Anda di halaman 1dari 17

Tugas Perilaku dan Etika Pelayanan Farmasi

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI


TERHADAP KINERJA DOSEN PADA POLITEKNIK SWASTA
(POLITEKNIK ANIKA, POLITEKNIK AKAMIGAS DAN
POLITEKNIK DARUSSALAM) DI PALEMBANG

(Novita Sari, SE., M.Si)

Disusun Oleh :

Kelas B

Bella Ayu Lucyta (201610410311163)


Nurain Sitangang (201610410311185)
Rizki Lisya Nugraha (201610410311194)

DOSEN PEMBIMBING:
Ika Ratna Hidayati, S.Farm.,M.Sc.,Apt.

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, atas berkat rahmat dan
karunia yang diberikannya, maka makalah GAYA KEPEMIMPINAN (STYLE OF
LEADERSHIP)ini dapat kami rampungkan.

Makalah ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang kami dapat selama mengikuti mata
kuliah Perilaku dan Etika Pelayanan Farmasi serta dari beberapa sumber-sumber bacaan yang
kami ambil sebagai acuan. Makalah ini kami susun sebagai salah satu penunjang dalam proses
pembelajaran Perilaku dan Etika Pelayanan Farmasi. Dengan adanya makalah ini, kami berharap
semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan semua pembaca mengenai Organisasi dan
manajemen khususnya Gaya kepemimpinan (style of leadership).

Sesungguhnya kami menyadari, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
sekali terdapat kekurangan. Untuk itu, dalam rangaka penyempurnaan dari isi materi makalah ini,
kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak.

Akhir kata tak lupa pula kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan, baik moral maupun materil, sehingga
makalah ini dapat kami rampungkan.

Malang, 20 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................................6
2.1 Tinjauan Tentang Gaya Kepemimpinan...........................................................................6
2.2 Tinjauan Tentang Budaya Organisasi...............................................................................7
Menurut Robbins (2006:526) menyatakan ada 10 (sepuluh) dimensi budaya organisasi
yaitu : ”Inisiatif individu, toleransi terhadap tindakan, pengarahan, integrasi, dukungan
manajemen, kontrol, identitas, sistem imbalan, toleransi konflik dan pola komunikasi”.............7
2.3 Tinjauan Tentang Kinerja Dosen.......................................................................................7
BAB III.............................................................................................................................................9
Metode Penelitian..........................................................................................................................9
3.2 Populasi dan Sampel...........................................................................................................9
Menurut Sugiyono (2008:115) :“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”. Populasi dalam penelitian ini adalah dosen
tetap dan dosen tidak tetap pada politeknik anika, akamigas dan darussalam, yang berjumlah
163 orang. Seluruh populasi dijadikan sebagai sampel, atau menggunakan metode sensus........9
3.3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data...............................................................................9
BAB IV...........................................................................................................................................11
Hasil Penelitian dan Pembahasan................................................................................................11
4.1. Pengujian Validitas........................................................................................................11
4.2. Uji Realibilitas...........................................................................................................12
4.3. Uji Kecocokan Seluruh Model............................................................................................12
Kesimpulan Uji Hipotesis...............................................................................................................15
BAB V............................................................................................................................................16
PENUTUP......................................................................................................................................16
5.1 Kesimpulan........................................................................................................................16
5.2 Saran..................................................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Kinerja Dosen adalah bagian
dari Manajemen Sumber Daya Manusia yang merupakan issue populer saat ini di
suatu organisasi atau perusahaan, baik di sektor swasta maupun pemerintahan serta
banyak dipublikasikan dalam jurnal-jurnal lokal maupun internasional.Menurut
Robbins (2006:30) Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok kearah tercapainya suatu tujuan. Kepemimpinan adalah pribadi
yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi
kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.

Sementara menurut Fiedler dalam Ogbonna dan Harris (2000:767)


membuktikan pentingnya efektifitas kepemimpinan dengan argumentasinya bahwa
efektivitas seorang pemimpin merupakan determinan utama keberhasilan atau
kegagalan kelompok, organisasi atau bahkan negara. Menurut Yulk (1989:35)
mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses pengaruh sosial yang sengaja
dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktifitas-aktifitas
dan relasi-relasi didalam sebuah organisasi.

