Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

“AUDIT LAPORAN KEUANGAN (LK) DAN TANGGUNG JAWAB


AUDITOR”

Dosen Pengampu:

Ulfa Nurhayani, SE, M.Si

Rini Herliani, S.E., MSi, Ak, CA

DISUSUN OLEH :

Kelompok 10

1. Salsabilla Amelia Zain (7191142012)


2. Theresia Claudia Munthe (7193342016)
3. Widya Utari (7193342004)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
telah melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Makalah ini dengan baik untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Pemeriksaan Akuntansi. Terimakasih juga kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami menyelesaikan tulisan ini, terutama kepada Dosen Pengampu Ibu Ulfa
Nurhayani, SE, M.Si dan Ibu Rini Herliani, S.E., MSi, Ak, CA.

Tulisan dalam makalah ini berisi ulasan-ulasan mengenai pengauditan dan profesi
akuntan publik. Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan dan kesalahan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki tulisan ini menjadi lebih baik lagi ke waktu yang akan datang.

Medan, 28 Agustus 2021

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan ......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
A. Mind Map Pembahasan ................................................................................................ 2
B. Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor............................................... 2
C. Hal Yang Mendasari Audit Laporan Keuangan ............................................................ 4
D. Pihak Yang Berinteraksi Dengan Auditor..................................................................... 5
E. Standar Auditing .......................................................................................................... 9
F. Etika dan Moralitas ...................................................................................................... 9
G. Komposisi Kode Etik IAI ........................................................................................... 11
H. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik .............................................................. 12
I. Studi Kasus ................................................................................................................ 16
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 18
A. Kesimpulan................................................................................................................ 18
B. Saran ......................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Audit laporan keuangan memainkan peran yang sangat diperlukan dalam
ekonomi pasar bebas. Audit laporan keuangan merupakan bagian terpenting dari
berbagai assurance service. Dalam melaksanakan audit laporan keuangan, para
auditor perlu mengetahui standar yang digunakan serta tanggung jawabnya sebagai
auditor dalam mengaudit laporan keuangan.
Hasil audit laporan keuangan harus memiliki manfaat baik bagi pihak internal
maupun eksternal perusahaan. Selain itu, laporan audit juga memiliki keterbatasan
tertentu dan beberapa penyimpangan dari standar laporan audit dan auditor harus
mengetahui semuanya.
Dengan banyaknya perusahaan yang membutuhkan audit, ada beberapa
kondisi di mana audit independen atas laporan keuangan perlu dilakukan. Kondisi-
kondisi ini dapat menciptakan resiko informasi,untuk itu audit laporan keuangan
dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan cara menekan resiko
informasi.
Oleh karena itu perusahaan membutuhkan audit sebab memberikan banyak
manfaat terhadap perusahaan dan membantu penilaian terhadap laporan keuangan
perusahaan. Untuk itu kita perlu mengetahui lebih banyak mengenai audit laporan
keuangan dan tanggung jawab auditor.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor ?
2. Bagaimana hal yang mendasari audit Laporan Keuangan ?
3. Siapa saja pihak yang berinteraksi dengan auditor ?
4. Bagaimana Standar Auditing ?
5. Apa saja Etika dan Moralitas ?
6. Bagaimana komposisi kode etik IAI ?
7. Apa saja aturan etika-komponen Akuntan Publik ?

C. Tujuan Pembahasan
Untuk Mengetahui :
1. Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor
2. Hal yang mendasari audit Laporan Keuangan.
3. Pihak yang berinteraksi dengan auditor.
4. Standar auditing.
5. Etika dan moralitas.
6. Komposisi kode etik IAI.
7. Aturan etika-kompartemen Akuntan Publik.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. MIND MAP PEMBAHASAN

2
B. Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor
LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU
1. PENGAITAN NAMA AUDITOR DENGAN LAPORAN KEUANGAN
Pengaitan nama auditor dengan laporan keuangan ini diatur dalam SA seksi
504 atau PSA No 52. Dalam SA ini menyatakan Seorang akuntan dikaitkan
dengan laporan keuangan jika ia mengizinkan namanya dalam suatu laporan,
dokumen, atau komunikasi tertulis yang berisi laporan tersebut. Bila seorang
akuntan menyerahkan kepada kliennya atau pihak lain suatu laporan keuangan
yang disusunnya atau dibantu penyusunannya, ia juga dianggap berkaitan dengan
laporan keuangan tersebut, meskipun ia tidak mencantumkan namanya dalam
laporan tersebut.
Namun meskipun akuntan dapat berpartisipasi dalam penyusunan laporan
keuangan, kewajaran penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia tetap merupakan tanggung jawab
manajemen. Seorang akuntan dapat dikaitkan dengan laporan keuangan auditan
atau yang tidak diaudit.
2. BENTUK BAKU LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN
Akuntan dapat dikaitkan dengan laporan keuangan auditan atau yang tidak
diaudit. Laporan audit baku ini terdapat dalam SA seksi No 508. Laporan auditor
bentuk baku memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu entitas, hasil
usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
Unsur pokok laporan auditor bentuk baku adalah sebagai berikut:

3
a.Suatu judul yang memuat kata independen.
b. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan yang disebutkan dalam laporan
auditor telah diaudit oleh auditor.
c.Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen
perusahaan dan tanggung jawab auditor terletak pada pernyataan pendapat atas
laporan keuangan berdasarkan atas auditnya.
d.Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
e.Suatu pernyataan bahwa standar auditing tersebut mengharuskan auditor
merencanakan dan melaksanakan auditnya agar memperoleh keyakinan memadai
bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.
f.Suatu pernyataan bahwa audit meliputi:
(1) Pemeriksaan (examination), atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
(2) Penentuan prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi-estimasi signifikan
yang dibuat manajemen.
(3) Penilaian penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
g.Suatu pernyataan bahwa auditor yakin bahwa audit yang dilaksanakan
memberikan dasar memadai untuk memberikan pendapat.
h.Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin usaha kantor
akuntan public
i.Tanggal laporan auditor.

Sedangkan terdapat 4 tipe pendapat yang dinyatakan auditor atas laporan


keuangan, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Pendapat wajar tanpa pengecualian.
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Ini adalah pendapat yang
dinyatakan dalam laporan auditor bentuk baku seperti yang diuraikan dalam
paragraf 08.
b. Bahasa penjelasan ditambahkan dalam laporan auditor bentuk baku. Keadaan
tertentu mungkin mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf
penjelasan (atau bahasa penjelasan yang lain) dalam laporan auditnya.
c. Pendapat wajar dengan pengecualian. Pendapat wajar dengan pengecualian,
menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua
hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali
untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.
d. Pendapat tidak wajar. Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan
keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan
arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia.

4
e. Pernyataan tidak memberikan pendapat. Pernyataan tidak memberikan
pendapat menyatakah bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan
keuangan.
TANGGUNG JAWAB AUDITOR DAN KESENJANGAN EKSPEKTASI
Pengguna laporan keuangan yang diaudit mengharapkan auditor untuk :
·Melaksanakan audit dengan kompetensi teknis, integritas, independensi, dan
objektivitas.
·Mencari dan mendeteksi salah saji yang material, baik yang disengaja maupun yang
tidak
·Mencegah penerbitan laporan keuangan yang menyesatkan.

Tanggung Jawab Auditor untuk Mencari dan Melaporkan Penggelapan :


a. Tanggung jawab untuk mencari penggelapan, seperti manipulasi, pemalsuan,
perubahan catatan akuntansi atau dokumen yang mendukung laporan keuangan yang
dibuat.
b. Tanggung jawab untuk melaporkan penggelapan
Tanggung Jawab Auditor untuk Mencari dan Melaporkan Tindakan Ilegal :
Tanggung jawab untuk mencari tindakan ilegal. Karakter tindakan ilegal :
a. Tergantung pada hukum yang berlaku.
b. Hubungannya dgn laporan keuangan, misalnya penggelapan pajak, mengakali
laporan keuangan.Tanggung jawab untuk melaporkan tindakan illegal.
Tanggung Jawab Auditor untuk Menilai Internal Kontrol
Tanggung jawab seorang auditor :
a. Menilai internal kontrol pada pelaporan keuangan.
b. Melaporkan penilaiannya kepada pemegang saham dan user lain dari laporan
keuangan berbeda untuk perusahaan publik vs perusahaan privat.
Auditor perusahaan umum harus memberikan audit yang terpadu yang
menghasilkan : opini pada laporan keuangan, opini penaksiran manajemen dari
internal kontrol pada laporan keuangan, opini pada efektifitas internal kontrol pada
laporan keuangan.
C. Hal Yang Mendasari Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan memainkan peran yang sangat diperlukan dalam
ekonomi pasar bebas. Audit laporan keuangan merupakan bagian terpenting dari
berbagai assurance services. Beberapa tanggung jawab auditor termasuk untuk
mendeteksi dan melaporkan kecurangan, melaporkan tindakan melanggar hukum

