Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH

BUDIDAYA TANAMAN BAYAM MERAH

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Kesuburan Tanah
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Priyono, SE. SH. MM.

Disusun Oleh :
Benhar Aslam
( 19300005 )

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SLAMET RIYADI
SURAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Kesuburan Tanah (Budidaya Tanaman Bayam Merah) ini


disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Kesuburan Tanah, dan telah diketahui
serta disahkan oleh Dosen pengampu Praktikum Kesuburan Tanah pada Selasa, 20
April 2021.

Disusun oleh :

Nama : Benhar Aslam


NPM : 19300005
Kelas : Agroteknologi B

Mengetahui,

Dosen Pengampu
Kesuburan Tanah

Dr. Ir. Priyono, SE. SH. MM.


NIPY : 0185. 0048

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur tidak henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang
telah memberikan rahmat, nikmat dan anugerah-Nya sehingga Laporan Praktikum
Praktikum Kesuburan Tanah (Budidaya Tanaman Bayam Merah) ini dapat
terselesaikan dengan baik, meski jauh dari kata sempurna.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
terlihat dalam proses pembuatan Laporan Praktikum Praktikum Kesuburan Tanah
(Budidaya Tanaman Bayam Merah) ini, terkhusus kepada:

1. Kepada Bapak Dr. Ir. Priyono, SE. SH. MM. selaku dosen pengampu mata kuliah
Praktikum Kesuburan Tanah.

2. Kepada para orangtua yang tak pernah putus mendoakan agar kuliah kami berjalan
dengan baik.

3. Dan seluruh teman-teman yang berkenan mendukung hingga Laporan Praktikum


Kesuburan Tanah (Budidaya Tanaman Bayam Merah) ini dapat selesai.

Demikianlah Laporan Praktikum Praktikum Kesuburan Tanah (Budidaya Tanaman


Bayam Merah) ini saya buat dengan sepenuh hati. Tidak lupa kritik dan saran kami
harapkan agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi semua dan terkhusus bagi selaku penulis.
Terima Kasih.

Klaten, 20 Juni 2021

Benhar Aslam

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................... vii
FOTO – FOTO PELAKSANAAN PRAKTIKUM ............................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan Praktikum ..................................................................................... 2
D. Manfaat Praktikum ................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3
A. Tanaman Bayam Merah ........................................................................... 3
B. Sistem Budidaya Bayam Merah ............................................................... 4
BAB III METODE PRAKTIKUM ......................................................................... 6
A. Jenis Dan Rancangan Penelitian............................................................... 6
B. Variabel Penelitian ................................................................................... 6
C. Batasan Penelitian .................................................................................... 6
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum ............................................. 7
E. Alat Dan Bahan ........................................................................................ 7
F. Prosedur Kerja .......................................................................................... 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 9
A. Hasil Pengamatan ..................................................................................... 9
B. Pembahasan ............................................................................................ 12
BAB V PENUTUP................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ............................................................................................. 14
B. Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 ragam jenis pupuk pada percobaan tanaman bayam merah…………….6
Tabel 4.1 Rata – rata pertambahan tinggi tanaman bayam merah…………………9
Tabel 4.2 Rata – rata selisih pertambahan jumlah daun pada tanaman bayam
merah……………………………………………………………………………..11

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 : Rata – Rata Pertambahan Tinggi Tanaman Bayam Merah Setiap
Seminggu Sekali. .................................................................................................. 10
Gambar 4.2 Rata – Rata Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Bayam Merah
Setiap Seminggu Sekali. ....................................................................................... 11

vi
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Data Terendah, Data Tertingi, Dan Rata -Rata Tinggi Tanaman Bayam
Merah………………………………………………………………….................10
Diagram 4.2 Data Terendah, Data Tertingi, Dan Rata -Rata Jumlah Daun Tanaman
Bayam Merah…………………………………………………………………….12

vii
FOTO – FOTO PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Percobaan Pertana (Pupuk A) Pupuk Organik Kottoran Kambing