Sementara menurut Fiedler dalam Ogbonna dan Harris (2000:767)


membuktikan pentingnya efektifitas kepemimpinan dengan argumentasinya bahwa
efektivitas seorang pemimpin merupakan determinan utama keberhasilan atau
kegagalan kelompok, organisasi atau bahkan negara. Melalui proses yang
berkelanjutan yang dinamis ini, pemimpin menciptakan dan pada gilirannya
dibentuk oleh budaya organisasi Budaya organisasi dalam sebuah organisasi
biasanya dikaitkan dengan nilai, norma, sikap dan etika kerja yang dipegang
bersama oleh setiap komponen organisasi. Unsur - unsur ini menjadi dasar untuk
mengawasi perilaku karyawan, cara mereka dengan lingkungannya. Jika budaya
organisasi baik, maka akan dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan dan akan
dapat menyumbangkan keberhasilan kepada perusahaan.

Gaya Kepemimpinan menurut teori Hersey dan Blanchard (2001:154) Gaya


kepemimpinan adalah pola-pola perilaku konsisten yang mereka terapkan dalam
bekerja dengan melalui orang lain seperti yang dipersepsikan orang-orang itu.
4
Sehingga untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif harus diawali dengan
mendiagnosa situasi sebaik-baiknya. Dimensinya meliputi Gaya Kepemimpinan
Klasik, terdiri dari mengarahkan (directing), pembinaan (coaching), partisipatifi
(participation) dan mendelegasikan (delegating) dan mengarahkan (directing). Gaya
Kepemimpinan Situasional, Gaya Kepemimpinan Otoriter, Gaya Kepemimpinan
Demokratis, Gaya Kepemimpinan Birokratis.

Berdasarkan data, informasi dan observasi dari beberapa temuan diatas


Penulis tertarik untuk meneliti permasalahan yang ada dalam judul penelitian
“Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Dosen
Pada Politeknik Swasta (Politeknik Anika, Politeknik Akamigas dan Politeknik
Darussalam) di Palembang.”

1.2. Rumusan Masalah

1. Berapa besar pengaruh gaya kepemimpinan yang di konstruksi variabel


manifes (gaya partisipatif, gaya otoriter, gaya demokratis, dan birokratis)
dan budaya organisasi yang di konstruksi variabel manifes (integrasi,
dukungan manajemen, toleransi konflik dan pola komunikasi) secara
parsial dan simultan terhadap kinerja dosen yang pada Politeknik Swasta
(Politeknik Anika, Politeknik Akamigas dan Politeknik Darussalam) di
Palembang?

2. Manakah diantara variabel gaya kepemimpinan dan budaya organisasi


yang paling berpengaruh terhadap kinerja dosen pada Politeknik Swasta
(Politeknik Anika, Politeknik Akamigas dan Politeknik Darussalam) di
Palembang?

1.3. Tujuan Pnelitian


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui:

1. Besarnya pengaruh gaya kepemimpinan yang di konstruksi variabel manifes


dan budaya organisasi yang di konstruksi variabel manifes secara parsial dan
simultan terhadap kinerja dosen pada.

2. Besarnya pengaruh variabel dari gaya kepemimpinan yang di konstruksi


variabel manifes dan budaya organisasi yang di konstruksi variabel yang
berpengaruh dominan terhadap kinerja dosen

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Gaya Kepemimpinan

Menurut Robbins (2006) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan


kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran sedangkan
menurut Hersey dan Blanchard (1992:15) mengemukakan bahwa: Gaya pemimpin
adalah pola-pola perilaku konsisten yang mereka terapkan dalam bekerja dan
melalui orang lain seperti yang dipersepsikan orang-orang itu. Pola- pola itu timbul
pada diri orang-orang pada waktu mereka mulai memberikan tanggapan dengan cara
yang sama dalam kondisi serupa; pola itu membentuk kebiasaan tindakan yang
setidaknya dapat diperkirakan bagi mereka yang bekerja dengan orang- orang itu.
Menurut penelitian Ogbonna dan Harris (2000:766), menemukan gaya
kepemimpinan yang tidak terkait langsung berhubungan dengan kinerja tetapi terkait
secara tidak langsung. Menurut Hersey dan Blanchard (2001:173) Kepemimpinan
yang efektif adalah kepemimpinan yang disesuaikan dengan kematangan bawahan.
Dalam hubungannya dengan prilaku pemimpin ini, ada dua hal yang biasanya
dilakukan oleh pemimpin terhadap bawahan atau pengikutnya, yaitu : perilaku
mengarahkan dan perilaku mendukung

