Memahami konsep seni membawa kita pada berbagai kemungkinan langkah baru
dalam mengeksplorasi dan menciptakan karya seni. Mengapa? karena kita tahu apa saja
parameter yang dapat disesuaikan dari masing-masing unsur pembentuk seni.
Tentunya unsur intrinsik seni adalah hal utama yang akan dirangkai untuk menciptakan
seni. Namun unsur pembentuk seni tidak hanya dari dalam saja. Lukisan tidak akan
menjadi lukisan jika ia tidak diakui sebagai lukisan oleh masyarakat. Seni bela diri akan
menjadi koreografi (tari) dalam konteks yang berbeda.
Seni tercipta berdasarkan bentuk konkret atau wujud nyatanya dan berbagai hal-hal
pembentuk lainnya pula seperti: sifat, fungsi, bentuk, struktur dan bahkan pengertian
seni-nya sendiri. Ya, bahkan pengertian seni akan sangat berpengaruh pada karya seni
yang diciptakan.
Misalnya, di masa lalu karya seni kontemporer tidak akan diakui sebagai seni oleh
masyarakat. Mengapa? karena pengertian seni pada masa lalu cenderung lebih diartikan
sebagai peniruan alam hingga ke media dokumentasi. Sekarang, tugas tersebut sudah
hampir digantikan oleh fotografi.
Oil on canvas
Johannes Vermeer
Realisme
Tahun 1665
The weeping Woman
Oil on canvas
Pablo Picasso
Kubisme
Tahun 1937
Pengertian Seni dalam Konsep Seni
Menurut Soedarso (2006: 102) Seni adalah karya manusia yang mengomunikasikan
pengalaman batin lalu disajikan secara indah atau menarik hingga merangsang
timbulnya pengalaman batin pula pada orang lain yang menikmatinya.
Namun seni juga dapat menjadi sesederhana peniruan alam dengan segala seginya
seperti apa yang diungkapkan oleh Plato. Artinya apa yang dilakukan seni hanyalah
melukis pemandangan, menari menirukan gerakan binatang yang elok, bernyanyi
mengikutin nada yang disusun melalui rasio alam (fibonaci), dsb.
Bisa juga menggunakan pengembangan pengertian seni Plato oleh Aristoteles yang
berpendapat bahwa seni adalah tiruan dunia alamiah dan dunia manusia (sosial).
Aristoteles juga berpendapat bahwa seni harus mempunyai keunggulan falsafah
(pemikiran yang dalam).
1. Universal, seni berkembang diseluruh belahan dunia dan dapat dimengerti atau
dipahami oleh banyak orang.
2. Individual, meskipun sifatnya universal, setiap karya seni memiliki ciri khas individual
seniman hingga suatu kelompok dalam penciptaan atau penyampaiannya.
3. Ekspresif, seni akan menyampaikan ekspresi seniman dan penikmatnya sendiri,
keduabelah pihak akan memiliki ekspresi unik sendiri dalam berinteraksi dengan
seni.
4. Kreatif, seni adalah penciptaan hal-hal baru, rekonstruksi atau saduran orisinal alami
dari penciptanya.
5. Abadi, seni akan terus hidup baik seutuh mungkin melalui peninggalan artefak yang
berhasil dijaga keutuhannya, maupun melalui cercahan kecil oleh seniman generasi
penerusnya.
1. Struktur, adalah unsur pembentuk internal karya seni, misalnya: garis, bentuk, warna,
bentuk dan tekstur untuk seni rupa. Seni musik terdiri dari melodi dan irama, dsb.
2. Tema, adalah ide pokok secara keseluruhan mengena apa yang ingin dipersoalkan
atau dibawakan dalam karya seni. Misalnya: tema sosial, perihal moral, tema kasih
sayang, dsb.
3. Medium (Media), merupakan wahana/material dan alat apa yang digunakan untuk
menciptakan seni, apakah kanvas untuk lukisan? Instrumen perkusi untuk seni musik?
Dsb.
4. Gaya, merupakan gaya khas seperti apa yang seniman ingin tonjolkan. Gaya
berhubungan dengan kebiasaan, latar belakang dan idealism dari senimannya
sendiri, beberapa seniman lebih cenderung suka sesuatu yang tampak liar, alami,
intuitif atau justru ada yang ingin sangat terkonsep dan terstruktur ala akademik.
5. Aliran (Genre), adalah suatu mazhab, gaya kelompok atau kepercayaan bersama
yang ingin digunakan. Bisa jadi realisme, naturalisme, dadaisme untuk seni rupa, pop,
jazz, tradisional untuk seni musik, dsb. Seniman juga biasa menggabungkan
beberapa aliran dalam karyanya.
1. Fungsi fisik, seni dapat dinikmati baik secara fisik dari bentuk visual, suara atau
gerakan yang indah.
2. Fungsi psikis, selain dari keindahan fisik, secara psikis seni juga dapat menjadi
penggugah hati nurani seseorang.
3. Berfungsi sebagai hiburan atau rekreasi massal.
4. Sebagai media alternatif yang sangat efektif untuk sumber belajar pendidikan (tidak
menjenuhkan).
5. Fungsi religi, yaitu untuk membantu pendidikan keagamaan.
6. Sarana komunikasi untuk menyampaikan berbagai pesan moral dan sosial.
7. Fungsi riset dan penelitian, untuk menciptakan sesuatu yang baru dan bermanfaat
bagi masyarakat, terutama dari segi hiburan.
1. Melakukan pengamatan & penelitian, pengertian seni, aliran seni dan susunan
struktur seperti apa yang cocok dan akan digunakan untuk karya seni yang akan
dibuat.
1. Menentukan tema, gambaran imaji dan kekhasan seperti apa yang diinginkan?
Apakah pertanyaan filsafat? Tema cinta? Atau murni bentuk keindahan estetika saja?
2. Membuat sketsa, sketsa yang dimaksud adalah perancangan seni secara umum
sebelum dieksekusi.
3. Analisis Sketsa, gambar sketsa sangat banyak membantu untuk menumpahkan ide
yang abstrak menjadi realita dan memperbaiki atau mengembangkannya secara
konkret lewat gambar kasar yang jauh lebih jelas dan nyata dibandingkan dengan
imajinasi di kepala.
4. Mengeksekusi konsep, artinya, mulai menciptakan karya seni yang telah dirancang
sebelumnya. Perlu diketahui bahwa eksekusi konsep atau penciptaan karya dapat
dilakukan secara perlahan juga, melalui uji coba terlebih dahulu.
5. Evaluasi, karya yang telah diciptakan atau uji coba selalu dapat diperbaiki kembali
atau dibuat versi barunya untuk memperbaiki atau mengembangkan karya tersebut.
Sketsa adalah bread and butter atau lalapan dan sambal untuk konsep seni. Semua
cabang seni biasanya melibatkan gambar sketsa, baik itu seni tari dalam menentukan
koreografi, arsitektur dalam menentukan rancang bangunnya, hingga seni musik yang
dapat memanfaatkan draft kasar ala sketsa lewat perancangan draft notasi kasar dan
coretan lirik lagu.
Referensi
1. Soedarso, SP. (2006). Trilogi Seni – Penciptaan, Eksistensi, dan Kegunaan Seni.
Yogyakarta: Penerbit ISI Yogyakarta.
2. The Liang Gie. (1976). Garis Besar Estetik (Filsafat Keindahan). Yogyakarta: Karya.