Anda di halaman 1dari 8

Kebudayaan Sebagai Konsep Dasar

Kebudayaan adalah pengetahuan yang mengkaji kehidupan manusia dari aspek agama,
bahasa, seni, sejarah, ilmu pengetahuan, system perekonomian dan teknologi.

Kebudayaan bersifat universal  umum dan berada di setiap kebudayaan manusia.

Pemicu:
Masyarakat Jawa  demam atau masuk angin  kerokan  tradisi

Hubungan kebudayaan dan kesehatan


UU kesehatan no. 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik fisik, mental,
spiritual maupun social yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
social dan ekonomis.

Kehidupan social budaya (kebiasaan) yang ada disekeliling kita menampilkan berbagai
bentuk perilaku pada manusia  Seperti life style, pola makan, presepsi. bentuk atau
sikap yg ditampilkan akan memberi dampak bagaimana menyikapi masalah kesehatan

Bentuk kesehatan individu dapat di lihat dari:


1. Kesehatan fisik
2. Kesehatan mental
3. Kesehatan dr aspek sosbud
4. Kesehatan dr aspek ekonomi

Perilaku menimbulkan model 3 corak health care yang baik:


Pengobatan, perawatan dan penyembuhan.

Health care dalam kebudayaan masy melibatkan sseorang untk memilih cara pengobatan,
seni pengobatan, praktisi pengobatan

Munculnya pendekatan holistic dalam kesehatan masyarakat.

Pendekatan holistic  suatu system yang di rancang untuk merawat seseorang dari
berbagai aspek multidimensional yg terkait dgn latar belakang kehidupannya.

Pendekatan holistic memunculkan pengobatan alternative.

Pemicu :

Antropologi kesehatan
Ilmu pengetahuan yang membahas masalah kesehatan & penyakit dari aspek pertumbuhan
dan perkembangan manusia yg memiliki pola pikir budaya tertentu dan lingkungan alamnya.
Ruang lingkup antropologi kesehatan :

- Aspek biologis  menyangkut tentang tubuh manusia dan tubuh yg mewakili dari
mana dia berasal misalnya berasal dari etnik dan wilayah tertentu (warna kulit,
postur tubuh, ketahanan tubuh terhadap penyakit, asupan nutrisi terhadap pola
makan, dll)
- Aspek social budaya pada kesehatan masyarakat  keterkaitan antar manusia,
hubungan antar individu atau masyarakat dgn individu atau masyarakat lainnya
melalu interaksi atau relasi social. Dalam interaksi social tsb terjadi persentuhan atau
transformasi budaya  transformasi budaya merupakan pertukaran antarbudaya yg
terjadi pada suatu masyarakat & didalam pertukaran antar budaya terdapat 3 alih
budaya yaitu :
1. Alih (transfer) informasi : pertukaran informasi mengenai unsur budaya (bahasa,
religi, seni, system organisasi, adat istiadat dsb) yg dimiliki oleh masyarakat
tertentu kepada masyarakat lainnya.
2. Alih ilmu pengetahuan (knowledge transfer) : pertukaran pengetahuan yg
dilakukan oleh seseorang ketika ia telah belajar dan menguasai pengetahuan
tertentu untuk kemudian disosialisasikan kepada org lain yg membutuhkannya.
3. Alih teknologi : akan terjadi apabila perilaku budaya telah menguasai informasi &
pengetahuan untuk kemudian “mengolah” dan mengembangkannya sehingga
menguasai teknologi tsb dan melakukan dialog tentang hal itu (mengembangkan,
kerjasama, dsb) kpd perilaku budaya lain.

Landasan antropologi kesehatan :

1. Kebudayaan dan perilaku manusia


2. Pelayanan kesehatan
3. Pemikiran teoretis mengenai perubahan gagasan & perilaku kesehatan
4. Inovasi

Pemicu :

Cara pandang dokter


• Dalam ilmu medis, perubahan warna pada kulit bukan proses pengeluaran angin.
Kulit yang digosok mengalami reaksi inflamasi yang menyebabkan pembuluh darah
terbuka dan melebar, sehingga membuat aliran darah menjadi lancar dan oksigen
dan nutrisi dalam darah akan meningkat. Peredaran darah yang lancar akan
disalurkan ke otot-otot yang mengalami pegal-pegal sehingga rasa sakit secara
perlahan akan menghilang.
• Kerokan memang memberikan manfaat akan tetapi juga memberikan dampak
negative

Dampak positif
1. Menurut hasil penelitian menyatakan bahwa melakukan kerokan tidak akan
merusak kulit atau pembuluh darahnya pecah, melainkan pembuluh darah yang
melebar. Melebarnya pembuluh darah akan membuat aliran darah lancar sehingga
pasokan oksigen dalam darah pun bertambah.
2. Kadar endorfin orang yang dikerok naik secara signifikan. Peningkatan endorfin
membuat orang yang dikerok merasa nyaman, hilangnya rasa sakit, lebih segar, dan
bersemangat. Melakukan kerokan juga menurunkan kadar prostaglandin atau yang
menyebabkan rasa pegala menjadi turun. Prostaglandin adalah senyawa asam lemak
yang antara lain berfungsi menstimulasi kontraksi rahim dan otot polos lain serta
mampu menurunkan tekanan darah, mengatur sekresi asam lambung, suhu tubuh,
dan memengaruhi kerja sejumlah hormon.