Dalam penelitian ini dimensi gaya kepemimpinan mengacu pada dimensi yang
dikembangkan oleh Hersey dan Blancard (2001:155) yang terdiri dari :

1. Gaya Otoriter, yaitu gaya kepemimpinan yang tidak membutuhkan pokok-


pokok pikiran dari bawahan dan mengutamakan kekuasaan serta prestise
sehingga seorang pemimpin mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dalam
pengambilan keputusan.

2. Gaya Birokratis, yaitu gaya kepemimpinan dimana pemimpin yang ditandai


dengan keterikatan yang terus-menerus kepada aturan- aturan organisasi dan
bagaimana memakai sebagian besar peraturan untuk membuat orang-orang
melaksanakan.

3. Gaya Partisipatif, yaitu gaya kepemimpinan dimana pemimpin


mengharapkan saran-saran dan ide- ide dari bawahan sebelum mengambil
suatu keputusan juga dipengaruhi oleh partisipasi bawahan.

6
4. Gaya Demokratis, yaitu gaya kepemimpinan dimana Kepemimpinan
demokratis akan sangat bermanfaat untuk memancing ide-ide tentang cara
terbaik bagaimana pelaksanaan suatu pekerjaan. Pemimpin harus terbuka
terhadap segala sesuatu berita baik maupun berita buruk dan harus membuat
orang merasa aman berbicara, tidak ada masalah yang tidak dapat
diselesaikan jika kita mau terbuka terhadap ide-ide

2.2 Tinjauan Tentang Budaya Organisasi

Menurut Edgar Schein yang dikutip Moh. Pabundu Tika (2006:03)


mendefinisikan: “ Budaya organisasi adalah suatu pola asumsi dasar yang dimiliki
bersama yang didapat oleh suatu kelompok ketika memecahkan masalah
penyesuaian eksternal dan integrasi internal, yang telah berhasil dengan cukup baik
untuk dianggap sah dan karena itu, diinginkan untuk diajarkan kepada anggota baru
sebagai cara yang tepat untuk menerima, berpikir dan merasa berhubungan dengan
masalah tersebut.”
Menurut Djoko Santoso Moeljono (2005:95),”Budaya perusahaan adalah
peramuan berpola top- middle-bottom, kemudian disemaikan ke setiap sel organisasi,
dan menjadi nilai-nilai kehidupan bersama, yang dapat muncul dalam bentuk
perilaku formal dan informal.”Menurut Phiti Shiti Amunai dikutip oleh Moh.
Pabundu Tika (2006:4) mendefinisikan seperangkat asumsi dasar dan keyakinan
yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan
diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah
integrasi internal. Pengertian budaya menurut Robbins (2006:721) : Budaya
organisasi mengacu ke suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-
anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain”.
Menurut Robbins (2006:526) menyatakan ada 10 (sepuluh) dimensi budaya
organisasi yaitu : ”Inisiatif individu, toleransi terhadap tindakan, pengarahan,
integrasi, dukungan manajemen, kontrol, identitas, sistem imbalan, toleransi konflik
dan pola komunikasi”.
2.3 Tinjauan Tentang Kinerja Dosen

