Proposal BAB I-III
Proposal BAB I-III
HERAWATI
B. 20.03.050
HERAWATI
B. 20.03.050
Herawati
B. 20.03.005
Proposal telah disetujui oleh Tim Pembimbing untuk diajukan di hadapan Tim
Penguji Proposal
Tim Pembimbing
Herawati
B. 20.03.005
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi dan telah dilakukan
revisi akhit serta memenuhi kriteria uji similarity sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan pada Program Studi Diploma IV
Kebidanan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mega Buana Palopo
Tim Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Herawati
B. 20.03.005
Tim Penguji
Penguji :… ( )
Skripsi ini dinyatakan memenuhi salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh
gelar Sarjana Terapan Kebidanan pada Program Studi Diploma IV Kebidanan
Fakultas …. Universitas Mega Buana Palopo
………………………… …………………………………..
NIP. NIP.
PERNYATAAN KEASLIAN
Adalah benar-benar karya tulisan saya sendiri, bukan merupakan hasil karya orang
lain, dalam skripsi ini tidak ada terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang
sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dan disitasi dalam naskah
skripsi serta dituliskan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau
keseluruhan isi skripsi ini hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi atas perbuatan tersebut.
Yang menyatakan
(Herawati)
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Segala rasa syukur yang teramat dalam, penulis panjatkan Kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memelihara dan membimbing penulis sehingga dapat
Tahun 2021”.
kesulitan penulis hadapi namun atas bantuan, bimbingan dan kerjasama dari
berbagai pihak maka hambatan dan kesulitan yang dihadapi oleh penulis dapat
mengucapkan terima kasih kepada Ibu DR. Hj. Nilawati Uly, S.Si., Apt., M.Kes
yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis sehingga dapat
1. Bapak Rahim Munir Said, SP., MM selaku Pembina Yayasan Sekolah Tinggi
2. Ibu Nilawati Uly, S.Si., Apt., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
4. Ibu Evawati Uly, S.Farm., Apt selaku Wakil Ketua Bidang Keuangan
5. Bapak Imran Nur, S.IP., M.Si selaku Ketua Bidang Kemahasiswaan Sekolah
6. Ibu Wahyuni Arif, S.ST., M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma IV
Bidan Pendidik.
7. Bapak/Ibu dosen beserta staff Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mega Buana
Terima kasih kepada segenap keluarga yang memberikan kasih sayang baik
secara moril maupun materil yang tak henti-hentinya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan penulisan hasil penelitian ini dan juga kepada teman-teman
kebersamaan kalian baik dalam suka maupun duka sejak awal pendidikan kita
dan bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya, dan tenaga kebidanan pada
khususnya. Segala kritik dan saran untuk perbaikan hasil penelitian ini penulis
terima dengan ucapan terima kasih. Semoga apa yang telah diberikan kepada
Penulis
Herawati
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Lampiran 1 …
Lampiran 2 …
Lampiran 3 ….
Lampiran 4 ….
Lampiran 5 ….
DAFTAR SINGKATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air Susu Ibu adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa
dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah payudara ibu,
sebagai makanan utama bagi bayi. ASI bukan minuman, namun ASI
berusia 6 bulan. ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan
bayi. Secara alamiah ASI dibekali enzim pencerna susu sehingga organ
pencernaan bayi bayi mudah mencerna dan menyerap gizi ASI. Sistem
pencernaan bayi usia dini belum memiliki enzim pencerna makanan, oleh
karena itu diberikan pada bayi ASI saja hingga usia 6 bulan, tanpa tambahan
asupan yang semata berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat.
merangsang rasa percaya diri pada bayi. Pemberian MP-ASI yang cukup
dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini. ASI
1
hanya memnuhi kebutuhan gizi bayi sebanyak 60% pada bayi 6-24 bulan.
Sisanya harus dipenuhi dengan makanan lain yang cukup jumlahnya dan baik
bayi saat berusia lebih dari 6 bulan karena bayi pada usia ini sudah
memiliki sistem imunitas yang cukup kuat untuk melindungi dari macam
penyakit dan sistem cerna yang lebih sempurna sehingga dapat mengurangi
risiko alergi terhadap makanan. Data dari Pusat Pengembangan Gizi dan
bulan.
kurang dari 6 bulan pada bayi saat ini dapat menyebabkan dampak negative
terhadap kesehatan bayi seperti bayi menjadi mudah terkena penyakit pada
makanan pendamping ASI dini berdasarkan riset yang dilakukan oleh pusat
bayi yang diberikan makanan tambahan pada usia < 6 bulan lebih banyak
yang terserang diare, batuk-pilek, dan panas ketimbang bayi yang diberikan
ASI saja. Semakin bertambahnya umur bayi, frekuensi terserang diare, batuk-
ASI eksklusif masih relatif rendah secara global, seperti di Sub Sahara Afrika
yaitu 35%.3 Data tahun 2018 di Indonesia cakupan pemberian ASI eksklusif
kurang dari 6 bulan yaitu 37,3%. Dari 34 provinsi, Provinsi Sulawesi Selatan
Berdasarkan data yang didapatkan pada tahun 2016 cakupan pemberian ASI
Soewondo, 2019).
bahwa jumlah bayi 0-6 bulan sepanjang tahun 2020 adalah 336 bayi, dan dari
Januari hingga Juli 2021 ada 244 bayi. Dari jumlah bayi 0-6 bulan tersebut
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
pada bayi kurang 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Makale, Kab. Tana
Toraja.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan
2. Manfaat Institusi
pelayanan KIA.
anak.
3. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
pemberian ASI. Mulai pemberian MP-ASI pada saat yang tepat sangat
(Joe, 2019).
asupan yang semata berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat.
Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting
fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang sangat pesat pada periode
2. Jenis-Jenis MP-ASI
(Hasdianah, 2014)
3. Susu Formula
Alasan medis tersebut dapat disebabkan oleh kondisi bayi atau kondisi
ibu. Pada beberapa kondisi ASI yang diperoleh bayi dari ibunya secara
bayi yang lahir dengan usia gestasi kurang dari 32 minggu, berat badan
kurang dari 1500 gram, atau bayi yang berisiko mengalami hipoglikemia,
waktu.
menjadi dua jenis yaitu susu formula awal dan susu formula lanjutan :
kebutuhan bayi hingga berusia enam bulan. Susu formula awal dibagi
Sebenarnya kedua macan susu formula awal ini dapat diberikan sejak
(tidak kurang atau lebih)dan juga lebih mudah dicerna dan tidak
lebih tinggi dari pada susu formula awal. Produk ini masih dapat
sebagai berikut:
lokal
g. Kandungan serat atau bahan lain yang suka dicerna dalam jumlah
yang sedikit.
5. Pemberian MP-ASI
kelompok, yaitu :
melalui plasenta. Setelah bayi lahir, makanan hanya didapat dari ibu
yaitu Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI harus dilakukan segera
setelah bayi lahir dalam waktu satu jam pertama. Sampai usia 6
semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh
kebutuhan zat gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. Hal ini
pilek lebih banyak ditemukan pada bayi yang tidak diberi ASI
Sistem kekebalan pada bayi diperoleh dari ibunya dan tetap ada
perhari 720 sampai dengan 960 ml, sedangkan jumlah ASI yang
durasi waktu yang tidak cukup, atau karena kondisi psikologis ibu,
lumat halus karena bayi sudah bisa mengunyah. Pada usia ini, bayi
bisa diberikan pada bayi antara lain, bubur susu yang cair terbuat
dari bahan tepung beras putih, tepung beras merah, kacang hijau, dan
pure.
yang ditambah air atau susu, pisang dan pepaya yang dilumatkan.
Berikan untuk pertama kali salah satu jenis MPASI, misalnya pisang
kuat, buah yang manis lebih disarankan seperti pepaya, pisang, jeruk
manis, pir, avokad, dan melon. Sayuran yang boleh diberikan adalah
sayuran lembut seperti wortel, brokoli, bayam, labu siam, dan tomat
(Selvia, 2017).
dan telur, sebaiknya diberikan pada saat usia bayi di atas 8 bulan.
dan jagung. Kacang- kacangan juga sudah boleh diberikan pada bayi,
seperti kacang merah, kacang polong, dan kacang hijau. Selain itu,
bayi juga sudah boleh diberikan produk olahan dari gandum, seperti
dapat diberikan bubur susu 1 kali, sari buah 2 kali. Umur 8 bulan
dapat diberikan bubur susu 1 kali, sari buah 1 kali dan nasi tim
saring 1 kali dan umur 9 bulan dapat diberikan bubur susu 1 kali, sari
buah 1 kali, nasi tim saring 1 kali dan ditambah telur 1 kali (Selvia,
2017).
keluarga. Di usia ini biasanya gigi bayi sudah mulai tumbuh dan
diberi makanan semi padat, seperti nasi tim. Makanannya juga sudah
gula. Biarkan bayi mencicipi rasa manis alami dari buah yang
mengandung gula sederhana. Pemberian gula pasir pada bayi bisa
tumbuh.
pada umur 10-11 bulan adalah bubur susu 2 kali sehari, sari buah 1
kali dan nasi tim saring 1 kali dan berikan telur 1 kali dan umur 12
bulan adalah bubur susu 1 kali, sari buah 1 kali dan nasi tim saring 2
Pada usia ini, bayi sudah bisa menyantap nasi lunak dengan lauk
daging olahan, seperti bakso, sosis, dan nugget, kecuali bila dibuat
empat bulan akan mengalami risiko gizi kurang lima kali lebih besar
kohort selama empat bulan melaporkan pemberian MP-ASI terlalu dini (<
air gula, susu formula dan makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan.
