Anda di halaman 1dari 163

KATA PENGANTAR

Salam sejahtera bagi kita semua.

S
egala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah Tuhan Yang
Mahakuasa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya. Usaha membangun
pendidikan senantiasa kita upayakan dari berbagai lini dan berbagai
cara-cara yang dibenarkan untuk mencapainya. Penguatan pendidikan karakter
yang menjadi urgensi pendidikan nasional selalu kita dorong percepatannya
melalui berbagai program Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. Salah satunya
adalah dengan menerbitkan panduan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler bagi
sekolah dasar.
Berkat usaha yang sungguh-sungguh, buku panduan Penerapan
Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan yang selama ini masih penuh
problematika dalam pelaksanaannya telah direviu dan siap disebarluaskan.
Semua itu tiada lain untuk dapat memacu kompetensi anak-anak kita dalam
proses belajar di sekolah dasar.
Kompetensi peserta didik yang utuh, terintegrasi, dan menyeluruh dapat
digunakan peserta didik dalam menjalani kehidupan secara nyata. Kelak dewasa,
peserta didik akan lebih siap dalam menghadapi perkembangan dunia dengan
senjata kompetensi utuh yang dimilikinya. Hal tersebut merupakan harapan
Indonesia sebagai bangsa yang mengedepankan pendidikan bagi generasi muda
agar kelak mampu mengisi kehidupan yang berkarakter kuat, berkebangsaan
Indonesia yang kokoh, dan berkecakapan yang mantap.
Untuk itulah, diperlukan penanganan pendidikan yang berkualitas melalui
aspek kurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, dan nonkurikuler dalam Kurikulum
2013. Salah satu aspek tersebut adalah ekstrakurikuler, yang perlu
diimplementasikan secara nyata. Ekstrakurikuler dilaksanakan melalui dua pola
yang berkaitan, yakni pola wajib dan pilihan. Semua peserta didik wajib
mengikuti ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan dan peserta didik bebas
memilih ekstrakurikuler pilihan sesuai dengan kemampuan, bakat, dan
minatnya. Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan dalam
pelaksanaannya perlu diatur dan dipandu agar dapat dengan mudah dijalankan
di sekolah.

i
Buku Panduan ini diharapkan dapat (1) memberikan gambaran
Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan secara nyata agar dapat
diimplementasikan dengan baik oleh pemangku pendidikan, baik unsur Dinas
Pendidikan, Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan; (2) memberikan
pedoman yang jelas dan mudah dijalankan; (3) merupakan acuan bagi
pelaksana Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan.
Pada buku ini, hanya pola Blok dan Aktualisasi yang dikembangkan secara
rinci termasuk contoh-contohnya. Untuk pelaksanaan pola Reguler, terdapat Buku
Panduan Penerapan tersendiri yang khusus membahas kepramukaan di Gugus
Depan sekolah dasar dan pelaksanaan pendidikan kepramukaan yang sesuai
dengan aturan Gerakan Pramuka.
Sebagus apapun sebuah panduan, jika tidak pernah diimplementasikan,
keberhasilan atau kekurangannya tidak akan pernah diketahui secara faktual.
Untuk itu, hendaknya panduan ini diimplementasikan dengan baik dan benar
agar diperoleh hasil yang nyata. Kemudian, dari hasil itu tentu akan dilakukan
perbaikan untuk penyempurnaan panduan ini berdasarkan evaluasi dari pihak-
pihak terkait.
Semoga buku ini benar-benar dapat menjadi panduan dalam
mengimplementasikan pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib,
khususnya di satuan pendidikan sekolah dasar.

Jakarta, Juni 2018


Direktur Pembinaan Sekolah Dasar,

Dr. Khamim, M.Pd.


NIP. 196608171988031002

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi iii

BAB I
PENDAHULUAN 1
A. Dasar Pemikiran 1
B. Dasar Pelaksanaan 3
C. Tujuan Panduan 3
D. Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib dalam
Kurikulum 2013 4
E. Pengelola Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan di
Sekolah Dasar
9
F. Daya Dukung Keterlaksanaan Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib di Sekolah Dasar 14

BAB II
PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KEPRAMUKAAN
19
A. Konsep Dasar Metode Kepramukaan 19
B. Belajar Sambil Melakukan (Learning by Doing) sebagai Inti Metode
Kepramukaan 25
C. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Sistem Among sebagai Pondasi
Metode Kepramukaan 29

BAB III
MENYUSUN DAN MENERAPKAN MODEL BLOK
33
A. Konsep Dasar Model Blok 33
B. Sifat dan Bentuk Kegiatan EWPK Model Blok 34
C. Pengorganisasian dan Konten Kegiatan Model Blok 34
D. Tahapan Menyusun Model Blok 34

BAB IV
MENYUSUN DAN MENERAPKAN MODEL AKTUALISASI 47
A. Konsep Dasar Model Aktualisasi 47
B. Sifat dan Bentuk Kegiatan EWPK Model Aktualisasi 48
C. Pengorganisasian dan Konten Kegiatan 49

iii
D. Tahapan Menyusun Model Aktualisasi 49

BAB V
PENILAIAN EKSTRAKURIKULER PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN 61
A. Cakupan Penilaian 61
B. Teknik Penilaian 61
C. Media Penilaian 61
D. Proses Penilaian 62

BAB VI
PENUTUP
63

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. DASAR PEMIKIRAN
Sejak digulirkan tahun 2014, Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan
Kepramukaan di Sekolah Dasar dan Menengah mengalami berbagai problematika
dalam penerapannya. Hal ini secara umum disebabkan oleh kesalahan persepsi
pengelola satuan pendidikan dalam memahami isi Permendikbud Nomor 63 tahun
2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib pada
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Persepsi yang dimaksud antara lain:
1. Anggapan yang salah apabila sekolah telah menerapkan salah satu model
kegiatan antara blok, aktualisasi, dan reguler dianggap sudah menerapkan
Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan. Yang benar adalah sekolah
menerapkan ketiga model tersebut.
2. Anggapan yang salah apabila pembina pramuka menjadi penanggungjawab
pelaksanaan secara teknis dalam melaksanakan ekstrakulikuler wajib baik
blok, aktualisasi maupun reguler di sekolah, sehingga guru kelas
menyerahkan sepenuhnya ke pembina yang bersangkutan. Yang benar
adalah guru kelas bertanggungjawab terhadap pelaksanaan secara teknis
ekstrakurikuler wajib model blok dan aktualisasi. Sedangkan pembina
pramuka hanya bertanggungjawab pada pelaksanaan pendidikan
kepramukaan dengan model reguler. Dengan demikian nilai siswa menjadi
tanggungjawab guru kelas.
3. Anggapan yang salah apabila Permendikbud nomor 63 tahun 2014 belum
mengatur secara teknis penerapan Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan
Kepramukaan di sekolah. Yang benar adalah penerapan Ekstrakurikuler
Wajib Pendidikan Kepramukaan telah diatur secara teknis melalui tiga model
yaitu model blok, aktualisasi dan reguler.
Di sisi lain, yang dikehendaki dalam Permendikbud Nomor 63 tahun 2014
adalah Pendidikan Kepramukaan sebagai wahana penguatan psikologis-sosial-
kultural (reinforcement) perwujudan sikap dan keterampilan kurikulum 2013
yang secara psikopedagogis koheren (keterkaitan) dengan pengembangan
sikap dan kecakapan kepramukaan. Dengan demikian pencapaian Kompetensi
Inti Sikap Spiritual (KI-1), Sikap Sosial (KI-2), dan Keterampilan (KI-4) memperoleh
penguatan bermakna (meaningfull learning) melalui fasilitasi sistemik-adaptif
pendidikan kepramukaan di lingkungan satuan pendidikan.

1
Panduan Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
Dasar
Pencapaian kompetensi inti dan kompetensi dasar sebagaimana
dimaksud dalam kurikulum 2013 tersebut dapat diwujudkan melalui integrasi
kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Melalui kegiatan
ekstrakurikuler, peserta didik dapat menemukan dan mengembangkan
potensinya, serta memberikan manfaat sosial yang besar dalam
mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang
lain. Disamping itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat memfasilitasi bakat, minat,
dan kreativitas peserta didik yang berbeda-beda.
Pedoman pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di satuan pendidikan
telah diatur dalam Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014. Kegiatan
ekstrakurikuler sebagaimana yang dimaksud dalam Permendikbud ini
dikelompokkan menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib dan kegiatan
ekstrakurikuler pilihan. Kegiatan ekstrakurikuler wajib adalah kegiatan
ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib
diikuti oleh seluruh peserta didik, yakni Ekstrakurikuler Pendidikan
Kepramukaan. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler pilihan meliputi kegiatan
yang mengacu pada minat, bakat, serta kemampuan peserta didik sesuai
pilihannya.
Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan bertujuan agar peserta
didik kuat karakter spiritual dan sosial, mantap kebangsaan dan kenegaraan
Indonesia, dan kokoh kecakapan diri sehingga peserta didik kelak mampu hidup di
tengah-tengah masyarakat. Selain itu, EWPK juga dilaksanakan untuk Penguatan
Pendidikan Karakter bagi peserta didik.
Dalam Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan budi
pekerti dijelaskan bahwa pembiasaan merupakan serangkaian kegiatan yang
harus dilakukan peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan yang bertujuan
untuk menumbuhkan kebiasaan yang baik dan membentuk generasi
berkarakter positif. Salah satu tujuan dari penumbuhan budi pekerti antara lain
adalah menumbuhkembangkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi
antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan penanganan yang serius dalam
keterlaksanaan penumbuhan budi pekerti di sekolah. Penumbuhan budi pekerti
memerlukan pembina yang bertanggung jawab, konsisten, berkomitmen, dan
tangguh sehingga diperoleh keberhasilan pelaksanaan di sekolah. Pembina
tersebut harus mempunyai metode, media, dan cara berkomunikasi yang pas
sesuai dengan pola penumbuhan budi pekerti yang diinginkan.
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
menyatakan bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional.
Salah satu prinsip profesionalitas guru adalah memiliki kompetensi yang
diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya. Kompetensi yang harus dimiliki
seorang guru meliputi empat aspek, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, dan profesional.
2
Panduan Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Keberhasilan dari pembelajaran di sekolah selain dipengaruhi oleh empat
aspek kompetensi tersebut, faktor lingkungan sekolah juga sangat menentukan.
Lingkungan sekolah yang nyaman dan inspiratif merupakan faktor penentu
keberhasilan proses pembelajaran yang dialami oleh peserta didik, guru, dan
tenaga kependidikan. Kenyamanan ini akan didukung oleh pembiasaan sikap
dan perilaku positif yang seharusnya menjadi bagian dari proses belajar dan
budaya setiap sekolah sebagai wujud pencerminan nilai-nilai Pancasila.
Pembiasaan tersebut dapat dilaksanakan ke dalam implementasi Ekstrakuriluler
Wajib Pendidikan Kepramukaan.
Berdasarkan latar belakang itulah, pelaksanaan Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan senantiasa memerhatikan aspek yang dicanangkan
ke dalam tujuh nilai dalam penumbuhan budi pekerti untuk mengkristalisasi lima
nilai penguatan pendidikan karakter yaitu religius, integritas, nasionalis, mandiri,
dan gotong royong. Oleh karenanya, perlu dibuat sebuah panduan yang lebih
bersifat praktis dan sistematis dalam upaya menerapkan pendidikan kepramukaan
sebagai Ekstrakurikuler Wajib di Sekolah Dasar dengan nafas Penumbuhan
Budi Pekerti untuk penguatan pendidikan karakter.

B. DASAR PELAKSANAAN
Dasar yang digunakan dalam penyusunan panduan ini antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
4. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter.
5. Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum SD-MI.
6. Permendikbud Nomor 62 tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada
Pendidikan Dasar dan Menengah.
7. Permendikbud Nomor 63 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan
sebagai Ekstrakurikuler Wajib di Sekolah Dasar dan Menengah.
8. Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

C. TUJUAN PANDUAN
Panduan ini sebagai petunjuk teknis bagi kepala sekolah, guru dan
pembina pramuka dalam melaksanakan Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib di satuan pendidikan sesuai dengan tugas, fungsi, dan
perannya masing-masing.

Panduan Ekstrakurikuler Wajib 3


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
Dasar
D. PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI EKSTRAKURIKULER WAJIB
Istilah yang digunakan dalam Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014 adalah
Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan. Bukan Ekstrakurikuler
Pramuka, dan bukan pula Ekstrakurikuler Gerakan Pramuka . Hal ini bermakna
proses dalam pendidikan kepramukaan yang diperankan sebagai wahana inti
penguatan nilai- nilai sikap dan keterampilan dalam Kurikulum 2013 melalui
aktivitas kepramukaan, bukan mewajibkan peserta didik menjadi pramuka atau
anggota Gerakan Pramuka.
Pendidikan Kepramukaan dinilai sangat penting untuk mendukung
ketercapaian tujuan pendidikan nasional sebagaimana amanat Sisdiknas.
Melalui pendidikan kepramukaan dengan kekhasan metodenya, akan timbul
rasa memiliki, saling tolong menolong, mencintai tanah air, dan mencintai alam.
Karenanya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mewajibkan setiap sekolah
melaksanakan Ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan melalui tiga kemasan
model yang terintegrasi, yakni model blok, aktualisasi, dan reguler dengan
rambu- rambu yang ditentukan.
Dalam Kurikulum 2013, Pendidikan Kepramukaan ditetapkan sebagai
kegiatan ekstrakurikuler wajib. Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan
kepramukaan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang secara sistemik
diperankan sebagai wahana penguatan (reinforcement) psikologis-sosial-
kultural perwujudan sikap dan keterampilan Kurikulum 2013 yang secara psiko-
pedagogis koheren dengan pengembangan sikap dan kecakapan dalam
pendidikan kepramukaan.Dengan demikian pencapaian Kompetensi Inti Sikap
Spiritual (KI-1), Sikap Sosial (KI-2), dan Keterampilan (KI-4) memperoleh
penguatan bermakna (meaningfull learning).

4 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Gambar 1.1 Skema Pengelolaan Kegiatan Ekstrakrikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan dalam
Konteks Implementasi Kurikulum 2013.

Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan kegiatan-kegiatan


pembelajaran di lingkungan sekolah (intramural) dan di luar sekolah
(ekstramural) sebagai upaya memperkuat proses pembentukan karakter bangsa
yang berbudi pekerti luhur.

Gambar 1.2 Area Pengembangan Sikap dan Keterampilan Kurikulum 2013.

Proses pembentukan karakter peserta didik akan lebih cepat terwujud


manakala mereka mendapatkan lebih banyak pengalaman dalam proses
pembelajaran yang senyatanya. Nyata dalam sisi konteks ruang, waktu, dan isi,
serta pemaknaan dari pembelajaran yang dilakukan. Semua itu dapat
diwujudkan melalui aktivitas di luar kelas dalam kondisi yang sebenarnya
seperti, praktik langsung, bersosialisasi dalam kelompok, menghargai prestasi,
dalam suasana menarik dan menyenangkan, dilandasi norma belajar yang
kokoh, target-target yang terskenario, menghormati gender, dan dengan guru
sebagai orang dewasa yang mampu menguatkan makna semua proses
pembelajaran.
Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib dalam konteks
Kurikulum 2013, pada dasarnya berwujud proses aktualisasi dan penguatan
capaian pembelajaran Kurikulum 2013, ranah sikap dalam bingkai KI-1, KI-2,
dan ranah keterampilan dalam KI-4, sepanjang yang bersifat konsisten dan
koheren dengan sikap dan kecakapan Kepramukaan. Dengan demikian terjadi
proses saling interaktif dan saling menguatkan (mutually interactive and
reinforcing).

5
Panduan Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
Dasar
Gambar 1.3 Skema Penerapan Model Blok dan Aktualisasi
melalui Metode Kepramukaan.

KI 1, KI 2, dan KI 4 yang konsisten dan koheren/berkaitan


diaktualisasikan melalui metode kepramukaan dalam kegiatan blok dan
aktualisasi. Model blok bersifat wajib, berbentuk perkemahan, dan terdapat
penilaian yang bersifat umum. Model aktualisasi bersifat wajib, dilaksanakan
rutin setiap minggu di luar jam pelajaran, dan terdapat penilaian formal.
KI-KD mata pelajaran yang belum tuntas di kelas, dikuatkan di luar kelas
dengan kemasan metode kepramukaan. Dengan kalimat lain, metode
kepramukaan sebagai pembungkus aktivitas pembelajaran dalam kegiatan
Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan.

Gambar 1.4 Mengemas KD-KI melalui Teknik Kepramukaan.

6 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Sebagai ilustrasi, KD dari beberapa muatan mata pelajaran diaktualisasikan
melalui ragam teknik kepramukaan. Misal, KD muatan IPA, IPS, dan Bahasa
diaktulisasikan melalui kegiatan penjelajahan.

Gambar 1.5. Contoh Skema Penerapan KI-KD melalui Teknik Kepramukaan.

Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib di sekolah dasar


dilaksanakan melalui tiga model berikut:
1) Model Blok;
2) Model Aktualisasi;
3) Model Reguler di Gugus Depan;

No. Nama Model Sifat Pengorganisasian Kegiatan


 Kolaboratif
Wajib, setahun sekali, berlaku  Bersifat intramural atau
1. Model Blok bagi seluruh peserta didik, ekstramural (di luar
terjadwal, penilaian umum dan/atau didalam
lingkungan satuan
pendidikan)
Wajib, rutin, terjadwal, berlaku  Guru
untuk seluruh peserta didik  Pembina Pramuka
Model
2. dalam setiap kelas,  Bersifat intramural (dalam
Aktualisasi
penjadwalan, dan penilaian lingkungan satuan
formal pendidikan)
Reguler di Sepenuhnya dikelola oleh
3. Gugus Sukarela, berbasis minat Gugus Depan Pramuka pada
Depan satuan pendidikan.
Tabel 1.6. Karakteristik Model Pelaksanaan Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan di
Sekolah Dasar

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
7
Dasar
Secara lebih rinci untuk masing-masing model penerapan Ekstrakurikuler
Wajib Pendidikan Kepramukaan di sekolah dasar dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
1. Model Blok memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Diikuti oleh seluruh peserta didik.
b. Dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran.
c. Peserta didik Kelas I diintegrasikan di dalam Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah (MPLS).
d. Dilaksanakan selama 18 Jam.
e. Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Sekolah selaku Ketua Mabigus.
f. Pembina kegiatan adalah Guru Kelas/Guru Mata pelajaran selaku Pembina
Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu
Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka).
2. Model Aktualisasi memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Diikuti oleh seluruh peserta didik.
b. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.
c. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit.
3. Model Reguler memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Diikuti oleh peserta didik yang berminat menjadi anggota Gerakan Pramuka
di Gugus Depan.
b. Pelaksanaan kegiatan diatur oleh masing-masing Gugus Depan.

Gambar 1.7 Tanggung Jawab Sekolah dalam


Penerapan Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan
Kepramukaan

8
Panduan Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Dengan demikian, sekolah sebagai satuan pendidikan memiliki dua
tanggung jawab. Tanggung jawab pertama, melaksanakan Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan melalui model blok dan model aktualisasi. Tanggung
jawab kedua, menjalankan pembinaan pramuka melalui satuan Gugus Depan
yang berpangkalan di satuan pendidikan. Guru sebagai pengampu mata pelajaran
berkewajiban menguatkan sikap dan keterampilan peserta didik melalui
ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan secara sistematis dan terencana.

E. PENGELOLA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER WAJIB PENDIDIKAN


KEPRAMUKAAN DI SEKOLAH DASAR
Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan dikelola oleh guru dan
Pembina pramuka di satuan pendidikan dibawah tanggung jawab kepala
sekolah sebagai Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kamabigus). Guru
berperan sebagai Pembina ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan (blok
dan aktualisasi), sedangkan Pembina pramuka sebagai Pembina satuan dan
pengelola Gugus Depan (reguler) yang berpangkalan di sekolah dasar.

1. Kompetensi Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Satuan Pendidikan dan Ketua


Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kamabigus).
Dalam penerapan Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib,
kepala sekolah mempunyai tanggung jawab terhadap keterlaksanaan
Kurikulum 2013 melalui pendidikan Kepramukaan.

Gambar 1.8 Tanggung Jawab Kepala Sekolah dalam


Penerapan Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


9
Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
Dasar
Berikut uraian kompetensi Kepala Sekolah dalam penerapan Pendidikan
Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib:
1) Minimal mempunyai sertifikat kursus orientasi dan/atau berijasah Kursus
Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD).
2) Memahami peran kepala sekolah selaku Ketua Majelis Pembimbing
Gugus Depan Gerakan Pramuka di sekolahnya.
3) Mengelola Gugus Depan dengan baik dan benar.
4) Memberikan bimbingan dan bantuan yang bersifat moral, organisatoris,
material, finansial, dan konsultatif kepada pembina pramuka, guru,
peserta didik, dan Gugus Depan di sekolahnya.
5) Memecahkan masalah-masalah organisatoris, moral, mental, psikologis,
finansial yang terjadi dalam pelaksanaan pendidikan kepramukaan Gugus
Depan yang berpangkalan di satuan pendidikan.
6) Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan sarana, prasarana, dan sumber belajar
dalam pelaksanaan pendidikan kepramukaan.
7) Menyerap aspirasi masyarakat untuk pengembangan pendidikan
kepramukaan di sekolahnya.
8) Mengadakan hubungan koordinasi, kerjasama dan saling memberi
informasi dengan pemangku kebijakan, Gugus Depan dan kwartir
ranting/cabang.
9) Memberikan laporan pelaksanaan ekstrakurikuler pendidikan
Kepramukaan kepada orang tua melalui raport peserta didik dan lembaga
lain yang terkait secara periodik maupun secara insidentil.
10) Menghadiri musyawarah Gugus Depan, musyawarah kwartir ranting dan
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Gugus Depan atau di tingkat
kwartir.

2. Kompetensi Guru Kelas/Guru Mata pelajaran sebagai Pembina Ekstrakurikuler


Wajib Pendidikan Kepramukaan.
Oleh karena pelaksanaan Kurikulum 2013 dikembangkan secara terpadu,
guru kelas/guru mata pelajaran haruslah mempunyai kompetensi pendidikan
kepramukaan.Dengan begitu, guru dapat mengaitkan, menghubungkan, dan
memadupadankan tema/topik mata pelajaran dengan menu Pendidikan
Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib. Karena itu, Guru memiliki tugas
ganda sebagai pendidik/pengajar di kelas dan sebagai Pembina EWPK pada
model blok dan model aktualisasi.

10 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Gambar 1.9. Tanggung Jawab Guru dalam Penerapan
Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan

Gambar 1.10 Tangung Jawab Guru sebagai Pembina Pramuka


dalam Penerapan Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan

Berikut uraian kompetensi Guru dalam penerapan Pendidikan


Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib:
1) Memahami pendidikan kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler
wajib di sekolahnya dan wahana penguatan sikap serta keterampilan peserta
didik.
2) mengaktualisasikan materi pembelajaran dengan pendidikan Kepramukaan.
3) Memiliki kemampuan membina peserta didik dalam pelaksanaan
pendidikan kepramukaan yang dibuktikan dengan sertifikat sekurang-
kurangnya KMD.
4) Menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta
Sistem Among dalam proses pembinaan.

11
Panduan Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
Dasar
5) Mengikuti perkembangan kegiatan kepramukaan bernuansa kekinian (up
to date), bermanfaat bagi peserta didik, dan masyarakat lingkungannya,
serta tetap berada dalam koridor ketaatan terhadap Kode Kehormatan
Pramuka.
6) Memerankan diri sebagai:
a) Orang tua yang dapat memberi penjelasan, nasihat, pengarahan, dan
bimbingan.
b) Guru yang mengajarkan berbagai keterampilan dan pengetahuan.
c) Kakak yang dapat melindungi, mendampingi, dan membimbing adik-
adiknya, yang memberi kesempatan untuk memimpin dan mengelola.
d) Mitra, teman yang dapat dipercaya, bersama-sama menggerakkan
kegiatan-kegiatan agar menarik, menyenang-kan dan penuh tantangan
sesuai usia golongan Pramuka.
e) Konsultan, tempat bertanya, dan berdiskusi tentang berbagai masalah.
f) Motivator, memotivasi untuk meningkatkan kualitas diri dengan
berkreativitas, berinovasi, dan aktualisasi diri, dan membangun
semangat untuk maju.
g) Fasilitator, memfasilitasi kebutuhan dalam kegiatan peserta didik.

3. Kompetensi Pembina Pramuka sebagai Pembina Satuan Gugus Depan.


Pembina Pramuka adalah anggota dewasa yang memiliki komitmen tinggi
terhadap Prinsip Dasar Kepramukaan, secara sukarela bergiat bersama peserta
didik, sebagai mitra yang peduli terhadap kebutuhan peserta didik, dengan
penuh kesabaran memotivasi, membimbing, membantu, serta memfasilitasi
kegiatan pembinaan peserta didik.
Berikut uraian kompetensi Pembina Pramuka dalam penerapan Pendidikan
Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib:
1) Mempunyai kemampuan membina yang dibuktikan dengan sekurang-
kurangnya berijasah KMD.
2) Memahami kebutuhan Kurikulum 2013 dalam menjalankan sikap dan
keterampilan yang harus dimiliki peserta didik.
3) Menjadi teladan dan panutan bagi peserta didik.

12
Panduan Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Gambar 1.11 Tanggung Jawab Pembina Pramuka dalam
Penerapan Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan
Kepramukaan

4) Memberikan pembinaan agar peserta didik:


a) memiliki berkepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia,
berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur
bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani dan rohani.
b) menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada
Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat
yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara
mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa dan Negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan
alam lingkungan.
5) Menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta
Sistem Among dalam proses pembinaan.
6) Memberi pengayaan dengan mengikuti perkembangan sehingga kegiatan
kepramukaan bernuansa kekinian ( up to date), bermanfaat bagi peserta
didik dan masyarakat lingkungannya, serta tetap berada dalam koridor
ketaatan terhadap Kode Kehormatan Pramuka.
7) Menghidupkan, membesarkan Gugus Depan dengan selalu memelihara
kerjasama yang baik dengan orang tua/wali anggota Pramuka dan
masyarakat.
8) Melaporkan hasil pendidikan kepramukaan kepada orang tua/wali dan
masyarakat melalui nilai rapor ekstrakurikuler wajib.
9) Mempunyai tanggung jawab terhadap:
a) Terselenggaranya kepramukaan yang teratur dan terarah sesuai dengan
visi dan misi Gerakan Pramuka.
b) Terjaganya pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan pada semua kegiatan Pramuka.
c) Pembinaan pengembangan mental, moral, spiritual, fisik, intelektual,
emosional, dan sosial peserta didik, sehingga memiliki kematangan
dalam upaya peningkatan kemandirian serta aktivitasnya di masyarakat.

13
Panduan Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
Dasar
d) Terwujudnya peserta didik yang berkepribadian, berwatak, berbudi
pekerti luhur, dan sebagai warga yang setia, patuh dan berguna bagi
bangsa dan negaranya.
e) Dalam pengabdiannya, Pembina Pramuka bertanggung jawab kepada
Tuhan Yang Maha Esa, Masyarakat, Gugus Depan, dan diri pribadinya.
10) Memerankan diri sebagai:
a) Orang tua yang dapat memberi penjelasan, nasehat, pengarahan dan
bimbingan.
b) Guru yang mengajarkan berbagai keterampilan dan pengetahuan.
c) Kakak yang dapat melindungi, mendampingi dan membimbing adik-
adiknya, yang memberi kesempatan untuk memimpin dan mengelola
satuannya.
d) Mitra, teman yang dapat dipercaya, bersama-sama menggerakkan
kegiatan agar menarik, menyenangkan, dan penuh tantangan sesuai usia
golongan Pramuka.
e) Konsultan, tempat bertanya, dan berdiskusi tentang berbagai masalah
f) Motivator, memotivasi untuk meningkatkan kualitas diri dengan
berkreativitas, berinovasi, aktualisasi diri, dan membangun semangat.
g) Fasilitator, memfasilitasi kebutuhan dalam kegiatan peserta didik.

F. DAYA DUKUNG KETERLAKSANAAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib di sekolah dasar


akan terlaksana dengan baik jika didukung dengan aspek-aspek berikut:

1. Pengembangan dan Penyegaran Kompetensi Pengelola


Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan kepramukaan di
satuan pendidikan, diperlukan upaya peningkatan kemampuan kepala sekolah,
guru, dan pembina dalam mengelola pendidikan kepramukaan.Peningkatan
kemampuan tersebut dapat dilaksanakan melalui pola pengembangan dan
penyegaran kompetensi yang terarah, terpadu, terus menerus, dan
berkesinambungan. Mengikuti kursus-kursus yang dilakukan Gerakan Pramuka.

2. Pemenuhan Sarana Prasarana


Secara umum sarana kepramukaan diartikan sebagai semua fasilitas
yang menunjang proses pendidikan kepramukaan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan kepramukaan termasuk personil dan kurikulum.
Sedangkan prasarana kepramukaan adalah fasilitas dasar untuk menjalani
fungsi Gerakan Pramuka.

14 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Sarana dan prasarana adalah unsur penunjang dalam pelaksanaan
pendidikan kepramukaan di Gugus Depan. Sarana dan prasarana tersebut
memerlukan sistem pengelolaan yang mencakup perencanaan, pengadaan,
pendataan, pemanfaatan, pemeliharaan, penghapusan, serta pemutahiran.
Gugus Depan harus memiliki kelengkapan sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan dan pedoman tentang
sistem klasifikasi, inventarisasi dan infromasi keberadaannya.
Merujuk pada standar sarana dan prasarana Gugus Depan sebagaimana
dipersyaratkan dalam akreditasi Gugus Depan, idealnya Gugus Depan memiliki
sarana dan prasarana sebagai berikut.
Perlengkapan Perindukan Siaga:
1. Sanggar Gugus Depan.
2. Bendera Merah Putih.
3. Bendera Gudep.
4. Peluit.
5. Tongkat dengan standar bendera.
6. Tali Pramuka.
7. Tenda.
8. Alat kebersihan.
9. Alat dan Kotak P3K.
10. Kotak/Peti Perindukan.
11. Kantong Barung.
12. Perpustakaan dan buku-buku kepramukaan
Perlengkapan Pasukan Penggalang:
1. Sanggar Gugus Depan.
2. Bendera Merah Putih.
3. Bendera Gudep.
4. Bendera WOSM
5. Bendera Semaphore.
6. Bendera Morse.
7. Peluit.
8. Tongkat Penggalang
9. Tali Pramuka.
10. Kompas.
11. Peta Topografi.
12. Tenda (termasuk tenda dapur).
13. Alat kebersihan.
14. Alat dan kotak P3K.
15. Alat dapur lengkap dan kotak penyimpanannya.
16. Lemari dan kotak penyimpanan alat kegiatan.
17. Perpustakaan dan buku-buku kepramukaan.