Menurut Rivai (2004:14), menyebutkan bahwa: Kinerja adalah kesediaan


seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan
menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.
7
Berdasarkan batasan tersebut dapatdikemukakan bahwa pada hakekat nya kinerja
merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas atau
pekerjaannya sesuai dengan standar dan kreteria yang ditetapkan untuk pekerjaan itu.
Prestasi kerja seorang dosen dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor individu sebagai
kemampuan institusi, dan situasi berlangsungnya fungsi pekerjaan pelayanan mengajar
selama satu periode waktu tertentu sebagai kondisi ekstern. Menurut Sutiadi (2003:6)
mengemukakan bahwa “Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seorang dalam
melaksanakan tugas- tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu” Dengan kata lain bahwa kinerja
adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang
diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Selanjutnya As’ad dalam Agustina (2002) dan Sutiadi (2003:6) mengemukakan


bahwa kinerja seseorang merupakan ukuran sejauh mana keberhasilan seseorang dalam
melakukan tugas pekerjaannya Menurut Malthis dan Jackson, (2002:78) kinerja
karyawan yang umum untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen antara lain :
kualitas dari hasil, kuantitas dari hasil, ketepatan waktu dari hasil, kehadiran,
kemampuan bekerja sama.

8
BAB III

Metode Penelitian
3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membatasi masalah pada Pengaruh Gaya Kepemimpinan


dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Dosen PadaPoliteknik Swasta (Politeknik
Anika, Politeknik Akamigas dan Politeknik Darussalam) di Palembang. Berdasarkan
karakteristik masalah yang diteliti, penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam
penelitian kausalitas yang meneliti karakteristik masalah berupa hubungan sebab
akibat antara dua variabel atau lebih.
Penelitian ini dibatasi oleh variabel yang dapat diidentifikasikan secara garis
besar sebagai berikut:
1) Variabel Gaya Kepemimpinan X1, berdasarkan; gaya partitisipatif Y1, gaya
otoriter Y2, gaya demokratis Y3, gaya birokratis Y4
2) Variabel Budaya Kepemimpinan X2, berdasarkan; integrasi Y5, dukungan
manajemen Y6, toleransi konflik Y7, pola komunikasi Y8
3) Variabel Kinerja Dosen Z, berdasarkan; kualitas Y9, kuantitas Y10, ketepatan
waktu Y11
3.2 Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2008:115) :“Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/subjek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, yang
ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”. Populasi dalam
penelitian ini adalah dosen tetap dan dosen tidak tetap pada politeknik anika,
akamigas dan darussalam, yang berjumlah 163 orang. Seluruh populasi dijadikan
sebagai sampel, atau menggunakan metode sensus.

3.3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh melalui responden,
dimanaresponden akan memberikan respon verbal dan atau respon tertulis sebagai
tanggapan atas pernyataan yang diberikan.
1. Jenis data
Menurut Nawawi (2005:96-97) : “Data yang digunakan dalam
penelitian terdiri atas dua jenis, yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif.” Data tersebut adalah sebagai berikut :
a. Data kuantitatif, adalah data yang dinyatakan dalam bentuk
angka, yang dapat dihitung secara sistematis, contoh data
kuantitatif adalah skor jawaban responden.
b. Data kualitatif, adalah jenis data yang tidak dalam bentuk
angka, seperti struktur organisasi, uraian tugas, dan unit kerja
2. Sumber : Data Primer
Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli dan data dikumpulkan untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang sesuai dengan keinginan peneliti (Fuad
Mas’ud, 2004). Data primer dalam penelitian ini adalah data dosen
yang berjumlah 163 orang, serta yang berasal dari penyebaran
kuesioner data mengenai pendapat responden tentang gaya
kepemimpinan, budaya organisasi, dan kinerja dosen.
3. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan peneliti
mengirimkan kuisioner kepada dosen pada Politeknik Swasta
(Politeknik Anika, Politeknik Darussalam dan Politeknik Akamigas)
di Palembang
A. Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data yang menggunakan
pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian, yaitu
dengan pimpinan dan beberapa dosen pada Politeknik
Swasta di Kota Palembang.

B. Kuesioner
Menurut Sutopo (2006:82) : “Pengumpulan data bisa
dilakukan secara tidak langsung melalui kuesioner,
dengan menggunakan daftar pertanyaan yang disebarkan
kepada responden.” Daftar pertanyaan tersebut memuat
hal-hal yang berkaitan dengan variabel- variabel gaya
kepemimpinan dan budaya organisasi, yang di
indikasikan dapat mempengaruhi kinerja dosen pada
pada Politeknik Swasta (Politeknik Anika, Politeknik
Darussalam dan Politeknik Akamigas) di Palembang.

