Anda di halaman 1dari 11

JURNAL KEBIDANAN

Vol 3, No 4, Oktober 2017 : 204-210


KARAKTERISTIK IBU BERSALIN KAITANNYA DENGAN INTENSITAS NYERI
PERSALINAN KALA 1 DI KOTA BOGOR
(1) (2)
Ni Gusti Made Ayu , Elin Supliyani

ABSTRAK

Kontraksi pada saat melahirkan akan menimbulkan perasaan nyeri yang timbul akibat
kontraksi servik serta dilatasi serviks dan segmen bawah rahim. Intensitas nyeri sebanding dengan
kekuatan kontraksi dan tekanan yang terjadi, nyeri bertambah ketika mulut rahim dalam keadaan
dilatasi penuh akibat tekanan bayi terhadap stuktur panggul diikuti regangan dan perobekan jalan lahir.
Ibu hamil mengharapkan dapat bersalin tanpa rasa nyeri. Tingginya operasi sesar salah satunya
penyebabnya karena para ibu lebih memilih persalinan yang relatif tidak nyeri. Kondisi nyeri yang
tidak terkelola dengan baik akan menimbulkan berbagai efek bagi ibu maupun janin. Banyak faktor
yang dapat memengaruhi nyeri yang dirasakan ibu bersalin dan dapat meningkatkan atau menurunkan
toleransi terhadap nyeri dan memengaruhi reaksi terhadap nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik ibu bersalin yang meliputi paritas dan usia ibu bersalin dengan intensitas
nyeri persalinan kala I di wilayah Kota bogor
Metode penelitian kuantitatif menggunakan desain cross sectional. Pemilihan sampel
dilakukan secara proporsional random samping dengan jumlah sampel sebanyak 56 responden.
Intensitas nyeri diukur dengan menggunakan numeric rating scale. Analisis data menggunakan uji
statistic Chi-Square.
Hasil analisa nilai p>0.05 maka tidak ada keterkaitan antara karakteristik ibu bersalin yang
meliputi parita, usia, dan pendidikan dengan intensitas nyeri kala I persalinan. Oleh sebab itu
diharapkan setiap penolong persalinan dapat memberikan kenyamanan selama persalinan kepada
semua ibu bersalin tidak membeda-bedakan asuhan berdasarkan paritas,usia, maupun pendidikan ibu.
Semua ibu bersalin berhak mendapatkan pelayanan dan asuhan yang sesuai terutama dalam
menghadapi nyeri persalinan dan diperlukan upaya pengendalian nyeri saat persalinan yang sifatnya
alami.

Kata kunci: umur, paritas, nyeri, persalinan

PENDAHULUAN determinan nonmedis yang paling dominan


Nyeri persalinan merupakan kondisi mendorong ibu bersalin meminta persalinan
fisiologis yang secara umum dialami oleh secara seksio sesarea disebabkan oleh rasa
hampir semua ibu bersalin. Ibu hamil sakit pada persalinan.
(3)

mengharapkan dapat bersalin tanpa rasa nyeri. Persalinan sering kali digambarkan
Menurut Danuatmaja (2008) Kebanyakan ibu sebagai salah satu penyebab rasa nyeri yang
mulai merasakan sakit atau nyeri pada saat paling kuat yang pernah dialami. Kuatnya
persalinan adalah kala I fase aktif. Ibu ketakutan dan kecemasan yang dialami ibu
merasakan sakit yang hebat karena aktivitas berkaitan dengan semakin besarnya rasa sakit
rahim mulai lebih aktif. Pada fase ini kontraksi yang dialami. Rasa takut menyebabkan
semakin lama semakin kuat dan semakin ketegangan pada tubuh terutama pada rahim.
(1)
sering. Kondisi nyeri yang hebat pada kala I Kondisi ini dapat menghambat proses
persalinan memungkinkan para ibu cenderung persalinan alami, memperlama persalinan, dan
memilih cara yang paling gampang dan cepat menimbulkan nyeri yang hebat.
(4)
untuk menghilangkan rasa nyeri. Hasil Menurut Gorrie (1998) rasa nyeri yang
penelitian Hartiningsih menyebutkan bahwa tidak tertahankan oleh ibu bisa berdampak
tingginya operasi sesar salah satu penyebabnya buruk terhadap kelancaran persalinan dan
karena para ibu lebih memilih persalinan yang mengakibatkan distress pada bayi.
(5)
(2)
relatif tidak nyeri. Menurut Sarmana 96,5%

