Anda di halaman 1dari 4

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan : VIII
Nama Mata Pelatihan : Anti Korupsi
Nama Peserta : Erika Prima Dewi
Nomor Daftar Hadir : A8.3.21
Lembaga Penyelenggara : PPSDM REGIONAL BUKIT TINGGI

A. Pokok Pikiran
Korupsi adalah mencakup perilaku pejabat-pejabat sektor publik, baik politisi maupun
pegawai negeri, yang memperkaya diri mereka secara tidak pantas dan melanggar hukum,
atau orang- orang yang dekat dengan mereka dengan menyalahgunakan kepercayaan kepada
mereka. Korupsi adalah tindakan pengkhianatan terhadap amanah yang dipercayakan kepada
seorang pegawai dan termasuk ghulul.
Termasuk Korupsi Penggunaan fasilitas kantor untuk keperluan
pribadi :
• Mobil dinas atau kendaraan dinas lainnya;
• Kertas dan alat tulis kantor;
• Mesin fotocopy dan atau printer;
• Telepon;
• dll
Jenis jenis korupsi
1. Transaktif : Ada kesepakatan, sama-sama berbuat dan keuntungan timbal balik.
2. Ekstroaktif : Salah satu pihak memaksa, Pihak yang dipaksa aktif malakukan, tetapi yang
memaksa tidak terlibat.
3. Investif : Adanya penawaran barang dan jasa, keuntungan diharapkan di masa datang.
4. Nepotistik : Adanya perlakuan khusus kepada keluarga, teman dan kerabat pejabat publik.
5. Autogenik : Memanfaatkan pengetahuan dan pemahaman yang hanya diketahui oleh dirinya
untuk mendapatkan keuntungan.
6. Suportif : Adanya upaya melindungi dan mempertahankan Perbuatan Korupsi.
7. Defensif : Korupsi dilakukan dalam rangka mempertahankan diri dari tindakan kriminalisasi
HAL TENTANG KORUPSI
• Pelakunya : Pejabat Publik, Politisi, dan Pegawai Negeri serta orang yang berhubungan
dengannya.
• Jabatan adalah Kepercayaan Kewenangan.
• KORUPSI hakikatnya adalah Tindakan Pencurian, Pengkhianatan, Penipuan.
• Walaupun dilakukan untuk orang lain atau orang yang dekat dengan mereka.

SEBAB-SEBAB KORUPSI

• Aspek Individu Pelaku


1. Sikap tamak dan tidak puass dengan penghasilan yang ada.
2. Moral dan iman yang lemah tidak dapat menahan godaan hawa nafsu.
3. Merasa penghasilan kurang mencukupi kebutuhan yang wajar
• Aspek Organisasi
1. Kurangnya teladan dari pemimpin;
2. Tidak adanya kultur organisasi yang mendukung kebenaran;
3. Manajemen yang menutupi korupsi di dalam organisasinya
• Aspek Masyarakat
1. Adanya nilai -nilai di dalam masyarakat yang kondusif terjadinya korupsi (ex. Permisif,
apatis dan adat);
2. Dampak Korupsi tidak dirasa langsung oleh masyarakat, walaupun dampak korupsi
dapat merugikan negara dan juga masyarakat luas.

TINDAK PIDANA KORUPSI (TIPIKOR) Dasar Hukum UU No 31 Tahun 1999 Junto UU


No 20 Tahun 2001 :
• MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA: Penyalahgunaan Wewenang sehingga
merugikan Keuangan Negara.
• SUAP MENYUAP :Kesepakatan dua pihak dan saling untung dimana si penyuap
memberikan sesuatu atau janji kepada politisi atau pegawai negeri untuk keinginan si
penyuap.
• PENGGELAPAN DALAM JABATAN :Politisi atau Pegawai Negeri melakukan
tindakan kegiatan fiktif, mark up surat pertanggung-jawaban belanja dan atau
menghilangan/ menggelapkan dokumen berharga atau aset negara untuk memperkaya
diri sendiri atau orang lain.
• PEMERASAN: Politisi atau pegawai negeri memaksa (ancaman/intimidasi) orang lain
melakukan sesuatu untuk keuntungan pribadi. Politisi atau Pegawai negeri memeras
masyarakat. Politisi atau Pegawai negeri memeras Politisi atau Pegawai negeri lainnya.
• PERBUATAN CURANG : Segala bentuk kecurangan dalam pengadaan barang dan
jasa, serta kecurangan terhadap aset negara. Pelaku mencurangi kontrak pengadaan
barang dan jasa.
• BENTURAN KEPENTINGAN dalam PENGADAAN BARANG dan JASA : Seorang
pejabat yang dihadapkan pada peluang untuk menguntungkan diri sendiri, keluarga
ataupun kroni-kroninya.
• GRATIFIKASI : Politisi atau Pegawai Negeri dilarang menerima hadiah dalam bentuk
apapun dengan maksud tertentu. Hadiah dalam arti luas : Uang; Barang; Rabat
(discount); Komisi; Pinjaman tanpa bunga; Tiket perjalanan; Fasilitas penginapan;
Perjalanan wisata; Pengobatan Cuma-Cuma; dan Fasilitas lainnya di dalam maupun di
luar negeri.
• TINDAKAN PIDANA LAINNYA YANG BERKAITAN DENGAN TIPIKOR:
Merintangi Proses Pemeriksaan, Tersangka Tidak Memberikan Keterangan Mengenai
Kekayaannya, Bank Yang Tidak Memberikan Keterangan Rekening Tersangka, Saksi
atau Ahli Yang Tidak Memberikan Keterangan atau Keterangan Palsu, Orang yang
Memegang Rahasia Jabatan Tidak Memberikan Keterangan atau Keterangan Palsu,
Saksi Yang Membuka Identitas Pelapor.
B. PENERAPAN
pada masa penerapan Kurikulum 2013 dapat dilakukan melalui: 1) penyelenggaraan
manajemen berbasis sekolah yang transparan, profesional, dan akuntabel; 2)
implementasi Kurikulum 2013 secara efektif, karena nilai-nilai antikorupsi sudah
terakomodasi secara eksplisit dalam Kurikulum 2013; dan 3) partisipasi masyarakat
dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan demikian, perbedaan
implementasi direkomendasikan dengan cara memberi penguatan (mengoptimalkan)
melalui: (1) penyelenggaraan manajemen berbasis sekolah yang transparan, profesional,
dan akuntabel; (2) penerapan strategi pembelajaran dengan cara mengintegrasikan
nilainilai antikorupsi ke dalam pembelajaran: (a) mata pelajaran yang sesuai, (b) muatan
lokal, dan (c) pengembangan diri, karena nilai-nilai antikorupsi belum terakomodasi
secara eksplisit dalam Kurikulum 2006; dan (3) partisipasi masyarakat dengan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Sedangkan bagi sekolah/kelas yang
sudah menerapkan Kurikulum 2013, implementasi pendidikan antikorupsi
direkomendasikan dengan cara memberi penguatan (mengoptimalkan) melalui: (1)
penyelenggaraan manajemen berbasis sekolah yang transparan, profesional, dan
akuntabel, (2) implementasi Kurikulum 2013 secara efektif, dan (3) partisipasi
masyarakat dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai