Anda di halaman 1dari 38

CAHAYA MATAHARI

Pengertian matahari

Matahari adalah bola raksasa yang terbentuk dari gas hidrogen dan helium.
Matahari termasuk bintang berwarna putih yang berperan sebagai pusat tata surya.
Seluruh komponen tata surya termasuk 8 planet dan satelit masing-masing, planet-
planet kerdil, asteroid, komet, dan debu angkasa berputar mengelilingi Matahari. Di
samping sebagai pusat peredaran, Matahari juga merupakan sumber energi untuk
kehidupan yang berkelanjutan. Panas Matahari menghangatkan bumi dan membentuk
iklim, sedangkan cahayanya menerangi Bumi serta dipakai oleh tumbuhan untuk
proses fotosintesis. Tanpa Matahari, tidak akan ada kehidupan di Bumi karena banyak
reaksi kimia yang tidak dapat berlangsung.

Matahari menjadi pusat dan induk tata surya kita. Benda langit ini adalah sebuah
bintang sejati. Matahari merupakan sebuah bintang yang sebenarnya hanyabiasa-biasa
saja. Matahari berukuran sedang, banyak bintang yang lain yang lebih besar, lebih
berat, lebih panas, dan cahaya lebih cerah lagi. Matahari tampak jauh lebih besar
karena letaknya jauh lebih dekat kita dari pada bintang-bintang lainnya. Jauhnya kira-
kira 149.600.000 km. bintang yang terdekat lainnya adalah bintang Alpha Centuri,
Jauhnya lebih dari 40.000.000.000.000 km.

Nicolaus Copernicus adalah orang pertama yang mengemukakan teori bahwa


Matahari adalah pusat peredaran tata surya pada abad 16. Teori ini kemudian
dibuktikan oleh Galileo Galilei dan pengamat angkasa lainnya. Teori yang kemudian
dikenal dengan nama heliosentrisme ini mematahkan teori geosentrisme (bumi
sebagai pusat tata surya) yang dikemukakan oleh Ptolemeus dan telah bertahan sejak
abad ke dua sebelum masehi. Konsep fusi nuklir yang dikemukakan oleh
Subrahmanyan Chandrasekhar dan Hans Bethe pada tahun 1930 akhirnya dapat
menjelaskan apa itu Matahari secara tepat.
Terbentuknya Matahari

Seperti semua bintang, Matahari terbentuk dari awan gas dan debu yang
mengerut. Partikel gas di tepi luar awan itu, atau nebula, mulai jatuh ke pusat, dan
gravitasi partikel-partikel ini bersama-sama menarik atom lebih banyak lagi. Selama
10 juta tahun, awan gas itu bertambah mampat dan panas. Kemudian suatu perubahan
penting terjadi pada intinya. Karena tarikan gravitasi, tekanan yang makin besar
memaksa inti-inti atom berpadu dalam proses fusi nuklir, dan mengeluarkan energi
sangat besar. Begitu api intinya menyala, Matahari telah menjadi bintang.

Beberapa proses:

1. Awan Gas yang Mengerut


Kira-kira lima miliar tahun silam, debu dan gas (nebula) bercahaya mulai
menggumpal dan mengerut. Seperti adonan piza yang dilempar dan berputar
di udara, nebula ini memipih seperti cakram
2. Tarikan Gravitasi
Selagi nebula terus berputar, gravitasi menarik materi ke pusat. Atom gas
yang tertarik jatuh ke tengah menuju inti semakin banyak, sehingga
kemampatan dan suhu terus meningkat. Akibatnya, inti dalam yang panas
mulai memijar.
3. Hampir Menjadi Bintang
Dengan mengerut lebih jauh lagi, inti yang cerah itu mengecil sampai kira-
kira 50 kali ukuran Matahari sekarang. Atom-atom terus jatuh ke dalam inti,
dan di situ gravitasi yang sangat kuat memampatkannya menjadi sangat padat.
4. Sebuah Bintang Lahir
Setelah mengecil terus selama 10 juta tahun, Matahari muda menjadi mantap
pada ukuran sedikit di atas ukurannya sekarang. Suhu intinya telah mencapai
10 juta° Kelvin dan reaksi inti pun mulai.
5. Matahari sekarang
Pada umurnya sekarang 4,6 miliar tahun, Matahari telah membakar kira-kira
setengah hidrogen dalam intinya. Pembakaran ini akan terus berlangsung lima
miliar tahun lagi.
Dimensi Matahari

Matahari merupakan bintang yang paling dekat dengan Bumi, yaitu berjarak rata-
rata 149.600.000 kilometer (92,96 juta mil). Jarak Matahari ke Bumi ini dikenal
sebagai satuan astronomi dan biasa dibulatkan (untuk penyederhanaan hitungan)
menjadi 150 juta km.

Matahari merupakan bola gas mahabesar yang menyala dan panasnya luar biasa.
Diameter matahari kira-kira 1.400.000 km lebih dari 100 kali diameter bumi. Massa
matahari sama dengan 333.420 kali massa bumi. Karena berat jumlah gasnya
mahabesar , tekanan pada pusat matahari lebih dari satu juta metric ton setiap cm2..

Kepadatan Matahari

Meskipun massa matahari itu besar, kepadatan rata-rata berat suatu volume
standar zatnya hanya 1,4 kali berat satu volume air yang sama. Sebaliknya, bumi 5,5
kali lebih padat dari pada air.

Keadaan matahari yang rendah ini dapat diterangkan dengan mudah. Pusat
matahari, Karena tekanan yang maha besar, lebih dari 100 kali kepadatan air. Namun,
sebagian besar matahari diluar pusatnya tersusun oleh gas yang sering kali lebih tipis
dari pada atmosfer bumi. Bila berbagai kepadatan ini diambil rata-rata secara
bersama, maka kepadatan umum matahari sangatlah rendah

Gravitasi Matahari

Gaya gravitasi di Matahari sebanding dengan 28 kali gravitasi di Bumi. Secara


teori hal tersebut berarti bila seseorang memiliki berat 100 kg di Bumi maka bila
berjalan di permukaan Matahari beratnya akan terasa seperti 2.800 kg. Gravitasi
Matahari memungkinkannya menarik semua komponen-komponen penyusunnya
membentuk suatu bentuk bola sempurna. Gravitasi Matahari jugalah yang menahan
planet-planet yang mengelilinginya tetap berada pada orbit masing-masing. Pengaruh
dari gravitasi Matahari masih dapat terasa hingga jarak 2 tahun cahaya.

Suhu Matahari

Matahari seperti tungku yang maha besar yang pusatnya di kobarkan oleh energi
nuklir atau atom. Di pusatnya, suhunya mungkin mencapai 14.000.000 ˚C atau lebih.
Namun, suhu pada permukaan matahari menjadi jauh lebih dingin yaitu 5.000 ˚C –
6.000 ˚C. suhu ini masih cukup panas untuk dapat menguapkan hampir semua zat
yang ada di bumi, baik cair maupun gas.

Susunan Tubuh Matahari

Struktur umum matahari dapat di bagi dua, yaitu :

1. Atmosfer pada bagian luar


2. Interiornya
Struktur dalam atau yang disabut interior merupakan bagian yang tidak terlihat
langsung yang terdiri atas inti, lapisan radiatif dan konveksi. Penamaan kedua lapisan
terluar sesuai dengan cara energy dihantarkna keluar bumi yaitu secara radiatif dan
konvektif. Sementara itu atmosfer matahari terbagi menjadi tiga daerah utama yaitu :

1. Fotosfer
2. Kromosfer
3. Korona
Lapisan atmosfer merupakan daerah yang dapat terlihat langsung oleh mata.
Meskipun demikan, mata manusia berkerja dalam riak panjang gelombang yang
terbatas, yaitu daerah kasat mata (white-light) sehingga diperlukan berbagai alat
bantu dan penapis untuk melihat aktivitas atau kenampakan matahari diluar
keterbatasan tersebut untuk menguraingi intensitasnya.
Untuk dapat melihat matahari sekaligus aktivitasnya dalam setiap lapisan
atmosfer, dapat dipakai berbagai macam jenis filter. Salah satunya ialah dengan filter
yang bekerja dalam riak panjang panjang gelombang tampak yang mengurangi
intensitas atau kuat cahayanya 1/100.000 kali. Kepekatan tersebut aman untuk
melihat matahari dengan mata telanjang secara langsung. Lapisan yang terlihat ini
yaitu lapisan fotosfer.

