Anda di halaman 1dari 22

SCREENING

Learning Objective:
Memahami berbagai proses pengayakan
Menghitung recovery, rejection, dan effectiveness.
Menghitung analisa ayak dan cara pelaporannya
Menjelaskan dan menggambarkan prisip alat-alat pengayak.
Menghitung dan menyatakan hasil analisa ayakan.
Menghitung energi yang dibutuhkan dalam pemecahan padatan

Difinisi:
Screening adalah pemisahan menurut ukuran bahan (bahan-bahan)
dengan bermacam-macam ukuran menjadi bagian-bagian dengan ukuran
yang lebih uniform daripada campuran aslinya dengan mempergunakan
ayakan.

Cara menyatakan fraksi.


Bahan yang ditahan oleh ayakan dinamakan over size, yang menerusi
dinamakan under size

Cara menyatakan fraksi ada 3 macam:


1 2 3
1 1 1
Oversize 4
in + 4 in 4
in
1 1 1 1 1 1
Through 4
in on 8
in - 4
in + 8
in /
4 8
in
1 1 1 1 1 1
Through 8
in on 16
in - 8
in + 16
in 8
/ 16
in
Undersize -
1
in
1
/0 in
16 16

Beberapa istilah untuk screening

Sizing = Screening suatu feed yang mengandung kira-kira 60 %


undersize.
Scalping = Screening suatu feed yang mengandung 85 – 95 %
bahan yang relative kecil terhadap screenmesh.
By passing = Screening dimana feednya hanya mengandung
5 – 20% through screenmesh..

Dulu tidak ada normalisasi mengenai initiap-tiap Negara dapat memberi


normalisasi sendiri-sendiri.

Suatu contoh:
Tyler Standard screen scale yang digunakan. Adalah sebagai berikut:
Basis : 200 mesh dengan kawat 0,0021 in
Memberi clear opening 0,0029 in

1
Lubang screen dengan ukuran satu tingkat lebih kasar mempunyai luas 2X
(dua kali). Jadi linear size of openingnya 1 : 2 .
Bila diperlukan dapat disisipkan screen yang mempunyai luas 2 kalinya,
jadi linear sieve opening 1: 4 2  biasanya untuk skala laboratorium.

Mesh
Dalam screen yang besar arti mesh adalah jarak antara kawat atau bars
yang berdekatan.

Dalam screen yang halus arti mesh adalah jumlah lubang tiap-tiap inchi.
(contoh 200 mesh (1inci/(0,0021+0,0029))=200 lobang

APERTURE (SCREEN SIZE):


Ukuran linear bebas minimum dari lubang screen.
A2
Open Area = P = ( A  D) 2
= (1-MD)2
A = Aperture
D = Diameter kawat
M = Mesh.
Tabel 1. Tyler Screen

2
TUJUAN SCREENING
1. Scalping umumnya untuk size reduction, yaitu:
Mengambil fines dalam size reduction sehingga menghemat energy dan
menghindarkan over grinding untuk size reduction berikutnya.
2. Memisahkan hasil dalam ukuran-ukuran yang baik, untuk ukuran-ukuran
komersiil
3. Menyempurnakan langkah dalam concentration process.

EFFECTIVENESS OF SCREENS
(Banyak definisi lihat Perry)
XP = Mass fraction of desired materials in product.
XF = Mass fraction of desired materials in feed
XR = Mass fraction of desired materials in reject
P = Total mass of product
F = Total mass of feed
R = Total mass of reject

X P .P
Recovery =
X F .F

Rejection = (1 – Effectiveness of recovery of undesired material)


(1  X P )P undesired in prod
=1 - = 1-
(1  X F ).F undesired in feed

F  X F F  P  X PP
=
(1  X F ) F

R  ( X F F  X P P)
=
(1  X F ) F

R  X RR (1  X R ) R undesired in Reject
= = =
(1  X F ) F (1  X F ) F undesired in feed

Effectiveness = Recovery x Rejection


X P .P (1  X P )P
= (1 - )
X F .F (1  X F ).F

Menimbang massa feed (F) dan massa produk (P) adalah pekerjaan yang tidak
praktis apalagi kalau jumah umpan dan hasil sangat besar (umumnya demikian).

