Anda di halaman 1dari 13

STUDI PERENCANAAN DERMAGA BONGKAR MUAT BATU BARA DESA

MARGA SARI KALIMANTAN SELATAN

Azizah Elyanti P.S (2110512025)

ABSTRAK

Di propinsi Kalimantan Selatan, pelabuhan berperan strategis menunjang kegiatan arus lalu
lintas transportasi angkutan laut dan sebagai penggerak dalam meningkatkan pertumbuhan
perekonomian Kalimantan Selatan pada khususnya dan Indonesia Bagian Timur pada umumnya. Dari
tahun ke tahun, pelabuhan mengalami peningkatan jumlah muatan yang signifikan khususnya untuk
bongkar muat batu bara. Tapin CoalTerminal yang berada di Desa Margasari Kabupaten Rantau ini
adalah salah satu perusahaan yang begerak dibidang tambang batu bara, dimana didalamnya terdapat
beberapa perusahaan yang berkerja sama disana bersama. Lokasi Desa Margasari dipilih karena
strategis baik dari arah darat maupun perairan laut, dengan akses terbaik terhadap jaringan jalan dan
sistem utilitas lain.Dengan di bangunnya Tapin Coal Terminal ini diharapkan agar pembangunan
dermaga sesuai dengan fungsinya dan menunjang proses kelancaran bongkar muat.
Prosedur perencanaan dermaga secara umum adalah sebagai berikut :Penentuan ukuran
dermaga dan layout yang digunakan.Penentuan layout balok, posisi tiang pancang, posisi dilatasi antar
blokdermaga, lokasi fasilitas lain misal :bollard dan fender. Penentuan asumsi dimensi masing-masing
bagian struktur, yaitu plat, balok,tiang pancang dsb.Penentuan beban yang bekerja pada masing-masing
bagian struktur, setelah terlebih dahulu ditentukan kebutuhan ukuran fender dan bollard. Perhitungan
kekuatan struktur dari masing-masing bagian struktur termasukpenulangan plat, balok, poer
dsb.Pengecekkan terhadap stabilitas struktur secara keseluruhan.

Dari hasil perhitungan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: peninjauan topografi
daerah Di Sungai Negara yang ada di Bangun Pelabuahan Tapin Coal Terminal dan jenis kapal yang akan
dilayani serta berdasarkan tanah dasar yang di uji, maka dalam perencanaan ini dipilih dermaga tipe
pier atau jetty. Setelah perhitungan energi tumbukan yang timbul dapat ditentukan, selanjutnya
dilakukan pemilihan type Fender Rubbing Material V500 H, 1000L r. Maka bila energy fender 93 kN.m,
dalam kondisi terkritis fender harus mampu menerima energy 93 kn.m/0,427 m = 217,799 kN.m. yaitu
saat tidak semua fender mengenai badan kapal. Untuk Ef yang ditimbulkan akibat tumbukan bulk coal
cargo ship 10.000 DWT dalam kondisi kritis sebesar 217,799 kN.m maka tipe fender yang dapat dipilih
adalah bentuk dengan data-data sebagai berikut : Energi fender =222 kN-m > 217,799 kN.m . Reaksi
fender = 529 kN = 52,9 tonBerat fender = 325 kg/m Defleksi = 52,5 % . Tinggi fender = 500 mm .Panjang
fender = 1.75 m

Kata Kunci : Dermaga, bongkar muat batu bara, jetty

81 JURNAL REKAYASA SIPIL Vol 1 No 1- FEBRUARI 2013 ISSN 2337-7720


yang memenuhi standard yang ada dan
PENDAHULUAN
dapat dilaksanakan di lapangan
Latar Belakang
Di propinsi Kalimantan Selatan,
pelabuhan berperan strategis menunjang
kegiatan arus lalu lintas transportasi
angkutan laut dan sebagai penggerak
dalam meningkatkan pertumbuhan
perekonomian Kalimantan Selatan pada
khususnya dan Indonesia Bagian Timur
pada umumnya. Dari tahun ke tahun,
pelabuhan mengalami peningkatan jumlah
muatan yang signifikan khususnya untuk
bongkar muat batu bara.
Tapin CoalTerminal yang berada di
Desa Margasari Kabupaten Rantau ini
adalah salah satu perusahaan yang begerak
dibidang tambang batu bara, dimana
didalamnya terdapat beberapa perusahaan
yang berkerja sama disana bersama. Lokasi Lokasi Penelitian
Desa Margasari dipilih karena strategis
baik dari arah darat maupun perairan laut,
dengan akses terbaik terhadap jaringan
jalan dan sistem utilitas lain.
PT. Tapin Coal Terminal merasa
perlu membangun sebuah pelabuahan
untuk bongkar muat batu bara untuk
kelancaran kegiatan tersebut dimana
nantinya pelabuhan ini akan berperan
sangat penting untuk kelancaran
pengiriman batu bara ke tempat yang
dituju.
Jetty adalah suatu bangunan
pelabuhan yang digunakan untuk merapat
dan menambatkan kapal yang akan
melakukan bongkar muat barang dan
menaik-turunkan penumpang yang LokasiPerencanaan Tapin Coal Termina
merupakan suatu struktur yang dibuat di
Pada perencanaan jetty Tapin Coal
laut yang menghubungkan bagian darat.
Jetty sebagai tempat loading pengangkutan Terminal digunakanbeberapa metode dan
batu bara dan fender serta alat tambatnya. perhitungan yang bersumber dari
Oleh sebab kegiatan ini dirasa perlu beberapa referensi yangterkait dengan
dibahas dan dianalisa agar tidak jenis proyek ini dan di dasarkan pada
menimbulkan permasalahan dan kondisi riil di lapangan.Studi Pustaka
memberikan dampak yang merugikan bagi
dimaksudkan agar dapat memperoleh hasil
masyarakat yang berada di sekitar proyek
pekerjaan ini.Dengan adanya perencanaanyang optimal dan akurat.
pembangunan Tapin Coal Terminal ini, Dalam bab ini akan dibahas dasar-dasar
maka dibutuhkan suatu desain struktur perencanaan pelabuhan Tapin Coal
jetty dan perencanaan tebal perkerasan Terminal.
82 JURNAL REKAYASA SIPIL Vol 1 No 1- FEBRUARI 2013 ISSN 2337-7720
Rumusan Masalah disekitarnya dengan batas-batas tertentu
1. Bagaimana memilih tipe struktur sebagai tempat kegiatan pemerintahandan
yang cocok di daerah lokasi studi kegiatan ekonomi yang dipergunakan
yang sesuai dengan karakteristik sebagai tempat kapal bersandarberlabuh,
kapal serta pengaruh gelombang naik turun penumpang maupun bongkar
terhadap struktur dermaga? muat barang yangdilengkapi dengan
2. Berapa perhitungan Pembebanan fasilitas keselamatan pelayaran dan
dari Perencanaan detail struktur kegiatan penunjangpelabuhan serta
jetty (fender dan boulder, pelat, sebagai tempat perpindahan intra dan
balok, poer, dan tiang pancang ? antar modatransportasi.
3. Bagaimana uji stabilisasi terhadap
b. Menurut Ensiklopedia Indonesia
gaya tarik dan gaya geser. Apakah
sudah memenuhi syarat? Pelabuhan adalah tempat kapal
berlabuh (membuang sauh).
Tujuan Dan Manfaat
Pelabuhanmodern cukup dilengkapi
Tujuan dari penelitian ini adalah: dengan los-los dan gudang besar,
besertapangkalan, dok dan crane yang kuat
1. Mengevaluasi layout daratan untuk membongkar dan
yang di dapat dari PT. Tapin memuatperbekalan, batubara dan lain-lain.
Coal Terminal dimana Lokasi
Jetty telah di tentukan. c. Menurut Bambang Triatmodjo

2. Membuat perhitungan Pelabuhan adalah daerah perairan


pembebanan untuk yang terlindung terhadapgelombang, yang
Perencanaan detail strultur dilengkapai dengan fasilitas terminal laut
Jetty (fender dan boulder, meliputidermaga di mana kapal dapat
pelat, balok, poer, dan tiang bertambat untuk bongkar muat
pancang). barang.Craneuntuk bongkar muat barang,
gudang laut dan tempat-tempat
3. Perencanaan perkerasan penyimpanan dimana kapal membongkar
dengan British Standart. muatannya, dan gudang-gudang di mana
Adapun manfaat perencanaan barangbarangdapat disimpan dalam waktu
Dermaga ini adalahi : yang lebih lama selama
menunggupengiriman ke daerah tujuan
Dengan di bangunnya Tapin Coal atau pengapalan.
Terminal ini diharapkan agar
pembangunannya, serta sesuai dengan Dermaga
fungsinya nanti, yaitu menunjang Dermaga adalah suatu bangunan
kelancaran proses bongkar muat batu bara pelabuhan yang digunakan untuk merapat
dan menambatkan kapal yang melakukan
bongkar muat barang dan menaik turunkan
TINJAUAN PUSTAKA penumpang. Dimensi dermaga didasarkan
Macam-macam pelabuhan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat
dan bertambat pada dermaga tersebut.
Pelabuhan mempunyai arti yang luas, Penentuan lay out dari dermaga dilakukan
diantaranya : dengan memperhatikan aspek-aspek.
a. Menurut Undang-Undang No. 51 Dalam perencanaan pelabuhan harus
Tahun 2011 tentang Terminal Khusus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
dan Terminal Untuk Kepentingan Diri • Penyediaan fasilitas dasar
Sendiri pelabuhan penumpang dan barang.
Pelabuhan adalah tempat yang
terdiri dari daratan dan perairan

83 JURNAL REKAYASA SIPIL Vol 1 No 1- FEBRUARI 2013 ISSN 2337-7720


• Tersedianya ruang gerak yang Pada tahap perencanaan ini, perlu
leluasa bagi kapal di dalam dilakukan tinjauan pustaka untuk
pelabuhan. mengetahui gambaran perencanaan dan
perhitungan yang dipakai untuk
• Alur yang baik untuk memudahkan
merencanakan Coal unloading jetty (jetty
kapal keluar masuk pelabuhan.
untuk bongkar batubara), Coal unloading
• Tersedianya fasilitas pendukung system (sistem bongkar batubara),Access
seperti air bersih, BBM, dll. bridge trestle (jembatan penghubung),
• Mempunyai jaringan angkutan Fender dan alat penambat (bollard),di
darat yang mudah dengan sampingjuga untuk mengetahui dasar-
daerahpendukungnya. dasar teorinya.

Dermaga dapat dibedakan menjadi Pada perencanaan jetty tersebut


dua tipe yaitu wharf atau quai dan jetty digunakanbeberapa metode dan
ataupier. Wharf adalah dermaga yang perhitungan yang bersumber dari
pararel dengan pantai dan biasanya beberapa referensi yangterkait dengan
berimpit dengangaris pantai. Wharf juga jenis proyek ini dan di dasarkan pada
dapat berfungsi sebagai penahan tanah kondisi riil di lapangan.Studi Pustaka
yang adadibelakangnya. Sedangkan jetty dimaksudkan agar dapat memperoleh hasil
atau pier adalah dermaga yang menjorok perencanaanyang optimal dan akurat.
ke laut. Berbeda dengan wharf yang Dalam bab ini akan dibahas dasar-dasar
digunakan untuk merapat satu sisinya, jetty perencanaan pelabuhan Tapin Coal
dapat digunakan pada satu sisi atau dua Terminal.
sisinya, yang biasanya sejajar dengan Dalam perencanaan pembangunan
pantai dan dihubungkan dengan daratan pelabuhan ada beberapa faktor yangperlu
oleh jembatan yang biasanya membentuk dipertimbangkan sehubungan dengan
sudut tegak lurus dengan jetty, sehingga kondisi lapangan yang ada,antara lain :
jetty dapat berbentuk T, L atau Jari.
• Topografi dan situasi
Jetty adalah suatu bangunan
pelabuhan yang digunakan untuk merapat • Angin
dan menambatkan kapal yang akan • Pasang surut
melakukan bongkar muat barang dan
menaik-turunkan penumpang yang • Gelombang
merupakan suatu struktur yang dibuat di
• Kondisi tanah
laut yang menghubungkan bagian darat
dan terdiri dari bangunan atas yang • Karakteristik kapal
terbuat dari balok, pelat lantai dan tiang
pancang yang mendukung bangunan Faktor-faktor tersebut harus sudah
diatasnya diperhitungkan dengan tepat
untukmenghasilkan perencanaan
Konstruksi jetty diperlukan untuk
menahan gaya-gaya akibat tumbukkan pelabuhan yang benar-benar baik.
kapal dan beban selama bongkar muat.
Dimensi jetty didasarkan pada jenis dan
ukuran kapal yang akan merapat dan Konstruksi Jetty
bertambat pada jetty tersebut. Dalam
Untuk melindungi alur pelayaran
mempertimbangkan ukuran jetty harus
didasarkan pada ukuran-ukuran minimal dan mengatasi masalah transport sediment
sehingga kapal dapat bertambat dan pada alur pelayaran di kawasan Sungai
meninggalkan jetty maupun melakukan Negara ini,maka direncanakan
bongkar muat dengan aman, cepat dan menggunakan konstruksi jetty panjang,
lancar. dimana dalam perencanaan jetty perlu

84 JURNAL REKAYASA SIPIL Vol 1 No 1- FEBRUARI 2013 ISSN 2337-7720


diperhatikan agar pemanfaatannya sesuai yang bernilai ekonomi tinggi yang
dengan kepentingan (perencanaan). Hal- memerlukan fasilitaspendistribusian atau
hal yang harus diperhatikan dalam menyangkut sistem pertahanan nasional.
perencanaan tersebut adalah : c. Umur (life time)

• Kondisi lapangan, yaitu kondisi Pada umumnya umur rencana (life


spesifik alam yang ada seperti topografi, time) ditentukan oleh fungsi,
bathimetri, gelombang, angin, pasang sudutpandang ekonomi dan sosial untuk
surut, kondisi tanah dan sebagainya. itu maka harus dipilih material yangsesuai
sehingga konstruksi dapat berfungsi secara
Karakteristik kapal, yaitu spesifikasi jenis normal sampai umuryang
kapal yang akan dilayani yang meliputi: direncanakan.Terlebih lagi untuk
bobot kapal, panjang kapal, lebar kapal dan konstruksi yang menggunakandesain kayu
draft kapal atau baja yang cenderung untuk menurun
kemampuanpelayanannya akibat adanya
kembang susut ataupun korosi, maka
umurrencana harus ditetapkan guna
menjamin keamanan konstruksinya.
d. Kondisi lingkungan
Selain gelombang, gempa, kondisi
topografi tanah yang berpengaruh
Perencanaan Dermaga langsung pada desain, juga harus
Pada perencanaan harus diperhatikan pengaruh adanya konstruksi
dipertimbangkan semua aspek yang terhadap kualitas air, kehidupan hewan
mungkin akan berpengaruh baik pada saat dan tumbuh-tumbuhan serta kondisi
pelaksanaan konstruksi maupun pada saat atmosfer sekitar.
pengoperasian dermaga. Penggunaan e. Beban-beban yang bekerja
peraturan dan persyaratan-persyaratan
f. Material yang digunakan
dimaksudkan untuk memperoleh desain
yang memenuhi syarat keamanan,fungsi g. Faktor keamanan
dan biaya konstruksi.
Faktor keamanan berlaku sebagai
Persyaratan dari desain dermaga indeks yang mewakili keamanan desain
pada umumnyamempertimbangkan suatu struktur, bermanfaat untuk
lingkungan, pelayanan konstruksi, sifat- mengkompensasikan ketidakpastian dalam
sifat material danpersyaratanpersyaratan desain yang biasanya terjadi akibat
sosial. Elemen-elemen yang kurangnya ketelitian dan humanerror
dipertimbangkan dalamperencanaan dalam desain dan pelaksanaan konstruksi.
dermaga antaralain:
h. Periode konstruksi
a. Fungsi
i. Biaya konstruksi
Fungsi dermaga berkaitan dengan
j. Biaya perawatan
tujuan akhir penggunaan dermaga,apakah
untuk melayani penumpang, barang atau Pemilihan Tipe Dermaga
untuk keperluan khususseperti untuk Dalam perencanaan dermaga
melayani transportasi minyak dan gas alam pertimbangan-pertimbangan pokok
cair. yangdiperlukan pada pemilihan tipe
b. Tingkat kepentingan dermaga secara umum adalah:
Pertimbangan tingkat kepentingan 1. Tinjauan topografi
biasanya menyangkut adanya sumberdaya

85 JURNAL REKAYASA SIPIL Vol 1 No 1- FEBRUARI 2013 ISSN 2337-7720


Tinjauan topografi daerah yang mahal karena untuk mendapatkan
akan dibangun dermaga kedalaman yang cukup di depan
sangatpenting dilakukan karena wharfdiperlukan pengerukan yang
berkaitan dengan keamanan, besar. Dalam hal ini pembuatan
efektifitas, kemudahanproses jetty akan lebihekonomis karena
pengerjaan dan faktor ekonomis. tidak diperlukan pengerukan dasar
karang.Dengan
2. Jenis kapal yang dilayani
mempertimbangkan letak dermaga
Jenis kapal yang dilayani berkaitan yang berada di perairan.
dengan dimensi dermaga
Perencanaan Konstuksi Dermaga
yangdirencanakan. Selain itu juga
aktifitas yang mungkin harus Dermaga curah batubara ini
dilakukan padaproses bongkar direncanakan menggunakan konstruksi
muat dan peruntukan dermaga beton. Padaperhitungan konstruksi
akan mempengaruhipertimbangan dermaga ini dipilih dengan pertimbangan :
pemilihan tipe dermaga. Dermaga
1) Pada struktur di perairan, harus
yang akan melayani kapalminyak
dihindarkan terjadinya retak agar
(tanker) dan kapal barang curah
tulanganstruktur terhindar dari
mempunyai konstruksi yang
korosi.
ringandibanding dengan dermaga
barang potongan (general cargo), 2) terjadinya beban lebih (overload)
karena dermagatersebut tidak pada bangunan di perairan lebih
memerlukan peralatan bongkar sering terjadi,baik akibat beban
muat yang besar (crane), luar (arus, gelombang, dan pasang
jalankereta api, gudang-gudang surut) maupun bebangempa.
dan sebagainya. Untuk melayani Prosedur perencanaan dermaga
kapal tersebut,biasanya secara umum adalah sebagai berikut :
penggunaan pier dipandang lebih
ekonomis. Untuk keperluan 1. Penentuan ukuran dermaga dan
melayanikapal tanker atau kapal layout yang digunakan.
barang curah yang sangat besar 2. Penentuan layout balok, posisi
biasanya dibuattambatan lepas tiang pancang, posisi dilatasi antar
pantai dan proses bongkar muat blokdermaga, lokasi fasilitas lain
dilakukan menggunakan kapalyang misal :bollard dan fender.
lebih kecil atau tongkang dan
barang akan dibongkar di dermaga 3. Penentuan asumsi dimensi masing-
tepipantai yang berukuran relatif masing bagian struktur, yaitu plat,
lebih kecil. balok,tiang pancang dsb.