Struktur matahari dibagi dalam berikut :

Inti atau Bagian Dalam Matahari (Core)

Inti merupakan bagian yang terbesar pada bola gas ini. Inti adalah area
terdalam dari Matahari yang memiliki suhu sekitar 20 juta derajat Fahrenheit.
Berdasarkan perbandingan radius/diameter, bagian inti berukuran seperempat
jarak dari pusat ke permukaan dan 1/64 total volume Matahari. Kepadatannya
adalah sekitar 150 g/cm3. Suhu dan tekanan yang sedemikian tingginya
memungkinkan adanya pemecahan atom-atom menjadi elektron, proton, dan
neutron. Neutron yang tidak bermuatan akan meninggalkan inti menuju
bagian Matahari yang lebih luar.
Sementara itu, energi panas di dalam inti menyebabkan pergerakan elektron
dan proton sangat cepat dan bertabrakan satu dengan yang lain menyebabkan
reaksi fusi nuklir (sering juga disebut termonuklir). Inti Matahari adalah
tempat berlangsungnya reaksi fusi nuklir helium menjadi hidrogen. Energi
hasil reaksi termonuklir di inti berupa sinar gamma dan neutrino memberi
tenaga sangat besar sekaligus menghasilkan seluruh energi panas dan cahaya
yang diterima di Bumi. Energi tersebut dibawa keluar dari Matahari melalui
radiasi.

 Zona radiatif adalah lapisan yang menyelubungi bagian inti. Lapisan ini
mempunyai suhu dari dalam ke luar adalah sekitar tujuh juta sampai dua juta
derajat celsius.
 Zona konvektif adalah lapisan yang suhunya sudah menurun. Suhu lapisan ini
sekitar dua juta derajat celcius. Setelah keluar dari zona radiatif, atom-atom
bagian inti ini akan bergerak menuju lapisan yang lebih luar dengan suhu
yang lebih rendah. 
Permukaan (atau kulit) Matahari disebut (Fotosfer)

Dari sinilah datangnya sinar cahaya yang dapat kita saksikan setiap saat
sehingga matahari tampak bercahaya terang memutih seperti piringan perak.
Di bagian pinggir bulatan itu cahaya fotosfer tidak begitu silau. Hal ini
menjelaskan bahwa fotosfer terdiri atas gas-gas , bukan benda padat atau pun
cair.
Fotosfer atau permukaan Matahari meliputi wilayah setebal 500 kilometer
dengan tempratur 6.000 derajat Kelvin. Sebagian besar radiasi Matahari yang
dilepaskan keluar berasal dari fotosfer. Energi tersebut diobservasi sebagai
sinar Matahari di Bumi, 8 menit setelah meninggalkan Matahari.
Pada kenyataannya, permukaan dari fotosfer bukanlah bidang yang rata, tetapi
berbintik-bintik (berbutir-butir) besar kecil yang disebut granulasi fotosfer.
Penyelidikan yang lebih teliti dengan tropong menyatakan bahwa fotosfer
tidakklah rata, tetapi menunjukan bagian-bagian yang lebih tinggi yang
seakan-akan merupakan obor fotosfer (faculae)

Atmosfer Matahari
a. Lapisan Pembalikan
Lapisan ini merupakan lapisan gas pijar yang dingin. Terdiri atas berbagai
macam jenis logam. Sewaktu terjadi gerhana matahari maka spektrum
selubung gas ini jelas kelihatan.
b. Kromosfer
Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer, merupakan lapisan gas yang
sangat panas dan renggang yang menyelubungi matahari. Warna dari
kromosfer biasanya tidak terlihat karena tertutup cahaya yang begitu
terang yang dihasilkan fotosfer. Namun saat terjadi gerhana Matahari
total, di mana bulan menutupi fotosfer, bagian kromosfer akan terlihat
sebagai bingkai berwarna merah di sekeliling Matahari. Warna merah
tersebut disebabkan oleh tingginya kandungan helium di sana.
Penyelidikan tentang spektrum kromosfer memberikan keterangan adanya
zat cair, helium, dan kalsium didalamnya.
c. Korona
Korona merupakan lapisan terluar dari Matahari. Lapisan ini berwarna
putih, namun hanya dapat dilihat saat terjadi gerhana karena cahaya yang
dipancarkan tidak sekuat bagian Matahari yang lebih dalam. Saat gerhana
total terjadi, korona terlihat membentuk mahkota cahaya berwarna putih di
sekeliling Matahari. Lapisan korona memiliki tempratur yang lebih tinggi
dari bagian dalam Matahari dengan 1.000.000 derajat Fahrenheit.

Permukaan Matahari
Mungkin tampak aneh jika kita membicarakan permukaan sebuah bola gas
seperti matahari. Akan tetapi, memang ada suatu lapisan permukaan yang
mempunyai batas tertentu merupakan bagian matahari yang dapat kita
lihat. Lapisan ini yaitu fotosfer.
Fotosfer merupakan daerah yang mempunyai kedalaman 320 km,
kedalaman yang kurang dari 1/2000 jari-jari matahari. Dahulu fotosfer
dianggap sebagai sebuah bola cahaya yang seragam dan sempurna. Akan
tetapi, para pengamat pada zaman dahulu bahkan melihat berbagai noda di
fotosfer. Pada awal tahun 1600-an Galileo galilie yaitu ilmuwan asal itali
merupakan orang pertama yang melakukan penelaahan tentang matahari
dan noda-nodanya dengan bantuan teleskop. Yang disebut noda-noda
matahari ini ialah tambahan –tamabahan tak teratur dan gelap. Noda-noda
itu dianggap sangat penting, tetapi dalam beberapa hal masih merupakan
cirri-ciri yang masih penuh misteri.

Disamping noda-noda matahari, permukaan matahari juga


memperlihatkan dua ciri utama yaitu :
1. Daerah-daerah yang tak teratur yang disebut fakula
2. Sebuah jaringan sel halus yang disebut granulasi fotosfer

Fakula merupakan daerah yang panas dan menyala terbentuk dari tanda
tanda kecil yang terang sekali sampai dengan corengan-corengan yang
besar sekali. Fakula ini mirip dengan plage dalam kromosfer.

Fakula mempunyai susunan butir-butir kasar. Banyak ahli astronomi


menganggap bahwa fakula merupakan massa gas yang maha besar yang
lebih panas dari pada bagian lainnya permukaan matahari yang bersifat
gas.

Granulasi fotosfer tampak seperti butiran-butiran yang padat dan cerah.


Butir-butiran itu dipisahkan satu dengan yang lainnya oleh batas-batas
yang gelap. Diameter sebuah butiran khusus atau sel berukuran sekitar
1.600 km yang sebenarnya hanya merupakan daerah kecil jika
dibandingkan dengan daerah permukaan matahari yang sangat luas lainya.

Para ahli astronomi beranggapan bahwa granulasi fotosfer merupakan gas


fotosfer yang terkena panas bergerak secara hebat dan berkesinambungan.
Telah dibuat film tentang sel-sel itu yang tampak seperti cair yang sedang
mendidih dan menghembuskan gas dari kedalaman matahari.

Ciri Khas Matahari


Prominensa (lidah matahari)
Adalah bagian Matahari menyerupai lidah api yang sangat besar dan terang yang
mencuat keluar dari bagian permukaan serta seringkali berbentuk loop (putaran).
Prominensa hanya dapat dilihat dari bumi dengan menggunakan bantuan teleskop dan
filter. Prominensa terbesar yang pernah ditangkap oleh SOHO (Solar and
Heliospheric Observatory) diestimasi berukuran panjang 350 ribu km.
Bintik Matahari
Adalah granula-granula cembung kecil yang ditemukan di bagian fotosfer
Matahari dengan jumlah yang tak terhitung. Bintik Matahari tercipta saat garis medan
magnet Matahari menembus bagian fotosfer.  Ukuran bintik Matahari dapat lebih
besar daripada Bumi. Bintik Matahari memiliki daerah yang gelap bernama umbra,
yang dikelilingi oleh daerah yang lebih terang disebut penumbra.

bintik matahari adalah spot-spot kecil berwarna hitam di permukaan matahari


Angin Matahari
Angin Matahari terbentuk aliran konstan dari partikel-partikel yang dikeluarkan
oleh bagian atas atomosfer Matahari, yang bergerak ke seluruh tata surya. Partikel-
partikel tersebut memiliki energi yang tinggi, namun proses pergerakannya keluar
medan gravitasi Matahari pada kecepatan yang begitu tinggi belum dimengerti secara
sempurna. Kecepatan angin surya terbagi dua, yaitu angin cepat yang mencapai 400
km/s dan angin cepat yang mencapai lebih dari 500 km/s. Kecepatan ini juga
bertambah secara eksponensial seiring jaraknya dari Matahari. Angin Matahari yang
umum terjadi memiliki kecepatan 750 km/s dan berasal dari lubang korona di
atmosfer Matahari.

