaimana
ditingkatkan ke skala 5. mestinya
3.suara auskultasi nafas skala 4. Regulasi asupan cairan
1 ditingkatkan ke skala 5. untuk mengoptimalkan
4.kepatenan jalan nafas skala keseimbangan cairan
1 ditingkatkan ke skala 5. 5.posisikan untuk
5. Sianosis skala 1 meringankan sesak nafas
ditingkatkan ke skala 5. 6. Monitor status pernafasan
6.batuk skala 1 ditingkatkan dan oksigenasi
ke skala 5.
7.suara nafas tambahan skala
1 ditingkatkan ke skala 5.
8.dispneu saat istirahat skala 1
ditingkatkan ke skala 5.

Gangguan Manajemen diri: Asma(0704) manajemen asma (3210)


pertukaran Definisi: tindakan seseorang Definisi:
gas untuk mengelola asma, mengidentifikasi,menangani
pengobatab dan untuk dan mencegah reaksi
mencegah komplikasi inflamasi/ konstriksi dijalan
Setelah dilakukan tindakan nafas.
keperawatan ... x 24jam Aktifitas-aktifitas:
diharapkan pasien mampu. 1.tentukan dasar status
1.menggambarkan faktor pernafasan sebagai titik

20
penyebab. Dari skala 1 pembanding
ditingkatkan ke skala 5. 2.monitor reaksi asma
2. Mengenali pemicu asma 3. Monitor puncak dari
ditingkatkan dari skala 1 ke jumpah aliran pernafasan
skala 5 dengan tepat.
3.menyesuaikan kehidupan 4. Tentukan pemahaman
rutin untuk mengoptimalkan klien/ keluarga mengenai
kesehatan ditingkatkan dari penyakit dan managemen
skala 1 ke skala 5 instruksikan pada klien atau
4.berpartisipasi dalam aktifitas keluarga mengenai
sesuai usia ditingkatkan dari pengobatan anti inflamasi dan
skala 1 ke skala 5 bronkodilator dan
5. Melaporkan pengontrolan penggunaan dengan tepat.
asma ditingkatkan dari skala 1 5. Ajarkan teknik yang tepat
ke skala 5 untuk menggunakan
pengobatab dan alat
(misalnya,inhaler,nebulizer,
peak flow meter)
6.ajarkan teknik bernafas/
relaxsasi
7. Bantu untuk mengenal
tanda dan gejala sebelum
terjadi reaksi asma dan
implementasi dari respon
tindakan yang tepat.
8. Perbarui pengobatan asma
dengan tepat.

21
(00035) (1902) Kontrol resiko (6610) Identifikasi risiko
Risiko Definisi :tindakan individu Definisi : analis faktor potensial
cedera untuk mengerti pertimbangan risiko risiko
,mencegah,mengeliminasi,atau kesehatan dan memprioritaskan
mengurangi ancaman strategi pengurangan risiko bagi
kesehatan yang te;ah individu maupun kelompok.
dimodifikasi. Aktivitas-aktivitas :
Setelah dilakukan pengkajian 1. Kaji ulang riwayat kesehatan
selama ….X 24 jam terdapat masa lalu dan
hasil : dokumentasikan bukti adanya
1. Mencari informasi tentang penyakit medis, diagnosa
kesehatan. keperawatanya.
2. Mengidentifikasi faktor 2. Kaji ulang data yang
resiko didapatkan dari pengkajian
3. Mengenali faktor resiko resiko secara rutin.
4. Mengenali kemampuan 3. Pertimbangkan ketersedian
untuk merubah perilaku dan kualitas sumber-sumber
5. Memonitori faktor resiko yang ada (misalnya
dilingkungan. psikologis,finasial,tingkat
6. Mengembangkan strategi pendidikan,keluarga).
yang efektif dalam 4. Pertahankan pencatatan dan
mengontrol resiko statistic yang akurat
7. Menyesuaikan strategi 5. Indetifikasikan resiko
kontrol risiko biologis ,ligkungan perilaku
8. Menghindari paparan serta hubungan timbal balik
ancaman kesehatan 6. Indentifikasi strategi koping
9. Menggunakan fasilitas yang

22
kesehatan yang sesuai digunkan/khasPertimbangank
dengan kebutuhan. an dimasa lalu dansaat itu
10. Menggunakan kan sistem 7. Pertimbangkan status
dukungan personal untuk pemenuhan kebutuhan sehari-
mengurangi resiko hari.
11. Menggunakan sistem 8. Pertimbangkan pemenuhan
dukungan personal terhadap perawatan dan
mengurangi resiko medis keperwatan
12. Mengenai perubahan 9. Recanakan monitor kesehatan
status kesehatan dalam jangka waktu panjang.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asma merupakan penyakit gangguan jalan pernafasan obstruksi
intermiten yang bersifat refersibel, ditandai dengan adanya periode
bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai
rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas. Seseorang yang
terkena asma biasanya akan menimbulkan gejala seperti sesak nafas,
wheezing, nyeri dada, karena adanya penyempitan yang terjadi pada saluran
pernafasan. Dilihat dari factor kekambuhan asma bisa disebabkan karena
alergi debu, suhu yang dingin, bulu bintang dang alergen lain nya yang
menyebabkan penyempitan pada jalan nafas. Pada lansia lebih mudah
terserang asma karena lansia sudah mengalami degerasi sel yang

24
menyebabkan penurunan pada fungsi tubuh lansia, sehingga lansia lebih
mudah terkena penyakit salah satunya yaitu asma, asma ini bisa karena
penyakit turunan dan bisa juga penyakit yang memang di akibatkan karena
adanya allergen yang dimiliki oleh lansia sendiri.

B. SARAN
Dengan disusunya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapat menelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini
sehingga dapat menambah pengetahuan pembaca, sehingga pembaca bisa
memahami beberapa factor yang menyebabkan kekambuhan asma pada
lansia, selain itu juga bisa memahami bagaimana manifestasi klinis dari
asma. Setelah mengetahui tentang gejala klinins dan factor penyebab maka
diharapkan keluarga yang memiliki lansia mengalami asam bisa
meminimalisri factor-faktor yang menyebabkan kambuhnya asma.

25
DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association. 2004. Heart Disease and Stroke Statistics. Oktober
14, 2014 http://www.strokeaha.org
Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah. Yogyakarta: DIVA Press.

Beck, Erick. 2011. Tutorial Diagnosis Banding (Tutorials in Differential


Diagnosis) Edisi 4. Jakarta: EGC

Efendi, Ferry & Makhfud. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Ganong, William F. 2010. Patofisiologi Penyakit Pengantar Menuju Kedokteran


Klinis Edisi 5. Jakarta: EGC

Maryam, R. Siti & dkk (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta :
Salemba Medika.

26
Mubarak, Wahit Iqbal, 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : CV
Sagung Seto

Muttaqin, A. (2012) Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.

Nugroho, Wahjudi. (2012). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta : EGC.

Udjianti, W. J., 2011, Keperawatan Kardiovaskular, Seleba medika, jakarta.

27

Anda mungkin juga menyukai