3. Daya dukung tanah 4. Penentuan beban yang bekerja


pada masing-masing bagian
Kondisi tanah sangat menentukan struktur, setelah terlebih dahulu
dalam pemilihan tipe ditentukan kebutuhan ukuran
dermaga.Padaumumnya tanah di fender dan bollard.
dekat dataran memiliki daya
dukung yang lebih besardaripada 5. Perhitungan kekuatan struktur dari
tanah di dasar laut.Dasar laut masing-masing bagian struktur
umumnya terdiri dari endapan termasukpenulangan plat, balok,
lumpuryang padat. Ditinjau dari poer dsb
daya dukung tanah, pembuatan 6. Pengecekkan terhadap stabilitas
wharf akan lebihmenguntungkan. struktur secara keseluruhan.
Tapi apabila tanah dasar berupa
karang, pembuatan wharfakan

86 JURNAL REKAYASA SIPIL Vol 1 No 1- FEBRUARI 2013 ISSN 2337-7720


7. Pembuatan detail gambar sesuai Analisis Data Pasang Surut
dengan perhitungan yang
Data pasang surut sangat penting
didapatkan.Apabila saat
di dalam perencanaan dermaga. Elevasi
pengecekkan/kontrol stabilitas
muka air tertinggi (pasang) dan terendah
tidak memenuhi persyaratan
(surut) dapat mempengaruhi perencanaan
makaperhitungan harus diulangi
dermaga terutama pada saat
lagi mulai langkah ketiga
akanmenentukan elevasi dermaga. Data
METODE yang diperlukan berupa muka air tinggi
rerata (MHWL), tinggi muka air rerata
Analisis Data Angin
(MSL) dan muka air rendah terendah
Data angin yang diperlukan adalah (MLWL).Data pasang surut untuk
data arah dan kecepatan angin. Data perencanaan dermaga ini didapat dari
tersebut didapatkan dari Badan pengamatan di lapangan selama 15 hari
Meteorologi dan Geofisika Landasan Ulin pada bulan Desember tahun
Banjarbaru, yaitu 10 data dari tahun 2002 2011.(Terlampir).
sampai dengan tahun 2011. Sebagai
Dari data pasang surut dapat
contoh data-data tersebut dapat diuraikan
dibuat kurva pasang surut. Berikut
dalam tabel yang terlampir.
disajikan kurva pasang surut untuk bulan
Analisis Data Gelombang Desember 2011 seperti berikut :
Perhitungan tinggi gelombang
dengan fetch Di dalam tinjauan
pembangkitan gelombang di laut,fetch
dibatasi oleh bentukdaratan yang
mengelilingi laut. Di daerah pembentukan
gelombang , gelombang tidakhanya
dibangkitkan dalam arah yang sama
dengan gelombang angin tetapi juga
dalamberbagai sudut terhadap arah angin.
Dari data angin yang telah diolah didapat
hasil anginadominan berhembus dari arah
Barat Daya dengan kecepatan maksimal
sebesar 18 knot. Besarnya fetch dapat
dicari dengan menggunakan persamaan :
Gambar Kurva pasang surut Bulan Desember
2011(PT. Wiratman & Assosciates)
Dalam perencanaan dermaga,
bangunan diambil berdasarkan asumsi titik
Keterangan :
ikat BMT Al +2,019 m terhadap LLWL.
Feff : Fetch rerata efektif Dengan acuan tersebut maka elevasi
Xi : Panjang segmen fetch pasang surut diasumsikan +0,00 dari LLWL,
yang diukur dari titik namun berdasarkan pengukuran
observasi gelombang ke dilapangan oleh PT.Wiratman sehingga di
ujung akhir fetch dapatkan nilai elevasi sebagai berikut :

α : Deviasi pada kedua sisi Tinggi muka air tertinggi HHWL = 3.50 m
dari arah angin, dengan Tinggi muka air rata-rata MSL = 2.875 m
menggunakan
Tinggi muka air terendah LLWL = 2.25 m
pertambahan 5º sampai
sudut sebesar 45º pada Hasil perhitungan di atas dapat
kedua sisi dari arah angin. digunakan sebagai pedoman dalam

87 JURNAL REKAYASA SIPIL Vol 1 No 1- FEBRUARI 2013 ISSN 2337-7720


penentuan elevasi bangunan. Elevasi- Tabel Korelasi SPT
elevasinya dapat digambarkan sebagai
berikut :
Pasir Tanah lempung atau
lanau