Badai Matahari
Badai matahari ini berkaitan langsung dengan peristiwa solar flare dan CME.
Kedua hal itulah yang menyebabkan terjadinya badai matahari. Solar flare adalah
ledakan di Matahari akibat terbukanya salah satu kumparan medan magnet
permukaan Matahari. Ledakan ini melepaskan partikel berenergi tinggi dan radiasi
elektromagnetik pada panjang gelombang sinar-x dan sinar gamma. Partikel
berenergi tinggi yang dilepaskan oleh peristiwa solar flare, jika mengarah ke Bumi,
akan mencapai Bumi dalam waktu 1-2 hari. Sedangkan radiasi elektromagnetik
energi tingginya, akan mencapai Bumi dalam waktu hanya sekitar 8 menit.
CME adalah pelepasan material dari korona yang teramati sebagai letupan yang
menyembur dari permukaan Matahari. Dalam semburan material korona ini, sekitar
2×1011 – 4×1013 kilogram material dilontarkan dengan energi sebesar 1022 –
6×1024 joule. Material ini dilontarkan dengan kecepatan mulai dari 20 km/s sampai
2000 km/s, dengan rata-rata kecepatan 350 km/s. Untuk mencapai Bumi, dibutuhkan
waktu 1-3 hari.
Matahari kita memiliki siklus keaktifan dengan periode sekitar 11 tahun. Siklus
keaktifan ini berkaitan dengan pembalikan kutub magnetik di permukaan Matahari.
Keaktifan Matahari ini bisa dilihat dari jumlah bintik matahari yang teramati. Saat
keaktifan Matahari mencapai maksimum, kita akan mengamati bintik matahari dalam
jumlah paling banyak di permukaan Matahari. Dan pada saat keaktifan Matahari
mencapai maksimum inilah, angin matahari lebih ‘kencang’ dari biasanya dan
partikel-partikel yang dipancarkan juga lebih energetik. Dan peristiwa solar flare dan
CME dalam skala besar juga lebih dimungkinkan untuk terjadi. Dengan kata lain, saat
keaktifan Matahari mencapai maksimum, Bumi akan lebih banyak dipapar dengan
partikel-partikel bermuatan tinggi (lebih tinggi dari biasanya) dan radiasi
elektromagnetik energi tinggi.
Partikel-partikel bermuatan yang dipancarkan dari peristiwa solar flare dan CME,
saat mencapai Bumi, akan berinteraksi dengan medan magnetik Bumi. Interaksi ini
akan menyebabkan gangguan pada medan magnetik Bumi buat sementara.
Badai Matahari seringkali terjadi bersamaan dengan luapan massa korona. Badai
Matahari memberikan risiko radiasi yang sangat besar terhadap satelit, pesawat ulang
alik, astronot, dan terutama sistem telekomunikasi Bumi. Badai Matahari yang
pertama kali tercatat dalam pustaka astronomi adalah pada tanggal 1 September 1859.
Dua peneliti, Richard C. Carrington dan Richard Hodgson yang sedang
mengobservasi bintik Matahari melalui teleskop di tempat terpisah, mengamati badai
Matahari yang terlihat sebagai cahaya putih besar di sekeliling Matahari. Kejadian ini
disebut Carrington Event dan menyebabkan lumpuhnya jaringan telegraf transatlantik
antara Amerika dan Eropa.
Spektrum Matahari

Tiap-tiap bagian permukaan bumi itu secara tetap memancarkan energi sebesar
3,91023 kilowatt. Kira-kira seperdua billion darinya dalam bentuk sinar matahari
dapat mencapai bumi. Sinar matahari itu adalah campuran dari warna-warna. Jika
sinar itu melalui sebuah prisma gelas, beberapa sinar ini terbias lebih dari bagian-
bagian yang lain. Sinar yang meninggalkan prisma ini terurai ke dalam beberapa
berkas warna yang disebut spektrum. Warna-warna itu berturut-turut bergeser dari
warna merah melalui warna jingga, kuning, hijau, biru dan nila sampai ke warna
violet.

Spektrum ini di belah-belah oleh garis-garis yang tajam-kelam. Peristiwa ini


menandakan bahwa beberapa sinar yang mempunyai gelombang-gelombang tetentu
telah di absorpsi waktu melalui lapisan gas yang “dingin” yang berada di atas
permukaan matahari. Garis itu disebut garis-garis fraunhofar, sesuai nama orang yang
telah menemukannya.

Noda Matahari

Bintik matahari banyak terlihat dalam kelompok-kelompok yang mempunyai


morfologi sangat bervariasi dengan beerbagai tingkat ukuan dan evolusinya. Satu
kelompok dapat terdiri atas puluhan bintik dengan berbagai ukuran, umumnya
memanjang dengan sedikit kemiringan pada arah timur dan barat. Kala hidupnya
beragam dari beberapa hari-untuk kelompok kecil atau anggota berukuran kecil –
sampai beberapa bulan untuk kelompok besar atau salah satu anggotanya berukuran
besar. Kelompok bintik matahari umumnya terbagi dalam dua bagian disebelah barat
dan timur. Bagian disebelah barat disebut pemimpin [‘leader’] dan bagian timur
disebut pengikut [‘follower’]. Dibintik satu matahari merentang dengan garis tengah
2.000 km sampai 40.000 km, sedangkan panjang kelompok bintik matahari mencapai
lebih dari 150.000 km.

Tempratur bintik matahari 4.000 derajat Kelvin atau lebih rendah dari
sekelilingnya yang berada pada kisaran 6000 derajat Kelvin. Perbedaan suhu tersebut
menyebabkan bintik matahari bewarna gelap. Bintik matahari mudah terlihat pada
lapisan fotosfer, lapisan terendah dari pada atmosfer matahari.

Pada suhu sebesar 4.000 derajat Kelvin noda-noda matahari tampak gelap, lebih
dingin, dan demikian, kurang cerah di bandingkan dengan bagaian lain fotosfer.
Suatu noda matahari khusus mempunyai dua bagian yang nyata, yaitu daerah pusat
yang gelap yang disebut umbra (bayang-bayang) dan daerah lingkungan yang lebih
terang yang disebut penumbra (hampir bayang-bayang). Seperti fotosfer pada
umumnya, umbra memperlihatkan suatu susunan berbutir-butir yang member kesan
adanya suatu peredaran gas panas. Pada posisi tertentu di tepi matahari, noda-noda itu
tampak seperti suatu depresi atau lekuk didalam fotosfer. Lembar suatu noda tunggal
yang panjangnya mungkin puluhan ribu kilometer dan pada umumnya merupakan
cirri-ciri sementara bertahan dimana saja dari beberapa hari sampai beberapa bulan.
Noda-noda matahari sering kali berkembang berpasangan yang kemudian secara
lambat cenderung meregang. Selama suatu periode waktu, berates-ratus noda
mungkin membentuk kelompok-kelompok besar pada lain waktu lagi, mungkin sama
sekali tidak ditemukan noda matahri.
Teori yang lebih baru beranggapan bahwa noda-noda matahari merupakan daerah
dingin yang dihasilkan oleh reaksi antara gas matahari yang bermuatan listrik dan
medan magnet matahari. Jadi, sebuah medan magnet local menerobos permukaan
fotosfer dan meninggalkan sebuah noda pada titik tersebut. Gangguan ini juga
mempengaruhi atmosfer matahari yang terletak diseberang noda itu. Noda matahari
sebenarnya mempunyai medan magnet yang kuat. Magnetism noda matahari
mungkin di hubungkan dengan aliran kutub suatu listrik yang lewat melalui gas
matahari.

Noda-noda matahari bukan satu-satunya tampilan yang dipengaruhi oleh daur


matahari. Bila terdapat satu noda matahari maksimum, yakni bila mana timbul
banyak noda, seluruh matahri menjadi lebih aktif. Protuberans menjadi lebih besar
dan lebih banyak. Nyala matahari sangat besar, dengan suhu berjuta-juta derajat
meledak-ledak.

Korona mengalami berbagai perubahan dalam bentuk dan kecermelangan selama


tingkat-tingkat daur matahari yang berbeda-beda. satelit buatan manusia juga telah
memotret suatu ciri aneh yang diketahui sebagai topi kutub matahari di dalam korona.
Topi korona yang terpusat di atas kutub utara dan kutub selatan matahari merupakan
massa gas yang secara relatif dingin. Pada panas sekitar 1.000.000 derajat celcius,
panas kopi itu kira-kira hanya seperdua panas bagian lain korona. Selama suatu noda
matahari maksimum, topi kutub menjadi sangat kecil atau absen. Selama suatu noda
matahari minimum, yakni apabila hanya terjadi sedikit noda, topi-topi itu menjadi
lebih besar.

