Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTORIAL I

Program Studi : IP/TP


Kode Mata Kuliah : MKDK4001
Nama Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan
Jumlah sks : 3 sks
Nama Pengembang : Edi Kurniawan,S.Pd.M.Pd
Nama Penelaah :
Tahun Pengembangan : 2018
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Edisi Ke- :1

No Skor Sumber Tugas


Uraian Tugas Tutorial
. Maksimum Tutorial
1. Hakikat manusia adalah seperangkat gagasan Modul 1
atau konsep yang mendasar tentang manusia dan MKDK4001
makna eksistensi manusia di dunia. Pengantar
a.Uraikan tujuan hidup manusia sebagai Pendidikan
makhluk beragama ? 10 KB 1
b.Jelaskan asas-asas antropologis yang 15
mendasari manusia dapat dididik ?
2. Pendidikan merupakan proses memanusiakan 25 Modul 1
manusia baik dalam bentuk formal dan informal. MKDK4001
Kaitkan pendidikan dan hak asasi manusia Pengantar
Pendidikan
KB 3
3. Pendidikan selain memiliki tujuan, memiliki 25 Modul 2
beberapa landasan salah satunya landasan MKDK4001
sosiologi, Analisis hubungan timbal balik Pengantar
pendidikan dan masyarakat ? Pendidikan
KB 2
4. Pendidikan adalah membimbing untuk Modul 3
mengeluarkan suatu kemampuan yang tersimpan MKDK4001
di dalam diri anak. Pengantar
a. Jelaskan Unsur-unsur Pendidikan ? 15 Pendidikan
b. Sebutkan dan rinci jenis pergaulan 10 KB 1
berdasarkan pelakunya?
100
*) Coret yang tidak perlu
1. A. Agama adalah suatu yang teratur dari kepercayaan, pandangan tertentu yang
memiliki hubungan, serta mempengaruhi manusia dalam menjalai tatanan kehidupan.
Agama sudah mencakup martabat, derajat kehidupan manusia tersebut dari segala sisi
kehidupan manusia tersebut. Beragama adalah suatu hak individu guna bebas memilih,
menerapkan kepercayaan atau agamanya secara bebas miliih atau pribadi. Tujuan hidup
manusia, memiliki banyak tujuan semisal tujuan cita-cita individu manusia ingin menjadi
orang kaya raya, namun manusia tidak lepas dari tujuan mencari iman atau keimanan
yang bisa dianggap sebagai makhluk beragama.
Tujuan hidup manusia sebagai makhluk beragama adalah mencapai kebahagiaan dunia
dan akhirat ini merupakan pandangan dari agama Islam. Pandangan umum tentang ini
seperti kebahagaiaan, kedekatan pada para pencipta mereka yang dipercaya, pada
Muslim para penciptanya Allah SWT. Karena seseorang membutuhkan suatu agama
guna mencapai pertumbuhan serrta kemakmuran dirinya. Manfaat agama, memberikan
rasa tentram pada pengikutnya, karena ada sesuatu yang bisa digantungkan atau
diharapakan untuk mewujudkan suatu kebahagaiaan, maka dari kebahagiaan tersebut
memunculkan rasa tenang dan tentram, aman.

B. Ada lima asas antropologis yang mendasari kesimpulan bahwa manusia mungkin atau
bisa dididik, yang pertama: potensialitas, yang kedua: dinamika, yang ketiga:
individualitas, yang keempat: sosialitas, dan yang kelima: moralitas.

1. Asas Potensialitas

Sebelumnya sudah dibahas berbagai potensi yang ada pada manusia yang
memungkinkan mereka akan menjadi manusia, tetapi untuk menjadi manusia
diperlukan suatu sebab yaitu pendidikan. Contohnya dalam aspek kesusilaan, manusia
diharapkan mampu berperilaku sesuai dengan norma-norma moral dan nilai-nilai moral
yang diakui di masyarakat. Ini merupakan salah satu tujuan dari pendidikan atau sosok
manusia ideal berkenaan dengan dimensi moralitas.

