Anda di halaman 1dari 10

PEMBENTUKAN KADER KEPAMONGPRAJAAN MELALUI

SISTEM JARLATSUH IPDN

Dosen Mata Kuliah Kepamongprajaan


Ayu Widowati, S.Stp, M.Si

NAMA : WANIKMALWAKIL
NPP : 31.0627
KELAS: E5
NO. ABSEN : 20

I
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat
dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas pelaksanaan Ujian Akhir
Semester dengan judul ”PEMBENTUKAN KADER KEPAMONGPRAJAAN MELALUI
SISTEM JARLATSUH IPDN” tujuan pembuatan makalah ini sebagai syarat ujian tengah
semester. Tentunya segala kekurangan masih terjadi didalam pembuatan makalah ini oleh
sebab itu segala bentuk saran, dan kritik sangat dibutuhkan agar makalah ini dapat
sempurna sebagaimana yang dibutuhkan agar dapat menjadi manfaat bagi yang membaca,
sekian dan terima kasih.

Rabu, 27 Januari 2021

WANIKMAL WAKIL
31. 0627

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................II
DAFTAR ISI........................................................................................................................................III
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 Landasan Teoritis.....................................................................................................................3
2.1.1 Konsep Implementasi.......................................................................................................3
2.1.2 Konsep Sistem..................................................................................................................3
2.1.3 Konsep Sistem JARLATSUH..........................................................................................4
BAB III..................................................................................................................................................6
PENUTUP............................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................6
3.2 Saran..........................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................7

III
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak pulau dan
memiliki keberagaman yang sangat majemuk, keberagaman tersebut sudah
menjadi ciri khas bangsa kita karena setiap pulaunya memiliki adat-istiadat,
budaya, dan Bahasa daerah yang unik dan beragam.
Keberagaman tersebut bisa menjadi bumerang bagi negara Indonesia
sendiri, dengan begitu perlu adanya pemerintahan yang tegas dan mampu
mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam masyarakat Indonesia.
Pemerintahan yang tegas memerlukan pengalaman dan pelatihan mental ,
sehingga mampu menciptakan kader-kader pemerintah yang sudah matang
dan mampu mengendalikan masalah yang ada di dalam masyarakat.
Pendidikan dan pelatihan tersebut memerlukan instansi khusus salah
satunya adalah IPDN. IPDN atau Institut Pemerintahan Dalam Negeri adalah
lembaga pendidikan resmi yang berada di bawah naungan Kementerian
Dalam Negeri yang bertugas mencetak kader pamong praja yang
berkualitas, berkemampuan, dan berstatus PNS yang dapat
mengembangkan kreativitas, berinovasi dan menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta dapat menggunakan modal intelektual untuk
meningkatkan kinerja, sehingga dapat menghadapi peluang, tantangan, dan
perkembangan global yang semakin pesat, sehingga tercapainya sumber
daya manusia (SDM) yang profesional bagi aparatur pemerintah.
Hal tersebut merupakan keinginan dan harapan dari seluruh lapisan
masyarakat untuk mencetak kader pemerintahan yang bersih, berwibawa,
dan memiliki jiwa kepamaongprajaan. Oleh sebab itu, IPDN menghadirkan
suatu system yang akan membina dan mendidik kader-kader yang sesuai
dengan harapan masyarakat yaitu dengan system JARLATSUH.
JARLATSUH adalah kombinasi antara Pengajaran, Pelatihan, dan
Pengasuhan, dengan adanya system ini akan bisa membentuk karakter
sorang anak bangsa untuk menjadi pemmimpin yang mampu menjawab
harapan dan keinginan masyrakat Indonesia saat ini.
Keberadaan kader pemerintahan sebagai pamong dan pelayan
masyarakat menjadi sangat penting dan strategis, hal ini sejalan dengan
perubahan paradigma di bidang pemerintahan yang mengakibatkan
perubahan mendasar bagi penyelenggaraan pemerintahan dimasa yang akan
datang. Oleh karena itu aparatur pemerintahan dituntut untuk responsive,
proaktif dan berorientasi kepada pelayanan masyarakat (public service)
menuju terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang berhubungan dengan system
JARLATSUH untuk membentuk kader pemerintahan, dapat dirumuskan
secara spesifik kedalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : “
BAGAIMANA IMPLEMENTASI SISTEM JARLATSUH DI IPDN ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan makalah ini adalah memberitahukan dan menganalisis sitem
Pendidikan JARLATSUH di IPDN dan sebagai bahan pembelajaran bagi
perguruan tinggi kedinasan lainnya untuk menciptaka kader-kader bangsa
yang professional dan memiliki jiwa kepamongprajaan serta diharapkan
memiliki etos kerja yang tinggu dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN
Sebelum lanjut ke pembahasan pokok tentang sistem JARLATSUH, perlu kita
mengetahui konsep tentang Implementasi dan sistem lalu setelahnya kita
mendalami tentang sistem JARLATSUH.
2.1 Landasan Teoritis
2.1.1 Konsep Implementasi
Kata Implementasi berasal dari Bahasa Inggris yaitu “Implementation” yang
dapat diartikan sebagai pelaksanaan. Dalam kegiatan sehari-hari implementasi
cenderung diartikan sebagai realisasi kegiatan. Kata Impelementasi dan realisasi
sering digunakan dalam suatu kontek yang sama.
Menurut Mulyadi (2015:12), implementasi mengacu pada tindakan untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan. Tindakan ini
berusaha untuk mengubah keputusan-keputusan tersebut menjadi pola-pola
operasional serta berusaha mencapai perubahanperubahan besar atau kecil
sebagaimana yang telah diputuskan sebelumnya. Implementasi pada hakikatnya
juga merupakan upaya pemahaman apa yang seharusnya terjadi setelah program
dilaksanakan.(Apriandi, 2015)

