Anda di halaman 1dari 10

KOMPETENSI ORIENTASI PADA HASIL

Sesuai dengan undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
bahwa Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan
tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional. Untuk melaksanakan peran tersebut
maka setiap jabatan dalam ASN membutuhkan kompetensi sesuai dengan yang dibutuhkan.
Kompetensi adalah suatu hal yang dikaitkan dengan kemampuan, pengetahuan/wawasan,
dan sikap yang dijadikan suatu pedoman dalam melakukan tanggung jawab pekerjaan yang
dikerjakan oleh pegawai. Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap / perilaku
yang harus dipenuhi oleh pegawai negeri sipil untuk menjalankan fungsi dan tugas jabatan
secara efisien dan efektif.
Kompetensi tersebut meliputi:
a. Kompetensi teknis yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan;
b. Kompetensi manajerial yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap / perilaku yang dapat
diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/ atau mengelola unit organisasi.
c. Kompetensi sosial kultural yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan,
etika, nilai-nilai, moral, emosi, dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang
jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan jabatan
Kompetensi manajerial tersebut, lebih lanjut dijabarkan dalam Permenpan dan
Reformasi Birokrasi No. 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil
Negara (ASN), terdiri dari:
a. Integritas
b. Kerjasama
c. Komunikasi
d. Orientasi pada Hasil
e. Pelayanan Publik
f. Pengembangan Diri dan Orang Lain
g. Mengelola Perubahan
h. Pengambilan Keputusan
Sesuai dengan Permenpan tersebut, kompetensi Orientasi pada Hasil merupakan salah
satu kompetensi yang harus dikuasai Aparatur Sipil Negara. Kompetensi Orientasi pada Hasil
adalah kemampuan mempertahankan komitmen pribadi yang tinggi untuk menyelesaikan
tugas, dapat diandalkan, bertanggung jawab, mampu secara sistimatis mengidentifikasi risiko
dan peluang dengan memperhatikan keterhubungan antara perencanaan dan hasil, untuk
keberhasilan organisasi. Adapun level kompetensi Orientasi pada Hasil secara berjenjang ada 5
tingkatan. Adapun level kompetensi serta indicator perilaku pada masing-masing level adalah
sebagai berikut:

No. Diskripsi Indikator Perilaku

1 Betanggung jawab a. Betanggung jawab untuk memenuhi standar kerja


untuk memenuhi b. Menyelesaikan tugas dengan tuntas; dapat diandalkan
standar kerja c. Bekerja dengan teliti dan hati-hati guna meminimalkan
kesalahan dengan mengacu pada standar kualitas (SOP)
d. Bersedia menerima masukan, mengikuti contoh cara
bekerja yang lebih efektif, efisien di lingkungan Kerjanya
2 Berupaya meningkatkan a. Menetapkan dan berupaya mencapai standar kerja pribadi
hasil kerja pribadi yang yang lebih tinggi dari standar kerja yang ditetapkan
lebih tinggi dari standar organisasi
yang ditetapkan, mencari, b. Mencari, mencoba metode kerja alternatif untuk
mencoba metode alternatif meningkatkan hasil kerjanya.
untuk peningkatan Kinerja c. Memberi contoh kepada orang-orang di unit kerjanya
untuk mencoba menerapkan metode kerja yang lebih
efektif yang sudah dilakukannya.
3 Menetapkan target kerja a. Menetapkan target kinerja unit yang lebih tinggi dari
yang menantang bagi target yang ditetapkan organisasi.
unit kerja, memberi b. Memberikan apresiasi dan teguran untuk mendorong
apresiasi dan teguran pencapaian hasil unit kerjanya.
untuk mendorong kinerja c. Mengembangkan metode kerja yang lebih efektif dan
efisien untuk mencapai target kerja unitnya.
4 Mendorong unit kerja a. Mendorong unit kerja di tingkat instansi untuk mencapai
mencapai target yang kinerja yang melebihi target yang ditetapkan.
ditetapkan atau melebihi b. Memantau dan mengevaluasi hasil kerja unitnya agar
hasil kerja sebelumnya selaras dengan sasaran strategis instansi.
c. Mendorong pemanfaatan sumber daya bersama antar unit
kerja dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pencaian target organisasi
5 Meningkatkan mutu a. Memastikan kualitas sesuai standar dan keberlanjutan hasil
pencapaian kerja organisasi kerja organisasi yang memberi kontribusi pada pencapaian
target prioritas nasional.
b. Memastikan tersedianya sumber daya organisasi untuk
menjamin tercapainya target prioritas instansi/nasional.
c. Membuat kebijakan untuk menerapkan metode kerja yang
lebih efektif-efisien dalam mencapai tujuan prioritas
nasional

