PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Para ulama yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan kader-kader
dakwah yang terus menerus mengalir sehingga inilah awal darimasuknya
islam di kalimantan. Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal
dengan Borneo kala itu melalui dua jalur.
Jalur pertama yang membawa Islam masuk ke tanah Borneo adalah jalur
Malaka yang dikenal sebagai Kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai.
Jatuhnya Malaka ke tangan penjajah Portugis kian membuat dakwah semakin
menyebar. Para mubaligh-mubaligh dan komunitas Islam kebanyakan
mendiami pesisir Barat Kalimantan.
Jalur lain yang digunakan menyebarkan dakwah Islam adalah para mubaligh
yang dikirim dari Tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui
puncaknya saat Kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan banyak
mubaligh ke negeri ini. Perjalanan dakwah pula yang akhirnya melahirkan
Kerajaan Islam Banjar dengan ulama-ulamanya yang besar, salah satunya
adalah Syekh Muhammad Arsyad al Banjari.
Di Kalimantan Selatan terutama sejak abad ke-14 sampai awal abad ke-16
yakni sebelum terbentuknya Kerajaan Banjar yang berorientasikan Islam,
telah terjadi proses pembentukan negara dalam dua fase. Fase pertama yang
disebut Negara Suku (etnic state) yang diwakili oleh Negara Nan Sarunai
milik orang Maanyan. Fase kedua adalah negara awal (early state) yang
diwakili oleh Negara Dipa dan Negara Daha. Terbentuknya Negara Dipa dan
Negara
Daha menandai zaman klasik di Kalimantan Selatan. Negara Daha akhirnya
lenyap seiring dengan terjadinya pergolakan istana, sementara lslam mulai
masuk dan berkembang disamping kepercayaan lama. Zaman Baru ditandai
dengan lenyapnya Kerajaan Negara Daha beralih ke periode negara kerajaan
(kingdom state) dengan lahirnya kerajaan baru, yaitu Kerajaan Banjar pada
tahun 1526 yang menjadikan Islam sebagai dasar dan agama resmi kerajaan.
2. Permasalahan
- Menjelaskan tentang begaimana Islam datang ke Pulau Kalimantan
- Menjelaskan tentang bagaimana caranya Islam bisa berkembang di Pulau
Kalimantan.
- Menjelaskan tentang apa saja hikmah bagi Pulau Kalimantan setelah Islam
datang.
3. Tujuan
- Untuk mengingat kembali tentang bagaimana Islam masuk ke Pulau
Kalimantan
- Supaya kita bisa mencontoh bagaimana cara berdakwah yang baik
- Mengenang kembali jasa-jasa para pejuang terdahulu di Pulau Kalimantan
BAB II
PEMBAHASAN
1.TeoriGujarat,
2.Teori Persia dan
3.Teori Arabia.
1. Teori Gujarat banyak dianut oleh ahli dari Belanda
Islam dari anak BenuaIndia, menurut Pijnappel orang Arab bermazhab Syafi’i
yang bermingrasi
menetap diwilayah India kemudian membawa Islam ke Indonesia
(Azra,1998:24) Teori ini dikembangkan oleh Snouck Hurgonje.Moquette
iaberkesimpulan bentuk nisan di Pasai kawasan Sumatera 17 Dzulhijjah
1831H/27 September 1428, batu nisan mirip di Cambay,Gujarat.W.F.
Stuterheimmenyatakan masuknya agama Islam ke Nusantara pada abad ke-
13 Masehi,yakniMalik Al-Saleh pada tahun 1297. masuknya Islam ke
Indonesia adalah Gujarat. Relief batu nisan Sultan Malik Al-Saleh bersifat
Hinduistikj mempunyai kesamaan batu nisan di Gujarat.
(Suryanegara,1998:76). J.C.Van Leur pada th 674 M pantai barat Sumatera
telah terdapat perkampungan Islam, Islam tidak terjadi pada abad ke- 13
akan tetapi abad ke-7
3. Teori Arabia,
penganut teori ini adalah :T.W.Arnold,Crawfurd, Keijzer, Niemann, De
Holander, Naquib Al-Attas ,A. Hasyimi, dan Hamka.