Dampak negative

1. Bagi ibu-ibu hamil sangat dilaran untuk melakukan kerokan. Apabila tubuh menolak
reaksi inflamasi saat melakukan kerokan, maka mediator anti inflamasi akan
mengeluarkan zat cytokinesis (zat yang meningkatkan kekebalan tubuh). Zat tersebut
akan memicu pelepasan prostaglandin yang dapat menyebabkan kontraksi pada
rahim.
2. Kerokan juga dapat menyebabkan bayi lahir premature. Kerokan pada tubuh akan
menghasilkan hormon cytokinesis. Kerokan secara terus menerus mengakibatkan
kontraksi dini hingga mempercepat proses kelahiran bayi.
3. Bagian yang dikerok seperti bagian leher tentunya memilik jaringan saraf yang
banyak dan rumit. Melakukan kerokan secara terus menerus akan membuat
pembuluh darah yang berukuran kecil menjadi melebar, semakin melebar hingga bisa
pecah. Pecahnya pembuluh darah dapat menyebabkan serangan stroke secara
mendadak.
4. Kerokan yang menyebabkan pori-pori permukaan kulit terbuka. Terbukanya pori-
pori membuat apa yang berada diluar tubuh dapat masuk, seperti angin, virus, dan
bakteri. Bakteri yang masuk tidak perlu waktu yang lama untuk terbawa ke seluruh
tubuh melalui sistem peredaran darah. Orang memang tidak pernah merasakan
akibat dari kerokan secera langsung, tetapi waktu mereka merasakan efek negatif
kerokan mereka tidak menyadari bahwa itu adalah akibat dari melakukan kerokan.
5. Rasa nyaman yang dirasakan, segar, apalagi rasa sakit yang menghilang membuat
orang menjadi ketagihan melakukan kerokan. Walaupun banyak keuntungan yang
kita rasakan saat melakukan kerokan ada baiknya tidak terlalu membiasakan diri
dengan kerokan. Tidak ada larangan, akan tetapi disarankan untuk tida terlalu sering
melakukan kerokan

Banyak cara lain yang bisa kita lakukan untuk memperlancar peredaran darah tanpa
kerokan. Misalnya dengan berolahraga, mandi air hangat, terapi pijat ringan sehingga
peredaran darah kembali lancar. Apapun gangguan pada tubuh yang kita rasakan sebaiknya
hindari kerokan saat masuk angin.

Konsep sehat sakit

Sehat  seseorang yg tdk memiliki atau menderita penyakit tertentu. ISK melihat bahwa
sehat akan berkaitan dgn kesehatan artinya org yg sehat memperlihatkan bahwa kondisi
keadaan tubuhnya yg prima (sehat) akan sanggup melakukan aktivitas dalam hubungan
social + kerja

Sakit  sakit menunjukkan bahwa org tersebut tdk dapat melakukan aktifitas dalam
hubungan socialnya karna kondisi keadaan tubuhnya tdk sehat. Bagi ISK sakit dapat bersifat,
sakit secara individual atau sakit kolektif (individual / masyarakat yg sakit menyebabkan
modal social menjadi tdk optimal dalam kehidupan social sehingga tujuan individual atau
kolektif menjadi tidak tercapai secara maksimal.

Hubungan social sebagai sumber daya manusia (SDM)


- Sumber daya yg dimiliki oleh individu / seseorang menjadi potensi untuk mencapai
dan meralisasikan tujuan individual / kolektif dalam kehidupan socialnya

Pandangan tentang sehat, sakit dari aspek sosial budaya  sehat, sakit selalu dihubungkan
dgn aktifitas individu / masyarakat yg terkait dgn kegiatan social mis: bekerja, beribadah,
berolahraga, berorganisasi, kuliah – belajar diperguruan tinggi, dsb
Aktifitas tsb terkait dgn kehidupan individu / masyarakat dalam membentuk hubungan
sosialnya tatanan dan system social budaya masyarakat.