Mencermati definisi dan indikator perilaku kompetensi Orientasi pada Hasil


sebagaimana diuraikan tersebut diatas, dapat disimpulkan pada prinsipnya kompetensi ini
menghendaki pegawai/pejabat yang memiliki jiwa tanggung jawab serta selalu meningkatkan
kualitas kerja baik lingkup pribadi maupun lingkup unit organisasi. Membentuk pribadi yang
bertanggungjwab dan selalu meningkatkan kualits kerja, seperti halnya membangun etos kerja,
yaitu totalitas kepribadian diri dan cara mengespresikan, memandang, meyakini dan
memberikan makna tentang sesuatu pekerjaan yang mendorong dirinya untuk bertindak dan
meraih amal yang optimal (Toto Tasmara :20). Etos berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos
yang artinya sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja
dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Etos dibentuk oleh
berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta sistem nilai yang diyakininya.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, etos adalah pandangan hidup yang khas dari
suatu golongan social. Sehingga dimana seseorang tinggal sangat mempengaruhi dalam
membentuk pandangan hidup yang menjadi bekal dalam menjalani kehidupannya. Dari kata
etos ini dikenal pula kata etika, etiket yang hamper mendekati pada pengertian akhlak atau
berkaitan dengan nilai baik buruk (moral) sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau
semangat yang amat kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal, lebih baik, bahkan
berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin. Dengan demikian etos
menyangkut semangat hidup, termasuk semangat bekerja, menuntut ilmu pengetahuan dan
meningkatkan keterampilan agar dapat membangun kehidupan yang lebih baik dimasa depan.
Manusia tidak dapat memperbaiki hidupnya tanpa semangat kerja, pengetahuan dan
keterampilan yang memadai tentang pekerjaan yang ditangani.
Dalam etos mengandung beberapa makna, antara lain:
a) Dalam etos kerja mengandung semangat untuk menyempurnakan segala sesuatu dan
menghindari segala kerusakan sehingga setiap pekerjaannya diarahkan untuk mengurangi
bahkan menghilangkan sama sekali cacat dari hasil pekerjaannya, sehingga proses pekerjaan
bersungguh-sungguh, akurat dan sempurna. Etos kerja menunjukkan sikap dan perbuatan
serta menghasilkan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan tida pernah mengerjakan
sesuatu setengah-setengah.
b) Etos kerja menunjukkan sikap dan harapan seseorang
Untuk meraih harapan, seseorang harus mengerahkan segala kekuatan dan potensi yang ada
pada dirinya. Untuk mewujudkan harapan harus mengasah pikirannya (head) , melatih
ketabahan dan ketajamannya (heart) dan membuktikan dengan keterampilan (hand).
Untuk mewujudkan harapan haruslah memiliki kualitas sehingga mampu bersaing. Hidup
adalah sebuah persaingan. Itulah sebabnyan untuk menjadikan dirinya yang berkualitas,
tidak berhenti belajar. Etos kerja berkaitan erat dengan harapan serta cara memberikan
makna terhadap pekerjaan itu sendiri
Etos kerja berfungsi sebagai konsep tentang kerja atau paradigma kerja yang diyakini
seseorang atau sekelompok orang dengan baik dan benar yang diwujudkan melalui perilaku
kerja mereka secara khas. ecara umum, etos kerja berfungsi sebagai alat penggerak tetap
perbuatan dan kegiatan individu. Kemudian fungsi etos kerja adalah:
a. Pendorong timbulnya perbuatan.
b. Penggairah dalam aktivitas .
c. Sebagai alat penggerak, maka besar kecilnya motivasi yang akan menentukan cepat
lambatnya suatu perbuatan.
Para ahli mengatakan bahwa etos kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa hal
diantaranya:
a) Bagaimana cara melihat arti kerja dalam kehidupan
Sikap seseorang dalam menyikapi pekerjaan mempengaruhi kualitas kerja yang mereka
lakukan. Sebagai contoh dalam sebuah penelitian pengaruh sikap kerja dan motivasi
terhadap kinerja membuktikan bahwa secara parsial sikap kerja dan motivasi kerja dapat
mempengaruhi secara signifikan peningkatan kinerja. Sikap kerja berisi evaluasi positif atau
negatif yang dimiliki seseorang tentang aspek-aspek lingkungan kerja mereka. Jika
sikapnya terhadap pekerjaan itu positif, maka muncul keyakinan akan kemampuan diri
sebagai dosen, kesediaan menghadapi persaingan yang menuju kemajuan, dan rasa bangga
akan hasil kerja. Berikut adalah gambaran cara melihat/sikap seseorang terhadap
pekerjaannya:
Suatu hari seorang mandor memeriksa tukang batu yang sedang membangun sebuah
Gedung asrama sebuah pesantren. Mandor tersebut melontarkan pertanyaan yang sama
kepada ketiga tukang tersebut.
Mandor: Bapak-Bapak sekailian sedan sibuk apa nih?
Tukang Batu 1: “Ooo saya sedang menggali menggali tanah. Nih lihat cangkul dan tanah
galiannya”.
Tukan Batu 2: “Saya sedang mencari uang, Pak. Untuk biaya anak saya sekolah dan biaya
hidup sekeluarga. Kalau ada kelebihan, untuk jalan-jalan”.
Tukang Batu 3: “Saya sedang membangun sebuah asrama yang nanti menjadi ‘tempat
orang-orang belajar mencari ilmu”. Mudah-mudahan, apa yang saya lakukan ini ada
manfaatnya bagi sesama”.
Dari ketiga jawaban tersebut masing-masing tukang memiliki sikap yang berbeda-beda
atas apa yang mereka kerjakan. Tukang batu 1, sekedar sebuah aktivitas yang dilakukan,
Tukan Batu 2, menyikapi sebagai sebuah kewajiban untuk mencari nafkah bagi diri dan
keluarganya sedangkan Tukang Batu 3, menyikapi sebagai sebuah pekerjaan yang
bermanfaat bagi sesama.
Lebih luas lagi, menurut Jansen Hulman Sinamo yang merupakan Bapak Ethos Indonesia
mengemukakan terdapat 8 etos kerja professional yaitu :
1) Kerja adalah rahmat (Aku Bekerja Tulus Penuh Syukur)
Rahmat adalah anugerah, berkah dan karunia kebaikan yang kita terima tanpa syarat
dari sang maha Pemberi sebagai bentuk kasih sayangNya kepada kita. Tiga macam
rahmat :
✓ Rahmat Umum
Rahmat umum adalah segala hal yang membuat manusia dapat hidup dan
berkembang secara wajar.28Misalnya, matahari, bumi, air, oksigen, kesehatan,
kecerdasan, kemampuan berbahasa, kemampuan berfikir dan lain-lain.
✓ Rahmat Khusus
Rahmat khusus merupakan rahmat yang diberikan khusus kepada diri kita. Misalnya
ketika kita sedang diimpit permasalahan tiba-tiba bantuan datang, ketika kita
mengalami kejenuhan pekerjaan tiba-tiba pekerjaan lain datang. Ciri khas dari
rahmat khusus ini selalu datang dengan tepat waktu sesuai dengan apa yang kita
butuhkan dan merupakan solusi spesifik bagi persoalan khusus kita.
✓ Rahmat Terselubung
Rahmat terselubung merupakan kemampuan hati kita untuk dapat melihat kebaikan
dari apa yang telah terjadi. sehingga kita kitasadar bahwa apa yang telah digariskan
Allah mengandung kebaikan (himah) dibaliknya.
Dari ketiga bentuk rahmat tersebut, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur.
Kerja merupakan salah satu bentuk syukur kita atas rahmat dari Allah sebagai
pengabdian dari apa yang telah diberikan. Kita mengetahui bahwa pengangguran di
negeri ini sangat banyak. Namun tidakkah kita menyadari bahwa sebenarnya banyak
yang dapat kita lakukan untuk suatu pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Lapangan pekerjaan yang kita anggap sempit selama ini adalah pekerjaan yang formal,
yang disediakan pemerintah dimana jumlahnya terbatas namun peminatnya sangat
banyak. Sedangkan lapangan pekerjaan yang lapang dapat kita cari dengan melakukan
apa saja dari apa yang telah disediakan Allah. Misalnya memanfaatkan alam dengan
menanaminya dan lain-lain. Pekerjaan non formal, tersebut dapat kita lakukan sebagai
bentuk syukur atas rahmat yang Allah berikan.
2) Kerja adalah amanah (aku bekerja benar penuh tanggung jawab)
Kepercayaan yang diberikan kepada kita merupakan penghargaan tulus dan tak ternilai
harganya. Kepercayaan yang diberikan biasanya merupakan proses panjang dari
pengamatan apa, siapa dan bagaimana pada orang yang hendak diberikan kepercayaan
tersebut. Kerja adalah amanah, jabatan adalah amanah, melalui kerja kita menerima
amanah. Melakukan pekerjaan sebaik mungkin merupakan bentuk tanggungjawab
pada orang yang telah memberi kepercayaan. Semakin besar tanggungjawab kita
