Anda di halaman 1dari 10

ANALISA KEPRIBADIAN

CHAIRUL TANJUNG
MENURUT TEORI
Mata Kuliah:Psikologi Kepribadian

DosenPengampu: Nani Barorah Nasution, S.Psi., MA., P.h.D

DISUSUN OLEH :

Nama : Lidya Munawarah Siregar


Nim : 1193151026
Kelas : PPB/BK Reguler C

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum  Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji dan syukur Saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya sehingga Saya masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan
Makalah Mini Riset ini tepat pada waktunya.  Makalah ini saya buat guna memenuhi
penyelesaian tugas  pada mata kuliah Psikologi Kepribadian, semoga Makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengatahuan bagi para pembaca.
Dalam penulisan  makalah ini, Saya tentu saja tidak dapat menyelesaikannya
sendiri tanpa bantuan daripihak lain. Oleh karena itu, Saya mengucapkan terimakasih
kepada Pihak–pihak yang telah membantu Saya.
1. Ibu Nani Barorah Nasution, S.Psi., MA., P.h.D
2. Teman-Teman Sekalian
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, Saya dengan segala kerendahan hati meminta maaf
dan mengharapkan kritik serta saran  yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan kedepannya. Akhir kata Saya mengucapkan selamat membaca dan
semoga dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.

                                                                                                   Medan, 10 Mei 2020


Lidya Munawarah Siregar
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
A. Biografi Tokoh
B. Perilaku/ Kehidupan Tokoh
C. Sepak Terjang di Dunia yang di Geluti
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori Kepribadian Menurut Tokoh
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Perilaku Tokoh yang Melatarbelakangi Sikap/Sifatnya
BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
A. Biografi Tokoh ( Chairul Tanjung)

Nama : Chairul Tanjung


Lahir : Jakarta, 16 Juni 1962
Orang Tua : Abdul Gafar Tanjung (ayah) Halimah (ibu)
Istri : Anita Ratnasari Tanjung
Anak : Putri Indahsari, Rahmat Dwiputra
Dikenal : Pendiri dan Pemilik CT Corp (Trans Corp)
Kekayaan : 3.9 Billion USD / 56.2 Triliun Rupiah (Forbes, 2018)

Chairul Tanjung dilahirkan pada tanggal 16 juni 1962 di Jakarta. Ayahnya


bernama Abdul Ghafar Tanjung yang bekerja sebagai seorang wartawan media cetak
yang beroplah kecil di masa orde lama sementara ibu Chairul Tanjung bernama
Halimah.
Masa Kecil
Chairul Tanjung mempunyai enam saudara. Chairul Tanjung menikah dengan
Anita Ratnasari Tanjung dan dari pernikahannya tersebut, ia dikaruniai dua orang anak
bernama Putri Indahsari Tanjung serta Rahmat Dwiputra Tanjung.
Dari beberapa sumber yang mengulas mengenai biografi dan profiil Chairul Tanjung
diketahui bahwa kedua orang tuanya hidup dengan kondisi finansial yang kekurangan
terlebih lagi saat koran tempat ayah Chairul Tanjung bekerja ditutup oleh pemerintahan
orde baru. Kondisi tersebut membuat keluarga Chairul Tanjung kemudian menjual
rumah untuk biaya hidup dan pindah ke losmen yang sempit. Meskipun begitu semangat
belajar Chairul Tanjung tidak pernah padam karena ia tahu bahwa hanya pendidikanlah
yang bisa membantunya keluar dari himpitan ekonomi.
Pendidikan
Awal pendidikannya dimulai dari sekolah di SD Van Lith Jakarta, dari situ ia
kemudian masuk di SMP Van Lith. Chairul Tanjung kemudian bersekolah di SMA
Negeri 1 Jakarta.
Tamat dari sana tahun 1981 ia di terima kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Indonesia dan menyelesaikannya pada tahun 1987.
Selanjutnya ia kemudian meneruskan kuliahnya di program magister di Institut
Pendidikan dan Pembinaan Manajemen tahun 1993.

