Cahaya Matahari Naufal
Cahaya Matahari Naufal
Pengertian matahari
Matahari adalah bola raksasa yang terbentuk dari gas hidrogen dan helium.
Matahari termasuk bintang berwarna putih yang berperan sebagai pusat tata surya.
Seluruh komponen tata surya termasuk 8 planet dan satelit masing-masing, planet-
planet kerdil, asteroid, komet, dan debu angkasa berputar mengelilingi Matahari. Di
samping sebagai pusat peredaran, Matahari juga merupakan sumber energi untuk
kehidupan yang berkelanjutan. Panas Matahari menghangatkan bumi dan membentuk
iklim, sedangkan cahayanya menerangi Bumi serta dipakai oleh tumbuhan untuk
proses fotosintesis. Tanpa Matahari, tidak akan ada kehidupan di Bumi karena banyak
reaksi kimia yang tidak dapat berlangsung.
Matahari menjadi pusat dan induk tata surya kita. Benda langit ini adalah sebuah
bintang sejati. Matahari merupakan sebuah bintang yang sebenarnya hanyabiasa-biasa
saja. Matahari berukuran sedang, banyak bintang yang lain yang lebih besar, lebih
berat, lebih panas, dan cahaya lebih cerah lagi. Matahari tampak jauh lebih besar
karena letaknya jauh lebih dekat kita dari pada bintang-bintang lainnya. Jauhnya kira-
kira 149.600.000 km. bintang yang terdekat lainnya adalah bintang Alpha Centuri,
Jauhnya lebih dari 40.000.000.000.000 km.
Seperti semua bintang, Matahari terbentuk dari awan gas dan debu yang
mengerut. Partikel gas di tepi luar awan itu, atau nebula, mulai jatuh ke pusat, dan
gravitasi partikel-partikel ini bersama-sama menarik atom lebih banyak lagi. Selama
10 juta tahun, awan gas itu bertambah mampat dan panas. Kemudian suatu perubahan
penting terjadi pada intinya. Karena tarikan gravitasi, tekanan yang makin besar
memaksa inti-inti atom berpadu dalam proses fusi nuklir, dan mengeluarkan energi
sangat besar. Begitu api intinya menyala, Matahari telah menjadi bintang.
Beberapa proses:
Matahari merupakan bintang yang paling dekat dengan Bumi, yaitu berjarak rata-
rata 149.600.000 kilometer (92,96 juta mil). Jarak Matahari ke Bumi ini dikenal
sebagai satuan astronomi dan biasa dibulatkan (untuk penyederhanaan hitungan)
menjadi 150 juta km.
Matahari merupakan bola gas mahabesar yang menyala dan panasnya luar biasa.
Diameter matahari kira-kira 1.400.000 km lebih dari 100 kali diameter bumi. Massa
matahari sama dengan 333.420 kali massa bumi. Karena berat jumlah gasnya
mahabesar , tekanan pada pusat matahari lebih dari satu juta metric ton setiap cm2..
Kepadatan Matahari
Meskipun massa matahari itu besar, kepadatan rata-rata berat suatu volume
standar zatnya hanya 1,4 kali berat satu volume air yang sama. Sebaliknya, bumi 5,5
kali lebih padat dari pada air.
Keadaan matahari yang rendah ini dapat diterangkan dengan mudah. Pusat
matahari, Karena tekanan yang maha besar, lebih dari 100 kali kepadatan air. Namun,
sebagian besar matahari diluar pusatnya tersusun oleh gas yang sering kali lebih tipis
dari pada atmosfer bumi. Bila berbagai kepadatan ini diambil rata-rata secara
bersama, maka kepadatan umum matahari sangatlah rendah
Gravitasi Matahari
Suhu Matahari
Matahari seperti tungku yang maha besar yang pusatnya di kobarkan oleh energi
nuklir atau atom. Di pusatnya, suhunya mungkin mencapai 14.000.000 ˚C atau lebih.
Namun, suhu pada permukaan matahari menjadi jauh lebih dingin yaitu 5.000 ˚C –
6.000 ˚C. suhu ini masih cukup panas untuk dapat menguapkan hampir semua zat
yang ada di bumi, baik cair maupun gas.
1. Fotosfer
2. Kromosfer
3. Korona
Lapisan atmosfer merupakan daerah yang dapat terlihat langsung oleh mata.
Meskipun demikan, mata manusia berkerja dalam riak panjang gelombang yang
terbatas, yaitu daerah kasat mata (white-light) sehingga diperlukan berbagai alat
bantu dan penapis untuk melihat aktivitas atau kenampakan matahari diluar
keterbatasan tersebut untuk menguraingi intensitasnya.
Untuk dapat melihat matahari sekaligus aktivitasnya dalam setiap lapisan
atmosfer, dapat dipakai berbagai macam jenis filter. Salah satunya ialah dengan filter
yang bekerja dalam riak panjang panjang gelombang tampak yang mengurangi
intensitas atau kuat cahayanya 1/100.000 kali. Kepekatan tersebut aman untuk
melihat matahari dengan mata telanjang secara langsung. Lapisan yang terlihat ini
yaitu lapisan fotosfer.
Inti merupakan bagian yang terbesar pada bola gas ini. Inti adalah area
terdalam dari Matahari yang memiliki suhu sekitar 20 juta derajat Fahrenheit.
Berdasarkan perbandingan radius/diameter, bagian inti berukuran seperempat
jarak dari pusat ke permukaan dan 1/64 total volume Matahari. Kepadatannya
adalah sekitar 150 g/cm3. Suhu dan tekanan yang sedemikian tingginya
memungkinkan adanya pemecahan atom-atom menjadi elektron, proton, dan
neutron. Neutron yang tidak bermuatan akan meninggalkan inti menuju
bagian Matahari yang lebih luar.
Sementara itu, energi panas di dalam inti menyebabkan pergerakan elektron
dan proton sangat cepat dan bertabrakan satu dengan yang lain menyebabkan
reaksi fusi nuklir (sering juga disebut termonuklir). Inti Matahari adalah
tempat berlangsungnya reaksi fusi nuklir helium menjadi hidrogen. Energi
hasil reaksi termonuklir di inti berupa sinar gamma dan neutrino memberi
tenaga sangat besar sekaligus menghasilkan seluruh energi panas dan cahaya
yang diterima di Bumi. Energi tersebut dibawa keluar dari Matahari melalui
radiasi.
Zona radiatif adalah lapisan yang menyelubungi bagian inti. Lapisan ini
mempunyai suhu dari dalam ke luar adalah sekitar tujuh juta sampai dua juta
derajat celsius.
Zona konvektif adalah lapisan yang suhunya sudah menurun. Suhu lapisan ini
sekitar dua juta derajat celcius. Setelah keluar dari zona radiatif, atom-atom
bagian inti ini akan bergerak menuju lapisan yang lebih luar dengan suhu
yang lebih rendah.
Permukaan (atau kulit) Matahari disebut (Fotosfer)
Dari sinilah datangnya sinar cahaya yang dapat kita saksikan setiap saat
sehingga matahari tampak bercahaya terang memutih seperti piringan perak.
Di bagian pinggir bulatan itu cahaya fotosfer tidak begitu silau. Hal ini
menjelaskan bahwa fotosfer terdiri atas gas-gas , bukan benda padat atau pun
cair.
Fotosfer atau permukaan Matahari meliputi wilayah setebal 500 kilometer
dengan tempratur 6.000 derajat Kelvin. Sebagian besar radiasi Matahari yang
dilepaskan keluar berasal dari fotosfer. Energi tersebut diobservasi sebagai
sinar Matahari di Bumi, 8 menit setelah meninggalkan Matahari.
Pada kenyataannya, permukaan dari fotosfer bukanlah bidang yang rata, tetapi
berbintik-bintik (berbutir-butir) besar kecil yang disebut granulasi fotosfer.
Penyelidikan yang lebih teliti dengan tropong menyatakan bahwa fotosfer
tidakklah rata, tetapi menunjukan bagian-bagian yang lebih tinggi yang
seakan-akan merupakan obor fotosfer (faculae)
Atmosfer Matahari
a. Lapisan Pembalikan
Lapisan ini merupakan lapisan gas pijar yang dingin. Terdiri atas berbagai
macam jenis logam. Sewaktu terjadi gerhana matahari maka spektrum
selubung gas ini jelas kelihatan.
b. Kromosfer
Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer, merupakan lapisan gas yang
sangat panas dan renggang yang menyelubungi matahari. Warna dari
kromosfer biasanya tidak terlihat karena tertutup cahaya yang begitu
terang yang dihasilkan fotosfer. Namun saat terjadi gerhana Matahari
total, di mana bulan menutupi fotosfer, bagian kromosfer akan terlihat
sebagai bingkai berwarna merah di sekeliling Matahari. Warna merah
tersebut disebabkan oleh tingginya kandungan helium di sana.