Panduan Ekstrakurikuler Wajib 15


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
Dasar
3. Pemenuhan Sumber Belajar
Pendidikan Kepramukaan diharapkan mendukung pembentukan
kompetensi sosial peserta didik. Di samping itu juga dapat digunakan sebagai
wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam
usaha memperkuat kompetensi keterampilannya. Pendidikan kepramukaan
dilaksanakan dengan menggunakan Prinsip Dasar Kepramukaan yang terdiri
atas:
1. Iman dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Peduli terhadap bangsa, tanah air, sesama hidup, dan alam seisinya.
3. Peduli terhadap diri sendiri
4. Taat kepada kode kehormatan Pramuka.
Oleh karena hal tersebut alam merupakan sumber belajar dalam pendidikan
Kepramukaan.
Pembina Pramuka sebagai pendidik wajib memahami bahwa semua
kegiatan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik merupakan
pencerminan dari prinsip dasar kepramukaan. Selain itu Pembina Pramuka
wajib memahami: (1) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan
yang merupakan ciri khas pembeda pendidikan Kepramukaan dengan
pendidikan lainnya dan (2) Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan merupakan dua unsur proses pendidikan terpadu yang harus
diterapkan dalam setiap kegiatan.

4. Dukungan Pembiayaan
Agar pengelolaan Gugus Depan dapat berjalan secara
berkesinambungan diperlukan suatu pembiayaan Gugus Depan yang tetap.
Usaha-usaha pemenuhan pembiayaan Gugus Depan dapat dilakukan melalui
berbagai cara antara lain:
a. Iuran Anggota
Iuran anggota dilakukan oleh anggota Gugus Depan (pelaksanaan model
reguler). Iuran tersebut merupakan alat pendidikan bagi peserta didik
dengan tujuan untuk rasa kebersamaan dan memiliki Gerakan Pramuka.
Besar iuran anggota ditentukan di dalam musyawarah Gugus Depan. Iuran
anggota dalam kepramukaan diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 12
Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
b. Penggalangan Dana (fundrising)
Dalam pelaksanaan kegiatan, Gugus Depan dapat meminta dukungan
bantuan pendanaan. Caranya dengan melakukan pendekatan kepada
perorangan maupun kepada dunia usaha dan dunia industri, masyarakat dan
sumber lain yang tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan Undang-
Undang, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka

16 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
c. Bantuan Pemerintah dan Pemerintah Daerah
Bantuan Pemerintah dan Pemerintah Daerah melalui dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Sekolah Daerah
(BOSDA), APBD atau sumber dana lainnya.

d. Wirausaha
Aktivitas usaha yang dilakukan oleh Gugus Depan yang berupa jasa,
pembuatan produk, dan/atau kemitraan dengan pihak lain.

5. Dukungan Kemitraan dengan Pemangku Kepentingan


Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan dan kegiatan kepramukaan di
tingkat Gugus Depan, Pembina Gugus Depan perlu mengadakan hubungan dan
kerjasama dengan berbagai pihak, antara lain: orang tua, tokoh masyarakat,
dan dunia usaha atau dunia industri.

Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan akan terlaksana dengan


baik sesuai tujuan apabila terjalin sinergi positif antar unsur pengelola dan
mendapatkan dukungan yang mantap dari pihak-pihak yang terkait dengan
keberhasilan pendidikan di Indonesia. Mengingat, Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan merupakan bagian tak terpisahkan dari kurikulum
2013.

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


17
Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
Dasar
KEPRAMUKAAN
sebagai sebuah metode pembelajaran sangat adaptif dan dapat
diterapkan dalam segala kondisi.
Hanya dibutuhkan kesungguhan dan usaha yang terus-menerus
untuk dilihat hasilnya.

18 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
BAB II PENERAPAN PEMBELAJARAN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE
KEPRAMUKAAN

A. KONSEP DASAR METODE KEPRAMUKAAN


Kompetensi peserta didik tidak akan terbangun dengan baik jika
pembelajaran hanya dilakukan di dalam kelas saja. Kompetensi peserta didik yang
diharapkan oleh Kurikulum 2013 sangat jelas menyatakan bahwa peserta didik
diharapkan secara integratif dan holistik menguasai kompetensi sampai pada
tingkat penerapan dalam kehidupan nyata.
Harapan Kurikulum 2013 itu menuntut penggunaan metode
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yakni metode saintifik dan
metode kepramukaan. Untuk di kelas, guru menggunakan metode saintifik dan
untuk di luar kelas guru menggunakan metode kepramukaan.
Penerapan pembelajaran KI 1 dan KI 2, yang berkait dengan spiritual dan
sosial dilakukan dengan pola Indirect Learning yaitu pembelajaran yang
dijalankan dengan memadukan sebuah aktivitas yang disukai oleh peserta didik.
Pembelajaran di alam terbuka terekam pada peserta didik sehingga
akan mudah muncul ketika berhadapan dengan momen tertentu.
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, belajar sambil melakukan
(learning by doing) bukanlah sebuah teori baru. Dalam kepramukaan, metode
belajar sambil melakukan merupakan keharusan bagi guru dan pembina
Pramuka. Melalui metode tersebut, Pramuka dapat mengulang-ulang sebuah
keterampilan kepramukaan sampai hafal dan bisa melakukan. Pada akhirnya,
perulangan itu menjadi hasil belajar yang melekat kuat dalam diri Pramuka.
Pengulangan dan pembiasan secara terstruktur akan menghasilkan perilaku
yang berketerampilan penuh.
Ciri utama Gerakan Pramuka adalah pendidikan kepramukaan yang
berbasis belajar sambil melakukan ( Learning by Doing ) di alam terbuka dengan
pola berkelompok melalui keterampilan yang menarik dan menyenangkan. Ciri
itulah yang menjadi pembeda dengan lembaga atau organisasi lain dalam
menangani pendidikan. Oleh karena itu, ciri belajar sambil melakukan harus
dipertahankan oleh siapapun yang terlibat dalam Gerakan Pramuka.

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah 19
Dasar
Masih banyak guru di sekolah dasar menganggap metode kepramukaan
sama dengan metode pembelajaran pendidikan formal. Bahkan, guru di sekolah
dasar menganggap ceramah di kelas, menulis pelajaran, dan mengerjakan
tugas akan sama juga dilakukan untuk pendidikan kepramukaan.
Belajar sambil melakukan dapat dilihat pada kegiatan kepramukaan,
seperti mendirikan tenda, mengecek peralatan pada saat Perkemahan Sabtu
Minggu (Persami) dan tidak dibantu atau didirikan pembina. Pembina pramuka
hanya mengamati dan hasil pengamatan digunakan sebagai bahan refleksi
pendirian tenda ketika malam hari atau di saat santai. Tindakan pembina
pramuka yang membantu mendirikan tenda untuk peserta didik,merupakan
perbuatan yang tidak sesuai dari jiwa pendidikan kepramukaan. Peserta didik
seharusnya mempunyai kesempatan untuk mendirikan tenda sendiri pada saat
berkemah.
Penguatan metode kepramukaan secara lengkap dan utuh perlu
dilakukan di setiap kursus, pelatihan, atau bentuk pendidikan yang lainnya. Satuan
pendidikan dan organisasi yaitu Gugus Depan dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan
(Pusdiklat) harus menggunakan metode kepramukaan dalam setiap kegiatan.
Metode belajar sambil melakukan perlu didesain dengan bagus. Metode
tersebut bukan diterapkan begitu saja. Pernyataan "Pokoknya berbuat"
bukanlah metode belajar sambil melakukan. Metode kepramukaan harus
melalui tahap- tahap yang jelas, sehingga memaksimalkan hasil
pendidikan.Tahapan itu berkaitan dengan keterkaitan dengan pilar metode
kepramukaan yang lain. Metode belajar sambil melakukan mempunyai urutan
pembelajaran (learning syntax) yang harus diikuti agar mendapatkan hasil
pendidikan yang maksimal.
Urutan pembelajaran untuk belajar sambil melakukan dalam mendirikan
tenda yakni, (1) peserta didik mendirikan tenda tanpa dibantu oleh pembina
pramuka, (2) pembina pramuka mengamati proses mendirikan tenda, (3)
pembina pramuka mengevaluasi dan merefleksi hasil pengamatan, (4) peserta
didik memperbaiki tenda berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi pembina
pramuka. Learning syntax tersebut dilakukan secara terus menerus pada
metode kepramukaan belajar sambil melakukan.
Metode Kepramukaan merupakan acuan yang digunakan dalam
pembinaan pendidikan kepramukaan yang menarik, menantang dan
menyenangkan sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Metode kepramukaan
dilaksanakan secara holistik/menyeluruh dan tidak dipisah-pisah dalam
penerapannya. Hal inilah yang menjadikan kekhasan metode kepramukaan
sebagai metode pembelajaran.

20
Panduan Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Metode Kepramukaan harus dilaksanakan secara bersistem, berkait, dan
saling memberikan makna bagi kompetensi peserta didik, seperti gambar berikut.

Alam Terbuka

Kode Kehor- Belajar Sambil


matan Melakukan

Kemitraan Kegiatan
Orang Dewasa Menarik & Menantang
METODE KEPRAMUKAAN

Satuan Berke-
Terpisah lompok

Tanda
Kiasan Dasar
Penghar-gaan

Gambar 2.1 Sintaks Metode Kepramukaan

1. Alam Terbuka
Alam terbuka dalam metode kepramukaan adalah sebagai tempat belajar,
konteks belajar, dan wahana belajar. Peserta didik dapat belajar dengan
leluasa dan lebih bebas bergerak di alam terbuka. Alam terbuka
memungkinkan membuka pikiran-pikiran baru yang terbelenggu ruang,
memberi kesempatan melihat lebih luas, dan belajar dalam keadaan yang
senyatanya. Alam terbuka memberi ruang belajar yang bebas dan dinamis.

“Alam terbuka adalah tempat belajar yang memerdekakan peserta didik”.

2. Belajar Sambil Melakukan


Peserta didik diberi kesempatan mencoba, praktik langsung, berkreasi tanpa
takut salah, dan mengalami proses belajar selanjutnya direfleksi oleh
pembina pramuka untuk memberi penguatan, mengevaluasi kesalahan, dan
melakukan pembetulan.

“Belajar terbaik adalah melakukan langsung apa yang dipelajari”.

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
21
Dasar
3. Kegiatan Menarik dan Menantang
Kegiatan menarik dan menantang dalam metode kepramukaan adalah
suasana belajar yang penuh kejutan, kebaruan, tantangan, dan dalam
kegembiraan. Ragam aktivitas belajar dikemas sedemikian rupa sehingga
peserta didik dalam suasana belajarnya tidak merasa sedang belajar.
Ragam aktivitas tersebut dapat berbentuk permainan, menyanyikan lagu,
menerapkan ragam tepuk kinestetis, halang rintang , penjelajahan, dan
bentuk aktivitas menarik dan menantang lainnya.
Peserta didik akan belajar dalam kondisi pikiran rileks tanpa tekanan dalam
suasana yang menyenangkan. Hal tersebut akan memudahkan penyerapan
materi pembelajaran dan akan melekat lebih lama karena proses belajarnya
juga terkenang dalam memori otak mereka.

“Suasana belajar perlu dibangun untuk mendapatkan hasil belajar yang


dikehendaki”.

4. Sistem Berkelompok
Dalam sistem berkelompok akan terjadi interaksi atau hubungan sosial,
fisik, dan psikis. Belajar dalam kelompok dapat memacu percepatan belajar,
karena terjadi komunikasi dan kerjasama dalam tim.
Kelemahan salah satu anggota dalam kelompok akan tertutupi dengan
kekuatan anggota kelompok lainnya. Sistem berkelompok dalam metode
Kepramukaan difungsikan sebagai jejaring pembelajaran, memacu kerjasama,
memunculkan sikap toleransi, saling menghargai dan tenggang rasa dalam
anggota kelompok.

“Belajar dalam kelompok adalah upaya mempercepat pemerataan transfer


pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik”.

5. Tanda Penghargaan
Prinsip dari pemberian tanda penghargaan adalah untuk memotivasi,
pengakuan harga diri, aktualisasi diri, dan memberikan kenyamanan belajar
bagi peserta didik.
Tanda penghargaan tidak selalu berupa benda atau materi, tetapi dapat
pula berupa pujian, pemberian penghormatan di depan teman-temannya,
dan tanda kecakapan.

22 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Tanda penghargaan berupa Tanda Kecakapan Umum (TKU), Tanda
Kecakapan Khusus (TKK), Tanda Pramuka Garuda (TPG), Tanda Ikut Serta
Kegiatan (Tiska), dan lain-lainnya. Untuk tanda tersebut hanya diberikan
kepada peserta didik yang mengikuti model reguler.

“Jika hasil belajar layak diakui, ia layak diberikan tanda keberhasilan


belajar”.

6. Kiasan Dasar
Kiasan dasar dalam metode kepramukaan adalah sebagai sarana pemudahan,
pemaknaan, penguatan, penyimbolan, dan sebagai skenario pengemasan
pembelajaran. Peserta didik akan lebih mudah memahami sebuah konsep jika
dibungkus dengan simbol atau kiasan.
Contoh penerapan kiasan dasar untuk memberi pesan kepada peserta didik
agar kelak mereka menjadi pemimpin hebat, kita dapat menyajikannya sebagai
berikut “Adik-adikku, kelak jika kalian menjadi pemimpin maka tirulah matahari”.
Dari kalimat “tirulah matahari”, tersirat pesan bahwa pemimpin itu berlaku adil
sebagaimana matahari membagi adil sinarnya, dan seterusnya. Kiasan dasar adalah
“Tanda” dan “Penanda”. Dalam ilustrasi “pemimpin matahari” di atas, “Tanda =
Matahari” sebagai “Penanda = Kepemimpinan”. Seseorang belajar dari memaknai
tanda-tanda atau simbol- simbol pengetahuan yang sengaja diciptakan atau yang
telah ada secara alamiah.

“Kiasan dasar itu metakognitif, kumpulan pengetahuan yang disajikan


dalam satu benda atau peristiwa ”.

7. Satuan Terpisah
Satuan terpisah dalam metode kepramukaan adalah pelaksanaan pemisahan
peserta didik, puteri berlatih sesama puteri dibina oleh pembina puteri,
begitupun peserta didik putera berlatih sesama putera dibina oleh pembina
putera. Pengelompokan satuan terpisah ini diharapkan dapat membangun
jadi diri dan kepercayaan diri.
Belajar dalam satuan terpisah membuat peserta didik merasa lebih bebas dan
dapat mengeksplorasi kemampuan diri dengan lebih optimal. Peserta didik
akan lebih menghormati dan menghargai satu sama lain. Satuan terpisah
menghindari terjadinya perilaku asusila.

“Laki-laki dan perempuan dapat setara dalam pengetahuan dan


kedudukan sosial. Tapi, keduanya memiliki kodrat berbeda”

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
Dasar 23
8. Kemitraan Orang Dewasa
Orang Dewasa dalam metode kepramukaan adalah pembina pramuka yang
berperan sebagai fasilitator, organisator, motivator, dan sekaligus narasumber
agar kegiatan belajar yang dilakukan terpola, tersistem serta terencana
sehingga perkembangan peserta didik teramati dan terkendali. Pembina
Pramuka harus mengetahui proses yang dijalani peserta didik agar dapat
mengarahkan, memotivasi, dan mengendalikan perkembangan peserta
didiknya, kemudian memberikan penguatan untuk dapat dilakukan kembali
oleh peserta didik dengan lebih baik.
Meski kuat dalam belajar sambil melakukan, tetap dibutuhkan seseorang
sebagai penentu hasil belajar. Peserta didik tetap membutuhkan orang
dewasa yang memastikan proses belajarnya adalah benar. Guru dalam hal
ini berperan sebagai orang dewasa yang menentukan hasil belajar peserta
didik.

“Anak-anak belajar, harus dalam pengawasan orang dewasa sebagai pihak yang
memastikan bahwa yang dipelajari adalah kebaikan”.

9. Kode Kehormatan
Kode kehormatan dalam metode kepramukaan adalah norma/aturan belajar
dan juga sekaligus tujuan dari proses belajar itu sendiri. Karena itu, norma
belajar bagi seorang pramuka yang juga menjadi norma hidupnya yang
berupa satya dan dharma pramuka. Satya berarti janji dan darma berarti
perilaku.

a. Kode Kehormatan Pramuka Siaga terdiri dari Dwisatya dan Dwidarma


Pramuka;
Dwisatya
Demi Kehormatanku Aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
 Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan menurut aturan keluarga.
 Setiap hari berbuat kebaikan.

Dwidarma
1. Siaga berbakti pada ayah dan ibundanya
2. Siaga berani dan tidak putus asa

Siaga adalah peserta didik pramuka yang berusia antara 7 – 10 tahun.

24
Panduan Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
b. Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri dari Trisatya Pramuka
Penggalang dan Dasadarma;
Trisatya
“Demi kehormatanku, Aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan
kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, menolong sesama hidup, dan
mempersiapkan diri membangun masyarakat, serta menepati Dasadarma”

Dasadarma
1. Takwa kepada Tuhan yang Maha Esa;
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia;
3. Patriot yang sopan dan ksatria;
4. Patuh dan suka bermusyawarah;
5. Rela menolong dan tabah;
6. Rajin, terampil, dan gembira;
7. Hemat, cermat, dan bersahaja;
8. Disiplin, berani, dan setia;
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya;
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

B. BELAJAR SAMBIL MELAKUKAN (LEARNING BY DOING) SEBAGAI


INTI METODE KEPRAMUKAAN
Belajar sambil melakukan merupakan siklus awal dalam pembelajaran
berbasis pengalaman (experiential learning). Tidaklah cukup jika pembina
menggunakan metode kepramukaan hanya sebatas peserta didik melakukan
kegiatan tertentu saja. Berikut ini langkah-langkah menerapkan metode
kepramukaan dengan baik.
1. Experience (Melakukan)
2. Sharing (Berbagi)
3. Process (mengalami)
4. Generalize (Mengaitkan dengan pengalaman nyata)
5. Apply (menerapkan dalam situasi yang berbeda)

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
25
Dasar
Gambar 2.2 Siklus Eksperiential Learning

Usahakan, model penerapan metode kepramukaan dirancang untuk


memungkinkan peserta didik agar belajar dengan benar-benar melakukan.
Mereka belajar keterampilan berkemah, mengamati, menguatkan fisik dengan
benar-benar melakukan. Belajar dengan metode kepramukaan memungkinkan
peserta didik untuk berlatih dan menjadi percaya diri dalam kemampuan untuk
melakukan.
Berikut ini model yang dapat digunakan sebagai sarana penerapan
metode kepramukaan.
1. Alat
2. Permainan
3. Halang Rintang Buatan
4. Halang Rintang Alam
5. Penjelajahan
6. Keterampilan Produktif
7. Berkemah
8. Memasak
9. Olah fisik
10. Pentas
11. Upacara
12. Renungan

26 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Belajar dengan metode kepramukaan pada hakikatnya bermanfaat
untuk hal-hal sebagai berikut.
a. Menumbuhkan motivasi belajar
Peserta didik akan lebih termotivasi jika dalam belajarnya mereka melakukan
secara langsung. Peserta didik termotivasi untuk menyelesaikan tugas
praktiknya sampai bisa karena tertantang oleh target penyelesaian. Meskipun
berangkat dari sebuah kesalahan saat praktik, peserta didik akan terus
termotivasi untuk melakukan hal yang dianggap benar. Pembina harus
mendorong agar peserta didik memiliki rasa ingin tahu, keinginan mencoba,
dan sikap mandiri, dan memberikan rangsangan dengan pemberian pujian atau
tanda tangan di SKU jika berprestasi.

b. Memantik peserta didik untuk beraktivitas


Belajar sambil melakukan tentu dapat memantik peserta didik untuk
beraktivitas melalui berbagai kegiatan buatan maupun alami. Contoh kegiatan
buatan antara lain penciptaan permainan, kegiatan, gerakan, loncatan,
merangkak, dan seterusnya. Contoh kegiatan alamiah antara lain meletakkan
perkemahan yang jauh dari sumber air agar peserta dapat berjalan dan
menggerakkan raganya, hujan yang tiba-tiba datang akan memantik anak
untuk berinisitatif mencari tempat berteduh atau memperbaiki tenda agar
tidak bocor. Dengan begitu terjadi proses interaksi edukaktif melibatkan
intelek- emosional peserta didik dalam meningkatkan aktivitas dan motivasi.

c. Menghargai perbedaan individual


Belajar sambil melakukan sangat bermanfaat untuk menghargai perbedaan
individual yang tampak saat peserta didik melangsungkan aktivitas praktik.
Jika peserta didik berdiam diri saja, pembina akan sulit mengetahui
perbedaan individual. Namun, jika peserta didik senantiasa belajar sambil
melakukan, pembina akan dengan cepat mengetahui perbedaan individual
yang sangat bermanfaat untuk melakukan tindakan pembinaan selanjutnya.
Pembina harus memahami kondisi masing-masing peserta didik.Sangat tidak
tepat jika pembina menyamakan semua peserta didik karena setiap peserta
didik mempunyai bakat yang berlainan dan kecepatan belajar yang bervariasi.

d. Mengajar dengan umpan balik


Dengan belajar sambil melakukan, pembina akan dapat segera melakukan
umpan balik terhadap tindakan peserta didik karena langsung mengenali.
Umpan balik dapat dilakukan dalam hal perilaku dan daya serap peserta
didik. Bukankah pola perilaku yang kuat dapat diperoleh melalui partisipasi
dalam bermain peran (role play) secara langsung. Umpan balik yang
demikian itu diperlukan untuk melakukan tindakan berikutnya bagi seorang
pembina.

27
Panduan Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
Dasar
e. Memudahkan penyampaian konsep
Saat peserta didik praktik langsung, kesalahan demi kesalahan akan muncul
dengan sendirinya dan tanpa disadari. Saat itulah, pembina dapat
menyampaikan konsep yang benar. Pembina dapat mengamati dengan
seksama tindakan peserta didik. Hasil amatan itu digunakan sebagai bekal
untuk perbaikan. Pembina dapat menyampaikan konsep tujuan belajar ke
dalam situasi-situasi nyata. Ketika peserta didik salah langkah dalam
berbaris, pembina dapat menyampaikan perbaikan perubahan langkah
sesuai dengan aturan berbaris yang benar.

f. Menanamkan pemahaman yang logis dan psikologis


Dalam belajar sambil melakukan, peserta didik dapat secara langsung
menerapkan berpikir logis maupun bertindak psikologis. Saat itulah pembina
langsung dapat mengenali logika peserta didik. Urutan memasak akan cepat
dikenali oleh peserta didik ketika mereka praktik langsung. Pengenalan
urutan memasak itu akan membangun kekuatan berpikir logis peserta didik.
Begitu pula, urutan tidur, makan bersama, senam, persiapan kegiatan, dan
seterusnya akan membantu peserta didik bertindak logis dan menguatkan
psikologisnya. Belajar sambil melakukan pada akhirnya dapat mempercepat
peserta didik dalam berpikir logis dan bertindak psikologis.
Belajar sambil melakukan harus melibatkan hubungan antara perbuatan dan
pemikiran. Kolb (2006:35) memberikan siklus yang melibatkan empat tahap
yang berurutan, seperti pada diagram berikut.

Gambar 2.3 Siklus Belajar Kolb dalam Experiential Learning

28 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Siklus di atas secara sederhana dapat dikembangkan menjadi D-O-R-A
(Do, Observation, Reflective, Application) dalam setiap melakukan kegiatan
belajar sambil melakukan yang membentuk siklus belajar yang harus diikuti
secara berurutan tanpa terputus agar mendapatkan hasil yang maksimal. Siklus itu
akan terus membesar, membaik, dan menormalkan hasil sesuai dengan tujuan
pembelajaran.

Do
(Lakukan)

Application Observation
(Ulangi) (Amati)

Reflective
(Kuatkan)

Gambar 2.4 Siklus Experiential Learning DORA

Diperlukan desain yang cermat dalam menggunakan metode


kepramukaan. Desain tersebut harus memungkinkan peserta didik untuk
memiliki kebermaknaan, pengalaman belajar yang relevan, dan dapat
digunakan di masa depan. Desain itu berkaitan dengan langkah-langkah yang
diterapkan dengan disiplin.

C. PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN DAN SISTEM AMONG SEBAGAI


PONDASI METODE KEPRAMUKAAN

Kegiatan kepramukaan didasari oleh prinsip dasar kepramukaan,


dijalankan dengan metode kepramukaan, dan dikemas dengan sistem among.

1. Prinsip Dasar Kepramukaan


Prinsip Dasar Kepramukaan merupakan azas dalam pelaksanaan pendidikan
kepramukaan yang dilaksanakan di alam terbuka yang menarik dan menantang
dengan sasaran akhir pembentukan karakter.

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
29
Dasar
Prinsip Dasar Kepramukaan terdiri atas:
a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
c. Peduli terhadap diri pribadinya; dan
d. Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
Prinsip Dasar Kepramukaan adalah landasan berpikir dan bertindak (pondasi)
bagi seorang Pramuka sehingga semua prinsip merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Dalam pelaksanaanya Prinsip Dasar Kepramukaan
diibaratkan sebuah pondasi bangunan, semakin kuat ditanam maka akan
semakin kokoh bangunan tersebut, sehingga semakin dalam penjiwaan prinsip
tersebut, semakin kokoh pendalaman seorang Pramuka.
Penerapan Prinsip Dasar Kepramukaan dilakukan secara pribadi, dengan
memahami antara lain:
a. Menaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dengan beribadah sesuai tata cara
agama yang dipeluknya, serta menjalankan segala perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya.
b. Mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama
dengan sesama manusia dalam kehidupan bersama yang didasari oleh
prinsip perikemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Mengakui bahwa manusia diberi tempat hidup dan berkembang oleh Tuhan
Yang Maha Esa, di bumi yang berunsurkan tanah, air dan udara sebagai
tempat bagi manusia untuk hidup bersama, berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa dengan rukun dan damai.
d. Memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sosial
serta memperkokoh persatuan menerima kebhinekaan dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
e. Merasa wajib dan peduli terhadap lingkungannya dengan cara menjaga,
memelihara dan menciptakan lingkungan hidup yang baik.
f. Menyadari bahwa sebagai anggota masyarakat, wajib dan peduli pada
kebutuhan diri sendiri agar dapat berpartisipasi secara aktif dalam
pembangunan.
g. Selalu berusaha taat pada Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan
sehari-hari.
Prinsip Dasar Kepramukaan memiliki fungsi, antara lain:
a. Norma hidup anggota Gerakan Pramuka
Berfungsi sebagai aturan yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari
agar hidup lebih bahagia dan sejahtera.
b. Landasan kode etik Gerakan Pramuka
Berfungsi sebagai pedoman berperilaku dan berinteraksi sesama manusia.
c. Landasan sistem nilai Gerakan Pramuka
Berfungsi sebagai arah pelaksanaan kaidah-kaidah dalam berkehidupan.

30 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
d. Pedoman dan arah pembinaan kaum muda anggota Gerakan Pramuka
Berfungsi sebagai pedoman organisasi dalam membina kaum muda
Indonesia.
e. Landasan gerak dan kegiatan Pramuka mencapai sasaran dan tujuannya
Berfungsi sebagai semangat untuk mencapai tujuan pembinaan generasi
muda.

2. Sistem Among
Sistem among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara
memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan
bertindak dengan leluasa, dengan sejauh mungkin menghindari unsur-unsur
perintah keharusan, paksaan, dengan maksud untuk menumbuhkan dan
mengembangkan rasa percaya diri, kreativitas dan aktivitas sesuai dengan
aspirasi peserta didik.
Prinsip-prinsip sistem among terdiri atas:
a. Ing ngarsa sung tuladha, di depan sebagai teladan, berarti Orang Dewasa
adalah figur yang diteladani peserta didik.
b. Ing madya mangun karsa, di tengah memberikan semangat, berarti Orang
Dewasa adalah motivator bagi peserta didik.
c. Tut wuri handayani, di belakang memberikan dorongan, berarti Orang
Dewasa adalah pemberi dukungan bagi peserta didik.
Inti dari sistem among adalah prinsip kebermanfaatan. Sebagaimana semboyan
pramuka “Siap Sedia”. Di manapun dan dalam kondisi apapun seorang pramuka harus
bermanfaat bagi sesama hidup.

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
31
Dasar
“Dalam konteks pembelajaran, prinsip dasar
merupakan pondasi yang melandasi proses
pembelajaran. Bahwa belajar membutuhkan
aturan dasar yang mengikat peserta didik dalam
beraktivitas. Semua kegiatan pembelajaran tidak
boleh bertentangan dengan prinsip dasar”.

Dengan memahami konsep-konsep dalam prinsip


dasar dan metode kepramukaan, guru dapat
melakukan analogi-analogi dalam menerapkan
metode kepramukaan sebagai metode
pembelajaran.

32 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
BAB III MENYUSUN DAN MENERAPKAN
MODEL BLOK

A. KONSEP DASAR MODEL BLOK


Model blok merupakan kegiatan awal dalam penerapan Ekstrakurikuler
Wajib Pendidikan Kepramukaan. Kegiatan blok difungsikan sebagai media
orientasi pendidikan kepramukaan kepada peserta didik. Kegiatan blok di Sekolah
Dasar dikemas dalam kegiatan perkemahan. Bagi kelas I, II, III, IV,
perkemahan dilaksanakan tanpa menginap di masa orientasi di awal tahun
pembelajaran. Bagi kelas V dan VI dilaksanakan dengan menginap sekali
dalam setahun dan bersifat wajib. Muatan materi kegiatan blok meliputi materi
pelajaran, orientasi pendidikan kepramukaan, dan penumbuhan budi pekerti.
Sebagai ilustrasi, dalam kompetensi dasar muatan mata pelajaran
ditemukan materi-materi yang butuh dipraktikkan di luar jam pelajaran dan
membutuhkan waktu malam. Sebagai contoh KD membedakan siang dan
malam pada kelas tinggi, peserta didik selamanya tidak akan mempelajari ciri-
ciri malam hari dalam waktu yang sebenarnya dalam pendampingan guru, karena
jam belajar di sekolah hanya sampai siang hari. Melalui perkemahan model blok,
peserta didik berkesempatan mengamati perbedaan siang dan malam dalam
kondisi yang sebenarnya dalam bimbingan guru. Hal ini dapat dilakukan dengan
metode kepramukaan alam terbuka dengan teknik perkemahan. Begitulah
contoh sederhana penerapan model blok di awal tahun pelajaran.
Di sisi lain, kegiatan blok juga diisi dengan orientasi kepramukaan. Guru
dapat menyampaikan perencanaan latihan model aktualisasi yang akan
diterapkan selama satu semester, sehingga peserta didik mengetahui sejak
awal tentang kegiatan belajar di luar kelas yang akan mereka jalani selama satu
semester. Dalam kegiatan blok diisi juga dengan pembiasaan-pembiasaan
positif sebagai sarana untuk menumbuhkan budi pekerti peserta didik.
Pembiasaan positif dapat berupa ibadah secara berjamaah, apel kedisiplinan di
tiap pagi, korve/pergantian jaga di tenda, dan sebagainya. Hal inilah yang
dikehendaki dalam penerapan ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan
model blok.

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


33
Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
Dasar
B. SIFAT DAN BENTUK KEGIATAN MODEL BLOK
Kegiatan model blok bersifat wajib bagi seluruh peserta didik,
dilaksanakanan setahun sekali di awal tahun pembelajaran, terjadwal, dengan
sistem penilaian umum. Untuk peserta didik kelas I Sekolah Dasar kegiatan blok
diintegrasikan dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Kegiatan model blok di sekolah dasar dilaksanakan dalam bentuk
perkemahan selama 18 jam. Untuk kelas I, II, III, dan IV dilaksanakan tanpa
menginap di lokasi perkemahan, sedangkan untuk kelas V dan VI dilaksanakan
dengan menginap di lokasi perkemahan.
Pelaksanaan model blok sebagaimana tercantum dalam Permendikbud
Nomor 63 Tahun 2014 sebagai berikut:
1. Bersifat (1) wajib, (2) dilaksanakan setahun sekali, (3) berlaku bagi seluruh
peserta didik, (4) terjadwal, dan (5) panilaian umum.

