Anda di halaman 1dari 78

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB OBESISTAS


PADA MASYARAKAT DI KILO DUA KELURAHAN
KADOLO KECAMATAN KALUKUNA KOTA BAU BAU
TAHUN 2021

SUFAN SADEPILON
4201017022

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) IST BUTON

BAU BAU

2021
Waktu :
Tempat :

HASIL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB OBESISTAS PADA


MASYARAKAT DI KILO DUA KELURAHAN KADOLO
KECAMATAN KALUKUNA KOTA BAU BAU
TAHUN 2021

SUFAN SADEPILON
4201017022

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) IST BUTON

BAU BAU

2021

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian program studi

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) IST Buton pada tanggal 6

september 2021

Ketua : ( )

Sekretaris : ( )

Anggota : 1. ( )

2. ( )

3. ( )

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi dan

disetujui untuk di perbanyak sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana

Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKES) IST Buton

Baubau,..............................2021

Tim Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Musmuliadin, ST.Kep.,M.Tr.Kep Musdalipa, S.ST.,M.Tr.Keb


NIDN. 0913128902 NIDN. 0915019301

Mengetahui,

Ketua Program Studi Keperawatan

Sekolah tinggi ilmu kesehatan (STIKES) IST Buton

Musmuliadin, ST.Kep.,M.Tr.Kep
NIDN. 0913128902

iv
RINGKASAN

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes)


IST Buton
Keperawatan

Sufan Sadepilon
Analisis Faktor-Faktor Penyebab Obesistas Pada Masyarakat Di Kilo Dua
Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota Bau Bau Tahun 2021.
(xii + 51 halaman + 11 Tabel + 2 Bagan + 7 Lampiran)

Kegemukan atau obesitas adalah bertumpuknya lemak dalam tubuh sebagai


akibat dari pilihan makanan yang tidak tepat, kurangnya gerak badan dan olahraga.
Obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit yang ditandai oleh penimbunan
jaringan lemak dalam tubuh secara berlebihan. Angka obesitas di Indonesia juga cukup
tinggi. berdasarkan data Riskesdas 2018 menunjukkan angka 21,8 persen untuk obesitas
di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Faktor-Faktor Penyebab Obesistas
Pada Masyarakat Di Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota Bau Bau
Tahun 2021. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan
pendekatan cross sectional study. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan juni sampai
dengan juli 2021 dengan jumlah responden sebanyak 62 orang.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pola makan, aktifitas fisik, dan
keturunan terhadap obesitas menggunakan uji statistik chi square Ditemukan p-value =
0,005 ; alpha = 0,05 hal ini berarti ada hubungan signifikan antara pola makan dengan
kejadian obesitas. sedang hasil nilai uji chi square Ditemukan p-value = 0,047 ; alpha =
0,05 hal ini berarti ada hubungan signifikan antara aktifitas fisik dengan kejadian
obesitas.
Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya diharapkan
dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu dan pengetahuan khususnya dalam
menambah wawasan tentang obesitas.

Daftar Pustaka : 17 (2007-2018)


Kata Kunci : Pola Makan, Aktifitas Fisik, Keturunan/Genetik, Obesitas

v
SUMMARY
High School Of Health Sciences (STIKES)
IST Button
Nursing

Sufan Sadepilon
Analysis of the factors that cause obesity in the community in Kilo Dua, Kadolo
Village, Kalukuna District, Bau Bau City in 2021.

(xii + 51 pages + 11 Tables + 2 Charts + 7 Appendices)

Overweight or obesity is the accumulation of fat in the body as a result of


improper food choices, lack of exercise and exercise. Obesity is a disorder or disease
characterized by excessive accumulation of fatty tissue in the body. The obesity rate in
Indonesia is also quite high. Based on Riskesdas 2018 data, the figure is 21.8 percent
for obesity in Indonesia.
The purpose of the study was to determine the factors that cause obesity in the
community in Kilo Dua, Kadolo Village, Kalukuna District, Bau Bau City in 2021. The
type of research used was analytical research with a cross sectional study approach. This
research was conducted from June to July 2021 with a total of 62 respondents.
The method of analysis used the chi square statistical test. It was found that p-
value = 0.005; alpha = 0.05 this means that there is a significant relationship between
diet and the incidence of obesity. while the results of the chi square test value found p-
value = 0.047 ; alpha = 0.05
‘Conclusion The results of statistical test values based on this means that there is a
significant relationship between physical activity and the incidence of obesity. And the
results of statistical tests based on the chi-square test value found p-value = 0.020; alpha
= 0.05 this means that there is a significant relationship between heredity and the
incidence of obesity.

Bibliography : 17 (2007-2018)
Keywords: Diet, Physical Activity, Heredity/Genetic, Obesity

vi
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis Panjatkan Ke Hadirat Allah Swt, Atas Segala Karunia

Dan Limpahan Rahmat, Karunia Serta Inayah-Nya Sehingga Penulis Dapat

Menyelesaikan Penyusunan Skripsi Dengan Judul “Analisis Faktor-Faktor Penyebab

Obesistas Pada Masyarakat Di Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota

Bau Bau Tahun 2021” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak H. Sulaiman, SKM., M.M.Kes Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(Stikes) IST Buton.

2. Ibu Nurfatma Awaliyah Habib, S.Kep.,M.Sc selaku Ketua Program Studi

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) IST Buton..

3. Bapak Musmuliadin, ST.Kep.,M.Tr.Kep Selaku pembimbing I Yang telah

memberikan masukan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

4. Ibu Musdalipa, S.ST.,M.Tr.Keb selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik.

5. Bapak Sardi Anto, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen Penguji I yang telah

memberikan masukan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

vii
6. Bapak Muhammad Al Rajab, SKM.,M.KM selaku dosen Penguji II yang telah

memberikan masukan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian Proposal

Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh

karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk

perbaikan selanjutnya.

Demikian, semoga Skripsi ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan bagi

penulis dan para pembaca pada umumnya. Wassalam

Kota Bau Bau, 2021

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................. i

PERNYATAAN PERSETUJUAN .......................................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................... iv

RINGKASAN .............................................................................................................................v

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. vii

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL..................................................................................................................... xi

DAFTAR BAGAN .................................................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................1

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................7

A. Tinjauan Teori .................................................................................................... 7

1. Obesitas .........................................................................................................7

2. Masyarakat ..................................................................................................11

3. Faktor-Faktor Obesitas ................................................................................13

B. Kerangka Teori ................................................................................................. 23

C. Kerangka konsep............................................................................................... 23

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif ....................................................... 24

E. Hipotesis ........................................................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN ..........................................................................................26

A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 26

ix
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 26

C. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 26

D. Instrument Penelitian ........................................................................................ 28

E. Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 28

F. Pengolahan Data ............................................................................................... 29

G. Teknik Analisis Data......................................................................................... 30

H. Penyajian data ................................................................................................... 31

I. Etika penelitian ................................................................................................. 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................................33

A. Hasil .................................................................................................................. 33

B. Pembahasan ...................................................................................................... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................48

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 48

B. Saran ................................................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................50

LAMPIRAN..............................................................................................................................52

x
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 2.1. Definisi Operasional .................................................................................. 24

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Di Kilo Dua

Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota BauBau Tahun 2021 ...... 34

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kilo Dua Kelurahan

Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota BauBau Tahun 2021 ........................ 34

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Di Kilo Dua Kelurahan

Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota BauBau Tahun 2021 ........................ 35

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Kilo Dua Kelurahan

Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota BauBau Tahun 2021 ........................ 35

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Indek Masa Tubuh (IMT) Di Kilo Dua

Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota BauBau Tahun 2021 ...... 36

Tabel 4.6 Distribusi Berdasarkan Pola Makan di Kilo Dua Kelurahan Kadolo

Kecamatan Kalukuna Kota BauBau Tahun 2021...................................... 36

Tabel 4.7 Distribusi Berdasarkan Aktifitas Fisik di Kilo Dua Kelurahan Kadolo

Kecamatan Kalukuna Kota BauBau Tahun 2021...................................... 37

Tabel 4.8 Distribusi Berdasarkan Keturunan/Genetik di Kilo Dua Kelurahan Kadolo

Kecamatan Kalukuna Kota BauBau Tahun 2021...................................... 37

Tabel 4.9 Distribusi Berdasarkan Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas

di Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota BauBau Tahun

2021 ........................................................................................................... 38

xi
Tabel 4.10 Distribusi Berdasarkan hubungan Aktifitas fisik dengan kejadian obesitas

Di Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota BauBau

Tahun 2021 ................................................................................................ 39

Tabel 4.11 Distribusi Berdasarkan hubungan Aktifitas fisik dengan kejadian obesitas

Di Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota BauBau

Tahun 2021 ................................................................................................ 40

xii
DAFTAR BAGAN

Bagan Judul Halaman

Bagan 2.1. Kerangka Teori Sumber Utomo, 2012 dan Putri, 2015 ................................ 23

Bagan 2.2. Kerangka Konsep ......................................................................................... 23

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1. Lembar Permintaan Menjadi Responden ................................................... 52

Lampiran 2. Kuisioner .................................................................................................... 53

Lampiran 3. Output SPSS ............................................................................................... 56

Lampiran 4. Permohonan Ijin Penelitian ........................................................................ 59

Lampiran 5. Rekomendasi Ijin Penelitian ...................................................................... 60

Lampiran 6. Surat Meterangan Telah Melakukan Penelitian ......................................... 61

Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 62

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegemukan atau obesitas adalah bertumpuknya lemak dalam tubuh sebagai

akibat dari pilihan makanan yang tidak tepat, kurangnya gerak badan dan olahraga.

