Uji Stabilitas Rekonstitusi Suspensi Cefadroxil Dengan Metode Ultra Performance Liquid Chromatography (Uplc)
Uji Stabilitas Rekonstitusi Suspensi Cefadroxil Dengan Metode Ultra Performance Liquid Chromatography (Uplc)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari
Oleh :
RATIH KUSUMANINGRUM
DIA130816
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
BANDUNG
2016
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : D1A130816
Setelah membaca skripsi ini dengan seksama, menurut pertimbangan kami telah
memenuhi persyaratan ilmiah sebagai suatu skripsi
Pembimbing I Pembimbing II
Antibiotik yang cukup banyak dipakai oleh masyarakat Indonesia antara lain
adalah cefadroxil. Penggunaannya sangat luas mulai untuk pengobatan infeksi
kulit hingga saluran kemih. Sediaan cefadroxil yang beredar di pasaran berupa
tablet,kapsul,dan suspensi. Stabilitas zat aktif dalam sediaan sangat penting untuk
diperhatikan, dengan adanya penambahan air pada sediaan suspensi cefadroxil
akan mempengaruhi stabilitas yang terkandung didalamnya. Uji stabilitas
merupakan suatu ketentuan bagi industri farmasi untuk memastikan mutu obat
yang dihasilkan sesuai persyaratan yang ditetapkan. Pemeriksaan yang dilakukan
oleh industri farmasi membutuhkan waktu analisis yang cepat. Penelitian ini
bertujuan mendapatkan metode analisis yang lebih cepat dan lebih efisien untuk
penetapan kadar cefadroxil dengan UPLC. Analisis kuantitatif dilakukan dalam
dua tahap, yaitu tahap pertama validasi metode analisis cefadroxil menggunakan
UPLC dan tahap kedua adalah penetapan kadar. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan fase gerak metanol : NaH2PO4 0,05 M dengan laju alir 0,29
mL/menit, panjang gelombang 254 nm dengan waktu retensi 1,31 menit. Dari
validasi metode yang dilakukan terhadap sistem UPLC, diperoleh metode analisis
yang selektif ditunjukkan dengan tidak adanya komponen lain dalam sampel yang
mempengaruhi hasil pengukuran. Hasil dari parameter-parameter metode analisis
yang telah dilakukan secara keseluruhan telah memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan hal ini menunjukkan bahwa metode analisis tersebut valid. Uji
stabilitas cefadroxil suspensi yang telah direkonstitusi menunjukkan bahwa
sampai 10 hari penggunaan masih memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah “UJI STABILITAS REKONSTITUSI
pihak yang telah membantu sehingga tersusunnya skripsi ini. Ucapan terima kasih
1. Bapak Dr. H. Didin Muhfidin, S.I.P., M.Si selaku Rektor Universitas Al-
Ghifari.
4. Ibu Dytha Andri Deswati, M.Si, Apt selaku Dosen Pembimbing II yang telah
6. Orang tua dan ketiga adikku yang selalu memberikan doa, dukungan dan
semangat.
iii
7. Drs. Harry Wiyoto dan ketiga jagoanku yang telah memberikan motivasi dan
kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .............................................................................................. i
ABSTRACT............................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
v
3.2.4 Validasi Metode Analisis ................................................... 22
3.2.5 Perlakuan Sampel ............................................................... 23
3.2.6 Persiapan Alat (Kondisi UPLC) ......................................... 24
3.3 Analisis Kuantitatif ...................................................................... 25
3.3.1 Uji Kesesuaian Sistem ...................................................... 25
3.3.2 Perhitungan Uji Kesesuaian Sistem ................................... 25
3.3.3 Perhitungan Kadar Cefadroxil ........................................... 25
3.4 Analisis Fisik Suspensi ................................................... ............ 26
LAMPIRAN............................................................................................ 47
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu obat andalan untuk
organisme, khususnya proses infeksi oleh bakteri (Goodman & Gilman, 2007).