2. Pengorganisasian (1) kolaboratif, (2) dilaksanakan di dalam dan/atau di


luar lingkungan satuan pendidikan (intramular dan ekstramular).

C. PENGORGANISASIAN DAN KONTEN KEGIATAN MODEL BLOK

Kegiatan blok dikelola oleh secara kolaboratif antara guru sebagai


Pembina ekstrakurikuler dan Pembina Satuan Gugus Depan dibawah
pengendalian kepala sekolah selaku ketua Mabigus sebagai penanggungjawab
keterlaksanaan Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib dalam
kurikulum 2013. Dalam melaksanakan kegiatan blok, kepala sekolah dapat
membentuk kepanitiaan dengan melibatkan semua guru dan pembina pramuka
di Gugus Depan.

Kolaboratif yang dimaksud adalah guru dapat bekerjasama dengan


pembina pramuka di Gugus Depan untuk membantu merancang dan
melaksanakan kegiatan perkemahan model blok.

D. TAHAPAN MENYUSUN MODEL BLOK


Untuk menyusun model blok, berikut tahapan yang perlu dilakukan:
1) Menyusun Struktur Materi Kegiatan Model Blok
Struktur materi kegiatan model blok berisi orientasi pendidikan
kepramukaan, muatan nilai sikap dan keterampilan (KI 1, KI 2, dan KI 4) mata
pelajaran yang perlu dikuatkan melalui kegiatan perkemahan, ditambah
aktivitas

34
Panduan Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
penumbuhan budi pekerti. Untuk kelas awal (kelas 1) dintegrasi dengan
kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Guru kelas, guru agama, guru olahraga, dan Pembina pramuka
bermusyawarah untuk mengidentifikasi materi yang akan disajikan dalam
kegiatan blok. Hasil musyawarah berupa struktur materi kegiatan blok
dengan konten materi orientasi pendidikan kepramukaan, muatan mata
pelajaran, dan penumbuhan budi pekerti sesuai jenjang kelas peserta didik.

Contoh struktur materi blok kelas 1.


No Materi Narasumber Jml. Jam
Orientasi Pendidikan
1 Pembina Pramuka 4 jam
Kepramukaan
2 Penumbuhan budi pekerti Guru 4 jam
3 Pengenalan lingkungan sekolah Guru 4 jam
4 Muatan mata pelajaran Guru 6 jam
Jumlah 18 jam

Untuk kelas II s.d. VI materi dikembangkan sesuai tujuan kegiatan blok


masing-masing kelas, tanpa materi pengenalan lingkungan sekolah.
Selanjutnya, untuk tiap materi diperinci oleh pengelola kegiatan model blok.

2) Menyusun Silabus Kegiatan Model Blok


Silabus kegiatan blok disusun sesuai dengan yang berlaku dalam kurikulum
2013. Penyusunan silabus dimulai dengan mengidentifikasi muatan nilai sikap
dan keterampilan (KI 1, KI 2, dan KI 4) yang perlu disajikan dalam kegiatan
model blok. Untuk memudahkan identifikasi dapat melihat pemetaan
kompetensi dasar dan ruang lingkup pembelajaran dalam buku pegangan
bagi guru dalam Kurikulum 2013. Berikut format silabus kegiatan blok yang
dimaksud.

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
35
Dasar
Gambar 3.1 Contoh Ruang Lingkup Pembelajaran dalam Buku Guru K-
13

36 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Contoh silabus Blok Kelas 1
(terintegrasi dengan materi pengenalan lingkungan sekolah)
KOMPETENSI MATERI
NO KEGIATAN PEMBELAJARAN
DASAR PEMBELAJARAN
1. Mengikuti Mengenal Siaga Mula  Praktik bentuk barisan siaga
Orientasi  Main puzle Dwisatya dan Dwidarma
Pendidikan  Mengenal barung dan perindukan
Kepramukaan  Mendirikan tenda
2. Mempraktikkan Nilai-nilai moral dan  Membiasakan berdoa sebelum dan
Penumbuhan Budi spiritual sesudah kegiatan
Pekerti  Sholat berjamaah
 Mengucapkan salam kepada guru,
Pembina, dan teman.
Nilai-nilai kebangsaan  Menghormat bendera
dan kebhinekaan  Menyanyikan lagu nasional
 Menyanyikan lagu daerah
Interaksi positif antara  Menghormati guru, kepala sekolah,
peserta didik dengan dan tenaga kependidikan dengan
guru dan orang tua pembiasaan senyum, salam, sapa.
Interaksi positif antar  Bertutur kata dan berperilaku santun
peserta didik terhadap teman sebaya.
Merawat diri dan  Membersihkan diri setelah buang air
lingkungan sekolah kecil atau buang air besar
Potensi Diri Peserta  Mengajukan pertanyaan dengan
didik Secara Utuh mengangkat tangan kanan.
Pelibatan orangtua dan  Menghadirkan orang tua dan tokoh
masyarakat masyarakat dalam kegiatan
3. Mengenal Berkenalan dengan  Berkenalan dengan guru dan kepala
Lingkungan warga sekolah dan sekolah
Sekolah mengenali tempat-  Mencari dan menemukan kelasku
tempat penting di  Mencari dan menemukan ruang guru
sekolah dan ruang kepala sekolah
 Mencari Lokasi Kamar Mandi, Kantin,
UKS dll
4. Muatan mapel SBDP;
Membuat karya
kerajinan dari Membuat kerajinan dari  Lomba kerajinan melipat kertas
bahan alam hasil hasil limbah melalui  Lomba kerajinan kolase kertas
limbah di kegiatan melipat,
lingkungan rumah menggunting, dan
melalui kegiatan menempel.
melipat,
menggunting, dan
menempel.

5. Muatan mapel
MAT;
Mengenal bangun Bangun datar dan  Mengisi tabel bangun ruang melalui
datar dan bangun bangun ruang di sekitar aktivitas penjelajahan.

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah 37
Dasar
KOMPETENSI MATERI
NO KEGIATAN PEMBELAJARAN
DASAR PEMBELAJARAN
ruang rumah, sekolah, atau
menggunakan tempat bermain.
benda-benda
yang ada di
sekitar rumah,
sekolah, atau
tempat bermain.
6. Muatan mapel
PJOK; Bekerjasama dalam  Perlombaan dalam permainan siaga
 Menunjukkan berbagai aktivitas fisik.  Bersama-sama mendirikan tenda
kemauan Sportifitas.
bekerjasama
dalam
melakukan
berbagai
aktivitas fisik.

38 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Contoh silabus Blok Kelas 5
(kegiatan 18 jam dalam bentuk perkemahan).
KOMPETENSI MATERI
NO KEGIATAN PEMBELAJARAN
DASAR PEMBELAJARAN
1. Mengikuti Orientasi Mengenal  Praktik upacara penggalang
Pendidikan Penggalang Ramu  Sambung kata Dasadarma
Kepramukaan  Mengenal regu dan pasukan
 Mengenal tanda regu, pinru, wapinru,
dan pratama
2. Mempraktikkan Nilai-nilai moral  Membiasakan berdoa sebelum dan
Penumbuhan Budi dan spiritual sesudah kegiatan
Pekerti  Mengikuti kegiatan pembinaan
keagamaan sesuai dengan
kepercayaannya
 Mengucapkan salam kepada guru,
Pembina, dan teman.
Nilai-nilai  Upacara Bendera
kebangsaan dan  Menyanyikan lagu kebangsaan
kebhinnekaan Indonesia Raya
 Menyanyikan lagu daerah
Interaksi positif  Menghormati guru, kepala sekolah,
antara peserta didik dan tenaga kependidikan dengan
dengan guru dan pembiasaan senyum, salam, sapa.
orang tua
Interaksi positif  Bertutur kata dan berperilaku santun
antar peserta didik terhadap teman sebaya.
Merawat diri dan  Membuang sampah pada tempatnya
lingkungan sekolah
Potensi Diri Peserta  Mampu memimpin barisan upacara.
didik Secara Utuh
Pelibatan orangtua  Menghadirkan orang tua dan tokoh
dan masyarakat masyarakat dalam kegiatan
3. Muatan mapel B.IND;
Mengamati, Membuat laporan  Menjelajah
mengolah, dan observasi tentang  Pengamatan
menyajikan teks rantai makanan.
laporan buku
tentang makanan
dan rantai makanan,
kesehatan manusia,
keseimbangan
ekosistem, serta
alam dan pengaruh
kegiatan manusia
secara mandiri
dalam bahasa
Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih
dan memilah
kosakata baku

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah 39
Dasar
KOMPETENSI MATERI
NO KEGIATAN PEMBELAJARAN
DASAR PEMBELAJARAN

4. Muatan mapel MAT;


Melakukan Luas dan keliling  Mengumpulkan benda-benda
percobaan dan lingkaran. berbentuk lingkaran
melaporkan hasilnya  Mengukur luas dan keliling benda-
untuk menemukan benda berbentuk lingkaran.
keliling dan luas
lingkaran serta
menemukan rumus
keliling dan luas
lingkaran
5. Muatan mapel IPA;
 Menyajikan hasil Rantai makanan  Observasi lapangan
pengamatan untuk dan jejaring  Berburu rantai makanan
membentuk rantai makanan
makanan dan
jejaring makanan
dari makhluk hidup
di lingkungan
sekitar yang terdiri
dari karnivora,
herbivora, dan
omnivore

3) Menyusun Jadwal Kegiatan Model Blok


Berdasarkan silabus yang telah dibuat bersama melalui musyawarah,
selanjutnya guru kelas, guru agama, guru olahraga, dan Pembina pramuka
menyusun jadwal kegiatan blok selama 18 jam. Untuk kelas rendah
dirancang tanpa menginap, sedangkan untuk kelas tinggi dirancang dengan
jadwal menginap di perkemahan. Kegiatan blok tiap kelas memiliki tujuan
khusus yang menjadi target tiap-tiap kelas. Namun, dalam pelaksanaannya
dapat dilaksanakan kolaboratif antar kelas sesuai jadwal yang dirancang.

40 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Contoh Jadwal Kegiatan Blok Kelas 1
(terintegrasi dengan masa pengenalan lingkungan sekolah)

Kegiatan Hari Pertama; (6 jam)


No Pukul Kegiatan Tempat Pemandu
Kedatangan peserta didik diantar
1 06.00 – 06.30 orang tua atau anggota keluarga Lapangan Guru
lainnya
Guru dan
2 06.30 – 07.00 Pengondisian peserta didik Lapangan Pembina
pramuka
Upacara pembukaan kegiatan;
 Berbaris Guru dan
Lapangan
3 07.00 – 07.30  Hormat bendera merah putih Pembina
utama
 Pengarahan guru/kepala sekolah pramuka
 Berdoa memulai kegiatan
4 07.30 – 08.00 Sarapan bekal bersama Guru
Dinamika kelompok;
Guru dan
 Membentuk kelompok Lapangan
5 08.00 – 09.00 Pembina
 Memilih ketua kelompok sekolah
pramuka
 Membuat yell kelompok
6 09.00 – 10.00 Berkenalan dengan warga sekolah Kantor guru Guru
Mengenali lingkungan sekolah
Lingkungan
7 10.00 – 11.00 (kantor guru, perpustakaan, toilet, Guru
sekolah
kantin, dsb)
8 11.00 – 11.30 Refleksi kegiatan Lapangan Guru
Apel penutupan kegiatan;
 Berbaris Guru dan
9 11.30 – 12.00  Hormat bendera merah putih Lapangan Pembina
 Pesan guru/kepala sekolah pramuka
 Berdoa mengakhiri kegiatan
Pembiasaan nilai moral dan spiritual;
Mushola
 Praktik berwudlu
10 12.00 – 12.30 sekolah atau Guru agama
 Praktik sholat dzuhur berjamaah
ruang kelas
 Bersalaman sesudah berjamaah
Peserta didik pulang dijemput orang Halaman
11 12.30 – 13.00 Guru
tua atau anggota keluarga lainnya sekolah

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah 41
Dasar
Kegiatan Hari Kedua; (6 jam)
No Pukul Kegiatan Tempat Pemandu
Kedatangan peserta didik diantar
1 06.00 – 06.30 orang tua atau anggota keluarga Lapangan Guru
lainnya
Guru dan
2 06.30 – 07.00 Pengondisian peserta didik Lapangan Pembina
pramuka
Apel pembukaan kegiatan;
 Berbaris Guru dan
Lapangan
3 07.00 – 07.30  Hormat bendera merah putih Pembina
utama
 Pengarahan guru/kepala sekolah pramuka
 Berdoa memulai kegiatan
4 07.30 – 08.00 Sarapan bekal bersama Guru
Berkemah;
Lapangan Pembina
5 08.00 – 09.00  Mendirikan tenda dibimbing
sekolah pramuka
guru dan pembina pramuka
Lapangan/
6 09.00 – 09.30 Break; memakan bekal Guru
Kelas
Mengenal Siaga Mula;
 Tingkatan siaga
Pembina
7 09.30 – 11.30  Identitas siaga Lapangan
pramuka
 Permainan siaga
 Lagu siaga
Apel penutupan kegiatan;
 Berbaris Guru dan
8 11.30 – 12.00  Hormat bendera merah putih Lapangan Pembina
 Pesan guru/kepala sekolah pramuka
 Berdoa mengakhiri kegiatan
Pembiasaan nilai moral dan spiritual;
Mushola
 Praktik berwudlu
9 12.00 – 12.30 sekolah atau Guru agama
 Praktik sholat dzuhur berjamaah
ruang kelas
 Bersalaman sesudah berjamaah
Peserta didik pulang dijemput orang Halaman
10 12.30 – 13.00 Guru
tua atau anggota keluarga lainnya sekolah

42 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Kegiatan Hari Ketiga; (6 jam)
No Pukul Kegiatan Tempat Pemandu
Kedatangan peserta didik diantar
1 06.00 – 06.30 orang tua atau anggota keluarga Lapangan Guru
lainnya
Guru dan
2 06.30 – 07.00 Pengondisian peserta didik Lapangan Pembina
pramuka
Apel pembukaan kegiatan;
 Berbaris Guru dan
Lapangan
3 07.00 – 07.30  Hormat bendera merah putih Pembina
utama
 Pengarahan guru/kepala sekolah pramuka
 Berdoa memulai kegiatan
4 07.30 – 08.00 Sarapan bekal bersama Guru
Penjelajahan;
 Mengenal bangun ruang melalui Guru dan
Lapangan
5 08.00 – 10.00 bentuk rumah dan benda-benda Pembina
sekolah
yang ditemui sepanjang pramuka
perjalanan.
Lapangan/
6 10.00 – 10.30 Break; memakan bekal Guru
Kelas
Guru dan
7 10.30 – 11.00 Berkreasi dengan Kertas Lapangan Pembina
pramuka
Guru dan
8 11.00 – 11.30 Membongkar tenda bersama-sama Lapangan Pembina
pramuka
Upacara penutupan kegiatan;
 Berbaris Guru dan
9 11.30 – 12.00  Hormat bendera merah putih Lapangan Pembina
 Pesan guru/kepala sekolah pramuka
 Berdoa mengakhiri kegiatan
Peserta pulang dijemput orang tua
10 12.00
atau anggota keluarga lainnya

4) Menyusun Kepanitiaan Pelaksana Kegiatan Model Blok


Dalam menjalankan kegiatan model blok, kepala sekolah dapat membentuk
kepanitian untuk mengelola kegiatan perkemahan terdiri atas unsur guru,
Pembina pramuka, dan pihak lain yang dapat menunjang keberhasilan
program blok yang telah dirancang. Berikut contoh susunan panitia
pelaksana kegiatan model blok.

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah 43
Dasar
Contoh Susunan Panitia Kegiatan Blok

1. Penanggungjawab : Kepala Sekolah


2. Ketua Panitia : Guru
3. Wakil Ketua : Guru
4. Sekretaris : Guru
5. Bendahara : Guru
6. Bidang Kegiatan : Guru
Pembina Pramuka
Pembantu Pembina Pramuka
7. Bidang Sarana Prasarana : Guru
Petugas
8. Bidang Konsumsi : Guru
Petugas
9. Bidang Kesehatan : Guru
Petugas

Susunan panitia dapat ditambahkan atau dikurangi menyesuaikan perencanaan


kegiatan blok yang telah dibuat.

5) Menyusun Perangkat Evaluasi/Penilaian Kegiatan Model Blok


Penilaian kegiatan model blok bersifat umum berbentuk penilaian kualitatif.
Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan peserta
didik. Proses penilaian Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler
Wajib menitikberatkan pada ranah nilai sikap. Keterampilan kepramukaan
merupakan pendukung terhadap penilaian pendidikan kepramukaan itu
sendiri. Teknik penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri,
dan penilaian antarpeserta didik. Teknik penilaian keterampilan dilakukan
melalui demonstrasi keterampilannya.
Hasil penilaian kegiatan blok diakumulasi dengan penilaian latihan
kepramukaan model aktualisasi. Penilaian sikap KI 1 dan KI 2 menjadi nilai
ekstrakurikuler dalam raport, sedangkan nilai keterampilan diakumulasikan
dengan penilaian guru di dalam kelas.

44 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Contoh Evaluasi/Penilaian Model Blok.
LAPORAN PERKEMBANGAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK
SD NEGERI 001 JAKARTA PUSAT

Nomor Induk : ........... Kelas/Semester : .............


Nama Peserta didik : ........... Tahun Pelajaran : .............

PERKEMAHAN MODEL BLOK

SKOR
No Aspek Penilaian
4 3 2 1
Melakukan kegiatan peribadatan dengan tertib
1
(sholat, doa awal kegiatan, dll )
Mematuhi peraturan yang telah disepakati selama
2
perkemahan
Melakukan kegiatan tepat waktu dan
3
menyelesaikan secara tuntas
4 Bersikap sportif dalam melaksanakan kegiatan

5 Menjaga fasilitaas dan lingkungan tempat kegiatan

6 Melaksanakan kegiatan dengan semangat


Berana mengungkapkan ide dan toleransi dalam
7
perbedaan pendapat
Melakukan komunikasi dalam kelompok untuk
8
menyelesaikan tugas
Mampu berbagi tugas dan melakukan komunikasi
9
dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas
Berani melakukan penilaian dengan menggunakan
10
anggota tubuh
Skor

Rumus: Skor akhir x 2


Deskripsi Akhir:

Jakarta,.........................2018
Guru Pendamping Kegiatan,

(……………………………………………)

45
Panduan Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
Dasar
“Sederhananya, model blok merupakan kegiatan perkemahan selama 18 jam denga

46 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
BAB IV MENYUSUN DAN MENERAPKAN
MODEL AKTUALISASI

A. KONSEP DASAR MODEL AKTUALISASI

Kegiatan aktualisasi adalah kegiatan pembelajaran di luar kelas yang


difungsikan sebagai wahana mengaktualisasikan muatan sikap dan
keterampilan KI-1, KI-2, dan KI-4 mata pelajaran yang tidak selesai di kelas
dan/atau membutuhkan penguatan di luar kelas dengan menggunakan metode
kepramukaan. Kegiatan aktualisasi di Sekolah Dasar dikemas dalam kegiatan
serupa latihan kepramukaan, bersifat wajib bagi seluruh peserta didik,
dilaksanakan selama 120 menit di luar jam pelajaran dalam satu minggu.
Muatan materi kegiatan aktualisasi meliputi muatan materi pelajaran yang tidak
selesai di kelas dan/atau membutuhkan penguatan di luar kelas ditambah
penumbuhan budi pekerti.
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi mengikuti urutan berikut:
1. Upacara Pembukaan Latihan
Upacara pembukaan latihan berisi kegiatan;
a) Pengibaran bendera merah putih;
b) Penghormatan kepada bendera merah putih;
c) Pengucapan Pancasila;
d) Pengucapan Dharma Pramuka;
e) Pembacaan Doa; dan
f) Penjelasan teknis kegiatan oleh guru Pembina.

2. Kegiatan Inti
Berisi materi mata pelajaran yang dikemas melalui teknik kepramukaan.
Teknik kepramukaan yang dapat digunakan sebagai kemasan mata
pelajaran antara lain;
a) Orienteering (penjelajahan, pemetaan, observasi, penaksiran);
b) Pioneering (konstruksi, tali temali);
c) Survival (berkemah, memasak, pertolongan pertama, dll);
d) Komunikasi (sandi, semboyan, isyarat, tanda jejak); dan
e) Teknik kepramukaan lainnya.

3. Upacara Penutupan latihan


Upacara penutupan latihan berisi kegiatan;
a) Penurunan bendera merah putih;
b) Penghormatan kepada bendera merah putih;

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah Dasar 47
c) Pembacaan doa; dan
d) Refleksi/penguatan hasil belajar oleh guru kelas.

Dalam urutan kegiatan di atas dapat diuraikan sebagai berikut:


a) Upacara pembukaan latihan sebagai wahana penumbuhan budi pekerti,
cinta bangsa dan tanah air. Guru sebagai pembina upacara dapat
menguatkan kecintaan terhadap bangsa dan negara dalam amanatnya.
Selain itu, guru dapat pula menyampaikan teknis kegiatan belajar yang
akan dilaksanakanan selama 120 menit ke depan.
b) Kegiatan inti merupakan aktivitas pembelajaran yang dikemas melalui
teknik kepramukaan. Sebagai contoh, guru dapat membelajarkan tentang
keanekaragaman hayati melalui aktivitas penjelajahan di sekitar
lingkungan sekolah. Penugasan-penugasan dapat dilakukan dengan
menggunakan semboyan dan isyarat (sandi, morse, semaphore) pramuka.
Aktivitas peserta didik dipandu dengan menggunakan tanda jejak, dan
seterusnya.
Dalam hal ini, guru disyaratkan mengikuti Kursus Pembina Pramuka Mahir
Dasar (KMD) untuk mengenal lebih dalam tentang metode dan teknik
kepramukaan sebagai alat untuk melaksanakan model aktualisasi.
c) Upacara penutupan latihan selain sebagai wahana penumbuhan budi
pekerti kecintaan terhadap bangsa dan tanah air, juga sebagai
kesempatan bagi guru untuk memberikan penguatan, refleksi, dan
tindak lanjut dari proses pembelajaran yang dilakukan selama 120
menit.
Intinya, model aktualisasi adalah pembelajaran di luar kelas dengan
menggunakan metode dan teknik kepramukaan.

B. SIFAT DAN BENTUK MODEL AKTUALISASI


Kegiatan model aktualisasi bersifat wajib bagi seluruh peserta didik,
dilaksanakan sekali tiap minggu di luar jam pelajaran sekolah selama 120 menit,
terjadwal, dengan sistem penilaian formal.
Pelaksanaan model aktualisasi sebagaimana tercantum dalam
Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014 sebagai berikut:
1. Bersifat (1) wajib, (2) rutin, (3) terjadwal, (4) berlaku bagi seluruh peserta
didik dalam setiap kelas, (5) penjadwalan, dan (6) penilaian formal.
2. Pengorganisasian kegiatan (1) guru kelas, (2) pembina Ekstrakurikuler
Pendidikan Kepramukaan, (3) dilaksanakan di dalam dan/atau di luar
lingkungan satuan pendidikan (intramular dan ekstramular).

48
Panduan Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
C. PENGORGANISASIAN DAN KONTEN KEGIATAN
Kegiatan aktualisasi dikelola secara kolaboratif antara guru kelas
(Pembina Ekstrakurikuler) di bawah pengendalian Kepala Sekolah (Ketua
Mabigus). Dalam kegiatan aktualisasi, guru kelas dapat berkolaborasi dengan
Pembina Gugusdepan. Dimana peran Pembina Gugusdepan sebagai konsultan
dalam merancang proses pembelajaran dengan metode dan teknik kepramukaan,
sedangkan guru kelas bertindak sebagai Pembina dalam kegiatan aktualisasi.

D. TAHAPAN MENYUSUN MODEL AKTUALISASI


Untuk menyusun model aktualisasi, berikut tahapan yang perlu dilakukan:
1) Mengidentifikasi KI-KD Mata Pelajaran yang Diaktualisasikan.
Guru kelas sebagai koordinator bermusyawarah dengan guru agama dan guru
olahraga, untuk mengidentifikasi KI-KD mata pelajaran yang akan disajikan
melalui kegiatan aktualisasi. Hasil musyawarah selanjutnya disusun silabus
latihan mingguan model aktualisasi.
Untuk kelas rendah latihan aktualisasi mengikuti model latihan Perindukan
Pramuka Siaga yang dibagi dalam beberapa barung, anggota setiap barung
enam orang. Nama barung disesuaikan dengan nilai-nilai karakter dan
psikologi perkembangan anak. Contoh Barung Jujur, Barung Adil, Barung
Cermat dan lain-lain.

Untuk kelas tinggi latihan mengikuti model latihan pasukan pramuka


penggalang yang dibagi dalam beberapa regu. Anggota setiap regu delapan
orang. Nama regu disesuaikan dengan nilai-nilai utama karakter dan
psikologi perkembangan anak. Contoh Regu Hemat, Regu Kreatif, Regu
Mandiri dan lain-lain.

2) Menyusun Silabus Latihan Aktualisasi


Silabus kegiatan aktualisasi disusun sesuai dengan yang berlaku dalam
kurikulum 2013. Penyusunan silabus dimulai dengan mengidentifikasi muatan
nilai sikap dan keterampilan (KI 1, KI 2, dan KI 4) yang perlu disajikan dalam
kegiatan aktualisasi. Untuk memudahkan identifikasi dapat melihat
pemetaan kompetensi dasar dan ruang lingkup pembelajaran pada buku
pegangan bagi guru dalam kurikulum 2013.
Berikut format silabus kegiatan aktualisasi yang dimaksud.

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
49
Dasar
Contoh silabus AKTUALISASI KELAS I
(empat kali pertemuan)
KOMPETENSI MATERI
NO KEGIATAN PEMBELAJARAN
DASAR PEMBELAJARAN
1 Bekerjasama Kegiatanku  Upacara Pembukaan latihan model
dengan teman siaga
dalam  PBB /LKBB
keberagamaan di  Gotong royong Membersihkan
lingkungan sekolah dilingkungan rumah,sekolah dan
dan masyarakat masyarakat
 Refleksi
 Upacara penutupan latihan

2 Mengakui dan Kegiatanku  Upacara Pembukaan latihan model


mensyukuri siaga
anugerah Tuhan  Bernyanyi dan macam tepuk
Yang Maha Esa atas  Mengenal keberadaan sumber
keberadaan daya alam (kim Penglihatan)
lingkungan dan  Mengelompokan sumber daya
sumberdaya alam, alam
ala teknologi  Refleksi
modern dan  Upacara penutupan latihan
tradisional,
perkembangan
teknologi,
sosial,serta
permasalahan
sosial

3 Menunjukan Kegiatanku  Upacara Pembukaan latihan model


prilaku ilmiah siaga
(memiliki rasa ingin  Formasi Barisan
tahu,objektif,  Mengelompokan sumber daya
jujur,teliti,cermat, alam
tekun,hati-hati,  Refleksi
bertanggung  Upacara penutupan latihan
jawab,terbuka,dan
peduli lingkungan

4 Menunjukan Kegiatanku  Upacara Pembukaan latihan model


disiplin kerjasama siaga
toleransi,belajar  Lomba lari estafet,
menerima  pesan berantai
kekalahan dan  Refleksi
kemenangan,sportif  Upacara penutupan latihan
dan tanggung
jawab, menghargai
perbedaan

50 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Contoh silabus AKTUALISASI KELAS II
(empat kali pertemuan)
KOMPETENSI MATERI
NO KEGIATAN PEMBELAJARAN
DASAR PEMBELAJARAN
1 Menunjukkan sikap Bermain di  Upacara Pembukaan latihan model
cermat dan teliti, lingkunganku siaga
jujur,  PBB /LKBB
tertib dan  Formasi barisan (lingkaran besar
mengikuti dan lingkaran kecil)
aturan, peduli,  Bernyanyi “Gembira Berkumpul” sambil
disiplin membentuk kelompok (2,3,5 dst)
waktu serta tidak sesuai perintah
mudah menyerah  Refleksi (taat pada perintah)
dalam  Upacara penutupan latihan
mengerjakan tugas.