Prevalensi obesitas menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas ) 2013 meningkat

jika dibandingkan dengan Riskesdas 2010. (Fatkhudin,2015)

Obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit yang ditandai oleh

penimbunan jaringan lemak dalam tubuh secara berlebihan. Obesitas terjadi karena

adanya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar.

Obesitas/overweight telah menjadi pandemi global di seluruh dunia dan dinyatakan

oleh World Health Organization (WHO) sebagai masalah kesehatan kronis terbesar.

(Proverawati. 2010)

Obesitas dapat terjadi pada siapa saja, baik balita hingga orang dewasa.

Masa remaja adalah masa yang menyenangkan, namun juga masa yang kritis dan

sulit, karena merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju

masa dewasa, yang ditandai dengan perubahan aspek fisik,psikis, dan psikososial

(Dariyo, dalam Galih Tri Utomo 2012).

National Health and Nutrition Examination Survei (NHANES) melaporkan

bahwa prevalensi obesitas di Amerika pada tahun 2011-2012 adalah terdapat 8,4%

pada usia 2 sampai 5 tahun, 17,7% pada usia 6 sampai 11 tahun, dan 20,5% pada

1
2

usia 12 sampai 19 tahun.Tahun 2014, lebih dari 600 juta orang di dunia berusia ≥18

tahun mengalami obesitas. (WHO,2015)

Angka obesitas di Indonesia juga cukup tinggi. berdasarkan data Riskesdas

2018 menunjukkan angka 21,8 persen untuk obesitas di Indonesia. Angka itu terus

beranjak naik sejak Riskesdas 2007 sebesar 10,5 persen dan 14,8 persen pada

Riskesdas 2013. Angka kejadian obesitas di sulawesi tenggara pada tahun 2018

sebanyak 19,33% dan untuk kota baubau memiliki angka kejadian obesitas sekitar

24,24% (Riskesdas,2018). Berdasarkan data obesitas dari puskesmas kadolomoko

didapatkan 160 penderita obesitas

Ada tiga penyebab obesitas yakni, faktor fisiologis, faktor psikologis dan

faktor kecelakaan. Faktor fisiologis adalah faktor yang muncul dari berbagai

variabel, baik yang bersifat herediter maupun non herediter. Variabel yang bersifat

herediter (faktor internal) merupakan variabel yang berasal dari faktor keturunan

sedangkan faktor yang bersifat non herediter (faktor eksternal) merupakan faktor

yang berasal dari luar individu, misalnya pola makan, tingkat asupan gizi, tingkat

aktivitas fisik yang dilakukan individu, serta kondisi sosial ekonomi bahkan

beberapa penelitian menemukan hubungan insomnia atau kurang tidur sebagai

faktor risiko kejadian obesitas. (Utomo, 2012)

Pola makan yang berlebihan dapat menjadi factor terjadinya obesitas.

Obesitas terjadi jika seseorang mengkonsumsi kalori melebihi jumlah kalori yang

dibakar. pada hakikatnya tubuh memerlukan asupan kalori untuk kelangsungan

hidup dan aktivitas fisik, namun untuk menjaga berat badan perlu adanya

keseimbangan antara energy yang masuk dengan energi yang keluar.


3

Keseimbangan energy yang terjadi dapat mengarah pada kelebihan berat badan dan

obesitas. (Thasim, et all, 2013)

Keluarga mempunyai kebiasaan makan dan kebiasaan melakukan aktifitas

fisik yang sama, sehingga hubungan antara gen orangtua dan juga pengaruh dari

lingkungan sekitar saling mendukung secara alami bila anak-anaknya melakukan

kebiasaan yang dilakukan orang tua mereka. Seorang anak yang apabila

orangtuanya gemuk yang biasa makan-makanan berkalori tinggi, lemak tinggi dan

tidak aktif dalam beraktifitas, maka kemungkinan besar anaknya akan mewarisi

kebiasaan serupa dan menjadikannya kelebihan berat badan juga. Obesitas sangat

dipengaruhi oleh factor keturunan orangtua dan lingkungan. Obesitas bisa

diturunkan dari keluarga bias melalui faktor keturunan.

Hasil penelitian wulandari,dkk (2016) yang berjudul “Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja Di Sma Negeri 4 Kendari

Tahun 2016” menunjukkan bahwa terdapat Hubungan Antara Pola Makan,

Aktivitas Fisik, Uang Jajan Dan Parental Fatness dengan Kejadian Obesitas Serta

Tidak Terdapat Hubungan Antara Durasi Tidur Dengan Kejadian Obesitas.

Hal tersebut didukung juga oleh penelitian lubis, dkk (2020) yang berjudul

Hubungan Antara Faktor Keturunan, Jenis Kelamin Dan Tingkat Sosial Ekonomi

Orang Tua Dengan Kejadian Obesitas Pada Mahasiswa Di Universitas Malahayati

Tahun 2020. Dalam penelitian ini di dapatkan hasil bahwa Terdapat hubungan yang

signifikan antara faktor Keturunan, Jenis Kelamin dan tingkat sosial ekonomi orang

tua dengan kejadian obesitas pada mahasiswa di universitas malahayati.


4

Selain penelitian wulandari dan lubis terdapat juga penelitian indrawati

(2019) yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada anak

usia 9-11 tahun di SD Ma’arif kecamatan ponorogo di dapatkan hasil bahwa

variable yang berhubungan dengan obesitas adalah genetik sedangkan variable

yang tidak berhubungan adalah frekuensi fast food dan aktivitas fisik.

Berdasarkan Uraian Di Atas Maka Peneliti Tertarik Untuk Melakukan

Penelitian Tentang “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Obesistas Pada Masyarakat

Di Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota Bau Bau Tahun 2021”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin meneliti“Analisis

Faktor-Faktor Penyebab Obesitas Pada Masyarakat Di Kilo Dua Kelurahan Kadolo

Kecamatan Kalukuna Kota Bau Bau Tahun 2021?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor-Faktor Penyebab Obesistas Pada Masyarakat

Di Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota Bau Bau Tahun

2021.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk menganalisis adakah hubungan pola makan terhadap kejadian

obesitas.

b. Untuk menganalisis adakah hubungan aktifitas fisik terhadap kejadian

obesitas.
5

c. Untuk menganalisis adakah hubungan keturunan terhadap kejadian

obesitas.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Penelitian ini bermanfaat dalam pengembangan ilmu dan pengetahuan

khususnya dalam menambah wawasan tentang obesitas.

2. Praktis

a. Bagi Profesi

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman bagi peneliti sendiri

dan teman sejawat tentang Faktor-Faktor Penyebab Obesistas Pada

Masyarakat Di Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota

Bau Bau

b. Pendidikan

Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan mampu memberi masukan dan

sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan

dengan Faktor-Faktor Penyebab Obesistas Pada Masyarakat Di Kilo Dua

Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota Bau Bau

c. Bagi Institusi

Memberi masukan pada institusi sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan

untuk meninjau kebijakan tentang Faktor-Faktor Penyebab Obesistas Pada

Masyarakat Di Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota

Bau Bau.
6

d. Bagi Masyarakat

Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan masyarakat Mengetahui

Faktor-Faktor Penyebab Obesistas Pada Masyarakat Di Kilo Dua

Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota Bau Bau.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Obesitas

a. Pengertian Obesitas

Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan atau abnormal

yang dapat menggangu kesehatan (WHO,2017). Penyebab utama

terjadinya obesitas yaitu ketidakseimbangan antara asupan energi dengan

pengeluaran energi (Betty, 2004).

Obesitas adalah kondisi yang ditandai gangguan keseimbangan

energi tubuh yaitu terjadi keseimbangan energi positif yang akhirnya

disimpan dalam bentuk lemak di jaringan tubuh (Nelm, et, al 2011).

Sehingga obesitas adalah terjadinya penumpukan lemak dalam tubuh yang

abnormal dalam kurun waktu yang lama dan dikatakan obesitas bila nilai

Z-scorenya >2SD berdasarkan IMT/U umur 5-18 tahun (Kemenkes, 2010).

b. Fisiologis Obesitas

Zat gizi makro dan mikro menghasilkan energi yang diperlukan

oleh tubuh. Asupan zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein dan lemak

bila di konsumsi berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Asupan lemak lebih banyak menghasilkan energi dibandingkan dengan

karbohidrat atau protein. Setelah makan, lemak dikirim kejaringan adiposa

untuk disimpan sampai dibutuhkan kembali sebagai energi. Oleh karena

7
8

itu asupan lemak berlebih akan lebih mudah menambah berat badan.