5
yang dilakukan klien, serta melaporkan apabila terdapat ketidakpastian tentang
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
 Hubungan Antara Akuntansi dan Auditing
Terdapat perbedaan signifikan dalam metode, tujuan, dan pihak-pihak yang
bertanggung jawab pada proses akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan
keuangan dibandingkan dengan proses audit laporan keuangan.
Akuntansi merupakan proses mengidentifikasi, mengukur, mencatat,
mengelompokkan, merengkum, dan melaporkan kejadian-kejadian yang
mempengaruhi perusahaan dalam laporan keuangan. Sedangkan audit meliputi
mengumpulkan bukti-bukti yang diperoleh secara logis dan assurance bahwa
laporan keuangan tersebut disajikan dengan jujur dalam semua respek material.
Akuntansi membutuhkan aplikasi pernyataan profesional yang signifikan, dan
impresiasi dalam akuntansi memimpin impresiasi dalam kemampuan untuk
memferifikasi penyajian laporan keuangan. Oleh karena itu, Auditor hanya mencari
dasar untuk membuktikan dan memberikan pendapat tentang benar atau tidaknya
leporan keuangan tersebut.
 Kebutuhan akan Audit Laporan Keuangan
Perlunya dilakukan audit independen atas laporan keuangan dapat dilihat lebih
lanjut pada empat kondisi berikut ini :
1. Pertentangan kepentingan
2. Konsekuensi
3. Kompleksitas
4. Keterpencilan
Empat kondisi di atas secara bersama-sama membentuk adanya resiko
informasi, yaitu resiko bahwa laporan keuangan mungkin, tidak benar, tidak
lengkap, atau bias.

 Keterbatasan Audit Laporan Keuangan


Suatu audit laporan keuangan yang dilakukan sesuai GAAS memiliki keterbatasan
yang melekat. Salah satunya adalah bahwa auditor bekerja dalam suatu batasan
ekonomi yang wajar. Berikut ini adalah dua batasan ekonomi penting yang
dimaksud:
1. Biaya yang memadai
2. Jumlah waktu yang memadai
Keterbatasan penting lainnya adalah yang berkaitan dengan kerangka kerja
akuntansi yang ditetapkan untuk penyusunan laporan keuangan, yaitu :
1. Prinsip akuntansi alternative
2. Estimasi akuntansi.

D. Pihak Yang Berinteraksi Dengan Auditor


Dalam suatu audit atas laporan keuangan, auditor menjalin hubungan profesional
dengan berbagai pihak, yaitu :(1) manajemen, (2) pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola, (3) auditor internal, dan (4) pemegang saham.
1. Manajamen

6
Manajemen adalah individu atau sekelompok individu dengan tanggung jawab
eksekutif untuk melaksanakan operasi entitas. Untuk beberapa entitas di beberapa
yurisdiksi, manajemen mencakup beberapa atau semua individu yang bertanggung
jawab atas tata kelola, sebagai contoh, anggota eksekutif dewantata kelola atau
seorang manajer pemilik. Dalam konteks audit, manajemen meliputi pejabat
pemimpin, kontroler, dan personil-personil kunci dalam perusahaan.
Selama audit berlangsung, auditor sangat sering berhubungan atau berinteraksi
dengan manajemen. Untuk mendapatkan bukti yang diperlukan dalam suatu audit,
auditor seringkali meminta data perusahaan yang bersifat rahasia. Oleh karena itu
sangatlahpenting bagi auditor untuk menjalin hubungan baik dengann manajemen atas
dasar saling sulit untuk dilakukan. Pendekatan yang lazimnya dilakukan auditor
terhadap asersi manajemen adalah apa yang biasa disebut “sekptis profesional”
(professional skepticims). Ini bearti bahwa auditor tidak bersikap tidak mempercayai
asersi manajemen, tetapi juga tidak begitu saja mempercayai atau menerima
pernyataan tersebut. Sikap auditor adalah mengakui perlunya penilaian yang obyektif
atas kondisi yang diselidiki dan bukti yang diperoleh selama audit berlangsung.
2. Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola
Standar audit (SA 260) mewajibkan auditor untuk berkomunikasi dengan
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam audit atas laporan keuangan.
Komunikasi yang dimaksud oleh SA ini adalah komunikasi dua arah yang efektif,
yakni komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam
rangka mendapatkan informasi sebagai bukti audit dan kewajiban auditor untuk
memberi informasi kepada pihak yang bertanggung jaawab atas tata kelola untuk
berbagai keperluan. SA 260 mendefinisikan pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola sebagai berikut :
“Individu atau organisasi atau organisasi-organisasi (seperti wali amanat korporasi)
yang memliki tanggung jawab untuk mengawasi arah strategi enitas dan pemenuhan
kewajiban yang berkaitan dengan akuntabilitas entitas. Hal ini mencakup pengawasan
terhadap proses pelaporan keuangan.”
Menurut SA 260 tujuan auditor melakukan komunikasi dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola adalah :
a. Untuk mengkomunikasikan secara jelas kepada pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola tentang tanggung jawab auditor yang berkaitan dengan audit atas laporan
keuanngan, dan gambaran umum perencanaan lingkup dan saat audit.