3
Untuk itu lebih baik menimbang SAMPLES umpan dan produk ( yang dapat diketahui
nilai XF dan XP). Untuk itu nilai F,P, dan R sebaiknya dieliminasikan dari Effectiveness,
Recovery, dan Rejection

XF. F = XP.P + XR.R

F=P+RR=F–P

XFF = XP.P + XR.F - XRP

P (XP – XR) = F (XF –XR)

P XF  XR
=
F XP  XR

X P (X F  X R )
Jadi: Recovery =
X F (X P  X R )

(1  X P )( X F  X R )
Rejection = (1 - )
(1  X F )( X P  X R )

X P (X F  X R ) (1  X P )( X F  X R )
Effectiveness = (1 - )
X F (X P  X R ) (1  X F )( X P  X R )

Kapasitas Screens:
Kapasitas dan effectiveness suatu screen berhubungan sangat erat. Bila effectiveness
boleh rendah maka kapasitas dapat tinggi.
Feeding cepat → effectiveness kecil → kapasitas besar.
Recovery dalam proses alat-alat komersiil → 60 %, 75 % → nilai yang cukup tinggi.
Penentuan Recovery yang ekonomis dilakukan secara experimental, penentuan secara
teoristis sulit dilakukan karena jumlah variable yang terlibat banyak dan korelasinya sulit
ditentukan.

SCREEN ANALYSIS:
Screen dari yang terkasar sampai terhalus (200 mesh) dibersihkan dulu
dengan betul dengan jalan menyikat (hindari menusuk-nusuk lobang) lalu yang satu
ditempatkan di atas yang lain, yang kasar di atas berturut-turut sampai yang halus.

4
Bottom pan dan tutup atas dipasang setelah bahan akan diayak dan yang telah
ditimbang diberikan pada screen yang terkasar.
Pekerjaan mengayak dilangsungkan lalu dihentikan. Butiran yang lebih kecil 200 mesh
ditimbang. Lalu diayak lagi untuk melihat apakah masih ada fines yang menerusi 200
mesh, bila fines yang menerusi 200 mesh sudah habis atau tinggal sedikit dianggap
pekerjaan sudah selesai. Pekerjaan screening lebih baik dilakukan dengan bantuan
alat (mechanical screening).

Ketidak seksamaan dalam screening disebabkan oleh:


Overloading, Electrostatic, Moisture.

REPORTING SCREEN ANALYSIS


Tyler Screen, Average diameter of Mass fraction Cumula Cumulative
particle, Davg or Weight tive % % Oversize
Undersize
Mesh cm inchi
- 8 + 10 0,2007 0,0791 0,03 1,0 0,03
- 10 + 14 0,1410 0,0555 0,14 0,97 0,17
- 14 + 20 0,1001 0,0394 0,25 0,83 0,42
- 20 + 28 0,0711 0,0280 0,20 0,58 0,62
- 28 + 35 0,0503 0,0198 0,14 0,38 0,76
- 35 + 48 0,0356 0,0140 0,09 0,24 0,85
- 48 + 65 0,0252 0,0099 0,06 0,15 0,91
- 65 + 100 0,0178 0,0070 0,04 0,09 0,95
- 100 + 150 0,0126 0,00496 0,03 0,05 0,98
- 150 + 200 0,0089 0,0035 0,02 0,02 1,00
Total = 1,00
Data-data dalam tabel ini dapat digambarkan dalam bentuk grafik yang menyatakan
hubungan antara:
 Average diameter of particle, Davg dengan mass fraction retained (% berat) .
 Average diameter of particle, Davg dengan Cumulative % Undersize.
 Average diameter of particle, Davg dengan Cumulative % Oversize.
Grafik ini dapat disajikan dalam skala biasa atau skala semi log. Data dalam table
tersebut disajikan dalam gambar-gambar berikut ini.

5
6
Dalam skala log-log berdasarkan hasil percobaan menunjukkan bahwa untuk ukuran-
ukuran kecil → garis lurus bila bahannya mempunyai basic crystal structure yang
sama.