Kelebihan asupan protein juga dapat diubah menjadi lemak tubuh. Asupan

protein yang melebihi kebutuhan tubuh, maka asam amino akan melepas

ikatan nitrogennya dan diubah melalui serangkaian reaksi menjadi

trigiserida. Kelebihan karbohidrat akan disimpan dalam bentuk glikogen

dan lemak. Glikogen akan disimpan didalam hati dan otot. Kemudian

lemak akan di simpan disekitar perut dan dibawah kulit (Kharismawati,

2010).

c. Pengukuran Obesitas

Menurut Supariasa dkk, 2012 pengukuran status gizi dapat

dilakukan dengan metode antropometri. Metode ini menggunakan

pengukuran terhadap berat badan, tinggi badan, dan tebal lapisan kulit.

Pengukuran tersebut bervariasi menurut umur dan kebutuhan gizi.

Antropometri dapat memberikan informasi tentang riwayat gizi masa

lampau. Tingkat obesitas dapat dihitung menggunakan Indeks Massa

Tubuh (IMT) sebagai berikut :

𝐼𝑀𝑇 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔)


𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)2

Keterangan :

IMT : Indeks Massa Tubuh

BB : Berat Badan

TB : Tinggi Badan

Sumber: Supariasa, dkk (2012)


9

Menurut WHO 2000 dalam Sugondo (2006) berat badan dan

obesitas dapat diklasifikasikan dalam IMT, yaitu :

a) Berat badan kurang : IMT <18,5

b) Kisaran normal : IMT 18,5 – 22,9

c) Berat badan lebih : IMT > 23

d) Beresiko : IMT = 23,0 – 24,9

e) Obesitas I : IMT = 25,0 – 29,9

f) Obesitas II : IMT > 30,0

d. Tatalaksana Obesitas

Pengaturan kuantitas dan kualitas makan serta meningkatkan aktivitas

fisik adalah cara efektif untuk mencegah penumpukan energi yang dapat

berakibat kelebihan berat badan. Namun kesadaran individu dengan

overweight untuk mencegah agar tidak menjadi obesitas sangat kecil.

Tatalaksana terhadap individu dengan overweight dan obesitas, antara lain

sebagai berikut :

1) Diet

Pendekatan terhadap pola makan bergantung pada penurunan

penyerapan energi total. Penentu utama dalam terapi diet adalah

komposisi total energi dari diet tersebut. Diet rendah kalori sangat

efektif dalam penurunan berat badan.

2) Aktivitas Fisik

Peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen penting dalam

program penurunan berat badan.Aktivitas fisik yang sangat lama


10

sangat membantu pada pencegahan peningkatan berat badan dan

mengurangi sedentary time. Aktivitas fisik dimulai dengan berjalan

selama 30 menit dalam jangka waktu 3 kali seminggu dan dapat

ditingkatkan intensitasnya selama 45 menit dengan jangka waktu 5

kali seminggu.

3) Terapi

Perilaku Diperlukan suatu strategi untuk menghadapi hambatan yang

muncul. Strategi spesifik tersebut meliputi pengawasan mandiri

terhadap kebiasaan makan dan aktivitas fisik, manajemen stress,

stimulus control, pemecahan massalah, serta dukungan sosial.

4) Farmakoterapi

Farmakoterapi terhadap obesitas masih menjadi tantangan yang sulit

karena beberapa diantaranya memiliki efek yang tidak baik.

Sibutaramine dan orlistat merupakan contoh obat-obatan penurun

berat badan yang telah disetujui FDA(Food and Drug Administration)

di Amerika Serikat. Saat ini hanya Orlistat yang masih diberikan pada

manajemen klinis obesitas. Orlistat menghambat aktivitas lipase

gastric dan lipase pankreas serta menutunkan digesnti dan absorpsi

lipid sebanyak 30%. Sedangkan sibutaramine meningkatkan tekanan

darah dan denyut nadi.

5) Terapi Bedah

Terapi ini hanya diberikan pada pasien obesitas berat secara klinis

dengan IMT≥ 40 atau ≥35 dengan kondisi komorbid.Terapi Bedah


11

merupakan alternatif terakhir pada pasien yang gagal dengan

farmakoterapi dan menderita komplikasi obesitas yang ekstrem.

2. Masyarakat

a. Pengertian Masyarakat

Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society yang

berasal dari kata Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat

berasal dari kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan

berpartisipasi). Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling

bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan

manusia dapat mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling

berinteraksi. Definisi lain, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia

yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat

kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Kontinuitas

merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki keempat ciri yaitu: 1)

Interaksi antar warga-warganya, 2). Adat istiadat, 3) Kontinuitas waktu, 4)

Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga (Koentjaraningrat, 2009:

115-118).

Menurut Phil Astrid S. Susanto (1999: 6), masyarakat atau society

merupakan manusia sebagai satuan sosial dan suatu keteraturan yang

ditemukan secara berulangulang, sedangkan menurut Dannerius Sinaga

(1988: 143), masyarakat merupakan orang yang menempati suatu wilayah

baik langsung maupun tidak langsung saling berhubungan sebagai usaha

pemenuhan kebutuhan, terkait sebagai satuan sosial melalui perasaan


12

solidaritas karena latar belakang sejarah, politik ataupun kebudayaan yang

sama.

b. Ciri-ciri masyarakat

Suatu masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama

manusia yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

b) Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri dari 2 orang

c) Bergaul dalam waktu cukup lama, sebagai akibat hidup bersama,

timbul system komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur

hubungan antar manusia

d) Adanya kesadaran bahwa setiap manusia merupakan bagian dari suatu

kesatuan.

e) Menghasilkan kebudayaan yang mengembangkan kebudayaan

c. Syarat fungsional masyarakat

Suatu masyarakat akan dapat dianalisa dari sudut syarat-syarat

fungsionalnya, yaitu :

a) Fungsi adaptasi yang menyangkut hubungan antara masyarakat

sebagai system social dengan sub-sistem organisme perilaku dengan

dunia fisiko organik. Hal ini secara umum menyangkut penyesuaian

masyarakat terhadap kondisi-kondisi dari lingkungan hidupnya.

b) Fungsi integrasi hal ini mencakup jaminan terhadap koordinasi yang

diperlukan antara unit-unit sari suatu sistem sosial, khususnya yang

berkaitan dengan kintribusi pada organisasi dan berperannya

keseluruhan sistem.
13

c) Fungsi mempertahankan pola hal ini berkaitan dengan hubungan

antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan sub- sistem

kebudayaan. Hal itu, mempertahankan prinsip-prinsip tertinggi dari

masyarakat. Oleh karena itu diorientasikan pada realita yang terakhir.

d) Fungsi pencapaian tujuan. Hal ini menyangkut hubungan antar

masyarakat sebagai system sosial dengan sub-sistem aksi

keperibadian. Fungsi ini menyangkut penentuan tujuan-tujuan yang

sangat penting bagi masyarakat, dan mobilisasi masyarakat untuk

mencapai tujuan-tujuan tersebut

d. Pembagian masyarakat

Cara terbentuknya masyarakat mendatangkan pembagian dalam :

a) Masyarakat paksaan, umpamanya negara, masyarakat tawanan,

masyarakat pengungsi atau pelarian dan sebagainya kedalam

(kelompoknya) bersifat gemeinschaft keluar bersifat gesellschaft.

b) Masyarakat merdeka yang terbagi dalam :

1) Masyarakat alam

2) Masyarakat budidaya

3. Faktor-Faktor Obesitas

Faktor risiko obesitas dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebagian besar

faktor risiko obesitas yaitu jenis kelamin, faktor genetik dan faktor lingkungan,

antara lain aktivitas fisik, asupan makan, sosial ekonomi (Putri, 2015). Di

bawah ini adalah faktor – faktor risiko terjadinya obesitas :


14

a) Keturunan

Faktor keturunan juga dapat mempengaruhi pembentukan lemak

tubuh. Seseorang mempunyai faktor keturunan yang cenderung

membangun lemak tubuh lebih banyak dibandingkan orang lain. Bawaan

sifat metabolisme ini menunjukkan adanya gen bawaan pada kode untuk

enzim lipoprotein lipase (LPL) yang lebih efektif.

Enzim ini memiliki suatu peranan penting dalam proses

mempercepat penambahan berat badan karena enzim ini bertugas

mengontrol kecepatan trigiserida dalam darah yang dipecah-pecah menjadi

asam lemak dan disalurkan ke sel-sel tubuh untuk di simpan sehingga lama

kelamaan menyebabkan penambahan berat badan (Purwati, 2005) Parental

fatness merupakan faktor keturunan yang berperan besar. Jika kedua orang

tua obesitas, 80% anaknya akan menderita obesitas, namun jika salah satu

orang tuanya obesitas maka kejadian obesitas 40% dan bila kedua orang

tuanya tidak obesitas maka prevalensinya menjadi 14% (Pramudita,

2011).Sehingga faktor keturunan orang tua menderita obesitas

mempengaruhi kejadian obesitas pada anak.

Faktor keturunan akan menentukan jumlah unsur sel lemak dalam

lemak yang melebihi ukuran normal, sehingga secara otomatis akan

diturunkan kepada bayi selama kandungan. Sel lemak pada kemudian hari

akan menjadi tempat penyimpanan kelebihan lemak atau ukuran sel lemak

akan mengecil tetepi masih tetap berada di tempatnya (Henuhili, 2010).