Antibiotik yang cukup banyak dipakai oleh masyarakat Indonesia antara lain
Penggunaannya juga sama luas, mulai untuk mengobati dari infeksi kulit hingga
saluran kemih. Sediaan cefadroxil yang beredar di pasaran berupa tablet, kapsul
dan suspensi. Pada sediaan suspensi yang mengandung air dapat memungkinkan
terjadinya hidrolisis. Cefadroxil dibuat dalam bentuk sediaan sirup kering, dimana
Sirup kering adalah campuran obat dengan sakarosa , harus dilarutkan dalam
jumlah air tertentu sebelum digunakan. Sediaan dibuat pada umumnya untuk
bahan obat yang tidak stabil dan tidak larut dalam pembawa air. Keuntungan sirup
kering dari sirup cairan, biasanya sirup dapat tahan disimpan lebih lama.
1
2
Hal ini bertujuan untuk menjaga stabilitas zat aktif pada masa penyimpanan dan
dan karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat
suatu zat merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam membuat formulasi
suatu sediaan farmasi. Hal ini penting mengingat suatu obat atau sediaan farmasi
di industri diproduksi dalam jumlah yang besar dan memerlukan waktu yang lama
yang disebut uji stabilitas obat. Adanya uji stabilitas menurut CPOB secara
singkat dapat didefinisikan sebagai suatu ketentuan bagi industri farmasi yang
dibuat untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai persyaratan yang
Dalam penelitian ini akan dilakukan uji stabilitas penetapan kadar cefadroxil
dikategorikan cepat, tetapi di industri membutuhkan analisis yang lebih cepat lagi.
Hal ini dikarenakan tuntutan untuk merilis produk dengan waktu yang cepat dan
ditambah lot yang banyak. Dalam pengujian ini adanya tahap perubahan kadar zat
3
dalam sediaan. Kelebihan UPLC adalah waktu analisa yang lebih singkat, solvent
yang digunakan, volume injek sampel dan limbah yang yang dihasilkan lebih
yang mahal dan perawatan yang lebih rumit dikarenakan UPLC menggunakan
kolom yang lebih pendek dengan porositas lebih kecil sehingga mudah mampet.
1. Apakah stabilitas sediaan sirup kering yang telah direkonstitusi cukup stabil
Untuk mengetahui mutu obat, dalam hal ini stabilitas cefadroxil sirup kering
setelah direkonstitusi.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obat
Obat adalah bahan kimia atau paduan bahan kimia yang dimaksud untuk
menyembuhkan penyakit, gejala penyakit, luka, keadaan fisik dan mental, pada
manusia atau hewan untuk maksud meningkatkan kesegaran fisik maupun mental
dan bahan ini tidak tergolong makanan atau minuman (Moningka, 2007).
Mutu obat adalah semua unsur – unsur yang berpengaruh secara langsung
suatu produk obat. Mutu suatu obat atau kualitas produk obat sangat penting
karena akan menentukan efek terapeutik. Mutu suatu sediaan obat dapat ditinjau
dari berbagai aspek antara lain aspek teknologi yang meliputi stabilitas fisik dan
kimia. Obat yang memiliki mutu fisik yang baik akan memberikan bioavailabilitas
yang baik karena ketersediaan farmasetik dari obat tersebut tinggi (Ansel, 2011).
2.2 Cefadroxil
hidroksifenil)asetil]amino)-3-metil-8-okso-5-tia-1-azabisiklo[4.2.0]okt-2enaasam-
5
6
Cefadroxil C14H12N3O5S
sel bakteri sehingga bila sel bakteri tumbuh dengan dinding sel yang tidak
sempurna maka bertambahnya plasma yang terserap dengan jalan osmosis akan
cefadroxil adalah obat antibiotik pilihan utama yang sering digunakan karena
memiliki daya kerja yang luas dan harga yang relatif murah (Marthindale, 2009).