1.) Dosen Program Studi Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
2.) Dosen Program Studi Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
205 Ni Gusti Made Ayu, Elin Supliyani
Karakteristik Ibu Bersalin Kaitannya Dengan Intensitas Nyeri Persalinan 205
Kala 1 Di Kota Bogor

Secara fisiologis nyeri persalinan dapat maupun internal. Menurut Sherwen (1999)
menyebabkan iskemi pada plasenta sehingga faktor yang memengaruhi nyeri persalinan
janin akan kekurangan oksigen sehingga diantaranya adalah paritas, usia, pengalaman
terjadi metabolism anaerob yang menyebabkan masa lalu, budaya, mekanisme koping, faktor
asidosis metabolic. Selain itu menurut emosional, sikap, tingkap pengetahuan, tingkat
Auvenshine (1990) dampak lainnya adalah percaya diri, dukungan sistem, lingkungan,
dapat terjadi penurunan efektifitas kontraksi lama persalinan dan posisi ibu dan janin.
uterus sehingga memperlambat kemajuan Bobak dalam bukunya menyebutkan faktor
(6)
persalinan. Secara psikologis, nyeri lain yang memengaruhi nyeri persalinan adalah
persalinan dapat mengakibatkan ibu pengalaman masa lalu, paritas, budaya,
mengalami kesulitan untuk berinteraksi yang keletihan dan emosi. Usia ibu yang lebih muda
dapat menyebabkan ibu sulit mengungkapkan memiliki sensor nyeri yang lebih intens
perasaannya. Pengalaman yang buruk terhadap dibandingakan dengan usia yang lebih tua.
persalinan juga bisa memengaruhi respon Intensitas kontraksi uterus pun lebih meningkat
terhadap aktivitas seksual dan keengganan pada ibu primipara daripada ibu multipara.
untuk kehamilan dan persalinan selanjutnya Umur ibu yang lebih muda memiliki sensori
Menurut Lally JE (2008) nyeri yang nyeri yang lebih intens dibanding dengan ibu
timbul sebenarnya merupakan sebuah sinyal yang memiliki umur yang lebih tua. Umur
yang menandakan bahwa proses persalinan muda cenderung dikaitkan dengan kondisi
telah dimulai. Saat ini perkembangan ilmu psikologis yang masih labil yang memicu
kesehatan menekankan pendekatan holistik terjadinya kecemasan sehingga nyeri yang
dengan memperhatikan aspek psycho-neuro- dirasakan semakin lebih kuat. Umur juga
endocrino-immune (PNEI), yang menjelaskan dipakai sebagai salah satu faktor dalam
bahwa ketidakselarasan jiwa dan pikiran akan menentukan toleransi terhadap nyeri.
(11)
mengakibatkan gangguan keseimbangan saraf, Ibu yang telah mengalami nyeri
(7)
hormon, dan akhirnya daya tahan tubuh. sebelumnya memiliki tingkat nyeri yang lebih
Prasetyo menyebutkan bahwa perkembangan ringan dari pada ibu yang belum pernah
dalam asuhan persalinan, asuhan yang kini merasakan nyeri sebelumnya. Pada paritas ibu
diberikan bertujuan memberi rasa nyaman, yang primipara intensitas kontraksi uterus
aman dan menyenangkan, serta mengurangi lebih kuat dibandingkan pada ibu yang
(8)
rasa cemas yang menegangkan. multipara dan ibu multipara memiliki
Bidan dalam prakteknya memberikan pengalaman persalinan sebelumnya akan lebih
asuhan persalinan diharapkan dapat mudah beradaptasi dengan nyeri
memberikan kenyamanan selama persalinan, dibandingkan dengan ibu yang belum pernah
untuk itu perlu dilakukan upaya pengendalian memiliki pengalaman dalam hal ini ibu
nyeri saat persalinan dengan teknik non primipara.
(12)
Hasil penelitian Magfiroh
farmakologis untuk mengurangi dampak (2012) menemukuan bahwa intensitas nyeri
persalinan yang berlebihan. Penanganan dan 3,9 lebih hebat pada paritas ibu primipara
pengawasan nyeri persalinan terutama pada dibandingkan dengan ibu multipara dan ibu
kala 1 fase aktif sangat penting, karena sebagai yang memiliki usia resiko tinggi merasakan
penentu apakah seorang ibu bersalin dapat nyeri 4 kali lebih hebat dibandingkan ibu
menjalani persalinan normal atau diakhiri yang tidak memiliki umur beresiko tinggi.
dengan suatu tindakan karena ada penyulit Penelitian Komariah tahun 2005 (dikutip dari
yang diakibatkan nyeri yang hebat. Ajartha Magfiroh, 2012) bahwa umur ibu yang kurang
dalam penelitiannya menyebutkan bahwa dari 20 tahun lebih merasakan nyeri hebat
hanya 15% ibu bersalin melahirkan dengan dibandingkan dengan umur yang berusia 25-
(13)
nyeri ringan, 35% persalinan disertai nyeri 35 tahun.
sedang, 30% persalinan disertai nyeri hebat Jumlah persalinan di Wilayah
dan 20% persalinan dengan nyeri yang sangat Puskesmas Kota Bogor pada tahun 2015
(9)
hebat. Begitu pula hasil penelitian Rusdiatin sebanyak 20.354, dan dengan risiko tinggi
sebanyak 5.743 orang (19,5%). Dari jumlah
tahun 2007 menyebutkan bahwa 53,3% ibu
bersalin mengalami nyeri sedang dan 46,7% ibu bersalin dengan risiko tinggi tersebut 713
(10) (12,4%) merupakan primipara dan umur <20
mengalami nyeri persalinan yang berat. tahun, 782 (13,6%) ibu yang berumur <35
Rasa nyeri pada ibu bersalin
tahun dan 509 (8,9%) ibu yang melahirkan
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik eksternal

Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 4, Oktober 2017 Jurnal Kebidanan Volume 3, Nomor 4, Oktober 2017
(14)
lebih dari 4 kali (grandemulti). Angka ini HASIL PENELITIAN
menggambarkan masih banyak jumlah ibu 1. Karakteristik Ibu Bersalin
bersalin yang berisiko tinggi dan menuntut Gambaran distribusi frekuensi Paritas, Usia,
bidan senantiasa memberikan asuhan dan Pendidikan subjek penelitian dapat dilihat
persalinan yang berkualitas terutama dalam pada tabel berikut ini :
menangani nyeri persalinan ibu bersalin yang
beresiko terhadap peningkatan intensitas nyeri. Tabel 1
Berdasarkan permasalahan ini menjadi alasan Distribusi Frekuensi Paritas Responden
peneliti untuk melakukan penelitian lebih
dalam tentang hubungan antara antara umur , Paritas Jumlah n=56 Prosentase (%)
paritas dan pendidikan ibu dengan intensitas Primi 21 37.5
nyeri persalinan kala I. Multi 35 62.5
Total 56 100
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan Dari hasil penelitian, diperoleh jumlah
adalah cross sectional design, bertujuan untuk responden sebagian besar (62.5%) merupakan
mengetahui keterkaitan antara karakteristik multipara atau pernah melahirkan sebelumnya.
ibu bersalin yang meliputi paritas, usia, dan
pendidikan ibu dengan intensitas nyeri Tabel 2
persalinan kala 1. Penelitian dilakukan di Distribusi Frekuensi Usia Responden
wilayah kerja Puskesmas Kota Bogor
(Puskesmas Bogor tengah, Bogor Selatan, Jumlah Prosentase
Usia Ibu Bersalin
Tegal Gundil, Kedung badak, Sindang Barang) n=56 (%)
pada bulan April s/d Juli 2016. Jumlah sampel < 20 dan >35 tahun 12 21.4
sebanyak 56 ibu bersalin dan pemilihan sampel 20- 35 tahun 44 78.6
dengan teknik consecutive sampling, pada ibu Total 56 100
bersalin normal, sudah memasuki persalinan
kala 1 fase aktif akselesasi maksimal Berdasarkan hasil penelitian
(pembukaan 4-9 cm), his adekuat (3x dalam 10 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menit durasi >40 detik) yang terdokumentasi berusia reproduksi sehat yaitu 20- 35 tahun
dalam partograf, usia kehamilan 3742 sebanyak 78.6%.
minggu, janin tunggal, presentasi belakang
kepala. Teknik pengambilan sampel dilakukan Tabel 3
secara proportional random sampling. Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden
Pengumpulan data variabel intensitas nyeri
Jumlah
dinilai secara observasi dengan menggunakan Pendidikan Prosentase (%)
n=56
lembar observasi, yang dilakukan oleh bidan Pendidikan
yang sudah dilatih oleh peneliti. Pada saat Tinggi ≥ SMA 31 55.4
pelaksanaan pengambilan data, bidan yang Rendah < SMA 25 44.6
sudah dilatih mengobservasi bagaimana Total 56 100
tingkat nyeri responden dengan lembar
observasi yaitu dengan cara subjek diminta Berdasarkan hasil penelitian
untuk menyilang skor nyeri yang telah menunjukkan bahwa sebagian besar
disediakan sesuai dengan kekuatan rasa nyeri pendidikan responden tergolong tinggi yaitu
yang dirasakan saat ada kontraksi Skor nol (0) sebanyak 55.4% pendidikan menengah keatas.
untuk tidak terdapat rasa nyeri dan skor (10)
untuk nyeri yang dirasakan paling kuat. 2. Intensitas Nyeri Kala 1 Persalinan
Sedangkan untuk data paritas, usia, dan Dari hasil penelitian, diperoleh
pendidikan responden diperoleh dengan intensitas nyeri kala 1 persalinan sebagian
wawancara. Uji statistik yang digunakan yaitu besar merasa nyeri sangat hebat yaitu sebanyak
uji Chi-Square. 50 %.
Gambaran distribusi frekuensi
intensitas nyeri kala 1 persalinan yang
dirasakan subjek penelitian dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 4 3. Hubungan Karakteristik Ibu Bersalin
Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Kala 1 dengan Intensitas Nyeri kala 1
Persalinan Persalinan
Analisis hasil penelitian tidak
Jumlah Prosentase menggunakan uji Chi-Square karena tidak
Intensitas Nyeri Kala 1
n=56 (%) memenuhi syarat yaitu terdapat sel yang nilai
Nyeri Ringan 2 3.6 expected-nya kurang dari lima, oleh karena itu
Nyeri Hebat 26 46.4 uji yang dipakai adalah uji alternatifnya yaitu
Nyeri sangat hebat 28 50.0 uji Kolmogorov-Smirnov. Adapun hasil analisi
untuk melihat hubungan antara paritas, usia,
dan pendidikan responden dengan intensitas
nyeri kala 1 persalinan di puskesmas Kota
Bogor disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 5
Hubungan Paritas ibu dengan intensitas nyeri kala 1 persalinan