15

b) Konsumsi Makan

Konsumsi makan adalah semua jenis makanan dan minuman yang

dikonsumsi setiap hari (Palupi, 2014). Secara biologis makanan berfungsi

memenuhi kebutuhan energi, zat gizi dan komponen kimiawi yang

dibutuhkan tubuh yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

Metabolisme zat gizi yang terjadi di dalam tubuh berperan menghasilkan

energi, membangun sel, dan memelihara keseimbangan elektrolit dan

sistem daya tahan tubuh (Kusfriyandi, 2017). Konsumsi makanan

berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi yang optimal

apabila tubuh memperoleh cukup zat – zat gizi yang dapat digunakan

secara efisien (Almatsier, 2009).Obesitas muncul pada usia remaja

cenderung berlanjut ke dewasa dan lansia (Arisman, 2010).

1) Konsumsi Karbohidrat

Karbohidrat merupakan zat makanan yang paling cepat

mensuplai energi sebagai bahan bakar tubuh, terutama saat kondisi

tubuh lapar. Setelah makanan yang mengandung karbohidrat

dikonsumsi, karbohidrat akan segeara dioksidasi untuk memenuhi

kebutuhan energi (Adi, 2017). Karbohidrat akan menyumbang 4 kalori

di dalam makanan. Mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang

berlebih dapat menyebabkan faktor risiko obesitas. Konsumsi obesitas

melebihi kecukupan akan disimpan dalam tubuh berbentuk lemak atau

jaringan lain yang akan menimbulkan masalah kesehatan.


16

2) Konsumsi Lemak

Lemak dalam tubuh yaitu lipoprotein (mengandung

trigiserida, fosfolipid, dan kolestreol) yang berhubungan dengan

protein. Lemak akan menghasilkan kalori tertinggi dibandingkan

dengan zat gizi makro lainnya yaitu sebesar 9 kalori didalam

makanan. Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan

(minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung

dan sebagainya) (Doloksaribu, 2017).Lemak lebih banyak

menghasilkan energi dibandingkan dengan karbohidrat atau

protein.Setelah makan, lemak dikirim kejaringan adiposa untuk

disimpan sampai dibutuhkan kembali sebagai energi. Oleh karena itu

konsumsi lemak berlebih akan lebih mudah menambah berat badan

(Kharismawati, 2010).

3) Konsumsi Protein

Protein merupakan salah satu zat gizi makro yang penting

bagi tubuh selain karbohidrat dan lemak.Protein selain berguna

sebagai sumber energi, protein juga dapat berfungsi untuk memelihara

sel-sel didalam tubuh pada masa pertumbuhan.Makanan yang tinggi

protein biasanya memiliki lemak yang tinggi pula sehingga dapat

menyebabkan obesitas (Damayanti, 2017). Protein akan menyumbang

energi sebesar 4 kalori didalam makanan.Kelebihan asupan protein

juga dapat diubah menjadi lemak tubuh.konsumsi protein yang

melebihi kebutuhan tubuh, maka asam amino akan melepas ikatan


17

nitrogennya dan diubah melalui serangkaian reaksi menjadi trigiserida

(Kharismawati, 2010).

c) Pola Makan

Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat

mempengaruhi keadaan gizi. Hal ini disebabkan oleh kuantitas dan

kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi

tingkat kesehatan individu dan masyarakat. Gizi optimal sangat penting

untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan

seluruh kelompok umur. Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan

kesehatan yang buruk, yaitu yang memiliki faktor risiko penyakit tidak

menular seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, serta kanker yang

merupakan penyebab utama kematian di Indonesia (PGS Kemenkes RI,

2014).

Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang

mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan

kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan,

aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan

normal untuk mencegah masalah gizi (PGS Kemenkes RI, 2014) 2.4.2

Prinsip asupan nutrisi seimbang Prinsip gizi seimbang terdiri atas: 1.

Mengonsumsi makanan beragam Tidak satupun jenis makanan yang

mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin

pertumbuhan dan mempertahankan kesehatannya, kecuali Air Susu Ibu

(ASI) untuk bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan. 2. Membiasakan


18

perilaku hidup bersih Terkait dengan prinsip gizi seimbang, penyakit

infeksi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi status

gizi seseorang secara langsung, terutama anak-anak. Seseorang yang

menderita penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu makan

sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang.

Sebaliknya pada keadaan infeksi, tubuh membutuhkan zat gizi yang lebih

banyak untuk memenuhi peningkatan metabolisme pada orang yang

menderita infeksi terutama apabila disertai panas. Dengan membiasakan

hidup bersih akan menghindarkan seseorang dari keterpaparan terhadap

sumber infeksi (PGS Kemenkes RI, 2014).

d) Sosial Ekonomi

Faktor ekonomi yang cukup dominan dalam konsumsi pangan

adalah pendapatan keluarga dan harga pangan. Meningkatnya pendapatan

akan meningkatkan peluang untuk membeli pangan dengan kualitas dan

kuantitas yang lebih baik, sebaliknya penurunan pendapatan keluarga akan

menyebabkan menurunnya daya beli pangan baik secara kualitas maupun

kuantitas (Nurfatimah, 2014). Meningkatnya taraf hidup (kesejahteraan)

masyarakat, pengaruh promosi iklan, serta kemudahan informasi, dapat

menyebabkan perubahan gaya hidup dan timbulnya kebutuhan psikogenik

baru dikalangan masyarakat ekonomi menengah ke atas. Tingginya

pendapatan yang tidak diimbangi dengan pengetahuan gizi yang cukup,

akan menyebabkan seseorang menjadi sangat konsumtif dalam pola

makannya sehari – hari, sehingga pemilihan suatu bahan makanan lebih


19

didasarkan pada pertimbangan selera dibandingkan dari aspek gizi

(Sulistyoningsih, 2011). Pemilihan bahan makanan yang salah akan

menyebabkan kurangnya asupan buah sayur sehari-hari. Mengkonsumsi

buah sayur merupakan upaya yang dapat mencegah terjadinya kejadian

obesitas, karena dapat mengurangi rasa lapar tetapi tidak menimbulkan

lemak (Musadat, 2010). Konsumsi sayur dan buah adalah bagian dari

stategi dalam mengontrol kegemukan dan obesitas (He et al, 2004).

Penelitian Drapeau 2004 menyatakan bahwa konsumsi makanan tinggi

serat, seperti konsumsi buah-buahan dan sayuran berhubungan dapat

mencegah kenaikan berat badan.

e) Jenis Kelamin

Kebutuhan zat gizi antara laki-laki dan perempuan berbeda.

Perbedaan ini disebabkan karena jaringan penyusun tubuh dan

aktivitasnya. Jaringan lemak pada perempuan cenderung lebih tinggi dari

pada laki-laki. Sedangkan laki-laki cenderung lebih banyak memiliki

jaringan otot. Hal ini menyebabkan lean body mass laki-laki menjadi lebih

tinggi dari pada perempuan (Sulistyoningsih, 2011).

Obesitas lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan

dengan laki – laki disebabkan proporsi lemak tubuh pada wanita lebih

tinggi dan banyak tersimpan di daerah panggul dibandingkan pria yang

tersimpan di perut (Anggraini, 2012). Menurut WHO 2000, perempuan

lebih cenderung mengalami peningkatan penyimpanan lemak. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan perempuan terhadap


20

asupan makan sumber karbohidrat yang lebih banyak sebelum masa

pubertas, sementara kecenderungan laki-laki mengkonsumsi makanan

kaya protein. Kebutuhan zat gizi anak laki – laki berbeda dengan anak

perempuan dan biasanya lebih tinggi karena anak laki-laki memiliki

aktivitas fisik yang lebih tinggi (Sari, 2011) Hasil penelitian Sartika, 2011

menyatakan bahwa anak usia 5-15 tahun, laki – laki memiliki resiko

obesitas sebesar 1,4 kali dibandingkan dengan perempuan. Hal ini

disebabkan kemungkinan wanita lebih sering membatasi makanan yang

dikonsumsi untuk mendapatkan tubuh idaman mereka yaitu tinggi

langsing.

f) Aktivitas Fisik

1) Pengertian aktivitas fisik

Aktivitas adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan

sistem penunjangnya. Selama melakukan aktivitas fisik, otot

membutuhkan energi di luar metabolisme untuk bergerak, sedangkan

jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk

mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk

mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Banyaknya energi yang dibutuhkan

bergantung pada beberapa banyak otot yang bergerak, berapa lama

dan berapa berat pekerjaan yang dilakukan (Almatsier, 2003)

Pengukuran aktivitas fisik dilakukan terhadap jenis aktivitas

yang dilakukan subyek dan lama waktu melakukan aktivitas dalam

sehari. WHO/FAO (2003) menyatakan bahwa aktivitas fisik adalah


21

variable utama setelah angka metabolisme basal dalam perhitungan

pengeluaran energi. Berdasarkan WHO/FAO (2003), besarnya

aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan

dalam Physical Activity Level (PAL) atau tingkat aktivitas fisik. PAL

merupakan besarnya energi yang dikeluarkan (kkal) per kilogram

berat badan dalam 24 jam. Nilai Physical Avtivity Rate (PAR) untuk

berbagai jenis aktivitas dan tingkat aktivitas fisik menurut WHO/FAO

(2004). PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

PAL :Physical activity level (tingkat aktivitas fisik)

PARi :Physical avtivity rate dari masing-masing aktivitas yang

dilakukan untuk tiap jenis aktivitas per jam)

