Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan karunia dari-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan kegiatan
penyuluhan demam berdarah (DBD) dan terapi bermain ini tepat pada waktunya. Semoga
salam serta salawat selalu tercurahkan kepada nabiullah Muhammad saw., selaku suri
tauladan bagi seluruh umat muslim.
Melalui kesempatan ini, kami juga ingin menyampaian rasa terimakasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada preseptor institusi, preseptor lahan, pihak
puskesmas, seluruh peserta kegiatan dan seluruh pihak yang senantiasa membantu suksesnya
pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan terapi bermain pada anak di puskesmas Jongaya
Makassar tahun 2021.
Kami menyadari secara penuh, bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari seluruh pihak sangat kami
butuhkan untuk kesempurnaan laporan ini dimasa selanjutnya. Kami juga memohon maaf
apabila ada kesalahan kami selama pelaksanaan kegiatan penyuluhan demam berdarah yang
dirangkaikan dengan terapi bermain kemarin.
Demikianlah laporan ini kami susun. Besar harapan kami, laporan ini akan
memberikan manfaat kepada pembaca secara umumnya, dan kepada kami secara khususnya.
Sekian,
Kelompok 4
A. Latar Belakang
Demam berdarah merupakan salah satu penyakit endemik yang masih perlu
mendapat perhatian penting, tidak hanya oleh petugas kesehatan, namun juga oleh
masyarakat. Secara definisi demam berdarah (DBD) merupakan penyakit yang
disebabkan oleh virus demam berdarah (virus dangue) yang dibawa oleh nyamuk Aedes
Aegypti dan Aedes albopictus [ CITATION Suk14 \l 1057 ]. Berdasarkan data Kementrian
Kesehatan, insiden kejadian demam berdarah masih cukup tinggi terjadi di negara
Indonesia, yang merupakan negara 2 musim. Pada tahun 2015 lalu, jumlah kasus DBD
adalah 528 jiwa. Dari 528 kasus tersebut, terdapat 17 kasus yang meninggal dunia.
Insident Rate (IR) kasus DBD mencapai 63,5/100.000 penduduk [ CITATION Kem16 \l
1033 ].
Angka ini lebih tinggi dari target nasional (<51/100.000 penduduk). Jika
dibandingkan pada tahun 2014, telah terjadi peningkatan Kasus DBD dari 438 kasus
menjadi 528 kasus. Peningkatan yang terjadi adalah sekitar sebesar 90 kasus. Case
Fatality Rate (CFR) tahun 2015 adalah 3,2, angka ini masih lebih tinggi dibanding
dengan target nasional (< 1%). Memang ini sangat memprihatinkan, dan kemungkinan
akan lebih terus meningkat setiap tahunnya. Tingginya angka kesakitan DBD ini
disebabkan karena adanya perubahan iklim yang tidak stabil dan juga faktor curah hujan
yang juga cukup tinggi. Kondisi ini merupakan sarana perkembangbiakan nyamuk Aedes
Aegypty maupun jenis nyamuk Aedes albopictus. Berbagai upaya telah diupayakan untuk
mencoba menurunkan angka prevelensi kejadian ini, salah satunya adalah edukasi kepada
masyarakat terkait pola hidup sehat dan memotong rantai perkembiakan nyamuk
penyebab DBD.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu mengerti, memahami dan dapat menjelaskan dengan benar terkait penyakit
demam berdarah, serta memfasilitasi bermain anak untuk peningkatan perkembangan.
2. Tujuan khusus
a. Menambah wawasan pengetahuan mengenai informasi bahaya demam berdarah
b. Memberdayakan masyarakat dalam menghadapi wabah demam berdarah.
c. Mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dan berperan aktif dalam penanganan
serta pencegahan penyakit demam berdarah.
d. Memberikan kepuasan pada anak
e. Meningkatkan keterampilan dan kreatifitas anak
M Q
P P
F F O
P P
D
F F
P
Keterangan
M : Moderator
Q : Pemateri
F : Fasilitator
O : Observer
P : Peserta
D : Dokumenter
F. Susunan pelaksanaan
1. Susunan kepanitiaan
a. Moderator : 1 orang
b. Pemateri : 1 orang
c. Fasilitator : 5 orang
d. Observer : 2 orang
e. Dokumenter : 1 orang
G. Peserta kegiatan
1. Kriteria pasien
Pasien dengan yang datang mengunjungi puskesmas Jongaya Makassar pada hari
pelaksanaan kegiatan
2. Proses seleksi
a. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
b. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
c. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut kegiatan penyuluhan
3. Target Peserta
12 masyarakat menjadi peserta kegiatan penyuluhan DBD
L CL
P P
F F O
P P
F F
P
Keterangan
L : Leader
CL : Co-leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Anak
I. Pembagian tugas
1. Leader : Lusiana
Tugas:
a. Memimpin jalannya TAK
b. Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya TAK
c. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
d. Menjelaskan permainan
2. Co-leader : Gavrilla Lenny Satar
Tugas :
c. Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan
d. Menyampaikan jalannya kegiatan
e. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya
3. Fasilitator : Asman, Sion Rati, Yunisa, Gresyia Winona Sumbung, Rohani Sakiman,
Antonius Pati Sadia.