Untuk itu extrapolasi dimungkinkan, tetapi supaya diingat bahwa screen interval harus
tetap. Ekstrapolasi sangat diperlukan karena ukuran screening terkecil biasanya
dinyatakan dengan yang lolos 200 mesh padahal lolos 200 mesh memilki ukuran yang
berbeda-beda pula (terdistribusi) ukuran ini sangat berperan dalam menentukan luas
permukaan. Interpolasi juga dimungkinkan karena ada kemungkinan di laboratorium
tidak dimiliki seluruh ayakan standar (ada yang kurang).
Untuk pemisahan butir dengan ukuran kurang dari 200 mesh biasanya
dilakukan dengan elutriasi atau klasifikasi. Semakin kecil ukuran padatan akan memiliki
luas permukaan yang semakin besar untuk satuan volum yang sama. Untuk itu
ekstrapolasi ukuran kecil perlu dilakukan agar memberikan hasil perhitungan luas baru
yang terbentuk lebih teliti.

Beberapa arti diameter bahan padat dan dengan penggunaannya

1. True arithmetic average diameter


Diameter ini digunakan dalam proses screening

True arithmetic average diameter =


N 1 D1  N 2 D2  ......N n Dn
=
N D
i i

N 1  N 2  ......  N n N i

Dengan
N1, N2, N3 = masing-masing jumlah partikel dengan ukuran D 1,D2,D3,
Xi = fraksi massa bahan dengan diameter Di
M = massa total
C = factor bentuk particle sehingga C x D3 = volume particle
C = π/6 untuk bentuk bola bola
C = 1 untuk kubus dan sebagainya
Maka

Vi M i Mi Mi MX i M Xi
Ni = = = = = =
vi mi vi  Ci Di 
3
Ci Di 
3
 Ci Di 3

7
M Xi M Xi
N i =  ∑
Ci Di3
N D i i =  ∑
Ci Di2

xi
C D 2
i i
True arithmetic average diameter=
xi
C D 3
i i

Diameter ini digunakan dalam proses screening.

2. Mean surface diameter (D sur )


Banyak digunakan untuk aliran fluida dalam porous media
B = factor bentuk particle tetapi untuk luas,  untuk bola B=π, untuk kubus B=6.

2
B1. D12 . N1 + B2 . D12 . N2 + …. = ∑ Bi .Dsur .Ni

M Bi .xi .Di2 X i .Bi


N BD i i i
2

 C D3 CD
i 1
i 1
Dsur = = =
B N M xi xi
i
B  B
 Ci .Di3 C i .Di3

3. Mean volume diameter


Similar dengan Mean surface diameter

N C D
i i i
3 X i
= =3 X
C
3
C N i
i
3
C .D
i i

SPESIFIC SURFACE
Spesific surface atau surface area per unit of mass adalah suatu sifat yang penting dari
padatan.
Bila semua particle berbentuk bola
Luas = π D2
Mass = π/6 D3 ρ
6 3
Jadi spesific surface butir berbentuk bola = luas/massa=  .D =  .r

8
Ukuran padatan yang menentukan (controlling) dalam proses pengayakan adalah
diameter. Diameter average pada screening yang sesuai adalah Diameter rata-rata
arithmetic.
Untuk butir yang bentuknya tidak teratur spesifik surface butir tersebut diberi
faktor n adalah ratio specific surface butir yang sebenarnya dibagi dengan specific
surface bola yang berdiameter sama dengan diameter padatan (D ave=D untuk bola). n =

specific surface
6
Dave

Jika campuran padatan mengandung berbagai ukuran butir padatan, maka spesifik
surface padatan tersebut adalah luas permukaan total dibagi dengan massa total.
6n1.m1 6n2.m2 6 nN . mN 6ni.mi
Luas permukaan total= + +…+ =∑
 .Dave1  .Dave 2  .DaveN  .Davei
∑mi = Total mass
6 ni .mi
Specific surface = 
D = 
6
D
ni .xi
avei

m i
avei

9
10
Gambar 16 Brown (1978) menyatakan actual specific surface vs Diameter
average untuk padatan quartz, calcite, sphalerite, pyrite, dan galena. Gambar 17
menyatakan hubungan antara nilai ratio spesific surface dengan diameter average.
Gambar 17 dapat digunakan langsung untuk menentukan spesifik surface padatan
yang lain asal memiliki struktur padatan yang sama. Gambar 16 karena nilai spesific
surface per satuan massa, maka bila digunakan untuk menentukan spesific surface
padatan yang lain (yang memiliki struktur padatan sama) perlu dikoreksi dengan nilai
densitasnya.
luas luas
( )1  ( )2
massa massa
massa 2 densitas 2
(luas )2  (luas )1X  (luas )1X
massa1 densitas1