Nila Kepadata Nilai N Konsistens


iN n relative i

0– Sangat 0–2 Sangat


4 lepas lunak

4– Lepas 2–4 Lunak


10

10 – Medium 4–8 Sedang


30
Gambar Elavasi Data pasang surut
Analisis Data Mekanika Tanah Dan Daya 30 – Padat 8 – 15 Kaku
Dukung 50

Pekerjaan Soil Investigation ini > 50 Sangat 15 – 30 Sangat


dilakukan pada 5 buah titik, yaitu titik BH- padat kaku
1,BH-2, BH-3, BH4, dan titik BH-5. Tes – tes
yang dilakukan mencakup : > Keras
3
• Deep Bore Hole sebnyak 5 0
(lima)titik.
• Pengujian SPT (Standart
Penetration Test) Per 2 Meter. Kedalama N-
Deskripsi Klasifikasi
(m) SPT
a. Pengeboran (Core Drilling) dan
SPT 0.00 – Sangat
Lempung 0
11.00 lunak
Pengeboran dimaksudkan untuk
pengambilan sample disturbed dan 11.00 – Lempung Sangat
undisturbed sekaligus untuk mengetahui 0
13.00 berpasir lunak
profil/stratigrafi lapisan tanah serta
pengujian SPT pada setiap kedalaman yang 13.00 – 0– Sangat
Lempung
diinginkan. 26.00 1 lunak
Pengujian SPT (Standard
Lempung
Penetration Test) ini dimaksudkan untuk 26.00 – 8–
berpasir Kaku
mengetahui kekerasan setiap sub lapisan 36.50 13
halus
tanah yang dikorelasikan dengan jumlah
pukulan untuk setiap pentrasi 12 inchi 40
36.50 –
(dihitung 2 x 6 inch terakhir). Pasir – Padat
40.00
43

12
40.00 – Pasir halus
– Sedang
44.00 berlempung
14

44.00 – Lempung 14 Kaku

88 JURNAL REKAYASA SIPIL Vol 1 No 1- FEBRUARI 2013 ISSN 2337-7720


44.80 56.00

44.80 – 56.00 – Lempung Sangat


Organik 14 Kaku 21
45.30 58.00 berpasir kaku

45.30 – 58.00 – Pasir halus


Pasir 16 Sedang 18 Sedang
48.00 60.00 berlempung

17
48.00 –
42 60.00 – Lempung Sangat
Pasir halus –
> Padat 64.00 berpasir kaku
56.00 berlempung 19
50
64.00 – Pasir halus
(Sumber PT Kalimantan Soil Engineering) 19 Sedang
65.00 berlempung

Tabel. Deskripsi sub lapisan tanah hasil SPT 65.00 –


Organik 43 Keras
pada titik BH-1 66.00

Kedalama N- 43
Deskripsi Klasifikasi 66.00 – Pasir halus
(m) SPT -> Padat
72.00 berlempung
50
Sangat
0.0 24.30 Lempung 0 (Sumber PT Kalimantan Soil Engineering)
lunak

24.30 – Sangat Tabel Deskripsi sub lapisan tanah hasil SPT


Lempung 18 pada titik BH-2
28.00 kaku

28.00 – Pasir halus


14 Sedang
29.00 berlempung

29.00 – Lempung Sangat PEMBAHASAN


22
30.00 berpasir kaku
Hasil pekerjaan penyelidikan tanah
22 Sedang pada proyek Civil Work Tapin Coal Terminal
30.00 – Pasir halus
– hingga KalimantanSelatan yang berlokasi di
40.00 berlempung
36 padat kalimantan Selatan didapatka hasil :

40.00 – Secara umum kondisi tanah pada


Pasir halus 30 Padat lokasi proyek ini terdiri dari 2 (dua) lapisan
44.00
tanah yaitu lapisan lempung dan lapisan
44.00 – Pasir halus berpasir.Tanah lapisan lempung
14 Kaku
48.00 berlempung merupakan lempung dengan konsistensi
yang sangat lunak higga lunak sampai
48.00 – kedalaman 25.0 m, lapisan selanjutnya
Lempung 14 Kaku
50.00 merupakan lempung dengan konsistensi
sedang hingga kaku.
20
50.00 – Lempung Sangat
– Dibawah lapisan lempung kaku
54.00 pasir kaku merupakan lapisan pasir dengan
23
kepadatan medium dan lapisan tanah
54.00 – Pasir halus keras (lapisan pasir padat) terdapat pada
19 Sedang
55.30 berlempung kedalaman bervariasi yaitu antara 52.0 m
hingga 66.0 m.
55.30 – Organik 19 Sangat

89 JURNAL REKAYASA SIPIL Vol 1 No 1- FEBRUARI 2013 ISSN 2337-7720


Hasil pengujian properties fisis kedalaman 0,5 m – 1,0 m di lokasi
dam mekanisdi laboraturium menunjukan sekitar dermaga).
tanah pada kedalaman <25.0m merupakan
2. Lebar sungai Asumsi = 990 m
tanah yang mempunyai daya dukung
sangat rendah dengan nilai qu < 0.5 kg/cm2 3. Asumsi panjang sungai dari hilir ke
(tanah lunak), menganung sedikit organic, dermaga = 26,35 km
dan mempunyai angka pori sangat besar > 4. Penampang sungai diasumsikan
2sehim\ngga potensi penurunan sangat sebagai penampang persegi
besar dan termasuk tanah
lanaukelempungan berpasir dengan
plastisitas tinggi.
Pada kedalaman >25.0 m
mempunyai daya dukung yang cukup baik ,
nilai parameter berat volume (γ) dan Berat
jenis (Gs) juga cukup baik, angka pori < 1
dan termasuk tanah lanau kelempungan
berpasir dengan plastisitas medium.
Untuk konstruksi pondasi
disarankan menggunakan pondas tiang
pancang press tressed. Dapat digunakan
pondasi tiang dimensi Ø 400 mm,