Penyelidikan tentang spektrum kromosfer memberikan keterangan adanya
zat cair, helium, dan kalsium didalamnya.
c. Korona
Korona merupakan lapisan terluar dari Matahari. Lapisan ini berwarna
putih, namun hanya dapat dilihat saat terjadi gerhana karena cahaya yang
dipancarkan tidak sekuat bagian Matahari yang lebih dalam. Saat gerhana
total terjadi, korona terlihat membentuk mahkota cahaya berwarna putih di
sekeliling Matahari. Lapisan korona memiliki tempratur yang lebih tinggi
dari bagian dalam Matahari dengan 1.000.000 derajat Fahrenheit.
Permukaan Matahari
Mungkin tampak aneh jika kita membicarakan permukaan sebuah bola gas
seperti matahari. Akan tetapi, memang ada suatu lapisan permukaan yang
mempunyai batas tertentu merupakan bagian matahari yang dapat kita
lihat. Lapisan ini yaitu fotosfer.
Fotosfer merupakan daerah yang mempunyai kedalaman 320 km,
kedalaman yang kurang dari 1/2000 jari-jari matahari. Dahulu fotosfer
dianggap sebagai sebuah bola cahaya yang seragam dan sempurna. Akan
tetapi, para pengamat pada zaman dahulu bahkan melihat berbagai noda di
fotosfer. Pada awal tahun 1600-an Galileo galilie yaitu ilmuwan asal itali
merupakan orang pertama yang melakukan penelaahan tentang matahari
dan noda-nodanya dengan bantuan teleskop. Yang disebut noda-noda
matahari ini ialah tambahan –tamabahan tak teratur dan gelap. Noda-noda
itu dianggap sangat penting, tetapi dalam beberapa hal masih merupakan
cirri-ciri yang masih penuh misteri.
Fakula merupakan daerah yang panas dan menyala terbentuk dari tanda
tanda kecil yang terang sekali sampai dengan corengan-corengan yang
besar sekali. Fakula ini mirip dengan plage dalam kromosfer.
Badai Matahari
Badai matahari ini berkaitan langsung dengan peristiwa solar flare dan CME.
Kedua hal itulah yang menyebabkan terjadinya badai matahari. Solar flare adalah
ledakan di Matahari akibat terbukanya salah satu kumparan medan magnet
permukaan Matahari. Ledakan ini melepaskan partikel berenergi tinggi dan radiasi
elektromagnetik pada panjang gelombang sinar-x dan sinar gamma. Partikel
berenergi tinggi yang dilepaskan oleh peristiwa solar flare, jika mengarah ke Bumi,
akan mencapai Bumi dalam waktu 1-2 hari. Sedangkan radiasi elektromagnetik
energi tingginya, akan mencapai Bumi dalam waktu hanya sekitar 8 menit.
CME adalah pelepasan material dari korona yang teramati sebagai letupan yang
menyembur dari permukaan Matahari. Dalam semburan material korona ini, sekitar
2×1011 – 4×1013 kilogram material dilontarkan dengan energi sebesar 1022 –
6×1024 joule. Material ini dilontarkan dengan kecepatan mulai dari 20 km/s sampai
2000 km/s, dengan rata-rata kecepatan 350 km/s. Untuk mencapai Bumi, dibutuhkan
waktu 1-3 hari.
Matahari kita memiliki siklus keaktifan dengan periode sekitar 11 tahun. Siklus
keaktifan ini berkaitan dengan pembalikan kutub magnetik di permukaan Matahari.
Keaktifan Matahari ini bisa dilihat dari jumlah bintik matahari yang teramati. Saat
keaktifan Matahari mencapai maksimum, kita akan mengamati bintik matahari dalam
jumlah paling banyak di permukaan Matahari. Dan pada saat keaktifan Matahari
mencapai maksimum inilah, angin matahari lebih ‘kencang’ dari biasanya dan
partikel-partikel yang dipancarkan juga lebih energetik. Dan peristiwa solar flare dan
CME dalam skala besar juga lebih dimungkinkan untuk terjadi. Dengan kata lain, saat
keaktifan Matahari mencapai maksimum, Bumi akan lebih banyak dipapar dengan
partikel-partikel bermuatan tinggi (lebih tinggi dari biasanya) dan radiasi
elektromagnetik energi tinggi.