2 Mempraktikkan Tugasku di Sekolah  Upacara Pembukaan latihan model


penggunaan variasi siaga
pola  Bernyanyi “Ayo Kawan” dan macam
gerak dasar tepuk
lokomotor  Kemampuan Indra Manusia
dan non-lokomotor (Penciuman, penglihatan, perasa,
sesuai pendengaran dan peraba)
dengan irama  Refleksi (bergembira)
(ketukan)  Upacara penutupan latihan
tanpa/dengan
musik
dalam aktivitas
gerak
ritmik.
3 Menceritakan Keselamatan di rumah  Upacara Pembukaan latihan model
tentang dan di perjalanan siaga
apa yang dilakukan  Formasi Barisan
dan dihindari (Pindah dari kelompok kecil
sebelum kembali jadi satu lingkaran besar)
dan setelah  Saling memberi hormat satu sama
melakukan lain
aktivitas fisik.  Refleksi
 Upacara penutupan latihan
4 Menceritakan Bermain di  Upacara Pembukaan latihan model
berbagai jenis lingkunganku siaga
kegiatan di  Membuat teks Pancasila dengan
lingkungan sekitar bentuk puzzle
 pesan berantai
 Refleksi ( prilaku sehari-hari di
rumah, sekolah, dan di lingkungan
merupakan pengamalan dari sila-
sila dalam Pancasila
 Upacara penutupan latihan

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
51
Dasar
Contoh silabus AKTUALISASI KELAS III
(empat kali pertemuan)
KOMPETENSI
NO MATERI KEGIATAN
DASAR
1 Menceritakan Temanku Sahabatku  Upacara Pembukaan latihan model
kembali siaga
isi teks surat  PBB /LKBB
tanggapan  Permainan pendengaran yang
pribadi membutuhkan jawaban diakhir
berdasarkan  Refleksi (melatih kemampuan
pertanyaan yang menyampaikan isi berita )
dibuat  Upacara penutupan latihan
2 Mengamati dan Proyek Indahnya  Upacara Pembukaan latihan model
menceritakan Persahabatan siaga
perilaku  PBB
di sekitar rumah  Game berprilaku yang sesuai
dan dengan sila-sila ke Pancasila
sekolah dan  Mengelompoka kata yang baik dan
mengaitkan yang buruk
dengan  Refleksi ( membiasakan berprilaku
pemahamannya baik sesuai sila-sila Pancasila
terhadap simbol  Upacara penutupan latihan
sila-sila Pancasila
3 Menggunakan Proyek Indahnya  Upacara Pembukaan latihan model
pengetahuan yang Persahabatan siaga
dimiliki untuk  PBB
menyelesaikan  Permainan arah jarum jam
masalah  Mengelompokan menghargai
sehari-hari yang waktu ke hal yang positif
berkaitan dengan  Refleksi ( memanfaatkan waktu
waktu. dengan baik )
 Upacara penutupan latihan
4 Menirukan gerak Tumbuhan Sahabatku  Upacara Pembukaan latihan model
alam hasil siaga
pengamatan dari  PBB
alam sekitar.  Permainan sangkar dan burung
 Gerak dan lagu ”Naik ke puncak
gunung”
 Refleksi
 Upacara penutupan latihan

52 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Contoh silabus AKTUALISASI KELAS IV
(empat kali pertemuan)
KOMPETENSI
NO MATERI KEGIATAN
DASAR
1 Bekerjasama Peduli terhadap  Upacara Pembukaan latihan model
dengan teman Mahluk Hidup siaga
dalam  PBB /LKBB
keberagamaan di  Gotong royong Membersihkan
lingkungan sekolah dilingkungan rumah,sekolah dan
dan masyarakat masyarakat
 Refleksi
 Upacara penutupan latihan

2 Mengakui dan Selalu Berhemat  Upacara Pembukaan latihan model


mensyukuri Energi siaga
anugerah Tuhan  Bernyanyi dan macam tepuk
Yang Maha Esa atas  Mengenal keberadaan sumber
keberadaan daya alam (kim lihat)
lingkungan dan  Mengelompokan sumber daya
sumberdaya alam, alam
ala teknologi  Refleksi
modern dan  Upacara penutupan latihan
tradisional,
perkembangan
teknologi,
sosial,serta
permasalahan
sosial

3 Menunjukan Selalu Berhemat  Upacara Pembukaan latihan model


prilaku ilmiah Energi siaga
(memiliki rasa ingin  Formasi Barisan
tahu,objektif, jujur,  Mengelompokan sumber daya
teliti, cermat, alam
tekun, hati-hati,  Refleksi
bertanggung jawab,  Upacara penutupan latihan
terbuka, dan peduli
lingkungan

4 Menunjukan Indahnya  Upacara Pembukaan latihan model


disiplin, kerjasama Kebersamaan siaga
toleransi,belajar  Lomba lari estafet,
menerima  pesan berantai
kekalahan dan  Refleksi
kemenangan,  Upacara penutupan latihan
sportif dan
tanggung jawab,
menghargai
perbedaan

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
53
Dasar
Contoh silabus AKTUALISASI KELAS V
(empat kali pertemuan)
KOMPETENSI
NO MATERI KEGIATAN
DASAR
1 Membuat topeng Wujud benda dan ciri-  Upacara Pembukaan latihan model
dari berbagai cirinya Penggalang
media dengan  PBB /LKBB
menerapkan  Membuat topeng dari bubur kertas
proporsi dan  Refleksi
keseimbangan  Upacara penutupan latihan
2 Mengamati, Peristiwa dalam  Upacara Pembukaan latihan model
mengolah dan kehidupan Penggalang
menyajikan laporan  Bernyanyi dan macam tepuk
 Menyajikan laporan dari
hasil pengamatan dan
pembuatan topeng
 Refleksi
 Upacara penutupan latihan
3 Membantu Kerukunan dalam  Upacara Pembukaan latihan model
masyarakat dalam Bermasyarakat Penggalang
melaksanakan  Formasi Barisan
suatu kegiatan  Melaksanakan penjelajahan
dilingkungan,  Refleksi
rumah, sekolah dan  Upacara penutupan latihan
masyarakat tanpa
membedakan
agama suku bangsa
dan sosial ekonomi
4 Mempraktikan Sehat itu penting  Upacara Pembukaan latihan model
variasi dan Penggalang
kombinasi pola  Lomba Permainan bola besar,
gerak dasar yang  Refleksi
dilandasi konsep  Upacara penutupan latihan
gerak dalam
berbagai
permainan dan
atau olah raga
tradisional bola
besar

54 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Contoh silabus AKTUALISASI KELAS VI
(empat kali pertemuan)

NO KOMPETENSI DASAR MATERI KEGIATAN


1 Meresapi makna Persatuan dalam  Upacara Pembukaan latihan
anugerah Tuhan Yang Perbedaaan model Penggalang
Maha Esa berupa Bahasa  PBB /LKBB
Indonesia yang diakui  Mengamati perkembangbiakan
sebagai sarana yang lebih tumbuhan
unggul daripada Bahasa  Menyampaikan hasil
lain untuk memperoleh pengamatan
ilmu pengetahuan  Refleksi
 Upacara penutupan latihan

2 Menunjukkan sikap Bumiku  Upacara Pembukaan latihan


cermat dan teliti, jujur, model Penggalang
tertib dan peduli  PBB /LKBB
mengikuti aturan, disiplin  Penjelajahan
waktu, tidak mudah  Peta – pita
menyerah serta  Menuliskan laporan perjalanan
bertanggung jawab dalam  Refleksi
mengerjakan tugas  Upacara penutupan latihan

3 Menunjukkan perilaku Kepemimpinan  Upacara Pembukaan latihan


ilmiah (memiliki rasa model Penggalang
ingin tahu; objektif; jujur;  Yel – yel regu
teliti; cermat; tekun; hati-  Semboyan dan Isyarat
hati; bertanggung jawab;  Refleksi
terbuka; dan peduli  Upacara penutupan latihan
lingkungan) dalam
aktivitas sehari-hari
sebagai wujud
implementasi sikap dalam
melakukan inkuiri ilmiah
dan berdiskusi.
4 Menunjukkan perilaku Kepemimpinan  Upacara Pembukaan latihan
tanggung jawab, peduli, model Penggalang
percaya diri dalam  PBB /LKBB
mengembangkan pola  Simpul dan tali temali
hidup sehat, kelestarian  Pengetahuan Berkemah
lingkungan fisik, budaya,  Refleksi
dan peninggalan  Upacara penutupan latihan
berharga di masyarakat.

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
55
Dasar
3) Menyusun Rencana Membina
Agar aktivitas “latihan” dapat berjalan dengan baik dan lancar, perlu dibuat sebuah
perencanaan sebagai rambu-rambu dalam menjalankan model aktualisasi.
Tentunya, hal ini juga akan memudahkan guru kelas dalam melakukan
persiapan hingga pelaksanaan latihan.
Rencana Membina (RM) identik dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) muatan pelajaran. Rencana membina dikembangkan
berdasarkan silabus yang telah dibuat sebelumnya.

56 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Contoh Rencana Membina

RENCANA MEMBINA

Nama Sekolah : …………………………………………………………


Kelas/semester : 1 (satu)/ganjil
Alokasi waktu : 120 menit

A. Kompetensi Dasar
Bekerjasama dengan teman dalam keberagamaan di lingkungan sekolah dan
masyarakat.

B. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat bekerjasama dengan teman dalam keberagamaan di
lingkungan sekolah dan masyarakat.

C. Materi Pembelajaran
1. Pentingnya bekerjasama
2. Indahnya keberagaman

D. Langkah pembelajaran
1. Upacara pembukaan latihan (model pramuka siaga)
a) Hormat bendera merah putih
b) Penyampaian tujuan latihan hari itu

2. Baris berbaris
Sikap sempurna dan sikap istirahat di tempat.

3. Kegiatan inti
a) Membentuk peserta didik dalam kelompok kecil antara 5 – 7 orang tiap
kelompok.
b) Pembina menyampaikan bahwa tiap kelompok menjadi tim relawan
pembersih sampah.
c) Tim relawan berlomba membersihkan sampah di pemukiman sekitar
lingkungan sekolah.
d) Observasi oleh Guru sebagai juri.
e) Memberi penghargaan kepada tim relawan terbersih dan tergiat.

4. Upacara penutupan latihan (model pramuka siaga)


a) Penyimpanan bendera merah putih
b) Refleksi kegiatan belajar oleh Guru.

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
57
Dasar
E. Sumber Belajar dan Media
Untuk menunjang pembelajaran, diperlukan media berikut:
1. Alat kerja membersihkan sampah (sapu dan tempat sampah/kantung
sampah)
2. Lembar pengamatan.

F. Penilaian
Data kemajuan belajar peserta didik diperoleh dari lembar observasi Guru.

………………………………….., 2018

Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas,

…………………………………….. ……………………………………….

58 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
4) Menyusun Perangkat Evaluasi/Penilaian Model Aktualisasi.
Penilaian kegiatan aktualisasi bersifat formal berbentuk penilaian
kualitatif. Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan
keikutsertaan peserta didik. Proses penilaian Pendidikan Kepramukaan
sebagai Ekstrakurikuler Wajib menitikberatkan pada ranah nilai sikap.
Keterampilan kepramukaan merupakan pendukung terhadap penilaian
pendidikan kepramukaan itu sendiri. Teknik penilaian sikap dilakukan
melalui observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik. Teknik
penilaian keterampilan dilakukan melalui demonstrasi keterampilannya.
Hasil penilaian latihan kepramukaan model aktualisasi diakumulasi
dengan hasil penilaian kegiatan model blok. Penilaian sikap KI 1 dan KI 2
menjadi nilai ekstrakurikuler dalam raport, sedangkan nilai keterampilan
diakumulasikan dengan penilaian guru di dalam kelas.

sasi merupakan kegiatan pembelajaran di luar kelas dengan menerapkan metode dan teknik kepramu

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
59
Dasar
Contoh Laporan

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMPETENSI SIKAP PESERTA DIDIK


SD NEGERI 001 JAKARTA PUSAT

Nomor Induk : ...... Kelas/Semester : .......


Nama Peserta didik : ...... Tahun Pelajaran : .......

LATIHAN AKTUALISASI

Skor
No Aspek Penilaian
4 3 2 1
1 Keterlibatan dalam aktivitas kelompok
2 Kesantunan dalam bertutur
3 Keberanian menyampaikan pertanyaan
4 Keberanian menjawab pertanyaan
5 Sikap toleransi sesama teman
Jumlah skor

Nilai= jumlah skor X 2

Catatan Guru

………………………………….., 2018

Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas,

…………………………………….. ……………………………………….

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


60 Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
BAB V
PENILAIAN

A. CAKUPAN PENILAIAN
Penilaian dalam Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan
mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Penilaian dilakukan secara kualitatif.
2) Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan peserta
didik.
3) Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai minimal baik pada kegiatan
ekstrakurikuler wajib pada setiap semester.
4) Nilai yang diperoleh pada kegiatan Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik.
5) Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu mendapat
bimbingan terus menerus untuk mencapai nilai baik.

B. TEKNIK PENILAIAN
Berikut teknik penilaian terhadap sikap dan keterampilan peserta didik:
1) Teknik penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, dan
penilaian antarpeserta didik.
2) Teknik penilaian keterampilan dilakukan melalui kegiatan mempraktikkan
keterampilannya.

C. JENIS PENILAIAN
Jenis penilaian dapat berupa:
1) Jurnal/buku harian.
2) Portofolio;
a) Projek (tugas jangka panjang)
b) Unjuk kerja (penilaian proses)
c) Produk (hasta karya)

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah 61
Dasar
D. PROSES PENILAIAN
Proses penilaian mengikuti ketentuan berikut:
1) Proses penilaian dilaksanakan setiap kali latihan dan setiap hari di dalam
proses pembelajaran.
2) Proses penilaian menitikberatkan pada ranah nilai sikap. Keterampilan
kepramukaan merupakan pendukung terhadap penilaian pendidikan
kepramukaan itu sendiri.
3) Proses penilaian sikap dilaksanakan dengan metode observasi oleh teman, guru
kelas/guru mata pelajaran, pemangku kepentingan dan/atau Pembina
Pramuka.
4) Proses penilaian Keterampilan Kepramukaan disesuaikan dengan Kompetensi
Dasar dari masing-masing tema dan mata pelajaran
5) Rekapitulasi Penilaian dilakukan oleh guru kelas.
Jika dalam penilaian menggunakan angka kuantitatif, penilai mengikuti
tabel konversi berikut dalam menentukan nilai akhir.

1 – 100 Huruf Angka


86 – 100 A 3,67 – 4
80 - 85 A - 3,34 – 3,66
75 – 79 B + 3,01 – 3,33
70 – 74 B 2,67 – 3
65 – 69 B - 2,34 – 2,66
60 – 64 C + 2,01 – 2,33
55 – 59 C 2
50 - 54 C - 1

Nilai rapor komponen ekstrakurikuler pendidikan kepramukan berasal


dari akumulasi penilaian sikap yang diperoleh dari model blok dan atau
model aktualisasi. Nilai pengetahuan dan keterampilan pada latihan
aktualisasi diakumulasikan dengan nilai muatan mata pelajaran di kelas.

62 Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
BAB VI
PENUTUP

Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan merupakan wahana


pembinaan dan pembelajaran bagi peserta didik untuk menguatkan sikap dan
keterampilan KI 1, KI 2, dan KI 4 pada mata pelajaran dengan lebih banyak belajar
sambil melakukan, mengalami langsung, bersosialisasi, berinteraksi dengan
alam dalam kondisi yang senyatanya.
Melalui penerapan Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan ini
diharapkan peserta didik dapat menjadi manusia Indonesia yang berkarakter,
terampil, dan berakhlak mulia untuk membangun Indonesia di masa depan.
Semoga panduan ini dapat dijadikan acuan atau pedoman dalam
menerapkan Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan di sekolah dasar
sebagaimana yang diamanatkan dalam Permendikbud No. 63 tahun 2014.
Panduan ini memberikan gambaran teknis bagaimana menerapkan
Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan kepramukaan di sekolah dasar secara
bertahap, sistematis, dan menyeluruh.

Panduan Ekstrakurikuler Wajib


Pendidikan Kepramukaan di Sekolah 63
Dasar
64 Panduan Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan di Sekolah dasar
Panduan Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan di Sekolah
65
Dasar
PANDUAN PENYELESAIAN
SYARAT KECAKAPAN UMUM
PRAMUKA GOLONGAN SIAGA

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA


TAHUN 2011
KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR: 199 TAHUN 2011
TENTANG PANDUAN PENYELESAIAN SKU GOLONGAN SIAGA

TIM SKU Siaga dan Panduan


1. Kak Jana T. Anggadiredja
2. Kak D. Kamarukmi. S
3. Kak Mariati Sutiono
4. Kak Desi Ampriani
5. Kak Desi Susiani
6. Kak Weng D. Riyanto
7. Kak Agus A Rifai

Tim Editor
1. Kak Desi Ampriani
2. Kak Agus A Rifai

Design Cover : Antonius Daud

Diterbitkan oleh :

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka


Jl. Medan Merdeka TImur No. 6 Jakarta 10110

No ISBN:978-979-8318-24-5
KATA PENGANTAR

Salam Pramuka,

Sejalan dengan program revitalisasi Gerakan Pramuka dengan fokus pada pemberdayaan Gugus depan,
Bidang Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian telah berhasil melakukan penyempurnaan program-
program pendidikan dan pelatihan, yang meliputi :
1) Kurikulum bagi peserta didik, meliputi : penyempurnaan Syarat Kecakapan Umum (SKU) untuk
Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega; Panduan Penyelesaian SKU; penyempurnaan Syarat
Kecakapan Khusus (SKK); Modul Permainan Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega;
2) Kurikulum bagi tenaga pendidik dan anggota dewasa, meliputi : Orientasi Kepramukaan (OK);
Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar dan Lanjutan (KMD dan KML) serta Kursus Pelatih
Pembina Pramuka Tingkat Dasar dan Lanjutan (KPD dan KPL); Sistem Pengelolaan dan
Pengembangan Anggota Dewasa; Sistem Pendidikan dan Pelatihan dalam Gerakan
Pramuka;
3) Instrumen penelitian, akreditasi dan Sertifikasi, meliputi : Panduan Akreditasi Gugus depan dan
Litbang Data Dasar Gerakan Pramuka; Panduan Akreditasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan
(Pusdiklat); serta instrumen Sertifikasi Pelatih dan Pembina.

Syarat Kecakapan Umum (SKU) Tahun 2011 sebagai pengganti SKU 1974, dalam perumusannya telah
menyesuaikan dengan 8 (delapan) tahapan Renewed Approach to Programme (RAP) dari WOSM yang
disesuaikan dengan kondisi Gerakan Pramuka, dengan 5 (lima) area pengembangan kecerdasan, yakni :
spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik (SESOSIF). Sedangkan Buku Panduan Penyelesaian
SKU ini, selain untuk pertama kalinya dibuat, diharapkan dapat membantu Pembina Pramuka dalam
upaya penyelesaian SKU peserta didiknya sekaligus diharapkan pula dapat membantu Pembina
Pramuka dalam menyusun program latihan setiap minggunya di gugusdepan.

Kepada Tim Perumus, khususnya Ka. Pusdiklatnas beserta staf, Andalan Nasional Bidang Diklat dan
Penelitian, para Pelatih dan Ka. Biro Diklatpram beserta staf, serta semua pihak yang telah
berkontribusi dalam perumusan dan penerbitan buku ini, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih.

Kami menyadari Buku Panduan Penyelesaian SKU ini masih memiliki kekurangan dan belum
sempurna, karena itu untuk penyempurnaannya kemudian, kami mengharapkan saran-saran dan
masukan. Semoga Alloh Illahi Robbi, Tuhan Yang Maha Esa, selalu memberikan rakhmat, hidayah dan
inayahnya serta selalu memberikan bimbingan dan perlindungan kepada kita semua. Amin.

Jakarta, Desember 2011


Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Waka Bidang Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian,

Prof. Dr. Jana Tjahjana Anggadiredja, MSc., Apt.

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga i


ii Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga
SAMBUTAN
KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

Salam Pramuka,

Revitalisasi Gerakan Pramuka yang dicanangkan oleh Bapak Presiden RI, selaku Ketua Mabinas
Gerakan Pramuka pada Hari Pramuka ke 45 tanggal 14 Agustus 2006, telah mengalami percepatan sejak
Oktober 2009. Revitalisasi Gerakan Pramuka adalah pemberdayaan Gerakan Pramuka yang sudah ada
yang dilakukan secara sistematis, terencana serta berkelanjutan guna memperkokoh eksistensi
organisasi dan lebih meningkatkan peran, fungsi seta pelaksanaan tugas pokok Gerakan
Pramuka.

Program Revitalisasi Gerakan Pramuka yang telah direncanakan dan dilaksanakan oleh Kwartir
Nasional difokuskan pada pemberdayaan gugusdepan dengan penekanan dan pengembangan pada
program-program peserta didik, tenaga pendidik serta prasarana dan sarana pendidikan.

Sejalan dengan program revitalisasi dengan fokus pemberdayaan gugusdepan, pada tahun 2011 Bidang
Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian telah berhasil melakukan penyempurnaan program-program pendidikan
peserta didik dan tenaga pendidik, serta perumusan standardisasi satuan pendidikan melalui instrumen
akreditasi.

Buku yang ada di hadapan Kakak-kakak adalah Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum
(SKU) berdasarkan Surat Keputusan Ketua Kwarnas No. 199 Tahun 2011, tanggal 4 Oktober 2011,
terdiri atas 4 (empat) buku yang masing-masing diperuntukan sebagai Panduan Penyelesaian SKU Siaga,
Penggalang, Penegak dan Pandega. Buku-buku tersebut sebagai kelanjutan dari penyempurnaan Syarat
Kecakapan Umum (SKU) untuk Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega, berdasarkan Surat
Keputusan Ketua Kwarnas No. 198 Tahun 2011, tanggal 4 Oktober 2011.

Panduan ini dibuat untuk pertama kalinya sebagai upaya Kwartir Nasional melengkapi keperluan
pelaksanakan pendidikan dan pelatihan di Gugus depan, oleh karena itu kami berharap buku ini dapat
bermanfaat khususnya bagi Pembina Pramuka dan Pelatih Pembina Pramuka.

Kepada Tim Perumus dan semua pihak yang telah membantu dalam perumusan dan penerbitan buku
ini, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih
dan Penyayang selalu memberikan tuntunan, perlindungan, rakhmat dan hidayah kepada kita semua.
Amin.

Jakarta, Desember 2011


Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Ketua,

Prof. DR. Dr. H. Azrul Azwar, MPH.

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga iii


iv Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................i
Sambutan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka..........................................................iii
Daftar Isi................................................................................................................................v
Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 199 Tahun 2011........................vii
I. Pendahuluan....................................................................................................................1
II. Pramuka Siaga (Kesiagaan)............................................................................................3
1. Filosofi.....................................................................................................................3
2. Kiasan Dasar Pramuka Siaga...................................................................................3
3. Sifat Karakter Pramuka Siaga..................................................................................4
4. Sifat Kegiatan..........................................................................................................5
5. Organisasi Perindikan Siaga....................................................................................5

III. Peran Pembina................................................................................................................7


1. Sistem Among.........................................................................................................7
2. Tugas Pokok Pembina Siaga...................................................................................8
3. Tanggung jawab Pembina Siaga..............................................................................9
4. Peran Pembina Siaga...............................................................................................9
5. Profil Pembina Siaga...............................................................................................9

IV. Area Pengembangan Peserta Didik.................................................................................11


1. Area Pengembangan Spritual..................................................................................11
2. Area Pengembanga Emosional................................................................................12
3. Area Pengembangan Sosial.....................................................................................13
4. Area Pengembangan Intelektual..............................................................................14
5. Area Pengembangan Fisik.......................................................................................15

V. Syarat-Syarat dan Tanda Kecakapan Umum..................................................................17


1. Materi SKU..............................................................................................................18
2. Indikator...................................................................................................................39
3. Proses Penyelesaian SKU........................................................................................69

VI. Pelantikan........................................................................................................................71
1. Upacara Pelantikan..................................................................................................71
2. Proses Pelantikan.....................................................................................................71

VII.Penutup...........................................................................................................................75

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga v


vi Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR: 199 TAHUN 2011
TENTANG
PANDUAN PENYELESAIAN SYARAT KECAKAPAN UMUM

Ketua kwartir nasional Gerakan Pramuka,


Menimbang : a. bahwa untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka, pendidikan terhadap
anggota muda harus dilaksanakan secara efektif dan efisien dan
didukung dengan kurikulum pendidkan yang berkualitas.
b. bahwa Syarat Kecakapan Umum (SKU) yang merupakan kurikulum
pendidikan anggota muda yang ditetapkan dengan Keputusan Kwartir
Nasional nomor: 088/KN/74 tahun 1974 telah disempurnakan
disesuaikan dengan Undang-undang Republik Indonesia nomor 12
Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, Anggoran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka serta Rencana Strategik
Gerakan Pramuka tahun 2009-2014.
c. bahwa untuk membantu kelancaran proses pendidikan di lapangan
perlu dikeluarkan Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum
(SKU) yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kwartir Nasional.

Mengingat : 1. Undang-undang No : 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka


2. Keputusan Presiden RI Nomor : 24 tahun 2009 tentang pengesahan
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka
3. Keputusan Ketua kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor : 203
tahun 2009 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka

4. Rencana Strategik Gerakan Pramuka tahun 2009-2014


5. Keputusan Kwartir Nasional nomor; 198 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Syarat Kecakapan Umum.

Memperhatikan : 1. Hasil Lokakarya Panduan Penyelesaian SKU


2. Arahan Pimpinan Kwarnas

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Menetapkan Panduan Penyelesainan Syarat Kecakapan Umum (SKU)
sebagaimana terlampir pada surat keputusan ini sebagai acuan bagi
Pembina Pramuka di lapangan, terdira atas;
1. Panduan Penyelesainan SKU Golongan Pramuka Siaga, tercantum
pada lampiran I

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga vii


2. Panduan Penyelesainan SKU Golongan Pramuka Penggalang,
tercantum pada lampiran II
3. Panduan Penyelesainan SKU Golongan Pramuka Penegak, tercantum
pada lampiran III
4. Panduan Penyelesainan SKU Golongan Pramuka Pandega, tercantum
pada lampiran IV

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Apabila ternyata terdapat kekeliruan dalam kepurusan ini, akan diadakan pembetulan
sebagaiman mestinya

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 28 Oktober 2011

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka


Ketua,

Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, MPH

viii
Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR: 199 TAHUN 2011
TENTANG

PANDUAN
PENYELESAIAN SYARAT KECAKAPAN UMUM
PRAMUKA GOLONGAN SIAGA

BAB I
PENDAHULUAN

Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang membina/mendidik kaum muda


menjadi manusia berwatak, berkepribadian dan berahlak mulia. Sebagai wadah
pendidikan yang melengkapi dan menguatkan pendidikan keluarga dan pendidikan
sekolah maka pendidikan dalam Gerakan Pramuka harus selaras dan saling melengkapi.

Di era globalisasi saat ini persaingan dan peluang sudah menjadi satu kesatuan sehingga
Gerakan Pramuka harus memiliki daya saing yang kuat agar menjadi pilihan utama dan
pertama bagi generasi muda serta diminati masyarakat. Artinya hasil dari pendidikan
kepramukaan menjadikan watak dan kepribadian anak yang menjadi Pramuka Siaga, lebih
baik daripada watak dan kepribadian anak yang tidak menjadi Pramuka Siaga.

Gerakan Pramuka dalam melaksanakan pendidikannya menerapkan Prinsip Dasar


Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang hasilnya (outcome) adalah anggota yang
memiliki kompetensi (nilai-nilai dan keterampilan) sejalan dan sesuai dengan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Prinsip Dasar Kepramukaan berisi nilai
dan norma dalam kehidupan seluruh anggota Gerakan Pramuka mencakup:
1. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
3. Peduli terhadap diri pribadinya;
4. Taat kepada Kode Kehormatan.

Sebagai norma hidup, Prinsip Dasar Kepramukaan ditanamkan dan ditumbuh kembangkan
secara terus menerus kepada setiap peserta didik melalui proses penghayatan untuk dan
oleh diri pribadinya dengan bantuan para tenaga pendidik.

Metode Kepramukaan merupakan cara untuk melaksanakan Prinsip Dasar Kepramukaan.


Oleh karena itu setiap pembina harus memahami bahwa setiap kegiatan kepramukaan
wajib didasari Prinsip Dasar Kepramukaan dan dilaksanakan dengan menggunakan
metode kepramukaan. Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan
ciri khas yang membedakan pendidikan kepramukaan dengan pendidikan lainnya.

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 1


Sistim Tanda Kecakapan adalah salah satu metode kepramukaan untuk mendorong dan
merangsang Pramuka Siaga agar memiliki kecakapan dalam pengembangan pribadinya.
Tanda Kecakapan bukan merupakan tujuan tapi merupakan alat untuk mencapai tujuan
Gerakan Pramuka. Di dalam sistem ini terdapat dua kecakapan yaitu Syarat dan Tanda
Kecakapan Umum serta Syarat dan Tanda Kecakapan Khusus .

Untuk dapat memiliki kecakapan tersebut, setiap Pramuka wajib menyelesaikan Syarat-
syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat-syarat Kecakapan Khusus (SKK). Syarat-
syarat dan Tanda Kecakapan disusun berdasarkan golongan usia peserta didik.

Untuk mencapai syarat-syarat tersebut Pramuka Siaga memerlukan bimbingan dari


Pembinanya. Panduan Pramuka Siaga ini disusun untuk memandu para Pembina Pramuka
Siaga dalam memahami dan mengaplikasikan Sistim Tanda Kecakapan Umum di
Perindukan Siaga.

2 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga


BAB II
PRAMUKA SIAGA (KESIAGAAN)

Sebagai Pembina Pramuka Siaga dapat berperan sebagai pengganti orang tua mereka dan
sebagai mitra mereka, kita akan mewajibkan diri untuk betul – betul memahami Pramuka
Siaga, agar dapat menciptakan hubungan kekeluargaan, untuk itu Pembina Pramuka Siaga
perlu
dapat memahami kesiagaan, sebagai berikut:

1. Filosofi
Periode anak usia 7 tahun sampai dengan 10 tahun merupakan kehidupan masa kecil
yang indah dan menyenangkan. Anak-anak seusia ini memiliki sifat unik dan beragam
yang pada dasarnya merupakan pribadi yang aktif dan tidak pernah diam. Mereka
senang dengan lingkungan sekitarnya dan pada umumnya sangat kreatif. Pada saat itu
orang tua mulai melihat penampilan dan kepribadian putranya yang membuatnya harus
memberikan perhatian yang lebih untuk perkembangannya. Orang tua dapat
mengarahkan mereka untuk mengurangi sifatnya yang kurang positif melalui
sosialisasi dalam kelompok kehidupan sebaya. Kelompok tersebut hendaknya dapat
menjamin tidak akan mengekang pribadinya, namun dapat mengendalikan
egoismenya, dapat merasa memiliki teman, peduli, dan dapat menampung sifat aktif
dan kreatifnya. Dengan kata lain kelompok dapat memberikan kontribusi dalam
meningkatkan pribadi anak meliputi area pengembangan spiritual, emosional, sosial,
intelektual dan fisik. Hal yang cukup penting adalah anak-anak merasa nyaman di
dalam kelompoknya seperti halnya kenyamanan dalam kehidupan bahagia di
keluarganya.

Di lingkungan Gerakan Pramuka kehidupan anak-anak seusia ini dikelompokkan


dalam kelompok kecil yang disebut Barung dan beberapa barung dihimpun dalam
Perindukan Siaga. Dalam perindukan, Pramuka Siaga dibina oleh Pembina Siaga yang
memberikan pembinaan secara pribadi.

2. Kiasan Dasar Pramuka Siaga


Kiasan dasar adalah ungkapan yang digunakan secara simbolik dalam penyelenggaraan
pendidikan kepramukaan, dan merupakan salah satu metode untuk mengembangkan
imajinasi Siaga, mendorong kreativitas dan keikutsertaannya dalam setiap kegiatan.

Kiasan dasar yang digunakan dalam kelompok Siaga antara lain:


a. Pramuka usia 7 -10 tahun disebut Siaga. Nama Siaga diambil dari kiasan dasar
yang bersumber pada romantika perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih
kemerdekaan dari penjajahan Belanda yaitu masa “mensiagakan” rakyat yang
merupakan awal dimulainya perjuangan baru yaitu tanggal 20 Mei 1908.
b. Sebutan tingkatan golongan Pramuka Siaga terdiri atas:
o Siaga Mula mengkiaskan tingkatan kecakapan mula-mula (awal) yang dimiliki
Siaga.
o Siaga Bantu mengkiaskan tingkatan kecakapan siaga yang dapat membantu
pekerjaan-pekerjaan tertentu,

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 3


o Siaga Tata mengkiaskan tingkat kecakapan Siaga sudah diikutsertakan untuk
menata karya kesiagaan. Menata karya artinya menyusun dan mengatur
pekerjaan dengan rapih dan bersih.
c. Sebutan “Barung” yang berarti tempat penjaga ramuan bangunan mengkiaskan
kelompok kecil Siaga beranggotakan 6 sampai dengan 8 anak.
d. Sebutan “Perindukan” yang berarti tempat anak cucu berkumpul, mengkiaskan
kelompok Siaga yang terdiri dari 3 sampai 4 barung.

Pada usia yang terhitung masih muda kehidupan anak seusia Siaga masih berkisar di
seputar keluarga, yaitu kehidupan yang ada ayah dan ibu bahkan kadang ada paman
dan bibi tinggal bersama keluarga tersebut. Keluarga merupakan pusat aktivitasnya.
Pembinaan Pramuka Siaga dikiaskan sebagai kehidupan “Keluarga Bahagia” dimana
terdapat ayah, ibu dan bibi serta paman. Suasana keluarga bahagia digambarkan selalu
harmonis, saling mencintai, riang gembira, rukun, saling tolong menolong. Mereka
merupakan keluarga yang takwa kepada Tuhan yang Maha Esa, hidup aman dan damai
tanpa rasa takut.

