Anda di halaman 1dari 23

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

MAKALAH
PENGUKURAN NILAI DALAM PENDIDIKAN

LELY AMELIAH SADRI (1971040042)

INDAH RICO (1971040065)

IMAM DEDIKASI MALIK NUR (1971041067)

KELAS D

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Pengukuran Nilai dalam Pendidikan ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Psikologi Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang pengukuran dan penilaian dalam pendidikan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Eva Meizara P. D, S.Psi., M.SI,


Psikolog selaku dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Makassar, 26 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Judul..................................................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Hakikat Pengukuran dan Penilaian..................................................3
B. Fungsi Penilaian dan Evaluasi..........................................................4
C. Penilaian sebagai Bagian Integral dari Pengajaran..........................8
D. Tes Sebagai Alat Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar..............10
E. Alat Pengukuran dan Penilaian Nontes............................................12
F. Standar Penilaian Pendidik...............................................................14
G. Standar Penilaian Pendidikan pada Kurikulum 2013......................17
BAB III PENUTUP..........................................................................................19
A. Kesimpulan......................................................................................19
B. Saran.................................................................................................19

Daftar Pustaka...................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penilaian adalah sebuah proses yang terus-menerus, bukan sekedar memberi


ujian atau menentukan grade. Penilaian adalah sesuatu yang harus dilakukan guru
untuk mengetahui muridnya sudah belajar dengan baik atau belum. Penilaian bisa
beupa memberi pertanyaan kepada murid, memonitor murid sambil berkeliling
kelas saat pelajaran berlangsung, atau memerhatikan wajah dari muridnya apa
bingung atau sudah mengerti.

Istilah “pengukuran” (measurement) dan “evaluasi atau penilaian”


(evaluation) mengandung pengertian yang berbeda. Pengukuran berupa suatu
deskriptif kuantitatif maupun kualitatif tentang keadaan suatu hal sebagaimana
adanya berupa perilaku yang nampak pada seseorang, atau prestasi yang diberikan
oleh seorang siswa. Pengukuran dapat tercakup dalam evaluasi belajar, tetapi
evaluasi belajar bukan hanya terbatas pada hasil pengukuran. Dengan kata lain,
evaluasi belajar memiliki makna yang lebih luas daripada pengukuran

Program evaluasi dirancang untuk mendapatkan informasi tentang produk


yang dihasilkan oleh masing-masing siswa serta kesukaran yang dialami masing-
masing siswa selama proses belajar-mengajar berlangsung. Kadar formalitas
evaluasi belajar tergantung dari taraf kesadaran siswa dan guru pada saat diadakan
evaluasi, juga dari taraf perencanaan serta ketelitian dalam penggunaan alat
evaluasi.

Dalam rangka pembahasan evaluasi belajar di sekolah, maka perlu diketahui


hakikat pengukuran dan penilaian, fungsi penilaian dan evaluasi, penilaian sebagai
bagian integral dari pengajaran, tes sebagai alat pengukuran dan penilaian hasil
belajar, alat pengukuran dan penilaian nontes, standar penilaian pendidi, dan
standar penilaian pada kurikulum 2013. Dimana, semua itu akan dibahasa dalam
makalah ini.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1. Bagaimana hakikat pengukuran dan penilaian?
2. Apa fungsi penilaian dan evaluasi?
3. Bagaimana penilaian sebagai bagian integral dalam pengajaran?
4. Bagaimana tes sebagai alat pengukuran dan penilaian hasil belajar?
5. Apa saja alat pengukuran dan penilaian nontes?
6. Apa standar penilaian pendidik?
7. Bagaimana standar penilaian pendidikan pada kurikulum 2013?

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui hakikat pengukuran dan penilaian.
2. Mengetahui fungsi pengukuran dan penilaian.
3. Mengetahui penilaian sebagai bagian integral dalam pengajaran.
4. Mengetahui tes sebagai alat pengukuran dan penilaian hasil belajar.
5. Mengetahui alat pengukuran dan penilaian nontes.
6. Mengetahui standar penilaian pendidik.
7. Mengetahui standar penilaian pendidikan pada kurikulum 2013.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pengukuran dan Penilaian

Pengukuran dan penilaian atau yang dapat juga disebut dengan istilah
asesmen merupakan proses yang dilakukan dalam kegiatan secara sistematis
dalam rangka mengumpulkan informasi tentang perkembangan peserta didik dan
kemajuan belajar yang dicapainya.