Partikel-partikel bermuatan yang dipancarkan dari peristiwa solar flare dan CME,
saat mencapai Bumi, akan berinteraksi dengan medan magnetik Bumi. Interaksi ini
akan menyebabkan gangguan pada medan magnetik Bumi buat sementara.
Badai Matahari seringkali terjadi bersamaan dengan luapan massa korona. Badai
Matahari memberikan risiko radiasi yang sangat besar terhadap satelit, pesawat ulang
alik, astronot, dan terutama sistem telekomunikasi Bumi. Badai Matahari yang
pertama kali tercatat dalam pustaka astronomi adalah pada tanggal 1 September 1859.
Dua peneliti, Richard C. Carrington dan Richard Hodgson yang sedang
mengobservasi bintik Matahari melalui teleskop di tempat terpisah, mengamati badai
Matahari yang terlihat sebagai cahaya putih besar di sekeliling Matahari. Kejadian ini
disebut Carrington Event dan menyebabkan lumpuhnya jaringan telegraf transatlantik
antara Amerika dan Eropa.
Spektrum Matahari
Tiap-tiap bagian permukaan bumi itu secara tetap memancarkan energi sebesar
3,91023 kilowatt. Kira-kira seperdua billion darinya dalam bentuk sinar matahari
dapat mencapai bumi. Sinar matahari itu adalah campuran dari warna-warna. Jika
sinar itu melalui sebuah prisma gelas, beberapa sinar ini terbias lebih dari bagian-
bagian yang lain. Sinar yang meninggalkan prisma ini terurai ke dalam beberapa
berkas warna yang disebut spektrum. Warna-warna itu berturut-turut bergeser dari
warna merah melalui warna jingga, kuning, hijau, biru dan nila sampai ke warna
violet.
Noda Matahari
Tempratur bintik matahari 4.000 derajat Kelvin atau lebih rendah dari
sekelilingnya yang berada pada kisaran 6000 derajat Kelvin. Perbedaan suhu tersebut
menyebabkan bintik matahari bewarna gelap. Bintik matahari mudah terlihat pada
lapisan fotosfer, lapisan terendah dari pada atmosfer matahari.
Pada suhu sebesar 4.000 derajat Kelvin noda-noda matahari tampak gelap, lebih
dingin, dan demikian, kurang cerah di bandingkan dengan bagaian lain fotosfer.
Suatu noda matahari khusus mempunyai dua bagian yang nyata, yaitu daerah pusat
yang gelap yang disebut umbra (bayang-bayang) dan daerah lingkungan yang lebih
terang yang disebut penumbra (hampir bayang-bayang). Seperti fotosfer pada
umumnya, umbra memperlihatkan suatu susunan berbutir-butir yang member kesan
adanya suatu peredaran gas panas. Pada posisi tertentu di tepi matahari, noda-noda itu
tampak seperti suatu depresi atau lekuk didalam fotosfer. Lembar suatu noda tunggal
yang panjangnya mungkin puluhan ribu kilometer dan pada umumnya merupakan
cirri-ciri sementara bertahan dimana saja dari beberapa hari sampai beberapa bulan.
Noda-noda matahari sering kali berkembang berpasangan yang kemudian secara
lambat cenderung meregang. Selama suatu periode waktu, berates-ratus noda
mungkin membentuk kelompok-kelompok besar pada lain waktu lagi, mungkin sama
sekali tidak ditemukan noda matahri.
Teori yang lebih baru beranggapan bahwa noda-noda matahari merupakan daerah
dingin yang dihasilkan oleh reaksi antara gas matahari yang bermuatan listrik dan
medan magnet matahari. Jadi, sebuah medan magnet local menerobos permukaan
fotosfer dan meninggalkan sebuah noda pada titik tersebut. Gangguan ini juga
mempengaruhi atmosfer matahari yang terletak diseberang noda itu. Noda matahari
sebenarnya mempunyai medan magnet yang kuat. Magnetism noda matahari
mungkin di hubungkan dengan aliran kutub suatu listrik yang lewat melalui gas
matahari.
