Makalah Corporate Social Citizenship
Makalah Corporate Social Citizenship
Kata Pengantar
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
2
3
Contents
Kata Pengantar......................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
Pendahuluan......................................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................................5
C. Memahami Kewarganegaraan Perusahaan..............................................................................7
D. Pengembangan Kewarganegaraan Perusahaan.......................................................................7
E. Keterkaitan dengan CSR............................................................................................................8
F. Referensi cepat.........................................................................................................................8
BAB III....................................................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................................9
B. Saran............................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Tanggung jawab perusahaan bukan hanya untuk mencari laba, tetapi mereka juga
bertanggungjawab untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Solihin,
2008). Oleh karena itu, perusahaan harus semakin menyadari bahwa kelangsungan hidup
perusahaan sangat tergantung dari bagaimana hubungan perusahaan dengan masyarakat
dan lingkungan tempat perusahaan tersebut beroperasi.Menurut The World Business
Council for Sustainable Developmentdalam Nurlela dan Ishlahuddin (2008) CSR atau
tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis dalam
memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan. Pertanggungjawaban
sosial perusahaan dapat diungkapkan dalam Sustainibility Reporting.
Dalam ISO 26000 yang merupakan pedoman menengenai tanggungjawab sosial perusahaan
menjelaskan mengenai prisip-prinsip dasar CSR bagi pelaksanaan atau pemberian informasi
dalam pembuatan keputusan dan kegiatan tanggungjawab sosial meliputi:
1. Kepatuhan terhadap hukum
2. Menghormati instrumen/badan-badan Internasional
3. Menghormati stakeholders dan kepentingannya
4. Akuntabilitas
5. Transparansi
6. Perilaku yang beretika
7. Melakukan tindakan pencegahan
8. Menghormati dasar-dasar HAM
Perusahaan diharapkan dapat menjaga reputasinya yaitu dengan memperhitungkan faktor
sosial dan lingkungan sebagai wujud kepedulian dari perusahaan terhadap lingkungan
sekitar perusahaan beroperasi.
4
5
BAB II
PEMBAHASAN
Anda pasti familiar dengan pepatah ‘berat sama dipikul, ringan sama dijinjing’, yang secara
sederhana memberikan petuah bagaimana kodrat manusia sebagai mahluk sosial
5
6
berinteraksi dengan lingkungannya. Inilah ciri khas pola hidup sebagian besar masyarakat
Indonesia. Tolong menolong dan saling bahu membahu telah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan kita.
Konsep yang sama sebenarnya juga berlaku di dalam konteks bisnis. Perusahaan dapat
dipandang sebagai warga Negara, sama seperti kita memandang diri sebagai warga Negara
Indonesia. Di mana dalam kedudukan tersebut memberikan makna tanggung jawab dan hak
yang sama. Nah dengan konsep ini diharapkan perusahaan mampu berkembang dengan
pola pertanggung jawaban yang tepat kepada masyarakat, bangsa dan Negara.
Secara ontologi, eksistensi perusahaan pada dasarnya tidak sekedar untuk memperoleh
profit yang berujung pada peningkatan kekayaan pemegang saham. Namun lebih kepada
memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kesejahteraan segenap stakeholder.
Mulai dari konsumen, pemasok, pemerintah, lembaga pendanaan, kelompok sosial
kemasyarakatan hingga pesaing. Artinya ketimpangan dalam memberikan kontribusi positif
pada pihak-pihak terkait tersebut akan menggangu tatanan sosio-ekonomi.
Dari penjelasan awal di atas tampak jelas bahwa upaya menciptakan stabilitas
keseimbangan tatanan sosio-ekonomi di tanah air merupakan tanggung jawab setiap
perusahaan. Menumbuh kembangkan semangat tersebut memang bukanlah hal yang
mudah. Di sana-sini masih ditemukan perusahaan yang berorientasi sesaat. Namun di sisi
lain terdapat juga banyak perusahaan yang telah menjunjung tinggi paradigma tersebut.
Manajemen meyakini bahwa kedua belah pihak sama-sama mempunyai kebutuhan. Alhasil
dengan konsep saling menolong, maka perusahaan dapat dengan mudah menempatkan
para pelaku pasar sebagai partner kerjanya. ‘Sama-sama bertumbuh’ sebagai warga Negara
dipercaya mampu menggeser cara pandang manajemen ke arah jangka panjang.
Dalam pengertian tersebut, CSR dapat digunakan sebagai salah satu langkah konkret dalam
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga untuk dapat menjamin
terwujudnya tujuan ini maka manajemen perlu menyesuaikan program-program CSR
dengan kebutuhan masyarakat sekitar dalam jangka panjang.
6
7
Kini sudah menjadi rahasia umum bahwa pembangunan infrastruktur di bidang kesehatan,
pendidikan dan transportasi telah menjadi kebutuhan utama masyarakat. Tanpa adanya
pembangunan di bidang pendidikan yang baik, niscaya bangsa kita hanya akan terfokus
pada orientasi sesaat dan bukan jangka panjang.
Oleh karenanya inisiasi program CSR di bidang-bidang tersebut harus terus digalakkan.
‘Memberikan kail dan bukan ikan’ diharapkan dapat menciptakan kemandirian ekonomi
daerah baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang.
Selanjutnya, pola inilah yang akan menciptakan hubungan harmonis di antara para pelaku
pasar. Memahami bahwa keputusan individu perusahaan akan berdampak pada perubahan
tatanan sosio ekonomi pasar akan menciptakan tenggang rasa di antara pemain. Sehingga
berat sama dipikul, ringan sama dijinjing akan melindungi eksistensi para pihak yang
berkepentingan.
Kewarganegaraan perusahaan melibatkan tanggung jawab sosial bisnis dan sejauh mana
mereka memenuhi tanggung jawab hukum, etika, dan ekonomi, sebagaimana ditetapkan
oleh pemegang saham.
B. Poin Penting
7
8
Permintaan akan perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial terus tumbuh,
mendorong investor, konsumen, dan karyawan untuk menggunakan kekuatan individu
mereka untuk memberikan pengaruh negatif pada perusahaan yang tidak berbagi nilai-nilai
mereka.
Semua bisnis memiliki tanggung jawab etika dan hukum dasar; Namun, bisnis yang paling
sukses membangun fondasi yang kuat dari kewarganegaraan perusahaan, menunjukkan
komitmen terhadap perilaku etis dengan menciptakan keseimbangan antara kebutuhan
pemegang saham dan kebutuhan masyarakat serta lingkungan di sekitarnya. Praktik-praktik
ini membantu mendatangkan konsumen dan membangun loyalitas merek dan perusahaan.
1. Dasar
2. Bertunangan
3. Inovatif
4. Terintegrasi
5. Transformasi
Pada tahap dasar, aktivitas kewarganegaraan perusahaan adalah dasar dan tidak ditentukan
karena kesadaran perusahaan yang rendah dan sedikit atau bahkan tidak ada keterlibatan
manajemen senior. Bisnis kecil, khususnya, cenderung bertahan dalam tahap ini. Mereka
mampu mematuhi standar kesehatan, keselamatan, dan hukum lingkungan, tetapi mereka
tidak punya waktu atau sumber daya untuk sepenuhnya mengembangkan keterlibatan
masyarakat yang lebih besar.
8
9
Keterkaitan antara CSR dengan Corporate Citizenship dapat dilihat dengan asumsi bahwa
perusahaan yang menjalankan CSR sudah dikelola dengan baik yaitu sudah menjalankan good
corporate governance yang akan menjamin tercapainya maksimalisasi laba dan mempertahankan
daya saing perusahaan
Istilah ini juga digunakan secara bergantian dengan istilah serupa lainnya seperti tata kelola
perusahaan dan / atau tanggung jawab sosial perusahaan.
Kewargaan perusahaan (bahasa Inggris: corporate citizenship) adalah jargon yang digunakan
untuk merujuk pada peran atau tanggung jawab sosial perusahaan dalam masyarakat.
Istilah ini kerap digunakan bergantian dengan istilah tanggung jawab sosial perusahaan
(CSR) dan Matten & Crane (2005) mencatat adanya tiga perspektif yang berbeda tentang
kewargaan perusahaan, yaitu perspektif sempit (limited), perspektif seimbang (equivalent),
dan perspektif luas (extended). Perspektif sempit merujuk pada kedermawanan perusahaan
dalam masyarakat setempat (misalnya dengan menyumbang uang untuk kegiatan sosial),
perspektif seimbang merujuk pada tanggung sosial perusahaan, sedangkan perspektif luas
merujuk pada konotasi politik dan kadang disebut perspektif "CSR politis". Dua perspektif
pertama paling mendominasi dunia bisnis, sedangkan perspektif luas mulai mengemuka di
kalangan akademisi.
F. Referensi cepat
Pada tahun 2010, Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) merilis seperangkat
standar sukarela yang dimaksudkan untuk membantu perusahaan melaksanakan tanggung
jawab sosial perusahaan.
Jauh sebelum penawaran umum perdana (IPO) pada tahun 1992, Starbucks dikenal karena
rasa tanggung jawab sosial perusahaan yang tajam, dan komitmennya terhadap
keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Starbucks telah mencapai tonggak
kewarganegaraan perusahaan termasuk:
9
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, seperti halnya keterbatasan
dari segi materi beserta penyampaiannya. Semoga materi yang saya sampaikan bisa
bermanfaat untuk teman-teman dan jadi pedoman hidup untuk kedepan.
10
11
DAFTAR PUSTAKA
KamusBisnis.com
Manajemenppm.wordpress.com
Id.nesrakonk.ru
11