B. Perilaku/ Kehidupan Tokoh


Sejak kecil CT telah terbiasa hidup susah dan menderita. Didikan neneknya
menjadi dasar dan panduan sepanjang hidupnya hingga sekarang. Ia bersekolah di
sekolah belanda, SD dan SMP Van Lith, Jakarta yang sangat disiplin. Di sekolah
Katolik itu pula ia diajarkan untuk pertama kalinya tentang bisnis, kejujuran,
kedisiplinan, dan tanggung jawab. Ia diajarkan berjualan es mambo, kacang, dan kue-
kue. Kelihatannya sepele tetapi ia harus menghitung dan mempertanggung jawabkan
hasil penjualannya tersebut kepada guru secara jujur, sejak itu ia mulai mengenal nilai
uang dan prinsip ekonomi. Di luar sekolah ia juga selalu ditempa kehidupan yang keras,
sementara kondisi kehidupan ekonomi keluarga sangat morat-marit. Justru berada di
lingkungan keluarga yang demikian, ia dapat tumbuh dengan matang dan cepat melebihi
anak-anak yang lain.

C. Sepak Terjang di Dunia yang digeluti


Dalam Biografi Chairul Tanjung diketahui bahwa di bangku kuliah, ia kemudian
mulai terjun ke dunia bisnis demi membiayai kuliahnya. Yang pertama ia lakukan
adalah berjualan buku kuliah stensil, mendirikan jasa fotokopi di kampus hingga
berjualan kaos. Selain itu, Chairul Tanjung juga sempat mendirikan toko yang
menyediakan peralatan kedokteran serta laboratorium di kawasan senen, Jakarta Pusat
namun usaha ini mengalami kebangkrutan.
Meskipun kuliah sambil bekerja bukanlah hal yang mudah bagi Chairul Tanjung namun
ia masih bisa berprestasi di bangku kuliahnya.
Banting Setir Menjadi Pengusaha
Bersama tiga rekannya, ia mendirikan PT Pariarti Shindutama di tahun 1987.
Meminjam modal Rp 150 juta dari Bank Exim, perusahaan ini memproduksi sepatu
anak-anak untuk diekspor. Beruntungnya, perusahaan tersebut langsung mendapat
pesanan 160.000 pasang sepatu dari Italia. Namun karena perbedaan visi tentang
ekspansi usaha, ia memilih berpisah dan mendirikan usaha sendiri.
Ia pun membangun PT Para Inti Holdindo atau Para Corp di tahun 1987. Bisnisnya
bermula dari pembuatan sepatu untuk ekspor dan genteng untuk industri perumahan di
dalam negeri.
Sambil berbisnis, Chairul juga menempuh pendidikan master di bidang
Administrasi Bisnis di PPM Manajemen untuk memperkaya ilmu dan pengetahuannya
di bidang bisnis. Ia berhasil lulus di tahun 1993. Kemahirannya membangun jaringan
sebagai pengusaha yang telah diasahnya sejak duduk di bangku sekolah dan kuliah,
membuat bisnisnya semakin berkembang. Perusahaannya diarahkan ke konglomerasi
sejak 1995 dengan memposisikan bisnisnya di tiga bisnis inti, yakni keuangan, properti,
dan multimedia. Perusahaan konglomerasi Para Group ini memiliki Para Inti Holdindo
sebagai father holding company yang membawahi beberapa sub-holding, yakni Para
Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi), dan
Para Inti Propertindo (properti).
Di bidang keuangan, langkah awal yang dilakukannya adalah dengan mengambil
alih Bank Karman pada tahun 1996 yang kini berganti nama menjadi Bank Mega.
Kondisinya saat itu tidak begitu menguntungkan, tapi dengan keyakinan penuh ia
memperbaiki dan mengembangkan Bank Mega.
Bank Karman di Surabaya Sebelum Berubah Nama Menjadi Bank Mega (Sumber:
bankmega.com)
Di tahun 1998, saat terjadi krisis moneter di Indonesia, banyak pengusaha
memindahkan investasi mereka ke Singapura. Tapi tidak dengan Chairul Tanjung yang
bertahan dengan mengelola Bank Mega secara maksimal.
Ditengah lesunya perekonomian, Bank Mega mampu tumbuh tanpa bantuan
pemerintah, bahkan mampu memberikan pinjaman ke Bank BCA yang hampir kolaps
sebanyak Rp 1,3 triliun. Hal ini membuktikan keuletan kerjanya dalam mengelola Bank
Mega.
Setelah krismon berlalu, Bank Mega melakukan penawaran saham perdananya
pada tanggal 28 Maret 2001 seharga Rp 1.125 per lembarnya.
Kemudian, Para Group mengembangkan perusahaan di bidang keuangan lainnya, antara
lain Asuransi Umum Mega dan Asuransi Jiwa Mega Life untuk asuransi, Para Multi
Finance dan Mega Finance untuk pembiayaan, Mega Capital Indonesia untuk sekuritas
pasar modal, serta Bank Mega Syariah untuk sektor perbankan syariah.
Bank Mega sendiri hingga saat ini 100% kepemilikannya masih dipegang oleh warga
negara Indonesia (WNI), di tengah mayoritas bisnis sektor keuangan lebih banyak
dimonopoli oleh pihak asing.
Menara Bank Mega yang Menjadi Kantor Pusat di Jakarta Barat (Sumber: qerja.com)
Di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung
Propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, dan Mega Indah
Propertindo. Selain itu, Para Gorup juga membangun Bandung Supermall di tahun 1999
sebagai central business district.
Di bidang investasi, melalui anak perusahaannya, Trans Corp, membeli sebagian besar
saham Carrefour Indonesia di tahun 2006. Bekas supermarket Carrefour di Indonesia
pun berubah nama menjadi Transmart, serta beberapa pusat perbelanjaan bekas
Carrefour ini ditambah fasilitas Trans Studio Mini.
 