Intensitas nyeri
Paritas Nyeri Ringan Nyeri Hebat Nyeri sangat hebat p
n % n % n %
Multipara 1 2.9 16 45.7 18 51.4 0.138
Primipara 1 4.8 10 47.6 10 47.6
Total 2 3.6 26 46.4 28 50.0
Keterangan : p =Uji Kolmogorov-Smirnov
Dari tabel 5 tampak bahwa tidak paritas ibu dengan intensitas nyeri kala 1
terdapat hubungan yang bermakna antara persalinan, nilai p > 0,05.

Tabel 6
Hubungan Usia ibu dengan intensitas nyeri kala 1 persalinan

Intensitas nyeri
Usia Nyeri Ringan Nyeri Hebat Nyeri sangat hebat p
n % n % n %
<20 dan >35 tahun 1 8.3 6 50.0 5 41.7 0.326
20-35 tahun 1 2.3 20 45.5 23 52.3
Total 2 3.6 26 46.4 28 50.0
Keterangan : p =Uji Kolmogorov-Smirnov
Dari tabel 6 tampak bahwa tidak responden dengan intensitas nyeri kala 1
terdapat hubungan yang bermakna antara usia persalinan, nilai p > 0,05.

Tabel 7
Hubungan Pendidikan Responden dengan intensitas nyeri kala 1 persalinan
Intensitas nyeri
Pendidikan Nyeri Ringan Nyeri Hebat Nyeri sangat hebat p
n % N % n %
Rendah 1 4.0 14 56.0 10 40.0
Tinggi 1 3.2 12 38.7 18 58.1 0.672
Total 2 3.6 26 46.4 28 50.0
Keterangan : p =Uji Kolmogorov-Smirnov
Dari tabel 7 tampak bahwa tidak pendidkan responden dengan intensitas nyeri
terdapat hubungan yang bermakna antara kala 1 persalinan, nilai p > 0,05.
PEMBAHASAN ketakutan, tingkat pendidikan, kemampuan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk koping ibu, lingkungan fisik,
frekuensi terbesar usia ibu bersalin yang kebudayaan dan etnis, serta dukungan
menjadi responden pada penelitian ini adalah emosional).
(16)
Nyeri adalah segala sesuatu
usia 20-35 tahun. Hal ini menunjukan bahwa yang dikatakan seseorang tentang nyeri
sebagian besar responden dalam usia tersebut dan dapat dirasakan kapanpun saat ia
reproduksi sehat, dan secara fisiologis pada merasakan nyeri. Nyeri bersifat subjektif,
usia tersebut memungkinkan ibu masih kuat sehingga hanya orang yang merasakannya
menahan nyeri persalinan. Namun demikian yang paling akurat dan tepat dalam
respon nyeri seseorang sangat individual dan mendefinisikan nyeri.
(8)
Nyeri persalinan
dipengaruhi berbagai faktor seperti sering digambarkan sebagai rasa nyeri yang
lingkungan, ras, tindakan tertentu, dan juga teramat hebat yang pernah dialami. Sebuah
pola koping seseorang dalam menghadapi penelitian di Kanada mendapatkan bahwa skor
nyeri. Secara statistic tidak terdapat hubungan nyeri persalinan baik pada primipara maupun
yang bermakna antara usia ibu bersalin dengan multipara sangat tinggi bila dibandingkan