Apakah kemudian manusia dapat atau mungkin dididik untuk mencapai tujuan tersebut?
Jawabannya adalah dapat atau mungkin. Karen manusia mempunyai segala potensi
untuk berbuat baik. Demikian juga dengan potensi-potensi lainnya. Berdasarkan pada
hal itu maka dapat disimpulkan bahwa manusia akan dapat dididik karena ia mempunyai
potensi untuk dapat menjadi manusia.

2. Asas Dinamika

Manusia selalu aktif baik dalam aspek fisiologi ataupun spiritualnya. Ia selalu
menginginkan dan mengejar segala hal yang lebih dari apa yang telah ada atau yang
telah dicapai olehnya. Ia selalu berupaya untuk mengaktualisasikan diri agar menjadi
ideal, baik dalam tujuan interaksi atau komunikasinya secara horizontal manusia ke
manusia ataupun vertikal atau transendental, manusia ke Tuhan.

Jika dilihat dari sudut pandang pendidik, pendidikan dilaksanakan bertujuan membantu
manusia atau peserta didik supaya menjadi manusia yang ideal. Sementara di pihak lain
manusia itu sendiri atau peserta didik memiliki dinamika untuk menjadi manusia yang
ideal. Oleh karena itu dimensi dinamika mengimplikasikan bahwa manusia akan bisa
dididik.

3. Asas Individualitas

Individu di antaranya mempunyai kedirisendirian atau subjektivitas. Ia berbeda dari yang


lainnya dan mempunyai keinginan untuk menjadi seseorang sesuai keinginan dirinya
sendiri. Sekalipun ia bergaul dengan sesama tetapi ia tetap adalah dirinya sendiri.
Sebagai Individu ia tidak pasif melainkan bebas dan aktif untuk mewujudkan dirinya
sendiri.

Pendidikan dilakukan dengan tujuan untuk membantu manusia dalam rangka


mengaktualisasikan atau mewujudkan dirinya. Pendidikan bukan hanya sekedar untuk
membentuk manusia sesuai kehendak pendidik dengan mengabaikan dimensi
individualitas manusia atau peserta didik. Sedangkan di sisi lain manusia sesuai dengan
individualitasnya berupaya untuk dapat mewujudkan dirinya. Oleh karena itu asas
individualitas manusia menandakan bahwa manusia akan dapat dididik.

4. Asas Sosialitas

Sebagai makhluk sosial manusia hidup bersama dengan sesamanya. Ia butuh bergaul
dengan orang lain. Dalam kehidupan bersama dengan sesama ini maka akan terjadi
hubungan yang mempengaruhi timbal balik. Setiap individu akan menerima pengaruh
dari individu lainnya. Kenyataan ini memberikan kemungkinan bagi manusia untuk bisa
dididik. Karena upaya bantuan atau pengaruh pendidikan tersebut disampaikan justru
melalui interaksi atau komunikasi dengan sesama individu.

5. Asas Moralitas

Manusia mempunyai kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang
tidak baik, dan pada dasarnya ia berpotensi untuk berperilaku baik atas dasar kebebasan
dan tanggung jawabnya atau disbeut sebagai aspek moralitas. Pendidikan pada
hakikatnya bersifat normatif yang artinya dilaksanakan berdasarkan sistem nilai dan
norma tertentu serta diarahkan untuk dapat mewujudkan manusia yang ideal, yaitu
manusia yang diharapkan sesuai dengan sistem nilai dan norma tertentu yang
bersumber dari agama maupun budaya yang diakui di masyarakat.