Selama noda matahari maksimum, panas bagian-bagian korona lainnya menjadi


dua kali, yaitu 4.000.000.000 derajat celcius dari panas biasanya, terutama tempat
terjadinya nyala matahari.

Jadi bintik matahari merupakan salah satu bentuk aktivitas magnetic. Sebagai
magnet, bintik matahari mempunya kutub tunggal (monopol). Oleh sebab itu, bintik
matahri selalu berkecenderungan untuk kelompok dengan anggotanya yang
mempunyai kutub (polaritas) berbeda atau sebagai dwikutub (bipolar). Bintik
matahari pemimpin berlawanan Polaris magnetiknya dengan bintik pengikutnya.
Bintik matahari berukuran kecil yang berada di sekitar bintik matahari berukuran
besar umumnya mempunyai polaritas yang sama. Jika bintik tersebut berbeda
polaritasnya, disebut bintik matahari parasit.

Gerak Matahari

Setiap hari matahari terbit di ufuk timur, lalu bergerak makin lama makin tinggi,
pada tengah hari ia mencapai kedudukan tertinggi pada hari itu dan matahari
dikatakan sedang berkulminasi. Setelah tengah hari ia meneruskan perjalanannya
bergerak semakin lama semakin rendah dan senja hari terbenam di ufuk barat.

Perjalanan matahari menurut arah timur-barat, bukanlah gerak hakiki melainkan


disebabkan oleh rotasi bumi, dalam waktu 24 jam menurut arah barat-timur. Salah
satu bidang yang tegak lurus pada poros bumi adalah khatulistiwa bumi dan jika
ditarik khayal hingga mencapai bola langit, akan memotong bola langit pada suatu
lingkaran yang dinamakan ekuator langit.

Tempuhan harian matahari dan semua benda langit termasuk bulan, planet dan
bintang-bintang yang tetap senantiasa berbentuk lingkaran yang sejajar dengan
ekuator langit. Lingkaran tempuhan harian matahari di bagi dua oleh horizon, yaitu
bagian atas horizon = siang, bagian bawah horizon = malam.

Seperti bumi, matahari berputar pada sumbunya. Matahari juga berputar atau
berotasi dari barat ke timur. Akan tetapi, matahari tidak berputar pada kecepatan yang
sama dimana-mana. Beberapa bagian berputar lebih cepat dari pada bagian-bagian.
Para ahli astronomi mempunyai beberapa cara untuk menghitung kecepatan rotasi
matahari.

Rotasi menjadi lebih lambat sewaktu menjauhi ekuator. Di kutub utara dan kutub
selatan periode menjadi 34 hari. Perbedaan hampir sepuluh hari dalam periode di
antara ekuator dan kutub-kutub matahari ini terjadi karena kenyataan bahwa matahari
itu tidak padat.

Matahari mempunyai dua gerakan sekali “jalan” yaitu sebagai berikut :

a. Berputar mengelilingi sumbunya, lamanya 26,9 hari (di bumi) sekali


putaran. Ternyata bila, sekelompok noda-noda matahari pada suatu
ketika tampak berada di sebelah pinggir kanan bulatan matahari., kira-
kira dua minggu kemudian kelihatan lagi noda-noda matahari di
sebelah kiri.
b. Selain itu matahari juga bergerak pula di antara rasi-rasi bintang
dengan kecepatan 20 km/detik. Gerakan ini menuju ke suatu langit
yang disebut apex
Perputaran matahari dengan sumbunya ini ternyata arahnya sama dengan arah
perputaran bumi dan bulan mengelilingi sumbunya masing-masing, searah pula
dengan arah peredaran bumi mengelilingi bumi dan perputaran bulan mengelilingi
bumi.

Gerakan Semu Matahari


Adanya pergantiam musim sepanjang tahun disebabkan oleh gerak semu
matahari. Gerak semu ini adalah peredaran matahari jika dilihat dari bumi
sepanjang tahun. Pada tanggal 21 Juni, matahari akan terbit di koordinat
23,5 derajat, atau sejauh 23,5 derajat arah utara dari khatulistiwa.
Sebaliknya di bulan Desember tanggal 22, matahari terbit di -23,5 derajat,
atau sejauh 23,5 derajat arah selatan khatulistiwa.

Karena kemiringan itu, wilayah yang diterangi matahari sepanjang tahun


berbeda-beda. Selama setengah tahun, matahari lebih banyak menerangi
wilayah utara ketimbang wilayah selatan, dan setengah tahun berikutnya
hal sebaliknya yang terjadi. Jika fenomena ini diamati sepanjang tahun
dari bumi, maka terlihat seolah-olah matahari itu bergerak dari utara ke
selatan selama setengah tahun, dan kemudian balik lagi bergerak dari
selatan ke utara pada setengah tahun berikutnya. Dalam bola langit,
lintasan gerak semu matahari itu disebut ekliptika.
Deklinasi Matahari
Lintasan semu matahari itu menggambarkan adanya perubahan deklinasi
matahari secara periodik. Deklinasi adalah jarak sudut antara sebuah
benda langit dengan “khatulistiwa langit”. Khatulistiwa langit ini sendiri
merupakan proyeksi khatulistiwa bumi terhadap bola langit – kalau
diambil asumsi bahwa langit berbentuk bola. Jadi, deklinasi itu analog
dengan lintang di bumi.
Deklinasi matahari selalu bertambah dan berkurang setiap hari secara
periodik. Pertambahan/pengurangannya per hari adalah kira-kira sebesar
0.9856 derajat. Dengan begitu, waktu yang dibutuhkan untuk deklinasi
matahari berubah dari +23,5 derajat ke -23,5 derajat adalah 182,6211 hari.
Equinoxes dan Solstices
Equinox maksudnya adalah saat malam dan siang sama panjang di seluruh
permukaan bumi. Bagi orang di khatulistiwa, tiap saat malam dan siang itu
sama saja panjangnya. Namun tidak demikian dengan orang lain yang ada
di kawasan utara atau kawasan selatan. Pada musim dingin, orang Eropa
merasakan malam yang lebih panjang ketimbang siang, dan pada saat
yang bersamaan, orang di Australia merasakan siang yang lebih lama.
Nah, pada saat equinox ini orang utara atau selatan itu merasakan panjang
siang dan malam yang sama.
Solstice maksudnya “matahari tetap” kalau diterjemahkan dari bahasa
Yunani. Disebut begitu karena matahari pada tanggal-tanggal solstice
tampak tidak banyak bergerak ke utara ataupun ke selatan. Seperti sudah
dijelaskan sebelumnya, sepanjang tahun matahari bergerak dari deklinasi
+23,5 derajat ke -23,5 derajat lalu kembali lagi ke +23,5 derajat. Tanggal-
tanggal solstice merupakan “titik balik” nya.
Equinox dan solstice terjadi dua kali dalam setahun, yakni tanggal 21
Maret dan 23 September (equinox) serta 21 Juni dan 22 Desember
(solstice).
Bagi manusia yang tinggal di kawasan dengan 4 musim, saat equinox dan
solstice ini juga menjadi penanda pergantian musim. Sebagai contoh, di
kawasan utara, tanggal 21 Maret (Vernal Equinox) adalah penanda
masuknya musim semi, 21 Juni (spring solstice) masuk musim panas, 23
September (autumnal equinox) masuk musim gugur dan 22 Desember
(winter solstice) masuk musim dingin.

“Matahari Tak Pernah Tenggelam”


Di kawasan kutub utara dan selatan, ada waktu-waktu dimana siang itu
berlangsung sepanjang hari, atau malam berlangsung sepanjang hari.
Maksudnya, ada beberapa waktu dimana matahari tak pernah tenggelam
(siang terus) walaupun jam tangan dan kalender sudah menunjukkan
pergantian hari. Di waktu lain, matahari malah tak pernah terbit (malam
terus).
Hal ini juga merupakan efek dari gerak semu matahari tadi. Ketika matahari
beredar di belahan utara (deklinasi positif), orang eskimo di kutub utara akan
melihat matahari terus sepanjang hari, dan pinguin di kutub selatan malah tak
pernah melihat matahari. Hal sebaliknya terjadi kalau matahari beredar di
belahan selatan (deklinasi negatif).

Unsur-unsur Kimia Matahari


para ahli astronomi telah memahami bahwa sebagian besar unsur-unsur kimia
yang terdapat di bumi juga ada di dalam matahari. Hydrogen merupakan unsur
matahari yang paling umum, yaitu lebih dari 80% dari massa matahari.