intensitas nyeri yang dirasakan pada kala 1 dengan nyeri pada keadaan patah tulang
persalinan. (p>0,05). Hasil ini berbeda dengan ataupun sakit gigi.
hasil penelitian lain yang menyebutkan usia Nyeri pada persalinan dialami
ibu yang lebih muda dilaporkan mengalami terutama selama kontraksi. Persepsi terhadap
intensitas nyeri yang lebih tinggi dibandingkan intensitas nyeri persalinan bervariasi bagi
(16)
dengan usia tua. Ibu yang lebih muda setiap wanita, biasanya digambarkan sebagai
cenderung mengekspresikan rasa nyerinya nyeri paling ekstrim yang pernah dialami.
secara verbal, sementara ibu yang usianya Nyeri dipengaruhi oleh beberapa faktor
(17)
lebih tua cenderung mengekspresikan nyerinya fisiologis dan psikologis. Berbagai faktor
secara nonverbal. Namun pada penelitian ini psikososial menunjukkan pengaruhnya pada
subjek penelitian terdiri atas primipara dan persepsi nyeri ibu dan kemampuan untuk
multipara. Intensitas nyeri pada ibu usia tua mengatasinya. Nyeri bersifat sangat subjektif,
dapat dijelaskan; usia tua biasanya multipara hal ini dikarenakan manusia adalah pribadi
dan jika demikian biasanya multipara memiliki yang unik, setiap orang mengamati,
his yang tidak sekuat primipara, serviks yang mengalami, dan menanggapi rasa nyeri dengan
lebih lunak kurang sensitif dibandingkan caranya sendiri. Ketika ibu mengalami stres,
dengan ibu usia muda. takut atau terkejut, sistem simpatis dan
Hasil penelitian juga menunjukkan parasimpatis terpicu. Kecemasan yang berlebih
bahwa sebagian besar responden (62.5%) juga meningkatkan kadar katekolamin dalam
multigravida, artinya telah memiliki darah yang berakibat meningkatkan aliran
pengalaman melahirkan sebelumnya dan telah darah menuju pelvik dan peningkatan
memiliki pengalaman mengatasi nyeri pada ketegangan pada otot. Tubuh meresponsnya
persalinan sebelumnya. Hasil uji statistik dengan penyempitan dan menghambat aliran
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan darah serta oksigen sehingga berdampak pada
yang bermakna antara paritas ibu dengan kerja otot rahim. Otot-otot bawah rahim yang
intensitas nyeri persalinan kala I, nilai p > sehausnya bekerja melemas dan membuka
0,05. Begitu pula hasil analisis hubungan malah kaku sehingga bayi tidak dapat turun ke
pendidikan responden dengan intensitas nyeri jalan lahir, hal ini menimbulkan nyeri hebat
kala 1 persalinan menunjukkan hasil yang yang dirasakan ibu.
(18)

