PROPOSAL KEGIATAN
Oleh:
Mersiliya Sauliyusta
Christyna Marissani
Shofura Qonita Lillah
Wulan Nurhidayah
Suci Juwita
Richard Hudson Siahaan
Pembimbing:
Dr. Novy Helena, S.Kp, M.Sc.
1. PENDAHULUAN
Ansietas didefinisikan sebagai suatu perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran
yang samar disertai respon autonom, perasaan takut yang disebabkan antisipasi
terhadap bahaya (NANDA, 2014). Perasaan ini merupakan isyarat kewaspadaan
yang memperingatkan bahaya yang akan terjadi dan memampukan individu dalam
melakukan tindakan untuk mengatasi ancaman. Ansietas ini sangat berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini dialami secara
obyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas sangat
berbeda dengan rasa takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap
stimulus yang mengancam dan obyeknya jelas, sedangkan ansietas adalah respon
emosional terhadap penilaian.
Tanda dan gejala ansietas dimanifestasikan oleh tiga kategori yaitu fisiologis,
emosional dan kognitif (NANDA, 2014). Gejala bervariasi sesuai dengan tingkat
ansietas (ringan, sedang, berat dan panik). Secara umum tanda fisiologis dapat
ditunjukkan dengan peningkatan frekuensi jantung, tekanan darah, dan frekuensi
pernapasan, insomnia, diaforesis, keletihan/kelemahan, pucat, mulut kering, sakit
dan nyeri tubuh, gelisah, diare, sering berkemih, berdebar-debar, pusing,
parestesia, rasa panas/dingin, anoreksia, dan dilatasi pupil. Gejala emosional dapat
ditunjukkan oleh pernyataan individu akan ketakutan, ketidakberdayaan, gugup,
kurang percaya diri, ketegangan, kehilangan kontrol, tidak dapat rileks dan
antisipasi kegagalan. Selain itu dapat juga individu memperlihatkan tidak sabar,
marah berlebihan, menangis, cenderung menyalahkan orang lain, reaksi kaku,
menarik diri, kurang inisiatif, mencela diri dan kontak mata buruk. Tanda dan
gejala secara kognitif ditunjukkan oleh tidak dapat berkonsentrasi, kurang
kesadaran tentang sekitar, mudah lupa, konfusi, blok pikiran, terlalu perhatian,
penurunan kemampuan belajar serta lebih berorientasi pada masa lalu daripada
masa kini atau masa depan.
Akibat lain dari ansietas seseorang dapat mengalami gangguan secara fisik dan
emosional. Pola tidur individu dapat menjadi terganggu dan individu akan
cenderung menarik diri dan kurang inisiatif terhadap lingkungan.
2. TUJUAN PENYULUHAN
2.1. Tujuan Umum
Peserta mampu mengidentifikasi rasa cemas yang dialami dan
mempraktikan cara yang bisa digunakan untuk mengatasi rasa cemas
yang dialami, sehingga dapat membantu menurunkan angka kecemasan
pada siswa SD kelas 6 di SD Sindangsari.
3.4.Pengorganisasian Kelompok
3.4.1. Penanggung jawab: Richard Hudson Siahaan
Uraian tugas:
Bertanggung jawab mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan
evaluasi dari seluruh kegiatan penyuluhan
Mengkoordinir anggota kelompok dan menjelaskan tugas dan
peran masing-masing anggota
3.4.2. Pembawa Acara : Mersiliya Sauliyusta
Uraian tugas:
Membuka dan menutup kegiatan
Memandu jalannya diskusi dan tanya jawab
Mengevaluasi hasil evaluasi pada peserta penyuluhan
Menyimpulkan hasil diskusi
3.4.3. Penyampai materi: Shofura Qonita Lillah
Uraian tugas:
Mempersiapkan materi yang akan disampaikan
Menyampaikan materi penyuluhan
3.4.4. Fasilitator dan Perlengkapan: Christyna Marissani & Wulan
Nurhidayah
Uraian tugas :
Mempersiapkan media dan peralatan yang dibutuhkan
Memfasilitasi dan memotivasi peserta selama diskusi dan tanya
jawab
Melakukan demonstrasi teknik mengatasi ansietas
Memberikan reward kepada peserta penyuluhan
3.4.5. Observer dan Notulen: Suci Juwita
Mengamati jalannya acara
Mencatat hasil dari diskusi dan tanya jawab
Mencatat seluruh proses dan hasil dari kegiatan secara
keseluruhan selama pertemuan berlangsung.
