Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

PERCOBAAN KE-I
KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA

NURUL IHKSANI
200205052
DOSEN: Apt.Dewi Gulyla Hari,M.Farm

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2021
1. Tujuan Percobaan
Percobaan bertujuan mengetahui kontrak praktikum dan garis besar praktikum
mengenai K3 dalam rangka pencegahan terjadinya kecelakaan dengan cara membina
dan mengembangkan kesadaran akan pentinganya K3 di laboratorium.
2. Landasan Teori
Laboratorium kimia klinis adalah suatu ruangan tempat dilakukannya
percobaan dan pengukuran untuk menghasilkan data yang dapat dievaluasi. Sampel
yang diuji dalam laboratorium kimia klinis biasanya berasal dari bahan biologis.
Percobaan yang dilakukan menggunakan pereaksi bahan kimia untuk dapat
mereaksikan sampel biologis dan bahan-bahan kimia. Bekerja dalam laboratorium tak
lepas dari kemungkinan bahaya dari berbagai jenis bahan kimia yang dapat
menimbulkan kecelakaan. Kecelakaan dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu sikap
dan tingkah laku pekerja, keadaan yang tidak aman dan kelalaian pengawas serta
penanganan bahan kimia dan peralatan yang kurang baik. kecelakaan dapat dihindari
dengan cara bekerja secara hati-hati dan disiplin mengikuti peraturan yang umum
ditetapkan didalam laboratorium.
Sebelum melakukan kerja di laboratorium diperlukan pengetahuan mengenai
bahan yang akan digunakan. Informasi mengenai bahan yang digunakan biasanya
terdapat pada label botol yang menampung bahan kimia. Beberapa informasi yang
dapat diperoleh dari label botol bahan kimia tersebut adalah nama bahan kimia,
komposisi bahan kimia, simbol bahaya pada bahan kimia tersebut dan beberapa
keterangan mengenai bahan kimia tersebut. Simbol bahaya bahan kimia terdapat
beberapa jenis yaitu bahan kimia yang dapat meledak, bahan kimia mudah terbakar,
bahan kimia korosif, bahan kimia beracun dan lain-lain. Simbol bahaya pada bahan
kimia tersebut dapat memiliki beberapa arti yaitu mengenai cara penyimpanan, cara
penanganan, reaksi dengan bahan kimia lain dan tingkat bahayanya. Selain itu
informasi mengenai waktu kadaluarsa juga sangat penting untuk menjaga agar bahan
kimia tidak rusak dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Bahan kimia yang
rusak dapat menimbulkan reaksi yang tidak seharusnya terjadi bahkan dapat
menimbulkan bahaya (Khamidal 2009).
3. Alat dan Bahan
Alat :
-Alat Pelindung Diri (Masker,Kacamata,Sarung Tangan)

Bahan :
Bahan yang digunakan yaitu, bahan kimia cair maupun padat dengan simbol bahan
kimia yang berbeda.
4. Metode
Percobaan dilakukan dengan cara mengamati cara berlaboratorium yang baik
dan benar serta mengetahui beberapa tanda khusus dalam bahan-bahan kimia.
5. Hasil
Tabel 1 Simbol Bahan Kimia
No. Jenis Sifat/Contoh Simbol
1. Flammable Mudah terbakar apabila
ada api dan oksigen
dengan titik di bawah
210C. Contoh : Dietil
eter, n-pentane
2. Iritan Menyebabkan iritasi
apabila kontak dengan
kulit atau selaput lender.
Contoh : Natrium
karbonat
3. Explosive Mudah meledak apabila
terkena panas, tekanan,
dan benturan. Contoh :
HNO3, Trinitrotoluena
4. Beracun/Poison Menyebabkan
keracunan apabila
terhirup atau masuk ke
dalam tubuh. Contoh :
Chloryd dihydrat,
Kalium chromat
5. Corrosive Menimbulkan iritasi dan
luka bakar pada jaringan
tubuh dan membuat
logam berkarat. Contoh
: NaOH, Sulfonic Acid,
Kalium Hidroxyd
Pellets
6. Dangerous for Menyebabkan
Enviromental kerusakan lingkungan
dan membuat makhluk
hidup terganggu
kehidupannya. Contoh :
Kalium chromat,
resorcinol, Mangan (II)
sulfat monohydrat
7. Biohazard Sampel bahan biologis:
beresiko/berpotensi
infeksius. Bahaya pada
tahap: pengambilan,
transportasi,
pembukaan, dan proses
analisis