Pendidikan itu bersifat normatif dan manusia memiliki dimensi moralitas karena itu
aspek moralitas memungkinkan manusia untuk bisa dididik. Atas dasar berbagai asas
yang disebutkan di atas, pendidikan mutlak harus dilaksanakan. Jika berbagai asumsi
tersebut diingkari maka kita akan sampai pada kesimpulan bahwa manusia tidak perlu
dididik, dan tidak akan dapat dididik karena itu kita tak perlu melaksanakan pendidikan.

2. Yang menjadi dasar penting hubungan Pendidikan dan HAM dalam bangsa dan negara
Indonesia adalah Hukum, dimana untuk menjaga koherelasi dan perlindungan tersebut
maka Hukum harus mengikat HAM dan Pendidikan didalamnya dimana Pendidikan
merupakan bagian penting dari HAM yang perlu dijaga, karena merupakan Hak Hakiki
yang harus dilindungi serta harus diberikan kepada seluru umat manusia di Indonesia.
Untuk menunjang suatu usaha, maka diperlukan beberapa faktor, begitu juga dalam
menunjang suatu hubungan antara Hukum, HAM, dan Pendidikan, diperlukan juga
faktor penting sebagai penunjangnya, yaitu
a. Stabilitas Hukum
Faktor ini adalah faktor penunjang dalam bidang hukum, dimana stabilitas dari hukum
tersebut haruslah flexibel, dalam pengertian bahwa hukum tersebut tidak terlalu sering
diganti, dan dapat bertahan lama sehingga tidak terjadi kesimpangan-kesimpangan,
serta akibat perubahan zaman, sebab dengan sering mengganti hukumnya, maka dapat
mengakibatkan ketidak stabilan dalam penerapan, karena seringnya berganti hukum
yang digunakan.
b. Aparatur yang terampil, tegas, bersih dan takut akan hukum
Faktor satu ini juga tidak kalah penting, dikarenakan hukum merupakan benda pasif
yang tidak akan berfungsi tanpa adanya aparatur yang menjalankan sistemnya, oleh
karena itu aparatur sangat penting dalam penunjang hubungan tersebut, aparatur
haruslah terampil, tegas, bersih, dan takut akan hukum demi menunjang kesterilan
dalam bidang pengaturan, penghukuman, dan penerapan Hukum dalam bidang
pendidikan dan HAM. Sebab jika tidak maka hukum akan runtuh karena sistem yang
sudah baik jika dijalankan dengan orang yang tidak baik maka akan berantakan. Aparatur
tersebut tidak hanya dibidang hukum saja seperti Hakim, Polisi, dan Kejaksaan, namun
juga bidang pendidikan dan HAM, dimana aparatur dibidang tersebut haruslah
mematuhi segala sesuatu yang sebagaimana telah diatur dalam UU maupun tata tertib
yang telah dibuat. Tanpa adanya neko-neko, atau lirik sana lirik sini, ataupun terjadi
penyimpangan peraturan demi keuntungan pribadi ataupun golongan.
c. Masyarakat yang madani dan taat hukum
Faktor yang satu ini juga faktor penting dalam menjaga hubungan antara hukum, HAM,
dan pendidikan, bagaimana tidak, jika seseorang tidak bisa menjaga hubungannya
dengan orang lain serta melanggar HAM nya maka akan terjadi kekacauan, begitu juga
jika dalam masyrakat terdapat diskriminasi dalam penerimaan pendidikan, dimana salah
satu kelompok masyarakat tidak dibolehkan memperoleh pendidikan, maka akan terjadi
pelanggaran HAM dan dapat mengakibatkan jurang sosial didalam masyarakat. Oleh
karena itu dibutuhkan masyarakat yang madani dan taat hukum agar terciptanya
kehidupan yang aman, damai, dan berpendidikan didalamnya .
d. Sarana dan Prasarana
Selain ketiga faktor diatas, terdapat 1 faktor lagi yang tidak kalah penting, yaitu sarana
dan prasarana, tanpa adanya sarana dan prasarana maka kegiatan tidak akan dapat
dilakukan, tanpa sarana dan prasarana maka akan terjadi ketimpangan dalam
pelaksanaan, oleh karena itu untuk menunjangnya haruslah tersedia sarana dan
prasarana dalam Hukum, HAM, dan Pendidikan di Indonesia agar tercipta
keseimbangan, keteraturan, dan kemantapan dalam pelaksanaannya.