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
atas, dan tidak termasuk kelompok suspensi yang lebih spesifik, seperti suspensi
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk
halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi
Sesuai sifatnya, partikel yang terdapat dalam suspensi dapat mengendap pada
sesuai untuk meningkatkan kekentalan dan bentuk gel suspensi seperti polimer
atau gula. Yang sangat penting adalah suspensi harus dikocok baik sebelum
digunakan untuk menjamin distribusi bahan padat yang merata dalam pembawa,
hingga menjamin keseragaman dan dosis yang tepat. Suspensi harus disimpan
Suspensi dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu suspensi yang siap digunakan atau
yang direkontitusikan dengan sejumlah air untuk injeksi atau pelarut lain yang
sesuai sebelum digunakan. Suspensi tidak boleh di injeksikan secara intravena dan
Suspensi dalam bentuk serbuk kering awalnya menunjukkan bahwa zat aktif
yang digunakan tidak stabil untuk disimpan dalam periode waktu tertentu dengan
8
adanya pembawa air, lebih sering diberikan sebagai campuran serbuk kering
Suspensi oral antibiotik, kebanyakan bahan – bahan antibiotik tidak stabil bila
dalam larutan, untuk waktu lama dan oleh sebab itu dilihat dari stabilitas. Fase
pendispersi dari suspensi antibiotik adalah air dan biasanya diberi warna, pemanis,
pewangi dan perasa, untuk memberikan cairan lebih menarik dan menambah
Stabilitas obat adalah kemampuan suatu obat untuk mempertahankan sifat dan
tersebut. Sediaan obat yang stabil adalah sediaan yang masih berada dalam batas
yang dapat diterima selama periode penyimpanan dan penggunaan, dimana sifat
bagaimana kualitas zat aktif atau produk farmasi dengan waktu yang bervariasi
juga dibawah pengaruh berbagai faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan
cahaya. Selain itu faktor yang terkait dalam stabilitas suatu produk misalnya sifat
kimia dan fisik dari zat aktif maupun zat tambahan atau eksipien, bentuk sediaan
kemasan bahan. Selain itu stabilitas eksipien yang mungkin mengandung atau
Rhodes, 2000).
pada zat yang terkandung dalam obat, sehingga tidak mencapai efek terapi atau
Zat aktif yang digunakan sebagai obat-obatan memiliki struktur molekul yang
beragam, oleh karena itu rentan terhadap banyak variabel dan jalur degradasi.
oksidasi, fotodegradasi, dan interaksi yang komplek dengan eksipien. Hal ini akan
Salah satu dari jalur degradasi kimia adalah hidrolisis. Pada sebagian besar
produk parenteral, zat aktif dapat kontak dengan air dan bahkan sediaan dalam
Dengan demikian hidrolisis salah satu reaksi yang paling umum terlihat pada obat.
Hidrolisis merupakan jalur utama degradasi suatu obat, terutama pada zat aktif
yang memiliki gugus fungsional ester dan amida (Stability of Drugs and Dosage
Forms, 2002).
Komponen obat-obatan (zat aktif dan eksipien) yang ada di berbagai keadaan
fisik mikroskopik dengan derajat yang berbeda dari pemerian. Hal ini mengatasi
perubahan fisik yang dapat terjadi pada zat aktif dan eksipien dan menjelaskan
faktor yang mempengaruhi perubahan fisik serta metode untuk menstabilkan obat
digunakan akurat, spesifik, mudah direproduksi, dan stabil pada kisaran analit
yang akan dianalisis. Suatu metode harus divalidasi untuk melakukan verifikasi
(terus menerus). Jadi dalam validasi metode analisa yang diuji adalah prosedur
tetap pengujian.