10
BAB IV

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan program Statistical Package For
Sosial Sciencess (SPSS) Ver.16.0 dan Lisrel 8.70.

4.1. Pengujian Validitas


Uji Validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner.
Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yang mengkorelasikan skor
tiap butir dengan skor total, yang merupakan jumlah tiap skor butir. Biasanya syarat
minimum suatu kuesioner untuk memenuhi validitas adalah bila nilai Corrected
Item-Total Correlation atau nilai r minimal 0,30, maka alat pengukur atau item
pernyataan bersifat valid, seperti pada tabel.di bawah ini

N = 162 Estimasi Noted


Uji variabel Nilai
> 0.30

Y1 <--- Gaya Kepemimpinan 0.806 Valid


Y2 <--- Gaya Kepemimpinan 0.580 Valid
Y3 <--- Gaya Kepemimpinan 0.333 Valid
Y4 <--- Gaya Kepemimpinan 0.356 Valid
Y5 <--- Budaya Organisasi 0.848 Valid
Y6 <--- Budaya Organisasi 0.806 Valid
Y7 <--- Budaya Organisasi 0.569 Valid
Y8 <--- Budaya Organisasi 0.483 Valid
Y9 <--- Budaya Organisasi 0.848 Valid
Y10 <--- Kinerja Dosen 0.836 Valid
Y11 <--- Kinerja Dosen 0.710 Valid
Y12 <--- Kinerja Dosen 0.714 Valid

Berdasarkan Tabel. 2 di atas, dapat ditunjukkan bahwa uji Validalitas


terhadap 162 responden dengan nilai Corrected Item-Total Correlation > 0,3 pada
seluruh butir pertanyaan (item) pada semua variabel adalah valid, sebagai
indikator untuk mengukur konstruknya. Menurut Sugiyono (2008:3) : “Uji
validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing- masing item skor
dengan total skor.” Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner, mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yang
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total, yang merupakan jumlah tiap
skor butir.

11
4.2. Uji Realibilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat


ukur dapat diandalkan. Reliabilitas bisa juga diartikan sebagai kepercayaan,
kehandalan dan konsistensi suatu indeks. Instrumen dikatakan reliabel apabila
memiliki nilai α > 0.60. kisaran 0 – 1. Jika koefisien reliabilitas mendekati
angka 1 maka semakin reliabel alat ukur tersebut. seperti pada tabel di bawah ini.

Correlatio Cronbach’s Keterangan


n item- Alpha Item
Total delete
correlatio
N
Gaya .869 .912 Reliabel
Kepemi
mpinan

Budaya .886 .921 Reliabel


Organis
asi

Kinerja .919 .900 Reliabel


Dosen

Berdasarkan Tabel. 3 di atas, dapat ditunjukkan bahwa Uji reliabilitas


dengan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 seluruh butir pertanyaan (item) pada semua
variabel adalah reliabel, Semua nilai Cronbach’s Alpha untuk variable di atas
menunjukkan bahwa instrumen memiliki angka reliabilitas yang cukup tinggi
(nilai Cronbach’s Alpha > 0.60). Menurut Sugiyono (2008:73) : “Instrumen
dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama, serta mampu menghasilkan data yang sama.”
Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan teknik statistik
cronbach’s alpha. Instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki nilai α > 0.60.
Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien
reliabilitas, dengan kisaran 0 – 1. Semakin mendekati 1, maka semakin reliabel
instrumen tersebut.

4.3. Uji Kecocokan Seluruh Model

Setelah melakukan pengujian Validalitas dan Realibilitas, maka tahapan


selanjutnya adalah menganalisis kecocokan data dengan model secara keseluruhan
atau di dalam Lisrel disebut Goodeness of Fit (GOF). Pengujian ini akan
mengevaluasi apakah model yang dihasilkan merupakan fit atau tidak. Dari

12
printed output yang dihasilkan estimasi pengukuran pada program Lisrel seperti
pada tabel diabawah inia

