Sesuai dengan undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
bahwa Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan
tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional. Untuk melaksanakan peran tersebut
maka setiap jabatan dalam ASN membutuhkan kompetensi sesuai dengan yang dibutuhkan.
Kompetensi adalah suatu hal yang dikaitkan dengan kemampuan, pengetahuan/wawasan,
dan sikap yang dijadikan suatu pedoman dalam melakukan tanggung jawab pekerjaan yang
dikerjakan oleh pegawai. Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap / perilaku
yang harus dipenuhi oleh pegawai negeri sipil untuk menjalankan fungsi dan tugas jabatan
secara efisien dan efektif.
Kompetensi tersebut meliputi:
a. Kompetensi teknis yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan;
b. Kompetensi manajerial yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap / perilaku yang dapat
diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/ atau mengelola unit organisasi.
c. Kompetensi sosial kultural yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan,
etika, nilai-nilai, moral, emosi, dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang
jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan jabatan
Kompetensi manajerial tersebut, lebih lanjut dijabarkan dalam Permenpan dan
Reformasi Birokrasi No. 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil
Negara (ASN), terdiri dari:
a. Integritas
b. Kerjasama
c. Komunikasi
d. Orientasi pada Hasil
e. Pelayanan Publik
f. Pengembangan Diri dan Orang Lain
g. Mengelola Perubahan
h. Pengambilan Keputusan
Sesuai dengan Permenpan tersebut, kompetensi Orientasi pada Hasil merupakan salah
satu kompetensi yang harus dikuasai Aparatur Sipil Negara. Kompetensi Orientasi pada Hasil
adalah kemampuan mempertahankan komitmen pribadi yang tinggi untuk menyelesaikan
tugas, dapat diandalkan, bertanggung jawab, mampu secara sistimatis mengidentifikasi risiko
dan peluang dengan memperhatikan keterhubungan antara perencanaan dan hasil, untuk
keberhasilan organisasi. Adapun level kompetensi Orientasi pada Hasil secara berjenjang ada 5
tingkatan. Adapun level kompetensi serta indicator perilaku pada masing-masing level adalah
sebagai berikut:
Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islam, Jakarta: Gema Insani Pers, 2002