tidak bermakna nilai p>0,05 yang artinya tidak Proses perseptual dan kognitif yang
ada keterkaitan antara nyeri yang dirasakan ibu kompleks dalam sistem saraf pusat
dengan pendidikan. Hal tersebut menunjukkan memengaruhi impuls nosisepsif sehingga
bahwa rasa nyeri persalinan dipengaruhi impuls ini diinterpretasikan dengan emosi,
(15)
banyak faktor dan bersifat individual. keyakinan, dan pengharapan pada situasi saat
Kemungkinan kondisi ini juga disebabkan oleh itu. Akibat proses inilah makna, kualitas, dan
rasa nyeri yang sifatnya personal. Nyeri saat intensitas nyeri, serta respons perilaku dan
persalinan dipengaruhi oleh faktor fisiologis psikologis terhadap nyeri memiliki keterkaitan
(kontraksi uterus, dilatasi serviks, tekanan dengan kepribadian seseorang, latar belakang
kepala janin pada pelvik, peregangan jalan budaya, pengalaman masa lalu, dan konteks
(19)
lahir) dan faktor psikososial (kecemasan, psikologis saat nyeri telah dialami.
Faktor psikososial banyak berpengaruh Surabaya, 2006. Tesis : Program Magister
pada pengalaman bersalin, kebudayaan dan Keperawatan Universitas Indonesia.
etnis, tingkat pendidikan, serta kemampuan 6. Maslikahanah. Penerapan Teknik Pijat
untuk koping ibu sering dijadikan sebagai Effleugare sebagai Upaya Penurunan
variabel yang signifikan berpengaruh pada Nyeri Persalinan pada Ibu Inpartu Kala I
intensitas nyeri persalinan. Lingkungan fisik Fase Aktif. Tesis. Unuversitas 11
dan budaya persalinan serta dukungan Maret,2010.
emosional yang diberikan oleh keluarga dan 7. Lally JE, Murtagh MJ, Macphail S,
bidan memengaruhi persepsi nyeri. Ketakutan Thomson R. More in hope than
dan kecemasan dapat menghasilkan expectation: a sytematic review of
ketegangan pada otot dan meningkatkan women's expectations and experience of
(17)
persepsi nyeri seseorang. pain relief in labour. BMC Med. 2008;6:7.
8. Prasetyo SN. Konsep dan proses
KESIMPULAN keperawatan nyeri. Yogyakarta: Graha
Berdasarkan hasil penelitian sebagian Ilmu; 2010.
besar berusia 20-35 tahun, tingkat pendidikan 9. Ajartha, Ronny. Efek pemberian tramadol
tinggi dan sebagian besar merupakan intramuskuler terhadap nyeri persalinan
multipara. Karakteristik ibu bersalin yang pada primigravida. 2008. Tersedia dari:
meliputi paritas, usia, dan pendidikan ibu http://www.repository.usu.ac.id/handle/12
bersalin tidak memiliki hubungan dengan 3456789/6447
intensitas nyeri kala I persalinan. 10. Rusdiatin EL,Maulana D. Pengaruh
pemberian teknik akuprusur terhadap
SARAN tingkat nyeri persalinan kala I di Rumah
Diharapkan setiap penolong persalinan Sakit Rajawali Citra Potorono