Jadi bintik matahari merupakan salah satu bentuk aktivitas magnetic. Sebagai
magnet, bintik matahari mempunya kutub tunggal (monopol). Oleh sebab itu, bintik
matahri selalu berkecenderungan untuk kelompok dengan anggotanya yang
mempunyai kutub (polaritas) berbeda atau sebagai dwikutub (bipolar). Bintik
matahari pemimpin berlawanan Polaris magnetiknya dengan bintik pengikutnya.
Bintik matahari berukuran kecil yang berada di sekitar bintik matahari berukuran
besar umumnya mempunyai polaritas yang sama. Jika bintik tersebut berbeda
polaritasnya, disebut bintik matahari parasit.
Gerak Matahari
Setiap hari matahari terbit di ufuk timur, lalu bergerak makin lama makin tinggi,
pada tengah hari ia mencapai kedudukan tertinggi pada hari itu dan matahari
dikatakan sedang berkulminasi. Setelah tengah hari ia meneruskan perjalanannya
bergerak semakin lama semakin rendah dan senja hari terbenam di ufuk barat.
Tempuhan harian matahari dan semua benda langit termasuk bulan, planet dan
bintang-bintang yang tetap senantiasa berbentuk lingkaran yang sejajar dengan
ekuator langit. Lingkaran tempuhan harian matahari di bagi dua oleh horizon, yaitu
bagian atas horizon = siang, bagian bawah horizon = malam.
Seperti bumi, matahari berputar pada sumbunya. Matahari juga berputar atau
berotasi dari barat ke timur. Akan tetapi, matahari tidak berputar pada kecepatan yang
sama dimana-mana. Beberapa bagian berputar lebih cepat dari pada bagian-bagian.
Para ahli astronomi mempunyai beberapa cara untuk menghitung kecepatan rotasi
matahari.
Rotasi menjadi lebih lambat sewaktu menjauhi ekuator. Di kutub utara dan kutub
selatan periode menjadi 34 hari. Perbedaan hampir sepuluh hari dalam periode di
antara ekuator dan kutub-kutub matahari ini terjadi karena kenyataan bahwa matahari
itu tidak padat.
Helium merupakan unsur kedua, sejumlah 19%. Satu persen massa matahari
selebihnya sebagian besar besar terdiri dari unsur-unsur penting berikut dengan
urutan jumlah yang menurun :
a. Oksigen
b. Magnesium
c. Nitrogen
d. Silicon
e. Karbon
f. Belerang
g. Besi
h. Natrium
i. Kalsium
j. Nikel
k. Dan beberapa unsur-unsur mikro lainnya
Dalam buku Tafsir Ilmi 'Manfaat Benda-Benda Langit dalam perspektif Alquran
dan Sains' yang disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran, Badan Litbang
dan Diklat Kementerian Agama RI, dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) menjelaskan mengenai cahaya matahari sebagai penerang tata surya.
Dalam salah satu ayat Alquran, Allah berfirman tentang matahari. "Dan Kami
jadikan pelita yang amat terang (matahari)," Surah An-Naba' Ayat 13. Ayat ini
menyatakan bahwa Allah telah menciptakan pelita, yaitu matahari, dengan cahaya
yang amat terang.
Kuatnya cahaya yang dimiliki benda langit ini demikian terang. Cahayanya yang
kuat dapat menerangi semua sudut alam raya yang berada dalam lingkup tata surya.
Dikatakan demikian karena planet dan benda-benda angkasa tidak selalu menghadap
matahari.
Pada saat mereka membelakanginya, cahaya matahari terhalang oleh bagian yang
menghadap ke arahnya. Ketika itulah kawasan tersebut akan menjadi gelap
(memasuki waktu malam).
Sosok matahari yang tampak di langit adalah sebuah bola gas pijar yang amat
besar berdiameter sekira 1,3 juta kilometer dan suhu permukaannya sekira 5.800 K.
Luminositas atau daya matahari mencapai 390 triliun-triliun (dengan 24 tambahan
angka nol) watt, bandingkan dengan daya lampu penerangan rumah yang hanya 25
watt atau lampu sorot yang hanya 500 atau 1.000 watt.
Temperatur di pusat matahari amat tinggi, sekira 10 juta derajat. Pada temperatur
yang sangat tinggi itu reaksi fusi nuklir berlangsung, reaksi penggabungan empat inti
atom hidrogen menjadi sebuah inti atom helium dan dari hasil reaksi fusi tersebut ada
energi yang dilepaskan.