4. EVALUASI
4.1. Struktur:
Proposal dan materi telah dibuat dan dikonsultasikan kepada
pembimbing
Mengurus perizinan ke pihak sekolah
Media penyuluhan telah disiapkan
Menyiapkan tempat penyuluhan
4.2. Proses
75% Anak SD kelas 6 mengikuti kegiatan penyuluhan
70% peserta penyuluhan aktif dalam diskusi dan mengikuti hingga
akhir kegiatan
Seluruh materi dapat tersampaikan
Kegiatan penyuluhan terlaksana sesuai rencana yang dibuat
4.3. Hasil:
60% peserta penyuluhan mampu menyebutkan minimal 2 tanda dan
gejala ansietas.
60% peserta penyuluhan mampu menyebutkan minimal 2 cara
mengatasi ansietas.
60% peserta penyuluhan mampu mempraktikkan cara mengatasi
ansietas yang dialami
Tersusunnya laporan kegiatan penyuluhan
5. DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Riset kesehatan dasar
2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
NANDA International, Inc. (2014). Nursing diagnoses: definition &
calssification 2015-2017. 10th Ed. UK: Wiley Blackwell.
Tim Jiwa FIK UI. (2013). Asuhan keperawatan pada klien dengan ansietas.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
1. LATAR BELAKANG
Penatalaksanaan keperawatan mandiri berdasarkan Nursing Intervention
Classification (NIC) untuk tindakan menurunkan kecemasan salah satunya
yaitu dengan teknik relaksasi (Dochterman & Bulechek, 2004, hal. 169).
Teknik relaksasi napas dalam bermanfaat memberikan efek yang
menenangkan pada seluruh tubuh (National Safety Council, 2004, hal 73).
Penelitian yang dilakukan oleh Ghofur dan Purwoko (2007) tentang
pengaruh teknik nafas dalam terhadap perubahan tingkat kecemasan pada
ibu persalinan kala 1 menunjukan ada pengaruh teknik nafas dalam
terhadap perubahan tingkat kecemasan.
Penelitian Pangestuti (2010) tentang pengaruh teknik relaksasi napas
dalam terhadap tingkat kecemasan tindakan endoskopi di unit endoskopi
RSU Dr. Soedono, disimpulkan bahwa teknik relaksasi nafas dalam
selama tindakan endoskopi dapat menurunkan kecemasan,
Teknik relaksasi nafas dalam dapat dipilih sebagai intervensi keperawatan
mandiri untuk menurunkan kecemasan karena dinilai paling mudah untuk
digunakan
2. PENGERTIAN
Tarik napas dalam adalah suatu bentuk asuhan keprawatan yang dalam hal ini
perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam,
napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal), dan bagaimana
menghembuskan napas secara perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas
nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002).
3. TUJUAN
Menurut (Smeltzer & Bare, 2002). dan National Council (2004), untuk
meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah
atelektasis paru, mengurangi stres baik stres fisik dan emosional dan
menurunkan kecemasan.
4. MANFAAT
Setelah dilakukan tarik napas dalam manfaat yang didapatkan pasien dapat
merasakan ketentraman hati dan berkurangnya cemas serta nyerinya berkurang
5. PROSEDUR
Menurut Priharjo (2003), prosedur tarik napas dalam:
a. Usahakan rileks dan tenang
b. Menarik napas yang dalam dari hidung dengan hitungan 1, 2, 3. Kemudian
ditahan selama 5-10 detik
c. Hembuskan napas melalui mulut secara perlaha-lahan
d. Menarik napas melalui hidung dan menghembuskannya lagi melalui mulut
secara perlahan-lahan
e. Ulangi sampai 15kali diselingi istirahat singkat setiap 5 kali
6. Teknik percakapan
Menarik napas biasa, tarik napas perlahan dalam hitungan 1, pikirkan udara
memasuki udara ke bawah paru-paru, pada hitungan kedua bayangkan udara
mengisi ke bagian tengah paru dan pada hitungan ketiga bayangkan seluruh
paru-paru sudah masuk. Setelah itu, dalam hitungan ketiga, tahan napas lalu
hembuskan udara melalui mulut dengan meniup udara perlahan sampai habis.