Helium merupakan unsur kedua, sejumlah 19%. Satu persen massa matahari
selebihnya sebagian besar besar terdiri dari unsur-unsur penting berikut dengan
urutan jumlah yang menurun :

a. Oksigen
b. Magnesium
c. Nitrogen
d. Silicon
e. Karbon
f. Belerang
g. Besi
h. Natrium
i. Kalsium
j. Nikel
k. Dan beberapa unsur-unsur mikro lainnya

Dalam buku Tafsir Ilmi 'Manfaat Benda-Benda Langit dalam perspektif Alquran
dan Sains' yang disusun oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran, Badan Litbang
dan Diklat Kementerian Agama RI, dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) menjelaskan mengenai cahaya matahari sebagai penerang tata surya.

Dalam salah satu ayat Alquran, Allah berfirman tentang matahari. "Dan Kami
jadikan pelita yang amat terang (matahari)," Surah An-Naba' Ayat 13. Ayat ini
menyatakan bahwa Allah telah menciptakan pelita, yaitu matahari, dengan cahaya
yang amat terang.

Kuatnya cahaya yang dimiliki benda langit ini demikian terang. Cahayanya yang
kuat dapat menerangi semua sudut alam raya yang berada dalam lingkup tata surya.
Dikatakan demikian karena planet dan benda-benda angkasa tidak selalu menghadap
matahari.

Pada saat mereka membelakanginya, cahaya matahari terhalang oleh bagian yang
menghadap ke arahnya. Ketika itulah kawasan tersebut akan menjadi gelap
(memasuki waktu malam).

Sosok matahari yang tampak di langit adalah sebuah bola gas pijar yang amat
besar berdiameter sekira 1,3 juta kilometer dan suhu permukaannya sekira 5.800 K.
Luminositas atau daya matahari mencapai 390 triliun-triliun (dengan 24 tambahan
angka nol) watt, bandingkan dengan daya lampu penerangan rumah yang hanya 25
watt atau lampu sorot yang hanya 500 atau 1.000 watt.

Temperatur di pusat matahari amat tinggi, sekira 10 juta derajat. Pada temperatur
yang sangat tinggi itu reaksi fusi nuklir berlangsung, reaksi penggabungan empat inti
atom hidrogen menjadi sebuah inti atom helium dan dari hasil reaksi fusi tersebut ada
energi yang dilepaskan.

Energi hasil fusi nuklir di pusat matahari itu setelah mengalami berbagai proses
dalam bola gas matahari kemudian dipancarkan keluar sebagai energi radiasi dalam
bentuk paket-paket energi cahaya.

Secara umum dikatakan, matahari memancarkan energi radiasi dan dirasakan


sebagai panas yang menghangatkan biosfer Bumi, dan pancaran cahaya tersebut
berfungsi sebagai pelita yang menerangi alam raya.

Planet-planet, asteroid, komet, cahaya zodiak (cahaya debu antarplanet), dan


bulan, semuanya mendapat penerangan dari cahaya matahari. Sebagian cahaya
matahari yang menyorot ke permukaan planet, asteroid, komet, debu antarplanet, dan
bulan, berfungsi menghangatkan permukaan atau angkasa planet, dan sebagian lagi
dipantulkan kembali ke langit.

Begitu terang sorotan cahaya matahari sehingga meskipun jauh letaknya masih
bisa menghasilkan pantulan cahaya dari benda ruang angkasa tersebut, sehingga
manusia di Bumi bisa mengenali adanya planet, komet atau asteroid yang bergerak
mengembara di langit.

Dari situ manusia bisa mempelajari gerak dan berbagai hukum keteraturan alam,
misalnya saja hukum Kepler. Dari situ pula manusia bisa mengenal berbagai ancaman
tabrakan tata surya.

Manfaat sinar matahari antara lain sebagai berikut:

1. Sebagai salah salah satu syarat untuk fotosintesis

Sinar matahari memiliki peranan yang besar bagi khidupan di Bumi, salah
satunya adalah bagi produsen atau makhluk hidup yang membuat makanannya
sendiri. Kedudukan produsen di Bumi ini dipegang oleh tumbuhan hijau. Tumbuhan
hijau dikatakan sebagai produsen karena dapat membuat makanannya sendiri.
Tumbuhan hijau membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan proses fotosintesis,
diantaranya adalah adanya klorofil atau zat hijau daun, air, karbondioksida dan juga
sinar matahari. Apabila salah satu dari syarat tersebut tidak ada maka tidak akan
berlangsung proses fotosintesis tersebut. Apabila proses fotosintesis tidak ada maka
tidak akan ada awal rantai makanan di dunia ini.

2. Sebagai penghangat suhu tubuh bagi manusia dan binatang

Sinar matahari juga berperan sebagai penghangat suhu di Bumi, yaitu penghangat
bagi manusia dan juga binatang. Selain itu sinar matahari juga sebagai penghangat
udara di Bumi sehingga makhluk hidup bisa bertahan hidup dengan suhu yang
hangat. Apabila tidak ada matahari mungkin air- air di bumi akan berubah menjadi es
dan suhu di Bumi akan sangat dingin sehingga kemungkinan manusia, bintang dna
tumbuhan tidak akan bertahan hidup lama.

3. Sumber vitamin D alami

Dibanding cahaya matahari siang dan sore hari, kita tentu tetap memilih
mendapatkan cahaya matahari pagi hari. Cahaya yang menyemburat sebelum pukul
10 pagi dinilai lebih menyehatkan dan tidak membahayakan. Mengapa? Karena unsur
sinar ultraviolet dan vitamin yang dibentuk olehnya, yakni vitamin D, dibutuhkan
tubuh sepenting menu harian.

Percuma orang mencukupi kebutuhan akan vitamin D atau kalsium hariannya,


kalau sehari-hari tidak terpapar cahaya matahari pagi secara memadai. Karena hanya
bantuan cahaya matahari yang mampu melengkapi agar metabolisme vitamin D tubuh
berlangsung normal. Dengan cara itu, kalsium yang dikonsumsi baru akan dapat
membuahkan hasil terhadap tulang dan gigi.

Cahaya matahari pagi tidak begitu menyengat seperti pada siang hari, karena
kandungan sinar ultraviolet pada cahaya matahari pagi masih begitu kaya. Sedangkan
pada siang hari, sinar ultramerah lah yang makin pekat dan membuat kulit tersengat,
sementara kandungan sinar ultraviolet yang menyehatkan itu sudah semakin tipis.
Maka, kalau ingin memanfaatkan cahaya matahari memang harus memilih berjemur
pagi hari, setidaknya sebelum pukul 10.00, tanpa perlu ketakutan kulit bakal menjadi
lebih kelam.

Cahaya matahari pagi dibutuhkan segala umur. Bayi pun membutuhkan cahaya
matahari pagi untuk metabolisme kalsium tubuh. Sebab seperti yang kita sudah
ketahui, metabolisme kalsium memerlukan kehadiran vitamin D. Vitamin D baru siap
membantu dan bekerja kalau hadir cahaya matahari.

Bayi yang lahir kuning untuk waktu lama, membutuhkan bantuan cahaya
matahari lebih banyak agar gejala kulit kuningnya lekas mereda. Hal ini dapat terjadi
salah satunya ketika fungsi hatinya belum cukup matang, atau lantaran suatu penyakit
lain. Cara sederhana mengatasi bayi yang kadar bilirubin-nya lebih tinggi dari normal
begini adalah dengan menjemurnya di bawah cahaya matahari.

Anak-anak juga membutuhkan cahaya matahari untuk mengoptimalkan fungsi


kalsium lewat kerja vitamin D yang membantunya. Demikian pula dengan orang
dewasa. Pembentukan pigmen kulit (pewarna kulit) juga membutuhkan paparan
cahaya matahari yang memadai.
Bagi permukaan kulit tubuh, matahari bertindak sebagai pemati bibit penyakit
sebab sinar ultraviolet mempunyai efek disinfektan juga. Di samping itu kulit yang
terpapar oleh matahari menjadi lebih lembab, layaknya kulit orang yang bermukim di
iklim tropis.

Cahaya matahari yang memadai setiap hari tentu mencegah anak mengalami
penyakit tulang. Karena bila paparan terhadap cahaya matahari berkecukupan, bukan
hanya pembentukan dan pertumbuhan tulang menjadi normal, tetapi penyakit tulang
sejenis rachitis, yang terjadi bila kekurangan paparan cahaya matahari berlangsung
dalam waktu lama, dapat dihindari.