1. Pengukuran

Pengukuran atau measurement berkaitan dengan proses yang menjadi


dasar untuk menentukan dan menjelaskan atribut dari suatu objek. Dalam
melakukan pengukuran diperlukan suatu instrument standar dalam
menetukan nilai suatu objek. Penentuan hal tersebut, dilakukan dengan
menggunakan skor, rangking atau rating. Dengan demikian, pengukuran
merupakan kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan seperangkat
aturan untuk menjelaskan suatu peristiwa atau suatu karakteristik dengan
menggunakan angka. Instrument atau alat yang standar berarti bahwa
instrument tersebut yang telah teruji ketepatan dalam mengukur suatu objek
dan diakui sebagai alat ukur resmi.

2. Penilaian

Penilaian atau evaluation merupakan kegiatan yang bersifat rumit karena


penilaian berkaitan dengan value. Dalam melakukan penilaian secara
lansung, akan melibatkan kegiatan dalam mempertimbangkan tentang objek
yang sedang dinilai. Oleh karena itu, penilaian memerlukan iinformasi
tentang objek yang dinilai, tujuan melakukan penilaian, prosedur dan standar
penilaian. Hasil penilaian akan memberikan informasi tentang kualitas objek
yang dinilai. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penilaian
merupakan kegiatan yang dilakukan dalam membandingkan hasil
pengukuran dengan kriteria tertentu.

3
3. Asesmen

Asesmen merupakan proses yang dilakukan dalam kegiatan sistematis


dalam rangka mengumpulkan informasi tentang sesuatu. Dalam kegiatan
asesmen, terkandung kegiatan mengukur dan menilai, sehingga asesmen
merupakan istilah yang mengandung arti yang luas. Asesmen lebih sering
dihubungkan dengan pencapaian tujuan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan
jalan mengukur kemajuan-kemajuan yang telah dicapai.

B. Fungsi Penilaian dan Evaluasi

Guru perlu paham mengenai seluk beluk penilaian dan evaluasi bagi pelajar
dalam menjalankan profesinya.Karena penilaian adalah hal yang penting dalam
pembelajaran.Kegiatan ini merupakan salah satu dari empat tugas pokok
guru,yaitu 1) merencanakan, 2) melaksanakan, 3) menilai keberhasilan
pengajaran, serta 4) memberikan bimbingan.

Penilaian bagi siswa berfungsi sebagai:

1. Alat untuk mengukur tercapai atau tidak tujuan instruksional.Fungsi


penilaian ini mengacu pada tujuan-tujuan instruksional.
2. Umpan balik dalam perbaikan proses belajar-mengajar,perbaikan yang
mungkin di lakukan dalam hal tujuan instruksional,kegiatan belajar
siswa,strategi belajar dan mengajar guru,dan lain-lain.
3. Dasar dalam menyusun raport atau laporan kemajuan siswa kepada orang
tuanya.Dalam laporan tersebut terdapat nilai kecapakan belajar sisw dan
beberapa nilai prestasi-prestasi lainnya.

Sementara fungsi evaluasi terdiri atas dua fungsi,yakni fungsi evaluasi hasil
belajar dan fungsi evaluasi program pengajaran. Fungsi evaluasi hasil belajar
terdiri dari beberapa jenis antara lain sebagai berikut:

4
1. Fungsi Formatif

Evaluasi yang dilakukan selama proses pembelajaran sedang berlangsung


dapat memberikan informasi berupa umpan balik,baik bagi siswa dan
guru.Guru dapat memakai umpan balik tersebut sebagai perbaikan titik
kelemahan atau kekurangan pembelajaran yang telah dilaksanakan.Bagi
siswa, umpan balik yang diterima dapat memberikan informasi kompetensi
dasar dan standar kompetensi yang telah dicapainya.