Implementasi juga dapat diartikan sebagai pelaksanaan sistem atau kebijakan


yang direalisasikan. Implementasi memiliki berbagai macam bentuk dapat berupa
operasional sistem, dapat berbentuk perintah-perintah atau keputusan sistem yang
dijalankan. Suatu kelaziman bahwa keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah
yang ingin diatasi dan juga tujuan yang hendak dicapai dalam sebuah kondisi
pelaksanaan sistem yang ada.
Istilah Implementasi belum memiliki kesatuan pandangan, sama halnya
dengan konsep-konsep lain dalam ilmu social, namun istilah implementasi seringkali
digunakan untuk menggambarkan tahapan pelaksanaan dari suatu kebijakan.
Disamping itu, ketidaksatuan pandangan dalam istilah implementasi disebabkan
oleh kenyataan bahwa yang disebut aktivitas implementasi, merupakan tahapan
yang kompleks dan rumit.
Impelementasi pada sisi yang lain merupakan fenomena yang kompleks yang
mungkin dapat dipahami sebagai proses, keluaran(output) maupun sebagai hasil.
Menurut Walter William dalam Jones(1984: 165), adalah proses memindahkan suatu
keputusan ke dalam kegiatan atau operasional dengan cara tertentu.(Apriandi, 2015)

2.1.2 Konsep Sistem


Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Sistem sebagai seperangkat unsur
yang secara teratur dan saling berkaitan sehingga dapat mencapai atau membentuk
totalitas. Sedangkan Menurut Johson, Katzs dan Rosenzwig : “ Sistem sebagai
suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau terorganisir, suatu himpunan atau

3
perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh”.(Abdullah, 2015)

Sistem Organisasi dapat dikatan bagian-bagian dalam organinasi yang dapat


berupa individu dan keperibadiannya, struktur formal, interaksi non-formal,
lingkungkan fisik, pola status dan peranan. Definisi sistem menurut Mulyadi (2016:5),
Sistem adalah “suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu
untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”. (Arquitectura et al., 2015)

Adapun jenis-jenis sistem menurut Gordon B. Davis dalam Harsono (2011


: 9) , menyatakan bahwa sistem terdiri dari :

1) Sistem Abstrak (abstract systems), adalah suatu susunan yang teratur dari
gagasan atau konsepsi yang saling bergantung satu sama lain, contoh :
sistem Teologi (susunan yang teratur gagasan tentang tuhan, manusia, dll.

2) Sistem pisik (physical systems), adalah seperangkat unsur yang secara


bersama-sama melakukan kegiatan untuk menyelesaikan suatu tujuan.
(yang terdiri dari sarana dan prasarana pendidikan),
3) Sistem tertutup ( closed systems), adalah suatu sistem dimana pada sistem
tersebut tidak terjadi adanya pertukaran bahan, informasi atau energi dari
lingkungan,
(sistem ini sudah matang sehingga tidak memerlukan/informasi energi dari
lingkungan sehingga lambat laun akan mengalami kegagalan dan mundur),

4) Sistem terbuka (open system), adalah sistem yang memungkinkan


terjadinya pertukaran bahan, informasi maupun energi dari lingkungan
(organisasi ini akan survive karena memperoleh energi dari lingkungan,
lebih luwes dan peka terhadap perubahan (Arquitectura et al., 2015)

Berdasarkan peryataan-peryataan para ahli diatas dapat kita tarik kesimpulan


bahwa sistem adalah komponen yang berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan suatu kegiatan
organisasi maupun perusahaan.