viii
Percobaan Kedua (Pupuk B) Pupuk Urea

ix
Percobaan Ketiga (Pupuk C) Pupuk Phonska

x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman bayam (Amaranthus sp.) adalah tanaman sayuran yang berasal
dari wilayah Amerika dan sekarang tanaman itu tersebar di seluruh dunia.
Tanaman bayam biasa dimanfaatkan sebagai olahan kuliner, seperti sayur dan
kripik. Terdapat beberapa varietas tanaman bayam, antara lain bayam hijau
biasa, bayam merah, bayam kakap, bayam duri, dan bayam kotok atau bayam
tanah. Jenis bayam yang sering dibudidayakan adalah Amaranthus tricolor dan
Amaranthus hybridus, sedangkan jenis bayam yang lain tumbuh liar. Apabila
dibandingkan dengan bayam hijau, jenis bayam merah kurang populer meski
kaya akan gizi. Tanaman bayam merah merupakan sayuran yang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi dibandingkan dengan beberapa jenis bayam yang lainnya.
Tanaman bayam merah semula dikenal sebagai tanaman hias saja, namun dalam
perkembangan selanjutnya bayam merah difungsikan sebagai bahan pangan.
Bayam merah merupakan salah satu tanaman kaya serat yang dikenal memiliki
banyak khasiat pengobatan. Selain rasanya enak dan teksturnya lunak, bayam
juga memberikan rasa dingin dalam perut dan dapat memperlancar pencernaan.
Tanaman bayam merah tersebut memiliki berbagai macam kandungan zat
aktif, vitamin A dan C sedikit vitamin B, mengandung garam - garam mineral
dan pigmen antosianin. Antosianin adalah senyawa fenolik yang masuk
kelompok flavonoid dan berfungsi sebagai antioksidan. Komponen antioksidan
tersebut mempunyai potensi menurunkan kadar timbal di dalam darah sehingga
mampu mencegah efek toksisitasnya.
Salah satu sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat untuk
dibudidayakan adalah tanaman bayam.. Budidaya tanaman bayam merah
memiliki banyak kelebihan antara lain tidak membutuhkan biaya produksi yang
terlalu banyak dan tanaman bayam termasuk dalam tanaman pangan yang
digemari banyak orang karena sifatnya yang tahan terhadap cekaman.
Banyaknya kandungan yang terdapat pada tanaman bayam merah dan kelebihan
yang dimiliki bayam merah ini sendiri maka budidaya tanaman bayam merah
perlu dioptimalkan. Tanah mempunyai peranan penting bagi tanaman karena
menyediakan air dan unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman. Namun
belakang ini, permasalahan yang dihadapi tanah adalah produktivitas yang
rendah, hal ini salah satunya disebabkan oleh rendahnya kandungan organik
dalam tanah. Maka dari itu hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil
budidaya tanaman bayam merah yang optimal yaitu dengan pemberian pupuk
yang tepat.
Pupuk merupakan salah satu input sangat esensial dalam proses
produksi tanaman. Pada pertumbuhan tanaman bayam merah, pupuk memegang
peranan penting dalam proses pertumbuhan tanaman bayam merah. Pemberian

1
bahan organik berupa pupuk sangat berpengaruh terhadap perbaikan sifat fisika
dan kimia di dalam tanah. Bahan organik yang ditambahkan akan mengalami
proses dekomposisi oleh mikroorganisme atau merupakan bahan organik yang
telah terdekomposisi dan tinggal berperan menyuburkan tanah. Unsur hara yang
terpenuhi akan meningkatkan pertumbuhan tanaman bayam merah dan proses
pembentukan klorofildan karotenoid pada tanaman bayam merah. Klorofil
diketahui berperan sebagai antioksidan bagi tubuh. Karotenoid memiliki fungsi
sebagai antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas.
Karotenoid secara luas terdapat dalam buah-buahan dan sayur-sayuran dengan
potensi aktivitas antikanker.
Berdasarkan kandunan gizinya dan potensi budidaya maka praktikum
ini akan mengujicoba jenis – jenis pupuk untuk menunjang pertumbuhan bayam
merah. Salah satu jenis pupuk yang akan di ujicoba pada praktikum kali ini
adalah jenis pupuk organik dari kotoran kambing, pupuk urea, dan pupuk
phonska. Pada praktikum uji coba kali ini akan dilihat pengaruh dari ketiga
pupuk tersebut terhadap pertumbuhan bayam merah dan dari ketiga jenis pupuk
tersebut mana yang paling bagus. Untuk dapat mengetahui hasil tersebut maka
diperlukan penelitian lebih lanjut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh jenis pupuk Organik, Urea, dan Phonska terhadap
pertumbuhan tanaman bayam merah ?
2. Jenis pupuk apa yang paling baik digunakan dalam pertumbuhan tanaman
bayam merah ?

C. Tujuan Praktikum
Tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh jenis pupuk Organik, Urea, dan Phonska terhadap
pertumbuhan tanaman bayam merah.
2. Mengetahui jenis pupuk apa yang paling baik digunakan dalam
pertumbuhan tanaman bayam merah.