ALAT-ALAT SCREENING

Grizzly

11
12
Terdiri dari batang-batang yang kuat, terpasang paralel membentuk suatu
kisi (grate). Biasanya mempunyai slope antara 20 0 - 500 dengan bidang
horisontal. Slope Grizzly tergantung pada angle of Repose bahan yang
diayak dan kecepatan bahan melalui Grizzly. Pada umumnya bahan basah
memerlukan slope yang lebih besar dari pada bahan kering. Grizzly
digunakan untuk Coarse material, materia yang diayak disesuaikan dengan
tebal dan berat batang. Umumnya Grizzly memiliki lebar antara 3-4 ft dan
panjang antara 8-10 ft. Kapasitas Grizzly berkisar antara 100 sampai 150
ton/ft2/24 jam. Alat ini umumnya digunakan sebelum padatan dikirim ke
crusher, dimaksudkan untuk mengambil padatan yang memiliki ukuran
kecil dalam umpan crusher.

TROMMEL

Trommels atau rotating screen terdiri dari plat-plat berlubang-lubang yang


berbentuk silinder atau konis. Ada bermacam-macam rotating screen yaitu:
1. Alat dengan ayakan yang berlubang uniform membagi bahan menjadi
2 bagian : undersize dan oversize
2. Alat dengan beberapa ayakan yang berbeda ukuran lubangnya dari
kecil sampai besar searah dengan panjangnya.

13
3. Beberapa silinder consentriss dengan saringan yang berbeda, ukuran
lobang ayakan yang terbesar didalam sedangkan ukuran lobang
ayakan terkecil terletak diluar.

Trommel cukup efisien digunakan untuk partikel-partikel yang besar.


Kemiringan trommel bervariasi antara ¾ inci sampai 3 inci (untuk bahan
basah) per ft panjang. Kapasitas trommel meningkat dengan semakin
meningkatnya putarannya. Putaran terbaik antara 0,33 sampai 0,45 dari
putaran kritisnya. Putaran kritis yaitu suatu kondisi dimana gaya berat dari
butiran yang dapat menyebabkan butiran jatuh sama dengan gaya
sentrifugal butiran yang dapat menyebabkan butiran terlempar.

14
Trommel terpasang pada sebuah sumbu yang berputar. Kadang-kadang
dijumpai susunan beberapa trommel.

Sebuah saringan trommel dengan beberapa ayakan yang berbeda besar


lubangnya mempunyai kejelekan (kerugian) karena lubang saringan fine
yang terlemah menerima beban yang terberat (seluruh bahan harus
melalui ini). Untuk itu alat ini hanya digunakan untuk bahan-bahan ringan
dan dengan kapasitas kecil. Kerugian/keburukan ini dapat dihilangkan
dengan menyusun secara konsentris beberapa trommel.Saringan paling
dalam dengan lubang paling besar menerima beban penuh. Sebuah
saringan dengan lubang uniform pada seluruh panjang trammel akan
memisahkan bahan menjadi undersize dan oversize, yang tertahan pada
trammel akan dikeluarkan melalui ujung yang lebih rendah.
Jika suatu bahan akan dipisahkan menjadi beberapa ukuran yang berbeda
dapat dipisahkan dalam trommel-trommel yang disusun berturut-turut yang
satu lebih rendah dari yang sebelumnya untuk mendapatkan free flow
bahan dari suatu trommel ke trommel selanjutnya.
Penyusunan trommel-trommel dapat sebagai berikut:
Undersize diteruskan pada pemisahan yang berikutnya sedangkan
oversize dimasukkan pada trammel selanjutnya atau sebaliknya.

Sieve with smallest


Screen perforation
Coarsest sieve

15
Suatu keburukan dari saringan yang halus ialah mudah terhenti atau
blinded (suatu istilah teknik) ini disebabkan oleh partikel-partikel dengan
ukuran sama dengan lubang ayakan dan oleh sejumlah kecil bahan
dengan ukuran lebih besar yang tidak dapat melewati saringan tersebut.
Untuk mencegah blinding pada reel dipasang sikat-sikat yang berputar
untuk menghilangkan partikel yang terhenti pada lubang saringan. Rotating
sives, terutama untuk pemisahan sangat halus cenderung untuk
menghasilkan debu yang banyak. Biasanya tertutup pada suatu housing.
Pemakaian dari rotary sieves sangat banyak dan dapat kita temukan pada
macam-macam cabang industri, misalnya pertambangan, pertanian, Kimia,
dan sebagainya.