Tabel 2 Penggunaan Alat Pelindung Diri

Prosedur

6. PEMBAHASAN
Prinsip APD harus mampu memproteksi secara keseluruhan dari anggota
tubuh, mulai dari kulit, mata, yang berpotensi terjadi trauma tertusuk, abrasi, atau
dermatitis kontak alergi/iritan, kecacatan dan kematian. Masing-masing APD
memiliki fungsi dan cara penggunaan tertentu. Sehingga sebelum menggunakan APD
harus dipastikan dapat menggunakan. Alat Pelindung Diri harus tersedia dalam
tempat yang mudah didapatkan dan selalu dalam keadaan tersedia. Oleh karena itu,
sebelum melakukan praktikum atau penelitian, semua alat dipastikan ketersediaan dan
dapat digunakan dengan baik dan benar.
Prinsip keamanan di laboratorium harus dipahami oleh seluruh
peneliti/praktikan. Mengidentifikasi alat-alat emergency baik berupa shower dengan
pencuci mata, telepon emergency, APAR, maupun kotak obat. Selain itu juga harus
memahami bahan yang akan digunakan untuk praktikum atau penelitian, di mana
setiap bahan memiliki identitas berupa simbol apakah bahan tersebut iritan, korosif,
mudah terbakar, mudah meledak
Namun, meskipun sudah mengikuti semua prosedur keamanan di laboratorium,
kecelakaan di laboratorium masih dapat terjadi. Oleh karena itu, penanganan
kecelakaan di laboratorium menjadi hal yang harus diketahui (Occupational Safety
and health Administration, 2011).
1. Jika terjadi kecelakaan pada mata, segera bilas dengan menggunakan shower eye
selama 15 menit.
2. Jika terjadi tumpahan bahan kimia pada jas, maka segera melepaskan jas dan
didekontaminasi sebelum dilakukan pencucian
3. Jika terjadi tumpahan bahan kimia, biologi, pada badan, segera cuci di bawah shower
selama 5 menit, dengan menggunakan sabun dan air mengalir.
4. Jika terjadi tumpahan bahan kimia, biologi di meja laboratorium maka, segera tutup
dengan tisu penyerap cairan (adsorben), kemudian meja dilakukan dekontaminasi
dengan menggunakan larutan Chlorin 0.5%. Pembersihan dilakukan dengan memutar
alat penyerap searah dengan jarum jam. Penganan kecelakaan tumpahan bahan kimia
harus menggunakan APD dengan benar.
Agar tetap dapat menjaga keamanan baik praktikan, laboran, maupun
lingkungan, maka pembuanagn limbah harus dilakukan dengan benar sesuai prosedur.
Ada beebrapa bahan limbah yang dihasilakn dari aktivitas di laboratorium:
1) Media dengan mikroorganisme dnegan tabung reaksi atau petri disk. Dilakukan
sterilisasi dengan menggunakan autoclave pada suhu 1210 selama 15 menit. Media
dapat dibuang pada saluran yang memiliki bak control, sedangkan tabung reaksi dan
cawan petri dapat digunakan kembali dengan terlebih dahulu dilakukan pencucian dan
sterilisasi.
2) Jarum suntik dan benda tajam lainnya dimasukkan ke dalam boks khusus
pembuangan benda tajam, safety box biohazard. Kemudian dimasukkan ke dalam
insinerator.
3) Sarung tangan bekas pakai dan masker dimasukkan ke dalam boks pembuangan
tersendiri.

7. DAFTAR PUSTAKA

Khamidal. 2009. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta : Pustaka Belajar


Centers for Disease Control and Prevention. (2019). When and How to Wash Your Hands |
Handwashing | CDC. Retrieved December 21, 2019, from
https://www.cdc.gov/handwashing/when-how-handwashing.html
Occupational Safety and health Administration. (2011). Laboratory Safety Guidance.
Retrieved from https://www.osha.gov/Publications/laboratory/OSHA3404laboratory-
safety-guidance.pdf
Tille, P. M. (2017). Bailey & Scott’s Diagnostic Microbiology. In Basic Medical
Microbiology (fourteenth, p. 45). St. Louis Missouri: Elsevier.
World Health Organization. (2005). Content Sheet 2-1: Facilities and Safety
Overview. Retrieved November 30, 2019, from
https://www.who.int/ihr/training/laboratory_quality/2_b_contents_fac_safety.pdf?ua=
1
World Health Organization. (2009). GLOVE USE INFORMATION LEAFLET.
World Health Organization. (2019). WHO | Clean hands protect against infection.
Retrieved December 21, 2019, from
https://www.who.int/gpsc/clean_hands_protection/en/

Anda mungkin juga menyukai