2. Fungsi Sumatif

Tes sumatif biasanya dilakukan pada akhir program pengajaran,misalnya


pada akhir kuartal,akhir semester,atau akhir tahun pengajaran. Hasilnya akan
diketahui sampai mana pengetahuan siswa serta keterampilan dan sikap yang
telah siswa capai.Dari sini suatu keputusan dapat diambil,misalnya naik atau
tidak naik kelas,lulus atau tidak lulus.

3. Fungsi Diagnostik

Evaluasi juga dapat digunakan untuk mengungkap kesulitan-kesulitan


yang dialami siswa saat proses belajar.Proses ini biasanya terjadi saat awal
ataupun akhir (PBM) Proses Belajar Mengajar.Dengan demikian jika guru
mengetahui kesulitan siswa,guru dapa memberikan program perbaikan
(remedial) kepada siswanya agar dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Disamping mengungkap kesulitan siswa,evaluasi juga dapat
dipakai untuk mengungkap penguasaan pengetahuan dan keterampilan
sebagai prasyarat untuk materi berikutnya atau yang disebut sebagai pretest.

4. Fungsi Seleksi

Evaluasi dapat digunakan untuk menyeleksi siswa yang akan diterima


dalan suatu jenjang pendidikan untuk disesuaikan dengan ruangan,tempat
duduk atau fasilitas lain yang tersedia. Prediksi keberhasilan sesuatu program
akan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan evaluasi pemilihan bakat.Evaluasi

5
juga dapat di pakai untuk mengelompokkan siswa yang memiliki
kemampuan di salah satu program belajar mengajar tertentu.

5. Fungsi Motivasi

Dapat dibayangkan jika siswa mengetahui bahwa tidak ada evaluasi yang
dilakukan guru saat mengajar.maka siswa akan malas-malasan dan tidak
semangat dalam belajar.Maka peran evaluasi hadir adalah untuk
menumbuhkan keinginan siswa untuk belajar lebih giat dan semangat.

Fungsi evaluasi program pengajaran dapat dikategorikan dalam beberapa jenis


antara lain:

a. Laporan untuk Orangtua dan Siswa

Penilaian yang diselenggarakan oleh sekolah harus dilaporkan kepada


lembaga, orangtua siswa maupun guru sendiri.Bagi siswa penilaian memiliki
kegunaan untuk:

1. Mengetahui apakah siswa sudah menguasai materi yang diberikan


oleh guru;
2. Mengetahui pelajaran apa yang belum dikuasai sehingga siswa
dapat mempelajarinya dengan seefektif mungkin;
3. Sebagai penguatan bagi siswa yang sudah menguasai bahan ajar
agar lebih giat daan semangat belajar.

b. Laporan Untuk Sekolah

Laporan tidak hanya dalam bentuk angka tetapi juga narasi,yaitu deskripsi
tentang karakteristik siswa secara umum serta yang spesifik dan unik.Dalam
pelaksanaannya,pelaporan untuk sekolah lebih berorientasi dalam membangun
penguatan siswa dalam hal:

6
1. Mengadakan Perbaikan Nilai (Remedial)

Remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran,wali kelas,dan guru


lain yang memiliki kemampuan untuk memberikan remedy serta yang
mengetahui kekurangan siswa.Remedi diberikan kepada siswa untuk
memperbaiki nilai bagi yang belum memenuhi kriteria ketuntasan
belajar.Kegiatannya dapat berupa tatap muka dengan guru lalu
kemudia mengerjakan tugas yang ingin di remedialkan.

2. Pengayaan

Pengayaan ini dilakukan bagi siswa yang memenuhi kriteria


ketuntasan belajar dan menguasai materi dengan lebih cepat.Salah satu
kegiatan pengayaan yaitu memberikan materi tambahan,latihan
tambahan,atau tugas individu agar dapat memperkaya kompetensi yang
telah dicapai siswa.Hasil penilaian pengayaan dapat menambah nilai
siswa pada mata pelajaran yang bersangkutan.

3. Perbaikan Pembelajaran

Guru dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan program


dan kegiatan pembelajaran.Oleh karena itu,program yang sudah
dirancang,strategi pembelajaran yang sudah disiapkan dan bahan yang
disiapkan perlu dievaluasi,direvisi,atau diganti bilamana ternyata tidak
efektif membantu siswa dalam mencapai penguasaan kompetensi.