16
AYAKAN DATAR (plain screen)

Terdapat bermacam-macam variasi kontruksi ayakan datar tetapi


kebanyakan ayakan-ayakan itu sederhana dengan posisi datar atau sedikit
miring.
Adanya gerakan dari ayakan yang terpasang sedikit miring atau tidak
dimaksudkan untuk menjalankan bahan dari tempat pemasukan sampai
bagian pengeluaran. Terdapat 3 macam gerakan saringan
 Shaking (goyangan)
 Vibrating (getaran)
 Oscillating/ reciprocating.

Shaking screens:
Dimaksudkan untuk mengayak dan membawa (solid handling) secara
bersamaan. Jumlah stroke tergantung pada amplitudonya (panjang stroke)
60 stroke/min  amplitudo 9 inch
Sampai 800 stroke/min amplitude ¾ inch
Power yang diperlukan sekitar = 0,05 – 0,010 hp
Sudut dari slope adalah 100 – 180
Kapasitas antara 2 – 8 ton/ft2/24 jam/mm amperture.
Ayakan-ayakan ini cocok untuk material lebih besar ½ inch, mempunyai
effisiensi tinggi, dan cocok untuk mengayak material bisa menyebabkan
blinding.

Vibrating screen
Digunakan untuk kapasitas besar terutama bila diinginkan ukuran yang
lebih halus. Gerakan dari ayakan hampir vertical dan tergantung pada
maksud getaran. Getaran dapat disebabkan oleh sumbu eksentric, roda
gila yang tidak seimbang, atau karena elektromagnit. Keuntungan dari
gerak getar ini adalah blinding dapat dihindarkan. Gerakan getar dibedakan
antara gerakan getar dengan amplitude rendah dan tinggi. Amplitude dapat
diatur dalam beberapa konstruksi (dari 0 – 10 mm) kecepatan getar antara
1200 – 1800 /min. Ayakan ini dapat digunakan untuk mengayak dari
lubang 1 cm sampai lebih dari 200 mesh. Sudut miring 5 – 200 tergantung
dari jenis bahan ukuran serta ayakan kering atau basah. Untuk ayakan
basah, ayakan getar sangat umum mempunyai sudut miring 5 0 – 100.
Getaran elektromagnitis dipakai bila amplitude rendah dan frekwensi yang
diinginkan tinggi sampai 7200 getar/min.

17
18
19
20
Reciprocating screen
Gerakan horizontal disebabkan oleh sebuah roda eksentric kecepatan
rendah 500 – 600 rpm. Digunakan untuk bahan-bahan ringan dan besar
(bulky). Kemiringan (Slope) ayakan sekitar 3 0 – 100. Jenis ayakan ini
dipakai dalam banyak cabang-cabang industri yaitu pada hampir seluruh
tepung-tepung ringan dan bahan granular dan juga berhasil baik digunakan
dengan pengayakan basah. Ini tidak dirancang untuk handling bahan-
bahan berbatu berat dab abrasive.

PERHITUNGAN CRUSHING DAN SCREENING


(contoh soal halaman 43 dari Brown, 1978)
Suatu ball mill yang beropersai dalam closed circuit dengan suatu ayakan
100 mesh dan memberikan analisa ayak seperti berikut ini. Ratio hasil
oversize dan undersize 1,0705 saat digunakan untuk mengayak 200 ton
galena per hari. Tenaga yang dibutuhkan untuk untuk mengoperasikan
ball mill sebelum diisi galena adalah 15 hp dan tenaga yang dibutuhkan 20
hp saat memecah galena dengan kapasitas 200 ton/hari. Tentukan :
a. Effectiveness of crushing based on drop weight crushing as 1.0
b. Efisiensi energi overall.

21
Pelajari dan fahami soal dan jawabannya, bila ada yang tidak jelas bisa
ditanyakan.

Untuk menambah pemahaman crushing dan screening kerjakan soal-soal


dari Brown (1978) chapter IV (ada 12 soal)

22

Anda mungkin juga menyukai