Cahaya matahari siang dan sore

Seperti yang sudah diulas, cahaya matahari setelah pagi hari tidak lebih
menyehatkan. Bukan saja karena menambah kelam warna kulit, tapi juga karena
unsur yang menyehatkannya, yaitu sinar ultraviolet, sudah menipis. Untuk itulah
dibutuhkan pelindung kulit agar kulit tidak secara langsung terpapar oleh cahaya yang
selain tak menyehatkan itu, juga membawa akibat buruk pada kulit.

Apabila kulit lama terpapar oleh cahaya matahari yang menyengat itu, bahaya
kanker kulit dapat mengancam. Jadi kita perlu memakai tabir surya untuk memayungi
kulit terhadap bahaya paparan cahaya matahari siang yang tidak menyehatkan. Jika
harus terpapar matahari siang, perlu kita biasakan membaluri kulit tubuh dan wajah
yang terpapar, dengan krim tabir surya, dan memakai payung atau topi.

Selain perlu melindungi kulit, batasi anak bermain di bawah terik matahari
secara terus-menerus, apalagi sengaja berjemur. Itu sebabnya kalau hendak mengajak
anak bermain atau berolahraga, sebaiknya pilih di bawah cahaya matahari pagi, dan
bukan siang, atau sore hari. Kegiatan rutin di luar ruangan setelah pagi hari
hendaknya dilakukan di area yang beratap.

Sebenarnya untuk kesehatan tulang yang menyeluruh, kalsium, vitamin D,


dan cahaya matahari pagi saja tidak cukup, bila tidak dibarengi dengan melakukan
aktivitas fisik yang memadai. Metabolisme kalsium yang optimal membutuhkan
kegiatan fisik yang sekurang-kurangnya tergolong low impact exercise, contohnya
dengan berjalan cepat (brisk walking)

Selain memiliki manfaat, sinar matahari juga berisiko menimbulkan berbagai


masalah pada kulit terutama karena paparannya yang berlebih, seperti:

1). Kulit terbakar

Paparan sinar matahari berlebih bisa menyebabkan kulit mengalami kondisi yang
disebut dengan istilah sunburn atau terbakar. Biasanya kondisi ini disebabkan karena
Anda mengalami sengatan matahari secara langsung dalam waktu yang lama.

Kulit akan menunjukkan tanda-tanda terbakar setelah empat hingga lima jam setelah
tepapar sinar matahari. Saat mengalami sunburn biasanya Anda akan mengalami
berbagai gejala seperti kulit kemerahan, nyeri, pembengkakan, melepuh, dan
berkerak.

2). Memunculkan tanda-tanda penuaan

Paparan sinar matahari berlebih biasanya membuat kulit Anda mengalami berbagai
perubahan dari mulai warna hingga teksturnya. Pasalnya, seiring dengan berjalannya
waktu, sinar UV dapat merusak serat-serat di kulit yang disebut elastin. Ketika serat
ini rusak maka kulit akan mengendur dan meregang.

Tak hanya itu, paparan sinar UV berlebih juga menyebabkan kulit mengalami bintik
putih dan juga gelap. Selain itu, Anda juga akan merasakan kulit yang lebih kasar dari
biasanya dan juga kering. Saat terlalu kering, kulit akan mudah keriput sehingga
Anda akan terlihat lebih tua dari usia sebenarnya.

3). Meningkatkan risiko kanker kulit

Sinar UVB pada cahaya matahari selain menyebabkan kulit terbakar juga dapat
merusak DNA dan menekan sistem kekebalan kulit. Sementara sinar UVA dapat
menembus dan merusak membran sel kulit serta DNA di dalamnya.
Kerusakan yang berkembang selama bertahun-tahun ditambah dengan pertambahan
usia meningkatkan risiko Anda terkena kanker kulit seperti karsinoma sel basal,
karsinoma sel skuamosa, dan melanoma ganas.

Tips mencegah sekaligus mengatasi bahaya sinar matahari

Untuk mencegah bahaya sinar matahari pada kulit Anda, berikut berbagai cara
yang bisa dilakukan sebelum keluar rumah plus cara mengatasinya jika terlanjur
terkena dampaknya, seperti:

1). Menggunakan tabir surya

Tabir surya menjadi barang wajib yang perlu Anda pakai saat keluar rumah.
Apalagi jika Anda berkegiatan aktif di luar ruangan setiap hari. Tabir surya
membantu menyerap sinar ultraviolet yang masuk ke dalam kulit sehingga dapat
meminimalkan efeknya.

Selain itu, Anda juga perlu mengulangi pemakaiannya setiap dua jam sekali
terlebih jika Anda terus berkeringat. Tak hanya itu, ada baiknya untuk menghindari
keluar rumah di jam 10 pagi hingga 3 sore karena di jam ini sinar ultraviolet yang
merusak kulit sangatlah kuat.

2). Menggunakan pakaian tertutup

Usahakan untuk menggunakan berbagai pakaian yang menutupi kulit seperti


celana dan baju berlengan panjang. Anda juga bisa mengenakan topi dengan tepian
yang lebar untuk membantu melindungi tubuh dari bahaya sinar matahari.

3). Menggunakan pelembap atau krim khusus

Saat kulit sudah mengalami berbagai efek buruk dari sinar matahari seperti
terbakar atau tanda-tanda penuaan, Anda bisa mengoleskan berbagai pelembap atau
krim khusus yang ditujukan khusus untuk meregenerasi kulit. Tujuannya, agar kulit
yang rusak akibat cahaya matahari dapat lebih cepat pulih dan terhindar dari
kerusakan lanjutan. Ada baiknya untuk menggunakan krim dengan kandungan
Centella asiatica atau daun pegagan. Tanaman yang satu ini sudah terbukti efektif
untuk mengatasi berbagai masalah kulit dan meredakan iritasi. Tanaman ini juga
mampu memperbaiki lapisan kulit terluar dengan menggantikannya dengan kulit baru
yang lebih sehat.

Bahkan, penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Aryuveda and Integrative


Medicine, menyatakan bahwa tanaman ini mampu meningkatkan produksi kolagen di
dalam tubuh. Dengan begitu, permasalahan kulit terkait penuaan dapat teratasi dan
kulit yang kendur bisa kembali kencang dan elastis.

4. Membantu berbagai pekerjaan manusia

Sinar matahari adalah salah satu hal yang membantu pekerjaan manusia. Berbagai
pekerjaan manusia yang dapat terbantu karena adanya sinar matahari diantaranya
adalah mengeringkan baju, mengeringkan hasil panen bagi petani, mengeringkan ikan
atau tangkapan laut lainnya supaya lebih awet, dan lain sebagainya. Dengan demikian
keberadaan sinar matahari akan sangat membantu manusia.

5. Sumber mata pencaharian

Selain membantu pekerjaan manusia, sinar matahari juga berperan sebagai


sumber mata pencaharian manusia. Sebagai salah satu contoh adalah petani garam.
Petani garam menggantungkan hidup mereka pada sinar matahari, karena mereka
hanya dapat berproduksi ketika sinar matahari sedang terik. Ketika sinar matahari
terik maka petani dapat membuat garam. Sebaliknya, apabila sinar matahari sedang
sulit (misalnya di musim penghujan), maka produksi garam petani akan terhambat.
Ketika produksi garam terhambat maka harga garam akan naik, dan bisa mengancam
pengeluaran berlebih.

6.  Membantu penerangan

Tanpa adanya cahaya matahari, dunia akan gelap gulita. Sehingga kita tak akan
bisa melihat apapun yang ada di lingkungan sekitar kita. Dengan adanya energi
cahaya matahari ini, maka kita bisa melihat lingkungan sekitar. Maka dari itu, cahaya
sangat penting peranannya sebagai media penerangan. Selain cahaya matahari,
cahaya dari lampu juga berfungsi sebagai penerangan saat malam hari. Cahaya dari
lampu juga membantu Anda untuk dapat belajar di malam hari.

7.  Menghasilkan energi listrik

Sebagai sumber dari cahaya, matahari juga bisa menghasilkan energi listrik.
Energi listrik inilah yang nantinya dipergunakan untuk cahaya di malam hari. Selain
itu dengan energi listrik, kita bisa menggunakan elektronik dan alat-alat rumah tangga
dengan nyaman. Energi listrik yang berasal dari bantuan matahari atau sel surya ini
tentunya lebih ramah lingkungan. Tak hanya itu saja, matahari juga termasuk energi
terbarukan yang ketersediaannya tidak terbatas.

8. Membantu proses pertumbuhan kecambah

Selain bermanfaat bagi kehidupan manusia, energi cahaya juga sangat bermanfaat
untuk tumbuhan. Jika kecambah kekurangan cahaya, maka tanaman tersebut akan
kering, kurus, daunnya berwarna kuning pucat dan juga tipis. Berbeda dengan
kecambah yang cukup cahaya matahari, maka tanaman tersebut akan memiliki daun
yang tebal, hijau dan tumbuh subur. Hal ini dikarenakan kecambah tersebut akan
lebih maksimal dalam proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan dan zat
energi.