7
b. Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola.
c. Untuk menyediakan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola secara
tepat waktu, hasil observasi audit yang signifikan dan relevan terhadap tanggung
jawab mereka untuk mengawasi proses pelaporan keuangan, dan
d. Untuk mendukung komunikasi dua arah yang efektif antara auditor dengan pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola.
Standar audit tidak secara eksplisit menyebut nama badan/dewan atau orang
yang dimaksud sebagai pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Hal ini bisa
dimengerti karena standar audit ini adalah standar yang berlaku secara internasional
yang harus bisa merangkum semua pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
dinegara manapun. Padahal, struktur tata kelola bervariaso berdasarkan yurisdiksi dan
entitas, menggambarkan pengaruh seperti perbedaan latar belakangan budaya dan
hukum, dan ukuran serta karakteristik kepemilikan yang berbada. Sebagai contoh,
dalam beberapa kasus, beberapa atau semua pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola terlibat dalam pengelolaan entitas. Dalam kasus yang lainnya, pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola dan manajemen terdiri dari individu-individuyang
berbeda.
Dalam beberapa kasus, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
bertanggung jawab untuk menyetujui laporan keuangan entitas.dalam kasus lainnya
tanggung jawab tersebut berada pada manajemen. Dalam sebagian besar
entitas,termasuk entitas yang beradadiindonesia, tata kelola merupakan tanggung
jawab bersama suatu badan tata kelola yang disebut dewan komisaris. Namun entitas
yang lebih kecil, satu individu mungkindapat bertanggung jawab atas tata kelola,
sebagai contoh, manajer pemilik yang tidakada pemilik lainnya, atau pengawas
tunggal.
Jika tata kelola adalah tanggung jawab bersama, suatu subgrup seperti komite audit
bahkan seorang individu, mungkin dapat bertanggung jawab atas tugas tertentu untuk
membantu badan tata kelola (dewan komisaris) dalam memenuhi tanggung jawabnya.
SA 260.A7 menyatakan bahwa keberadaan komite audit tedapat dalam banyak entitas.
Meskipun wewenang dan fungsi mereka dapat berbeda, komunikasi dengan
komite audit, jika ada, telah menjadi elemen kunci komunikasi auditor dengan pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola.prinsip tata kelola yang baik menyarankan
bahwa :

8
 Auditor akan diundang secara teratur untuk hadir dalam rapat dengan komite audit.
 Ketua komite audit dan,jika relevan, anggota lainnya dari komite audit, akan
berhubungan dengan auditor secara periodik.
 Komite audit akan bertemu dengan auditor tanpa kehadiran pihak manajemen paling
sedikit satu tahun sekali.
3. Auditor Internal
Intenal auditor adalah auditor yang berkerja pada satu entitas, dan oleh karenanya
merupakan pegawai dan tunduk pada manajemen entitas dimana ia berkerja. Fungsi
audit internal anatara lain pemeriksaan, pengevaluasian, dan pemantauan kecukupan
dan efektivitas pengendalian internal. Tujuan fungsi internal auditor ditentukan oleh
manajemen, dan jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
Walaupun tujuan fungsi auditor internal berbeda dengan auditor eksternal, beberapa
cara yang digunakan oleh fungsi auditor internal dan auditor eksternal mungkin sama.
Aktifitas fungsi audit internal dapat mencakup satuatau lebih hal-hal sebagai berikut :
 Pemantauan pengendalian internal
 Pemeriksaan atas informasi keuangan dan informasi keuangan operasional
 Penelahan aktifitas operasi
 Penelahan atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undanngan
 Pengelolaan resiko
 Tata kelola
Standar audit (SA 610) mengatur tentang kemungkinan auditor eksternal
menggunakan pekerjaan yang dilakukan oleh auditor internal sepanjang memenuhi
ketentuan yang diatur dalam standar audit tersebut. Dalam menentukan apakah
pekerjaan auditor internal kemungkinan cukup untuk tujuan audit, auditor eksternal
harus mengevaluasi:
 Obyektivitas fungsi auditor internal
 Kompentensiteknis auditor internal
 Apakah pekerjaan auditor internal akan dilaksanakan dengan kecermatan dan
kehati-hatian profesional, dan
 Apakah komunikasi antara auditor internal dengan auditor eksternal akan efektif.
Apabila auditor eksternal menggunakan pekerjaan auditor internal, tanggung
jawab penggunaan pekerjaan tersubut berada pada auditor eksternal. Ia adalah
penanggung jawab tunggal atas opini audit yang dinyatakan, dan tanggung jawab

9
tersebut tidak berkurang dengan digunakannya pekerjaan auditor internal oleh auditor
eksternal.
4. Pemegang Saham
Para pemegang saham mengandalikan pada laporan keuangan yang telah
diaudit untuk mendapatkan keyakinan bahwa manajemen telah melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik. Oleh karena itu auditor memiliki tanggung
jawabyang penting terhdapa para pemegang saham sebagai pemakai utama laporan
audit. Selama perikatan audit berlangsung, auditor biasa tidak berhubungan langsung
dengan para pemegang saham karena mereka bukanlah pejabat atau pegawai
perusahaan. Namun demikian auditor akan berhadapan langsung dengan para
pemegang saham pada saat perusahaan menyelenggarakan rapat umum pemegang
saham (RUPS) dan auditor harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
pemegang saham.