Konsep sehat dan sakit dalam dunia antropologi kesehatan selalu terkait dgn perilaku
kesehatan seseorang, berarti perilaku kesehatan seseorang itu menunjukkan arah atau
pandangan bagaimana ia menghadapi suatu kenyataan tentang kebutuhan pencegahan
penyakit dan promosi kesehatan.

Model perilaku kesehatan memiliki 4 bentuk :


1. Perilaku kesehatan yg dilakukan demi menguntungkan kesehatan
2. Perilaku kesehatan yg dilakukan merugikan kesehatan
3. Perilaku kesehatan yg tdk sengaja merugikan kesehatan
4. Perilaku kesehatan yg tdk sengaja menguntungkan kesehatan
Masyarakat dan pengobatan tradisional menganut dua konsep penyebab sakit, yaitu :
1. Naturalistik  seseorang menderita sakit akibat pengaruh lingkungan, makanan
(salah makan), kebiasaan hidup, ketidak seimbangan dalam tubuh, termasuk juga
kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan. Konsep sehat
sakit yang dianut pengobat tradisional (Battra) sama dengan yang dianut masyarakat
setempat, yakni
suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan badan atau kondisi tubuh
kelainan-kelainan serta gejala yang dirasakan.
Sehat bagi seseorang berarti suatu keadaan yang normal,
wajar, nyaman, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan gairah.

2. Personalistik  menganggap munculnya penyakit (illness) disebabkan oleh


intervensi suatu agen aktif yang dapat berupa makhluk bukan manusia (hantu, roh,
leluhur atau roh jahat), atau makhluk manusia (tukang sihir).
(Profil Pengobat Tradisional di Indonesia. Dir. Bina Peran Serta Masy.,DirJen.
Pembinaan Kes.Mas.. Departemen Kesehatan RI. 1997.hal. 4)

Pemicu :

Sistem perawatan kesehatan

3 model system perawatan kesehatan yg diajukan oleh kleimann (dalam kalangi, 1994: 29)
yaitu:
1. System perawatan umum  perawatan kesehatan yg dilakukan oleh penderita
sendiri atau keluarganya terhadap gangguan kesehatan atau penyakit yg diderita
mereka. Sistim perawatan kesehatan umum disebut jg sebagai self treatment atau
home remedies dan hal ini dianggap sbg system perawatan yg bersifat utama atau
perawtan yg bersifat pembantu, krn alasan tertentu maka resipiens merasa bahwa
mereka lah yg paling tau tentang perawatan kesehatannya / keluarga nya membantu
untuk memberikan pertolongan trhdp keluarga yg membutuhkannya.
Contoh : ketika seseorang merasa menderita sakit tertentu, pusing kepala, maka dgn
segera ia akan mencari obat untuk meredakan penyakitnya
2. System perawatan non – professional  perawatan kesehatan yg dilakukan oleh
suku suku tertentu terhadap perilaku kesehatan atau ketidaksehatan seseorang
salam berbagai konteks social budaya. System ini dalam antropologi kesehatan
sering disebut sebagai system medis tradisional atau system perawatan kedukunan,
org yg melakukan perawatan tsb mendapat pengetahuan & keterampilan
berdasarkan warisan pengetahuan yg berasal dari keluarganya, & biasanya mereka
tsb sebagai tabib, dukun, shaman.
3. System perawatan professional  dikenal juga sebagai system medis formal,
modern, dan ilmiah krn dilakukan oleh petugas pelaksana kesehatan yg mendapat
pendidikan formal dibidang ilmu kedokteran. Selain itu, system ini merupakan
bentuk dari peawatan yg terorganisasi dengan berbagai pranata pelayanan
kesehatan, seperti tersedianya puskesmas, rumah sakit, laboratorium, apotek, obat
obatan modern, teknologi kesehatan, dokter, dan perawat.
Pemicu :

Model model perilaku kesehatan


• Menurut Soekidjo Notoatmojo
Bahwa perilaku kesehatan yaitu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan dan
minuman serta lingkungan.

Dari definisi tersebut, kemudian dirumuskan bahwa perilaku kesehatan yaitu terkait
dengan:
• Perilaku pencegahan
• Penyembuhan penyakit
• Pemulihan dari penyakit
• Perilaku peningkatan kesehatan
• Perilaku gizi (makanan dan minuman).

Model Pengelolaan Rasa Sakit.