4. Penilaian Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah

Hasil dari penilaian guru terhadap siswa dpat menjadi acuan kepala
sekolah untuk menilai kinerja guru.Dengan melihat hasil penilaian
guru,kepala sekolah dapat melakukan pembinaan serta penguatan
kemampuan guru dengan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan serta
menggalakkan kegiatan MGMP dan KKG di sekolah.

7
c. Laporan untuk Masyarakat

Laporan kepada masyarakat befungsi sebagai akuntabilitas publik terhadap


kurikulum yang sedang dijalankan. Laporan untuk masyarakat merupakan
sarana komunikasi dan kerja sama antara sekolah,orangtua,dan masyarakat
yang sangat bermanfaat baik bagi kemajuan belajar siswa dan pengembangan
sekolah.Oleh karena itu, Pelaporan hasil belajar hendaknya:

1. Merinci hasil belajar siswa berdasarkan kriteria yang telah


ditentukan dan dikaitkan dengan penilaian yang berrmanfaat bagi
pengembangan siswa
2. Memberikan informasi yang jelas,komprehensif dan akurat
mengenai perkembangan hasil belajar
3. Memberi jaminan kepada orangtua mendapatkan informasi
secepatnya jika anaknya mempunyai masalah dalam belajar.

C. Penilaian sebagai Bagian Integral dari Pengajaran

Standars for teacher competence in educational assessment, yang


dikembangkan bersama-sama pada awal 1900-an oleh American Federation of
Teachers, National Council on Measurement in Education, dan National
Education Association, mendeskripsikan tanggung jawab guru atas penilaian
murid dalam tiga kerangka:

1. Penilaian pra –instruksi; Penilaian ini biasa disebut observasi informal,


dimana guru dapat mengamati siswanya pada awal sekolah terhadap
karakteristik dan perilaku siswanya
2. Penilaian selama instruksi; Penilaian ini biasa disebut penilaian formatif
adalah penilain selama jalannya pelajaran atau instruksi, bukan setelah
pelajaran selesai.
3. Penilaian Pasca-instruksi; Penilaian ini biasa disebut penilaian sumatif
(atau penilaian formal) adalah penilaian setelah instruksi selesai, dengan
tujuan mencatat kinerja murid

8
PRA- INSTRUKSI SELAMA INSTRUKSI PASCA-INSTRUKSI
Apakah murid saya
Berapa banyak materi
memiliki pra syarat Apakah murid saya
yang telah dipelajari
pengetahuan dan memerhatikan saya?
murid saya?
keahlian untuk sukses?
Apakah murid saya
Apa yang akan menarik Apa yang harus saya
memahami materi
bagi murid saya? lakukan selanjutnya?
pelajaran?
Apakah saya perlu
Kepada murid mana
Apa yang akan mengulas hal-hal yang
pertanyaan harus saya
memotivasi murid saya? tidak dipahami kelas
ajukan?
saya?
Berapa lama saya harus
Apa tipe pertanyaan yang Berapa grade yang mesti
mengajarkan masing-
harus saya ajukan? saya beri?
masing unit materi?
Apa strategi pengajaran Bagaimana saya harus Apa yang harus saya
yang mesti saya menjawab pertanyaan beritahukan kepada
gunakan? murid? murid?
Kapan saya harus Bagaimana saya bisa
Bagaimana saya harus
berhenti menyampaikan mengubah pengajaran
menilai murid?
pelajaran? nanti?
Apakah nilai tes benar-
Apa tipe pembelajaran
Siapa murid yang butuh benar merefleksikan
kelompok yang harus
bantuan tambahan? pengetahuan dan
saya gunakan?
kemampuan muird?
Apa sasaran atau tujuan Murid mana yang mesti Apakah ada yang salah
pembelajaran saya? dibiarkan sendiri? dipahami oleh murid?

D. Tes Sebagai Alat Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar

9
Tes merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam mengukur
kemajuan belajar peserta didik. Hasil yang diperoleh anak dalam tes tidak akan
berarti apabila tidak dibandingkan dengan sesuatu yang dapat menjelaskan makna
nilai tersebut. Pada hakikatnya ada dua cara yang dapat dilakukan dalam
membandingkan nilai yang diperoleh peserta didik setelah ia mengikuti tes hsil
belajar: (1) refenced evaluation atau penilaian acuan norma (PAN); dan (2)
criterion-refrence ecaluation atau penilaian acuan patokan (PAP).