Wi : Alokasi waktu tiap aktivitas

Perhitungan di atas dapat dijelaskan dengan contoh kasus sebagai

berikut: Seorang wanita memiliki 8 jam waktu tidur (8 x 1,0=8), 4 jam

waktu melakukan pekerjaan rumah tangga (4 x 1,7=6,8), 4 jam waktu

menonton televisi (4 x 1,4=5.6), dan waktu bekerja (8 x 1,5=12). Total

PAL selama 24 jam diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil

perkalian waktu (jam) dan PAR sehingga diperoleh nilai PAL selama

24 jam adalah 32,4 kkal. Rata-rata nilai PAL selama 24 jam adalah

1,40 kkal/jam. Hal ini berarti wanita tersebut memiliki tingkat


22

aktivitas fisik ringan. Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai

PAL:

a) Ringan (sedentary lifestyle) 1.40-1.69

b) Sedang (active or moderately active lifestyle) 1.70-1.99

c) Berat (vigorous or vigorously active lifestyle) 2.00-2.40 2)

2) Hubungan antara aktifitas fisik dengan obesitas

Sekarang ini kemajuan teknologi yang banyak menciptakan

alat-alat yang mampu menghemat pengeluaran energi dari dalam

tubuh misalnya blender, mesin cuci, mesin penyedot debu, dan

sebagainya. Di berbagai gedung, terdapat sarana yang mampu

mengurangi aktifitas fisik seseorang seperti eskalator, lift, dan

sebagainya. Sarana transportasi, seperti bus, mobil, dan motor akan

memudahkan orang agar tidak berjalan kaki atau bersepeda ke suatu

tempat. Selain itu, kesibukan rutinitas kerja yang semakin meningkat

juga menyebabkan seseorang tidak mampu mempunyai waktu untuk

berolah raga (Purwati, 2005)

Jenis pekerjaan yang dilakukan sehari-hari dapat

mempengaruhi gaya hidup seseorang. Bentuk tubuh orang yang jenis

pekerjaannya tidak banyak mengeluarkan energi akan berbeda dengan

orang yang pekerjaan selalu menggunakan otot atau banyak

melakukan aktivitas fisik. Seperti diketahui, aktivitas fisik akan

membakar energi dari dalam tubuh. Dengan demikian, jika asupan

energi ke dalam tubuh berlebihan dan tidak diimbangi dengan


23

aktivitas fisik yang seimbang tentu akan menyebabkan tubuh

mengalami kegemukan (Purwati, 2005).

B. Kerangka Teori

Faktor internal :
1. Keturunan

Obesitas
Faktor – faktor obesitas
Faktor eksternal :
1. Pola makan
2. Social ekonomi
3. Insomnia
4. Aktifitas fisik

Bagan 2.1. Kerangka Teori Sumber Utomo, 2012 dan Putri, 2015

C. Kerangka konsep

Faktor obesitas :

1. Keturunan
Obesitas
2. Pola makan

3. Aktifitas fisik

Bagan 2.2. Kerangka Konsep


24

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif


Tabel 2.1. Definisi Operasional

Kriteria
Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Skala
Objektif
Obesitas keadaan kelebihan berat kuisioner 1. obesitas Nominal
badan 10% diatas berat 2. tidak obesitas
badan ideal
Pola makan Perilaku paling penting kuisioner 1. Baik : 1-5 Nominal
yang dapat 2. Buruk : 6-10
mempengaruhi keadaan
gizi. (Melihat hasil
kuesioner Food
Frequency yang diisi
responden)
Aktifitas fisik Frekuensi latihan tubuh kuisioner 1. Aktif : 1-5 Nominal
yang di lakukan oleh 2. Tidak Aktif :
responden dalam 6-10
seminggu
Keturunan Ada riwayat obesitas kuisioner 1. Ada Nominal
dari keluarga pasien 2. Tidak ada

E. Hipotesis

1) Hipotesis Nol (Ho)

a. Tidak ada hubungan pola makan terhadap kejadian obesitas Pada

Masyarakat Di Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota

Bau Bau Tahun 2021.

b. Tidak ada hubungan aktifitas fisik terhadap kejadian obesitas Pada

Masyarakat Di Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota

Bau Bau Tahun 2021.

c. Tidak ada hubungan keturunan terhadap kejadian obesitas Pada

Masyarakat Di Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota

Bau Bau Tahun 2021.


25

2) Tidak ada hubungan Hipotesis Alternatif (Ha)

a. Ada hubungan pola makan terhadap kejadian obesitas Pada Masyarakat Di

Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota Bau Bau Tahun

2021.

b. Ada hubungan aktifitas fisik terhadap kejadian obesitas Pada Masyarakat

Di Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota Bau Bau

Tahun 2021.

c. Ada hubungan keturunan terhadap kejadian obesitas Pada Masyarakat Di

Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota Bau Bau Tahun

2021.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan

cross sectional study yang bertujuan untuk mengetahui dinamika hubungan variabel

bebas dengan variabel terikat melalui pendekatan point time. Artinya antara variabel

bebas dan variabel terikat diobservasi sekaligus pada saat yang sama (Notoatmodjo,

2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Tempat Penelitian dilakukan di Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna

Kota Bau Bau pada Tahun 2021.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Juni sampai dengan Juli 2021.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

(Nursalam, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat yang

mengalami obesitas di kilo dua kelurahan kadolo kecamatan kalukuna kota bau

bau sebanyak 160 orang.

26
27

2. Sampel

Sampel merupakan bagian kecil dari populasi yang akan di teliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki populasi (Aziz Alimul, 2007). Besar

sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus dalam sugiono 2010 yaitu:

2  N  P  Q
S = d  ( N  1)    P  Q
2

Keterangan :

 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%

N = jumlah populasi
P = Q = 0,5
d = tingkat signifikan ( 0,05)
s = jumlah sampel
2  N  P  Q
S=
d 2  ( N  1)    P  Q
12  160  0,5  0.5
S=
0.052  (160  1)  1  0,5  0,5
40
S=
0,6475

= 61,77
Dibulatkan menjadi 62 responden

3. Sampling

Sampling adalah suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan

mengambil sampel secara benar dari suatu populasi (Arikunto, 2010). Dalam

penelitian ini, teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki


28

peneliti berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah di ketahui

sebelumnya (Notoadmojo, 2010).

1) Kriteria sampel

a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

(1) Penderita Obesitas di wilayah Kilo Dua Kelurahan Kadolo

Kecamatan Kalukuna Kota Bau Bau

(2) Penderita obesitas yang bersedia menjadi responden

(3) Penderita obesitas yang kooperatif

b. Kriteria ekslusi

(1) Penderita obesitas yang tidak bisa membaca dan menulis

(2) Penderita obesitas yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik

(3) Penderita obesitas di bawah 10 tahun

D. Instrument Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan timbangan dan meteran

untuk mengukur antropometri, kuesioner untuk mengumpulkan data identitas

sampel, karakteristik sampel, pola makan, aktivitas fisik, dan keturunan.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari

sumber pertamanya. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang di peroleh

dari responden yang mengalami obesitas dengan menggunakan kuisioner yang di

modifikasi dari kuisioner milik fakhrudin dan heryuditasari.


29

Untuk menentukan obesitas, peneliti mengukur tinggi badan dan

menimbang berat badan responden dan menghitungnya dengan rumus Indeks

Massa Tubuh (IMT). Untuk mengetahui hubungan antara pola makan dan aktifitas

fisik dengan kejadian obesitas, peneliti memberikan kuisioner pada responden

yang harus di jawab dengan jawaban tidak pernah bernilai 0, kadang-kadang

bernilai 1, sering bernilai 2 sedangkan untuk mengetahui hubungan keturunan

dengan obesitas, peneliti memberikan kuisioner pada responden yang harus di

jawab dengan jawaban ya yang bernilai 1 atau tidak yang bernilai 0

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti

sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang tersusun

dalam bentuk dokumen-dokumen dan laporan data yang ada sebelumnya di

puskesmas kadolo kecamatan kalukuna kota bau bau.

F. Pengolahan Data
Menurut Hidayat (2006), data yang telah dikumpulkan secara manual

melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing

Pada tahap ini peneliti melakukan pemeriksaan semua data sekunder yang

dikumpulkan. Dari semua data yang dikumpulkan tidak ditemukan ketidak

lengkapan pengisian, karena pengumpulan data dilakukan dengan

mengambil data sekunder langsung oleh peneliti.


30

b. Scoring

Scoring dilakukan untuk mempermudah proses pengolahan data, maka

peneliti memberikan nilai pada data yang diperoleh untuk mempermudah

dalam pengelompokan dan klasifikasi data.

c. Coding

Coding yaitu berupa angka pada alat penelitian atau kuesioner untuk

memudahkan dalam analisis data.

d. Transfering

Peneliti memindahkan kode-kode tersebut ke dalam komputer setelah semua

data terkumpul.

e. Tabulating

Peneliti melakukan penyusunan data agar dengan mudah dijumlahkkan dan

didata untuk disusun dan dianalisis.

f. Entering

Peneliti memasukkan data ke dalam komputer untuk selanjutnya dilakukan

analisa data dengan menggunakan program SPSS.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis menurut Notoatmojo, (2005) analisis univariat yang dilakukan

pada tiap variabel dari hasil penelitian, dalam hal ini dilakukan untuk memperoleh

gambaran distribusi frekuensi dari setiap variabel yang diteliti maupun variabel

dependen dan variabel independent. Analisis univariat digunakan untuk

mendeskripsikan variabel status obesitas, tingkat kecukupan energi, tingkat


31

kecukupan protein, tingkat kecukupan lemak, tingkat kecukupan karbohidrat

aktivitas fisik, keturunan obesitas, lama tidur, dan penggunaan alat kontrasepsi

yang diteliti, kemudian diwujudkan dalam tabel distribusi frekuensi dan nilai rata

– rata minimal, nilai maksimal dan standar deviasi.

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk melihat hubungan antar

variable, yaitu antara variable independen dan dependen.

Analisis Bivariat digunakan untuk melihat hubungan antar variabel. Chi square

dengan derajat kepercayaan 95% digunakan untuk menganalisis hubungan antara

masing-masing variabel dengan obesitas kejadian dimana Syarat menggunakan uji

Chi Square dengan menggunakan tabel 2x2 agar nilai OR dapat diperoleh dan

variabel penelitian merupakan variabel kategorik. Nilai OR adalah kekuatan

hubungan antara dua variabel dengan nilai p < 0,05. Jika jumlah sel yang

mengandung nilai expected value < 5 lebih dari 20% maka uji statistik

menggunakan uji Fisher Exact (Dahlan, 2017).

H. Penyajian data
Pengolahan data di lakukan dengan menggunakan komputer program SPSS

versi 16,0 for windows, dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi serta dilengkapi

dengan penjelasan.

I. Etika penelitian
Etika dalam keperawatan merupakan subjek penting dalam pendidikan

keperawatan dimana perawat harus berpikir kritis dan meningkatkan soft skill untuk
32

memberikan perawatan yang efektif. Menurut Pujiastuti tahun 2009 ada beberapa

pertimbangan etika penelitian yang harus diperhatikan dalam sebuah penelitian yaitu:

1. Informed consent (lembar persetujuan)

Lembaran persetujuan di berikan dengan tujuan agar subyek mengetahui maksud

dan tujuan penelitian serta dampak yang terjadi selama dan sesudah

pengumpulan data. Jika subyek menolak untuk di teliti maka peneliti tidak akan

memaksa dan menghormati haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasian subyek tidak mencantumkan nama responden pada

lembaran kusioner yang di isi oleh peneliti tapi hanya dengan kode tertentu.

3. Confidentiallity (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang telah di kumpulkan dari saat interview dengan

subyek/ responden di jamin oleh penelitian.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Kecamatan Kokalukuna secara geografis terletak di bagian selatan garis

khatulistiwa di antara 05°18' - 05°22' Lintang Selatan dan di antara 122°36' -

122°44' Bujur Timur dan mempunyai wilayah seluas 9,44 km² atau 4,27% dari

total luas Kota Baubau. Adapun batas aministrasi wilayah Kota Kokalukuna

adalah sebagai berikut:

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bungi

b) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sorawolio

c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Wolio

d) Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Buton

Wilayah Kecamatan Kokalukuna dibagi menjadi 6 kelurahan yaitu:

Kadolomoko, Kadolo, Waruruma, Lakologou, Liwuto, Sukanaeyo. Jumlah

penduduk Kecamatan Kokalukuna pada tahun 2006 adalah 15.101 jiwa atau

12,34% dari jumlah penduduk Kota Baubau (Profil PKM Kodomoku, 2021).

33
34

2. Karakteristik Responden

Tabel 4.1
Distribusi Responden berdasarkan Kelompok Umur di Kilo Dua Kelurahan
Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota BauBau Tahun 2021

Kelompok Umur Frekuensi Persentase


< 21 Tahun 1 2
21-35 Tahun 32 51.6
> 35 Tahun 29 46.8
Total 62 100
Sumber: Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.1 bahwa diperoleh mayoritas umur responden berada

pada kelompok umur 21-35 tahun sebesar 32 (51.6%), dan sebagian kecil

berumur < 21 tahun sebesar 1 (2%).

Tabel 4.2
Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin di Kilo Dua Kelurahan Kadolo
Kecamatan Kalukuna Kota BauBau Tahun 2021

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


Laki-laki 24 38.7
Perempuan 38 61.3
Total 62 100
Sumber: Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.2 bahwa diperoleh mayoritas jenis kelamin

responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 38 (61.3%) dan sebagian

kecil berjenis kelamin laki-laki sebesar 24 (38.7%).


35

Tabel 4.3
Distribusi Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan di Kilo Dua Kelurahan Kadolo
Kecamatan Kalukuna Kota BauBau Tahun 2021

Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase


PNS 13 21.0
Swasta 15 24.2
Wiraswasta 18 29.0
IRT 15 24.2
Belum bekerja 1 1.6
Total 62 100
Sumber: Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.3 bahwa diperoleh mayoritas jenis pekerjaan

responden adalah wiraswasta sebesar 18 (29.0%) dan sebagian kecil responden

belum bekerja sebesar 1 (1.6%).

Tabel 4.4
Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan di Kilo Dua Kelurahan Kadolo
Kecamatan Kalukuna Kota BauBau Tahun 2021

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase


D-III/S-1 37 59.7
SMA 23 37.1
SMP 2 3.2
Total 62 100
Sumber: Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.4 bahwa diperoleh mayoritas tingkat pendidikan

responden adalah D-III/S-1 sebesar 37 (59.7%) dan sebagian kecil tingkat

pendidikan responden adalah SMP sebesar 2 (3.2%).


36

Tabel 4.5
Distribusi Responden berdasarkan Indek Masa Tubuh (IMT) di Kilo Dua
Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota BauBau Tahun 2021

IMT Frekuensi Persentase


Obesitas (≥ 25) 58 98.5
Tidak obesitas (< 25) 4 6.5
Total 62 100
Sumber: Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 4.5 bahwa diperoleh mayoritas responden dalam

kategori obesitas sebesar 58 (98.5%) dan sebagian kecil responden tidak

obesitas sebesar 4 (6.5%).

3. Analisis Univariat

Tabel 4.6
Distribusi berdasarkan Pola Makan di Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan
Kalukuna Kota BauBau Tahun 2021

Pola makan Frekuensi Persentase


Baik 7 11.3
Buruk 55 88.7
Total 62 100
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel diperoleh mayoritas responden memiliki pola makan

buruk sebesar 55 (88.7%) dan sebagian kecil responden memiliki pola makan

baik sebesar 7 (11.3%).


37

Tabel 4.7
Distribusi berdasarkan Aktifitas Fisik di Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan
Kalukuna Kota BauBau Tahun 2021

Aktifitas Fisik Frekuensi Persentase


Aktif 18 29.0
Tidak aktif 44 71.0
Total 62 100
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel diperoleh mayoritas responden memiliki aktifitas fisik

yang tidak aktif sebesar 44 (71.0%) dan sebagian kecil responden memiliki

aktifitas fisik yang tidak aktif sebesar 18 (29.0%).

Tabel 4.8
Distribusi Berdasarkan Keturunan/Genetik di Kilo Dua Kelurahan Kadolo
Kecamatan Kalukuna Kota BauBau Tahun 2021

Keturunan/Genetik Frekuensi Persentase


Ada keturunan 47 75.8
Tidak ada keturunan 15 24.2
Total 62 100
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel diperoleh mayoritas responden memiliki keturunan

obesitas sebesar 47 (75.8%) dan sebagian kecil responden tidak memiliki

keturunan obesitas sebesar 15 (24.2%).


38

4. Analisis Bivariat

a. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas

Tabel 4.9
Distribusi berdasarkan Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas di Kilo
Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota BauBau Tahun 2021
Pola Makan
Total p-value
Baik Buruk
IMT Obesitas 4 54 58 0.043
6.9% 93.1% 100.0%
Tidak 2 2 4
Obesitas 50.0% 50.0% 100.0%
Total 6 56 62
9.7% 90.3% 100.0%

Hasil analisis hubungan antara pola makan dengan kejadian obesitas

didapatkan bahwa ada sebanyak 54 dari 58 responden yang mengalami obesitas

memiliki pola makan yang buruk dan ada sebanyak 2 dari 4 responden yang

tidak mengalami obesitas memiliki pola makan yang buruk. Hasil nilai uji

statistik berdasarkan chi square Ditemukan p-value = 0,043 ; alpha = 0,05 hal

ini berarti ada hubungan signifikan antara pola makan dengan kejadian

obesitas.
39

b. Hubungan Aktifitas fisik Dengan Kejadian Obesitas

Tabel 4.10
Distribusi berdasarkan hubungan Aktifitas fisik dengan kejadian obesitas di Kilo
Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota BauBau Tahun 2021
Aktifitas Fisik
Total p-value
Aktif Tidak Aktif
IMT Obesitas 16 42 58 0.082
27.6% 72.4% 100.0%
Tidak 3 1 4
Obesitas 75.0% 25.0% 100.0%
Total 19 43 62
30.6% 69.4% 100.0%

Hasil analisis hubungan antara Aktifitas Fisik dengan kejadian obesitas

didapatkan bahwa ada sebanyak 42 dari 58 responden yang mengalami obesitas

memiliki aktifitas fisik yang tidak aktif dan ada sebanyak 1 dari 4 responden

yang tidak mengalami obesitas memiliki aktifitas fisik yang tidak aktif. Hasil

uji statistik berdasarkan nilai uji chi square Ditemukan p-value = 0,082 ; alpha

= 0,05 hal ini berarti ada hubungan signifikan antara aktifitas fisik dengan

kejadian obesitas.
40

c. Hubungan keturunan/genetik Dengan Kejadian Obesitas

Tabel 4.11
Distribusi berdasarkan hubungan keturunan/genetik dengan kejadian obesitas di
Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota BauBau Tahun 2021
Keturunan/genetik
Ada Tidak ada Total p-value
keturunan keturunan
IMT Obesitas 45 13 58 0.049
77.6% 22.4% 100.0%
Tidak 1 3 4
Obesitas 25.0% 75.0% 100.0%
46 16 62
Total
74.2% 25.8% 100.0%

Hasil analisis hubungan antara keturunan/genetik dengan kejadian

obesitas didapatkan bahwa ada sebanyak 45 dari 58 responden yang mengalami

obesitas memiliki keturunan obesitas dan ada sebanyak 3 dari 4 responden

yang tidak mengalami obesitas memiliki keturunan obesitas. Hasil uji statistik

berdasarkan nilai uji chi-square Ditemukan p-value = 0.049; alpha = 0,05 hal

ini berarti ada hubungan signifikan antara keturunan dengan kejadian obesitas.

B. Pembahasan

1. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara pola makan dengan kejadian

obesitas Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota BauBau

didapatkan bahwa ada sebanyak 54 dari 58 responden yang mengalami obesitas

memiliki pola makan yang buruk dan ada sebanyak 2 dari 4 responden yang

tidak mengalami obesitas memiliki pola makan yang buruk. Hasil nilai uji
41

statistik berdasarkan chi-square Ditemukan p-value = 0,043 ; alpha = 0,05 hal

ini berarti ada hubungan signifikan antara pola makan dengan kejadian

obesitas.

Hal ini di perkuat dengan penelitian dari Septiani (2017), ada hubungan

yang signifikan antara pola makan dengan kejadian obesitas. Obesitas pada

remaja penting untuk diperhatikan karena remaja yang mengalami obesitas

80% berpeluang untuk mengalami obesitas pada saat dewasa.

Selain itu penelitian ini juga di dukung oleh hasil penelitian Miko (2017),

dimana menunjukkan ada hubungan pola makan dengan kejadian obesitas

mahasiswa Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh.

Menurut Guyton (2009), pola makan yang tidak baik dapat menyebabkan

terjadinya kelebihan nutrisi yang memiliki kontribusi terjadinya obesitas, hal

ini didasarkan karena kecepatan pembentukan sel - sel lemak yang baru

meningkat dan makin besar kecepatan penyimpanan lemak maka makin besar

pula jumlah sel lemak dan akan terjadi obesitas. pada umumnya remaja

menyukai makanan yang kaya karbohidrat yang dapat memicu terjadinya

obesitas. Obesitas pada remaja disebabkan oleh masukan makanannya yang

berlebih (Adriani, 2012 ). Pola makan yang menyebabkan obesitas adalah

makan tidak pada saat lapar dan sambil menonton tv atau mengerjakan sesuatu

pekerjaan rumah atau membaca (Dannari, dkk 2013).

Pola makan yang buruk pada responden dapat dipengaruhi oleh letak

geografis lokasi yang penelitian yang merupakan salah satu daerah yang

dijadikan sebagai pusat perekonomian, sehingga ketersediaan jenis makanan


42

akan menarik minat masyarakat untuk mengkonsumsi jenis makanan yang ada

tanpa memperhatikan sehat atau tidaknya, dan sebagian besar responden

bekerja sebagai guru dan ibu rumah tangga.

Perubahan pola makan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor

pendidikan dan pekerjaan. Namun berdasarkan beberapa penelitian

menunjukkan bahwa Tidak adanya hubungan antara pekerjaan dengan obesitas

dapat disebabkan karena meskipun ada perbedaan aktifitas fisik yang

melibatkan pengeluaran energi diantara pekerja akan tetapi perbedaan itu tidak

begitu nyata berdampak pada obesitas. Hal ini mendukung penelitian peneliti

dimana sebagian besar responden memiliki pekerjaan wiraswasta sebanyak 18

responden (29%). Hal ini bertolak belakang dengan pendapat Kusteviani

(2015) bahwa pada orang yang tidak bekerja atau tidak banyak melakukan

aktivitas fisik maka energi yang dikeluarkan akan lebih sedikit apalagi dengan

adanya kebiasaan mengonsumsi pangan secara berlebihan maka dapat

menimbulkan penumpukan lemak tubuh.

2. Hubungan Aktifitas fisik Dengan Kejadian Obesitas

Hasil analisis hubungan antara Aktifitas Fisik dengan kejadian obesitas

didapatkan bahwa ada sebanyak 42 dari 58 responden yang mengalami obesitas

memiliki aktifitas fisik yang tidak aktif dan ada sebanyak 1 dari 4 responden

yang tidak mengalami obesitas memiliki aktifitas fisik yang tidak aktif. Hasil

uji statistik berdasarkan nilai uji chi-square Ditemukan p-value = 0,082 ;

alpha = 0,05 hal ini berarti ada hubungan signifikan antara aktifitas fisik

dengan kejadian obesitas .


43

Penelitian ini sejalan dengan penelitian milik Sudikno dkk, 2010 yang

menunjukkan ada hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian obesitas pada

orang dewasa. Selain itu penelitian ini juga di dukung dengan penelitian milik

Julia dan Huriyati (2014) yang menunjukkan adanya hubungan terhadap

aktifitas fisik dengan kejadian obesitas. Namun penelitian ini bertentangan

dengan penelitian milik Sari, A dkk (2017 ) yang mengatakan bahwa tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian

obesitas pada siswa SMPN di Pekanbaru.

Menurut Prentice and Jebb (2004), aktivitas fisik yang kurang bagi

pekerja selama bekerja merupakan prediktor yang kuat dari peningkatan berat

badan, kemudahan transportasi kendaraan bermotor ikut berkontribusi dalam

meningkatnya obesitas. Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa

indikator dari kurangnya aktivitas fisik (seperti: waktu yang dihabiskan waktu

menonton TV dan atau mengendarai mobil) lebih dekat hubungannya dengan

prevalensi obesitas daripada asupan energi atau lemak. Studi di Amerika dan

Australia juga menunjukkan bahwa menonton televisi merupakan proxy yang

signifikan yang berkontribusi terhadap perkembangan obesitas (Salmon J,

2000)

Aktivitas fisik merupakan salah satu cara lain yang mudah untuk

mengurangi berat badan tanpa perlu mengonsumsi obat-obatan pembakar

lemak dan semacamnya, yaitu dengan melakukan peningkatan aktivitas fisik

dan pengurangan asupan makanan ke dalam tubuhnya. Untuk melakukan

aktivitas fisik, manusia memerlukan sejumlah energi. Jika energi yang


44

diberikan oleh makanan tidak cukup, maka energi diperoleh dari hasil

pemecahan lemak yang tersimpan di dalam tubuh. Fisik yang tidak aktif,

menjadi penyebab utama obesitas diantara semua kelompok umur, karena

mereka makan dalam jumlah yang tidak lebih banyak dibanding mereka yang

beratnya normal. Tidak adanya aktivitas fisik menyebabkan mereka makan

lebih banyak dari yang mereka butuhkan untuk bergerak, sehingga akibatnya

terkumpulah lemak yang berlebihan. Semakin banyak melakukan aktivitas

fisik, semakin banyak kalori digunakan. Hal - hal yang mempengaruhi aktifitas

pada kejadian obesitas seperti jenis kelamin dan usia

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa terdapat 38 reponden

adalah perempuan hal ini didukung oleh penelitian dari Erem yang menyatakan

bahwa terdapatnya hubungan antara jenis kelamin dan kejadian obesitas sentral

diduga karena perbedaan genetik, faktor diet, kurangnya aktivitas fisik berat

antara laki-laki dan perempuan.

Berdasarkan hasil penelitian didapakan bahwa usia 21-35 ke atas

memiliki resiko terjadinya obesitas hal ini dikarenakan bahwa semakin

bertambahnya umur seseorang, penumpukan lemak (terutama daerah perut)

juga meningkat. kecenderungan obesitas dialami oleh seseorang yang berumur

lebih tua diduga akibat lambatnya metabolisme, rendahnya aktivitas fisik,

seringnya frekuensi konsumsi pangan, dan kurangnya perhatian pada bentuk

tubuhnya.

3. Hubungan keturunan/genetik Dengan Kejadian Obesitas


45

Berdasarkan Hasil analisis hubungan antara keturunan/genetik dengan

kejadian obesitas didapatkan bahwa ada sebanyak 45 dari 58 responden yang

mengalami obesitas memiliki keturunan obesitas dan ada sebanyak 3 dari 4

responden yang tidak mengalami obesitas memiliki keturunan obesitas. Hasil

uji statistik berdasarkan nilai uji chi-square Ditemukan p-value = 0,049 ;

alpha = 0,05 hal ini berarti ada hubungan signifikan antara aktifitas fisik

dengan kejadian obesitas .