E. Standar Auditing
Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis.
Standar auditingterdiri atas 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar
Auditing (PSA). Kepatuhanterhadap Pernyataan Standar Auditing yang dikeluarkan
IAI bersifat wajib (mandatory) bagianggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik
sebagai akuntan publik. Sepuluh standar auditing terbagi menjadi tiga kelompok,
yaitu: standar umum, standar pekerjaan lapangan, danstandar pelaporan.
Standar Audit yang Berterima Umum
Standar Umum :
1. Auditor harus memiliki pelatihan dan penguasaanteknis yang memadai.
2. Auditor harus memilikiIndependensi dalam sikapmentalnya.
3. Auditor harusmelakukan kehati-hatian profesional dalammelaksanakan audit
danmembuatlaporan.
Standar Kegiatan Lapangan :
1. Kegiatan audit harus cukup terecana
2. Auditor harus mendapatkan pemahaman yang cukup mengenai instruktur
pengandalian internal
3. Auditor harus mendapatkan bukti yang dan kompeten
Standar Pelaporan :
1. Auditor harus menyebutkan dalamlaporannya apakah laporan keuangandibuat
sesuai dengan prinsip-prinsipakuntansi yang berterima umum atautidak.
2. Laporan tersebut harus menjelaskan berbagai kondisi dimana prinsipakuntansi
yang berterima umum tidak diterapkan.
3. Laporan tersebut harusmengidentifikasi berbagai hal yangtidak memiliki
pengungkapaninformasi yang memadai.
4. Laporan tersebut harus berisi pernyataan pendapat auditor ataslaporan keuangan
secara umum.

F. Etika dan Moralitas

10
Apakah etika itu?
Secara harfiah Etika merupakan pengetahuan tentang azas-azas akhlak atau moral,
secara terminologi kemudian berkembang menjadi suatu konsep yang menjelaskan
tentang batasan baik atau buruk, benar atau salah, dan bisa atau tidak bisa, akan suatu
hal untuk dilakukan dalam suatu pekerjaan tertentu.
1. Etika dalam Profesi Auditor
Profesi Auditor membutuhkan pengabdian yang besar pada masyarakat dan
komitmen moral yang tinggi. Masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa
paraauditor publik dengan standar kualitas yang tinggi, dan menuntut auditor untuk
bersedia mengorbankan diri. Oleh karena itu profesi auditor menetapkan standar
teknis dan standar etika yang harus dijadikan panduan oleh para auditor dalam
melaksanakan audit.Standar etika diperlukan bagi profesi audit karena auditor
memiliki posisi sebagai orang kepercayaan dan menghadapi kemungkinan benturan-
benturan kepentingan.
2. Pentingnya Nilai-Nilai Etika dalam Auditing
Beragam masalah etis berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan auditing.
Banyak auditor menghadapi masalah serius karena mereka melakukan hal-hal kecil
yang tak satu pun tampak mengandung kesalahan serius, namun ternyata hanya
menumpuknya hingga menjadi suatu kesalahan yang besar Untuk itu pengetahuan
akan tanda-tanda peringatan adanya masalah etika akan memberikan peluang untuk
melindungi diri sendiri.
3. Kode Etik Akuntan Indonesia
Etika profesional bagi praktik akuntan di Indonesia ditetapkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia Kode Etik Akuntan Indonesia mempunyai struktur seperti kode
etik AICPA yang meliputi prinsip etika, aturan etika dan interpretasi aturan etika yang
diikuti dengan tanya jawab dalam kaitannya dengan interpretasi aturan etika.
Prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan meliputi delapan butir. Delapan butir
tersebut terdeskripsikan sebagai berikut:
a. Tanggung jawab Auditor
Ketika melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional auditor harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya.
b. Kepercayaan public
Akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam
kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan
menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
c. Integritas
Akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara dan meningkatkan
kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya tersebut dengan
menjaga integritasnya setinggi mungkin.
d. Obyektifitas
11
Dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota IAI
harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan.
e. Kompetensi dan kehati-hatian professional
Auditor dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-
hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang
diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat
dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan
teknik yang paling mutakhir.
f. Kerahasiaan
Auditor harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau
hukum untuk mengungkapkannya.
g. Perilaku professional
Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten selaras
dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesinya.
h. Standar teknis
Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi
standar teknis dan standar profesional yang relevan.