1. Penilaian Acuan Norma

Dalam penilaian acuan norma (PAN), skor yang diperoleh oleh peserta
tes dibandingkan dengan skor peserta tes lainnya. Dengan membandingkan
skor tersebut dengan skor peserta tes lainnya, maka dapat ditetapkan apakah
skor tersebut berada di atas atau di bawah skor rata-rata. Norma yang
digunakan dalam PAN dapat bersifat terbatas berdasarkan kelompok tempat
siswa berada.

PAN memiliki kelemahan karena tidak dapat memberikan gambaran


tentang kemampuan actual siswa. Hal ini karena posisi skor siswa dapat
berubah menjadi lebih baik atau menjadi kurang baik misalnya, seorang
siswa yang memiliki skor dengan posisi 25% skor teratas di sekolah, maka
setelah dibandingkan dengan skor siswa-siswa lainnya di daerahnya berubah
menjadi 15% skor teratas dan akan menjadi lebih baik apabila dibandingkan
dengan skor siswa secara nasional.

2. Penilaian Acuan Patokan

Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah cara penilaian yang


membandingkan skor tes siswa dengan standar yang telah ditetapkan.
Standar tersebut adalah pencapaian tujuan pembelajaran secara spesifik. Oleh
sebab itu, PAP memberikan informasi yang jelas tentang kemampuan siswa
secara actual. Bagian mana dari tujuan pembelajaran yang dapat dicapainya
dan bagian mana yang belum dikuasainya. Misalnya, tes yang dikembangkan
bertujuan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap operasi matematika,

10
dibuatlah tes sebanyak misalnya 20 soal yang bervariasi, maka skor tertinggi
adalah 20, dan standar kelulusan adalah skor 17. Jika ada siswa yang tidak
dapat mencapai skor 17, maka ia tidak lulus.

PAP memiliki kelemahan karena apabila skor siswa 16, maka pada
hakikatnya tidak terdapat perbedaan kemampuan yang berarti antara siswa
tersebut dengan siswa yang memperoleh sor 17, akan tetapi tidak lulus.
Dengan demikian posisinya sama dengan siswa yang hanya mencapai skor
10. Oleh karena itu, PAP sebaiknya tidak digunakan dalam setiap dalam
setiap penilaian karena dapat merugikan siswa. PAP akan lebih efektif
apabila digunakan dalam penilaian formatif karena penilaian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat pencapaian actual siswa dalam menyelesaikan
tugas-tugas yang perlu dilakukannya selama proses belajar berlamgsung.

3. Pengolahan Skor Tes

Tes hasil belajar tidak akan mengandung makna apabila skor tersebut
tidak diletakkan ke dalam konteks yang tepat dan dibandingkan dengan
individu lainnya yang termasuk ke dalam kelompok peserta tes. Oleh sebab
itu, perlu dilakukan kegiatan untuk mengolah skor tes sehingga skor tersebut
dapat dimaknai. Pengolahan skor tes dilakukan dengan beberapa langkah :

 Menentukan distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi adalah proses


yang dilakukan untuk mengetahui berapa jumlah orang yang
memperoleh skor tertentu.
 Menentukan mean, median, dan standar deviasi. Mean merupakan
rata-rata skor tes yang diperoleh dari menambahkan skor tes dan
dibagi dengan jumlah siswa. Median adalah skor yang berada di
tengah-tengah distribusi frekuensi. Standar Deviasi adalah indeks
tentang penyebarn skor di sekitar mean.
 Menggunakan Standar Deviasi untuk menginterpretasikan skor tes.
E. Alat Pengukuran dan Penilaian Nontes

11
Melakukan pengukuran dan penilaian non tes adalah salah satu cara yang
dilakukan dengan proses kualitatif. Jenis proses penilaian ini lebih tepat
digunakan untuk mengetahui kemajuan perkembangan anak dalam bidang-bidang
tertentu.