semakin besar bobot diri kita.
3) Kerja adalah panggilan (aku bekerja tuntas penuh integritas)
Kerja merupakan panggilan, profesi, darma, misi kehidupan pada bidang pekerjaan
khusus yang kita tekuni sebagi bentuk panggilan Tuhan kepada kita. Artinya, apapun
profesi pekerjaan kita, kita telah memenuhi panggilan Allah untuk bermanfaat bagi diri
kita, masyarakat negara dan agama. Agar panggilan tersebut dapat dilakukan dengan
tuntas, diperlukan integritas yang kuat diantaranya jujur, komitmen keberanian
mendengarkan nurani dan memenuhi tuntutan profesi dengan segenap hati, pikiran,
tenaga.
4) Kerja adalah aktualisasi
Aktualisasi adalah kekuatan untuk mengubah potensi menjadi realisasi. Salah satu
kenikmatan terbesar dalam hidup adalah mewujudkan apa yang orang lain anggap
mustahil tercapai dengan bantuan kerja keras dan dan kecerdasan. Kegagalan bukanlah
lonceng peringatan sudah waktunya menyerah melainkan pertanda bahwa sudah
saatnya kita mengubah pendekatan secara cerdas dan cerdik. Artinya nikmati semua
proses satu demi satu untuk mencapai impian kita salah satunya dengan bekerja keras,
jangan mudah menyerah.
5) Kerja adalah ibadah
Dalam setiap agama dijelaskan bahwa tanda-tanda orang beriman adalah ketaqwaan
terhadap Tuhannya, perbuatan yang saleh, akhlak yang mulia dan mencintai sesama.
Dengan kata lain teologi seseorang terlihat dari etikanya dan ibadah seseorang dilihat
dari etosnya. Kerja merupakan sebentuk ibadah. Dimana selain kita beribadah
melaksanakan solat dan melakukan amal soleh lainnya, kerja juga merupakan bentuk
ibadah kedua yang kita persembahkan kepada Allah. Agama mengajarkan agar manusia
berbuat baik sebanyakbanyaknya dan berkarya membangun hidup ini demi terciptanya
kehidupan sejahtera salah satunya dengan mencintai pekerjaan. Tujuan orang dalam
bekerja berbeda beda. Ada yang ingin memenuhi kebutuhan hidup saja, ada yang niat
mengisi waktu luang saja. Namun lebih dari itu niatkan bekerja semata-mata karena
Allah agar kita mendapat ridhonya. Itulah perbedaan kita yang beragama dengan
mereka yang tidak beragama. Kebutuhan secara islam itu tidak hanya sandang, papan
dan papan. Tapi ada ada tambahan beragama dengan sungguh-sungguh yang djadikan
pedoman utama.
6) Kerja adalah seni
Kerja sebagai seni yang mendatangkan kesukaan dan gairah kerja bersumber pada
aktivitas kreatif, artistic dan interaktif. Aktifitas seni ini menuntut diri kita untuk kreatif
dalam bekerja maupun menyelesaikan masalah. Apabila kita telah menemukan suatu
pekerjaan tersebut adalah seni atau keindahan yang dapat kita nikmati dan cintai maka
akan muncul kepuasaan tersendiri dalam diri kita.
7) Kerja adalah kehormatan
Kerja sebagai kehormatan memiliki sejumlah dimensi yang kaya. Diantaranya, pemberi
kerja menghormati kemampuan kia dengan memilih kita sebagai yang layak
memangku jabatan atau melaksanakan tugas. Kedua, secara psikologis menumbuhkan
rasa percya diri dalam diri kita karena kita diakui atas keahlian kita. Ketiga, secara social,
kerja memberikan kehormatan karena berkarya dengan kemampuan diri sendiri. kita
dapat menjadikan diri produktif tanpa meminta pada orang lain. Ke empat, secara
finansial dapat memenuhi kebutuhan ekonomi. Kelima, secara moral kerja dapat
menjaga perilaku kita karena ada peraturan yang secara langsung maupun tidak
langsung harus kita lakukan. Tujuan utama kerja yang dapat menjadikan manusia
terhormat adalah agar kita dapat melaksanakan pekerjaan tekun penuh keunggulan
yang akhirnya mendapatkan hasil dari buah ketekunan tersebut.
8) Kerja adalah pelayanan
Apapun pekerjaannya sesungguhnya kerja adalah pelayanan. Kita berupaya melakukan
pekerjaan sebaik mungkin untuk membuat pelanggan atau orang yang memberi kita
kepercayaan puas dan kita dapat tetap menjadi pekerja rendah hati. Misalnya dalam
dunia bisnis sering kita mendengar istilah konsumen adalah raja. Maka dari itu
hendaklah kita dapat memuaskan pelanggan melalui pelayanan yang kita berikan agar
pelanggan tersebutdapat lagi membeli atau memakai produk kita.