G. Komposisi Kode Etik IAI


Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan
bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di
lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia
pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya.
Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar
profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada
kepentingan publik.
Untuk mencapai tujuan terse but terdapat empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:
Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
 Profesionalisme. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat
diidentifikasikan oleh pemakai jasa
 Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
 Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari
akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
 Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat
kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

12
(1) Prinsip Etika,
(2) Aturan Etika, dan
(3) Interpretasi Aturan Etika.
Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur
pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh
Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan oleh
Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang
bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh
Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota,
dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan
Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai
Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru
untuk menggantikannya.
Kepatuhan
Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam
masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan
sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya
pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh
adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila
diperlukan, terhadap anggota yang tidak menaatinya.
H. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik
Aturan Etika ini harus diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia -
Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota
IAI-KAP maupun yang bukan anggota IAI-KAP) yang bekerja pada satu Kantor
Akuntan Publik (KAP).
Dalam hal staf profesional yang bekerja pada satu KAP yang bukan anggota
IAI-KAP melanggar Aturan Etika ini, maka rekan pimpinan KAP tersebut
bertanggung jawab atas tindakan pelanggaran tersebut.
Definisi/Pengertian
1. Klien adalah pemberi kerja (orang atau badan), yang mempekerjakan atau
menugaskan seseorang atau lebih anggota IAI - KAP atau KAP tempat Anggota
bekerja untuk melaksanakan jasa profesional. Istilah pemberi kerja untuk tujuan ini
tidak termasuk orang atau badan yang mempekerjakan Anggota.
2. Laporan Keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang
menyertainya, bila ada, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya
ekonomi (aktiva) dan atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan
atas aktiva dan atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Data keuangan lainnya yang digunakan untuk mendukung rekomendasi
kepada klien atau yang terdapat dalam dokumen untuk suatu pelaporan yang diatur
dalam standar atestasi dalam penugasan atestasi, dan surat pemberitahuan tahunan

13
pajak (SPT) serta daftar-daftar pendukungnya bukan merupakan laporan keuangan.
Pernyataan, surat kuasa atau tanda tangan pembuat SPT tidak merupakan pernyataan
pendapat atas laporan keuangan.
3. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang
memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berusaha di
bidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan publik.
4. IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) adalah wadah organisasi profesi akuntan Indonesia
yang diakui pemerintah.
5. Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) adalah
wadah organisasi para akuntan Indonesia yang menjalankan profesi sebagai akuntan
publik atau bekerja di Kantor Akuntan Publik.
6. Anggota adalah semua anggota IAI-KAP.
7. Anggota Kantor Akuntan Publik (anggota KAP) adalah anggota IAI-KAP dan staf
professional (baik yang anggota IAI-KAP maupun yang bukan anggota IAI-KAP)
yang bekerja pada satu KAP.
8. Akuntan Publik adalah akuntan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan untuk
menjalankan praktik akuntan publik.
9. Praktik Akuntan Publik adalah pemberian jasa profesional kepada klien yang
dilakukan oleh anggota IAI-KAP yang dapat berupa jasa audit, jasa atestasi, jasa
akuntansi dan review, perpajakan, perencanaan keuangan perorangan, jasa pendukung
litigasi dan jasa lainnya yang diatur dalam standar profesional akuntan publik.

INDEPENDENSI, INTEGRITAS DAN OBJEKTIVITAS


1. Independensi.
Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu mempertahankan
sikap mental independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana
diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap
mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in facts)
maupun dalam penampilan (in appearance).
2. Integritas dan Objektivitas.
Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan integritas
dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan
tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang
diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada
pihak lain.

STANDAR UMUM DAN PRINSIP AKUNTANSI.


1. Standar Umum.
Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interpretasi
yang terkait yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan
IAI:
A. Kompetensi Profesional. Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian
jasa profesional yang secara layak (reasonable) diharapkan dapat diselesaikan
dengan kompetensi profesional.
B. Kecermatan dan Keseksamaan Profesional. Anggota KAP wajib melakukan
pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan keseksamaan profesional.

14
C. Perencanaan dan Supervisi. Anggota KAP wajib merencanakan dan
mensupervisi secara memadai setiap pelaksanaan pemberian jasa profesional.
D. Data Relevan yang Memadai. Anggota KAP wajib memperoleh data
relevan yang memadai untuk menjadi dasar yang layak bagi kesimpulan atau
rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.
2. Kepatuhan terhadap Standar.
Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review,
kompilasi, konsultansi manajemen, perpajakan atau jasa profesional lainnya,
wajib mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang
ditetapkan oleh IAI.
3. Prinsip-Prinsip Akuntansi.
Anggota KAP tidak diperkenankan:
(1) menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan
keuangan atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum atau
(2) menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang
harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku, apabila laporan tersebut memuat penyimpangan yang
berdampak material terhadap laporan atau data secara keseluruhan dari
prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan pengatur standar yang
ditetapkan IAI. Dalam keadaan luar biasa, laporan atau data mungkin memuat
penyimpangan seperti tersebut diatas. Dalam kondisi tersebut anggota KAP
dapat tetap mematuhi ketentuan dalam butir ini selama anggota KAP dapat
menunjukkan bahwa laporan atau data akan menyesatkan apabila tidak
memuat penyimpangan seperti itu, dengan cara mengungkapkan
penyimpangan dan estimasi dampaknya (bila praktis), serta alasan mengapa
kepatuhan atas prinsip akuntansi yang berlaku umum akan menghasilkan
laporan yang menyesatkan.