D. Manfaat Praktikum
Manfaat pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang bagaimana pengaruh jenis
pupuk Organik, Urea, dan Phonska terhadap pertumbuhan tanaman bayam
merah.
2. Menjadi referensi bagi mahasiswa mengenai jenis pupuk apa yang paling
baik digunakan dalam pertumbuhan tanaman bayam merah.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Bayam Merah
1. Klasifikasi
Klasifikasi bayam merah menurut Saparinto (2013) adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Hamamelidae
Ordo : Caryphyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus tricolor L.
Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.) merupakan tanaman sayuran
yang termasuk dalam famili Amarantaceae. Tanaman bayam dikenal
dengan berbagai nama yaitu bayam glatik, bayam kakap (jakarta),
bayam abrit, bayam sekul (Jawa). Tanaman bayam merah tergolong
jenis tanaman C4 dengan karakter sangat mudah menyesuaikan dengan
perubahan iklim. Untuk mendukung pertumbuhannya, tanaman bayam
merah memerlukan unsur hara. Unsur hara tersebut diperoleh tanaman
bayam merah dari pupuk.
2. Morfologi
Tanaman bayam merah memiliki ciri berdaun tunggal, ujungnya
meruncing, lunak, dan lebar. Batangnya lunak dan berwarna putih
kemerah-merahan. Bunga bayam merah ukurannya kecil muncil dari
ketiak daun dan ujung batang pada rangkaian tandan. Buahnya tidak
berdaging, tetapi bijinya banyak, sangat kecil, bulat, dan mudah pecah.
Tanaman ini memilki akar tunggang dan berakar samping. Akar
sampingnya kuat dan agak dalam. Tanaman ini berbentuk perdu atau
semak. Bayam merah memiliki banyak manfaat karena mengandung
vitamin A dan C, sedikit vitamin B, kalsium, fospor, dan besi
(Sunarjono, 2014).
3. Syarat Tumbuh
Bayam merah akan tumbuh dengan baik bila ditanam pada tanah
dengan derajat keasaman (pH tanah) sekitar 6-7. Bila pH kurang dari 6,
tanaman bayam merah akan tidak tumbuh subur. Sementara itu pada pH
di atas 7, tanaman bayam merah akan mengalami klorosis, yaitu timbul
warna putih kekuningan, terutama pada daun yang masih muda
(Saparinto, 2013). Suhu udara yang dikehendaki sekitar 20-320 .

3
Tanaman ini memerlukan banyak air, sehingga paling tepat ditanam
pada awal musim penghujan. Bayam merah ditanam pada awal musim
kemarau pada tanah yang gembur dan subur, dan dapat tumbuh pada
tanah liat asalkan tanah tersebut diberi pupuk kandang yang cukup.
Tanaman bayam tumbuh disemua jenis tanah seperti ultisol, inceptisol,
andisol, dan entisol. Pada tanah kering suplai air dibutuhkan agar
menghindari kekeringan yang mengakibatkan tanaman immobil (Fazria,
2011).
4. Kandungan Gizi
Bayam merupakan sayuran yang padat gizi dan sangat diperlukan
untuk tubuh. Bayam merah belum dimanfaatkan secara optimal oleh
masyarakat sebagai sumber makanan. Daun bayam merah mengandung
senyawa flavonoid, tanin, vitamin C, dan antosianin yang dapat
bermanfaat untuk antioksidan (Syaifuddin, 2015). Dalam 100 gram
bayam merah, terdapat kalori, karbohidrat, protein, lemak, vitamin (A,
B1, E, C, dan folat), dan mineral (kalsium, fosfor, dan zatbesi).
Kandungan besi dalam tanaman bayam relatif tinggi dibandingkan
sayuranlain, yang sangat berguna bagi penderita anemia (Rizki, 2013).
Bayam merahmengandung pigmen antosianin dengan total padatan
terlarut 5,8 °Brix kadarantosianin 18,94 mg/ml (Saati, 2014). Daun
bayam merah memiliki kandungan zat aktif, diantaranya flavonoid dan
tanin. Di samping itu akar bayam merah juga mengandung alkaloid,
karbohidrat, flavonoid, glikosida, tanin, senyawa fenolik, protein,
saponin dan asam amino (Pradana, 2017). Bayamm merah
mengandung banyak fitokimia yang berguna untuk mengurangi dampak
kerusakan tubuh akibat radikal bebas. Sumber warna merah bermanfaat
untuk mencegah masalah prostat, dan memelihara kesehatan tubuh
(Rumimper et al., 2014).