Menurut Daldiyono (2007: 16), tidak semua orang sakit memiliki penyakit.
Suatu rasa sakit bukan merupakan penyakit bila tidak mengganggu aktivitas dan
fungsi pokok, misalnya: makan, minum, buang air, tidur, dan aktivitas sehari-hari
lainnya. Sedangkan menurut Lehndorff, rasa sakit bisa dikelola baik untuk sekedar
pengendalian rasa sakit maupun untuk mencapai penyembuhan diri dari penyakit
yang sedang dideritanya.
Faktor utama yang menunjang kemajuan derajat kesehatan pasien adalah keinginan
dan kehendak yang besar untuk mengalami kemajuan

Model Suchman
Yang terpenting dalam model suchman adalah menyangkut pola sosial dari perilaku
sakit yang tampak pada cara orang mencari, menemukan, dan melakukan perawatan
medis
Pendekatan yang digunakannya berkisar pada adanya 4 unsur yang merupakan
faktor utama dalam perilaku sakit, yaitu:
(1) perilaku itu sendiri;
(2) sekuensinya;
(3) tempat atau ruang lingkup;
(4) variasi perilaku selama tahap-tahap perawatan medis
Model Mechanic
Landasan pemikiran model mechanic ini yaitu mengembangkan suatu model
mengenai faktor-faktor yang mempengarui perbedaan cara melihat, menilai serta
bertindak terhadap suatu gejala penyakit. Teori ini menekankan pada 2 faktor:
a. persepsi dan definisi oleh individu pada suatu situasi
b. Kemampuan individu melawan keadaan yang berat
Dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud perilaku sakit adalah pola reaksi sosio-
kultural yang dipelajari pada suatu saat ketika individu dihadapkan pada gejala
penyakit sehingga gejala-gejala itu akan dikenal, dinilai, ditimbang, dan kemudian
dapat bereaksi atau tidak bergantung pada definisi atau situasi itu.

Model Andersoon
Kerangka asli model ini yaitu menggambarkan suatu sekuensi (rangkaian)
determinan (factor yang menentukan) individu terhadap pemanfaatan pelayanan
kesehatan oleh keluarga dan dinyatakan bahwa hal itu tergantung pada:

a. presdisposisi keluarga untuk menggunakan jasa pelayanan kesehatan, misalnya


saja variabel demografi (umur, jumlah, status perkawinan), variabel struktur sosial
(pendidikan, pekerjaan, suku bangsa), kepercayaan terhadap magis.
b. Kemampuan utnuk melaksanakannya yang terdiri atas persepsi terhadap penyakit
serta evaluasi klinis terhadap klinis.
c. Kebutuhan terhadap jasa pelayanan. Faktor presdisposisi dan faktor yang
memungkinkan untuk mencari pengobatan dapat terwujud di dalam tindakan
apabila itu dirasakan sebagai kebutuhan.

Model Keyakinan Sehat


Model keyakinan sehat (health believe model) dikembangkan oleh Rosenstock.
Empat keyakinan utama yang didefinisikan dalam model HBM yaitu (1) keyakinan
tentang kerentanan terhadap keadaan sakit, (2) keyakinan tentang keseriusan atau
keganasan penyakit, (3) keyakinan tentang kemungkinan biaya, (4) keyakinan
tentang efektivitas tindakan ini sehubungan dengan adanya kemungkinan tindakan
alternatif.

Model Kurt Lewin


Lewin berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang
antara kekeuataan pendorong (driving forces) dan kekuatan penahan (resistining
forces). Teori ini dinamakan (force field analysis) individu selalu terdapat kekuatan/
dorongan yang saling bertentangan. Keadaan ini dapat berubah apabila terjadi
ketidakseimbangan sehingga ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku
pada diri seseorang :
a. Kekuatan – kekuatan pendorong meningkat.
b. Kekuatan – kekuatan penahan menurun.
c. Kekuatan pendorong meningkat dan kekuatan penahan menurun

Model Pengambilan keputusan


Ada beberapa kondisi sosial yang khas terjadi yaitu ;
a. Realitas sosial adanya perbedaan pemahaman dan sikap antara pasien dan
anggota keluarganya
b. Perbedaan pemahaman dan sikap pasien diwujudkan dalam bentuk persepsi atau
respons terhadap penyakit tersebut
c. Setiap diantara mereka mempunyai akses informasi ke pihak lain mengenai
persepsi penyakit
d. Adanya komunikasi atau interkasi antara pasien dan orang lain
Interaksi ini menghasilkan dua kemungkinan ; Dekolektivasi refeksi dan Kolektivasi
persepsi. Ada dua kemungkinan kolektivasi pasien :
a. Aktif ( inisiatif untuk bertindak dalam proses penyembuhan)
b. Pasif ( pasrah terhadap sikap orang lain diluar dirinya )

Pemicu :

Solusi masalah
Sesuai pemicu  dengan memberikan penyuluhan dan memberitau dampak positif dan
negative kepada masyarakat dan memberikan pilihan pengobatan kepada masyarakat.
Selebihnya tergantung masyarakat / pasien untuk menentukan pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai