Anda di halaman 1dari 7

A.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Indeks maturasi
Penilaian terhadap defisiensi estrogen vagina adalah evaluasi terhadap indeks
pematangan epitel vagina. Prosedur ini dilakukan dengan cara pengambilan sel pada
batas atas dan sepertiga tengah dinding samping vagina menggunakan sikat. Dibuat slide
dan dilakukan pengecatan dengan tehnik Papanicolaou kemudian persentase dari sel
parabasal, intermediat dan superfisialis dihitung. Meskipun indeks maturasi berubah
secara bermakna setelah terapi pengganti estrogen, diagnosis tidak dapat membandingkan
indeks maturasi dengan karakteristik siklus haid.
b. pH vagina
Beberapa peneliti mengatakan bahwa peningkatan pH vagina (6,0-7,5) dimana tidak
ditemukan bakteri patogen menjadi alasan adanya penurunan kadar estradiol serum. Uji
ini dilakukan secara langsung dengan kertas pH pada dinding lateral vagina. Perubahan
pH dapat diakibatkan oleh berubahnya komposisi dari sekresi vagina yang menyertai
atropi.
c. Ketebalan kulit
Estrogen menstimulasi pertumbuhan epidermal dan promotes pembentukan kolagen dan
asam hialuronik sehingga turgor dan vaskularisasi kulit bertambah. Selama klimakterik,
berkurangnya kadar estrogen mengakibatkan epidermis menjadi tipis dan atropi.
d. Pengukuran FSH
Pengukuran kadar plasma FSH telah dilakukan untuk mencoba mengidentifikasi wanita
perimenopause dan postmenopause. Kadar FSH yang tinggi menunjukkan telah terjadi
menopause yang terjadi pada ovarium. Ketika ovarium menjadi kurang responsif
terhadap stimulasi FSH dari kelenjar pituitary (produksi estrogen sedikit), kelenjar
pituitari meningkatkan produksi FSH untuk mencoba merangsang ovarium menghasilkan
estrogen lebih banyak. Bagaimanapun, banyak klinikus dan peneliti meragukan nilai
klinik dari pengukuran FSH pada wanita perimenopause dimana kadar FSH berfluktuasi
considerably setiap bulan yang tergantung pada adanya ovulasi.
e. Estradiol
Penelitian longitudinal akhir-akhir ini melaporkan bahwa wanita dengan early
perimenopause (perubahan dalam frekuensi siklus) kadar estradiol premenopause terjaga
sedangkan pada perimenopause lanjut (tidak haid dalam 3-11 bulan sebelumnya) dan
wanita postmenopause terjadi penurunan secara bermakna dari kadar estradiol. Estradiol
dapat diukur dari plasma, urine dan saliva. Seperti halnya FSH, kadar estradiol
mempunyai variasi yang tinggi selama perimenopause.
f. Inhibin
Inhibin A dan inhibin B disekresikan oleh ovarium dan seperti estradiol, exert umpan
balik negatif terhadap kelenjar pituitari, menurunkan sekresi FSH dan LH. Kurangnya
inhibin menyebabkan peningkatan FSH yang terjadi pada ovarium senescence. Kadar
inhibin B menurun pada perimenopause sedangkan inhibin A tidak mengalami
perubahan. Inhibin A akan menurun pada saat sekitar haid akan berhenti. Kadar inhibin
biasanya diukur dari plasma. Ovarium menghasilkan inhibin B lebih sedikit karena hanya
sedikit folikel yang menjadi matang dan sejumlah folikel berkurang karena umur.
Rekomendasi program skrining untuk wanita usia 40 sampai 65 tahun setiap 1 sampai 3
tahun. (Bobak dkk, 2004)
g. Pemeriksaan fisik
1. Tinggi dan berat badan
2. Pemeriksaan payudara
3. Pemeriksaan pelvis
4. Pemeriksaan vulva
5. Pemeriksaan rectum
h. Periksa tekanan darah
i. Pemeriksaan laboratorium/uji diagnostic
1. Pap smear
2. Mamogram
Massa payudara yang terlalu kecil untuk dideteksi oleh SADARI atau oleh petugas
kesehatan bisa dideteksi dengan mamografi, suatu pemeriksaan sinar-X dengan dosis
rendah. Mamografi dilakukan dengan mengambil dua kali sinar-X pada setiap
payudara, satu penyinaran dengan payudara ditekan dari atas ke bawah dan
penyinaran yang lain adalah payudara ditekan dari satu sisi ke sisi lain untuk
memperoleh gambaran jaringan payudara yang jelas. Prosedur berlangsung sekitar 15
menit dan menyebabkan sedikit gangguan rasa nyaman. Perawat harus membahas
manfaat mamografi dengan wanita tersebut (ketenangan pikiran dan deteksi dini),
menjelaskan prosedur kepadanya, dan menjelaskan persiapan pemeriksaan: pada hari
pemeriksaan pasien harus mengenakan pakain yang bagian atasnya dapat dibuka
dengan mudah, pasien harus mandi, tetapi tidak menggunakan deodoran atau krim,
salep atau bedak badan pada area payudara atau dibawah lengan, dan pasien harus
menghindari pengobatan lain atau minuman, seperti kopi, asupan kafein selama
seminggu menjelang pemeriksaan karena kafein memperbesar pembuluh darah dan
dapat mengacaukan hasil.
3. Kolesterol darah total tidak puasa
4. Urinalisis
5. Stool guiac
6. Hgb/Hct
Rekomendasi sesuai kebutuhan wanita setengah baya yang beresiko
1. Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan kulit
 Pemeriksaan rongga mulut
2. Pemeriksaan laboratorium/uji diagnostic
 Tes tuberculin
 VDRL
 Pemeriksaan klamida
 Kultur gonorea
 Pemeriksaan HIV
 Elektrokardiogram
 Biopsi endometrium
 Skrining densitas tulang
 Pemeriksaan prostoskopik
 Glukosa plasma puasa

B. Penatalaksanaan

a. Farmakologi
1. Terapi sulih hormon (TSH)
TSH atau HRT (Hormon Replacement Terapy) merupakan pilihan untuk mengurangi
keluhan pada wanita dengan keluhan atau sindroma menopause dalam masa
premenopause dan postmenopause. Selain itu, TSH juga berguna untuk menjaga
berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, seperti keluhan vasomotor, vagina
yang kering, dan gangguan pada saluran kandung kemih.Penggunaan TSH juga dapat
mencegah perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon estrogen, seperti
osteoporosis dan jantung koroner. Jadi, tujuan pemberian TSH adalah sebagai suatu
usaha untuk mengganti hormon yang ada pada keadaan normal untuk
mempertahankan kesehatan wanita yang bertambah tua (Kasdu, 2002). Syarat
minimal sebelum pemberian estrogen dimulai :
 Tekanan darah tidak boleh tinggi.
 Pemeriksaan sitologi uji Pap normal.
 Besar uretus normal ( tidak ada mioma uterus ).
 Tidak ada varises di ekstremitas bawah.
 Tidak terlalu gemuk / tidak obesitas.
 Kelenjar tiroid normal.
 Kadar normal : Hb, kolesterol total, HDL, trigliserida, kalsium, fungsi hati.
 Nyeri dada, hipertensi kronik, hiperlipidemia, diabetes militus perlu
dikonsulkan terlebih dahulu ke spesialis penyakit dalam

Kontra indikasi :
 Troboemboli, penderita penyakit hati, kolelitiasis.
 Sindrom Dubin Johnson / Botor yaitu gangguan sekresi bilirubin konjugasi.
 Riwayat ikterus dalam kehamilan.
 Kanker endometrium, kanker payudara, riwayat gangguan penglihatan,
anemia berat.
 Varises berat, trombof