Energi hasil fusi nuklir di pusat matahari itu setelah mengalami berbagai proses
dalam bola gas matahari kemudian dipancarkan keluar sebagai energi radiasi dalam
bentuk paket-paket energi cahaya.
Begitu terang sorotan cahaya matahari sehingga meskipun jauh letaknya masih
bisa menghasilkan pantulan cahaya dari benda ruang angkasa tersebut, sehingga
manusia di Bumi bisa mengenali adanya planet, komet atau asteroid yang bergerak
mengembara di langit.
Dari situ manusia bisa mempelajari gerak dan berbagai hukum keteraturan alam,
misalnya saja hukum Kepler. Dari situ pula manusia bisa mengenal berbagai ancaman
tabrakan tata surya.
Sinar matahari memiliki peranan yang besar bagi khidupan di Bumi, salah
satunya adalah bagi produsen atau makhluk hidup yang membuat makanannya
sendiri. Kedudukan produsen di Bumi ini dipegang oleh tumbuhan hijau. Tumbuhan
hijau dikatakan sebagai produsen karena dapat membuat makanannya sendiri.
Tumbuhan hijau membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan proses fotosintesis,
diantaranya adalah adanya klorofil atau zat hijau daun, air, karbondioksida dan juga
sinar matahari. Apabila salah satu dari syarat tersebut tidak ada maka tidak akan
berlangsung proses fotosintesis tersebut. Apabila proses fotosintesis tidak ada maka
tidak akan ada awal rantai makanan di dunia ini.
Sinar matahari juga berperan sebagai penghangat suhu di Bumi, yaitu penghangat
bagi manusia dan juga binatang. Selain itu sinar matahari juga sebagai penghangat
udara di Bumi sehingga makhluk hidup bisa bertahan hidup dengan suhu yang
hangat. Apabila tidak ada matahari mungkin air- air di bumi akan berubah menjadi es
dan suhu di Bumi akan sangat dingin sehingga kemungkinan manusia, bintang dna
tumbuhan tidak akan bertahan hidup lama.
Dibanding cahaya matahari siang dan sore hari, kita tentu tetap memilih
mendapatkan cahaya matahari pagi hari. Cahaya yang menyemburat sebelum pukul
10 pagi dinilai lebih menyehatkan dan tidak membahayakan. Mengapa? Karena unsur
sinar ultraviolet dan vitamin yang dibentuk olehnya, yakni vitamin D, dibutuhkan
tubuh sepenting menu harian.
Cahaya matahari pagi tidak begitu menyengat seperti pada siang hari, karena
kandungan sinar ultraviolet pada cahaya matahari pagi masih begitu kaya. Sedangkan
pada siang hari, sinar ultramerah lah yang makin pekat dan membuat kulit tersengat,
sementara kandungan sinar ultraviolet yang menyehatkan itu sudah semakin tipis.
Maka, kalau ingin memanfaatkan cahaya matahari memang harus memilih berjemur
pagi hari, setidaknya sebelum pukul 10.00, tanpa perlu ketakutan kulit bakal menjadi
lebih kelam.
Cahaya matahari pagi dibutuhkan segala umur. Bayi pun membutuhkan cahaya
matahari pagi untuk metabolisme kalsium tubuh. Sebab seperti yang kita sudah
ketahui, metabolisme kalsium memerlukan kehadiran vitamin D. Vitamin D baru siap
membantu dan bekerja kalau hadir cahaya matahari.
Bayi yang lahir kuning untuk waktu lama, membutuhkan bantuan cahaya
matahari lebih banyak agar gejala kulit kuningnya lekas mereda. Hal ini dapat terjadi
salah satunya ketika fungsi hatinya belum cukup matang, atau lantaran suatu penyakit
lain. Cara sederhana mengatasi bayi yang kadar bilirubin-nya lebih tinggi dari normal
begini adalah dengan menjemurnya di bawah cahaya matahari.
Cahaya matahari yang memadai setiap hari tentu mencegah anak mengalami
penyakit tulang. Karena bila paparan terhadap cahaya matahari berkecukupan, bukan
hanya pembentukan dan pertumbuhan tulang menjadi normal, tetapi penyakit tulang
sejenis rachitis, yang terjadi bila kekurangan paparan cahaya matahari berlangsung
dalam waktu lama, dapat dihindari.