3. bahwa antara masyarakat dan pendidikan memiliki hubungan timbal balik, fungsional
simbiotik dan equal. Dari satu segi masyarakat memengaruhi pendidikan, dan dari sisi
lain pendidikan memengaruhi masyarakat. Mengenai aspek apa saja hubungan timbal
balik antara masyarakat dan pendidikan tersebut dapat dikemukakan secara singkat
sebagai berikut :
1. Masyarakat Sebagai Tempat Sosialisasi
Sosialisasi atau bermasyarakat merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki
setiap orang. Para peserta didik yang belajar di sekolah, suatu saat akan menjadi
anggota masyarakat , karena kelangsungan kehidupannya lebih lanjut berada di
masyarakat.
2. Masyarakat Sebagai Kontrol Sosial
Masyarakat adalah kumpulan dari sejumlah orang yang tinggal suatu daerah atau
wilayah, yang memiliki komitmen, cita-cita, dan tujuan yang sama serta terikat
patuh dan tunduk pada nilai agama. Serta nilai-nilai lain yang disepakati bersama.
Setiap anggota masyarakat disamping mendapatkan hak-hak dan jaminan unuk
hidup, mengembangkan pendidikan dan berfikir, memilih, menghayati dan
mengamalkan agamanya menetukan bidang usaha ekonominya dam melanjutkan
keturunannya, juga memiliki tanggung jawab sosial dan mora (social and moral
obligation) yang didalam ajaran agama disebut sebagai fardhu kifayah, dan perintah
melaksanakan amal ma’ruf nahi mungkar. Dengan demikian, masyarakat berperan
sebagai kontrol sosial, yakni mengawasi, memantau dan mencegah orang lain
berbuat menyimpang.
3. Masyarakat Sebagai Pelestarian Budaya
Budaya sebagaimana dipahami adala nilai-nilai,ajaran, aturan, norma yang tumbuh,
hidup dan berkembang dimasyarakat dan digunkan oleh mereka sebagi acuan,
pedoman, dan cognitive framework atau cara pandang yang membingkai pola pikir,
pandangan, sikap dan perbuatan. Dengan demikian, budaya adalah sesuatau yang
bersifat batin, jiwa, konsep, dan roh yang mempengaruhi sesuatu dan sekaligus
membedakan antara satu dan lainnya.
4. Masyarakat Sebagai Pelestarian Budaya
Budaya sebagaimana dipahami adala nilai-nilai,ajaran, aturan, norma yang tumbuh,
hidup dan berkembang dimasyarakat dan digunkan oleh mereka sebagi acuan,
pedoman, dan cognitive framework atau cara pandang yang membingkai pola pikir,
pandangan, sikap dan perbuatan. Dengan demikian, budaya adalah sesuatau yang
bersifat batin, jiwa, konsep, dan roh yang mempengaruhi sesuatu dan sekaligus
membedakan antara satu dan lainnya.
5. Masyarakat Sebagai Pelestarian Budaya
Budaya sebagaimana dipahami adala nilai-nilai,ajaran, aturan, norma yang tumbuh,
hidup dan berkembang dimasyarakat dan digunkan oleh mereka sebagi acuan,
pedoman, dan cognitive framework atau cara pandang yang membingkai pola pikir,
pandangan, sikap dan perbuatan. Dengan demikian, budaya adalah sesuatau yang
bersifat batin, jiwa, konsep, dan roh yang mempengaruhi sesuatu dan sekaligus
membedakan antara satu dan lainnya.
6. Masyarakat Sebagai Pelestarian Budaya
Budaya sebagaimana dipahami adala nilai-nilai,ajaran, aturan, norma yang tumbuh,
hidup dan berkembang dimasyarakat dan digunkan oleh mereka sebagi acuan,
pedoman, dan cognitive framework atau cara pandang yang membingkai pola pikir,
pandangan, sikap dan perbuatan. Dengan demikian, budaya adalah sesuatau yang
bersifat batin, jiwa, konsep, dan roh yang mempengaruhi sesuatu dan sekaligus
membedakan antara satu dan lainnya.