Validasi metode analisa dilakukan untuk semua metode analisa yang digunakan
telah dikalibrasi dan diuji kesuaian sistemnya serta menggunakan bahan baku
Prosedur metode analisa dapat diadopsi dari berbagai literatur resmi seperti
Metode ini disebut metode analisis adopsi atau yang berasal dari riset yang
dilakukan oleh bagian pengembangan produk atau modifikasi dari prosedur yang
sudah ada dalam literatur resmi disebut metode analisa eksplorasi atau modifikasi.
1. Kecermatan (Presisi)
diekspresikan sebagai simpangan baku relatif dari sejumlah sampel yang berbeda.
12
2. Ketepatan (Akurasi)
diterima baik nilai sebenarnya maupun nilai pembanding yang dapat diterima
dengan nilai hasil uji yang diperoleh dengan metode analisis yang dipakai.
sebagai persen recovery dari penetapan kadar sampel yang diketahui kadarnya dan
% akurasi = x 100%
3. Selektifitas
Selektifitas adalah kemampuan untuk mengukur analit yang dituju secara tepat
dan spesifik dengan adanya komponen komponen lain dalam matriks sampel
hampir sama.
Untuk tujuan uji kemurnian dan pengukuran kadar, spesifisitas ditunjukkan oleh
Jika dalam suatu uji terdapat suatu pengotor (impurities) maka suatu metode uji
harus tidak terpengaruh dengan adanya pengotor ini (Ganjar dan Rohman, 2007).
senyawa yang dituju terpisah secara sempurna dari senyawa – senyawa lain. Cara
4. Linearitas
hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran
yang diberikan. Linearitas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik kurva
yang berbeda – beda. Data yang diperoleh selanjutnya diproses dengan metode
5. Ketahanan (robustness)
suhu dan sebagainya. Suatu praktek yang baik untuk mengevaluasi ketahanan
6. Stabilitas
Untuk memperoleh hasil – hasil analisis yang reprodusibel dan reliabel, maka
sampel, pereaksi dan baku yang digunakan harus stabil pada waktu tertentu
larutan dan reagen sangat penting, baik yang berkaitan dengan suhu , atau yang
berkaitan dengan waktu. Jika larutan tidak stabil pada suhu kamar, maka
juga penting, terkait dengan waktu pengerjaan (Ganjar dan Rohman, 2007).
2.6 Kromatografi
Peranan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak, begitu juga
dengan ilmu kromatografi yang merupakan bagian yang penting dalam industri
fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam akan menahan komponen
komponen yang mudah larut dalam fasa gerak akan bergerak lebih cepat.
15
1. Kromatografi Gas
2. Kromatografi Cair
Namun demikian ada beberapa lagi jenis kromatografi tetapi tidak termasuk ke
1. Kromatografi Kertas
3. Kromatografi Kolom
memilih dan menciptakan metode yang sangat efisien terutama didasarkan pada
pemisahan partikel kecil. Kromatografi cair tekanan ultra juga dikenal sebagai
untuk pemisahan dan analisis partikel kecil dengan cepat dan efektif.
dipisahkan melaui kolom. Hal ini memungkinkan analit, yang dipisahkan dari
campuran, yang akan diukur dari molekul lain. Kolom diisi dengan bahan
kemasan , yang dikenal sebagai fase diam. Dalam UPLC pompa mendorong
campuran, yang dikenal sebagi fase gerak, melalui kolom. Sebagai fase gerak
melewati fase diam detektor menunjukkan waktu retensi dari molekul yang
16
berbeda. Waktu retensi bervariasi tergantung pada interaksi antara fase diam,
kenyataan bahwa partikel kecil dapat bekerja dengan kecepatan linear yang lebih
tinggi. Ini berarti bahwa penggunaan partikel yang lebih kecil akan
memungkinkan untuk sempit, puncak tinggi, resolusi yang lebih besar. Banyak
keunggulan dari UPLC terutama didasarkan pada teori dibalik kromatografi cair.
resolusi. Karena baik efisiensi dan laju alir optimum yang berbanding terbalik
dan mempercepat laju aliran. Dalam sistem UPLC, ukuran partikel menurun
menjadi 1,7 µm dibandingan dengan 3,5µm atau 5μm. Partikel partikel secara
khusus dirancang untuk menahan kisaran luas tekanan dan pH, memiliki kapasitas
5. Dapat dipakai untuk beraneka ragam molekul mulai dari mikro sampai makro
6. Banyak pilihan fasa gerak yang dapat dipakai dan memungkinkan untuk
dipakai kembali.