Seperti yang sudah diulas, cahaya matahari setelah pagi hari tidak lebih
menyehatkan. Bukan saja karena menambah kelam warna kulit, tapi juga karena
unsur yang menyehatkannya, yaitu sinar ultraviolet, sudah menipis. Untuk itulah
dibutuhkan pelindung kulit agar kulit tidak secara langsung terpapar oleh cahaya yang
selain tak menyehatkan itu, juga membawa akibat buruk pada kulit.
Apabila kulit lama terpapar oleh cahaya matahari yang menyengat itu, bahaya
kanker kulit dapat mengancam. Jadi kita perlu memakai tabir surya untuk memayungi
kulit terhadap bahaya paparan cahaya matahari siang yang tidak menyehatkan. Jika
harus terpapar matahari siang, perlu kita biasakan membaluri kulit tubuh dan wajah
yang terpapar, dengan krim tabir surya, dan memakai payung atau topi.
Selain perlu melindungi kulit, batasi anak bermain di bawah terik matahari
secara terus-menerus, apalagi sengaja berjemur. Itu sebabnya kalau hendak mengajak
anak bermain atau berolahraga, sebaiknya pilih di bawah cahaya matahari pagi, dan
bukan siang, atau sore hari. Kegiatan rutin di luar ruangan setelah pagi hari
hendaknya dilakukan di area yang beratap.
Paparan sinar matahari berlebih bisa menyebabkan kulit mengalami kondisi yang
disebut dengan istilah sunburn atau terbakar. Biasanya kondisi ini disebabkan karena
Anda mengalami sengatan matahari secara langsung dalam waktu yang lama.
Kulit akan menunjukkan tanda-tanda terbakar setelah empat hingga lima jam setelah
tepapar sinar matahari. Saat mengalami sunburn biasanya Anda akan mengalami
berbagai gejala seperti kulit kemerahan, nyeri, pembengkakan, melepuh, dan
berkerak.
Paparan sinar matahari berlebih biasanya membuat kulit Anda mengalami berbagai
perubahan dari mulai warna hingga teksturnya. Pasalnya, seiring dengan berjalannya
waktu, sinar UV dapat merusak serat-serat di kulit yang disebut elastin. Ketika serat
ini rusak maka kulit akan mengendur dan meregang.
Tak hanya itu, paparan sinar UV berlebih juga menyebabkan kulit mengalami bintik
putih dan juga gelap. Selain itu, Anda juga akan merasakan kulit yang lebih kasar dari
biasanya dan juga kering. Saat terlalu kering, kulit akan mudah keriput sehingga
Anda akan terlihat lebih tua dari usia sebenarnya.
Sinar UVB pada cahaya matahari selain menyebabkan kulit terbakar juga dapat
merusak DNA dan menekan sistem kekebalan kulit. Sementara sinar UVA dapat
menembus dan merusak membran sel kulit serta DNA di dalamnya.
Kerusakan yang berkembang selama bertahun-tahun ditambah dengan pertambahan
usia meningkatkan risiko Anda terkena kanker kulit seperti karsinoma sel basal,
karsinoma sel skuamosa, dan melanoma ganas.
Untuk mencegah bahaya sinar matahari pada kulit Anda, berikut berbagai cara
yang bisa dilakukan sebelum keluar rumah plus cara mengatasinya jika terlanjur
terkena dampaknya, seperti:
Tabir surya menjadi barang wajib yang perlu Anda pakai saat keluar rumah.
Apalagi jika Anda berkegiatan aktif di luar ruangan setiap hari. Tabir surya
membantu menyerap sinar ultraviolet yang masuk ke dalam kulit sehingga dapat
meminimalkan efeknya.
Selain itu, Anda juga perlu mengulangi pemakaiannya setiap dua jam sekali
terlebih jika Anda terus berkeringat. Tak hanya itu, ada baiknya untuk menghindari
keluar rumah di jam 10 pagi hingga 3 sore karena di jam ini sinar ultraviolet yang
merusak kulit sangatlah kuat.
Saat kulit sudah mengalami berbagai efek buruk dari sinar matahari seperti
terbakar atau tanda-tanda penuaan, Anda bisa mengoleskan berbagai pelembap atau
krim khusus yang ditujukan khusus untuk meregenerasi kulit. Tujuannya, agar kulit
yang rusak akibat cahaya matahari dapat lebih cepat pulih dan terhindar dari
kerusakan lanjutan. Ada baiknya untuk menggunakan krim dengan kandungan
Centella asiatica atau daun pegagan. Tanaman yang satu ini sudah terbukti efektif
untuk mengatasi berbagai masalah kulit dan meredakan iritasi. Tanaman ini juga
mampu memperbaiki lapisan kulit terluar dengan menggantikannya dengan kulit baru
yang lebih sehat.