Analisis penurunan dilakukan pada Dimana:


titik BH-4 karena kondisi tanahnya γ = berat jenis sedimen ( ton/m3)
dianggap paling kritis dari pada titik bor
yang lain. Dari hasil analisis, apablia m = massa sedimen (ton)
dilakukan penambahan beban diatas tanah v = volume sedimen (m3)
sebesar 10t/m2 akan menjadi penurunan
b = lebar sungai (m )
sebesar 2.8 m, apabila beban diatas tanah
sebesar 30 t/m2 akan terjadi penurunan l = panjang sungai (m )
sebesqar 4.9 m, dan apabila beban diatas
t = tebal sedimentasi (m)
tanah sebesar 50 t/m2 akan terjadi
penurunan sebesar 6.0 m. Berikut grafik Berdasar hitungan diatas dapat
hubungan antara beban dan penurunan diperoleh tinggi pengendapan sedimen
pada titik BH-4. yang terjadi di sungai Barito yaitu 0,348 m.

Data Kapal
Sedimentasi
Data kunjungan kapal di Pelabuhan
Total angkutan sedimen di hilir KPP Banjarmasin, yang berdekatan dengan
sungai Barito diperkirakan per tahun Pelabuhan Tapin Coal Terminal tercatat
adalah ± 11 juta ton (Sumber : Balai sampai bulan Juli 2011 dapat dilihat pada
Penyelidikan Sungai). Untuk menentukan tabel. Adapun Kapal yang mampu
tebal pengendapan sedimen yang terjadi di bertambat pada pelabuhan batubara milik
sungai Barito dapat menggunakan data Tapin Coal Terminal ini adalah kapal
sebagai berikut : tongkang pengangkut batubara (bulk coal
1. γ sedimen = 1,216 ton/m3 barge) yang berkapasitas 1.200 DWT, 5.000
(disamakan dengan γ tanah pada DWT sampai 10.000 DWT .

90 JURNAL REKAYASA SIPIL Vol 1 No 1- FEBRUARI 2013 ISSN 2337-7720


Kedalaman bobot kapal yang
tenggelam dari OCDI tahun 2002 adalah
sebagai berikut :

Gambar Dimensi Tiang Pancang

Dimensi Tiang :

Diameter (D) : 609 mm

Tebal (t) : 12 mm

Luas (A) : 225,3 cm2

Momen Inersia (I) : 101000 cm4

Unit Weight : 177 kg/m

Section Modulus (Z) : 3030 cm3

Young modulus (E) : 2100000


kg/cm4

Yield Strenth (fy) : 2100 kg/cm2 (BJ


52)

1/r <20 σtk = 2100 kg/cm2


Tabel Data Karakteristik kedalaman Kapal
20 < 1/r < 93 σtk = 6700 – 8.4 (1/r –
20) kg/cm2

Perencanaan Dermaga 1/r >93 σtk = 2100000/(2100+ (1/r


) ) kg/cm2
2

Plat lantai dermaga : 40 cm


Elevasi dermaga : + 4,50 LWS Poisson ratio μ = 0.3 kg/cm2

Modulus young E = 2.1 x 106 kg/cm2


Data Spesifikasi Bahan Beton dan Baja
Kualitas Material
Beton Bertulang : Mutu K-300
Eb = 6700 √ σtk (PBI 1971
Kuat tekan f’c = 30 MPa
Tabel 11.1.1)
Modulus rupture fr ( 0.75 x √f’c )
= 6700 √300
= 4.108 MPa
= 110.851,2517 kg/cm2
Modulus Young (Ec) = 25.700 MPa
1/r >93 σtk = 2100000/(6700+
Baja Tulangan :
(1/r )2 ) kg/cm2
Diameter >12 mm (BJTD-40), fy = 400 MPa
=
2100000/(110.851,2517)
Diameter < 12 mm (BJTD-24), fy = 240 MPa
=18,940 kg/cm2
Tiang Pipa Baja

91 JURNAL REKAYASA SIPIL Vol 1 No 1- FEBRUARI 2013 ISSN 2337-7720


𝜎′𝑏 = Tegangan tekan beton Koefisien kehalusan (CS)
akibat lentur tanpa dan
atau dengan gaya normal Cs = 1
tekan
Displacement Tonage
= 0,33𝜎′𝑏k (Tabel 4.2.1)
Ws = 10.000 ton
= 0,33 x 300 = 99,0 kg/cm2
Kecepatan kapal saat merapat
τ′𝑏𝑏 = Tegangan geser beton
V = 0,1 m/s
= 0,54 √ 𝜎′𝑏k (Tabel 4.2.1) 400
➢ Jadi energy pada fender
= 0,54 √300 = 115,5 kg/cm2

Perencanaan Fender
= (1,449x 1,265 x1 x 1 (0.5 x 10000 x
Fender merupakan system 0.12))/ 9.81
konstruksi yang dipasang di depan
konstruksi tambahan. Berfungsi sebagai = 9. 342 ton.m = 93 kN.m
penahan beban tumbukan kapal pada
waktu merapat serta memindahkan beban Pemilihan Tipe Fender
akibat tumbukan menjadi gaya reaksi yang
Setelah perhitungan energi
mampu diterima konstruksi dan kapal
tumbukan yang timbul dapat ditentukan,
secara aman.
selanjutnya dilakukan pemilihan type
Perhitungan Energi Fender Fender Rubbing Material V500 H, 1000L.