4. A. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing unsur pendidikan yang diambil dari
undang-undang no.20 tahun sisdiknas, ditambah dengan satu unsur lain yang sering
disinggung oleh para ahli.
- Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan adalah fokus utama dari perubahan yang diinginkan setelah peserta
didik mengikuti pendidikan. Berbagai instansi yang berbeda biasanya akan memiliki
tujuan pendidikan yang beda pula. Beberapa pendidikan bertujuan untuk menghasilkan
peserta didik yang kompeten dalam keahlian tertentu, instansi lain bertujuan secara
spesifik untuk melatih aspek afektif pada peserta didik.
- Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran memberikan makna bahwa di dalam suatu
kurikulum terdapat panduan interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk mencapai
tujuan pendidikan dengan lebih baik.
- Peserta didik
Merupakan orang yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Mudahnya, peserta didik adalah orang yang ingin menempuh pembelajaran untuk
mengembangkan potensinya lewat pendidikan.
- Pendidik
Pendidik adalah pengajar yang akan mengajar dan melatih peserta didik dalam suatu
kegiatan pembelajaran. Dalam sisdiknas: “Pendidik adalah tenaga pengajar yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”.
- Interaksi edukatif
Tanpa adanya proses interaksi antara pengajar dan peserta didik yang melibatkan materi
pembelajaran, maka pembelajaran tidak terlaksana dan pendidikan tidak dapat
terbangun. Dalam sisdiknas definisi interaksi edukatif adalah “proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.
- Isi pendidikan/materi pendidikan
Merupakan materi-materi yang diajarkan dalam proses pembelajaran yang bertujuan
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara ke arah yang
lebih baik lagi.
- Lingkungan pendidikan
Merupakan tempat manusia berinteraksi timbal balik sehingga kemampuannya dapat
terus dikembangkan ke arah yang lebih baik lagi. Lingkungan pendidikan sering
dihubungkan dengan tripusat pendidikannya, yaitu: keluarga, sekolah, dan masyarakat.
- Alat dan metode pendidikan
Alat yang dimaksud di sini adalah berbagai alat dan media pembelajaran yang dapat
menyokong hingga mengembangkan lingkungan pembelajaran menjadi lebih kondusif
dan efisien dalam pelaksanaannya. Alat dapat sesederhana spidol dan papan tulis,
proyektor untuk menampilkan media pembelajaran slide show presentasi, hingga ke
media pembelajaran berbasis TIK.
- Jalur Pendidikan
Pendidikan tidak berarti selalu hanya dapat dilalui melalui sekolah, perguruan tinggi atau
institusi formal lainnya. Padahal, justru orang tua yang menjadi wahana terdekat dan
tercepat dari jalur pendidikan. Jalur pendidikan adalah wahana yang akan dipilih dan
dijalani oleh peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran dalam suatu proses
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Menurut
Triwiyanto (2014, hlm.24) jalur pendidikan terdiri dari:
- Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri
dari: pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
- Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal berfungsi
mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan fungsional, serta pengembangan sikap dan kepribadian
profesional.
- Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan di luar institusi formal yang melibatkan
keluarga, teman dan lingkungan peserta didik. Kegiatan pendidikan ini sebetulnya
dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil
pendidikannya diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta
didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
- Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan
peserta didik dan kelengkapan dan kedalaman filum yang diajarkan. Menurut
Tirtarahardja dan Sulo (2012, hlm. 268 ) jenjang pendidikan meliputi:
- Jenjang Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan pengetahuan dasar yang