TANGGUNG JAWAB KEPADA KLIEN


1. Informasi Klien yang Rahasia.
Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang
rahasia, tanpa persetujuan dari klien. Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk :
(1) membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan
aturan etika kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi
(2) mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk
mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti panggilan resmi
penyidikan pejabat pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap
ketentuan peraturan yang berlaku
(3) melarang review praktik profesional (review mutu) seorang Anggota sesuai
dengan kewenangan IAI atau
(4) menghalangi Anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian
komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-KAP
dalam rangka penegakan disiplin Anggota.

15
Anggota yang terlibat dalam penyidikan dan review diatas, tidak boleh
memanfaatkannya untuk keuntungan diri pribadi mereka atau mengungkapkan
informasi klien yang harus dirahasiakan yang diketahuinya dalam pelaksanaan
tugasnya. Larangan ini tidak boleh membatasi Anggota dalam pemberian
informasi sehubungan dengan proses penyidikan atau penegakan disiplin
sebagaimana telah diungkapkan dalam butir (4) di atas atau review praktik
profesional (review mutu) seperti telah disebutkan dalam butir (3) di atas.
2. Fee Profesional.
A. Besaran Fee
Besarnya fee Anggota dapat bervariasi tergantung antara lain : risiko
penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang
bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya.Anggota KAP tidak
diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat
merusak citra profesi.
B. Fee Kontinjen
Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa
profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau
hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu
tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau
badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil
penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur.
Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen
apabila penetapan tersebut dapat mengurangi indepedensi.

TANGGUNG JAWAB KEPADA REKAN SEPROFESI


1. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi.
Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan
dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.
2. Komunikasi antar akuntan publik.
Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila
menerima penugasan audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk
tahun buku yang sama ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode
serta tujuan yang berlainan.
Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaan
komunikasi dari akuntan pengganti secara memadai.
Akuntan publik tidak diperkenankan menerima penugasan atestasi yang jenis
atestasi dan periodenya sama dengan penugasan akuntan yang lebih dahulu
ditunjuk klien, kecuali apabila penugasan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi
ketentuan perundang-undangan atau peraturan yang dibuat oleh badan yang
berwenang.

TANGGUNG JAWAB DAN PRAKTIK LAIN


1. Perbuatan dan perkataan yang mendiskreditkan.
Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau mengucapkan
perkataan yang mencemarkan profesi.

16
2. Iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.
Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari
klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan
pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.
3. Komisi dan Fee Referal.
A. Komisi
Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk
lainnya yang diberikan atau diterima kepada/dari klien/pihak lain untuk
memperolah penugasan dari klien/pihak lain.Anggota KAP tidak
diperkenankan untuk memberikan/menerimakomisi apabila
pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi independensi.
B. Fee Referal (Rujukan).
Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan/diterima kepada/dari
sesama penyedia jasa profesional akuntan publik.
Fee referal (rujukan) hanya diperkenankan bagi sesama profesi.
4. Bentuk Organisasi dan Nama KAP.
Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisasi yang
diizinkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau yang tidak
menyesatkan dan merendahkan citra profesi.

I. Studi Kasus
Judul :ANALISIS KASUS PELANGGARAN STANDAR PROFESIONAL
AKUNTAN PUBLIK OLEH KAP WINATA

Kasus pelanggaran atas Standar Profesional Akuntan Publik, muncul kembali.