Tugas :
a. Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan
b. Memotivasi anak yang kurang aktif agar mengikuti kegiatan dengan baik
c. Mendampingi anak selama kegiatan bermain
4. Observer : Shahnaz Fathirrizky,
Tugas :
a. Mengamati, mengobservasi, dan melaporkan jalannya kegiatan serta perilaku
yang diharapkan
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama berlangsungnya kegiatan
J. Susunan pelaksanaan
Adapun susunan perawat pelaksana terapi bermain
a. Leader : 1 orang
b. Co-leader : 1 orang
c. Fasilitator : 6 orang
d. Observer : 1 orang
K. Pasien
a. Pasien anak yang berkunjung pada hari pelaksanaan kegiatan terapi
bermain
b. Pasien usia Balita (<5 tahun)
c. Target = 10 anak mengikut berpartisipasi dalam terapi bermain
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. SAP Kegiatan penyuluhan
Waktu : 40 menit
I. Latar Belakang
Demam berdarah merupakan salah satu penyakit endemik yang masih perlu
mendapat perhatian penting, tidak hanya oleh petugas kesehatan, namun juga oleh
masyarakat. Secara definisi demam berdarah (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus demam berdarah (virus dangue) yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti dan
Aedes albopictus [ CITATION Suk14 \l 1057 ]. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan,
insiden kejadian demam berdarah masih cukup tinggi terjadi di negara Indonesia, yang
merupakan negara 2 musim. Pada tahun 2015 lalu, jumlah kasus DBD adalah 528 jiwa.
Dari 528 kasus tersebut, terdapat 17 kasus yang meninggal dunia. Insident Rate (IR) kasus
DBD mencapai 63,5/100.000 penduduk [ CITATION Kem16 \l 1033 ].
Angka ini lebih tinggi dari target nasional (<51/100.000 penduduk). Jika
dibandingkan pada tahun 2014, telah terjadi peningkatan Kasus DBD dari 438 kasus
menjadi 528 kasus. Peningkatan yang terjadi adalah sekitar sebesar 90 kasus. Case
Fatality Rate (CFR) tahun 2015 adalah 3,2, angka ini masih lebih tinggi dibanding dengan
target nasional (< 1%). Memang ini sangat memprihatinkan, dan kemungkinan akan lebih
terus meningkat setiap tahunnya. Tingginya angka kesakitan DBD ini disebabkan karena
adanya perubahan iklim yang tidak stabil dan juga faktor curah hujan yang juga cukup
tinggi. Kondisi ini merupakan sarana perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypty maupun
jenis nyamuk Aedes albopictus. Berbagai upaya telah diupayakan untuk mencoba
menurunkan angka prevelensi kejadian ini, salah satunya adalah edukasi kepada
masyarakat terkait pola hidup sehat dan memotong rantai perkembiakan nyamuk penyebab
DBD. Oleh karena itu, kami dari mahasiswa profesi Ners Fakultas Keperawatan Unhas
bermaksud ingin mengadakan penyuluhan terkait pencegahan dan penanganan terhadap
kejadian demam berdarah di Puskesmas Jongaya Makassar.
B. Tujuan Khusus
V. Media
1. Banner
2. Leaflet
3. Camera
VI. Kegiatan Penyuluhan
1) Persiapan :
1. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penyuluhan berlangsung
2. Media sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan berlangsung
2) Proses :
1. Peserta Kegiatan bersedia menjadi peserta dalam kegiatan penyuluhan.
2. Peserta Kegiatan menyimak penjelasan dari pemateri.
3. Peserta Kegiatan aktif bertanya atau memberikan pendapat terkait materi
4. Media dapat digunakan secara efektif
3) Hasil :
1. Dengan memberikan pertanyaan secara lisan.
a. Menjelaskan apa itu demam berdarah
b. Menjelaskan penyebab terjadinya demam berdarah?
c. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit demam berdarah?
d. Menjelaskan dampak penyakit demam berdarah?
e. Menjelaskan cara menghindari demam berdarah?
f. Menjelaskan cara mencegah demam berdarah?
