Jenis-jenis kolam berdasarkan sumber air yang digunakan adalah kolam air mengalir
(running water) dengan sumber air berasal dari sungai atau saluran irigasi dimana pada
kolam tersebut selalu terjadi aliran air yang debitnya cukup besar (50 l/detik) dan kolam
air tenang (stagnant water) dengan sumber air yang digunakan untuk kegiatan budidaya
adalah sungai, saluran irigasi, mata air, hujan dan lain-lain tetapi aliran air yang masuk
kedalam kolam tersebut sedikit hanya berfungsi menggantikan air yang keluar karena
pengendapan dan debit airnya sangat kecil (0,5 – 5 l/detik).
Ukuran dan bentuk kolam ditentukan oleh topografi, fungsi dan sistem
pengelolaannya. Tidak ada ukuran pasti yang paling baik untuk budidaya, tetapi secara
umum dihindari ukuran kolam yang terlalu besar karena sulit pengelolaannya atau
terlalu kecil karena biaya kostruksinya lebih besar. Ukuran terkecil yang bisa disebut
kolam adalah 100 m2 (satu are), yang lebih kecil disebut bak. Bentuk kolam bisa
lingkaran, bujur sangkar, persegi panjang ataupun tidak beraturan. Bentuk persegi
panjang dengan rasio panjang dan lebar 1,5 – 2:1 relatif ideal untuk kolam ditinjau dan
aliran airnya. Kolam ukuran kecil berbentuk persegi panjang, relatif dalam, dengan
konstruksi beton biasanya digunakan untuk kolam air deras. Kolam tanah untuk
pembesaran yang mudah dikelola dan cukup produktif adalah berkisar 500 - 2.500 m 2
dan berbentuk empat persegi panjang. Desain kolam pembesaran ikan dapat dibuat
secara pararel ataupun seri.
Kedalaman air kolam tergantung pada jenis, fungsi dan ukuran ikan serta sistem
pengeIoIaannya. Kedalaman air berhubungan dengan penghantaran panas penetrasi
cahaya matahari serta perkembangan tumbuhan air yang tidak dikehendaki. Kolam
yang terlalu dalam kurang baik karena penghantaran panas dan penestrasi cahaya
tidak sampai dasar perairan, sehingga terjadi stratifikasi suhu. Sedangkan apabila
kolam terlalu dangkal akan medorong perkembangan tumbuhan air menjadi cepat.
Pada kolam tradisional kedalaman kolam berkisar 0,5 - 1,0 m, sedangkan untuk kolam
intensif 1,0 - 1,5 m, bahkan ada yang 2-3 m. Kedalaman air akan mempengaruhi tinggi
dan lebar pematang.
Satu unit perkolaman biasanya memiliki pematang yang berbeda-beda ukurannya,
yakni pematang primer, sekunder dan tersier. Pematang primer adalah pematang
utama yang mengelilingi seluruh unit perkolaman dan dapat berfungsi sebagai jalan
untuk pengangkutan sarana produksi dan hasil panen. Pematang sekunder adalah
pematang pembagi antara petakan kolam, sedangkan pematang tersier adalah
pematang pembagi berikutnya.