1. Observasi

Observasi dilaksanakan berdasarkan pedoman observasi yang


dikembangkan berdsarkan teori-teori yang berkitan dengan objek yang akan
diobservasi. Sebelum melakukan observasi, observer perlumenguasai
kemampuan-kemampuan berikut ini :

 Kemampuan dalam mengevaluasi data secara objektif


 Kemampuan dalam menentukan wktu observasi
 Kemampuan untuk mencatat data secara detail
 Kemampuan berkomunikasi
 Percaya diri pada waktu memulai observasi dan dalam proses
observasi
 Kemampuan interpersonal yang baik
 Memahami objek yang diobservasi dengan baik
 Memahami cara-cara melakukan observasi
 Kemampuan dalam mendengarkan
 Kematangan pribadi
 Objektif
 Sabar
 Sensitive dalam menghadapi perubahan situasi yang berkembang
selama observasi
 Kemampuan mengatur waktu
 Memahami tujuan observasi
 Kemampuan untuk menghindari hal-hal yang akan menghambat
pelaksanaan observasi.
2. Rating Scale

12
Rating scale digunakan sebagai alat pencatat selama melakukan
pengamatan terhadap kegiatan observasi. Rating scale merupakan alat yang
dikembangkan berdasarkan sejumlah skor dengan kriteria tertentu untk
mengukur kualitas perkembangan siswa, baik di bidang akademik maupun
nonakademik. Aspek-aspek yang dapat diukur dengan menggunakan rating
scale, antara lain adalah sebagai berikut:

 Pemahaman terhadap apa yang didengar


 Kemampuan memahami perintah
 Kemampuan mengikuti diskusi di dalam kelas
 Kemampuan mengingat informasi yang diberikan secara lisan
 Kempuan berbahasa lisan, yaitu kemapuan dalam berekspresi secara
lisan dengan menggunakan kosa kata yang sesuai
 Perilaku sosial
 Hubungan interpersonal, seperti cara menyapa, cara meminjam
dan mengembalikan barang yang dipinjam
 Perilaku selama di sekolah terhadap tugas-tugas sekolah
 Perilaku selama di rumah
3. Check List

Check list berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang dapat mewakili


perilaku yang mungkin ditampilkan siswa. Misalnya perilaku dalam belajar,
perilaku dalam berteman, kemampuan dalam menyelesaian tugas,
kemampuan dalam mengikuti kegiatan diskusi dan kegiatan lainnya. Check
list dapat digunakan untuk berbagai tujuan dalam berbagai bidang.

4. Anecdotal Record

Anecdotal record merupakan catatan tentang peristiwa-peristiwa khusus


yang dilakukan anak sehingga peristiwa tersebut perlu direkam untuk
melengkapi dokumen yang diperlukan dalam menilai perkembangan anak.

5. Studi Kasus

13
Studi kasus merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan dalam
asesmen. Misalnya hal-hal yang berkaitan dengan riwayat perkembangan
akademik atau perkembangan dan pertumbuhan seorang anak yang telah
direkam dalam berbagai bentuk dokumen, seperti: umur berapa anak dapat
berjalan, berlari, apakah ada kesulitan dalam tumbuh kembang anak tersebut,
dan lain-lain.

6. Analisis terhadap Sampel Kinerja

Analisis terhadap sampel kinerja (work sample analysis) yang salah satu
diantaranya adalah portofolio dapat digunakan sebagai bahan dalam
melakukan asesmen. Portofolio berisi kumpulan dari sampel kinerja anak di
berbagai bidang. Dari dokumen yang telah dikemas, dapat diketahui
kelemahan dan kekuatan anak.

F. Standar Penilaian Pendidik

Standar penilaian pendidik adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan


dengan mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian mencapai level mutu
tinggi jika penilaian menghasilkan informasi yang reliable, valid, dan berguna
tentang kinerja murid. Penilaian bermutu tinggi juga harus adil. Validitas dan
reliabilitas akan memengaruhi konsistensi dan akurasi dari inferensi atau
kesimpulan guru yang diambil dari informasi penilaian muridnya.