Goodness Cut-of Cut-of Keterangan


of Fit Index Value Value
X2-Chi- Diharapkan 6670.15 kurang baik
square kecil
Significancy ≥ 0.05 0.000 kurang baik
Probability
RMSEA ≤ 0.08 0.073 Baik
GFI ≥ 0.90 0.900 Baik
AGFI ≥ 0.90 0.860 Marginal
CMIN/DF ≤ 2.00 1.280 Baik Baik

CFI ≥ 0.95 0.980 Baik

Dari indeks-indeks goodness of fit yang disajikan pada tabel. 4.10, dapat
disimpulkan bahwa model pengukuran bisa diterima karena bisa menjelaskan data
yang sesungguhnya mengenai dimensionalitas masing-masing indikator observed
pada masing-masing konstruk laten yang mendasarinya atau yang seharusnya diukur.
Ini ditunjukkan oleh indeks-indeks goodness of fit yang mempunyai nilai yang
memenuhi persyaratan berdasarkan cut of value yang direkomendasikan.

4.4 Uji Kecocokan Model Struktural


Setelah peneliti melakukan uji kecocokan keseluruhan model, maka tahap
selanjutnya menguji hipotesis penelitian pada model strukturalnya. Pengujian model
dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel Gaya
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Dosen. Dengan pengujian
ini akan diketahui apakah hipotesis model diterima atau di tolak.
Hasil uji hipotesis terlihat dari printed output hasil proses syntax dalam rumus
persamaan olahan penelitian dan juga terdapat path diagram. Pada hubungan
signifikan nilai t-value harus lebih besar dari pada t-tabel. Hubungan yang signifikan
akan ditandai dengan t- value yang berwarna hitam pada path diagram dengan nilai >
1,96. Sedangkan hubungan yang tidak signifikan ditandai dengan t-value yang
berwarna merah pada path diagram dengan nilai dibawah 1,96. Path diagram yang
ditunjukan pada gambar 2 memberikan gambaran mengenai hubungan antara variabel
eksogen terhadap variabel endogen.

13
Berdasarkan hipotesis 1, menyatakan bahwa ada pengaruh signifikan
positif secara parsial dan simultan, dari variabel gaya kepemimpinan yang di
konstruksi variabel manifes (gaya partisipatif, gaya otoriter, gaya demokratis,
dan birokratis) dan budaya organisasi yang di konstruksi variabel manifes
(integrasi, dukungan manajemen, toleransi konflik dan pola komunikasi)
terhadap variabel kinerja dosen, dapat dibuktikan dengan melihat diagram path
pada gambar 2. terbukti. Maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh signifikan
positif secara parsial dan simultan, dari variabel gaya kepemimpinan dan
budaya organisasi terhadap variabel kinerja dosen.
Pengujian hipotesis 2, menyatakan bahwa variabel gaya kepemimpinan
memiliki pengaruh dominan, terhadap kinerja dosen, dapat dibuktikan dengan
melihat diagram path pada gambar 2. nilai t-value. adalah 17,77 dimana nilai t-
value > 1,96, dibandingkan Budaya organisasi terhadap Kinerja Dosen sebesar
7,26 sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis 2 terbukti. Maka dapat
dikatakan bahwa variabel gaya kepemimpinan memiliki pengaruh

14
Kesimpulan Uji Hipotesis

Hasil Path t- Estimasi Ket


valu
e

Gaya Kepemimpi Kinerj 17,7 1,00 Diterima


nan a 7
Dosen

Budaya Organisasi Kinerj 7,26 0,66 Diterima


a
Dosen

Sumber : Output Lisrel hasil olahan peneliti

Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola tingkah laku yang dirancang untuk
mengintegrasikan kepentingan individual dengan kepentingan organisasi dalam
mewujudkan motivasi karyawan yang diharapkan menghasilkan produktivitas. Gaya
kepemimpinan bertujuan untuk mendorong gairah kerja, kepuasan kerja, dan
produktivitas kerja karyawan yang tinggi, agar dapat mencapai tujuan organisasi
yang maksimal. Dalam penelitian ini gaya kepemimpinan diukur berdasarkan gaya
partisipatif, gaya otoriter, gaya demokratis, dan birokratis, sedangkan budaya
organisasi adalah sebagai suatu konsep dapat menjadi suatu sarana untuk mengukur
kesesuaian dari tujuan organisasi, strategi dan organisasi tugas, serta dampak yang
dihasilkan. Penelitian ini budaya organisasi diukur berdasarkan integrasi, dukungan
manajemen, toleransi konflik dan pola komunikasi dan kinerja dosen merupakan
suatu hasil kerja yang dicapai seorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan
kesungguhan serta waktu. Penelitian ini kinerja dosen diukur berdasarkan kualitas,
kuantitas, dan ketepatan waktu