B. Sistem Budidaya Bayam Merah


1. Media Tanam
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok
tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis
tanaman yang akan ditanam. Secara umum, dalam menentukan media
tanam yang tepat media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah
sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan
unsur hara. Ketersediaan hara dapat diberikan berupa pupuk organik dan
atau diberi campuran pupuk anorganik. Secara umum, media tanam harus
dapat menjaga kelembaban daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara,
dan dapat menahan ketersediaan unsur hara (Gustia, 2013). Media tanam
pada budidaya bayam merah kali ini menggunakan campuran tanah biasa,
pupuk, tanah liat, dan sekam basah.

4
2. Pupuk
Meningkatnya konsumsi bayam merah oleh masyarakat menuntut
para petani untuk meningkatkan produktivitas bayam merah, dan
salahsatu cara yang dilakukan adalah melalui pemupukan dengan pupuk
anorganik(Susilo & Suciati, 2016). Akan tetapi penggunaan pupuk
anorganik semakin lama tidak efisien karena tidak sebanding dengan
kenaikan hasil panen. Harga pupuk anorganik yang tinggi menyebabkan
para petani kesulitan untuk mendapatkan pupuk tersebut. Selain itu
residu dari pupuk anorganik juga berdampak negatif pada lingkungan.
Mulyono (2014) mengatakan bahwa pupuk anorganik lebih mudah
menguap dan tidak memiliki kemampuan memperbaiki kondisi lahan
sehingga residu yang dihasilkan akan merusak mikroorganisme tanah.
Untuk mengurangi residu yang dihasilkan dari pupuk anorganik
maka diperlukan pengganti pupuk anorganik berupa pupuk organik.
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari bahan–bahan
hidup atau mahkluk hidup yang sudah mati, meliputi kotoran hewan,
serasah, sampah, dan berbagai produk dari organisme hidup.
Penggunaan pupuk organik dalam bercocok tanam bisa menjadi pilihan
yang tepat bagi para petani untuk mendapatkan hasil panen yang lebih baik,
karena tanaman yang diberi pupuk organik memiliki daya tahan terhadap
serangan hama ataupun penyakit (Erwin, 2017).
Menurut Nugroho(2013) pemberian bahan ameliorasi berupa
pembenah tanah dan pupuk organik mampu memperbaiki sifat fisik dan
kimia tanah yakni dengan memperbaiki struktur, tekstur dan kandungan
unsur hara tanah. Tanah menjadi lebih terstruktur, agregat lebih mantap,
kandungan unsur hara meningkat dan mampu mngikat air lebih lama
sehingga unsur hara berpotensi besar untuk dapat diserap dan dimanfaatkan
akar untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk organik dapat secara efektif
menyuplai bahan organik dalam tanah, meningkatkan kondisi fisik dan
kimia tanah, serta membantu pertumbuhan tanaman. Penggunaan pupuk
anorganik dan organik secara terpadu diperlukan untuk meningkatkan
produktivitas tanaman dan meminimalkan kerusakan lingkungan akibat
pemupukan (Nariratih, 2013).

5
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Jenis Dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimental. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian apakah pupuk organik
kotoran kambing, pupuk urea, dan pupuk phonska berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan tanaman bayam merah dan jenis pupuk apakah yang paling bagus
untuk pertumbuhan tanaman bayam merah. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang dibuat oleh peneliti dan dibuat
bervariasi titik Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel bebas
adalah jenis pupuk. Perlakuan Dalam penelitian ini adalah variasi tiga jenis
pupuk antara lain pupuk organik kotoran kambing, pupuk urea, pupuk
Phonska. setiap perlakuan memiliki 3 kali ulangan sehingga jumlah seluruh
tanaman pada satu jenis pupuk adalah 30. Perlakuan dapat dilihat pada tabel
3.1.
Tabel 3.1 ragam jenis pupuk pada percobaan tanaman bayam merah
Kode Jenis Pupuk
A Pupuk Organik Kotoran Kambing
B Pupuk Urea
C Pupuk Phonska

2. Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang muncul akibat adanya variabel
bebas Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pertumbuhan tanaman yang meliputi tinggi Variabel terikat adalah variabel
yang muncul akibat adanya variabel bebas Variabel terikat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman yang meliputi tinggi
tanaman jumlah daun dan jumlah daun.
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel lain yang ikut berpengaruh yang
dibuat sama pada setiap media percobaan dan terkendali titik Dalam
penelitian ini yang digunakan sebagai variabel kontrol adalah umur
tanaman mulai dari tanam media tanam, waktu tanam yaitu 30 hari dan
volume pemberian air setiap pagi hari.
C. Batasan Penelitian
1. Subjek penelitian

6
Subjek penelitian ini adalah tanaman bayam merah yang berjumlah
30 buah titik benih unggul bayam merah cap dua panah merah yang dibeli
di toko pertanian, pasar nongko, Kota Surakarta. Persemaian dilakukan
pada media tanah yang bercampur dengan sekam basah.
2. Objek penelitian
Objek penelitian terletak pada perbedaan jenis pupuk untuk
pertumbuhan tanaman bayam merah.
3. Parameter
a. Tinggi tanaman
Perhitungan tinggi tanaman dilakukan setiap seminggu
sekali selama 1 bulan atau 30 hari. Perhitungan tinggi tanaman
dilakukan mulai dari batang yang terlihat di atas permukaan tanah
sampai ujung batang atau titik tumbuh menggunakan penggaris dengan
satuan ukur cm. Pertambahan tinggi tanaman total dihitung dari selisih
tinggi tanaman pada hari terakhir pengambilan data dengan data tinggi
tanaman pada hari pertama penanaman.
b. Jumlah daun
Perhitungan jumlah daun dilakukan sejak pertama kali
penanaman sampai pengamatan terakhir. Jumlah awal 3 sampai 5 helai
daun untuk semua tanaman hingga masa pengamatan terakhir dengan
mengamati setiap seminggu sekali. Data pertambahan jumlah daun
total yang dihitung adalah selisih jumlah daun tanaman pada hari
terakhir pengambilan data dengan hari pertama pengambilan data titik
Perhitungan jumlah daun hanya dilakukan pada daun yang sudah
terbuka sempurna.
D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum
Praktikum ini berlangsung pada bulan April sampai Juni 2021. Tempat
praktikum ini terletak pada pekarangan rumah di Dukuh Poloharjo, RT 002 /
RW 010, Desa Sobayan, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah,
Indonesia.
E. Alat Dan Bahan
Alat :
- Ember
- Sekop
Bahan :
- Polybag
- Tanah humus
- Tanah liat
- Pupuk organik kotoran kambing
- Pupuk urea

7
- Pupuk phoska
- Sekam basah
- Air
- Bibit bayam merah
F. Prosedur Kerja
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan 3 faktor perlakuan yaitu
faktor pupuk organik kotoran kambing, faktor pupuk urea, dan faktor pupuk
phonska. Faktor pertama yakni pupuk organik kotoran kambing yang terdiri dari
10 polybag. Faktor kedua menggunakan pupuk urea yang terdiri dari 10
polybag. Faktor ketiga menggunakan pupuk phonska yang terdiri dari 10
polybag. Jadi total keseluruhan dalam praktikum penelitian adalah 30 polybag
dengan 3 perlakuan yang berbeda pada jenis pupuknya.
• Pembibitan bayam merah
- Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu.
- Campurkan tanah dan sekam padi basah menjadi satu.
- Setelah tercampur masukkan media kedalam polybag kecil – kecil
sejumlah 60 buah.
- Setelah media siap sirami media secukupnya
- Kemudian tebar biji bayam merah kedalam polybag.
- Kemudian tutup menggunakan sekam basah tipis – tipis secukupnya.
- Simpanlah ditempat yang aman dan rawat lah sampai tanaman tumbuh.
- Setelah 2 minggu tanaman siap untuk dipindah tanam.

• Pembuatan media tanam menggunakan ketiga jenis pupuk untuk


pertumbuhan tanaman bayam merah. Langkah – langkah pembuatan media
tanam diantara ketiga jenis pupuk tersebut sama, yang membedakan hanya
pada jenis pupuknya. Langkah kerjanya sebagai berikut :
- Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu.
- Campurkan tanah gembur, sekam padi basah, pupuk, dan tanah liat
menjadi satu.
- Setelah bahan – bahan tercampur rata, masukan media kedalam polybag
secukupnya.
- Isi polybag sebanyak 10 buah per jenis pupuk.
- Tandai dengan kertas yang diberi plaster untuk mempermudah
pengamatan.
- Pindah tanaman ketempat yang terkena cukup panas matahari.
- Sirami tanaman secukupnya.
- Amatri seminggu sekali selama 1 bulan.
- Catat hasil pengamatan dan buatlah laporan praktikum.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Tinggi Tanaman
Pengukuran tinggi tanaman bayam merah dilakukan setelah masa
pindah tanam dan dilakukan selama 1 bulan titik pengukuran tinggi tanaman
bayam merah dimulai dari pangkal batang yang terlihat diatas permukaan
tanah hingga pucuk tertinggi atau titik tumbuh batang menggunakan
penggaris dengan satuan cm pertambahan tinggi tanaman yang didapatkan
merupakan selisih tinggi tanaman awal pengambilan data dan terakhir
pengambilan data selama 30 hari rata-rata pertambahan tinggi tanaman tiap
tanaman bayam merah pada setiap perlakuan dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Rata – rata pertambahan tinggi tanaman bayam merah
Jenis Pengamatan Per Minggu (cm) Rata – rata
Pupuk 1 2 3 4 (cm)
A 5 10 18 28 15,25
B 5 9 15 25 13,5
C 5 8 13 22 12
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata – rata pertambahan
tinggi tanaman bayam merah pada setiap minggu. Pertambahan tinggi
tanaman paling tinggi pada tanaman jenis pupuk A (Pupuk Organik), yaitu
15,25 diikuti dengan tanaman dengan pupuk B (Pupuk Urea) yaitu 13,5,
dan yang terakhir pertambahan tinggi tanaman yang paling rendah adalah
pupuk C (Pupuk Phonska) yaitu 12.
Pertambahan tinggi tanaman bayam merah pada berbagai perbedaan
jenis pupuk dapat dilihat pada gambar 4.1 ini :

Diagram Garis Tinggi Tanaman Bayam Merah


Pertambahan tinggi tanaman

Pupuk A Pupuk B Pupuk C

80
(cm)

60
40
20
0
Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4
Penggamatan data minggu ke

9
Gambar 4.1 Rata – rata pertambahan tinggi tanaman bayam merah seriap
seminggu sekali.
Pada Gambar 4.1 dapat dilihat peningkatan tinggi tanaman pada
setiap perlakuan. Berdasarkan semua perlakuan yang diberikan,
pertumbuhan tinggi tanaman secara berurutan dari yan palin tinggi hingga
yang paling rendah adalah jenis pupuk A (Pupuk Organik), pupuk B (Pupuk
Urea), dan pupuk C (Pupuk Phonska).
Rata - Rata didapatkan dari penjumlahan nilai awal pengambilan
data sampai nilai akhir pengambilann data dan dibagi emppat pada setiap
jenis pupuknya. Rata - rata tinggi tanaman pada setiap jenis dapat dilihat
pada historam 4.1 dibawah ini :

Chart Title
30

25

20

15

10

0
PUPUK A PUPUK B PUPUK C

Data Terendah Data Tertinggi Rata Rata

Diagram 4.1 Data Terendah, Data Tertingi, Dan Rata -Rata Tinggi Tanaman
Bayam Merah
2. Jumlah Daun
Perhitungan jumlah daun tanaman bayam merah dilakukan sejak
pindah tanam dan dilakukan selama satu bulan. Perhitungan jumlah daun
dilakukan dengan cara menghitung daun yang telah terbuka secara
sempurna. Pertambahan jumlah daun yang didapatkan merupakan selisih
jumlah daun dari awal pengambilan data dan terakhir pengambilan data
selama satu bulan. Rata – rata pertambahan jumlah daun total 10 polybag
tanaman bayam merah perjenis pupuk dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut
ini :
Tabel 4.2 Rata – rata selisih pertambahan jumlah daun pada tanaman bayam
merah

10
Jenis Pengamatan Per Minggu Rata – rata
Pupuk 1 2 3 4
A 42 68 80 98 72
B 40 58 71 87 64
C 41 53 68 77 59,75

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa rata – rata pertambahan


jumlah daun pada setiap jenis pupuk menunjukkan hasil yang berbeda.
Pertambahan jumlah daun paling banyak dihasilkan oleh tanaman dengan
jenis pupuk A (Pupuk Kandang), yaitu 72. Kemudian diikuti oleh tanaman
denggan jenis pupuk B (Pupuk Urea), yaitu 64. Dan yang paling sedikit
diantara percobaan lain adalah jumlah daun denan jenis pupuk C (Pupuk
Phonska), yaitu 59,75.
Pertambahan jumlah daun tanaman bayam merah pada berbagai
macam jenis pupuk dapat dilihat pada gambar 4.2 ini :

Diagram Garis Jumlah Daun Tanaman Bayam Merah


Pupuk A Pupuk B Pupuk C

300
250
Jumlah Daun

200
150
100
50
0
Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-4
Penggamatan Minggu Ke

Gambar 4.2 rata – rata pertambahan jumlah daun tanaman bayam merah
seriap seminggu sekali.
Gambar 4.2 menunjukkan adanya peningkatan pertambahan jumlah
daun tanaman bayam merah sejak pengambilan data pertama sampai
pengambilan data terakhir.
Perlakuan perbedaan jenis pupuk yang mengalami pertumbuhan
jumlah daun secara berurutan dari yang paling tinggi hingga palin rendah
adalah jenis pupuk A (Pupuk Kandang), pupuk B (Pupuk Urea), dan pupuk
C (Pupuk Phonska).
Rata – rata didapatkan dari penjumlahan data awal hingga data akhir
dan dibagi empat, pengambilan data pada setiap perlakuan jenis pupuk yang

11
berbeda. Rata – rata jumlah daun tiap perlakuan jenis pupuk dapat dilihat
pada histogram 4.2 berikut ini :

Chart Title
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
PUPUK A PUPUK B PUPUK C

Data Terendah Data Tertinggi Rata - Rata

Diagram 4.2 Data Terendah, Data Tertingi, Dan Rata -Rata Jumlah Daun
Tanaman Bayam Merah.
B. Pembahasan
1. Tinggi Tanaman
Berdasarkan gambar 4.1 dapat ditunjukkan bahwa pada jenis pupuk
A (Pupuk Organik) mengalami peningkatan tertinggi pada pertumbuhan
tinggi tanaman dibandingkan dengan pemberian jenis pupuk urea dan
phonska. Hal ini karena pada pupuk A (Pupuk Organik) yang berasal dari
kootoran kambing mengandung unsur hara yang sesuai untuk pertumbuhan
tanaman bayam merah. Pupuk kotoran Kambing mengandung unsur
organik meliputi Nitrogen, Fosfor, Kalium, Magnesium, Kalsium, Mangan,
Besi, Tembaga, dan Seng (Rangkuti,2017). Kandungan unsur Nitroen pada
pupuk organik kotoran kambing berperan penting untuk pertumbuhan
vegetatif tanaman seperti tinggi tanaman dan jumlah daun. Hasil penelitian
Marsono (2011) menjelaskan bahwa unsur nitrogen berperan dalam
merangsang pertumbuhan vegetatif yaitu pembentukan batang, akar, dan
daun.
2. Jumlah Daun
Berdasarkan gambar 4.2 dapat ditunjukkan bahwa pada setiap
perlakuan dan setiap kali penamatan menalami pertambahan jumlah daun.
Tingkatan pertambahan jumlah daun tertinggi hingga terendah secara
berurutan adalah jenis pupuk A (Pupuk Kandang), pupuk B (Pupuk Urea),
dan pupuk C (Pupuk Phonska). Hal ini menunjukkan bahwa jenis pupuk A

12
(Pupuk Organik) yang berasal dari kotoran kambing adalah yang paling
menyediakan unsur hara lebih banyak untuk pertambahan jumlah daun pada
tanaman bayam merah. Tetapi walaupun paling banyak jumlah daunnya hasi
dari Pupuk A (Pupuk Organik) kotoran kambing daunnya tidak terlalu
merah dan warnannya agak kehijauan. Warna daun yang merah terjadi pada
hasil percobaan pupuk B (Pupuk Urea) dan Pupuk C (Pupuk Phonska).
Walaupun begitu Pupuk A menunjukan pertumbuhan yang terbaik.
Perbedaan pekatnya warna merah pada daun bayam merah bisa dijelaskan
di penelitian yang akan datang.