17
Sistem UPLC terdiri dari dua sistem yaitu sistem pemisahan dan sistem
deteksi. Sistem pemisahan terdiri dari beberapa modul yaitu sistem pemasok
pelarut dan bagian utamanya pompa yang mengalirkan pelarut dan sampel ke
dalam kolom. Sistem deteksi terdiri dari detektor yang dihubungkan pada ujung
akhir kolom. Tengara detektor diproses dalam instrumen analog atau digital atau
Komponen utama UPLC adalah sistem pompa tekanan tinggi, kolom dengan
partikel fase diam yang kecil dan sistem detektor dengan sensitivitas tinggi.
18
1. Fasa gerak
Cara elusi fasa gerak dalam UPLC ada dua macam yaitu :
a. Elusi isokratik
Pada elusi ini dilakukan dengan satu macam atau lebih dari satu macam larutan
pengembang dengan perbandingan yang tetap dari awal sampai akhir pemisahan.
b. Elusi Gradien
Cara ini disebut juga pemrograman fasa gerak yaitu adanya perubahan
komposisi fasa gerak selama proses pemisahan. Pada elusi ini dilakukan dengan
tertentu.
2. Pompa
Fungsi pompa pada UPLC adalah untuk mengalirkan fasa gerak melalui
3. Injektor
ditentukan oleh kolom yang baik, juga ditentukan oleh banyaknya zat yang
4. Kolom
suatu analisis tergantung pada pemilihan kolom dan kondisi percobaan yang
sesuai. Kolom diisi dengan kemasan yang sesuai diperlukan untuk pemisahan
5. Detektor
dalam kolom dan menghitung kadarnya. Detektor yang baik memiliki sensitifitas
yang tinggi, gangguan yang rendah, kisar respons linear yang luas dan member
respon untuk semua tipe senyawa. Suatu kepekaan yang rendah terhadap aliran
dan fluktuasi temperatur sangat diinginkan tetapi tidak selalu dapat diperoleh.
merupakan sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi.Hal ini
karena didukung oleh kemajuan dalam teknologi kolom, sistem pompa tekanan
tinggi, dan detektor yang sangat sensitif dan beragam. UPLC mampu
distribusi solut dalam fase gerak dan fase diam .Penerapan UPLC dengan
pemantauan melalui deteksi UV memberikan suatu metode yang akurat, tepat dan
METODE PENELITIAN
cefadroxil monohydrat, sampel sirup kering cefadroxil 250 mg, asam klorida,
Agilent 1290 Infinity II LC, kolom zorbax eclipse plus C18 RRHD 2,1x50mm 1,8-
micron, kolom Acquity BEH C18 1,7 micron 2,1x50mm, syringe glass 10 mL,
neraca analitik Mettler Toledo, pH meter (Mettler Toledo), labu takar 50 mL dan
250 mL, pipet volumetrik 5,0 mL, piala gelas 500 mL dan 1000 mL, gelas ukur 50
mL dan 1000 mL, pipet tetes, batang pengaduk, corong, erlenmeyer 100 mL,
kertas saring membran 0,2 µm, penyaring 0,2 µm, kertas timbang, ultrasonic
Fase gerak terdiri dari methanol HPLC grade (Merck) dan NaH2PO4 0,05 M.