Sinar matahari adalah salah satu hal yang membantu pekerjaan manusia. Berbagai
pekerjaan manusia yang dapat terbantu karena adanya sinar matahari diantaranya
adalah mengeringkan baju, mengeringkan hasil panen bagi petani, mengeringkan ikan
atau tangkapan laut lainnya supaya lebih awet, dan lain sebagainya. Dengan demikian
keberadaan sinar matahari akan sangat membantu manusia.
6. Membantu penerangan
Tanpa adanya cahaya matahari, dunia akan gelap gulita. Sehingga kita tak akan
bisa melihat apapun yang ada di lingkungan sekitar kita. Dengan adanya energi
cahaya matahari ini, maka kita bisa melihat lingkungan sekitar. Maka dari itu, cahaya
sangat penting peranannya sebagai media penerangan. Selain cahaya matahari,
cahaya dari lampu juga berfungsi sebagai penerangan saat malam hari. Cahaya dari
lampu juga membantu Anda untuk dapat belajar di malam hari.
Sebagai sumber dari cahaya, matahari juga bisa menghasilkan energi listrik.
Energi listrik inilah yang nantinya dipergunakan untuk cahaya di malam hari. Selain
itu dengan energi listrik, kita bisa menggunakan elektronik dan alat-alat rumah tangga
dengan nyaman. Energi listrik yang berasal dari bantuan matahari atau sel surya ini
tentunya lebih ramah lingkungan. Tak hanya itu saja, matahari juga termasuk energi
terbarukan yang ketersediaannya tidak terbatas.
Selain bermanfaat bagi kehidupan manusia, energi cahaya juga sangat bermanfaat
untuk tumbuhan. Jika kecambah kekurangan cahaya, maka tanaman tersebut akan
kering, kurus, daunnya berwarna kuning pucat dan juga tipis. Berbeda dengan
kecambah yang cukup cahaya matahari, maka tanaman tersebut akan memiliki daun
yang tebal, hijau dan tumbuh subur. Hal ini dikarenakan kecambah tersebut akan
lebih maksimal dalam proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan dan zat
energi.
Cahaya matahari juga dapat menjaga temperatur tumbuhan agar tetap seimbang
dan stabil. Jika temperatur tumbuhan rendah maka proses penguapan akan menjadi
lama, hal ini tentu saja dapat membuat tumbuhan mati lemas. Dan sebaliknya jika
suhu terlalu tinggi maka proses penguapan akan dipercepat. Hal ini akan
menyebabkan tumbuhan menjadi kering.
Gambar 8. Cahaya dari matahari dan langit diukur pada suatu waktu
Cahaya matahari yang memasuki suatu medium optik seperti air, intensitasnya
akan berkurang atau mengalami peredupan (extinction) seiring dengan kedalaman
perairan. Hal ini disebabkan adanya absorpsi oleh air dan bahan-bahan yang
terkandung didalamnya. Besarnya tingkat peredupan bergantung kepada materi yang
terkandung dalam kolom air itu sendiri. Pada kolom air yang memiliki tingkat
kekeruhan yang tinggi, tingkat peredupannya juga tinggi. Materi-materi yang
biasanya menjadi penyebab peredupan adalah suspended solid, dissolve organic
matter/DOM, dan particulate organc matter/POM termasuk plankton.
Daftar Pustaka
Ahmad Luthfi. 2017. Kekuatan Cahaya Matahari Dijelaskan Alquran dan Sains. Di
akses dari
https://techno.okezone.com/read/2017/08/24/56/1762615/masya-allah-
kekuatan-cahaya-matahari-dijelaskan-alquran-dan-sains
Sunarto. 2008. Peranan Cahaya Dalam Proses Produksi Dilaut. Di akses dari
http://peranan_cahaya_dalam_proses_produksi_di_laut.pdf
Benergi. Com. Manfaat Sumber Energi Cahaya Matahari Bagi Kehidupan. Di akses
dari
https://benergi.com/manfaat-sumber-energi-cahaya-matahari-bagi-kehidupan