Dalam pembinaan Siaga, suasana keluarga bahagia ini dialihkan ke lapangan tempat
latihan Siaga di alam terbuka. Di tempat latihan juga ada “ayah” yang dipanggil
Yanda, “ibu” yang dipanggil Bunda, “bibi” yang dipanggil Bucik dan paman yang
dipanggil Pakcik. Pada golongan Siaga wadah pembinaannya disebut Perindukan
Siaga sesuai dengan kiasan dasar bahwa Siaga masih “menginduk” pada keluarganya.

3. Sifat karakter Pramuka Siaga


Perkembangan kejiwaan anak usia Siaga perlu dihayati oleh pembinanya melalui
pengenalan dan pemahaman sifat-sifat karakter. Sifat karakter Pramuka Siaga:
a. sifat karakter yang positif antara lain:
• senang bermain, bergerak dan bekerja;
• senang meniru, senang menghayal;
• senang menyanyi, gemar mendengar cerita;
• senang bertanya, ingin tahu, ingin mencoba;
• senang pamer, senang disanjung, senang kejutan;
• spontan, lugu, polos;
• senang bersenda gurau dan lain-lain.
b. sifat dan karakter yang kurang positif antara lain:
• labil, emosional, egois;
• manja, mudah putus asa;
• sensitif, rawan, mudah kecewa;
• malu-malu, memerlukan perlindungan dan lain-lain.

Dengan memanfaatkan sifat karakter Siaga baik yang positif maupun yang kurang
positif, Pembina mengemas kegiatan latihan di perindukan antara lain dalam bentuk
permainan yang penuh gerak, cerita, dongeng, nyanyian dan tari.
Bermain adalah dunia Pramuka Siaga. Bermain sebagai proses pendidikan merupakan
alat utama pembinaan Siaga, dimana mereka dengan riang gembira, penuh semangat
dan penuh kebebasan, giat melibatkan diri dalan kegiatan permainan.

4 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga


Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 5
b. Pemimpin Pramuka Siaga
1) Pemimpin Barung dipilih oleh dan dari para anggota barung dengan bantuan
pembina dan Pembantu Pembina Siaga.
2) Pemimpin Barung menunjuk Wakil Pemimpin Barung dari anggota barung.
3) Barung dipimpin oleh seorang Pemimpin Barung secara bergilir.
4) Para pemimpin barung memilih salah seorang di antara pemimpin barung
sebagai Pemimpin Barung Utama di tingkat perindukan yang dipanggil Sulung.

c. Dewan Siaga
Untuk pendidikan kepemimpinan para Pramuka Siaga, dibentuk Dewan
Perindukan Siaga disebut Dewan Siaga.
1) Dewan Siaga beranggotakan dari seluruh anggota perindukan.
2) Ketua Dewan Siaga adalah Sulung.
3) Pertemuan Dewan Siaga diadakan sekurang-kurangnya tiga bulan sekali atau
sesuai dengan kebutuhan program.
4) Acara pertemuan Dewan Siaga adalah membahas hal-hal tertentu seperti
memilih kegiatan yang diusulkan oleh Pembina Siaga, mengurus dan mengatur
kegiatan perindukan dan menjalankan keputusan- keputusan yang diambil
dewan termasuk pemberian penghargaan. Pertemuan bersifat formal.
d. Pemimpin Perindukan
1) Perindukan dipimpin oleh Pembina Putri yang disebut Bunda atau Pembina
Putra yang disebut Yanda, dibantu oleh Bucik atau Pakcik.
2) Dalam pembinaan, Siaga puteri dibina oleh Pembina Puteri, Siaga Putera,
dibina oleh Pembina putera atau Pembina puteri, Pembina putera tidak
diperkenankan membina Siaga puteri.

6 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga


BAB III
PERAN PEMBINA PRAMUKA

Untuk dapat menghasilkan Pramuka Siaga yang diharapkan sesuai dengan tujuan Gerakan
Pramuka, diperlukan Pembina Pramuka Siaga yang mampu mengimplementasikan teknik
pembinaan yang efektif dan kreatif sehingga Perindukan Siaga bergerak dinamis.

Ditinjau dari hubungan pendidik atau pembina dengan peserta didik atau pramuka,
pendidikan kepramukaan bersendikan sistem among.

1. Sistem Among
Sistem Among merupakan salah satu cara pelaksanaan pendidikan dalam Gerakan
Pramuka. Dengan Sistem ini Pembina memberikan kebebasan kepada peserta didik
untuk dapat bergerak dan bertindak secara leluasa, dengan sejauh mungkin
menghindari unsur-unsur perintah, keharusan paksaan sepanjang tidak merugikan baik
bagi diri sendiri maupun masyarakat sekitarnya. Tujuannya untuk menumbuhkan dan
mengembangkan rasa percaya diri dan kreativitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.
Sistim Among dalam bentuk kalimat adalah:

ING NGARSA SUNG TULADA (di depan memberi teladan)


ING MADYA MANGUN KARSA (di tengah membangun kemauan)
TUT WURI HANDAYANI (dari belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik ke
arah kemandirian)

Tujuan Gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan yang membina watak bagi
kaum muda dikatakan tercapai dengan efektif, jika sikap perilaku dan kegiatan peserta
didik merupakan refleksi dari kegiatan kepramukaan.
Untuk mencapai hal tersebut maka proses pendidikan harus diberikan secara kongkrit
berupa contoh, yang merupakan teladan bagi peserta didik. Teladan yang paling efektif
adalah teladan dari Pembina. Sikap dan perilaku Pembina akan menjadi teladan dan
dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembina perlu memberikan motivasi dan dorongan agar peserta didik mampu
mengatasi permasalahan yang terjadi serta dapat mengembangkan diri, percaya diri,
dan mampu berkarya atas karsanya yang positif.

Sistem Among mewajibkan Pembina Pramuka menerapkan kepemimpinan sebagai


berikut:

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 7


8 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga
3. Tanggung jawab Pembina Pramuka Siaga
Dalam melaksanakan peran dan tugasnya, Pembina Pramuka Siaga bertanggungjawab
atas :
a. tetap terjaganya pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan serta sistim Among pada semua kegiatan Pramuka Siaga;
b. terselenggaranya kepramukaan yang teratur dan terarah sesuai dengan visi dan misi
Gerakan Pramuka;
c. terwujudnya Pramuka Siaga yang berkepribadian, berwatak, berbudi pekerti luhur,
dan sebagai warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, yang setia
dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta menjadi anggota
masyarakat yang baik berguna;
d. dalam melaksanakan tugasnya Pembina Pramuka bertanggungjawab kepada Tuhan
Yang Maha Esa, masyarakat, Pembina Gugus depan dan diri pribadinya sendiri.

4. Peran Pembina Siaga


a. Perancang program kegiatan sesuai dengan kebutuhan Pramuka Siaga.
b. Bergiat bersama peserta didik, pembimbing, pemberi dukungan dan fasilitas agar
para peserta didik dapat bergiat dengan teman-teman dalam satuannya dengan
riang gembira, tekun, terjamin keselamatannya, dan menghasilkan kepuasan batin
pada semua peserta didik.
c. Pemberi bimbingan dan bantuan kepada Siaga dengan menggunakan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, dan Sistem Among, sehingga melalui
kegiatan yang disajikan, Pembina Pramuka dapat mendidikkan sikap dan perilaku
yang dilandasi kematangan spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik.
d. Pelaksana kebijakan Gerakan Pramuka yang terdepan dalam melaksanakan
pendidikan bagi Pramuka Siaga.

5. Profil Pembina Siaga


Pembina Siaga adalah sosok seseorang yang dapat diteladani dengan kepribadian
yang:
a. terbuka dan percaya diri;
b. jujur;
c. mencintai anak;
d. memiliki selera humor;
e. dapat menjadi pendengar yang baik;
f. menghargai gagasan yang berbeda;
1) tidak egois;
2) lembut tapi tegas;
3) menikmati pekerjaannya;
4) mengakui bahwa ia dapat berbuat kesalahan;
5) memiliki komitmen pada perubahan;
6) mampu merencanakan;
7) dapat menyanyi, menari dan mendongeng.

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 9


10 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga
BAB IV
AREA PENGEMBANGAN PESERTA DIDIK

Pendidikan kepramukaan mendorong peserta didik untuk mengembangkan segala dimensi


kepribadian secara seimbang. Hal tersebut merupakan dorongan dalam mengeksplorasi
pertumbuhan dari segala kemungkinan yang bisa diraih untuk menjadi manusia seutuhnya.
Guna mencapai tujuan tersebut, kepramukaan mengembangkan area-area perkembangan,
mencakup keragaman yang luas dalam dimensi kepribadian manusia, serta mengaturnya
dalam struktur kepribadian. Area pengembangan kepribadian meliputi, pengembangan
spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik.

Setiap area pengembangan memiliki kompetensi akhir yang harus dicapai. Kompetensi
akhir dijabarkan secara berkesinambungan dan meningkat, menjadi kompetensi dasar yang
harus dicapai di tingkat Siaga Mula, Siaga Bantu dan Siaga Tata
Kompetensi ini dimaksudkan untuk memberikan arah pengembangan pribadi, menetapkan
arah potensi yang dapat dicapai oleh setiap tingkatan Pramuka Siaga sesuai dengan usia
dan sifat pribadi masing-masing serta berfungsi sebagai dasar untuk mengetahui
perkembangan pribadi. Kompetensi akhir merupakan sasaran yang diharapkan dapat
dicapai setelah secara bertahap Pramuka Siaga menempuh Syarat Kecakapan Umum.

1. Area Pengembangan Spiritual


a. Pengertian
Pengembangan spiritual adalah pengembangan yang berkaitan dengan pengetahuan
yang mendalam untuk memahami dan menghayati kekayaan spiritual yang dimiliki
masyarakat. Pembina wajib meyakini bahwa spiritual menjadi pegangan hidup dan
merupakan bagian dari kehidupan untuk menghargai spiritual pilihan orang lain.
Pengembangan spiritual memberikan motivasi hidup sebagai alat untuk diamalkan
agar menjadi manusia seutuhnya.
Agama mengatur hubungan antara Tuhan dengan manusia, hubungan antara
manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia
dengan dirinya sendiri. Hubungan tersebut dapat menjamin keserasian, keselarasan
dan keseimbangan hidup manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota
masyarakat dalam mencapai kemajuan lahiriah dan kebahagiaan rohaniah.
Pengembangan spiritual pada Pramuka Siaga merupakan salah satu aplikasi Prinsip
Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.
b. Tujuan
Tujuan pengembangan Spiritual Pramuka Siaga adalah membantu memperdalam
dan memperkuat keimanan, ketaqwaan dan mensyukuri kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa dengan melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.
c. Sasaran
1) Sasaran Umum
a) Menanam, memupuk, menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa.

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 11


b) Setiap Pramuka Siaga meyakini pentingnya hidup beragama dalam bingkai
NKRI, yang berdasarkan Pancasila.
c) Bersyukur/ berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa.
d) Menghormati penganut agama dan kepercayaan lain.
e) Mendorong untuk mencapai SKU dan SKK bidang spiritual.

2) Sasaran Khusus.
a) Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa
b) Memahami ajaran agama masing-masing sesuai dengan usia.
c) Kecintaan pada Tuhan Yang Maha Esa dan Rosul Nya.
d) Rasa berkewajiban berbudi pekerti yang baik terutama terhadap kedua
orang tua.
e) Setiap hari berbuat kebaikan.

d. Standar Kompetensi
1) Kompetensi dasar Pramuka Siaga diatur secara berkesinambungan untuk Siaga
Mula, Siaga Bantu dan Siaga Tata sebagai berikut:
a) Siaga Mula, mengenal aturan agama yang dianutnya dan agama serta
budaya lain;
b) Siaga Bantu, memahami aturan aturan agama yang dianutnya dan toleransi
terhadap penganut agama dan budaya lain;
c) Siaga Tata, melaksanakan aturan-aturan agama yang dianutnya dan
menghormati penganut agama dan budaya lain.
2) Kompetensi akhir yang diharapkan dapat dicapai dalam Area Pengembangan
Spiritual untuk Pramuka Siaga adalah dapat melaksanakan aturan-aturan agama
di lingkungannya dengan benar, melaksanakan ibadah sesuai dengan agama
yang dianutnya, berperilaku jujur serta setiap hari berbuat kebaikan.
3) Standar kompetensi yang diharapkan dapat dicapai dalam pengembangan
spiritual Pramuka Siaga

2. Area Pengembangan Emosional


a. Pengertian
Pengembangan emosional adalah pengembangan yang berkaitan dengan perasaan
dan cara mengungkapkan emosi, keseimbangan dan kematangan emosi dalam
mencapai dan memelihara kebebasan diri. Emosi dan perasaan merupakan bagian
dari kehidupan yang membantu pembentukan pribadi.
Dalam pengembangan ini Pramuka Siaga mendapatkan kesempatan mengenali,
memahami dan mengungkapkan nilai-nilai kepramukaan, belajar mengendalikan
kepekaan yang berlebihan, mengatasi rasa malu, rasa tidak aman dan sifat
memberontak.

b. Tujuan
Tujuan pengembangan emosional adalah membantu Pramuka Siaga untuk
menumbuh kembangkan perasaan dan pengungkapannya secara wajar, menghargai
orang lain serta dapat mengendalikan emosinya dengan seimbang.

12 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga


c. Sasaran
Sasaran pengembangan emosional adalah Pramuka Siaga mampu:
1) memahami nilai-nilai kepramukaan;
2) mengenali, mengakui dan menerima dirinya;
3) mengetahui dan menyampaikan identitas dirinya;
4) menyampaikan dan mengekspresikan perasaan hati;
5) mengendalikan perasaan dan emosi dalam rangka menghargai orang lain;
6) mengubah sikap dan perilaku lebih positif.

d. Kompetensi
1) Kompetensi dasar untuk masing-masing tingkatan golongan Pramuka Siaga
adalah sebagai berikut:
a) Siaga Mula : mengenal Dwisatya dan Dwidarma
b) Siaga Bantu : memahami Dwisatya dan Dwidarma.
c) Siaga Tata : mengamalkan Dwisatya dan Dwidarma.
2) Kompetensi akhir yang diharapkan dapat dicapai dalam Pengembangan
Emosional adalah dapat mengenal, menyikapi, mengekspresikan nilai-nilai
kepramukaan, keindahan dan harmoni yang dicerminkan dengan perubahan
sikap dan perilaku.

3. Area Pengembangan Sosial


a. Pengertian
Pengembangan sosial adalah pengembangan pribadi yang berkaitan dengan saling
ketergantungan dengan orang lain dan membangun kemampuan untuk bekerjasama
serta memimpin.
Sesuai kiasan dasar pembinaan Pramuka Siaga yaitu keluarga bahagia, para Siaga
dibina untuk saling mencintai, menghormati, ketergantungan baik terhadap
keluarga, sesama teman maupun terhadap yanda, bunda, pakcik dan buciknya. Satu
cara untuk membuat diri bahagia adalah membahagiakan orang lain. Mereka hidup
damai saling tolong menolong, peduli dengan lingkungan sekitarnya, menaati
aturan di kelompoknya, aturan keluarga/di rumah, dan aturan di lingkungannya. Di
masyarakat, Siaga mengetahui tempat-tempat penting yang dapat membantu
memberikan pertolongan jika diperlukan dan dapat bekerja sama dengan siapapun.

b. Tujuan
Tujuan pengembangan sosial adalah membantu Pramuka Siaga dalam
mengembangkan hubungan dengan keluarga, teman, orang-orang di sekitarnya,
komunikasi, kepemimpinan, kemandirian, kerjasama dan solidaritas.
c. Sasaran
Sasaran pengembangan Sosial adalah Pramuka Siaga mampu:
1) berkomunikasi lebih baik dengan keluarga, teman maupun orang lain;
2) menghargai orang lain;
3) bekerjasama;
4) berperan dalam barung, perindukan maupun kelompok;
5) sebagai warga Negara Indonesia yang patuh.

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 13


d. Kompetensi
1) Kompetensi akhir yang diharapkan dapat dicapai dalam pengembangan sosial
adalah taat pada aturan keluarga, perindukan dan sekolah, serta lingkungannya,
menghormati sesama serta mengetahui wawasan kebangsaan.
2) Kompetensi dasar untuk masing-masing tingkatan adalah sebagai berikut:
a) Siaga Mula: mengenal anggota keluarga, teman satu barung dan mengenal
teman satu Perindukan.
b) Siaga Bantu: mengenal lingkungan dan mengetahui aturan-aturan sosial
yang ada di lingkungannya.
c) Siaga Tata: menaati aturan-aturan sosial yang berlaku di lingkungannya dan
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan dengan penuh tanggungjawab
serta mengetahui wawasan kebangsaan.

4. Area Pengembangan Intelektual


• Pengertian
Pengembangan intelektual adalah pengembangan yang berkaitan dengan
kemampuan berfikir, berinovasi dan menggunakan informasi untuk situasi yang
berbeda.
Pada dasarnya setiap anak memiliki kemampuan intelektual yang diartikan
sebagai kecerdasan. Dengan kecerdasan yang dimilikinya, Pramuka Siaga dapat
membuat hubungan untuk mengumpulkan informasi, berfikir secara kritis untuk
memecahkan masalah secara kreatif. Intelektual yang diperoleh dalam
perindukan berbeda dengan intelektual yang diperoleh dari sekolah karena
kecerdasan yang diperoleh berdasar hasil diskusi dan pengalaman di
lapangan/latihan.

• Tujuan
Tujuan Pengembangan Intelektual Pramuka Siaga adalah membantu
menumbuhkan keingintahuan sesuatu dengan menghimpun informasi,
memproses dan memecahkan masalah.
Siaga didorong dapat mengembangkan diri untuk mengenal pengetahuan dan
teknologi, berfikir kreatif, menjadi pemimpin dan menggunakan kesempatan
untuk memecahkan masalah baik di barungnya maupun di perindukan.

• Sasaran
Sasaran pengembangan Intelektual adalah Pramuka Siaga mampu:
1) mengaktualisasikan keingin-tahuannya;
2) mengumpulkan dan memproses informasi;
3) memecahkan masalah dengan semangat dan kreatif;
4) mendapatkan hal-hal baru yang berkaitan dengan pengetahuan dan teknologi.

• Kompetensi
1) Kompetensi akhir yang diharapkan adalah mengenal, menyikapi dan
mengapresiasi (menghargai) pengetahuan dan teknologi serta membiasakan
berfikir dan berperilaku yang kritis dan kreatif.

14 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga


2) Kompetensi dasar untuk masing-masing tingkatan adalah sebagai
berikut:
1) Siaga Mula: mengenal pengetahuan, teknologi dan keterampilan
kepramukaan.
2) Siaga Bantu: melaksanakan pengetahuan teknologi dan keterampilan
kepramukaan serta dapat memanfaatkannya.
3) Siaga Tata: dapat menceritakan pengetahuan dan teknologi serta
keterampilan kepramukaan yang dimilikinya dalam barung dan
perindukan.

5. Area Pengembangan Fisik


a. Pengertian
Pengembangan Fisik adalah pengembangan yang berkaitan dengan tubuh
manusia, mengenali kebutuhannya, serta pemeliharaan agar menjadi sehat dan
bugar.
Tuhan telah menciptakan manusia sebagai mahkluk yang sempurna di dunia
sehingga kita wajib untuk mensyukuri hal tersebut. Rasa syukur dapat
diwujudkan dengan menjaga dan memelihara tubuh agar sehat dan kuat.

b. Tujuan
Tujuan pengembangan fisik Pramuka Siaga adalah mengenali tubuhnya,
bertanggung jawab atas pertumbuhan dan fungsi tubuhnya, serta dapat menjaga
agar tetap sehat dan bugar.

c. Sasaran
Sasaran pengembangan fisik adalah Pramuka Siaga mampu:
1) mengenali tubuhnya;
2) memahami fungsi organ tubuh;
3) memelihara dan menjaga kesehatan;
4) berperilaku hidup bersih dan sehat;
5) makan makanan yang bergizi seimbang;
6) melakukan olah raga secara rutin;
7) menggunakan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat.

d. Kompetensi
1) Kompetensi dasar untuk masing-masing tingkatan adalah sebagai berikut:
• Siaga Mula: mengenal organ tubuh, gerakan dasar olah raga, kebersihan
dan kesehatan.
• Siaga Bantu: memahami fungsi organ tubuh, gerakan dasar olah raga,
kebersihan dan kesehatan.
• Siaga Tata: membiasakan hidup bersih dan sehat dengan menjaga
kebersihan, berolah raga secara teratur dengan mematuhi aturannya,
minum cukup dan makan dengan menu gizi seimbang.
2) Kompetensi akhir yang diharapkan adalah meningkatkan potensi fisik
(melakukan olah raga), dan menanamkan sportivitas serta kesadaran hidup
bersih dan sehat.

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 15


16 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga
BAB V
SYARAT DAN TANDA KECAKAPAN UMUM

Sistem Tanda Kecakapan adalah salah satu Metode Kepramukaan untuk mendorong dan
merangsang Pramuka Siaga agar memiliki kecakapan untuk pengembangan pribadinya.
Tanda Kecakapan bukan merupakan tujuan tapi merupakan alat pendidikan untuk
mencapai tujuan Gerakan Pramuka. Pramuka Siaga akan mendapat Tanda Kecakapan
apabila telah menyelesaikan syarat-syarat kecakapan (telah diuji) dari pembinanya sebagai
penghargaan atas kecakapan yang diraihnya.

Pembina harus menjamin bahwa kecakapan yang dimiliki Pramuka Siaga cukup dapat
dipertanggung jawabkan, dengan pengertian bahwa Pramuka Siaga memperoleh Tanda
Kecakapan sesuai dengan prosedur setelah memenuhi syarat-syarat kecakapan yang
diinginkan atau diminati.

Kecakapan dalam Gerakan Pramuka terdiri atas:


1. Kecakapan Umum.
2. Kecakapan Khusus

Kecakapan Umum Pramuka Siaga adalah kecakapan yang wajib dipenuhi Pramuka Siaga
untuk pengembangan pribadinya.
Syarat Kecakapan Umum (SKU) Pramuka Siaga adalah syarat-syarat kecakapan yang
wajib dipenuhi oleh Pramuka Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU).
TKU Pramuka Siaga merupakan tanda kecakapan setelah memenuhi syarat-syarat
kecakapan umum sesuai dengan tingkatannya.
SKU dan TKU Pramuka Siaga diatur sesuai dengan tingkatan Pramuka Siaga yaitu:
a. SKU dan TKU Siaga Mula.

b. SKU dan TKU Siaga Bantu.

c. SKU dan TKU Siaga Tata.

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 17


Kecakapan Khusus Pramuka Siaga adalah kecakapan, kepandaian, kemahiran,
ketangkasan, keterampilan di bidang tertentu yang dimiliki Pramuka Siaga sesuai dengan
minat dan bakatnya.

SKK adalah syarat-syarat kecakapan sesuai dengan minat dan bakat Siaga yang harus
dipenuhi untuk mendapatkan TKK.

TKK merupakan tanda kecakapan khusus bagi Pramuka Siaga setelah menempuh syarat-
syarat khusus sesuai dengan minat dan bakatnya.

Selain kecakapan tersebut Siaga dapat memperoleh Tanda Pramuka Garuda sebagai
penghargaan yang diberikan kepada Pramuka Siaga setelah memenuhi Syarat-syarat
Pramuka Siaga Garuda (lihat PP Pramuka Garuda).

1. Materi SKU
Butir-butir SKU merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang harus dididikkan
kepada Siaga.
a. Materi SKU Pengembangan Spiritual
Pengembangan spiritual pada Pramuka Siaga merupakan salah satu aplikasi Prinsip
Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang membantu memperdalam dan
memperkuat keimanan, ketaqwaan dan mensyukuri kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa dengan melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya.
1) Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kebebasan kepada setiap warga
negaranya termasuk Siaga untuk memeluk agama yang dipilihnya. Setiap agama
memiliki Kitab Suci masing-masing sebagai pegangan hidupnya. Kitab suci
agama Islam adalah Al Qur an, kitab suci agama Katolik dan agama Kristen
adalah Injil, kitab suci agama Budha adalah Weda dan kitab suci agama Hindu
adalah Tripitaka.
Materi SKU Spiritual yang terkait dengan kitab suci mengacu pada kitab suci
masing-masing agama, tidak diurai dalam panduan ini.
2) Sebagai mahkluk Tuhan, Siaga harus mengakui kebesaran ciptaanNya yang
tidak ada duanya. Pagi hari pada saat matahari terbit, akan terlihat betapa
indahnya pemandangan langit diufuk timur. Sebagian bola merah dengan
semburat sinarnya muncul perlahan-lahan, makin lama semakin kelihatan
bentuknya yang

18 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga


bulat. Sangat menakjubkan. Demikian juga pada saat matahari terbenam sangat
indah dan memukau. Pemandangan ini terlihat akan lebih jelas dan akan dapat
menegakkan bulu roma jika kita sedang berada di pantai atau di balik gunung.
3) Mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Tuhan, merupakan salah satu ajaran
agama. Semakin kita mensyukuri nikmat yang ada semakin terasa betapa maha
pemurah dan maha kayanya Tuhan. Pemandangan alam saat Siaga sedang
wisata diperkebunan teh dan meninjau pabriknya. Apa yang dapat dirasakan
Siaga saat itu? Pemandangan gunung indah dengan hamparan kebun teh,
sejauh-jauh mata memandang hamparan hijau yang memukau. Udara segar
bertiup dengan lembutnya yang membuat badan terasa sehat dan segar, sungguh
menyenangkan dan nikmat rahmat Tuhan. Kita wajib mensyukuri nikmat yang
tak terkira yang diberikan oleh Yang Maha Pemurah dan Maha Kaya.
Setiap manusia wajib menjaga dan memelihara kekayaan alam yang ada tanpa
ada keinginan untuk mengeksploitasi dengan semena-mena.
4) Kekuasaan Tuhan sungguh tak ada batasnya. Jika Tuhan menghendaki semua
akan terjadi tak ada seorang manusia yang dapat menolaknya. Bencana alam,
gempa bumi dan lain-lain adalah bukti kekuasanNya, (tsunami di Aceh tahun
2004, banjir lumpur di Jawa Timur tahun 2006 dan gempa bumi di Sumatera
Barat 2010). Atas bencana tersebut Siaga ternyata tak tinggal diam, bahu
membahu memberikan bantuan sebagai tanda ikut prihatin dan kepedulian atas
bencana. Apa yang dapat disampaikan kepada Siaga adalah bahwa kita tidak
hanya mensyukuri dan menikmati kebesaran Tuhan tapi juga harus peduli dan
prihatin atas petaka yang menimpa orang lain.
5) Sebagai anggota keluarga, Siaga hendaknya mencintai ayah, ibu dan saudara-
saudaranya. Mentaati ayah bundanya dan berusaha menjadi anak kebanggaan
keluarganya.
6) Dalam satu perindukan kadang-kadang terdapat Siaga pemeluk agama yang
berbeda, para Siaga harus menghargai dan menghormati serta saling toleransi
terhadap pemeluk agama yang berbeda. Misalnya mengucapkan selamat pada
saat hari besar agamanya. Pada saat kegiatan bersama jika ada yang melakukan
ibadah sesuai agamanya, yang lain harus tenang tidak berisik atau gaduh
sehingga tidak mengganggu yang melakukan ibadah.

b. Materi SKU pengembangan emosional.


Dalam pengembangan ini Pramuka Siaga mendapatkan kesempatan mengenali,
memahami dan mengungkapkan nilai-nilai kepramukaan. Belajar mengendalikan
kepekaan yang berlebihan, mengatasi rasa malu, rasa tidak aman dan sifat
memberontak.
Semua orang tentu memiliki perasaan dan emosi yang berbeda. Ada yang
perasaannya halus dan emosinya stabil sehingga dalam pengungkapannya terlihat
rapih teratur dan santun. Ada juga yang sebaliknya. Kedua perasaan dan emosi
yang berbeda ini dapat dilatih untuk menjadi positif.

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 19


1) Dwisatya dan Dwidarma
Dwisatya dan Dwidarma adalah inti dari Kode Kehormatan Pramuka Siaga
yang merupakan pedoman untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik di
keluarga, di perindukan maupun dalam pergaulan di masyarakat.

Dwisatya.
• Dwisatya adalah janji yang harus diucapkan oleh calon Siaga pada saat yang
bersangkutan dilantik menjadi Pramuka. Setelah mengucapkan Dwisatya ia
menjadi seorang Pramuka, menjadi saudara semua Pramuka di tanah air dan
bahkan menjadi saudara Pramuka seluruh dunia.

• Isi Dwisatya:
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh- sungguh,
− Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menurut aturan keluarga.
− Setiap hari berbuat kebaikan.
Siaga yang sudah mengucapkan Dwisatya, wajib mematuhi dan
melaksanakannya. Ia wajib patuh menjalankan kewajiban terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, sesuai dengan agama yang dipeluknya, saling menghargai
teman yang menjalankan ibadah dan tidak memilih teman karena perbedaan
agama, suku atau materi yang dimiliki. Siaga juga berkewajiban terhadap
tanah air dan menurut aturan keluarga serta aturan ayah dan bunda di rumah
dan di perindukannya.
Setiap hari berusaha untuk berbuat kebaikan, misalnya:
− Membantu pekerjaan ibu/ayah di rumah dengan iklas antara lain
membersihkan kamar tidurnya, menyapu, mencuci piring.
− memberikan kesempatan pertama kepada orang tua untuk duduk di kursi
bus jika keadaan bus sedang penuh.

Dwidarma.
• Dwidarma adalah ketentuan moral yang menjadi pedoman hidup bagi
Siaga. Dwidarma diucapkan pada saat upacara pembukaan latihan di
perindukan.
• Isi Dwidarma:
1. Siaga itu patuh pada ayah dan ibundanya.
2. Siaga itu berani dan tidak putus asa.
Sejak sebagai calon Siaga hendaknya ditanamkan dan dibiasakan untuk
patuh kepada ayah dan bundanya baik di rumah maupun di perindukan.
Siaga harus berani karena benar, tidak boleh takut menyampaikan pendapat
untuk kebenaran. Siaga tidak boleh putus asa, selalu berusaha dengan
sungguh disertai dengan doa dan niat baik agar usahanya dapat berhasil.
Kode Kehormatan tersebut harus dihafal oleh Siaga dan dijelaskan oleh
Pembina untuk hayati dan diamalkan oleh Siaga sebagai pedoman
hidupnya.

20 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga


2) Salam Pramuka
 Sejak usia Siaga hendaknya dikembangkan kepribadian dan sopan santun
yang ramah tamah. Kebiasaan yang baik ini perlu ditanamkan dan
ditumbuhkan kepada Siaga. Salah satu kebiasaan tersebut adalah
memberikan salam kalau bertemu atau meninggalkan seseorang. Di
lingkungan kepramukaan kebiasaan baik ini disebut sebagai memberikan
salam Pramuka,
 Caranya adalah dengan mengangkat telapak tangan kanan sampai ujung
telunjuk menempel pelipis, sedang posisi telapak tangan agak miring
menghadap ke depan. Salam Pramuka dilakukan dengan lima jari adalah
karena azas Gerakan Pramuka adalah Pancasila.
 Jenis salam Pramuka adalah salam kepada sesama teman sebaya, salam
kepada kakak pramuka, salam kepada Pembina, salam kepada Presiden,
salam kepada Sang Merah Putih, dan salam kepada jenasah. Pada
prinsipnya sikap memberi salam adalah sama yaitu berhenti, berdiri tegap
dan mengangkat tangan sesuai dengan ketentuan. Selain itu ada salam yang
diucapkan “ Salam Pramuka !” dan dijawab “Salam”. Sikapnya dapat duduk
atau berdiri dengan mengangkat tangan untuk memberi salam (tidak
mengepalkan tangan).