diperlukan untuk hidup dan bermasyarakat dari segi pengembangan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Selain itu, jenjang ini juga berfungsi untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat mengikuti pendidikan menengah. Pendidikan
ini mencakup: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), madrasah
ibtidaiyah, dsb.
- Jenjang Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah adalah lanjutan dan pengembangan dari pendidikan dasar.
Pendidikan ini memiliki tingkat keluasan dan kedalaman pengetahuan yang lebih tinggi
dari pendidikan dasar. Pendidikan ini berfungsi untuk mempersiapkan peserta didik
menghadapi dunia kerja maupun melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan tinggi.
Pendidikan menengah meliputi: sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah
kejuruan (SMK), sekolah menengah luar biasa, sekolah menengah kedinasan, sekolah
menengah keagamaan, dsb.
- Jenjang Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan tingkat kelanjutan dari pendidikan menengah. Pendidikan
ini diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik yang unggul dalam kemampuan
akademik. Pendidikan tinggi dapat memiliki berbagai tujuan spesifik yang berbeda satu
sama lain. Beberapa pendidikan tinggi bertujuan untuk melatih pendidik menjadi tenaga
kerja profesional yang berkualitas. Sementara pendidikan lain mencetak peserta didik
agar menjadi akademisi yang akan meneliti, mengembangkan bahkan menciptakan ilmu
pengetahuan.
- Jenis Pendidikan
Jenis pendidikan adalah kelompok pendidikan yang didasarkan pada kekhususan tujuan
dari pendidikan. Seperti yang tertera pada undang-undang pendidikan nasional no. 20
tahun 2003 pasal 1 ayat 9 “jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada
kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan”. Sementara itu, menurut
Tirtarahardja dan Sulo (2012, hlm. 264) jalur pendidikan adalah sebagai berikut.
- Pendidikan Umum
Pendidikan umum adalah pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat-tingkat
akhir masa pendidikan. Pendidikan umum berfungsi sebagai acuan umum bagi jenis
pendidikan lainnya. Yang termasuk pendidikan umum adalah SD, SMP, SMA, dan
universitas.
- Pendidikan Kejuruan
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat
bekerja pada bidang pekerjaan tertentu, seperti bidang teknik, jasa boga, dan busana,
perhotelan, kerajinan, administrasi perkantoran dan lain-lain. Lembaga pendidikannya
seperti, STM, SMTK, SMIP, SMIK, SMEA.
- Pendidikan Luar Biasa
Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk
peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental. Yang termasuk
pendidikan luar biasa adalah SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa). Sementara itu, jenjang
pendidikan menengah masing-masing memiliki program khusus yaitu program untuk
anak tuna netra, tuna rungu, dan tuna daksa serta tunagrahita.
- Pendidikan Kedinasan
Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi calon pegawai atau
calon pegawai suatu departemen pemerintah atau lembaga pemerintah
nondepartemen. Pendidikan kedinasan terdiri dari pendidikan tingkat menengah dan
pendidikan tingkat tinggi. Yang termasuk pendidikan tingkat menengah seperti SPK
(Sekolah Perawat Kesehatan), dan yang termasuk pendidikan tingkat tinggi seperti APDN
(Akademi Pemerintah Dalam Negeri).
- Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan khusus yang mempersiapkan peserta
didik untuk dapat melaksanakan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan
khusus tentang ajaran agama. Pendidikan keagamaan juga dapat terdiri dari beberapa
jenjang tingkat pendidikan (dasar, menengah, tinggi).

B. Ada berbagai jenis pergaulan antar manusia. Berdasarkan perilakunya, pergaulan


dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu :

- Pergaulan antara orang dewasa dengan orang dewasa


Pergaulan antara orang dewasa dengan anak (orang yang belum dewasa)
Pergaulan antara anak dengan anak

Anda mungkin juga menyukai