Agama Islam mulai masuk ke Kalimantan pada awal abad ke-16. Akan
tetapi, Islam mulai berkembang setelah para pejuang Islam dari Kesultanan
Demak datang ke Banjarmasin. Pasukan Demak diminta bantuan oleh
Pangeran Samudra untuk memadamkan perselisihan di Daha.
Setelah memperoleh kemenangan, Pangeran Samudra pun memeluk
agama Islam dan diangkat sebagai sultan pertama di Kesultanan Banjar.
Pangeran Samudra menetapkan agama Islam sebagai agama resmi negara.
Namun demikian, agama Islam belum berkembang luas. Agama Islam
tersebar luas di Kalimantan, khusunya di Kesultanan Banjar, setelah dua
orang ulama terkemuka berdakwah di Kalimantan Selatan. Ulama tersebut
adalah Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan Syekh Muhammad Nafis.
Kedua ulama ini sangat berpengaruh dan merupakan tokoh penting dalam
penyebaran agama Islam di Kalimantan Selatan.
Beliau dilahirkan di desa Lok Gabang pada hari kamis dinihari 15 Shofar
1122 H, bertepatan 19 Maret 1710 M. Anak pertama dari keluarga muslim
yang taat beragama , yaitu Abdullah dan Siti Aminah. Sejak masa kecilnya
Allah SWT telah menampakkan kelebihan pada dirinya yang
membedakannya dengan kawan sebayanya. Dimana dia sangat patuh dan
ta’zim kepada kedua orang tuanya, serta jujur dan santun dalam pergaulan
bersama teman-temannya. Allah SWT juga menganugrahkan kepadanya
kecerdasan berpikir serta bakat seni, khususnya di bidang lukis dan khat
(kaligrafi).
Meskipun dengan berat hati mengingat usia pernikahan mereka yang masih
muda, akhirnya Siti Aminah mengamini niat suci sang suami dan
mendukungnya dalam meraih cita-cita. Maka, setelah mendapat restu dari
sultan berangkatlah Muh. Arsyad ke Tanah Suci mewujudkan cita-
citanya.Deraian air mata dan untaian do’a mengiringi kepergiannya.
Syekh yang disebutkan terakhir adalah guru Muh. Arsyad di bidang tasawuf,
dimana di bawah bimbingannyalah Muh. Arsyad melakukan suluk dan
khalwat, sehingga mendapat ijazah darinya dengan kedudukan sebagai
khalifah.
Bil-hal
Keteladanan yang baik (uswatun hasanah)yang direfleksikan dalam tingkah-
laku, gerak-gerik dan tutur-kata sehari-hari dan disaksikan secara langsung
oleh murid-murid beliau.
Bil-lisan
Dengan mengadakan pengajaran dan pengajian yang bisa diikuti siapa saja,
baik keluarga, kerabat, sahabat dan handai taulan.
Bil-kitabah
Menggunakan bakat yang beliau miliki di bidang tulis-menulis, sehingga
lahirlah lewat ketajaman penanya kitab-kitab yang menjadi pegangan umat.
Buah tangannya yang paling monumental adalah kitab Sabilal Muhtadin
Littafaqquh Fiddin, yang kemasyhurannya sampai ke Malaysia, Brunei dan
Pattani (Thailand selatan).
A. KESIMPULAN
Setelah Islam datang ke Indonesia terutama di Pulau Kalimantan
banyak perubahan-perubahan yang terjadi terutama bagi rakyat yang
menengah ke bawah. Mereka lebih di hargai dan tidak tertindas lagi karena
Islam tidak mengenal sistem kasta, karena semua masyarakat memiliki
derajat yang sama. Islam juga membawa perubahan-perubahan baik di
bidang politik, ekonomi dan agama. Islam juga bisa mempersatukan seluruh
masyarakat Indonesia untuk melawan dan memgusir para penjajah.
B. SARAN
Kami yakin dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangannya.
Untuk itu kami mohon kepada para pembaca agar dapat memberikan saran,
kritikan, atau mungkin komentarnya demi kelancaran tugas kelompok kami
ini
DAFTAR PUSTAKA