membranes 0,2µm. Masukkan ke dalam botol fase gerak 500 mL. Dan hilangkan
21
22
Pelarut terdiri dari 10 mL HCl 0,1N dan air. Pembuatan larutan HCl 0,1N =
Pipet 5 mL larutan induk masukkan kedalam labu takar 50 mL, tambahkan air
melakukan validasi terhadap metode analisanya. Yaitu uji kesesuaian sistem, uji
selektifitas, uji linieritas, uji presisi, uji akurasi, uji stabilitas dan robustness.
yaitu waktu retensi, area, jumlah plat teori, faktor ikutan dan resolusi jika ada.
b. Uji Selektifitas
pelarut, larutan standar, larutan sampel dan bahan pembantu. Pelarut dan bahan
pembantu tidak boleh memberikan respon area pada daerah serapan bahan aktif.
23
c. Uji Linieritas
melakukan pengujian terhadap 3 larutan standar dan 3 larutan sampel dengan level
validasi. Persen akurasi diperoleh dengan cara melihat perolehan kembali dan
Dengan cara mengulangi pemeriksaan larutan standar dan larutan uji yang
telah disimpan.
f. Robustness
Pada metode analisis ini yang diuji adalah perubahan fasa diam (perubahan
kolom yang digunakan). Parameter yang diuji adalah presisi produk dan
selektivitas. Pemeriksaan uji presisi produk dan uji selektivitas dilakukan sama
masukkan kedalam labu takar 250 mL, lalu tambahkan 10 mL HCl 0,1N,
ultrasonic 10 menit dan tambahkan air sampai tanda batas. Saring dengan
Sampel sediaan suspensi disimpan selama 10 hari pada suhu kamar dan
Kolom yang digunakan adalah zorbax eclipse plus C18 RRHD 2,1x50mm 1,8-
micron, dengan detektor UV-VIS pada panjang gelombang 254 nm. Pompa yang
digunakan adalah mode aliran tetap dengan laju alir 0,29 mL/menit. Fase gerak
dengan methanol selama 30 menit dan dengan purified water selama 30 menit
kemudian dialirkan dengan fase gerak selama 30 menit sampai diperoleh garis
2. Detektor : UV 254 nm
3. Laju alir : 0,29 mL/menit
4. Volume penyuntikkan : 1,0 µl
5. Fase gerak : methanol : NaH2PO4 0,05 M (10:90)
6. Sistem pemisahan : isokratik
25
Larutan disaring dengan syringe membrane filters 0,20 µm, dan dimasukkan ke
dalam vial. Diinjeksikan 1,0 µl filtrat sebanyak 6 kali ke dalam alat UPLC dengan
panjang gelombang 254 nm dan laju alir 0,29 mL/menit sebagai uji kesesuian
sistem. Dihitung Simpangan Baku Relatif (SBR) dari hasil perhitungan alat.
% SBR = × 100 %
Keterangan :
Luas Areaspl = luas area cefadroxil pada sampel
Luas Areastd = luas area cefadroxil pada standar
Wstd = bobot standar (53,5 mg)
250 = kandungan zat aktif / 5 mL
Wspl = bobot sampel (0,6 g)
C = konsentrasi baku pembanding sekunder cefadroxil
250 = faktor pengenceran sampel
500 = faktor pengenceran standar
26
sistem. Hal ini dilakukan untuk memastikan suatu sistem yang digunakan untuk
penetapan kadar zat aktif selama proses analisis. Kriteria penerimaan uji
kesesuaian sistem adalah %SBR dari area ≤ 2.0%, faktor ikutan ≤ 2.0% dan
lempeng teoritis ≥ 1000. Hasil uji kesesuaian sistem yang diperoleh dapat dilihat
27
28
Berdasarkan hasil uji kesesuaian sistem yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
Penentuan uji linieritas dilakukan dengan membuat tujuh deret standar dengan
konsentrasi 70 ppm-130 ppm, dari uji ini akan diperoleh persamaan regresi linier.