Keperluan fender bagi suatu Bila energy fender 93 kN.m, dalam


dermaga sangat bergantung dari ukuran kondisi terkritis fender harus mampu
dan kecepatan kapal yang merapat. Pada menerima energy 93 kn.m/0,427 m =
saat kapal menabrak konstruksi tambatan, 217,799 kN.m. yaitu saat tidak semua
ada energy kinetik tumbukan yang harus fender mengenai badan kapal. Untuk Ef
diabsorbsi dan ditransfer menjadi gaya yang ditimbulkan akibat tumbukan bulk
horisontal yang harus mampu ditahan oleh coal cargo ship 10.000 DWT dalam kondisi
bangunan dermaga. Dalam menghitung kritis sebesar 217,799 kN.m maka tipe
fender terlebih dahulu dihitung energi fender yang dapat dipilih adalah bentuk
yang bekerja pada fender. dengan data-data sebagai berikut :

Dimana : Energi fender =222 kN-m > 217,799


kN.m
Koefisien massa hidrodinamis (CH)
Reaksi fender = 529 kN = 52,9 ton

Berat fender = 325 kg/m

= 1 + (2 x 8.1/18.7) = 1,449 Defleksi = 52,5 %

Koefisien eksentrisitas (CE) Tinggi fender = 500 mm

1,265

Koefisien bantalan (CC)

Cc = 1

92 JURNAL REKAYASA SIPIL Vol 1 No 1- FEBRUARI 2013 ISSN 2337-7720


KESIMPULAN memperhatikan mutu beton dan
mutu baja yang akan digunakan
Berdasarkan hasil perhitungan dapat mengingat struktur dermaga
diambil beberapa kesimpulan sebagai berhubungan langsung dengan air.
berikut: 2. Dalam pemilihan tipe dermaga
perencana hendaknya mengenal
1. Dari hasil peninjauan topografi
lokasi dan mengetahui kondisi
daerah Di Sungai Negara yang ada
topografi dan karakteristik kapal
di Bangun Pelabuahan Tapin Coal
yang akan bersandar pada struktur
Terminal dan jenis kapal yang akan
dermaga.
dilayani serta berdasarkan tanah
dasar yang di uji, maka dalam
perencanaan ini dipilih dermaga DAFTAR PUSTAKA
tipe pier atau jetty
2. Setelah perhitungan energi
Djaya Rachman, 1989, Cara menghitung
tumbukan yang timbul dapat
Pasang Surut Laut dengan Metode
ditentukan, selanjutnya dilakukan
Admiralty, Penelitian dan Pengembangan
pemilihan type Fender Rubbing
Oceanologi, Asean- Australia.
Material V500 H, 1000L .Maka bila
energy fender 93 kN.m, dalam Triatmodjo, Bambang. 2003. Pelabuhan.
kondisi terkritis fender harus Beta Offset. Yogyakarta
mampu menerima energy 93
kn.m/0,427 m = 217,799 kN.m. Triatmojo, B., 1999, Teknik Pantai, Beta
Data – data fender sbb: Dari hasil offset
perhitungan pembebanan didapat
beban : Dipohusodo Ir. Istimawan Struktur Beton
Dimensi Tiang : Bertulang, (1994), Penerbit PT Gramedia

Diameter (D) : 609 mm Alonzo DeF Quinn, (1972), Design &


Construction of Ports & Marine Structures,
Tebal (t) : 12 mm Penerbit Mc Graw Book Company
Luas (A) : 225,3 cm2
SNI 1726-2002, Standart Perencanaan
Momen Inersia (I) : 101000 cm4 Ketahanan Gempa untuk struktur
bangunan Gedung,
Berdasarkan Keadaan Gaya tarik dan gaya
Geser didapatkan hasil: SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan
Tu max = 35342,857kg> Td =
Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung,
38953,125 kg (OK)

Tu max = 35342,857kg< Td ulir = SNI 03-1726-2003: Tata Cara Perencanaan


51937,5 kg (OK) Ketahanan Gempa untuk Bangunan
Gedung, Badan Standardisasi Nasional,
Maka berdasarkan diatas, Gaya
Bandung, 2003.
dan moment yg bekerja memenuhi
syarat. BS 6349-2: 1988 Code of Practice for
Maritime Structures Part 2:
SARAN

1. Untuk merencanakan struktur


dermaga perencana harus
memperhatikan dimensi balok, plat
lantai, pile cap serta

93 JURNAL REKAYASA SIPIL Vol 1 No 1- FEBRUARI 2013 ISSN 2337-7720

Anda mungkin juga menyukai