dapat memberikan kenyamanan selama Banguntapan Bantul 2007. Tersedia dari:
persalinan kepada semua ibu bersalin tidak http://scholar.googleusercontent.com/scho
membeda-bedakan asuhan berdasarkan lar?=cache:VHhvqp6fdZIJ:scholar.google
paritas,usia, maupun pendidikan ibu. Semua co m/+nyeri+persalinan&hl=id&
ibu bersalin berhak mendapatkan pelayanan 11. Rumbin, P. Studi Tentang Nyeri
dan asuhan yang sesuai terutama dalam Persalinan Berdasarkan Umur dan Paritas
menghadapi nyeri persalinan dan diperlukan di RSUD Dr. Soewanhdie Surabaya.
upaya pengendalian nyeri saat persalinan yang Surabaya : Depkes RI, 2008
sifatnya alami. 12. Hutahaean, S.Asuhan Keperawatan dalam
Maternitas dan Ginekologi. Jakarta. 2009.
DAFTAR PUSTAKA 13. Magfuroh A. Faktor-Faktor Yang
1. Danuatmajda & Meiliasari. Persalinan Berhubungan dengan Nyeri Persalinan
Normal Tanpa Rasa Sakit. Penerbit Puspa Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin
Swara. Jakarta, 2004. Rumah Sakit Umum Kabupaten
2. Hartiningsih W, Haryanto J. Evektivitas Tangerang. Skripsi : Program Studi Ilmu
metode hypnotherapy dalam pengelolaan Keperawatan Fakultas Kedokteran Dan
nyeri persalinan berbasis Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
psikoneuroimunologi. Jurnal IBI Jabar. Syarif Hidayatullah.2012
2011;2(1):5765. 14. Dinas Kesehatan Kota Bogor. Laporan
3. Sarmana. Determinan nonmedis dalam Bulanan Dinas Kesehatan Kota Bogor.
peminatan sectio caesaria di RS Elizabeth 2015
Medan 2004. Medan: Universitas Sumatra 15. Rejeki S, Hartiti T, Khayati N. Nyeri
Utara; 2006. Tersedia dari: persalinan kala I melalui praktik counter -
http://update.anaesthesiologists.org/wp- pressure di rsud soewondo kendal. Jurnal
content/uploads/2009/09/Pain-Relief-in- Keperawatan Maternitas . Volume 2, No.
Labour-Review-Article.pdf. 2, November 2014; 127-135
4. Camann W. Pain relief during labour. N 16. Febriyatie E. Pengaruh hypnobirthing
Engl J Med. 2005;352(7):65565. pada penurunan intensitas nyeri persalinan
5. Yumni, H. Pengaruh Pendampingan kala I. [Tesis]. Bandung: Universitas
Suami Terhadap Proses Persalinan Kala I Padjadjaran; 2013.
di 4 Klinik Bersalin Sidoarjo & Surabaya.
17. Abbasi M, Ghazi F, Barlow-Harrison A, 18. Mongan, M.F. Hypnobirthing The
Sheikhvatan M, Mohammadyari F. The Mongan Method, Bhuana Ilmu
effect of hypnosis on pain relief during Populer.2007
labour and childbirth in Iranian pregnant 19. Simkin Penny. Buku Saku Persalinan.
women. Int J Clin Exp Hypnosis. Jakarta. EGC, tahun 2005 hal : 38
2010;57(2):17483.

Anda mungkin juga menyukai