13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesuburan Tanah menentukan hasil komoditas tanaman yang dibudidayakan.
Tanaman dapat menyerap unsur hara dari media tanam melalui akar. Media
tanam dapat berupa dari campuran tanah, sekam padi basah dan pupuk. Media
tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam
yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan
ditanam. Secara umum, dalam menentukan media tanam yang tepat media
tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan
cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara. Pupuk adalah media
tambahan yang merfungsi melengkapi unsur hara yang berada pada media
tanam. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Pada pertumbuhan tinggi tanaman hasil dari pemberian pupuk organik
yang berasal dari kotoran kambing menunjukkan angka tertinggi dengan
diikuti pemberian pupuk urea, dan pemberian pupuk phonska.
2. Pada perhitungan jumlah daun tanaman bayam merah, hasil dari
pemberian pupuk organik yang berasal dari kotoran kambing
menunjukkan angka terbanyak dengan diikuti pemberian pupuk urea,
dan pemberian pupuk phonska.
3. Pupuk organik yang berasal dari kotoran kambing menunjukkan hasil
yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman bayam merah.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
disampaikan antara lain :
1. Perlu dilakukan uji coba pemberian pupuk organik semua yang
menggunakan pupuk organik dari kotoran kambing, pupuk organik dari
kotoran ayam, dan pupuk organik dari kotoran sapi. Karena dalam hasil
penelitian ini pupuk organik memperoleh hasil yang paling baik.
2. Perlu dilakukan uji coba pada komoditas tanaman selain bayam merah.

14
DAFTAR PUSTAKA
Erwin, E. 2017. Inokulum Mikoriza Arbuskula sebagai Pupuk Hayati pada
Tanaman Gandum (Triticum Aestivum L.). Jurnal Bioeduscience, 1(1), 38.
doi: 10.29405/bioeduscience/384 4111180.
Fazria, M. A. 2011. Pengukuran Zat besi dalam bayam merah dan suplemen
penambah darah serta penanganan terhadap peningkatan hemoglobin dan
zat besi dalam darah. [Skripsi] Universitas Indonesia, Depok.
Gustia, H. 2013. Pengaruh Penambahan Sekam Bakarr Pada Media Tanam
Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.).
E-Journal WIDYA Kesehatan Dan Lingkungan. Volume 1 Nomor 1 : 12 –
17. ISSN 2338-7793
Marsono, L. 2011. Petunjuk Pengunaan Pupuk, Penebar Swadaya, Jakarta.
Mulyono. 2014. Membuat MOL dan Kompos dari Sampah Rumah Tangga.
Jakarta : PT. AgroMedia Pustaka.
Nariratih, I., MMB. Damanik dan G. Sitanggang. 2013. Ketersediaan Nitrogen pada
Tiga Jenis Tanah akibat Pemberian Bahan Organik dan Serapannya pada
Tanaman Jagung. Journal Online Agroekoteknologi. 1(3):479-488
Nugroho,A.W.2013. pengaruh komposisi media tanam terhadap pertumbuhan awal
cemara udang pada gumuk pasir pantai. Forest Rehabilitation Journal
Vol1(1):113-125.
Rangkuti, N.P.J, Mukarlina, Rahmawati. 2017. Pertumbuhan Bayam Merah
(Amaranthus tricolor L.) yang diberi Pupuk Kompos Kotoran Kambing
dengan Dekomposer Trichoderma harzianum. Protobiont. Vol. 6 (3) : 18 –
25.
Rizki. 2013. Efektifitas Terapi Kombinasi Jus Bayam Dan Tomat Terhadap
Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Dengan Anemia.
JOMPSIK UNRI 9(1) : 1-9.
Rumimper, E. A., Posangi, J dan J. Wuisan. 2014. Uji efek perasan daun
bayam merah (Amaranthus tricolor) terhadap kadar hemoglobin pada
tikus Wistar (Rattus norvegicus). Jurnal e-Biomedik, 2(2).
Saati. 2014. Fakta Ilmiah Buah Dan Sayur. Jakarta Timur: Penebar Swadana Grup.
Saparinto, C. 2013. Grow Your On Vegetables-Panduan Menanam 17 Sayuran
Konsumsi Populer di Pekarangan. Yogyakarta: ANDI.
Susilo, S., & Suciati., R. (2016). Studies of Morphological and
Secondary Metabolites Variaty of Mosses (Bryophyta) in Cibodas, West

15
Java. International Journal of Advanced Research, 4(12), 1397–1402.
doi: 10.21474/IJAR01/2536
Sunarjono H. 2014. Bertanam 36 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.
Syaifuddin. 2015. Uji Aktivitas Antioksidan Bayam Merah (Althernanthera
Amoena Voss) Segar Dan Rebus Dengan Metode Dpph (1,1 –Diphenyl-2-
2picylhydrazyl). Surakarta : Universitas Islam Negeri Walisongo.
Pradana, D.A., Pondawinata M., Widyarini, S. 2017 . Red spinach (Amaranthus
tricolor L.) ethanolic extract as prevention against atherosclerosis based on
the level of Low-Density Lipoprotein and histopathological feature of aorta
in male Sprague-Dawley rats, AIP Conference Proceedings

16

Anda mungkin juga menyukai