2. Pengobatan Alternatif
 Vitamin B6 dalam dosis kurang dari 200 mg dapat meredakan beberapa gejala
yang menegangkan.
 Vitamin E efektif mengurangi rasa panas.
 Androgen digunakan bersama estrogen pada beberapa wanita untuk meningkatkan
libido, mengurangi nyeri payudara, dan mengurangi migrain.
b. Non Farmakologi
1. Olahraga
Olahraga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang, biasanya ini
juga membawa dampak positif, seperti :
 Menguatkan tulang
 Meningkatkan kebugaran
 Menstabilkan berat badan
 Mengurangi keluhan menopause
 Mengurangi stres akibat menopause
Olahraga bagi wanita yang mengalami menopause tentu saja berbeda dengan
wanita yang masih dalam usia reproduktif karena biasanya beberapa organ tubuhnya
sudah tidak berfungsi sempurna, selain itu beberapa penyakit sudah dideritanya.
Tujuan olahraga bagi wanita menopause adalah selain menjaga kebugaran juga
untuk mengurangi atau mengobati penyakit.
Jenis-jenis olahraga yang bisa dilakukan untuk wanita usia menopause yaitu jalan
cepat, senam, dan berenang. Gerakan yang dilarang:
 Melompat
 Membungkuk dengan punggung ke depan seperti gerakan mengambil sesuatu
dilantai
 Menggerakkan kaki ke samping atau ke depan melawan beban
2. Nutrisi (Diet)
Bertambahnya usia menyebabkan beberapa organ tidak melakukan proses perbaikan
(remodelling) diri lagi, misalnya masa tulang tidak melakukan pembentukan kembali.
Selain itu, semakin tua aktivitas gerak yang dilakukan juga tidak sekuat dulu sehingga
kalori yang dikeluarkan juga berkurang sehingga kalori yang dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh juga menurun dengan demikian, asupan makanan yang
dibutuhkan juga berkurang. Sehingga setiap orang tetap membutuhkan makanan
bergizi seimbang yang berfungsi untuk memenuhi zat – zat gizi seperti karbohidrat,
protein, lemak,vitamin, dan mineral (Kasdu, 2002).
3. Fitoestrogen
Fito artinya tanaman sedangkan estrogen maksudnya memiliki struktur kimia dan
khasiat biologik seperti estrogen. Struktur kimia fitoestrogen sebagian besar bukan
steroid sedangkan estrogen umumnya adalah steroid. Fitoestrogen terdiri dari :
 Isoflavon (banyak ditemukan dalam kacang kedelai, kacang hitam, lentil,red
clover, chickpea terutama kedelai dengan produk olahannya: susu, tofu, tempe,
tauco, kecap) Khasiat: bisa mengatasi osteoporosis dan hot flush, serta mencegah
kanker payudara dan kandung kemih.
 Coumestan ( terdapat pada daun semanggi, kacang kedelai, kacang hijau,
kecambah kedelai, red clover) Khasiat: efektif mencegah kanker bila
dikombinasikan isoflavon.
 lignan (Terdapat dalam: gandum, sayuran (buncis), buah-buahan (pepaya,
bengkuang), biji bunga matahari). Khasiat: menurunkan kadar kolesterol dan
kepekaan insulin, serta risiko kanker payudara.
4. Kalsium
 Kebutuhan 1200mg/hari
 Dapat diperoleh pada: susu,keju,daun pepaya,bayam, teri, tahu, singkong, daun
melinjo,kedelai, apel, kangkung, kacang ijo dan pepaya,kacang tanah kupas, ikan
segar, beras giling, roti putih, ayam, dan daging sapi.
5. Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang menentukan kesehatannya di masa yang akan mendatang.
Perubahan gaya hidup untuk pencegahan jantung koroner pada wanita, salah satu
dengan mengurangi atau kalau mungkin menghentikan merokok termasuk minum
minuman beralkohol. Hal penting yang juga perlu diperhatikan adalah masalah
makanan dan olahraga, pola makanan yang baik, disesuaikan dengan kebutuhan gizi
usia tersebut serta aktivitas.
6. Pemberian Konseling
Masalah utama yang dialami wanita pada masa klimakterium adalah faktor psikis,
wanita biasanya mempunyai rasa takut, gelisah, tegang, tidak percaya diri dan
khawatir bahwa dirinya tidak semenarik dan seprima dulu lagi. Alasan bahwa badan
lemah dan tidak bergairah hanyalah alasan untuk menutupi ketakutan dan
kekhawatiran tersebut. Banyak wanita yang mengalami gejala-gejala akibat
perubahan tersebut dan biasanya menghilang perlahan dan tidak mengakibatkan
kematian. Namun tak jarang mengakibatkan rasa tidak nyaman dan terkadang
menyebabkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari. Konseling yang diberikan pada
wanita yang memasuki masa klimakterium meliputi penjelasan dan pemahaman
kesehatan reproduksi wanita yang mencakup perubahan-perubahan fisik dan
psikologis serta berbagai permasalahan yang terjadi dalam berbagai masa kehidupan
wanita. Perubahan itu dimulai dari masa bayi, masa kanak-kanak, pubertas, masa
reproduksi, masa klimakterium dan masa senium. Masing-masing masa mempunyai
kekhususan yang memerlukan pemahaman dan perawatan keadaan tubuhnya dalam
menghadapi masa tersebut. Perubahan-perubahan tersebut adalah hal yang wajar dan
pasti terjadi dalam siklus kehidupan wanita. Pada masa sekarang ini tanggung jawab
kesehatan reproduksi wanita bukan saja berada pada istri, namun melibatkan
peransuami. Oleh karena itu maslah kesehatan reproduksi wanita sudah merupakan
tanggung jawab bersama antara suami dan istri.

DAFTAR PUSTAKA :
Baziad, Ali. 2003. Menopause dan Andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Pramihardjo

Anda mungkin juga menyukai