Hasil dari persamaan regresi linier yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.2 dan
400000.000
350000.000
300000.000 y = 4069.1x + 5053.1
250000.000
200000.000 R² = 0.999
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 140.00
Konsentrasi (µg/mL)
untuk koefsien korelasi linieritas adalah r ≥ 0,98. Hal ini menunjukkan bahwa
sistem analisis secara keseluruhan memberi tanggapan yang linier pada rentang
terpenuhi.
dimaksud secara tepat dan spesifik dengan adanya senyawa-senyawa lain yang
sampel, plasebo dan pelarut menggunakan metode analisis yang akan divalidasi.
Berdasarkan hasil uji selektifitas dapat disimpulkan bahwa hasil injeksi plasebo
tidak memiliki respon puncak, sedangkan pada hasil injeksi sampel dan standar
menghasilkan respon puncak yang sama pada waktu retensi yang sama. Hal ini
konsentrasi 100% cefadroxil dan sampel dengan konsentrasi sampel dengan kadar
80%, 100% dan 120%. Konsentrasi sampel cefadroxil dalam matrik sediaan
berturut-turut adalah 80 µg/mL, 100 µg/mL dan 120 µg/mL. Hasil uji akurasi
Berdasarkan hasil uji akurasi dapat disimpulkan bahwa hasil uji dibandingkan
Presisi adalah kedekatan beberapa nilai pengujian dari larutan uji yang
homogen pada kondisi normal (larutan yang sama dan diuji secara berurutan).
Larutan yang digunakan untuk uji presisi adalah 3 larutan sampel dengan level
diuji dengan menggunakan metode analisis yang akan divalidasi. Hasil uji presisi
dan larutan sampel yang telah disimpan selama 24 jam. Syarat penerimaan ± 2,0
larutan sampel stabil dalam waktu 24 jam. Hal ini dapat dilihat dari kadar yang
pH, perubahan suhu dan sebagainya. Pada validasi metode ini robustness
yang digunakan). Parameter yang diuji adalah presisi produk dan selektivitas. Uji
presisi produk dan selektivitas dilakukan sama seperti uji presisi produk dan uji
selektivitas sebelumnya. Kolom: Acquity BEH C18 1,7 micron 2,1 x 50 mm.
33
kesesuaian sistem, presisi produk dan uji selektifitas. Waktu retensi yang
Untuk menjaga kualitas mutu suatu sediaan obat terhadap daya simpan dan
dan karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya pada saat produksi
dikatakan stabil jika suatu sediaan yang masih berada dalam batas yang dapat
Ketidakstabilan produk obat ditentukan oleh dua syarat utama yaitu kualitas dan
penguraian pada zat yang terkandung dalam obat. Standar spesifikasi cefadoxil
dilakukan selama 10 hari. Hasil uji stabilitas yang diperoleh dapat dilihat pada
Pengamatan kualitatif yang dapat dilihat dari dari segi organoleptik obat, yaitu
adanya perubahan warna dan bau pada sampel selama penyimpanan dan
Dalam pengamatan ini sampel cefadroxil suspensi eks PT.M terjadi perubahan
warna dan bau pada hari ke-7, sedangkan sampel cefadroxil eks PT.H terjadi
perubahan warna dan bau pada hari ke-5. Adapun perubahan warna yang terjadi
adalah suspensi yang pada awalnya memiliki warna orange cerah berubah menjadi
orange tua. Perubahan bau yang terjadi, suspensi cefadoxil yang awalnya
Hasil uji bobot jenis pada suspensi cefadroxil tidak mengalami perubahan
penggunaan masih memenuhi syarat. Bahan tambahan lain seperti sukrosa dapat
kecepatan aliran dari cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan
mengalir dari wadah ( mudah dituang). Suspensi harus mudah untuk dituang,
memiliki rasa yang menyenangkan dan tahan terhadap mikroba. Sifat fisika
penyimpanan. Produk harus aman, efektif, stabil, elegan secara farmasetik selama
penyimpanan.
mengalami penurunan tetapi tidak terlalu signifikan dan masih memenuhi syarat
yang ditetapkan. Suatu obat kestabilannya dapat dipengaruhi juga oleh pH,
dimana reaksi penguraian dari larutan obat dapat dipercepat dengan penambahan
asam atau basa dengan menggunakan katalisator yang dapat mempercepat reaksi
tanpa ikut bereaksi dan tidak mempengaruhi hasil dari reaksi (Ansel, 2011).