b) Bagaimana caranya melaksanakan pekerjaannya


Dalam dunia kerja, kita mengenal istilah yang disebut kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas,
kerja tuntas.
1) Kerja Keras
Kerja keras adalah bekerja yang menggunakan sumber daya yang optimal baik tenaga,
pikiran, dan perasaan dalam menggunakan waktu, bahan, dana maupun alat. Kerja
Keras adalah bekerja dengan sungguh-sungguh, sekuat daya dan tenaga, penuh
semangat, pantang menyerah, untuk mencapai hasil terbaik, terlalu fokus pada
pekerjaan, hingga kadang-kadang tidak mengenal waktu, jarak, dan kesulitan yang
dihadapi karena sangat bersemangat untuk meraih apa yang keinginannya.
2) Kerja Cerdas
Kerja Cerdas adalah cara kerja yang mengedepankan efisiensi dan efektivitas. Bekerj
harus benar-benar memperhitungkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan
dengan pengorbanan sumber daya yang minimal. Dalam melaksanakan pekerjaan,
tidak hanya mengandalkan otot, namun juga menggunakan otak, bisa berpikir kreatif
dan inovatif, untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan waktu yang efektif,
sehingga masih memiliki waktu dan energi untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan
yang lainnya. Dan biasanya kerja cerdas ini dimiliki oleh kaum intelektual atau
ilmuwan. Jadi, bekerja cerdas adalah pandai melihat peluang, memperhitungkan risiko
dan mampu mencari solusi dalam penyelesaiannya.
3) Kerja Tuntas
Kerja Tuntas adalah bekerja dengan semangat, sampai selesai dan tidak setengah-
setengah agar hasil yang dicapai juga sesuai dengan yang diharapkan. Dalam bekerja
mampu mengorganisasikan dari awal sampai akhir untuk dapat menghasilkan yang
maksimal. Seberapa pun banyaknya pekerjaan kita, harus kita selesaikan sampai akhir,
sehingga semua pekerjaan kita memperoleh hasil yang sukses. Oleh karena itu, jika
pekerjaan dapat diselesaik sekarang maka akan dilakukan sekarang karena
meninggalkan pekerjaan yang belum selesai hanya akan menjadi beban di kemudian
hari.
4) Kerja Ikhlas
Kerja Ikhlas adalah bekerja dengan hati, dengan niat yang tulus semata-mata untuk
ibadah dan mencari keridhaan Sang Pencipta. Bekerja ikhlas yang dilakukan tanpa keluh
kesah, segala jerih payah bahkan rasa lelah tidak dirasakan sebagai suatu beban yang
berat. Bekerja ikhlas akan memberikan ketenangan dan kedamaina hati, sehingga jika
akhirnya berhasil maka kita akan lebih bersyukur dan jika tidak berhasil, maka kita
tidak akan kecewa, karena semuanya sudah diatur oleh yang Kuasa, kita tinggal
berusaha dan berdo'a. Jadi, jika kita bekerja dengan ikhlas, maka kerja kita bernilai
ibadah dan ada ganjaran pahala buat kita.
Untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan maka jenis kerja-kerja tersebut harus
digabungkan menjadi satu, sebab, tanpa kerja keras, kerja cerdas tak akan berhasil,
begitupun bila tak ada keikhlasan dalam bekerja sama saja dengan sia-sia dan jika kerja
tidak tuntas, mana bisa berhasil.
Jadi, jika Anda ingin sukses, maka bekerjalah dengan penuh semangat, gunakan akal dan
ilmu dalam bekerja dan bekerja sampai tuntas serta penuh keikhlasan, dengan begitu
seberat apapun pekerjaan Anda, pasti akan terasa ringan serta berhasil baik dan maksimal
c) Bagaimana memahami hakekat bekerja yang dikaitkan dengan nilai-nilai spiritualitas yang
diyakininya.
Sikap terhadap pekerjaan juga dapat dikaitkan dengan keyakinan manusia terhadap Tuhan
apapun keyakinannya, karena pada hakekatnya manusia Indonesia adalah manusia yang
berkayakinan atau berketuhanan. Dalam agama Islam misalnya, kita di wajibkan untuk
bekerja, kita diajarkan untuk bekerja keras, bekerja berorientasi ke depan dansebagainya.
1) Kewaiban Bekerja
Sesungguhnya setiap hamba memiliki kewajiban bekerja. Bekerja memiliki dimensi
yang luas, dalam sector formal maupun informal baik sebagai wirausaha, Aparatur Sipil
Negara, pengusaha maupun yang lainnya.
Firman Allah:
”Maka apabila telah dilaksanakan shalat, bertebaranlah kam di muka bum; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (Q.S. Al-
Jumu’ah : 10)
"...maka carilah rezeki di sisi Allah, kemudian beribadah dan bersyukurlah kepada Allah.
Hanya lıepada Allah kamu akan dikembalikan” (Qs al-Ankabut: 7)
2) Orientasi kedepan
Rosulullah saw bersabda dengan sabdanya yang indah: Bekerjalah untuk duniamu
seakan akan engkau akan hidup selama-lamanya dan beribadahlah untuk akhiratmu
seakanakan engkau mati besok.” Seorang pribadi muslim tidak akan berspekulasi
dengan masa depannya dan akan menetapkan sesuatu yang jelas pada seluruh
tindakannya diarahkan pada tujuan yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara


Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 38 Tahun 2017
tentang Kompetensi Aparatur Sipil Negara
PMK No. 219/2017 ttg Penilaian Kompetensi Manajerial Melalui Assessment Center di
Lingkungan Kementerian Keuangan
Eko Jalu Santoso, Good Ethos, 7 Etos Kerja Terbaik dan Mulia. PT Penerbit Elex Media
Komputindo. Jakarta. 2012
Jansen Sinamo. 8 Etos Kerja Profesional. Institute Dharma Mahardika. Jakarta. Cetakan kesebelas.
2011
Tiana Wijono. Be Smart and Hard Worker. Penerbit. IPB Press. 2013

Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islam, Jakarta: Gema Insani Pers, 2002

Anda mungkin juga menyukai