PENDAHULUAN
1
BAB II
EMBRIOLOGI DAN ANATOMI KOROID
2
Pada saat bulan ketiga dan keempat kehamilan terbentuk secara lengkap
koroid (Gambar 1 dan 2).2,6
3
`
4
Gambar 4. Anatomi koroid.2
5
Koroid merupakan bagian bola mata yang paling banyak mengandung
pembuluh darah. Sirkulasi koroid meliputi 85 % dari sirkulasi bola mata. Aliran
darah melalui koroid tinggi dibandingkan dengan jaringan sekitarnya sehingga
berfungsi untuk memberi nutrisi kepada jaringan lainnya. Akibat tingginya aliran
darah koroid ini, maka kandungan oksigen vena hanya 2-3% lebih sedikit
dibandingkan kadar oksigen arteri.2,8,10,12
Darah yang disuplai dari mata hampir seluruhnya berasal dari pembuluh
darah koroid yang berasal dari arteri oftalmika.. Vaskularisasi koroid terbagi atas
dua sistem arteri yaitu arteri siliaris posterior longus yang mensuplai bagian
anterior koroid dan arteri siliaris posterior brevis yang mensuplai bagian posterior
koroid. Anastomosis arteri tersebut membentuk sirkulus Zinn. Pembuluh darah
vena mengalir melalui sistem vorteks. Setelah melewati koriokapilaris, pembuluh
darah dikumpulkan pada vena vorteks. Vena vorteks mengalir ke vena oftalmika
superior dan inferior (Gambar 6).2,8,10,13
6
BAB III
PATOFISIOLOGI HIPERTENSI KOROIDOPATI
3.2. Patofisiologi
Target organ mata yang disebakan oleh terjadinya krisis hipertensi dapat
mengenai pembuluh darah retina, koroid, dan nervus optik.18
Pada saat terjadinya hipertensi, maka akan terjadi pengeluaran mediator
seperti asetilkolin dan noradrenalin yang mengakibatkan konstriksi pada
pembuluh darah. Pada keadaan hipertensi, aliran darah koroid tidak menunjukkan
autoregulasi, tetapi koroid dikendalikan oleh persarafan autonom yaitu sistem
saraf simpatis. Koroid sensitif terhadap faktor- faktor vasokonstriksi sehingga saat
terjadinya hipertensi akan menstimulasi terjadinya vasokonstriksi pada pembuluh
darah koroid yang mengakibatkan iskemia fokal.5,11,17
Abnormalitas perfusi dapat terjadi infark fokal koriokapilaris ke nekrosis
fibrinoid pada arteriola besar koroid. Walaupun koroid kaya akan sirkulasi, aliran
7
darah terminal berada pada tingkat koriokapilaris, sehingga sangat kecil dapat
terjadi aliran kolateral setelah terjadi oklusi fokal. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya kerusakan pada retinal pigment epithelium (RPE) dan retina (Gambar
7).4,17,18
8
BAB IV
PEMERIKSAAN HIPERTENSI KOROIDOPATI
4.1. Anamnesis
Hipertensi koroidopati terjadi pada pasien dewasa muda yang terjadi
peningkatan tekanan darah mendadak atau hipertensi krisis (tekanan darah sistolik
≥ 180 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg). Faktor penyerta hipertensi koroidopati
yaitu terdapat preeklampsia, eklampsia, feokromositoma atau hipertensi renal.3,15,17
9
Gambar 9. Siegrist streaks.16
10
Gambar 10. Foto fundus Elschnig spots dan Siegrist streaks.18
11
BAB IV
KESIMPULAN
1. Koroid berasal dari dua jaringan embrio, yaitu mesoderm dan cranial
neural crest cells. Perkembangan koroid dimulai saat minggu keempat
kehamilan dan menjadi sempurna saat bulan keempat kehamilan. Koroid
terdiri atas tiga lapis pembuluh darah yaitu koriokapilaris, Sattler, dan
Haller.
2. Hipertensi koroidopati terjadi pada pasien muda yang berada pada keadaan
krisis hipertensi atau terjadi peningkatan tekanan darah mendadak yang
berhubungan dengan preeklampsia, eklampsia, feokromositoma atau
hipertensi renal.
3. Hipertensi koroidopati mengakibatkan terjadinya iskemia fokal sehingga
terjadinya kerusakan pada RPE dan retina.
4. Gambaran funduskopi yang khas pada hipertensi koroidopati yaitu
Elschnig spots dan Siegrist streaks. Selain itu, terdapat pemeriksaan
penunjang lainnya yaitu foto fundus, fluorescein angiography, dan OCT.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
12. Galloway NR. Peter HG. Basic Anatomy and Physiology of The Eye. In:
Common Eye Diseases and Their Management. Singapore: Springer;
2006. pp 7-9.
13. Crick RP, Peng TK. Practical Anatomy and Physiology of The Eye and
Orbit. In: A Textbook of Clinical Ophthalmology. Singapore; World
Scientific; 2003. pp 39-40.
14. Dasinger JH, Gwendolyn K. Recent Advances in Hypertension. In:
Hypertension. 2016 August; 68. pp 826-831.
15. Marciak WP, Izabella KB. Hypertensive Crisis-A Serious Problem in
Medical Practice. In: J Clin Exp Ophthalmol. 2016 Jan; 7. pp 1-2.
16. Kanski JJ. Choroidopathy. In: Kanski Clinical Opthalmology: A Systemic
Approach. Philadelphia: Elsevier; 2007. p 602.
17. Bourke K. Milan RP. Hypertensive Choroidopathy. In: J Clin Hyper. 2014
August; 6. pp 471-472.
18. Walsh JB.Richard BR. Daniel MB. Systemic Hypertension and The Eye.
In: Duane's Ophtalmology. Philadelphia: Lippincott Williams and
Wilkins; 2007. pp 1-12.
19. Chatterjee S. Chattopadhya S. Hypertension and The Eye: Changing
Perspective. In: J Of Human Hyper. 2002 July; 16. pp 667-675.
20. Alaa A, Samer K, Radgonde A. Elschnig’s Spots in The Acute and
Remission Stages in Preeclampsia: Spectral-Domain Optical Coherence
Tomographic Features. In: Eur J Ophthalmol. 2015 March; 25. pp e84-
e87.
14