38
dengan penyimpanan sampel pada suhu kamar (25-30ºC). Hasil penetapan kadar
direkonstitusi dengan waktu pengujian selama 10 hari dapat dilihat pada gambar
99 99
99.2
Kadar ( % )
98.2 97.8
98 97.9
98 97.4
97
96 96.6
95
94
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu ( Hari )
100 100.4
99 98.9
98.3
98 98.4 97.6
97 97.1 97.2
96
95
94
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu ( Hari )
102 101.4
Kadar ( % )
100.1
100
98.8 98.9
99.9 99.1 98.3
98 97.5
96 96.7
94
92
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu ( Hari )
104
102
KADAR (%)
100
Batch 1
98
Batch 2
96 Batch 3
94
92
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
WAKTU PENGUJIAN ( HARI )
99.2 98.6
98
97.1 97.4
97.8
96.9 97.1
96
96.3
94
92
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu ( Hari )
104
102 102.1
100 100.9
99.7
Kadar ( % )
98.3 98.1
98 97.7
98.1
97.8
96 96
95.6
94
92
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu ( Hari )
102 102.3
100 100.7
100.1
Kadar ( % )
97.9 97.8
98 99.2
98.2 96.9
96 96.1
95.6
94
92
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu ( Hari )
102
100
KADAR (%)
98 Batch 1
Batch 2
96
Batch 3
94 ``
92
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
WAKTU PENGUJIAN ( HARI )
Hasil pengujian selama 10 hari, kadar cefadroxil mengalami penurunan, hal ini
adanya reaksi kimia selama masa penyimpanan, yaitu reaksi hidrolisis. Setelah
karena memiliki rantai siklik amida atau laktam mengalami pembukaan cincin
dengan cefadroxil, air akan mengikat gugus H+ dan OH- dari gugus amida yang
Secara reaksi kimia zat aktif dapat terurai karena beberapa faktor diantaranya
farmakope edisi V yaitu tidak kurang dari 90% dan tidak lebih 120% .
mengkonsumsi obat dengan kadar turun terus-menerus, hal ini disebabkan karena
adanya reaksi kimia selama masa penyimpanan dan penggunaan yaitu reaksi
hidrolisis pada ikatan amida yang terkandung dalam cefadroxil. Mutu obat harus
5.1 Simpulan
v/v) dapat dilakukan dengan baik karena telah memenuhi persyaratan validasi.
waktu penggunaan.
5.2 Saran
45
DAFTAR PUSTAKA
Carstensen, J.T, dan Rhodes, C.T.2000. Drug Stability Principles and Practies,
Third Edition. New York.
Gandjar, Ibnu Gholib dan Rohman, Abdul. 2015. Kimia Farmasi Analisis.
Edisi ke-14. Yogyakarta :Pustaka Pelajar.
Goodman dan Gilman. 2007. Dasar Farmakologi Terapi. Jakarta. EGC: Vol 2
Yoshioka, Sumie dan Valentino J. Stella. 2002. Stability of Drug and Dosage
Forms. Kluwer Academic Publishers. Hal.4-12.
46
Lampiran 1. Foto Pemeriksaan Warna Suspensi Cefadroxil Ex.PT M Selama 10 Hari
47
Lampiran 2. Foto Pemeriksaan Warna Suspensi Cefadroxil Ex.PT H Selama 10 Hari
48