1. Validitas

Validitas adalah sejauh mana penilaian mengukur apa-apa yang hendak


diukur, validitas juga mencakup seberapa akurat dan bergunakah inferensi
guru tentang penilaian tersebut. Validitas memerlukan penggunaan jenis
infromasi yang benar untuk membuat keputusan tentang murid, dan untuk
menilai apakah penilaian tersebut sudah cukup representative dan adil.

14
Strategi penting untuk validitas di dalam penilaian kelas adalah secara
sistematis mengaitkan target pembelajaran, isi, instruksi, dan penilaian.
Upaya menghubungkan instruksi dan penilaian di kelas telah memunculkan
kensep validitas instruksional yaitu sejauh mana penilaian merupakan sampel
yang reasonable dari apa yang sebenarnya terjadi di kelas.

2. Reliabilitas

Reliabilitas dapat didefinisikan sebagai sejauh mana sebuah tes


menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direproduksi. Nilai yang
reliable adalah nilai yang stabil, dependable, dan relatif bebas dari kesalahan
pengukuran. Konsitensi tergantung pada situasi dalam pelaksanaan tes dan
faktormurid yang bervariasi dari satu tes ke tes lainnya. Jadi penilaian yang
reliable tidak selalu valid. Reliabilitas akan berkurang akibat kesalahan
dalam pengukuran. Murid mungkin mempunyai pengetahuan dan keahlian
yang cukup tetapi tidak bisa mengerjakan tes secara konsisten pada beberapa
tes dikarenakan beberapa faktor yaitu, Faktor internal antara lain kesehatan,
motivasi, dan kecemasan sedangkan Faktor eksternal antara lain petunjuk
guru yang kurang jelas, soal yang ambigu, sampel informasi yang buruk, dan
penilaian jawaban murid yang tidak efisien.

3. Keadilan

Penilaian kelas yang bermutu tinggi bukan hanya valid dan reliable,
tetapi juga adil (fair). Penilaian dikatakan fair apabila semua murid
mendapat kesempatan yang sama untuk belajar dan menunjukkan
kemampuan dan pengetahuan mereka. Penilaian adalah adil jika guru
membuat target pembelajaran yang tepat, memberi pelajaran dan materi yang
baik untuk mencapai target tersebut, dan menggunakan penilaian yang
merefleksikan target, isi materi, dan instruksi. Bias penilaian terjadi jika ada
penilaian yang menyinggung atau memojokkan dan hukuman yag tidak adil.
Sebuah penilaian dikatakan bias jika penilaian itu bersifat ofensif terhadap
satu kelompok murid. Ini terjadi ketika stereotip negatif dari kelompok

15
tertentu dimasukkan dalam tes. Sebuah penilaian mungkin juga bersifat bias
jika penilaian itu secara tidak adil menyinggung latar belakang seorang
murid, seperti etnis, status sosioekonomi, gender, agama, ketidakmampuan
(cacat), dan sebagainya.

Adapun kegiatan penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan


menengah terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar
oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah.

a. Penilaian oleh Pendidik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau proses


dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian hasil belajar oleh pendidik
dilakukan secara berkesinambungan dan mencakup seluruh aspek pada diri
peserta didik, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran pendidikan jasmani.

b. Penilaian oleh Satuan Pendidikan

Penilaian oleh satuan pendidikan merupakan penilaian akhir pada tingkat


satuan pendidikan yang bertujuan untuk menilai pencapaian SKL. Penilaian
kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani didasarkan pada hasil ujian
sekolah dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik. Penilaian
oleh satuan pendidikan digunakan sebagai: (a) salah satu syarat kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan, (b) dasar untuk meningkatkan kinerja
pendidik, dan (c) dasar untuk mengevaluasi pelaksanaan kurikulum tingkat
satuan pendidikan.

c. Penilaian oleh Pemerintah

16
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk ujian
nasional (UN) untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik secr
nasional pada mata pelajaran tertentu.

G. Standar Penilaian Pendidikan pada Kurikulum 2013

Berdasarkan lampiran Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tantang Standar


Penilaian yang dilakukan secara komperhensif untuk menilai, mulai dari proses
hingga keluar (output) pembelajaran. Penilaian autentik mencakup ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.

