Anda di halaman 1dari 3

Ketidakstabilan kadar glukosa darah

No Diagnosa intervensi utama Intervensi pendukung


keperawatan
Manajemen hipoglikemia Dukungan kepatuhan program pengobatan
1 Ketidakstabilan observasi observasi
kadar glukosa darah 1. Identifikasi tanda dan gejala 1. Identifikasi kepatuhan menjalani
berhubungan dengan hipoglikemia program pengobatan
gangguan toleransi 2. Identifikasi kemungkinan penyebab Terapeutik
glukosa hipoglikemia 1. Buat komitmen menjalani program
Terapeutik pengobatan dengan baik
1. Berikan karbohidrat sederhana 2. Buat jadwal pendampingan keluarga
2. Berikan glukagon untuk bergantian menemani pasien
3. Berikan karbohidrat kompleks dan menjalani program pengobatan
protein sesuai diet 3. Dokumentasi aktivitas selama menjalani
4. Pertahankan akses IV proses pengobatan
5. Hubungi layanan medis darurat 4. Libatkan keluarga untuk mendukung
edukasi program pengobatanyang dijalani
1. Anjurkan membawa karbohidrat Edukasi
sederhana setiap hari 1. Informasikan program pengobatan yang
2. Anjurkan memakai identitas darurat harus dijalani
yang tepat 2. Informasikan manfaat yang akan
3. Anjurkan monitor kadar glukosa diperoleh jika teratur menjalani
darah program pengobatan
4. Anjurkan berdiskusi dengan tim 3. Anjurkan keluarga untuk mendampingi
perawatan diabetes tentang dan merawat
penyesuaian program pengobatan 4. Anjurkan pasien dan keluarga
5. Jelaskan interaksi antara melakukan konsultasi ke pelayanan
diet,insulin/agen oral dan olahraga kesehatan
6. Ajarkan pengelolaan hipoglikemia
7. Kolaborasi pemberian glukagon
Manajemen hiperglikemia Edukasi diet
observasi observasi
1. Identifikasi kemungkinan penyebab 1. Identifikasi kemampuan pasien dan
hiperglikemia keluarga menerima informasi
2. Identifikasi situasi yang 2. Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
menyebabkan kebutuhan insulin 3. Identifikasi kebiasaan pola makan saat
meningkat ini dan masa lalu
3. Monitor kadar glukosa darah 4. Identifikasi persepsi pasien dan
4. Monitor tanda dan gejala keluarga tentang diet yang
hiperglikemia diprogramkan
5. Monitor intake dan outpu cairan 5. Identifikasi keterbatasan finansial untuk
Terapeutik menyediakan makanan
1. Berikan asupan cairan oral Terapeutik
2. Konsultasi dengan medis jika tanda 1. Persiapkan materi, media dan alat
dan gejala hiperglikemia tetap ada peraga
atau memburuk 2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk
3. Fasilotasi ambulasi jika ada hipotensi memberikan pendidikan kesehatan
dan ortostatik 3. Beriakan kesempatan pasien dan
Edukasi keluarga bertanya
1. Anjurkan menghindari olahraga saat 4. Sediakan rencana makan tertulis
kadar glukosa darah lebih dari 250 Edukasi
mg/dl 1. Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap
2. Anjurkan monitor kadar glukosa kesehatan
darah secara mandiri 2. Informasikan makanan yang
3. Anjurkan kepatuhan terhadap diet diperbolehkan
dan olahraga 3. Informasikan kemungkinan interaksi
4. Ajarkan indikasi dan pentingnya obat dan makanan
pengujian keton urin 4. Anjurkan mengganti bahan makanan
Kolaborasi sesuai dengan diet yang diprogramkan
1. Kolaborasi pemberian insulin 5. Anjurkan melakukan olahraga sesuai
2. Kolaborasi pemberian cairan IV toleransi
3. Kolaborasi pemberian kalium Kolaborasi
1. Rujuk ke ahli gizi dan sertakan keluarga

Pembahasan :
Ketidakstabilan kadar glukosa darah merupakan keadaan dimana nilai kadar
glukosa (gula darah) berada diatas maupun dibawah dari kisaran nilai normal. Pada
hiperglikemia dapat terjadi hipoglikemia apabila mendapat penanganan yang kurang
tepat. Sedangkan pada hipoglikemia dapat terjadi hiperglikemia apabila pola makan tidak
mengikuti anjuran diet. Pasien dengan diabetes melitus beresiko memiliki kadar glukosa
darah yang tidak stabil. Glukosa darah yang stabil seharusnya tidak diatas atau dibawah
rentang normal karena dapat menyebabkan gejala tertentu.

Ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah yaitu hiperglikemia dan


hipoglikemia. Penurunan kadar insulin yang sangat rendah akan menimbulkan
hiperglikemia, glukosuria berat, penurunan lipogenesis, peningkatan lipolisis,
peingkatan oksidasi asam lemak bebas disertai dengan pembentukan badan keton
(asetoasetat, hidroksibutirat, dan aseton). Hal ini menyebabkan peningkatan beban ion
hidrogen dan asidosis metabolik. Glukosuria dan ketonuria dapat menyebabkan diuresis
osmotik, dehidrasi, dan kehilangan elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit berlebih
dapat menyebabkan hipotensi, syok, koma, sampai meninggal. Hipoglikemia terjadi
apabila kadar glukosa darah <80 mg/dl, sering terjadi akibat kelebihan pemberian terapi
insulin ataupun terlambat makan. Gejala yang muncul disebabkan oleh pelepasan
epinefrin (keringat dingin, gemetar, sakit kepala dan palpitasi), kekurangan glukosa
dalam otak (tingkah laku tidak sesuai, sensori yang tumpul dan koma). Kejadian
hipoglikemia yang sering terjadi dan dalam waktu yang lama dapat menimbulkan
kerusakan otak permanen bahkan kematian

Dari pembahasan di atas kemungkinan pasien dengan ckd lebih seringnya terjadi
hipoglikemia. Penyebab ckd sendiri sebagian besar dikarenakan diabetes, fungsi dari
ginjal yang menurun akan menyebabkan insulin dan obat diabetes yang dikonsumsi
beredar lebih lama di dalam aliran darah karena penurunan bersihan dari ginjal.
Pemberian terapi diabetes perlu lebih diperhatikan untuk disesuaikan agar tidak
cenderung hipoglikemia. Pada penderita gagal ginjal kronis pasien cenderung kurang
nafsu makan.

Anda mungkin juga menyukai