Anda di halaman 1dari 1

Pertama, bahwa stock opname, stock, take, ataupun stock taking itu sama saja pengertiannya.

Artinya kita menghitung jumlah barang di saat atau watu tertentu dan membandingkannya dengan
catatan yang ada di administrasi. Varian atau selisih yang terjadi akan dibebankan sebagai gain
ataupun loss di dalam laporan keuangan (Laporan rugi laba terutama dibagian other income. Atau
ada juga perusahaan yang membebankannya menambah atau mengurangi COGS).Varian yang
terjadi itu bisa varian minus ataupun plus
a. Varian minus itu artinya jumlah barang yang distock opname ternyata lebih sedikit dibanding
catatan administrasi. Misalnya JUlah barang A saat distock opname berjumlah 100 sementara
catatan administrasinya adalah 150. Sehingga ada selsisih 50 Unit. Selisih minus ini sering terjadi
jika pengeluaran barang itu tidak semuanya tercatat di amnistrasi. Sesuatu yang sangat sering
terjadi di dalam suatu perusahaan.
b. Varian plus artinya saat distock opname jumlah barang A misalnya 100 ternyata lebih banyak
dibanding catatan administrasi yang misalnya sebesar 75 unit. jadi ada seakan-akan kelebihan
barang 75 unit. Ini biasanya terjadi disebabkan retur atau pengembalian barang tidak tercatat di
administrasi. Ini juga sesuatu yang sering terjadi di dalam suatu perusahaan.
Pemilihan waktu atau kapan dilakukan stock opname biasanya juga merupakan hal yang sulit. Bagian
Accounting kan inginnya agar pada saat stock opname itu tidak ada transaksi sehingga data
administrasi tidak berubah. Karenanya biasanya dipilih hari libur kerja seperti hari sabtu atau minggu.
Cuma mengharapkan tidak ada produksi bahkan di hari sabtu/minggu atau hari libur pun sulit.
Karena kalau memaksakan menghentikan produksi selama sehari Hanya untuk melakukan stock
opname jelas akan merugikan perusahaan. Di tempat saya sehari saja off produksi, kerugian bisa
mencapai Rp 900 Juta. Jadi akhirnya harus dicara cara tertentu dimana stock opname tetap berjalan,
produksi pun tidak berhenti. Mengenai ini saya bisa jelaskan triknya, tapi mungkin lain waktu, karena
akan sangat panjang sekali......syukur-syukur jika ada perusahaan yang mau minta saya presentasi
gimana caranya stock opname tanpa mengganggu produksi hahahaha..................
Selain itu ada juga kegiatan yang mirip stock opname yaitu cycle count, atau cycle counting. Kegiatan
ini mirip seperti stock opname membandingkankan antara jumlah barang secara fisik dengan catatan
administrasinya. Hanya bedanya cycle counting ini biasanya tidak keseluruhan item barang, tapi
cuma sampel beberpa item saja. Disanping itu varian yang terjadi tidak diadjust di laporan keuangan.
Jadi gunanya hanya sebagai warning atau alat evaluasi bagi bagian gudang untuk memperbaiki
kinerja administrasinya dalam mengontrol keluar masuk barang.
Kedua, beda antara fixed asset dengan inventaris. Yang pertama kali harus ditentukan adalah
batasan asset itu adalah pembelian barang yang minimal berapa rupiah per unit. Kalau di kantor saya
semua barang yang dibeli dengan harga per unit (ingat per unit lho bukan total pembelian) diatas Rp
3 Juta, dan kegunannya lebih dari setahun, maka itu fixed asset. Jika nilai per unitnya kurang dari itu
walaupun kegunaannya lebih dari satu tahun, tetap bukan asset tapi expense (seperti kalkulator,
meja, kursi, dll). Artinya biayanya harus dibebankan di bulan itu juga selurruhnya. Tidak ada
depresiasi selama umur ekonomis barang sebagaimana aktiva tetap.
Bagaimana dengan inventaris. Di kantor saya seluruh barang yang dibeli oleh perusahaan yang
bentuk fisiknya masih ada tidak pedulai apakah dibeli per unit harganya diatas 3 Jt (fixed asset) atau
pun barang expense, adalah inventaris. Jadi misalnya kalkulator, kursi kerja, yang haga beli per
unitnya lebih dari 3 Juta tapi umur ekonomisnya lebih dari satu tahun, maka itu adalah inventaris,
tapi buka aktiva tetap. Begitu pula mesin produksi yang harga beli diatas 3 juta juga disebut
inventaris, tapi juga aktiva tetap

sekian dulu
salam hangat dari seorang sahabat,
Agus Hendri - 08128303211

Anda mungkin juga menyukai