Menteri Keuangan langsung memberikan sanksi pembekuan. Menkeu Sri Mulyani
telah membekukan ijin AP (Akuntan Publik) Drs Petrus M. Winata dari KAP Drs.
Mitra Winata dan Rekan selama 2 tahun yang terhitung sejak 15 Maret 2007, Kepala
Biro Hubungan Masyaraket Dep. Keuangan, Samsuar Said saat siaran pers pada
Selasa (27/3), menerangkan sanksi pembekuan dilakukan karena AP tersebut
melakukan suatu pelanggaran atas SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik).
Pelanggaran tersebut berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan audit
terhadap Laporan Keuangan PT. Muzatek Jaya pada tahun buku 31 December 2004
yang dijalankan oleh Petrus. Dan selain itu Petrus juga melakukan pelanggaran
terhadap pembatasan dalam penugasan audit yaitu Petrus malaksanakan audit umum
terhadap Lap. keuangan PT. Muzatek Jaya.
PT Muzatek Jaya telah malakukan pelanggaran moral dan etika dalam dunia
bisnis dengan melakukan suap terhadap Akuntan Publik Petrus Mitra Winata Agar
Akuntan Publik Petrus Mitra Winata hanya mengaudit laporan keuangan umum.
Dengan begitu PT Muzatek Jaya akan mendapatkan keuntungan dari kecurangan
tersebut dan Akuntan Publik Petrus Mitra Winata akan mendapatkan keuntungan yang
sesuai karna telah melakukan pekerjaan seperti keinginan klien. Untuk membuat efek
jera PT Muzatek Jaya seharusnya diberika sanksi baik sanksi pidana maupun sanksi
sosial. Sebagai perusahaan yang cukup besar, tentu saja masyarakat menilai bahwa PT
Muzatek Jaya seharusnya mempunyai integritas, moralitas, etika dan kemampuan
untuk menghasilkan laporan keuangan yang mempunyai kualitas baik sehingga

17
membuat para investor tertarik untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
Tindakan manipulasi ini, sudah membuat masyarakat berprasangka buruk terhadap
kualitas PT Muzatek Jaya dan akan berpengaruh terhadap citra nama baik perusahaan
tersebut.
Pada Kasus PT Muzatek Jaya, Akuntan Publik Petrus Mitra Winata
melakukan pelanggaran atas pembatasan penugasan audit umum dengan melakukan
audit umum atas laporan keuangan PT Muzatek Jaya. Sehingga Akuntan Publik
tersebut dilarang memberikan jasa atestasi termasuk audit umum, review, audit
kinerja dan audit khusus serta juga dilarang menjadi pemimpin rekan atau pemimpin
cabang KAP namun tetap bertanggungjawab atas jasa-jasa yang telah diberikan, serta
wajib memenuhi ketentuan mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL).
Akuntan Publik Petrus Mitra Winata adalah Auditor Independen yaitu auditor
profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam
bidang audit atas laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya, pada PT Muzatek
Jaya, tetapi ia telah melakukan kecurangan terhadap pengauditan laporan keuangan .
Maka dari itu harus dikenakan sanksi hukum yaitu Pembekuan izin oleh Menkeu
tersebut sesuai dengan Keputusan Menkeu Nomor 423/KMK.06/2006 tentang Jasa
Akuntan Publik dan juga sanksi sosial. Akuntan Publik tersebut juga dilarang
memberikan jasa atestasi termasuk audit umum, review, audit kinerja dan audit
khusus serta dilarang menjadi pemimpin rekan atau pemimpin cabang KAP namun
tetap bertanggungjawab atas jasa-jasa yang telah diberikan, serta wajib memenuhi
ketentuan mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hal – hal yang mendasari audit laporan keuangan adalah hubungan antara
akuntansi dan auditing, pembuktian dan pertimbangan profesional dalam audit

18
laporan keuangan, kebutuhan akan audit laporan keuangan, manfaat ekonomi suatu
audit dan keterbatasannya.
Pihak – pihak yang berhubungan dengan auditor independen adalah
manajemen, dewan direksi dan komite audit, auditor internal, pemegang
saham.Standar auditing ada dua yaitu Statements on auditing standards (SAS) dan
Generally auditing accepted standards (GAAS).
Laporan auditor terdiri atas laporan standar dan laporan pertanggungjawaban
manajemen.Tanggung jawab auditor menurut The Auditing practise Commitee adalah
perencanaan, pengendalian, dan pencatatan; sistem akuntansi; bukti audit;
pengendalian intern; serta meninjau ulang laporan keuangan yang relevan.

B. Saran
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih
terdapat kesalahan ataupun kekeliruan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik, saran maupun masukan yang sifatnya membangun dari teman-
teman atau para pembaca, terutama Dosen Pengampu Mata Kuliah “Pemeriksaan
Akuntansi” demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/search?from_navbar=true&q=makalah%20audit%20laporan%2
0keuangan%20dan%20tanggung%20jawab%20auditor

toaz.info-makalah-audit-laporan-keu-pr_f2dd36c47ef90eb85958143001bdc240.pdf

19
https://arlimpo92.blogspot.com/2013/10/hal-hal-yang-mendasari-audit-keuangan.html

https://www.jtanzilco.com/blog/detail/808/slug/etika-profesional-dalam-auditing

https://iaijabar.or.id/kode-etik-ikatan-akuntan-indonesia/

https://id.wikisource.org/wiki/Aturan_Etika_Kompartemen_Akuntan_Publik_Ikatan_Akuntan
_Indonesia

http://rudiirawantofeuh.blogspot.com/2014/04/audit-laporan-keuangan-dan-tanggung.html

20

Anda mungkin juga menyukai