1. Macam-Macam Penilaian

Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme,


prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian dalam
kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian Pendidikan. Standar penilaian bertujuan untuk
menjamin (1) perencanaan penilaian pserta didik sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, (2) pelaksanaan
penilaian peserta didik secara professional, terbuka, edukatif, efektif, efisien,
dan sesuai dengan konteks social budaya, (3) pelaporan hasil penilaian
peserta didik secara objektif, akuntabel, dan inofatif. Penilaian pendidikan
sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian
diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu
tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

2. Model Penialaian

17
a. Penilaian Aspek Sikap

Dalam ranah sikap terdapat lima jenjang proses berfikir, yakni (1)
menerima dan memperhatikan, (2) merespon / menanggapi, (3) menilai /
menghargai, (4) mengorganisasikan / mengelola, (5) berkarakter.
Penilaian sikap dilakukan melalui kegiatan observasi, penilaian diri,
penilaian antarteman, dan jurnal.

b. Penilaian Aspek Pengetahuan

Teknik kompetensi pengetahuan atau kognitif adalah penilaian yang


dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian atau penugasan
peserta didik dalam aspek pengetahuan yang meliputi ingatan/hafalan,
pemahaman, penerapan/aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam
kurikulum 2013 kompetensi pengetahuan menjadi kompetensi inti
dengan kode kompetensi inti 3 (KI 3). KI 3 yaitu: Memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah. Jenis penilaian dalam aspek
pengetahuan dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan penugasan/proyek.

d. Penilaian Aspek Psikomotorik dan Keterampilan

Guru menilai kompetensi keterampilan melalui penialaian berupa (1)


kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan
suatu kompetensi tertentu menggunakan tes praktik (ujuk kerja) dengan
menggunakan instrument lembar pengamatan, (2) proyek, dengan
menggunakan intrumen lembar penilaian dokumen laporan proyek, (3)
penilaian portofolio, dengan menggunakan intrumen lembar penilaian
produk dengan menggunakan intrumen lembar penilaian produk.
Biasanya guru mengguanakan cek list atau skala penilaian.

BAB III

18
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengukuran dan penilaian atau yang dapat juga disebut dengan istilah
asesmen merupakan proses yang dilakukan dalam kegiatan secara sistematis
dalam rangka mengumpulkan informasi tentang perkembangan peserta didik dan
kemajuan belajar yang dicapainya. Pengukuran memiliki arti proses
membandingkan sesuatu dengan satu ukuran tertentu dn bersifat kuantitatif.
Sedangkan penilaian merupakan kegiatan pengambilan suatu keputusan terhadap
sesuatu dengan ukuran baik buruk dan penilainan lainnya yang bersifat kualtatif.

Pengukuran dan penilaian memiliki asas-asas tertentu, memiliki syarat alat


ukur untuk pengukuran dan penilaian, juga mempunyai jenis dan macam yang
berbeda-beda sesuai dengan tujuan dari pengukuran dan penilaian tersebut.

B. Saran

Sebaiknya sistem penilaian yang baik untuk meningkatkan kualitas


pendidikan. Sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan gambaran
tentang kualitas pembelajaran sehingga mampu membantu guru dalam
merencanakan strategi pembelajaran. Bagi siswa sendiri, system pembelajaran
yang baik akan mampu memberika motivasi untuk selalu meningkatkan
kemampuannya.

DAFTAR PUSTAKA

19
Winkel, W. S. (2014). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : SKETSA.

Jumaris, M. (2015). Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Bogor : Ghalia


Indonesia

Suyanto., & Jihad, A. (2013). Menjadi Guru Profesional. Indonesia : Erlangga.

Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru). Ciputat : Gaung


Persada (GP) Press.

Santrock, J. W. (2008). Psikologi Pendidikan (ed. 2). (T. Wibowo, penerj.).


Jakarta : Perdana Media Group.

Salamah, U. (2018). Penjaminan Mutu Penilaian Pendidikan. Jurnal Evaluasi.


2(1) : 274-293.

Umar, J. (2015). Peran Pengukuran dan Analisis Statistika dalam Penelitian


Psikologi. Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia. 4(1) : 17-
28.

20

Anda mungkin juga menyukai