9. Sebagai sumber nutrisi terbaik

Manfaat energi cahaya berikutnya adalah sebagai sumber nutrisi terbaik. Pada


sebuah percobaan, tumbuhan yang disimpan di dalam ruang tertutup dengan bantuan
cahaya buatan, memiliki energi dan nutrisi yang buruk tidak sebaik nutrisi dan energi
yang dihasilkan oleh cahaya matahari langsung.

10. Membantu pertumbuhan bunga dan daun


Selanjutnya adalah energi cahaya dapat membantu pertumbuhan bunga dan juga
daun. Seperti yang Anda ketahui panjang gelombang energi matahari memiliki
warnamerah. Warna merah yang ada di gelombang matahari tersebut akan diserap
oleh tumbuhan yang pada akhirnya hal ini akan berdampak pada pertumbuhan bunga.
Sehingga tanaman yang sering terpapar sinar matahari akan cepat berbunga dan
tumbuh tinggi serta lebat.

11. Menjaga temperatur tumbuhan

Cahaya matahari juga dapat menjaga temperatur tumbuhan agar tetap seimbang
dan stabil. Jika temperatur tumbuhan rendah maka proses penguapan akan menjadi
lama, hal ini tentu saja dapat membuat tumbuhan mati lemas. Dan sebaliknya jika
suhu terlalu tinggi maka proses penguapan akan dipercepat. Hal ini akan
menyebabkan tumbuhan menjadi kering.

12. Mengeringkan tanah

Pada beberapa tumbuhan, cahaya matahari sangat bermanfaat dalam proses


perkembangbiakan. Cahaya matahari diperlukan dalam proses pengeringan tanah.
Sehingga biji bunga yang jatuh ke tanah yang kering akan tumbuh dengan subur.
Contohnya yaitu biji bunga matahari. Meskipun begitu, tak berarti biji bunga
matahari tidak bisa tumbuh di tanah yang lembab, tetapi ia akan cepat layu dan
akhirnya akan mati.

Pembentukan Warna Laut


Pada prinsipnya warna laut ditentukan oleh interaksi dari insiden cahaya
dengan substansi atau partikel yang ada di dalam air. Komponen-komponen penyebab
ekstingsi cahaya, seperti disebutkan di atas, juga menjadi penyebab terjadinya warna
laut. Spektrum cahaya yang memasuki air akan di absopsi dan direfleksi. Absopsi
terhadap cahaya dilakukan oleh molekul-molekul air sendiri dan oleh bahan-bahan
yang terkandung didalamnya seperti bahan terlarut dan bahan tersuspensi terutama
plankton. Cahaya yang diserap/diabsopsi akan dirubah menjadi energi bahang.
Cahaya yang diabsopsi energinya berkurang dan daya tembusnya menurun secara
gradual berdasarkan kedalaman. Cahaya juga akan direfleksikan kembali apabila
memasuki air. Refleksi pada perairan alami sangatlah komplek dan refleksi kompleks
kesegala arah dikenal dengan istilah scattering. Spektrum warna cahaya matahari
yang direfleksikan akan memberi warna dari air itu sendiri. Warna yang diserap tidak
akan tampak pada air sebaliknya warna yang direfleksikan akan tampak.
Bahan-bahan pengeruh (turbidity substance) memiliki distribusi tidak merata
secara horizontal. Pada daerah pantai dan muara sungai tingkat kekeruhannya relatif
lebih tinggi daripada laut terbuka. Hal ini disebabkan oleh masuknya bahan-bahan
terlarut maupun tersuspensi dari daratan. Kekeruhan yang tinggi pada daerah pantai
mengakibatkan warna yang ditimbulkan adalah warna-warna dari spectrum cahaya
yang memiliki gelombang panjang. Pada laut terbuka umumnya kekeruhan rendah
dan warna laut yang mendominasi berasal dari spectrum warna biru yang memiliki
gelombang pendek yang sedikit diabsopsi dan lebih banyak di refleksikan.
Penambahan kekeruhan pada air yang jernih akan menggeser warna air dari spectrum
warna biru dengangelombang pendek menjadi spectrum warna dengan panjang
gelombang lebih tinggi.
Warna air laut akan berubah bila terjadi perubahan turbiditas/kekeruhan yang
diakibatkan oleh selective scattering, Natural absorptive colour, yellow substance
dan
discoloring effect oleh materi tersuspensi.
Pada air laut yang jernih dimana tingkat kekeruhan rendah, maka spectrum
cahaya biru dengan gelombang yang pendek (pada λ = 0.477 m) akan menembus
sampai lapisan yang dalam. Dengan kata lain cahaya biru sedikit yang diabsopsi dan
lebih banyak yang di repleksikan, sehingga air yang kita lihat akan berwarna biru.
Dalam hal ini pengaruh selective scattering sangat dominan. Sebaliknya pada air
dengan kekeruhan rendah, warna biru akan banyak diabsopsi sehingga warna yang
direpleksikan adalah warna lain bergantung pada substansi kekeruhan yang ada. Pada
kondisi demikian yang faktor yang sangat penting adalah natural absorption color
dan warna yang dihasilkan bergeser dari biru menjadi biru-kehijauan (blue-green)
dengan panjang gelombang lebih besar dari 0.477 m. Bila kekeruhan meningkat
maka panjang gelombang yang lebih tinggi akan mewarnai perairan menjadi hijau
atau hijau-kuning (green-yellow) dan factor yang dominan adalah yellow substance.
Apabila tingkat kekeruhan lebih tinggi maka materi tersuspensi akan menentukan
warna air.
Apabila kekeruhan disebabkan oleh adanya materi tersuspensi seperti
fitoplankton maka fitoplankton akan menyerap banyak warna biru dan merah dan
akan merefleksikanwarna hijau, karena itu kita melihat air berwarna hijau. Pada
daerah dengan kepadatan fitoplankton atau konsentrasi klorofil yang tinggi akan
memberikan warna air yang berbeda dengan daerah dengan konsentrasi klorofil yang
lebih rendah.
terlihat peningkatan konsentrasi akan mengakibatkan dua hal terjadi: pertama,
puncaknya bergeser dari biru tua (deep blue) menuju hijau dan kedua, tinggi dari
puncak bertambah dengan warna lebih cerah.

Nasib Cahaya dalam Perairan Laut


Cahaya yang ada pada lapisan permukaan air merupakan resultante cahaya
yang masuk dari matahari dan langit dan cahaya yang dipantukkan kembali oleh
permukaan perairan. Besarnya nilai reflectance pada permukaan air dapat dilihat dari
kedua sumber cahaya tersebut. Apabila dilakukan pengukuran pada waktu yang sama
terhadap cahaya yang datang dari matahari dan langit dan cahaya dari air (water-
leaving light) maka dapat dihitung besarnya reflectance yaitu perbandingan insiden
cahaya yang direfleksikan kembali oleh air (Gambar 7, 8,dan 9).
Gambar 7. Cahaya dari air (water-leaving light)

Gambar 8. Cahaya dari matahari dan langit diukur pada suatu waktu

Gambar. 9. Bersarnya reflectance dari cahaya refleksi air.

Cahaya matahari yang memasuki suatu medium optik seperti air, intensitasnya
akan berkurang atau mengalami peredupan (extinction) seiring dengan kedalaman
perairan. Hal ini disebabkan adanya absorpsi oleh air dan bahan-bahan yang
terkandung didalamnya. Besarnya tingkat peredupan bergantung kepada materi yang
terkandung dalam kolom air itu sendiri. Pada kolom air yang memiliki tingkat
kekeruhan yang tinggi, tingkat peredupannya juga tinggi. Materi-materi yang
biasanya menjadi penyebab peredupan adalah suspended solid, dissolve organic
matter/DOM, dan particulate organc matter/POM termasuk plankton.