3) Menabung
Sejak dini agar diajarkan untuk hidup tidak boros hemat dan berusaha untuk
menabung. Ada pepatah yang mengatakan ”Muda rajin menabung Tua
terlindung” banyak manfaat yang dapat diperoleh jika Siaga rajin menabung.
Manfaatnya diantaranya:
− dapat membayar iuran perindukan sendiri;
− pada akhir tahun dapat ikut wisata dengan hasil tabungannya;
− dapat membeli sesuatu yang diinginkan.
Menabung adalah kebiasaan yang baik, apalagi dapat dilakukan secara teratur.
Menabung dapat dilakukan: secara tradisional dengan menggunakan
“celengan” yang disimpan dirumah, menabung di perindukan, menabung di
sekolah dan menabung di bank. Uang yang ditabung dapat dari menyisihkan
sebagian uang yang diberikan orang tua. Yang baik adalah uang tabungan
tersebut diperoleh dari usaha sendiri. Misalnya menjual tanaman hias, membuat
hasta karya yang dijual.
4) Setia membayar iuran.
Iuran merupakan cerminan dari rasa saling memiliki anggota kepada gugus
depan. Selain itu, iuran juga merupakan sarana pembelajaran disiplin
berorganisasi, sehingga anggota diwajibkan untuk membayar iuran. Membayar
iuran perindukan merupakan salah satu aturan di gugus depan, karena itu harus
ditaati dan dijalankan sebagai salah satu amalan dari Dwisatya.
Kesetiaan membayar iuran di perindukan atau gudep, merupakan salah satu
wujud kedisiplinan. Iuran anggota diperoleh dari Siaga, baik yang bersasal dari
pemberian orang tua ataupun hasil usaha sendiri. Iuran Perindukan biasanya
digunakan untuk keperluan kegiatan gugus depannya.

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 21


5) Lambang Pramuka
Lambang adalah suatu gambaran atau image tentang sesuatu yang dapat
memberikan semangat kepada seseorang.
Lambang Gerakan Pramuka adalah Tunas Kelapa. Pencipta Tunas Kelapa
sebagai lambang Gerakan Pramuka adalah Kak Soenardjo Atmodipoero, lahir
pada tanggal 29 Pebruari 1909 di Blora.
Tunas Kelapa dipilih sebagai lambang Gerakan Pramuka dengan pertimbangan
filosofis arti sebagai berikut:
• buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Istilah cikal bakal di
Indonesia berarti penduduk asli pertama, yang menurunkan generasi baru.
Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa setiap
Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
• buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga.
Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang
rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet, serta besar tekadnya dalam
menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala
ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.
• nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya
dalam menyesuaikan diri dengan keadaan sekelilingnya. Jadi lambang
tersebut mengkiaskan bahwa setiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam
masyarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimana pun juga.
• nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang
tertinggi di Indonesia. Jadi lambang tersebut mengkiaskan bahwa setiap
Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus yakni mulia, jujur dan
tetap tegak tidak mudah diombang–ambingkan sesuatu.
• akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang tersebut
mengkiaskan tekad dan keyakinan setiap Pramuka yang berpegang pada
dasar-dasar dan landasan landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, ialah
tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna
mencapai cita-citanya.
• nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi
lambang itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka adalah manusia yang
berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah
air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat
manusia.
Pengertian Tunas Kelapa tersebut harus diketahui difahami oleh setiap Siaga
agar mereka menyadari nilai-nilai kiasan yang terkandung didalamnya.
6) Seni budaya.
Seni budaya merupakan salah satu identitas dari suatu kelompok etnis, suku
atau kelompok bangsa. Tinggi rendahnya seni budaya suatu bangsa dapat diukur
oleh tinggi dan rendahnya nilai budaya dari bangsa tersebut. Seni budaya antara
lain tari, lagu, benda-benda ciptaan, bahasa dan adat atau kebiasaan suku atau
bangsa. Sejak dini kepada Siaga sudah ditumbuhkan dan dikembangkan rasa
seni dan budayanya. Tidak setiap anak memiliki bakat atau selera terhadap seni
dan budaya, namun setiap anak memiliki bibit seni budaya karena setiap anak
dapat

22 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga


merasakan keindahan. Beberapa Siaga ada yang senang bernyanyi, menari,
melukis, berdeklamasi dan lain-lain.
Pembina berkewajiban untuk memupuk bibit-bibit tersebut melalui pengenalan
seni budaya antara lain lagu dan tarian daerah, pakaian-pakaian daerah, senjata
tradisional, kuliner daerah, seni drama atau pertunjukan daerah, seni kriya
(pahat, anyaman), permainan-permainan tradisional dan lain-lain.

c. Materi SKU Pengembangan Sosial


Pengembangan Sosial adalah pengembangan pribadi yang berkaitan dengan saling
ketergantungan dengan orang lain dan membangun kemampuan untuk bekerjasama
serta memimpin.
Manusia senantiasa mempunyai naluri yang kuat untuk hidup bersama dengan
sesamanya. Naluri ini sudah ada semenjak manusia lahir ke dunia sehingga manusia
di sebut makhluk sosial. Manusia tidak akan mungkin hidup sendiri tanpa manusia
lainnya. Manusia yang “dikurung” sendirian disuatu ruangan tertutup, pasti akan
mengalami gangguan pada perkembangan pribadinya.

Untuk hidup di masyarakat seseorang perlu berinteraksi dengan orang lain, harus
dapat berkomunikasi dengan baik, menghargai orang lain bekerjasama dan
mentaati aturan-aturan yang berlaku.
Dalam pengembangan sosial, Pramuka Siaga diharapkan mampu:
− berkomunikasi dengan anggota keluarganya, teman sebaya maupun orang lain.
− menghargai orang lain.
− bekerjasama.
− berperan dalam Barung, Perindukan maupun kelompok.
− sebagai warga Negara Indonesia yang patuh.
Dalam berkomunikasi, Siaga hendaknya dapat menyampaikan pikiran, pendapat,
perasaan dan sikapnya sehingga orang lain dapat menangkap informasi dengan
baik seperti yang dimaksudkan. Komunikasi dengan teman dan komunikasi dengan
orang yang lebih tua ataupun yang lebih muda akan berbeda caranya, baik itu dari
segi bahasa maupun dari cara menyampaikan pesannya. Siaga berkomunikasi
biasanya dilakukan di rumah, di sekolah, dan di perindukan pada waktu latihan.
Hubungan melalui komunikasi harus didukung oleh perilaku disiplin agar
hubungan tetap langgeng adanya.
Disiplin dapat ditumbuhkan dan dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman
kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan tertentu, yang dimulai dari keluarga,
pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang sehingga perilaku disiplin
tersebut menjadi kebiasaan yang positif.
Siaga yang sudah memiliki perilaku disiplin akan merasa bersalah jika tidak
berbuat disiplin. Dimanapun Siaga berada selalu ada aturan-aturan yang harus
ditaati dengan disiplin pramuka,
Sebagai makhluk sosial Pramuka Siaga merupakan bagian/anggota dari keluarga,
barung, perindukan, murid di sekolah, warga di RT, RW, dan bagian dari
negara/bangsa. Siaga harus mengetahui dan mentaati aturan yang ada di kelompok
tersebut.

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 23


1) Sebagai anggota keluarga
Setiap keluarga memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan atau ditaati oleh
anggota keluarganya termasuk Siaga sebagai anggotanya. Aturan keluarga
tersebut antara lain:
• mencium tangan ayah dan ibu jika berpamitan pergi keluar rumah;
• mengucapkan salam jika datang atau masuk rumah;
• membersihkan kamar dan tempat tidur segera setelah bangun pagi;
• mencuci piring dan gelas sendiri yang telah dipakai;
• membuang sampah pada tempatnya;
• jika pulang sekolah meletakkan peralatan sekolah pada tempatnya.
2) Sebagai anggota masyarakat/lingkungan.
Aturan lingkungan yang harus ditaati dan dilaksanakan antara lain :
• bersikap ramah dan peduli dengan tetangga;
• sebulan sekali mengikuti kegiatan kerja bakti di kampungnya;
• menengok tetangga jika ada yang sakit atau bertakjiah jika ada yang
meninggal;
• melakukan ronda secara bergilir;
• menyerahkan beras “jimpitan” sebulan sekali untuk membantu yang
memerlukan.
3) Sebagai anggota Perindukan dan Barung mempunyai aturan yang digunakan
sebagai alat untuk menanamkan disiplin antara lain:
• mengikuti latihan diperindukan minimal 12 kali untuk tiap tingkatan;
• lima menit sebelum latihan siaga sudah siap ditempat latihan;
• secara bergiliran menyiapkan peralatan dan tempat latihan;
4) Sebagai anggota/murid di sekolah antara lain:
• mengikuti upacara bendera setiap hari senin;
• tidak boleh terlambat datang ke sekolah (misalnya jam 07.00 pelajaran
sudah dimulai);
• rambut untuk murid laki-laki tidak boleh melebihi kuping (harus pendek);
• murid perempuan yang mempunyai rambut panjang harus diikat atau
dikepang;
• sepatu harus hitam dan memakai kaos kaki warna putih;
• baju harus dimasukan ke dalam celana atau rok, dan lain-lain.
Selain mengetahui aturan dan mentaati, Siaga juga harus mengetahui apa
akibat/sangsinya apabila melanggar aturan tersebut.
5) Sebagai warga negara Indonesia
Sebagai warga negara Indonesia, Pramuka Siaga harus memahami lagu
kebangsaan dan lagu wajib nasional, bendera merah putih, mengenal hari besar
nasional dan hari besar keagamaan, adat istiadat dan budaya daerah.
• Lagu Kebangsaan
Lagu kebangsaan Indonesia adalah “Indonesia Raya” yang diciptakan oleh
Wage Rudolf Supratman.

24 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga


Syair lagu Indonesia Raya:

I. Indonesia tanah airku


Tanah tumpah
darahku Di sanalah
aku berdiri Jadi pandu
ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan tanah airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku
Hiduplah negeriku
Bangsaku, rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya.

Reffrein:
Indonesia Raya, merdeka,
merdeka Tanahku, negeriku yang
kucinta Indonesia Raya, merdeka,
merdeka Hiduplah Indonesia Raya
II Indonesia Tanah yang mulya
Tanah kita yang kaya
Di sanalah aku berada
Untuk s'lama-lamanya
Indonesia tanah
pusaka Pusaka kita
semuanya Marilah kita
berdoa Indonesia
bahagia!
Suburlah tanahnya suburlah
jiwanya Bangsanya rakyatnya
semuanya Sadarlah hatinya
sadarlah budinya Untuk Indonesia
Raya
Reffrein:
Indonesia Raya, merdeka,
merdeka Tanahku, negeriku yang
kucinta Indonesia Raya, merdeka,
merdeka Hiduplah Indonesia Raya

III. Indonesia tanah yang


suci Tanah kita yang
sakti
Di sanalah aku
berdiri M'njaga ibu
sejati
Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 25
Indonesia tanah
berseri tanah yang aku
sayangi
Marilah kita
berjanji Indonesia
Abadi
Selamatlah rakyatnya, s'lamatlah
putranya Pulaunya, lautnya, semuanya
Majulah negerinya, majulah
pandunya Untuk Indonesia Raya
Refrein:
Indonesia Raya merdeka
merdeka Tanahku negeriku yang
kucinta Indonesia Raya merdeka
merdeka Hiduplah Indonesia
Raya.
Pada saat diperdengarkan lagu kebangsaan dalam sebuah upacara bendera,
siaga harus berdiri dengan sikap sempurna memberikan salam hormat
kepada bendera (jika tidak diminta petugas untuk ikut menyanyikan lagu
Indonesia Raya) atau dengan berdiri dengan sikap sempurna dan
menyanyikan lagu Indonesia Raya.
• Sejarah lagu kebangsaan Indonesia
Dalam kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 terdapat peristiwa yang
sangat penting artinya untuk mengisi kemerdekaan kita yaitu untuk pertama
kalinya diperdengarkan kepada umum Lagu Indonesia Raya oleh
pengarangnya sendiri yaitu Wage Rudolf Supratman. Hadirin terpesona
akan semangat dan isi serta irama lagu itu. Kongres memutuskan; Lagu
“Indonesia Raya” ditetapkan sebagai lagu Kebangsaan.
Tujuh belas tahun kemudian yaitu tahun 1945 setelah bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya, lagu “Indonesia Raya” diresmikan
dalam UUD 1945 sebagai lagu kebangsaan Republik Indonesia, dan
ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009.
• Bendera Merah Putih
− Bendera kebangsaan Indonesia adalah Merah Putih dengan sebutan
“Sang Merah Putih”. Bendera merupakan sebuah tanda kehormatan bagi
bangsa, oleh karena itu harus dijaga dan dihormati. Setiap keluarga
sebagai warga Negara Indonesia harus memiliki bendera karena pada
saat-saat tertentu bendera tersebut harus dikibarkan di depan rumah
setiap warga. Bendera harus dirawat, dicuci diseterika dan disimpan
dengan baik ditempat yang mudah dicari.

Dalam upacara pada saat Bendera Merah Putih dinaikkan para peserta
upacara harus berdiri tegap memberikan penghormatan, jika pesertanya
Pramuka atau anggota militer wajib memberikan hormat dengan
mengangkat tangan kanan dan meletakkan jari telunjuk dipelipis dengan
posisi telapak tangan menghadap miring kebawah.
26 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga
Perindukan memiliki Bendera Merah Putih yang disebut “Pusaka
Perindukan”. Bendera tersebut dikibarkan pada saat latihan di
Perindukan.

Bendera bangsa Indonesia mempunyai dua warna yaitu merah dan


putih. Merah artinya berani dan putih artinya suci. Maksud berani
adalah bangsa Indonesia itu berani karena benar. Kita berani melawan
siapapun yang menyerang negara kita.
Dalam mengadakan perlawanan, hati kita harus tetap suci. Suci karena
untuk membela negara, bangsa dan agama. Kita tidak akan memerangi
bangsa lain kalau tidak diserang. Kita berani menegakkan negara dan
bangsa. Dengan hati suci kita berani menegakkan keadilan.
− Sejarah Bendera Merah Putih
Penggunaan lambang merah putih telah sejak lama dilakukan oleh
nenek moyang bangsa Indonesia. Beberapa bukti penggunaan warna
merah putih dapat diungkapkan antara lain:
➢ Masa Kerajaan Singosari
Penggunaan umbul-umbul atau bendera merah putih oleh
Jayakatwang ketika berperang melawan R. Wijaya dan ketika
berperang melawan kekuasaan Kertanegara dari kerajaan Singosari
(1222-1292). Sejarah tersebut seperti tertulis dalam kitab Jawa kuno
berangka tahun 1216 Caka (1254 Masehi).
➢ Masa Kerajaan Majapahit
Mpu Prapanca di dalam kitab Negara Kertagama menceritakan
tentang bahwa pada masa pemerintahan Hayam Wuruk di kerajaan
Majapahit tahun 1350-1389 M telah digunakannya warna merah
putih sebagai warna yang dimuliakan. Warna-warna tersebut
digunakan diantaranya:
− dalam upacara hari kebesaran kerajaan;
− gambar-gambar yang dilukiskan pada kereta-kereta kerajaan yang
menghadiri hari kebesaran;
➢ Kerajaan Minangkabau
Dalam suatu kitab Tembo Alam Minangkabau yang disalin pada
tahun 1840 dari kitab yang lebih tua terdapat gambar bendera alam
Minangkabau, berwarna merah putih hitam. Bendera ini merupakan
pusaka peninggalan jaman kerajaan Melayu-Minangkabau dalam
abad ke 14, ketika Maharaja Adityawarman memerintah (1340-
1347). Warna merah-putih-hitam tersebut mengandung makna
perwalian para pejabat kerajaan yaitu; warna merah = warna
hulubalang (yang menjalankan perintah) warna putih = warna agama
(alim ulama) dan warna hitam = warna adat Minangkabau (penghulu
adat).
➢ Di Kraton Solo terdapat pusaka berbentuk bendera Merah Putih
peninggalan Kyai Ageng Tarub, putra Raden Wijaya, yang
menurunkan raja-raja Jawa.

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 27


➢ Dalam Babad Tanah Jawa yang bernama Babat Mentawis (Jilid II
hal 123) disebutkan bahwa ketika Sultan Agung berperang melawan
negeri Pati. Tentaranya bernaung di bawah bendera merah putih
“Gula Kelapa”. Sultan Ageng memerintah tahun 1613-1645.
➢ Juga di bagian lain dari kepulauan Indonesia terdapat bendera yang
berwarna Merah Putih, misalnya di Aceh, Palembang, Maluku dan
sebagainya meskipun sering dicampuri gambar-gambar lain.

Warna merah putih dikenal pula dengan sebutan warna Gula Kelapa.
Warna Merah Putih disebut Gula Kelapa tidak berarti “Merah”
lambang gula dan “Putih” lambang buah nyiur yang telah dikupas.
➢ Pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta
bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jalan
Proklamasi) Jakarta, atas nama bangsa Indonesia memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia. Sesaat kemudian bendera kebangsaan
merah putih dikibarkan di gedung Pegangsaan Timur 56 Jakarta.
Bendera merah putih berkibar untuk pertama kalinya di bumi
Indonesia Merdeka.

6) Hari-hari Besar Agama dan Hari Besar Nasional.


• Hari-hari besar agama.
Setiap Siaga tentu memiliki agama, karena merupakan salah satu syarat
menjadi pramuka. Syarat ini tersirat dalam Dwisatya yang telah diucapkan
pada saat Siaga dilantik menjadi Pramuka Siaga (Mula).
Oleh karena itu sebaiknya setiap Siaga mengetahui hari-hari besar agama
minimal agama yang dianutnya.
Hari besar agama Islam antara lain: Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi, Isra
Mi'raj.
Hari besar agama Kristen antara lain: Natal, Paskah, Jum'at
Agung. Hari besar agama Katolik antara lain : Natal dan Paskah.
Hari besar agama Hindu antara lain: Hari Raya Galungan, Hari
Raya Kuningan, Hari Raya Saraswati, Hari Raya Banyupinaruh,
Hari Raya Pagerwesi.
Hari besar agama Budha antara lain: Hari Raya Waisak, Hari Raya Kathina,
Hari Raya Asadha, Hari Raya Magda Puja.

• Hari –hari besar nasional


Pemerintah telah menetapkan hari-hari nasional antara
lain: Hari Kartini tanggal 21 April
Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei
Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20
Mei Hari Lahir Pancasila tanggal 1 Juni
Hari Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17
Agustus Hari Kesaktian Pancasila tanggal 1 Oktober
Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober
Hari Pahlawan tanggal 10 November
Hari Ibu tanggal 22 Desember

28 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga


7) Pahlawan Nasional
Siaga wajib tahu dan mengenal sejarah bangsa Indonesia dan para
pahlawannya. Pesan yang sangat berharga dari Bapak Ir Soekarno, Presiden R.I
yang pertama berbunyi sebagai berikut “ Jangan Sekali-Kali Meninggalkan
Sejarah” dan “Bangsa yang Besar adalah Bangsa yang Dapat Menghargai
para Pahlawannya”. Kedua pesan ini saling berkaitan, bagi Siaga artinya:
pengetahuan tentang sejarah Indonesia atau bangsa Indonesia perlu dipelajari
termasuk sejarah perjuangan para pahlawan sebagai pelopor bangsa yang
disegani oleh bangsa lain. Perjuangan dan pengabdian para pahlawan dapat
menjadi suri tauladan baik bagi Siaga.
Siapa yang tidak kenal Pangeran Diponegoro? Beliau adalah pahlawan bangsa
yang melawan penjajah, karena Belanda ingin menjajah bangsa Indonesia.
Perlawanan Pangeran Diponegoro terus menerus tiada hentinya sampai beliau
wafat. Pahlawan lain di masa penjajahan Belanda adalah Fatahilah, Hasanudin,
Raden Patah dan masih banyak lagi.
Pada masa itu, bangsa Indonesia tetap berjuang melawan, tetapi dengan cara
yang berbeda. Pejuang-pejuang bangsa kita menginginkan bangsa Indonesia
menjadi pintar, untuk itu didirikannya sekolah-sekolah swasta, organisasi-
organisasi, gerakan-gerakan pemuda dan juga didirikan organisasi kepanduan
yang sekarang disebut Pramuka. Organisasi yang pertama mempersatukan
bangsa Indonesia ialah Budi Utomo. Organisasi pemuda menjadi satu
organisasi yang besar. Persatuan Pemuda mencetuskan Sumpah Pemuda. Pada
zaman ini pahlawan-pahlawan bangsa disebut Perintis Kemerdekaan.
Pahlawan Perintis Kemerdekaan antara lain adalah Tjokroaminoto. Ir. Soekarno
(presiden RI yang pertama), Dr. Muhamad Hatta, H. Agus Salim, Gatot
Mangkupradja, R.A. Kartini, Dewi Sartika.
Pada waktu pecah perang revolusi pelopor-pelopornya antara lain Sutan
Syahrir, Mr. Muhamad Roem, dan lain-lain. Tokoh-tokoh ini langsung
berhadapan dengan Belanda pada waktu “Konperensi Meja Bundar” dan
Musyawarah “Renville”. Beliau-beliau adalah para pahlawan yang disegani
oleh musuh.
8) Budaya dan adat
Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan beraneka ragam budaya
yang merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya.
Keanekaragaman budaya inilah yang merupakan salah satu daya tarik bagi
para turis/wisatawan asing datang ke Indonesia.
Sebagai bangsa yang berbudaya perlu mengetahui dan mengenal keaneka
ragaman budaya suku-suku bangsa yang ada di Indonesia untuk dapat saling
menghargai dan memelihara budaya bangsa.
Pramuka Siaga, perlu mengetahui dan mengenal seni budaya di lingkungannya,
seperti lagu daerah, tarian daerah ataupun upacara adat yang biasa dilakukan
oleh lingkungannya.
• Lagu-lagu daerah, antara lain:
− Ambon Manise (Maluku)
− Ampar-Ampar Pisang (Kalimantan Selatan)

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 29


− Anak Kambing Saya (Nusa Tenggara Timur)
− Angin Mamiri (Sulawesi Selatan)
− Anju Ahu (Sumatera Utara)
− Apuse (Papua)
− Ayam Den Lapeh (Sumatera Barat)
− Ayo Mama (Maluku)
− Bapak Pucung (Jawa Tengah)

• Tarian daerah, antara lain:


− Tari Saman, Seudati dan Seudati Ratoh (Aceh)
− Tari Tor-tor, Terang Bulan, Tari Ngari-ngari (Sumatera Utara)
− Tari Piring, Baralek Gadang, Indang Minangkabau (Sumatera Barat)
− Tari Pembubung, Sinar, Lenggang Melayu (Riau)
− Tari Persembahan, Madah Gurindam, Tabal Gempita (Kepulauan Riau)
− Tari Rentak Bersapih, Kipas Keprak, Tauh (Jambi)
− Tari Kelindan Sumbay, Kipas Linggau, Pagar Pengantin (Sumatera
Selatan)
− Tari Tincak Gambus, Taluput (Bangka Belitung)
− Tari Ganau (Bengkulu)
− Tari Ngelajau, Sembah, Badana (Lampung)
− Tari Prajurit, Rampak Bedug (Banten)
− Tari Topeng Putri, Cokek, Betawi (Jakarta)
− Tari Topeng, Jaipong, Dewi (Jawa Barat)
− Tari Merak, Gambyong, Sintren (Jawa Tengah)
− Tari Srimpi, Bedhoyo Ketawang, Ngigel, Kumbang (Yogyakarta)
− Tari Jejer Gandrung, Reog Ponorogo, Gandrung Dor (Jawa Timur)
− Tari Radap Rahayu, Dayak (Kalimantan Barat)
− Tari Mandau, Dayak Ngaju, Giring Giring (Kalimantan Tengah)
− Tari Radap Rahayu (Kalimantan Selatan)
− Tari Gong Mandau, Pahlawan, Kayau (Kalimantan Timur)
− Tari Maengket, Tumatenden, Katrili (Sulawesi Utara)
− Tari Dana-Dana (Gorontalo)
− Tari Dero Poso (Sulawesi Tengah)
− Tari Lulo, Balumpa, Blumpa Wawini (Sulawesi Tenggara)
− Tari Ganrang Bulo, Pakkuru Sumanga, Sirih Pinang (Sulawesi Selatan)
− Tari Belibis. Manuk Rawa, Puspajanli, Pendet, Kecak (Bali)
− Tari Presean (Nusa Tenggara Barat)
− Tari Jai, Cerana (Nusa Tenggara Timur)
− Tari Cakalele, Katereja Lompat Gaba-Gaba, Manari (Maluku)
• Upacara Adat
− Malam Bainai dari Sumatera Barat
− Ruwatan dari Jawa
− Ngaben dari Bali
− Nujuh Bulan dari Jawa dan daerah lainnya.
− Tedak siti (turun tanah) dari Jawa, dan lain-lain.

30 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga


d. Materi SKU Pengembangan Intelektual.
Seorang anak dapat mengembangkan kemampuan, kreativitas dan kecerdasannya
jika mempunyai faktor keturunan dan rangsangan (stimulus) oleh lingkungan
secara terus menerus sejak dini, bahkan sejak janin dalam kandungan. Kedua faktor
tersebut akan mempengaruhi setiap perkembangan tingkah lakunya. Semakin
bervariasi dan kontinyu rangsangan yang diterima oleh anak, semakin tinggi dan
bervariasi pula kecerdasan anak di kemudian hari.
Pramuka Siaga dirangsang dan didorong untuk dapat mengembangkan diri,
mengenal pengetahuan dan teknologi, berfikir kreatif menjadi pemimpin dan
menggunakan kesempatan untuk memecahkan masalah baik di barungnya maupun
di perindukan.
Kompetensi akhir pengembangan intelektual Pramuka Siaga adalah dapat
mengenal, menyikapi dan mengapresiasikan pengetahuan dan teknologi,
membiasakan berfikir dan berperilaku kritis dan kreatif.
1) Pengenalan lingkungan

Mengenal lingkungan secara “langsung” dapat menimbulkan dampak positif


yaitu bertambahnya pengetahuan dan kecerdasan yang dimiliki Siaga.
a) mengetahui dan mengenal nama ketua Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga
(RW), Lurah atau Kepala Desa dan tokoh masyarakat lain di sekitar tempat
tinggalnya merupakan kegiatan Siaga akan mengingat dan berusaha
menghafal nama-nama tersebut serta berfikir bahwa untuk struktur/susunan
lingkungan diperlukan pembagian tugas dan pemimpin yang memimpin.
Selain itu Siaga pun akan mengerti bahwa ketua-ketua dan tokoh
masyarakat yang telah diketahui nama dan tempat tinggalnya bertanggung
jawab atas lingkungannya. Sebagai anggota warganya Siaga harus
mendukung dan mentaati aturan lingkungan yang telah dibuat bersama.
b) Ibukota dan Kepala Negara
Ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia berkedudukan di Jakarta.
Kepala Negara dijabat oleh seorang presiden yang dibantu oleh wakil
presiden. Nama presiden yang menjabat saat ini adalah Bapak Dr. H. Susilo
Bambang Yudhoyono dan wakil nya Bapak Boediono
c) Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentang dari Sabang sampai
Merauke, terdiri atas 33 provinsi. Ibukota propinsi merupakan pusat
pemerintahan di tingkat provinsi.
Siaga harus tahu nama dan ibu kota propinsi serta nama gubernur diprovinsi
tempat tinggalnya. Pembina mengenalkan beberapa nama-nama provinsi
dan ibukota serta nama kepala daerah nya.
d) ASEAN
Untuk pengembangan lingkungan selanjutnya, Siaga perlu mengenal
beberapa negara tetangga dan negara-negara Asean serta menunjukkan
benderanya.
ASEAN singkatan dari Association South East Asia Nation, merupakan
sebuah organisasi geopolitik dan ekonomi negara-negara di kawasan Asia

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 31


Tenggara. Negara-negara anggota ASEAN yaitu Malaysia, Singapura,
Filipina, Thailand, Kamboja, Vietnam, Brunai Darussalam, Laos, Myanmar
dan Indonesia,
Untuk pengenalan bendera negara-negara tetangga dan negara Asean, pada
saat latihan Pembina hendaknya telah menyiapkan bendera negara-negara
tersebut minimal gambar bendera yang ada di buku untuk ditunjukkan
kepada Siaga. Dari pengembangan lingkungan yang terakhir ini
pengetahuan Siaga bertambah, tumbuh rasa menghargai negara lain dan
pemikiran untuk mengembangkan wawasan ke luar negeri

e) Pengenalan wawasan kebangsaan akan menumbuh kembangkan rasa


ketaqwaan, cinta tanah air, berbagi dan bertoleransi kepada sesama, disiplin
serta sikap patriotisme lainnya, yang kesemuanya berdampak positif pada
penambahan pengetahuan dan kecerdasan Pramuka Siaga.
Pancasila merupakan dasar Negara Republik Indonesia, dilukiskan dalam
bentuk burung garuda dan disebut Garuda Pancasila yang merupakan
lambang Negara RI. Pada leher Garuda dikalungkan rantai yang digantungi
sebuah perisai benbentuk jantung Gerakan Pramuka melambangkan
perjuangan pembelaan bangsa. Jumlah bulu sayap 17 helai, bulu ekor 8
helai semua mengingatkan pada 17-8-45 yang sangat bersejarah yaitu
Proklamasi Kemerdekaan. Kaki garuda memegang pita bertuliskan
“Bhineka Tunggal Ika” artinya berbeda-beda tapi tatap satu.
Sila-sila pada Pancasila terdiri atas :
 Ketuhanan Yang Maha Esa.
 Kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Persatuan Indonesia.
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pada perisai yang berbentuk jantung terdapat lukisan sebagai berikut:


• Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
• Rantai melambangkan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab.
• Pohon beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia.

32 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga


• Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
• Padi dan kapas melambangkan sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Dalam pengembangan wawasan kebangsaan selanjutnya, sebagai bentuk


pengamalan dalam kehidupan sehari-hari, Siaga harus dapat menyebutkan
perbuatan yang baik sesuai dengan nilai yang terkandung masing-masing
sila dari Pancasila. Cara penanaman nilai-nilai tersebut kepada Siaga,
Pembina hendaknya memberikan gambaran baik melalui contoh perbuatan,
permainan, nyanyian maupun cerita.
Misalnya:
• Pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha
Esa Penanaman nilai melalui contoh
perbuatan:
− menjalankan ibadah sesuai agamanya
− berdoa, setiap kali akan memulai dan mengakhiri kegiatan.

• Pengamalan sila Kemanusiaan Yang Adil dan


Beradab Penanaman nilai melalui contoh nyanyian:
Lagu “Kasih Ibu”:
Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi, tak harap
kembali Bagai sang surya
menyinari dunia.

• Pengamalan sila Persatuan Indonesia


Penanaman nilai melalui contoh
nyanyian:
Lagu “Sabang Merauke”:
Dari Sabang sampai
Merauke Berjajar pulau-
pulau
Sambung menyambung menjadi
satu Itulah Indonesia
Indonesia tanah airku
Aku berjanji padamu
Menjunjung tanah
airku Tanah airku
Indonesia.

• Pengamalan sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalam permusyawaratan perwakilan.
Penanaman nilai melalui contoh perbuatan:
− mengutamakan kepentingan orang lain dari pada kepentingan sendiri;
− tidak bersikap mau menang sendiri;
− mematuhi peraturan yang dibuat melalui musyawarah.
Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 33
• Pengamalan sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Penanaman nilai melalui contoh perbuatan:
− memberikan sedekah kepada fakir miskin;
− ikut dalam kegiatan kerja bakti yang diadakan di sekitar rumah atau
di sekolah;
− berusaha untuk selalu berkata benar dan tidak berbohong.

• Sikap untuk mau peduli dalam hal ini memberikan pertolongan terhadap
orang lain dapat menyenangkan hati orang yang kita tolong dan
memberikan kepuasan pada diri sendiri karena sudah berbuat sesuatu
untuk orang lain. Perbuatan ini akan berdampak positif, karena
meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan Siaga.
Pembina hendaknya menanam dan menumbuhkan sikap kepedulian
tersebut kepada Siaga secara terus menerus, sehingga sikap itu menjadi
bagian dari kehidupannya. Siaga dibiasakan untuk tidak gugup jika
melihat kecelakaan. Dia harus bersikap tenang, tidak usah ikut
berkerumun atau mendekati korban. Lihatlah apakah di sekitarnya
sudah ada orang dewasa yang berwenang untuk mengurusnya. Jika
belum, maka Siaga memberikan pertolongan dalam bentuk
menginformasikan peristiwa tersebut kepada orang dewasa di sekitarnya
untuk kemudian ditindaklanjuti.
Bentuk pertolongan lain yang dapat diberikan oleh Siaga adalah
mengamati apakah di tempat kecelakaan tersebut sudah ada petugas
yang berwenang untuk mengurusnya. Bila tidak cepatlah melaporkan
peristiwa tersebut kepada polisi atau petugas puskesmas/rumah sakit di
sekitar lokasi tersebut, agar korban cepat mendapat bantuan.

Dalam pengembangan kepeduliannya, Siaga juga dapat mendengarkan


dan memperhatikan keterangan-keterangan yang didengar dari orang
dewasa atau petugas yang berwenang menangani korban kecelakaan,
misalnya apakah korban luka parah, pingsan, atau meninggal dan
sebagainya, untuk kemudian menginformasikannya kepada dokter,
rumah sakit, polisi atau keluarga korban.

• Kecerdasan logika-matematika merupakan kemampuan seseorang untuk


berinteraksi dengan angka-angka dan bilangan serta berfikir logis dan
ilmiah. Kecerdasan ini amat penting untuk membantu mengembangkan
keterampilan berfikir dan logika seseorang.

Dalam upaya merangsang kecerdasan logika-matematika Siaga,


Pembina dapat melatih Siaga untuk membaca jam digital dan jam
analog. Jam berkaitan dengan waktu. Dalam satu hari satu malam
terdapat 24 jam. Dalam satu jam terdapat 60 menit dan dalam satu
menit ada 60 detik. Angka pada jam digital menunjukkan waktu jam
berapa pada hari itu.

34 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga


Contoh jika angka pada jam digital menunjukan angka: 03:12:26
Maka membacanya adalah pukul tiga lebih duabelas menit, duapuluh
enam detik.
Negara Indonesia merupakan Negara yang luas, terdiri dari kepulauan
dan lautan. Karena luasnya waktu Indonesia di bagi menjadi tiga yaitu
waktu Indonesia Barat (WIB) waktu Indonesia bagian Tengah (WITA)
waktu Indonesia bagian Timur (WIT). Beda waktu masing-masing
bagian 60 menit.

• Dalam hidup bermasyarakat manusia harus berkomunikasi dengan baik


agar dapat dimengerti maksudnya. Komunikasi dapat dilakukan secara
langsung dan dapat dilakukan dengan menggunakan alat komunikasi.
Komunikasi langsung adalah komunikasi antara satu orang dengan yang
lain tanpa bantuan alat komunikasi, misalnya bertatap muka.
Komunikasi dengan menggunakan alat komunikasi pada umumnya ada
kode-kode tertentu agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik.
Alat komunikasi merupakan alat penting untuk membantu komunikasi
antara orang satu dengan yang lain. Alat komunikasi tradisional antara
lain:
− kentongan (Jawa). Dengan menggunakan kode pukulan kentongan
tertentu masyarakat suku Jawa dapat melakukan komunikasi, berita
atau perintah apa yang tersirat dalam bunyi kentongan
− Tiupan kerang besar pada suku tertentu diluar Jawa sebagai tanda
berkumpul,
− Semaphore. Alat komunikasi dengan menggunakan bendera
semaphore yang digunakan untuk menerima dan mengirimkan/
menyampaikan berita.
− Bersiul. Dibeberapa kalangan anak muda bersiul masih digunakan
sebagai alat komunikasi yang cukup efektif.

Dizaman yang semakin maju dan berkembang, alat komunikasi semakin


canggih dan mudah untuk ditemui dan didapati.
Alat komunikasi modern antara lain:
− Telepon rumah dan telepon genggam yang populernya disebut Hand
Phone (H.P.)
Menggunakan telepon sebaiknya tidak berlebihan, gunakan
seperlunya untuk berbicara. Kalau perlu catatlah hal-hal yang ingin
disampaikan.
− Internet dan E-mail
Internet merupakan alat komunikasi yang sangat canggih, karena
dengan alat komunikasi ini dapat menjangkau informasi yang
lengkap dan luas, namun internet kadang ada dampak negatifnya,
sehingga dalam penggunaannya harus ada kontrol baik dari orang
dewasa maupun dari penggunanya.
Agar dapat mengoperasikan dengan baik alat-alat tersebut perlu
pengetahuan dan keterampilan dari seseorang yang berkompeten

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 35


tentang hal tersebut. Pembina sebaiknya memiliki kemampuan untuk
mengoperasikan alat komunikasi tersebut.

• Pelatihan kecerdasan berbahasa verbal.


Bangsa Indonesia memiliki bahasa nasional sebagai bahasa persatuan.
Setiap warga Negara hendaknya dapat menggunakan bahasa Indonesia
sebagai alat komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Pada saat latihan dan pertemuan lain Siaga diwajibkan untuk
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Menulis surat adalah merupakan salah satu cara bersilahturahmi yang
cukup efektif. Untuk melatih hal tersebut. Siaga diwajibkan untuk dapat
menulis surat kepada teman sebaya atau kepada temannya dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

e. Materi SKU Pengembangan Fisik


Sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kita harus menjaga
kesehatan, memelihara anggota tubuh dan organ tubuh, merawat dan mencintai diri
(tubuh).
1) Secara awam tubuh manusia terlihat tumbuh sesuai dengan pertumbuhannya,
namun tidak berarti bahwa kita tidak perlu merencanakan dan memperhatikan
pertumbuhannya. Menjaga kesehatan tubuh merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh siapapun agar tubuh mejadi sehat dan bugar. Cara yang
sederhana adalah melakukan olah raga sesuai dengan porsi yang telah
ditentukan yaitu minimal tiga kali dalam satu minggu. Setidaknya Siaga
mengetahui gerakan dasar olah raga seperti jalan, lari, loncat, lompat, jingkat
dan jongkok. Gerakan-gerakan olah raga seperti senam harus dilakukan dengan
benar agar tidak cedera. Setiap Siaga hendaknya dapat melakukan Senam
Pramuka atau Senam Kesegaran Jasmani.
2) Anggota tubuh manusia antara lain: kaki, tangan, mata, telinga, hidung.
Masing masing anggota tubuh memiliki fungsi yang berbeda namun kadang-
kadang dapat bekerjasama untuk melakukan fungsi yang sama. Kaki
mempunyai fungsi antara lain untuk menopang tubuh, berjalan, berlari,
menendang.
Tangan mempunyai fungsi antara lain untuk mengangkat, mendorong,
menarik. Fungsi-fungsi positif anggota tubuh lainnya dapat diamati
dalam kehidupan
sehari-hari sebagai acuan baik untuk menambah pengetahuan Pembina maupun
Pramuka Siaga.
Latihan-latihan keseimbangan cukup baik jika dapat dilakukan secara rutin
misalnya melempar dan menangkap bola dengan menggunakan tangan kiri dan
kanan secara bergantian
3) Pada tubuh manusia terdapat organ utama yaitu jantung, paru-paru, hati,
pencernaan, dan ginjal. Organ tubuh tersebut semuanya ada di bagian dalam
tubuh dan memiliki peran penting untuk kehidupan, karena itu harus dijaga dan
dipelihara dengan baik.

36 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga


• Jantung : ukuran jantung kurang lebih sama dengan kepalan tangan masing-
masing. Letak jantung ditengah rongga dada dan posisinya sedikit condong
ke kiri. Fungsi jantung adalah memompa darah keseuruh tubuh. Jantung
memiliki dua sisi yang dipisahkan oleh dinding otot. Sisi jantung sebelah
kanan ukurannya lebih kecil dan lebih lemah dan tugasnya memompa darah
ke paru-paru. Sisi jantung sebelah kiri lebih kuat memompa darah menuju
kearah seluruh tubuh. Jika kita mendengarkan denyut jantung hal itu adalah
gerakan menekan yang dilakukan otot jantung secara teratur untuk
memompa darah keseluruh tubuh.
• Paru-paru adalah sepasang organ berbentuk kantong empuk seperti spon
letaknya di dalam rongga dada. Ketika menarik napas udara akan masuk
melalui hidung atau mulut, lalu masuk kesaluran pernapasan dan masuk ke
ribuan cabang saluran pernapasan yang terdapat dalam paru-paru.
Dua cabang saluran pernapasan terbesar disebut bronki. Keduanya memiliki
percabangan saluran pernapasan yang lebih kecil dan disebut bronkilus.
Seluruh permukaan saluran pernapasan dilindungi oleh lapisan tipis lendir
kental yang menebal untuk melindungi paru paru saat sedang menderita
selesma.
Fungsi paru-paru adalah memompa udara yang masuk melalui mulut dan
hidung agar manusia dapat bernafas.
• Hati adalah organ paling besar dalam tubuh yang merupakan pusat
pengolahan kimiawi pada tubuh.
Fungsi hati adalah:
− menangani nutrisi zat hasil pencernaan makanan yang dimakan, serta
mendistribusikannya ke sel-sel tubuh yang membutuhkan.
− Mengubah karbohidrat menjadi glukosa.
− Mempertahankan kadar gula di dalam darah
− Menyimpan semua kelebihan energi dari makanan sebagai lemak di
seluruh tubuh.
− Mengurai protein serta menyimpan vitamin serta mineral.
− Membersihkan darah dari se-sel darah merah yang rusak dan zat-zat
racun.
• Ginjal adalah sepasang organ berbentuk seperti kacang merah di rongga
perut bagian belakang.
Ginjal memiliki peran penting karena semua darah yang berada dalam
tubuh semua mengalir melewati ginjal setiap 10 menit sekali, artinya darah
disaring 150 kali sehari.

Fungsi ginjal adalah:


− pengatur air dan pencuci darah.
− pemisah air dan bahan-bahan penting lain dari darah.
− mendaur ulang bahan-bahan yang masih dapat digunakan dalam darah
• Pencernaan.
Pencernaan adalah proses pengolahan makanan yang kita makan menjadi
zat yang lebih sederhana serta dapat diserap dan digunakan tubuh.

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 37


Fungsi pencernaan adalah mengolah makanan yang masuk ke dalam tubuh
untuk diserap bagian–bagian tubuh yang memerlukan.
4) Fisik yang sehat juga ditentukan oleh cara dan pola hidupnya yang sehat. Hal
tersebut dimulai dengan melakukan kebiasaan bersih dan rapih di lingkungan
rumahnya secara sadar dan disiplin. Sebagai contoh adalah kegiatan di pagi
hari. Pada waktu Siaga bangun tidur hendaknya langsung membersihkan
tempat tidur, melipat selimut, merapihkan peralatan tidur dan menyapu
serta merapihkannya. Kegiatan semacam
ini pada awalnya memang terasa berat, namun jika dilakukan terus menerus
dengan rasa iklas akan terasa ringan dan menjadi kebiasaan. Setiap hari kita
keluar rumah untuk belajar, bermain, berolah raga bersama teman dan orang
lain, yang berdampak bahwa tubuh menjadi kotor, berkeringat dan berdebu
bahkan mungkin tertempel bakteri penyakit. Alangkah tidak nyamannya jika
kita tidak membersihkannya/mandi. Setiap hari sebaiknya mandi sebanyak dua
kali, pagi dan sore hari. Mandi bukan sekedar menyiram tubuh dengan air
(gebyar gebyur) saja, tapi harus digosok memakai sabun dengan spon, agar
kotoran atau daki di tubuh luntur dan badan jadi bersih. Jangan dilupakan
pada saat mandi harus menggosok gigi. Mencuci rambut dua kali seminggu
pun harus dilakukan agar rambut tetap bersih dan sehat. Selesai mandi tubuh
dikeringkan dengan handuk yang kering dan bersih. Biasakan mengenakan
pakaian yang bersih, kalau mungkin pakaian sudah
diseterika. Biasakan bercermin untuk memastikan apakah sudah rapih dan
pantas yang dikenakan.
5) Hal penting yang mendukung pengembangan fisik yaitu makan makanan yang
bergizi secara berimbang dan minum air yang cukup.
Makanan yang bernilai gizi adalah makanan yang ada pengaruhnya untuk
menyehatkan dan meningkatkan pertumbuhan badan. Oleh karena itu
janganlah makan hanya sekedar untuk kenyang.
Pemerintah melalui Depkes telah memberikan pedoman yang disebut empat
sehat lima sempurna. Empat macam makanan yang sehat tersebut adalah:
• Beras, kentang dan segala umbi-umbian mengandung banyak karbohidrat
sebagai bahan makanan.
• Kacang-kacangan, telur, ikan, ayam dan daging mengandung protein untuk
pertumbuhan dan perbaikan tubuh.
• Sayur-sayuran mengandung vitamin dan mineral untuk memelihara fungsi
tubuh dan membangun daya tahan.
• Buah-buahan mengandung vitamin C.

Selain itu ditambah dengan susu. Dengan makanan tersebut ditambah minum
susu, maka jadilah Empat sehat lima sempurna.

38 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga


Pa
nd
ua
n 2. Indikator
Pe Siaga Mula
ny
el
Kompetensi Satandar
es Areal Pengembangan Materi SKU Pencapaian Pengisian SKU
ai Dasar Kompetensi
an
Sy SPIRITUAL Mengenal aturan Melaksanakan aturan- 1 a Islam Untuk pengisian pencapaian
ar agama aturan di lingkungannya Dapat menyebutkan Rukun Iman mata SKU Keagamaan ini,
at
dengan benar dan dan Rukun Islam diusulkan untuk dilakukan
Ke
ca yang melaksanakan ibadah Dapat mengucapkan Syahadat oleh Pemimpin Umat dari
ka dianutnya dan sesuai dengan agama dan menyebutkan artinya golongan agamanya
pa mengenal agama yang dianutnya, Dapat menghafal Surat Al- masing- masing.
n
serta budaya lain berperilaku jujur serta Fatihah dan menyebutkan
U
m setiap hari berbuat artinya
u kebaikan Dapat menghafal 3 surat
pendek dan menyebutkan artinya
Dapat mengetahui
tatacara berwudhu
beserta doanya
Dapat melaksanakan
gerakan sholat dan
bacaannya
Dapat menghafal sedikitnya 3 do'a
harian.
b Katolik Untuk pengisian pencapaian
Dapat membuat tanda salib mata SKU Keagamaan ini,
Dapat mengucapkan do'a harian diusulkan untuk dilakukan
dan menyanyikan tiga buah lagu oleh Pemimpin Umat
gereja dari
Dapat menerima dan mensyukuri golongan agamanya
keberadaan dirinya sebagai masing- masing
ciptaan Allah, dan memberikan
contoh-contohnya
39 Dapat mengasihi keluarganya
40

Dapat mengasihi teman, guru dan


sesamanya baik di gugus depan,
di
sekolah dan di sekitarnya.
c Protestan Untuk pengisian pencapaian
Dapat menghafal Johanes 3:16 mata SKU Keagamaan ini,
dan berdoa sederhana diusulkan untuk dilakukan
Dapat mewujudkan ucapan syukur oleh Pemimpin Umat
atas keberadaan dirinya di dunia dari
ini sebagai ciptaan Allah, golongan agamanya
sedikitnya tiga hal masing- masing
Dapat mengasihi keluarganya
Dapat mengasihi teman, guru dan
sesamanya baik di gudep, di
sekolah dan di sekitarnya
Telah mengikuti sekolah minggu 4
kali berturut-turut.
Pa
nd d Hindu Untuk pengisian pencapaian
ua Dapat menunjukkan sikap Anjali mata SKU Keagamaan ini,
n
Pe
serta dapat mengucapkan salam diusulkan untuk dilakukan
ny Panganjali oleh Pemimpin Umat dari
el Dapat memperagakan sikap golongan agamanya masing-
es /tatacara sembahyang masing
ai Dapat menyebutkan nama-nama
an
Sy bunga yang bisa dipakai
ar sembahyang
at Dapat menyebutkan nama tempat
Ke suci untuk melaksanakan
ca
ka
sembahyang
pa Dapat menyebutkan jam atau
n waktu untuk melaksanakan
U persembahyangan /Puja Tri
m
Sandhya.
u
Pa
nd
ua
n
Pe e Buddha Untuk pengisian pencapaian
ny Dapat mengucapkan mata SKU Keagamaan ini,
el
es salam Buddhis diusulkan untuk dilakukan
ai Dapat bersikap Anjali. oleh Pemimpin Umat dari
an Dapat melakukan Namaskara golongan agamanya masing-
Sy
ar masing
at
Ke
ca
ka EMISIONAL Mengenal Mengenal, menyikapi, 2 Dapat menghafal Dwisatya dan 1 Siaga menyebutkan isi
pa Dwisatya dan mengekspresikan dan Dwidarma Dwisatya dan Dwidarma
n Dwidarma mengapresiasi nilai-nilai 2 Siaga menyebutkan perbuatan-
U
m kepramukaan, perbuatan yang tidak sesuai
u keindahan dan harmoni dengan Dwisatya dan
yang dicerminkan Dwidarma
dengan perubahan sikap
dan perilaku.
3 Dapat menyebutkan jenis-jenis Salam 1 Siaga menyebutkan jenis - jenis
Pramuka salam pramuka
2 Siaga menguraikan jenis - jenis
salam pramuka
3 Siaga dapat melakukan salam
pramuka
4 Telah memiliki buku tabungan, 1 Siaga memiliki buku tabungan
sekurang - kurangnya dalam waktu 6
minggu terakhir 2 Siaga dapat memperlihatkan
keteraturan menabung dengan
memperlihatkan buku
tabungannya

41
42

3 Siaga mampu menyisihkan


uang sakunya untuk ditabung
5 Setia membayar uang iuran kepada 1 Siaga memiliki kartu iuran
gugus depannya, sedapat-dapatnya gugus depan
dengan uang yang diperoleh dari 2 Siaga mampu menyisihkan
usahanya sendiri. uang sakunya untuk ditabung
6 Dapat menyebutkan lambang Gerakan 1 Siaga dapat menggambar dan
Pramuka dan Penciptanya menguraikan kiasan lambang
Gerakan Pramuka
2 Siaga dapat menguraikan
manfaat pohon kelapa
7 Dapat menyebutkan salah satu seni 1 Siaga menyebutkan macam
budaya di daerah tempat tinggalnya seni budaya yang ada di
Indonesia
2 Siaga menyebutkan salah satu
seni budaya yang ada di
daerahnya
Pa
nd
3 Siaga dapat melakukan salah
ua satu seni budaya yang ada di
n daerahnya
Pe 8 Selalu bersikap hemat dan cermat 1 Siaga dapat bersikap hemat
ny dengan segala miliknya
el
es
2 Siaga dapat bersikap cermat
ai dalam menggunakan segala
an milikya
Sy 9 Dapat menyebutkan identitas diri 1 Siaga melihat film anak-anak
ar dan Keluarganya / legenda atau mendengarkan
at
ceritera rakyat
Ke
ca 2 Siaga menyebutkan hal - hal
ka yang tidak sesuai dengan
pa Dwisatya dan Dwidarma
n setelah melihat film atau
U
m
mendengarkan ceritera
u
Pa
nd
ua
n
Siaga menceriterakan kembali
Pe film atau legenda setelah
ny melihat, mendengarkannya
el 10 Dapat membedakan perbuatan baik 1 Menyebutkan perbuatan baik
es dan perbuatan buruk
ai
an 2 Menyebutkan perbuatan buruk
Sy
ar
at
Ke
ca
ka
pa
n
U
m
u

43
44
16 Dapat menyebutkan 3 peraturan di
lingkungannya
17 Dapat menyebutkan 2 macam
adat/budaya di lingkungannya
18 Dapat menyampaikan ucapan dengan
baik dan sopan serta hormat kepada
orangtua, sesama teman dan orang lain
INTELEKTUAL Dapat mengenal Mengenal, menyikapi 19 Dapat menyebutkan nama dan alamat
pengetahuan, dan mengapresiasikan Ketua RT, Ketua RW, Lurah dan
teknologi pengetahuan dan Camat di sekitar tempat tinggalnya
sederhana dan teknologi, membiasakan
keterampilan berfikir dan berprilaku
kepramukaan. yang kritis,dan kreatif.
.

20 Dapat menyebutkan sila-sila Pancasila

Pa 21 Dapat mengumpulkan keterangan untuk


nd
ua memperoleh pertolongan pertama pada
n kecelakaan dan dapat
Pe menginformasikan kepada orang
ny dewasa disekitarnya.
el
es 22 Dapat membaca jam digital dan analog
ai
an
Sy
23 Dapat menunjukkan 4 arah mata angin
ar
at 24 Dapat berbahasa Indonesia dalam
Ke
ca mengikuti pertemuan-pertemuan Siaga
ka 25 Dapat menyebutkan sedikitnya 2
pa macam alat komunikasi tradisional dan
n
U
moderen
m
u
Pa
nd
ua
n Standar
Pe Areal Pengembangan Kompetensi Materi SKU Pencapaian Pengisian SKU
Kompetensi
ny
el
Dasar
es FISIK Mengenal : organ Meningkatkan potensi 26 Dapat menyebutkan organ tubuh 1 Menunjukan gambar organ
ai
an tubuh, gerakan fisik (melakukan olah tubuh
Sy
ar
dasar olah raga, raga), dan
at kebersihan dan menanamkan 2 Menunjukkan dan
Ke
ca
kesehatan, sportivitas serta menyebutkan anggota
ka kesadaran hidup tubuhnya
pa
n sehat. menggambar 3 buah anggota
U . 3 tubuh.
m
u .

27 Dapat menyebutkan gerakan dasar 1 melakukan gerakan dasar olah


olah raga raga

melakukan gerakan dasar olah


2 raga sambil berlomba

28 Dapat melipat selimut dan merapikan 1 melibatkan peran serta orang


tempat tidurnya tua dalam kebiasaan putera/i
nya

2 waktu tidur maupun waktu

45
46

bangun dilakukan dengan


kesadaran sendiri

3 Menyebutkan perlengkapan
tidurnya

Selalu berpakaian rapih dan 1 Seragam Pramuka sesuai PP


memelihara kebersihan pribadi
2 pemasangan atribut Pramuka
29 sesuai tempatnya dan lengkap

3 Memiliki dan membawa


saputangan, rambut dan kuku
terpotong rapi

Dapat menjalankan latihan-latihan 1 Jarak lemparan bola: 1) 4 mtr,


Pa 30 keseimbangan, dapat melempar dan 2) 6 mtr, dilakukan dari
nd menerima bola dengan tangan kanan bawah, ditangkap dengan
ua dan kiri sedikitnya 5 kali tangkapan. tangan kanan maupun kiri
n 2 Jarak lemparan bola: 1) 4 mtr,
Pe 2) 6 mtr, dilakukan dari atas,
ny
el
ditangkap dengan tangan
es kanan maupun kiri
ai 3 berjalan di atas sebilah
an papan, lebar 20 cm, panjang
Sy 3 mtr,
ar dengan ketinggian 50 cm
at
Ke 1 mengandung apa saja
ca 31 makanan sehat itu?
ka Dapat menyebutkan makanan dan
pa minuman yang bergizi (4 sehat 5 2 makanan apa yang
n sempurna). mengandung karbohidrat?
U
m
u makanan apa yang
Pa
nd
ua
n
Pe
ny 3 mengandung protein nabati?
el
es
ai 32 Dapat memelihara sedikitnya satu 1 tanaman atau binatang yang
an macam tanaman berguna, atau satu akan dipelihara, diketahui
Sy jenis binatang ternak, selama kira-kira 1 namanya
ar bulan
at 2 pertumbuhan yang dipelihara
Ke
ca tampak adanya perkembangan
ka
pa
n
U 33 Dapat melipat kertas yang dibentuk 1 Lipatan-lipatan yang terjadi,
m menyerupai pesawat, kapal, flora dan tampak rapi dan lurus
u fauna
2 hasil yang diperoleh, serupa
atau mendekati bentuk yang
diminta

3 Disebut apa seni melipat


kertas?

34 Dapat membuat simpul mati, simpul 1 Simpul yang dibuat, benar


hidup, simpul anyam, simpul pangkal dan tahu kegunaannya
dan simpul jangkar.
2 Dapat membuat simpul dalam
keadaan mata tertutup

47
48

Siaga Bantu

Kompetensi Standar
Areal Pengembangan Materi SKU Pencapaian Pengisian SKU
Dasar Kompetensi

SPIRITUAL Memahami Melaksanakan aturan- 1 a Islam Untuk pengisian pencapaian mata


aturan-aturan aturan di Dapat melaksanakan SKU Keagamaan ini, diusulkan untuk
agama yang lingkungannya dengan Tayamum dilakukan oleh Pemimpin Umat dari
dianutnya dan benar dan Dapat melaksanakan sholat golongan agamanya masing-masing.
toleransi melaksanakan ibadah wajib
terhadap sesuai dengan agama Dapat melaksanakan shalat
penganut agama yang dianutnya, berjamaah
dan budaya lain berperilaku jujur serta Dapat menyebutkan Rasul-
setiap hari berbuat rasul Allah
kebaikan Dapat melafalkan Adzan,
Iqamah untuk putra dan
Iqomah untuk putri
Pa
nd
Dapat menghafal sedikitnya 6
ua do'a harian.
n b Katolik Untuk pengisian pencapaian mata SKU
Pe Dapat mengucap doa harian Keagamaan ini, diusulkan untuk
ny
el
dan menyanyikan tiga buah dilakukan oleh Pemimpin Umat
es lagu gereja dari
ai Dapat menyebutkan hikayat golongan agamanya masing-masing
an dari Alkitab
Sy
ar
Dapat memberikan yang
at terbaik kepada keluarga
Ke Dapat memelihara salah satu
ca ciptaan Allah.
ka
pa
n c Protestan Untuk pengisian pencapaian mata SKU
U Dapat menyanyikan tiga Keagamaan ini, diusulkan untuk
m nyanyian Kristen dilakukan oleh Pemimpin Umat
u
dari
Pa
nd
ua
n
Pe
Hafal do'a Bapa kamil golongan agamanya masing-masing
ny Dapat menyebutkan hikayat
el dari Al Kitab sedikitnya
es hikayat. 4.Dapat memberikan
ai
yang terbaik kepada keluarga
an
Sy Dapat memelihara salah
ar satu ciptaan Allah
at Telah Mengikuti Sekolah
Ke Minggu 8 Kali berturut-turut.
ca
ka d Hindu Untuk pengisian pencapaian mata
pa Dapat menyebutkan nama SKU Keagamaan ini,
n tempat-tempat suci untuk diusulkan
U melaksanakan untuk
m
u
persembahyangan dilakukan oleh Pempimpin Umat dari
Dapat mempraktikkan tata golongan agamanya masing-masing
cara sembahyang dengan doa
Gayatri Mantram
Dapat menyebutkan nama-
nama pura yang ada
disekitarnya
Dapat menyebutkan nama
kitab suci agama Hindu
Dapat menyebutkan bagian Tri
Kaya Parisudha
Dapat menyebutkan contoh-
contoh perbuatan yang baik
Dapat membedakan perbuatan
yang baik dan perbuatan yang
buruk.

Buddha Untuk pengisian pencapaian mata SKU


49 Dapat mengucapkan kata Keagamaan ini, diusulkan untuk
Buddha, Dharma, Sangha (Tri dilakukan oleh Pemimpin Umat
dari
50

Ratna) golongan agamanya masing-masing


Dapat melakukan sifat karuna
(kasih sayang) kepada semua
makhluk
Dapat melakukan sikap berdoa

EMOSIONAL Memahami Mengenal, menyikapi, 2 Dapat melaksanakan Dwisatya 1 Siaga menyebutkan perbutan- perbuatan
Dwisatya dan mengekspresikan dan dan Dwidarma yang sesuai dengan Dwisatya dan
Dwidarma mengapresiasi nilai- Dwidarma
nilai kepramukaan,
keindahan dan
harmoni yang
dicerminkan dengan Siaga mencatat perbuatan-perbuatan yang
2
Pa perubahan sikap dan tidak sesuai dengan dwisatya dan
nd
perilaku. 3 Dwidarma.
ua
n Siaga dapat melakukan perbuatan-
Pe perbuatan baik sesuai dengan Dwisatya
ny
el dan Dwidarma.
es
ai
an 3 Dapat melakukan Salam Pramuka 1 Siaga mencatat jenis - jenis salam
Sy dengan benar. pramuka
ar 2 Siaga menguraikan jenis - jenis salam
at
Ke pramuka
ca 3 Siaga dapat mencontohkan penggunaan
ka salam pramuka
pa
n
U
m
u
Pa
nd
ua
n
Pe
ny 4 Telah memiliki buku tabungan 1 Siaga memiliki buku tabungan.
el dan sudah menabung uang
es secara teratur dalam buku 2 Siaga dapat memperlihatkan keteraturan
ai tabungannya selama sekurang- menabung dengan memperlihatkan buku
an
kurangnya 8 minggu sejak tabungannya.
Sy Siaga mampu menyisihkan uang sakunya
ar menjadi Siaga Mula, yang 3
at diperoleh dari usahanya sendiri. untuk di tabung
Ke 4 Siaga mampu membuat hasta karya dan
ca dijual atau menjualkan
ka makanan/minuman/hasil bumi dan uang
pa hasil penjualannya untuk ditabungkan.
n
U
5 Setia membayar uang iuran 1 Siaga memiliki kartu iuaran gugusdepan.
m kepada Gugus depandengan
kepada gugusdepan dengan uang
yang 2 Siaga mampu menyisihkan uang sakunya
u uang sebagian diperoleh dari
untuk di tabung
usahanya sendirikeagamaan
3 Siaga mampu membuat hasta karya dan
dijual atau menjualkan
makanan/minuman/hasil bumi dan uang
hasil penjualannya untuk membayar uang
iuran
6 Dapat menyebutkan arti lambang 1 Siaga dapat menggambar dan
Gerakan Pramuka menguraikan kiasan lambang Gerakan
Pramuka.
2 Siaga dapat menguraikan manfaat
pohon kelapa.