Pemberian makanan sebelum bayi berumur 6 bulan tidak dapat
Hal ini disebabkan sistem imun bayi berumur kurang dari 6 bulan belum
Belum lagi jika tidak disajikan secara higienis, hasil riset terakhir dari
eksklusif.
penyerapan zat besi dalam ASI, dan juga dapat menyebabkan diare
jika masukan dari diet bayi dapat meningkat drastis jika makanan
Selain itu, belum matangnya sistem kekebalan dari usus pada umur
2017).
diandalkan oleh orang tua saat pertama kali melahirkan anak karena
2). Perawat
3). Bidan
(Retnani, 2016).
air susu ibu eksklusif pasal 8 ayat 3 menyebutkan bahwa dalam hal di
dini terhadap bayi yang baru lahir kepada ibunya paling singkat
memberikan ASI.
menyusui selesai;
5). Membantu ayah menunjukkan perilaku bayi yang positif saat bayi
mencari payudara;
manajemen menyusui;
6). Memberikan ASI saja kepada bayi baru lahir kecuali ada indikasi
ibu;
24 jam;
merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang
baru lahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama
payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong
dalam 2 jam. Hal tersebut dapat menghindari bayi dari susu botol
2. Budaya/ Tradisi
a. Pengertian
dan lain sebagainya yang sesuai dengan apa yang dianut atau sering
Sosial Budaya terdiri dari dua kata, yang pertama definisi sosial,
dari kata Sans atau Bodhya yang artinya pikiran dan akal budi.
Budaya ialah segala hal yang dibuat oleh manusia berdasarkan pikiran
dan akal budinya yang mengandung cipta, rasa dan karsa. Dapat
norma, adat istiadat, kepercayaan dan berbagai ide lain yang menjadi
mungkin dapat berakibat pada timbulnya masalah gizi atau gizi salah
termasuk rawan gizi seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak-
anak serta orang lanjut usia, maka kondisi ini akan lebih rentan
tambahan sebelum usia enam bulan seperti bayi diberi susu kental
agar cepat gemuk, bayi diberi air tajin sebagai pengganti susu dan
bayi harus diberi pisang atau nasi agar tidak kelaparan. Kurangnya
menggantinya dengan madu atau air kelapa muda. Selain itu juga
salah satu symbol bagi kehidupan tingkat sosial yang lebih tinggi,
2012).
yang dianggapnya itu karena lapar serta pengaruh orang tua yang zaman
pada umumnya adalah makanan instan seperti bubur beras merah dari
hasil pabrik, pisang, nasi yang dilumat, susu formula, madu (Liza Hesti
Utami, 2010).
1). Bayi sudah diberi nasi yang dicampur dengan pisang sebelum
5). Pemberian MP-ASI Dini oleh ibu juga dipengaruhi oleh faktor
hari. Selain itu, pemberian pisang kerok, bubur halus, dan madu
Utami, 2010).
atau informasi yang baru dan tetap kokoh dengan kebudayaan yang
3. Status Ekonomi
Faktor ekonomi yang berpengaruh terhadap pemberian makanan
pentingnya pemberian ASI yang tepat serta kondisi tubuh dan asupan gizi
ibu yang kurang yang akhirnya mengkhawatirkan ibu jika hanya diberikan
C. Kerangka Konsep
Pemberian MP-
Budaya/ Tradisi ASI Sebelum
Usia 6 bulan
Status Ekonomi
Keterangan :
= Variabel Dependen
= Variabel Independen
D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan kesimpulan teoritis dari hasil studi pustaka untuk
dugaan atau jawaban sementara atas pertanyaan yang ada, mungkin salah atau
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
sectional study yaitu dimana data yang menyangkut variabel bebas (variabel
1. Lokasi Penelitian
Toraja.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Juli 2021.
1. Populasi
2. Sampel
lebih dari 100 maka sampel yang diambil 10-30 %, dan apabila jumlah
kurang dari 100 maka sampel yang diambil 30-50 % dari jumlah populasi
penelitian ini sebesar 244 bayi, maka besar sampel dalam penelitian ini
n = 30% x N
= 30/100 x 244
= 73,2
Keterangan :
N : Jumlah populasi
n : Jumlah sampel
dilakukan.
D. Instrumen Penelitian
wawancara.
E. Pengumpulan Data
1. Data Primer
data primer berupa lembar kuisioner wawancara yang telah dibuat oleh
2. Data Sekunder
1. Pengolahan Data
Menurut Hidayat (2009), data yang telah dikumpulkan secara
a. Editing
b. Coding
terakhir.
c. Transfering
komputer. Data yang telah diberi kode di susun secara berurutan dari
d. Tabulating
Pada tahap ini peneliti mengelompokkan data berdasarkan
kategori yang telah dibuat pada variabel dan sub variabel yang di ukur
menghitung nilai total pda setiap kolom dari tabel da data hasil
penelitian.
2. Penyajian Data
G. Analisis Data
komputer SPSS. Adapun jenis analisis yang dilakukan terdiri atas dua jenis,
yaitu :
1. Analisis univariat
2. Analisis bivariat
adalah Uji Chi Square untuk tingkat kemaknaan sebesar ,05. Hipotesis
H. Etika Penelitian
Lembaran persetujuan ini diberikan kepada ibu bayi umur 0-6 Bulan di
penelitian.
diperlukan sebelumnya
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi, akan dijamin peneliti dan hanya kelompok data