Merambah Bisnis Media
Suami dari Anita Ratnasari ini berinisiatif untuk melebarkan lini bisnis
perusahaannya dengan membuka perusahaan di bidang media televisi. Dibawahi Trans
Corp, Chairul mendirikan Trans TV sebagai salah satu televisi swasta nasional di
Indonesia. Trans TV sendiri telah memperoleh izin siaran pada tanggal 1 Agustus 1998,
namun baru resmi mengudara pada 15 Desember 2001.
Lalu di tahun 2006, Trans Corp mengakuisisi TV7 milik kelompok Kompas Gramedia
yang kemudian namanya berubah menjadi Trans7.
Setelah proses akuisisi, di tahun 2013 ia memisahkan perusahaannya yang
berada di bidang media dengan mendirikan Trans Media pada tahun 2013.
Saat perhelatan Piala Dunia 2018 lalu, Trans Media melalui Trans TV, Trans7, serta
Trans Vision memegang hak penyiaran piala dunia di Indonesia.
Trans Media ini sendiri didirikan sebagai penghubung antara Trans TV dan Trans7.
Dari sana, merek media elektronik terus berkembang seperti detik Network, CNN
Indonesia, Cartoon Network Indonesia, dan CNBC Indonesia. Tak mau ketinggalan
dengan pesaingnya, Trans Media juga bermain di bisnis jaringan televisi berlangganan
Transvision.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori Kepribadian Menurut Tokoh

Chairul Tanjung adalah salah satu tokoh muda yang sukses membangun
komunitas bisnisnya, bukan berangkat dari sesuatu yang besar. Perjuangannya mulai
dari juragan fotocopi hingga bisa membangun perusahaan yang mulanya diberi nama
Para Group menjadi CT. Corp. Terlahir bukan dari keluarga konglomerat dan
pengalaman hidup yang memprihatinkan ia justru banyak belajar hingga menjadi sukses
seperti saat ini. Baginya pendidikan merupakan jalan utama agar bisa keluar dari jerat
kemiskinan. Kenikmatan hanya bisa diperoleh manakala kita bekerja keras, ulet, dan
gigih dalam menggapai semua keinginan dan cita-cita. Jika kita mau bersusah payah
dan bersungguh-sungguh dalam melakukan apapun, insya Allah kita bisa menghasilkan
apapun yang kita inginkan. Walaupun berasal dari keluarga miskin buka menjadi
penghalang untuk bisa meraih sukses dalam kehidupan. Semua orang berhak untuk
berhasil.

Anda mungkin juga menyukai