15
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Nilai t-value adalah 17,77 dan 7,26 dimana nilai t-value > 1,96 sehingga dapat dinyatakan
bahwa hipotesis 1 terbukti, maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh signifikan positif
secara parsial dan simultan dari variabel gaya kepemimpinan dan budaya organisasi
terhadap variabel kinerja dosen, dari gaya kepemimpinan yaitu gaya partisipatif dan dari
budaya organisasi adalah dukungan manajemen.
2. Nilai t-value adalah 17,77 dimana nilai t-value ≥ 1,96 dibandingkan budaya organisasi
terhadap Kinerja Dosen sebesar 7,26 sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis 2
terbukti, maka dapat dikatakan bahwa variabel gaya kepemimpinan memiliki pengaruh
dominan terhadap kinerja dosen yaitu gaya Partisipatif.

Dari kesimpulan diatas, maka implikasi manajerial berhubungan atas gaya


kepemimpinan terhadap kinerja dosen adalah 1,00. Dengan melihat hasil penelitian
tersebut bahwa gaya kepemimpinan memberikan dukungan paling besar kepada kinerja
dosen. Berkaitan dengan hal tersebut, maka gaya kepemimpinan diarahkan kepada
peningkatan kinerja dosen. Untuk mewujudkan gaya kepemimpinan yang bisa
memberikan dukungan peningkatan kinerja dosen, dapat diusahakan melalui dimensi-
dimensi gaya kepemimpinan dengan urutan prioritas pengaruh masing-masing dimensi
adalah sebagai berikut : gaya kepemimpinan partisipatif, gaya otoriter, gaya demokratis,
dan gaya birokratis.
Sedangkan implikasi manajerial berhubungan atas budaya organisasi terhadap
kinerja dosen adalah 0,66. Dalam mendukung upaya mengoptimalkan kinerja dosen.
Budaya organisasi yang dibangun dapat memberikan ruang gerak perilaku dosen yang
lebih mendorong terhadap peningkatan kinerja dosen. Dimensi-dimensi budaya
organisasi, sesuai prioritas yang dapat diusahakan untuk ditingkatkan adalah toleransi
konflik, pola komunikasi, integrasi dan dukungan manajemen.

16
5.2 Saran
1. Kepada pihak Politeknik Anika, Politeknik Akamigas dan Politeknik Darussalam agar
kinerja dosen lebih meningkat, pimpinan sebaiknya lebih memfokuskan perhatiannya
kepada kemampuan dan pengetahuan tentang Manajemen Leadership sehingga
kepemimpinan yang dilakukan akan lebih efektif dan tidak monoton sehingga dapat juga
memberi dampak pada Budaya Organisasi yang lebih kondusif guna merangsang dosen
dalam meningkatkan kinerjanya di Politeknik Anika, Politeknik Akamigas dan Politeknik
Darussalam.
2. Untuk peneliti selanjutnya diperlukan 1) gaya kepemimpinan yang sesuai situasi dan
kondisi yang sesuai dengan lingkungan akademis di Politeknik Anika, Politeknik Akamigas
dan Politeknik Darussalam; 2) variabel budaya organisasi terdiri atas Inisiatif individu,
toleransi terhadap tindakan, pengarahan, kontrol, identitas, sistem imbalan. Sedangkan 3)
variabel kinerja yaitu kemampuan dosen terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan
kemampuan realiti (knowledge dan skills)
3. Implikasi manajerial yang dapat disarankan adalah peningkatan kinerja dapat dicapai
dengan menciptakan dan menjaga budaya keterlibatan dalam budaya di politeknik, yang
menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif sejalan dengan memberikan tingkat gaji yang
dirasa memuaskan bagi dosen

17

Anda mungkin juga menyukai