2. Memberikan pertanyaan secara acak terkait materi yang dijelaskan dan Peserta
kegiatan dapat menjawabnya (feedback).
PROPOSAL TERAPI BERMAIN
A. Latar Belakang
Dunia anak merupakan dunia bermain. Dengan bermain, anak akan memperoleh
pelajaran yang mengandung aspek perkembangan kognitif, sosial, emosi dan
perkembangan fisik. Dengan bermain anak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman
yang membantu perkembangannya untuk menyiapkan diri dalam kehidupan selanjutnya.
Para ahli pendidikan menganggap bahwa bermain sebagai kegiatan yang memiliki nilai
praktis, artinya bermain digunakan sebagai media untuk meningkatkan keterampilan dan
kemampuan tertentu pada anak. Bermain merupakan jembatan bagi anak dari belajar
informal menjadi formal. Dengan bermain, anak dapat melakukan kegiatan sehingga
semua aspek perkembangan dapat berkembang secara maksimal.
Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada diri anak dilihat
dari berbagai aspek antara lain aspek fisik (motorik), emosi, kognitif dan psikososial
(bagaimana anak berinteraksi dengan lingkungan). Perkembangan yang dinilai
berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam empat kelompok besar yang disebut
sektor perkembangan yaitu Perkembangan Motorik (kasar dan halus), Bahasa, dan
Personal sosial (Rahma, S, 2019).
Oleh karena itu, terapi bermain merupakan hal penting bagi seorang anak, krena
permainan dapat memberikan kesempatan untuk melatih keterampilannya secara
berulang- ulang dan dapat mengembangkan ide-ide sesuai dengan cara dan
kemampuannya sendiri. Dengan terapi bermain akan memudahkan memahami tahap
perkembangan anak yang kompleks.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Merangsang perkembangan motorik kasar bayi usia balita
2. Tujuan khusus
f. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak
g. Meningkatkan keterampilan anak
h. Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu
i. Memberikan kesenangan dan kepuasan anak
C. Setting tempat
L CL
P P
F F O
P P
F F
P
Keterangan
L : Leader
CL : Co-leader
F : Fasilitator
O : Observer
P : Anak
D. Pembagian tugas
1. Leader : Lusiana
Tugas:
a. Memimpin jalannya TAK
b. Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya TAK
c. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
d. Menjelaskan permainan
2. Co-leader : Gavrilla Lenny Satar
Tugas :
a. Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan
b. Menyampaikan jalannya kegiatan
c. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya
3. Fasilitator : Asman, Sion Rati, Yunisa, Gresyia Winona Sumbung, Rohani Sakiman,
Antonius Pati Sadia.
Tugas :
a. Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan
b. Memotivasi anak yang kurang aktif agar mengikuti kegiatan dengan baik
c. Mendampingi anak selama kegiatan bermain
4. Observer : Shahnaz Fathirrizky,
Tugas :
a. Mengamati, mengobservasi, dan melaporkan jalannya kegiatan serta perilaku
yang diharapkan
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama berlangsungnya kegiatan
4. Anak
Kriteria pasien
1) Pasien dengan usia Balita
2) Pasien anak yang mengunjungi lokasi kegiatan terapi bermain pada hari
pelaksanaan kegiatan
5. Proses seleksi
d. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
e. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
f. Membuat kontrak dengan pasien/orang tua pasien yang setuju ikut kegiatan terapi
bermain
E. Susunan pelaksanaan
a. Leader : 1 orang
b. Co-leader : 1 orang
c. Fasilitator : 6 orang
d. Observer : 1 orang
F. Alat & Bahan
1. Bola warna Warni (17 bola)
Lampiran 2. Banner kegiatan
Lampiran 3. Leaflet Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan & Terapi Bermain
No Aspek yang Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta
dinilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bersedia √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
mengikuti
kegiatan
penyuluhan
2 Mengikuti √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
proses dari
awal hingga
akhir
3 Menyimak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
materi yang
disampaikan
Keterangan :
No Aspek yang Anak 1 Anak 2 Anak 3 Anak 4 Anak 5 Anak 6 Anak 7 Anak 8 Anak 9 Anak
dinilai 10
1 Menggelinding √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
bola
2 Memindahkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
bola dari satu
tempat ke
tempat yang
lain
3 Menikmati √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
proses bermain
Keterangan :