2.1.3 Konsep Sistem JARLATSUH


Pendidikan di IPDN dilaksanakan melalui Tri Tunggal terpusat yaitu
pendidikan yang satu dengan yang lainnya saling bergantung dan saling
mempengaruhi, sehingga mutlak adanya kerjasama yang terpadu secara harmonis,
bulat dan terintegrasi. Tri tunggal terpusat yang dimaksud adalah pengajaran,
pelatihan dan pengasuhan (Nur Handayani : 2011)(Arquitectura et al., 2015)

4
Salah satu dari ketiga bidang tersebut adalah bidang pengasuhan secara
garis besar memberikan arah kepada proses pembentukan kepribadian praja.
Menurut peraturan Menteri Dalam Negeri No 45 Tahun 2009 tentang Standar
Kompetensi Pengasuh IPDN, pengasuhan diberikan kepada peserta didik sebagai
upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian praja melalui tahapan, mengenal
jati diri, menanamkan dan menumbuhkan serta mengembangkan kreativitas dan
pencerahan pemikiran untuk mewujudkan kedewasaan praja yang mempunyai
keseimbangan intelektual, kesamaptaan, emosional dan spiritual serta memiliki
semangat kejuangan, sebagai kader kepamongprajaan profesional yang memiliki
tanggung jawab pelayanan kepada masyarakat.
Dalam bidang pengajaran secara terstruktur sudah memiliki kompetensi-
kompetensi yang harus diselesaikan dan sudah disusun oleh IPDN untuk mencetak
kader yang berwawasan luas serta fleksibel di bidang pemerintahan pada saat
bekerja nanti.
Agar peserta didik tidak hanya mengusai secara teori ilmu-ilmu yang
diajarkan perlu adanya kegiatan praktik sebagai pengimplementasian teori-teori
yang diajarkan di perkuliahan, sehingga IPDN menambahkan bidang pelatihan
sebgai wadah pengembangan diri peserta didik untuk merealisasikan ilmunya.
Adapun macam-macam pelatihan yang ada di IPDN seperti peternakan dan
pertanian.
Berdasarkan paparan diatas sistem JARLATSUH yang ada di IPDN sudah
sangat terstruktur dan memiliki tujuan mencetak kader-kader pemerintahan yang
fleksibel, memiliki keterampilan yang mumpuni, mental pemimpin, serta jiwa
kepamongprajaan.

5
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas pengimplementasian sistem JARLATSUH di
IPDN sudah dapat menjadi contoh sekolah kedinasan lainnya baik dalam hal
pengajaran, pelatihan, dan pengasuhan. Implementasi sistem JARLATSUH untuk
membentuk kader pemerintahan yang memiliki jiwa kepamongprajaan, mental, dan
keahlian dapat tercapai dengan merealisasikan dan mengikuti tahapan-tahapan
yang ada di IPDN.
Praja yang merupakan Sumber Daya Manusia sebagai modal kemajuan
bangsa harus dikelola secara efektif dan efisien terutama oleh bidang pengasuhan,
pengajaran, dan pelatihan yang merupakan ujung tombak terdepan yang akan
membentuk kepribadiam, keahlian, dan ketrampilan praja
dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya yang tersedia. Peranan bidang
pengasuhan, pengajaran dan pelatihan menjadi sangat strategis dalam
mangarahkan dan menciptakan iklim yang kondusif dan menjadikan sistem
JARLATSUH sebagai organisasi pembelajaran yang memungkinkan para pengasuh
dan praja dapat belajar dan merespon berbagai perubahan yang terjadi sebagai
kesiapan untuk membentuk
praja yang terampil dan berkepribadian serta bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa

3.2 Saran
Pendidikan di IPDN yang menggunakan sistem JARLATSUH harus mampu
mengimbangi antara pengajaran, pelatihan, dan pengasuhan. Sehingga, peserta
didik mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada di IPDN.
Perlu adanya “ruang” untuk para peserta didik untuk mengembangkan bakat
dan minatnya agar tidak terlalu terfokus pada sistem JARLATSUH yang padat
mengakibatkan minat dan bakat peseta didik tidak tersalurkan secara maksimal.

6
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. (2015). Definisi Sistem Informasi. Romney Dan Steinbart, tahun 2016, 7–25.
Apriandi, I. (2015). Implementasi Qanun Nomor 11 Tahun Tahun 2002 Tentang Syariat Islam di Kota
Langsa. 11–35.

Arquitectura, E. Y., Introducci, T. I., 赫晓霞, Iv, T., Teatinas, L. A. S., Conclusiones, T. V. I. I.,
Contemporáneo, P. D. E. U. S. O., Evaluaci, T. V, Ai, F., Jakubiec, J. A., Weeks, D. P. C. C. L. E. Y.
N. to K. in 20, Mu, A., Inan, T., Sierra Garriga, C., Library, P. Y., Hom, H., Kong, H., Castilla, N.,
Uzaimi, A., … Waldenström, L. (2015). MAKALAH SISTEM PENGASUHAN. Acta Universitatis
Agriculturae et Silviculturae Mendelianae Brunensis, 53(9), 1689–1699.
http://publications.lib.chalmers.se/records/fulltext/245180/245180.pdf
%0Ahttps://hdl.handle.net/20.500.12380/245180%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.jsames.2011.
03.003%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.gr.2017.08.001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.precamres
.2014.12.0

Anda mungkin juga menyukai