Rantai Energi di Laut


Pada ekosistem perairan alami, siklus produksi dimulai oleh produser.
Produser adalah organisme autotrop yang mampu mensintesa bahan organik yang
berasal dari bahan anorganik melalui proses fotosintesis dengan bantuan cahaya
matahari. Produser utama pada ekosistem perairan adalah fitoplankton. Fitoplankton
adalah tumbuhan renik yang memiliki produktivitas tinggi dan menempati dasar dari
suatu piramida makanan di laut.
Sebagai organisme autotrop, fitoplankton berperan sebagai produser primer
yang mampu mentransfer energi cahaya menjadi energi kimia berupa bahan organik
pada selnya yang dapat dimanfaatkan oleh organisme lain pada tingkat tropis
diatasnya. Fitoplankton merupakan produser terbesar pada ekosistem laut. Pada
ekosistem akuatik
sebagian besar produktivitas primer dilakukan oleh fitoplankton (Parsons dkk, 1984).
Steeman-Nielsen (1975) menyatakan bahwa kurang lebih 95% produksi primer di
laut
berasal dari fitoplankton.
Pada tahapan awal aliran energi, cahaya matahari “ditangkap” oleh tumbuhan
hijau yang merupakan produser primer bagi ekosistem perairan. Energi yang
ditangkap
digunakan untuk melakukan proses fotosintesis dengan memanfaatkan nutrien yang
ada di lingkungannya. Melalui pigmen-pigmen yang ada fitoplankton melakukan
proses fotosintesis. Pigmen-pigmen ini memiliki kemampuan yang berbeda dalam
melakukan penyerapan energi cahaya matahari. Proses fotosintesis hanya dapat
berlangsung bila pigmen fotosintesis menerima intensitas cahaya tertentu yang
memenuhi syarat untuk terjadinya proses tersebut. Govindjee dan Braun (1974)
menyatakan bahwa aksi pertama pada proses fotosintesis adalah mengabsorpsi
cahaya. Tidak semua radiasi elektromagnetik yang jatuh pada tumbuhan yang
berfotosintesis dapat diserap, tetapi hanya cahaya tampak (visible light) yang memilki
panjang gelombang berkisar antara 400 sampai 720 nm yang diabsorpsi dan
digunakan untuk fotosintesis.
Umumnya fotosintesis bertambah sejalan dengan peningkatan intensitas
cahaya sampai pada suatu nilai optimum tertentu (cahaya saturasi). Di atas nilai
tersebut cahayamerupakan penghambat bagi fotosintesis (cahaya inhibisi), sedangkan
di bawah nilai optimum merupakan cahaya pembatas sampai pada suatu kedalaman di
mana cahaya tidak dapat menembus lagi (Cushing, 1975; Mann, 1982; Valiela, 1984;
Parson dkk., 1984; Neale, 1987).
Sebagai produser primer, fitoplankton memduduki tingkatan terbawah pada
piramida makanan, artinya fitoplanktonlah yang mendukung seluruh kehidupan di
laut. Dengan kata lain fitoplankton menduduki tropik level paling randah dan
berperan mentransfer energi matahari dan mendistribusikan energi tersebut pada
organisme laut melaui rantai makanan. Apabila dilihat bentuk piramida makanan
maka bisa diartikan bahwa semakin ke atas ukuran individu bertambah sedangkan
jumlah individu menurun. Sebaliknya jumlah fitoplankton jauh lebih besar
disbanding zooplankton dan ikan tetapi ukurannya jauh lebih kecil.
Bahan organik hasil proses fotosintesis dapat dimanfaatkan oleh zooplankton
yang menduduki tropic level kedua pada piramida makanan. Pada tingkat tropik ini
zooplankton berperan sebagai organisme herbivora atau konsumer primer. Sebagian
besar zooplankton memakan fitoplankton atau detritus dan memiliki peran penting
dalam rantai makanan pada ekosistem perairan. Beberapa spesies memperoleh
makanan melalui uptake langsung dari bahan organik yang terlarut. Zooplankton pada
dasarnya mengumpulkan makanan melalui mekanisme filter feeding atau raptorial
feeding. Zooplankton filter feeder menyaring seluruh makanan yang melewati
’mulutnya’ sedangkan pada raptorial feeder sebagian makanannya dikeluarkan
kembali.
Di laut terjadi transfer energi antar organisme pada tingkatan tropis yang
berbeda dengan demikian terjadi proses produksi. Hirarki proses produksi
membentuk sebuah rantai yang dikenal dengan rantai makanan. Ada dua kelompok
rantai makanan yang ada di ekosistem laut yaitu rantai makanan grazing (grazing
food chain) dan rantai makanan detrital (detritus food chain). Kedua jenis rantai
makanan tersebut saling melengkapi dan membentuk sebuah siklus yang kontinus.
Rantai makanan grazing dimulai dari proses transfer makanan pertama kali oleh
organisme herbivora melalui proses grazing. Makanan pertama itu berupa
fitoplankton dan herbivor yang memanfatkan fitoplankton adalah zooplankton. Mata
rantai pertama pada rantai makanan ini adalah fitoplankton yang merupakan sumber
pertama bagi seluruh kehidupan di laut. Ujung dari rantai makanan ini adalah
konsumer tingkat tinggi (seperti ikan dan konsumer lainnya) yang apabila mengalami
kematian akan menjadi detritus pada ekosistem laut. Detritus inilah yang menjadi
awal pembentukan rantai makanan detrital yang banyak dilakukan oleh organisme
pengurai atau dekomposer.
Hasil dari proses dekomposisi yang dilakukan dekomposer adalah terbentuknya
bahan anorganik maupun organik. Bahan anorganik akan dimanfaatkan oleh
organisme autotrop seperti fitoplankton sedangkan bahan organik dapat dimanfaatkan
langsung olehbeberapa organisme pemakan detritus (detritus feeder).
Pada tiap tingkat tropik ada produksi. Pada tingkat tropik terbawah dimana
terjadi proses fotosintesis oleh organisme autotrop di hasilkan produksi primer.
Sedangkan
seluruh produksi pada tingkat konsumer merupkan produksi sekunder (Odum, 1983).
Odum (1983), mendefinisikan produktivitas primer suatu sistem ekologi sebagai
laju penyimpanan energi radiasi melalui aktivitas fotosintesis dari produser atau
organisme (terutama tumbuhan hijau) dalam bentuk bahan organik yang dapat
digunakan sebagai bahan pakan. Untuk menghasilkan produksi primer, produser
melakukan fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari yang ditangkap oleh pigmen-
pigmen fotosintesis.
Fotosintesis adalah proses fisiologis dasar yang penting bagi nutrisi tanaman.
Persamaan umum proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan hijau adalah sbb:
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Persamaan ini menunjukkan bahwa proses tersebut adalah sebuah reaksi reduksi-
oksidasi. CO2 direduksi dan H2O dioksidasi (Forti, 1969; Valiela , 1984).
Produktivitas primer akan menentukan jumlah produktivitas sekunder.
Apabila produksi sekunder adalah produksi yang dihasilkan pada tingkat konsumer,
maka produktivitas sekunder sebenarnya meliputi banyak organisme pada tingkat
consumer seperti herbivora dan karnivora. Akan tetapi biasanya produktivitas
sekunder dihitung
berdasarkan produksi konsumer primer dalam hal ini zooplankton. Produksi dari
populasihewan mengacu pada pembentukan biomassa baru dalam periode waktu
tertentu. Ada dua pendekatan yang telah diterapkan dalam studi produksi yaitu
metode dinamika populasi dan metode pengaturan energi (energy budget).
Pendekatan dinamika populasi terkonsentrasi pada pertumbuhan biomassa sedangkan
pendekatan energy budget mengukur komponen-komponen konsumsi, respirasi dan
ekresi.

Daftar Pustaka
Ahmad Luthfi. 2017. Kekuatan Cahaya Matahari Dijelaskan Alquran dan Sains. Di
akses dari
https://techno.okezone.com/read/2017/08/24/56/1762615/masya-allah-
kekuatan-cahaya-matahari-dijelaskan-alquran-dan-sains

Desy Fatma. 2018. Penyinaran Matahari: Pengertian, Tipe dan Manfaatnya. Di


akses dari
https://ilmugeografi.com/astronomi/penyinaran-matahari
Widya Citra Andini. 2018. Manfaat dan Risiko Paparan Sinar Matahari untuk Kulit
Anda. Di akses dari
https://hellosehat.com/hidup-sehat/kecantikan/manfaat-dan-bahaya-paparan-
sinar-matahari/

Nisa Putri Utama. 2016. Kosmografi Matahari. Di akses dari


https://www.academia.edu/31060257/makalah_matahari

Sunarto. 2008. Peranan Cahaya Dalam Proses Produksi Dilaut. Di akses dari
http://peranan_cahaya_dalam_proses_produksi_di_laut.pdf

Sahabat Nestle. Co.id. Pentingnya cahaya matahari. Di akses dari


https://www.sahabatnestle.co.id/content/gaya-hidup-sehat/pentingnya-cahaya-
matahari.html

Benergi. Com. Manfaat Sumber Energi Cahaya Matahari Bagi Kehidupan. Di akses
dari
https://benergi.com/manfaat-sumber-energi-cahaya-matahari-bagi-kehidupan

Anda mungkin juga menyukai