3 Siaga mencatat nama pencipta lambang


Gerakan Pramuka.
7 Dapat menyebutkan sedikitnya 5 1 Siaga mencatat 5 macam seni budaya
macam seni budaya yang ada di yang ada di Indonesia
Indonesia 2 Siaga mencatat salah satu seni budaya
yang ada di daerahnya.
3 Siaga dapat melakukan salah satu seni
budaya yang ada di daerahnya.
51
52

Pa
nd
ua
n
Pe
ny
el
es
ai
an
Sy
ar
at
Ke
ca
ka
pa yang berisi nasihat-nasihat baik kepada
n
U orang tua,yanda/bunda dan gurunya
m 3 Siaga dapat melakukan nasihat - nasihat
u baik yang telah di catatnya
Pa
nd
ua Standar
n
Areal Pengembangan Kompetensi Materi SKU Pencapaian Pengisian SKU
Kompetensi
Pe Dasar
ny SOSIAL Mengenal Taat pada aturan 11 Rajin dan giat mengikuti latihan
el
es lingkungan dan keluarga, perindukan perindukan sebagai Siaga Mula
ai mengetahui aturan- dan sekolah, serta sekurang-kurangnya 8 kali
an aturan sosial yang lingkungannya, latihan
Sy ada di menghormati sesama
ar
at lingkungannya serta mengetahui
Ke wawasan kebangsaan .
ca
ka
12 Dapat memperlihatkan sikap yang
pa
n harus dilakukan jika lagu kebangsaan
U diperdengarkan atau dinyanyikan
m pada
u suatu upacara
13 Dapat memperlihatkan cara
mengibarkan dan menyimpan
bendera merah putih pada upacara
pembukaan
dan penutupan latihan.
14 Dapat menyebutkan sedikitnya 6 hari
besar nasional dan 5 orang
nama pahlawan nasional
15 Dapat mengikuti acara-acara
adat/budaya di lingkungan
tempat tinggalnya
16 Dapat menyebutkan 3 peraturan
di lingkungan tempat tinggalnya
17 Dapat menjadi contoh yang baik
bagi temannya
18 Dapat menyebutkan nama
kota/kabupaten, ibukota provinsi, dan
53 kepala daerahnya, negara, ibukota
negara, kepala negara dan wakilnya
54
Standar
Areal Pengembangan Kompetensi Materi SKU Pencapaian Pengisian SKU
Kompetensi
Dasar
INTELEKTUAL Dapat Mengenal, menyikapi 19 Dapat menyebutkan sila-sila Pancasila
melaksanakan dan mengapresiasikan sesuai dengan lambangnya
pengetahuan pengetahuan dan
teknologi sederhana teknologi, membiasakan
dan keterampilan berfikir dan berprilaku
kepramukaan, serta yang kritis,dan kreatif.
dapat .
memanfaatkannya.
.

20 Dapat mengumpulkan keterangan


untuk memperoleh pertolongan
pertama pada kecelakaan dan dapat
Pa menginformasikan kepada petugas
nd
ua
Puskesmas/rumah sakit/polisi.
n 21 Dapat menyebutkan perbedaan jam
Pe
ny
digital dan jam analog serta dapat
el memperkirakan waktu tanpa bantuan
es alat
ai
an 22 Dapat menunjukan 8 arah mata angin
Sy
ar
at 23 Dapat menyampaikan berita secara lisan
Ke dengan menggunakan bahasa Indonesia
ca
ka 24 Dapat menggunakan alat komunikasi
pa
n tradisional dan modern.
U
m
u
Pa
nd
ua Standar
n Areal Pengembangan Kompetensi Materi SKU Pencapaian Pengisian SKU
Kompetensi
Pe Dasar
ny
el FISIK memahami fungsi: Meningkatkan potensi 25 Dapat menyebutkan fungsi organ tubuh 1 Menyebutkan cara merawat
es organ, gerakan fisik (melakukan olah organ tubuh
ai
an dasar olah raga, raga), dan menanamkan
Sy kebersihan dan sportivitas serta Menunjukkan dan
ar kesehatan kesadaran hidup sehat. 2 menyebutkan organ tubuhnya
at
Ke .
ca .
ka 3 menggambar 5 buah anggota
pa tubuh.
n
U
m
u 26 Dapat melakukan gerakan dasar olah 1 melakukan 5 gerakan dasar
raga olah raga

melakukan gerakan dasar olah


2 raga sambil berlomba.

27 Dapat mencuci, menjemur, melipat dan 1 melibatkan peran serta orang


menyimpan pakaiannya dengan rapih. tua dalam kebiasaan putera/i
nya

2 Dapat memisahkan pakain yang


luntur dan tidak

3 Menyebutkan perlengkapan
mencuci dan menyetrika

55
56

28 Dapat memelihara kebersihan salah 1 Seragam Pramuka sesuai PP


satu ruangan di rumah, sekolah, tempat
ibadah dan tempat lainnya 2 pemasangan atribut Pramuka
sesuai tempatnya dan lengkap

3 Memiliki dan membawa


saputangan, rambut dan kuku
terpotong rapi

29 Dapat melakukan senam Pramuka 1 Melakukan senam pramuka


bersama teman satu barungnya

30 Dapat menunjukkan bahan-bahan 1 Menyebutkan kandungan yang


makanan yang bergizi terdapat dalam makanan bergizi
Pa
nd 2 makanan apa yang
ua mengandung karbohidrat ?
n
Pe 3 makanan apa yang
ny
el mengandung protein nabati?
es
ai
an 31 1
Sy
Dapat memelihara sedikitnya satu tanaman atau binatang yang
ar macam tanaman yang berguna, atau akan dipelihara, diketahui
at satu jenis binatang ternak selama kira- namanya
Ke kira 2 bulan.
ca
pertumbuhan yang dipelihara
ka
pa 2 tampak adanya perkembangan
n
U
m
u
Pa
nd
ua
n
Pe
ny 32 Dapat membuat satu macam hasta 1 Membuat hasta karya dari
el karya dari barang bekas. gelas plastik bekas
es
ai Membuat hasta karya dari
an 2
koran bekas
Sy
ar
at
33 Dapat menggunakan simpul mati, 1 Membuat simpul mati, anyam,
Ke
ca simpul hidup, simpul anyam, simpul pangkal dan jangkar dan
ka pangkal dan simpul jangkar. menyebutkan fungsinya dlam
pa 2 kehidupan sehari-hari
n
U
m
u

57
58

Siaga Tata

Kompetensi Standar
Areal Pengembangan Materi SKU Pencapaian Pengisian SKU
Dasar Kompetensi

SPIRITUAL Melaksanakan Melaksanakan aturan- 1 A Islam Untuk pengisian pencapaian


aturan-aturan aturan di lingkungannya ➢ Dapat membaca Al Quran dan mata SKU Keagamaan ini,
agama yang dengan benar dan mengetahui tanda bacanya diusulkan untuk dilakukan
dipeluknya dan melaksanakan ibadah ➢ Dapat menyebutkan Asmaul oleh Pemimpin Umat dari
menghormati sesuai dengan agama Husna dan artinya golongan agamanya masing-
penganut agama yang dianutnya, ➢ Dapat mengetahui dan masing.
dan budaya lain berperilaku jujur serta menceritakan salah satu kisah
setiap hari berbuat Rasul
kebaikan ➢ Dapat menyebutkan 10 nama
Malaikat dan tugasnya..
Pa
nd
ua b Katolik Untuk pengisian pencapaian
n
Pe
➢ Tahu doa Iman, doa harapan, doa mata SKU Keagamaan ini,
ny cinta kasih dan doa tobat diusulkan untuk dilakukan
el ➢ Telah mengikuti Perayaan Ekaristi oleh Pemimpin Umat dari
es dan tahu arti Konsekrasi golongan agamanya masing-
ai
an
➢ Dapat mengenal nama Pastor masing
Sy Paroki dan nama Uskup setempat
ar ➢ Dapat menunjukkan
at kemahakuasaan Allah
Ke
ca
➢ Dapat menunjukkan tindakan
ka manusia yang bergantung kepada
pa Allah.
n c Protestan
U Untuk pengisian pencapaian
m − Dapat menghafal Lukas 10:27 mata SKU Keagamaan ini,
u
Pa
nd
ua
n
Pe (hukum kasih) diusulkan untuk
ny − Dapat mengucap dan menggunakan dilakukan oleh
el
es
doa sederhana pada kesempatan Pemimpin Umat dari
ai tertentu golongan agamanya masing-
an − Dapat menunjukkan masing
Sy kemahakuasaan Allah, sedikitnya 5
ar macam
at
Ke − Dapat menunjukkan tindakan
ca manusia yang bergantung kepada
ka Allah, sedikitnya 5 macam
pa − Rajin mengikuti sekolah Minggu di
n Gerejanya.
U
m
u d Hindu Untuk pengisian pencapaian
➢ Dapat menghafal bait - bait Puja mata SKU Keagamaan ini,
Tri Sandya diusulkan untuk dilakukan
➢ Dapat menyebutkan hari-hari suci oleh Pemimpin Umat dari
agama Hindu golongan agamanya masing-
➢ Dapat memahami perbedaan masing
makna dari perayaan hari-hari
besar/suci agama Hindu
➢ Dapat menyebutkan beberapa
nama Pura besar di Indonesia
➢ Dapat menyebutkan bagian dari
Panca Sradha
➢ Dapat menyebutkan bagian dari
Panca Yadnya
➢ Dapat melakukan salah satu
gerakan dalam Yoga Asanas

e Budha Untuk pengisian pencapaian


➢ Dapat melafalkan Paritta mata SKU Keagamaan ini,
59 Namaskara diusulkan untuk dilakukan
oleh Pemimpin Umat dari
60

golongan agamanya masing-


➢ Dapat mengucapkan Paritta masing
Vandana
➢ Dapat mengucapkan Paritta
Pancasila Buddhis (Bahasa
Indonesia)

Kompetensi Standar Materi SKU Pencapaian Pengisian SKU


Areal Pengembangan Dasar Kompetensi
EMOSIONAL Mengamalkan Mengenal, menyikapi, 2 Dapat mengajak temannya untuk 1 Siaga mencatat perbutan -
dwisatya dan mengekspresikan dan mengamalkan Dwisatya dan Dwidarma perbuatan yang sesuai dengan
Dwidarma mengapresiasi nilai-nilai dwisatya dan Dwidarma
kepramukaan, keindahan
Pa dan harmoni yang Siaga dapat melakukan
nd dicerminkan dengan 2 perbuatan-perbuatan baik
ua perubahan sikap dan
n sesuai dengan dwisatya dan
Pe
perilaku. Dwidarma
ny Siaga mencatat teman -
el 3
es temannya yang akan di ajak
ai berbuat kebaikan (minimal 2
an orang).
Sy
3 Dapat menjelaskan tentang Salam 1 Siaga dapat melakukan
ar
at Pramuka kepada teman sebarungnya gerakan salam pramuka.
Ke 2 Siaga dapat memberikan
ca informasi tertulis tentang salam
ka
pa
pramuka kepada teman
n sebarungnya.
U 3 Siaga dapat memberikan
m informasi lisan tentang salam
u
Pa
nd
ua
n
Pe
ny
pramuka kepada teman
el sebarungnya.
es 4 Telah memiliki buku tabungan dan 1 Siaga memiliki buku tabungan
ai sudah menabung uang secara teratur sejak siaga mula
an dalam buku tabungannya selama
Sy
sekurang-kurangnya 12 minggu sejak Siaga dapat memperlihatkan
ar
at menjadi Siaga Bantu. Seluruh atau 2 keteraturan menabung dengan
Ke sebagian dari uang itu diperoleh dari memperlihatkan buku
ca usahanya sendiri. tabungannya sejak siaga mula
ka 3 Siaga mampu menyisihkan
pa
n uang sakunya untuk di tabung
U sejak siaga bantu.
m 4 Siaga mampu membuat 3
u hasta karya dan dijual atau
menjualkan
makanan/minuman/hasil bumi
dan uang hasil penjualannya
untuk ditabungkan selama 1
bulan ( 4 kali pertemuan).
5 Setia membayar uang iuran 1 Siaga memiliki kartu iuaran
kepada gugus depan dengan uang gugus depan sejak siaga mula
yang diperoleh dari usahanya 2 Siaga mampu menyisihkan
sendiri. uang sakunya untuk membayar
iuaran gugus depan.
3 Siaga mampu membuat hasta
karya dan dijual atau
menjualkan
makanan/minuman/hasil bumi
dan uang hasil penjualannya
untuk membayar uang iuran
gugus depan.
6 Dapat membuat lambang Gerakan 1 Siaga dapat membuat lambang
Pramuka dari bahan yang ada Gerakan Pramuka dari
61
62

tempurung dan kayu dan


menguraikan kiasan lambang
Gerakan Pramuka.
2 Siaga dapat membuat hasta
karya dari salah satu bagian
pohon kelapa (misalnya janur).
3 Siaga memiliki photo pencipta
lambang Gerakan Pramuka.
7 Dapat memperagakan satu macam 1 Siaga mencatat gerakan-
kegiatan seni budaya asal daerahnya. gerakan seni budaya asal
daerahnya yang akan di
tampilkan.
2 Siaga mencatat makna seni
budaya yang akan ditampilkan.
3 Siaga mencatat dan
menceritakan manfaat dari
Pa belajar seni budaya asal
nd daerahnya.
ua 8 Telah memiliki sedikitnya 5 tanda 1 Siaga mencatat 10 TKK Wajib.
n
kecakapan khusus
Pe
ny 2 Siaga dapat mengelompokkan
el jenis-jenis TKK sesuai dengan
es warna bidangnya.
ai 3
an Siaga mencatat syarat - syarat
Sy TKK yang akan ditempuhnya.
ar 9 Dapat mengkritisi sesuatu masalah 1 Siaga mencatat informasi dari
at dengan baik media tentang kekerasan pada
Ke
anak dan para pekerja anak.
ca
ka
pa 2 Siaga dapat mengemukakan
n pendapatnya tentang kekerasan
U pada anak
m
u
Pa
nd
ua
n
Pe
ny Siaga dapat mengemukakan
el 3 pendapatnya tentang para
es pekerja anak.
ai
an 10 Dapat menolong seseorang dan peduli 1 Siaga mencatat penderitaan -
Sy terhadap lingkungan sekitarnya. penderitaan yang ada
ar disekitarnya
at 2 Siaga mengumpulkan barang-
Ke
ca barang atau makanan yang
ka akan di sumbangkan bagi
pa saudara-saudara yang ada di
n sekitarnya.
U
m 3 Siaga dapat menyalurkan
u bahan - bahan yang akan
disumbangkan.

Kompetensi Standar
Areal Pengembangan Materi SKU Pencapaian Pengisian SKU
Dasar Kompetensi

SOSIAL Menaati aturan- Taat pada aturan 11 Rajin dan giat mengikuti latihan
aturan sosial yang keluarga, perindukan perindukan sebagai Siaga Bantu
berlaku di dan sekolah, serta sekurang-kurangnya 12 kali latihan.
lingkungannya dan lingkungannya,
melaksanakan menghormati sesama
tugas-tugas yang serta mengetahui
diberikan dengan wawasan kebangsaan .
rasa tanggungjawab
serta mengetahui
wawasan
kebangsaan

63
64

12 Dapat menceritakan sejarah Lagu


Kebangsaan Indonesia Raya.
13 Dapat menceritakan sejarah bendera
kebangsaan Indonesia dan tahu sikap
yang harus dilakukan pada waktu
bendera kebangsaan dikibarkan atau
diturunkan serta dapat memelihara
bendera kebangsaan.
14 Dapat menyebutkan sedikitnya 7 hari
besar nasional, 4 hari besar dunia dan
10 nama pahlawan nasional.
15 Dapat menyebutkan akibat melanggar
peraturan di keluarga, barung,
perindukan dan sekolah.
16 Dapat menyebutkan akibat melanggar
Pa adat/budaya di lingkungannya.
nd 17 Dapat mengajak temannya berbuat baik
ua
n
dan berkata benar.
Pe 18 Dapat menyebutkan negara-negara
ny ASEAN dan menunjukkan bendera
el
kebangsaannya
es
ai
an
Sy
ar
at
Ke
ca
ka
pa
n
U
m
u
Pa
nd
ua
Kompetensi Standar
n Areal Pengembangan Materi SKU Pencapaian Pengisian SKU
Pe Dasar Kompetensi
ny
el INTELEKTUAL Dapat menceritakan Mengenal, menyikapi 19 Dapat menyebutkan perbuatan yang
es
ai pengetahuan dan dan mengapresiasikan baik sesuai dengan sila-sila Pancasila
an teknologi sederhana pengetahuan dan
Sy
ar serta keterampilan teknologi, membiasakan
at kepramukaan yang berfikir dan berprilaku
Ke dimilikinya dalam yang kritis,dan kreatif.
ca
ka barung dan .
pa perindukan.
n
U
m 20 Dapat mengumpulkan keterangan
u
untuk memperoleh pertolongan
pertama pada kecelakaan dan
menyampaikan kepada dokter, rumah
sakit, polisi dan keluarga korban.
21 Dapat menceritakan dasar terjadinya
perbedaan waktu yang ada di Wilayah
Indonesia
22 Dapat menunjuk 8 macam arah mata
angin dengan menggunakan kompas
23 Dapat menulis surat kepada teman atau
saudaranya dengan menggunakan
Bahasa Indonesia
24 Dapat merawat peralatan elektronik,
peralatan listrik dan alat komunikas
yang ada di rumahnya
65
66
Standar
Areal Pengembangan Kompetensi Materi SKU Pencapaian Pengisian SKU
Kompetensi
Dasar
FISIK Membiasakan Meningkatkan potensi 25 Dapat memelihara organ tubuh 1 Dapat menjaga organ
hidup sehat fisik (melakukan olah tubuhnya dengan baik
dengan menjaga raga), dan menanamkan
kebersihan, sportivitas serta 2 Menyebutkan cara menjaga
berolah raga kesadaran hidup sehat. organ tubuh
secara teratur .
dengan mematuhi .
aturannya dan
minum cukup 3 menggambar 6 organ tubuh
serta makan
dengan menu
seimbang
Pa
nd
ua
26 Dapat melakukan olah raga secara tim 1 Siaga dapat bermain sepak
n bola dan kasti
Pe
ny
el 2 Menyebutkan aturan
es
ai
permainan sepak bola dan
an kasti
Sy
ar
at 27 Dapat mencuci peralatan dapur 1 Melibatkan peran serta orang
Ke
ca
tua dalam kebiasaan putra/i
ka nya
pa
n
U
m
u
Pa
nd
ua
n
Pe
ny
el 2 Mencuci piring setelah selesai
es makan
ai
an
Sy 3 Menyebutkan perlengkapan
ar memasak
at
Ke 28 Dapat memelihara kebersihan halaman 1 Aktif menjaga kebersihan di
ca
di rumah, sekolah, tempat ibadah atau lingkungannya
ka
pa di tempat lainnya.
n
U
m
u 29 Dapat melakukan salah satu cabang olah 1
raga atletik atau salah satu gaya cabang
olahraga renang 2

30 Dapat menyebutkan 5 macam penyakit 1 Mencatat nama-nama


menular penyakit menular

2 Menyebutkan cara
pencegahan penularan
penyakit?
31 Dapat memelihara sedikitnya dua 1 tanaman atau binatang yang
macam tanaman berguna, atau satu akan dipelihara, diketahui
jenis binatang ternak, selama kira-kira 4 namanya
bulan.
2 pertumbuhan yang dipelihara
tampak adanya perkembangan

67
68

32 Dapat membuat 2 (dua) macam hasta 1 Lipatan-lipatan yang terjadi,


karya dengan bahan yang berbeda tampak rapi dan lurus.
2 Hasil yang diperoleh, serupa
atau mendekati bentuk yang
diminta.
3 Disebut apa seni melipat
kertas ?
33 Dapat membuat sedikitnya 2 1 Praktek membuat ikatan
(dua) macam ikatan
2 Menyebutkan fungsi dari
ikatan tersebut?

Pa
nd
ua
n
Pe
ny
el
es
ai
an
Sy
ar
at
Ke
ca
ka
pa
n
U
m
u
•3. Proses Penyelesaian SKU

Cara menyelesaikan SKU dilakukan melalui ujian SKU. Ujian SKU adalah menilai
kecakapan Pramuka Siaga untuk memperoleh Tanda Kecakapan Umum (TKU),
sehingga kecakapan yang dimiliki Siaga benar-benar dapat dipertanggung jawabkan
dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan sesuai dengan keadaan dan
kemampuan Siaga.

Bagi Pembina Siaga ujian SKU merupakan salah satu usaha untuk meyakini:
• hasil proses pendidikan yang telah diselenggarakan.
• usaha yang dilakukan Siaga.
• kemampuan Pembina dalam melaksanakan tugasnya.
Penguji SKU adalah pembina atau pembantu Pembina yang langsung membina
Siaga. Pembina yang bersangkutan dapat meminta orang lain di luar anggota
Gerakan Pramuka untuk menguji. Misalnya orang tua atau wali Siaga. Khusus ujian
mengenai butir Dwisatya dan Dwidarma supaya dilakukan oleh Pembina atau
pembantu Pembinanya.
a. Menyelesaikan SKU
SKU merupakan alat pendidikan yang dapat menjadi pendorong bagi Siaga
untuk berusaha memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan yang
dipersyaratkan.
Pembina Pramuka Siaga baik secara formal maupun informal selalu memberikan
motivasi kepada para Pramuka Siaga untuk menyelesaikan SKU pada tingkatan
yang sesuai dengan kondisi peserta didik masing-masing.
b. Cara menguji SKU
1) Penyelesaian SKU dilaksanakan melalui ujian-ujian dengan cara informal
oleh Pembinanya (Pembantu Pembinanya) sendiri.
2) Materi yang diujikan (butir demi butir), sesuai dengan permintaan/ kesiapan
peserta didik dan dilaksanakan secara individual.
3) Waktu pelaksanaan ujian ditentukan bersama antara peserta didik dengan
Pembina/Pembantu Pembinanya.
4) Penguji (Pembina/Pembantu Pembina) berusaha agar proses ujian itu
dirasakan oleh peserta didik sebagai proses pendidikan yang menyenangkan
dan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya.
5) Ujian dilaksanakan secara individual dengan maksud agar pembina
memperhatikan batas-batas kemampuan mental/spiritual, fisik, intelektual,
emosional dan sosial peserta didik yang bersangkutan.
6) Pembina yang menguji SKU hendaknya memperhatikan usaha, ikhtiar,
ketekunan, dan kesungguhan yang sudah diperbuat dalam proses ujian SKU.
7) Penguji SKU yang berkaitan dengan mental, moral, dan kepribadian adalah
Pembina atau Pembantu Pembina, sedangkan penguji SKU yang berkaitan
dengan agama, teknologi, dan keterampilan dapat meminta bantuan orang
lain yang memiliki kompetensi.
8) Penguji membubuhkan paraf pada kolom yang tersedia dalam SKU milik
pramuka yang diuji, setelah ujian tersebut dinyatakan berhasil (lulus)

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 69


c. Tanda Kecakapan Umum (TKU)
TKU merupakan tanda penghargaan yang diberikan kepada peserta didik setelah
menyelesaikan SKU melalui ujian-ujian yang dilakukan oleh Pembinanya
(Pembantu Pembinanya)
TKU untuk Pramuka Siaga disematkan di lengan baju sebelah kiri (di bawah
tanda barung), dilakukan dalam suatu upacara pelantikan kenaikan tingkat.
Upacara Pelantikan kenaikan tingkat pada Pramuka Siaga dilaksanakan ketika
terjadi kenaikan tingkat:
1) Dari calon Siaga menjadi Siaga Mula;
2) Dari Siaga Mula menjadi Siaga Bantu;
3) Dari Siaga Bantu menjadi Siaga Tata.
Para penyandang TKU hendaknya selalu berusaha menjaga kualitasnya sehingga
dapat menjadi contoh dan panutan teman-temannya, disamping itu yang
bersangkutan mempunyai hak untuk menyelesaikan SKU berikutnya.
Tanda Kecakapan yang sudah ditempel pada lengan baju peserta didik bilamana
ternyata tidak dapat dipertanggungjawabkan karena tidak didukung oleh
kemampuan pemiliknya, maka pemilikan tanda kecakapan tersebut dapat
dilepas/dicabut.
SKU dan TKU merupakan alat pendidikan, karena itu Pembina tetap
menyikapinya sebagaimana yang diharapkan, dengan kata lain para pemakai
tanda kecakapan hendaknya selalu dijaga agar mereka sebelum disemati tanda
kecakapan harus melalui proses yang benar sehingga tanda kecakapan tersebut
didukung oleh kemampuan dan perilaku pemakainya
Pembina Pramuka Siaga hendaknya terus menerus memberikan motivasi peserta
didiknya agar mereka tetap menjaga kualitas dan perilakunya selaras dengan
TKU berikutnya sehingga sebagai Pramuka Siaga mereka memiliki pengalaman
dan kenangan ketika menjadi Siaga Mula, Siaga Bantu dan Siaga Tata.

70 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga


BAB VI
PELANTIKAN

Seorang Pramuka Siaga yang telah menyelesaikan SKU dengan baik berhak
mendapatkan TKU. Pemberian TKU dilaksanakan dalam upacara pelantikan.

1. Upacara pelantikan merupakan serangkaian acara dalam rangka memberikan


pengakuan dan pengesahan terhadap seorang pramuka atas prestasi yang dicapainya.
Upacara pelantikan bertujuan agar pramuka Siaga yang dilantik mendapat kesan
yang mendalam dan membuka hatinya untuk dapat menerima pengaruh pembinanya
dalam upaya membentuk manusia yang berkepribadian, berbudi pekerti luhur,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, peduli pada : tanah air, bangsa,
masyarakat, alam lingkungan serta peduli pada dirinya sendiri dengan berpedoman
pada satya dan darma pramuka.
Pelantikan Pramuka Siaga dapat dilakukan pada upacara pembukaan latihan atau
pada upacara penutupan latihan.
Macam-macam upacara pelantikan:
a. Upacara Penerimaan Anggota.
b. Upacara Kenaikan Tingkat.
c. Upacara Pindah Golongan.
d. Upacara Penyematan TKK.
e. Upacara Pemberian Penghargaan.

2. Proses pelantikan
Setelah Siaga menyelesaikan SKU dengan baik dan dinyatakan lulus maka yang
bersangkutan harus dilantik. Pembina menentukan waktu pelantikan dalam upacara
pembukaan latihan atau pada upacara penutupan latihan Siaga.
Langkah –langkah:
a) Persiapan
1) Persiapan mental yaitu mempersiapkan Siaga agar dengan sukarela mau
mengucapkan janji Dwisatya,serta dengan iklas bersedia mengamalkan
dalam kehidupan sehari-hari.
2) Persiapan fisik yaitu persiapan peralatan pelantikan : bendera merah putih,
standar bendera, tanda pelantikan dan alat-alat penunjang lainnya
b) Pelaksanaan.
1) Penerimaan anggota (calon sudah menyelesaikan SKU Siaga Mula) sebagai
berikut:
• Calon Siaga yang akan dilantik diantar oleh pemimpin Barungnya
menghadap Pembina.
• Para Pramuka Siaga lain yang sudah pernah dilantik menjadi Siaga Mula
Siaga Bantu dan Siaga Tata maju satu langkah.
• Yanda/Bunda bertanya tentang SKU yang telah diselesaikan kepada
calon.
• Ucapan Dwisatya dengan dituntun oleh Yanda/Bunda sedangkan tangan
ditempelkan di dada kiri.
• Pembina menyematkan TKU Siaga Mula sambil memberikan nasehat
seperlunya.
• Sulung memberikan ucapan selamat diikuti anggota perindukkan lainnya.
• Pembina memimpin doa.

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 71


• Pemimpin Barung membawa saudaranya yang baru dilantik untuk
bergabung dengan barungnya.
• Yanda/Bunda membubarkan barisan, selanjutnya Perindukan
melanjutkan kegiatan.
2) Kenaikkan tingkat (dari Siaga Mula ke Siaga Bantu, dari Siaga Bantu ke
Siaga Tata).
Proses kenaikkan tingkat pada hakekatnya sama dengan proses penerimaan
calon,bedanya sebelum penyematan tanda pelantikan yang baru, tanda
pelantikan lama dilepas dulu oleh Yanda atau Bundanya.
Siaga mengulang janji mengucap Dwisatya pada upacara kenaikkan tingkat.
3) Perpindahan dari golongan pramuka Siaga ke golongan pramuka
Penggalang. Pramuka Siaga yang telah berusia 11 tahun dan berkeinginan
untuk melanjutkan kegiatannya sebagai Pramuka Penggalang diwajibkan
untuk pindah. Dalam perpindahan ini terjadi dua proses yaitu proses di
perindukkan Siaga dan proses di pasukan Penggalang. Proses tersebut diatur
sebagai berikut:
Proses di perindukan Siaga
• Pramuka Siaga yang akan pindah golongan mengambil tempat
berhadapan dengan pembina (yanda/ bunda).
• Penjelasan Pembina bahwa kepindahan golongan Pramuka Siaga ke
Pramuka Penggalang semata-mata karena usia Pramuka Siaga tersebut
telah mencapai 11 tahun.
• Pesan yanda/bunda kepada Siaga yang akan pindah ke penggalang.
• Pramuka Siaga yang akan pindah golongan berpamitan dengan
saudaranya di perindukan.
• Bunda/yanda mengantar ke pasukan Penggalang.
Proses di Pasukan Penggalang
Dilakukan dalam rangkaian upacara pembukaan latihan dengan susunan
acara sebagai berikut:
• penyerahan siaga dari yanda/bunda ke pembina Penggalang.
• penerimaan calon anggota oleh pembina Penggalang sesuai dengan
kebiasaan yang berlaku di Pasukan Penggalang tersebut.
• Pembina Siaga kembali ke perindukan untuk melanjutkan kegiatannya
• calon anggota baru diperkenalkan kepada semua anggota pasukan,
kemudian diserahkan kepada regu yang sudah siap menerimanya.
• ucapan selamat dari semua anggota pasukan dilanjutkan acara kegiatan
yang sudah diprogramkan.

72 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga


.

Perindukan Batas Pasukan


Siaga Penggalang

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 73


74 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga
BAB VII
PENUTUP

1. Membina Siaga adalah menyiapkan pramuka sejak dini menjadi manusia yang
berwatak, berkepribadian dan berbudi pekerti luhur.
2. Membina Siaga dalam Perindukan menggunakan kiasan Keluarga Bahagia, yaitu
dengan penuh kasih dan sayang, dan mengutamaka keteladanan (Ing ngarsa sung
tulada).
3. Latihan mingguan, kegiatannya disusun dengan mengacu SKU Pramuka Siaga.
4. Para Pembina harus berusaha untuk memperluas pengetahuan dan wawasan agar
dapat mengikuti perkembangan jaman.
5. Pembina Siaga diharapkan dapat memahami sifat dan kepribadian masing-masing
peserta didiknya karena pada dasarnya pembinaan Pramuka Siaga dilakukan secara
pribadi bukan secara klasikal.

Panduan ini diharapkan dapat menjadi acuan para Pembina Siaga dalam menyelesaikan
Syarat Kecakapan Umum.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : Oktober 2011

Kwartir Nasional Gerakan


Pramuka Ketua,

Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, MPH

Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga 75


76 Panduan Penyelesaian Syarat Kecakapan Umum Siaga

Anda mungkin juga menyukai