Faktor keturunan juga dapat mempengaruhi pembentukan lemak tubuh.

Seseorang mempunyai faktor keturunan yang cenderung membangun lemak

tubuh lebih banyak dibandingkan orang lain. Bawaan sifat metabolisme ini

menunjukkan adanya gen bawaan pada kode untuk enzim lipoprotein lipase

(LPL) yang lebih efektif. Enzim ini memiliki suatu peranan penting dalam

proses mempercepat penambahan berat badan karena enzim ini bertugas

mengontrol kecepatan trigiserida dalam darah yang dipecah-pecah menjadi

asam lemak dan disalurkan ke sel-sel tubuh untuk di simpan sehingga lama

kelamaan menyebabkan penambahan berat badan. Parental fatness merupakan

faktor keturunan yang berperan besar. Jika kedua orang tua obesitas, 80%

anaknya akan menderita obesitas, namun jika salah satu orang tuanya obesitas

maka kejadian obesitas 40% dan bila kedua orang tuanya tidak obesitas maka

prevalensinya menjadi 14%. Sehingga faktor keturunan orang tua menderita

obesitas mempengaruhi kejadian obesitas pada anak.

Faktor keturunan akan menentukan jumlah unsur sel lemak dalam lemak

yang melebihi ukuran normal, sehingga secara otomatis akan diturunkan


46

kepada bayi selama kandungan. Sel lemak pada kemudian hari akan menjadi

tempat penyimpanan kelebihan lemak atau ukuran sel lemak akan mengecil

tetepi masih tetap berada di tempatnya (DF, Putri. 2018).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Juliantini, (2015) bahwa kedua

orangtua yang obesitas mempunyai hubungan yang signifikan dengan obesitas

pada anak sekolah dasar. Selain itu penelitian ini juga di dukung oleh

penelitian Haines dkk (2007), kelebihan berat badan pada orangtua memiliki

hubungan positif dengan kelebihan berat badan anak.

Mekanisme kerentanan genetik terhadap obesitas melalui efek resting

metabolik rate (RMR), proses pembakaran dalam tubuh di luar kegiatan olah

raga, kecepatan oksidasi lipid dan kontrol nafsu makan yang jelek. Dengan

demikian kerentanan terhadap obesitas ditentukan secara genetik sedangkan

lingkungan menentukan ekspresi fenotip (Fachrunnisa, dkk 2016).

Obesitas disebabkan oleh banyak faktor (multi faktorial), salah satu

faktor predisposisi terjadinya obesitas pada anak adalah obesitas pada orangtua,

baik dari faktor genetik maupun lingkungan keluarga yang berpengaruh pada

anak. Faktor genetik menyebabkan anak lebih berisiko manjadi obesitas.

Faktor genetik lebih banyak berperan dalam metabolisme tubuh yang

berkaitan dengan penumpukkan lemak di dalam sel-sel lemak dan berperan

dalam perilaku makan. Lingkungan keluarga juga mempengaruhi pola makan

anak dari sejak bayi, hingga kebiasaan dan aktivitas fisik.


47

Sikap orangtua mempunyai peranan penting dalam menentukan berat

badan anak. Sikap dan persepsi orangtua membantu memprediksi bagaimana

kebiasaan pola makan anak dan pola aktivitas fisik ikut terpengaruh.

Memiliki Orang tua yang obesitas berhubungan erat dengan kejadian

obesitas pada anak dan merupakan faktor resiko obesitas anak yang tidak dapat

dicegah (Kuhle, Allen & Veugelers,2010). Maddah & Nikooyeh (2009) ;

Ariani dan Sembiring (2007) juga menyatakan bahwa anggota keluarga yang

mengalami obesitas sangat umum menyebabkan terjadinya obesitas pada anak.

Karena anggota keluarga yang obesitas merupakan prediktor terjadinya

obesitas pada anak.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Analisis Faktor-Faktor

Penyebab Obesitas Pada Masyarakat Di Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan

Kalukuna Kota Bau Bau Tahun 2021, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada hubungan pola makan terhadap kejadian obesitas.

2. Ada hubungan aktifitas fisik terhadap kejadian obesitas.

3. Ada hubungan keturunan terhadap kejadian obesitas.

B. Saran

1. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu

dan pengetahuan khususnya dalam menambah wawasan tentang obesitas.

2. Praktis

a. Bagi Profesi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman bagi

peneliti sendiri dan teman sejawat tentang Faktor-Faktor Penyebab

Obesistas Pada Masyarakat Di Kilo Dua Kelurahan Kadolo Kecamatan

Kalukuna Kota Bau Bau

b. Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi masukan dan sebagai

dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan

48
49

Faktor-Faktor Penyebab Obesistas Pada Masyarakat Di Kilo Dua

Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota Bau Bau

c. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada institusi

sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan untuk meninjau kebijakan

tentang Faktor-Faktor Penyebab Obesistas Pada Masyarakat Di Kilo Dua

Kelurahan Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota Bau Bau.


DAFTAR PUSTAKA

Adriani M.(2012). “Pengantar Gizi Masyarakat”. Jakarta : Kencana Perdana Media


Group.

aryati E, Nugroho PS, Susilowaty R, Julia M. Physical activity, eating patterns, and
insulin resistance in obesity. Paediatrica Indonesiana. 2014; 54(2): 82-7.

Aziz Alimul, Hidayat. 2007. Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika.

Dahlan, Sopiyudin. (2015). Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:


Epidemiologi Indonesia.

DF, Putri. 2018. Faktor Risiko Kejadian Obesitas Pada Siswa Sma Negeri 1 Jatiwangi
Kabupaten Majalengka. Semarang : Universitas muhamadiah.

Fachrunnisa, J., Abrori, C., Rahmawati, Dwita A. 2016. Analisis Faktor Risiko
Kejadian Obesitas Pada Anak Perkotaan di Beberapa Sekolah Dasar
Kabupaten Jember. Journal of Agromedicine and Medical Sciences.Vol. 2
No. 3. Universitas Jember. Jember.

Fatkhudin, imron.2015. identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Kegemukan Anak Tuna


Grahita SLB C Wiyata Dharma 2 Yogyakarta.

Kemenkes RI. 2010. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010. Jakarta

Miko A, Pratiwi M. (2017). Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan
Kejadian Obesitas Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh. Jurnal
Action : Aceh Nutrition Journal, Volume 2, Nomor ): 1 – 5.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2011). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta : Salemba Medika.

Proverawati. 2010. Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan pada Remaja. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.

Septiani R, Raharjo B. (2017). “Pola Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik dan Faktor
Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas (Studi Kasus pada Siswa SD Negeri

50
01 Tonjong Kecamatan Tonjong Kebupaten Brebes)”. Public Health
Perspective Journal 2 (3) : 262 – 269.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan


R&D. Bandung: Alfabeta.

Wulandari, Dkk. 2016. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Obesitas Pada
Remaja Di Sma Negeri 4 Kendari Tahun 2016. Kendari : Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo

WHO. World Health Statistics 2015: World Health Organization; 2015.

51
LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Permintaan Menjadi Responden

LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPON


Kepada
Yth. Bapak/Ibu/Sdr Responden Penelitian
Di,

Tempat.

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan (Stikes) Ist Buton, saya akan melakukan penelitian tentang tentang “

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Obesistas Pada Masyarakat Di Kilo Dua Kelurahan

Kadolo Kecamatan Kalukuna Kota Bau Bau Tahun 2021”

Untuk keperluan diatas saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr untuk menjadi

responden penelitian. Dalam kegiatan penelitian ini Bapak/Ibu/Sdr tidak usah merasa

khawatir karena kerahasiaan informasi yang kami dapatkan tetap terjamin. Untuk itu

dalam angket ini kami tidak akan mencatumkan nama dan alamat.

Demikian atas bantuan dan kerjasama yang baik, saya ucapkan terima kasih.

Kota Bau bau, ………….. 2021

Peneliti,

Sufan Sadepilon

52
Lampiran 2. Kuisioner

KUISIONER

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB OBESISTAS PADA MASYARAKAT


DI KILO DUA KELURAHAN KADOLO KECAMATAN KALUKUNA KOTA BAU
BAU TAHUN 2021

Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Tinggi badan :
Berat badan :
IMT :
I. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah baik-baik setiap butir soal dan seluruh alternatif jawabanya.
2. Pilih alternatif jawabanya yang paling sesuai dengan keadaan putra/ putri anda.
3. Dimohon semua butir pertanyaan dapat diisi dan tidak ada yang terlewatkan
Pertanyaan Tidak Kadang- Sering
pernah kadang
Pola makan
Apa kamu suka ngemil?
Apa kamu suka minum soft drink? Soft drink
(minuman bersoda) seperti coca cola, fanta,
pepsi, sprite, dll
Apa kamu suka makan fast food? Contoh
Fast food : fried chicken, pizza, burger, mie
instan, kebab, kentang goreng.
Apa kamu suka makan makanan seperti ice
cream, gorengan, bakso,martabak, roti
goreng, Donat, mie goreng, nasi goreng, kue
Tart, kue black forest?
Apakah kamu suka makan yang mengandung
pemanis buatan?
Aktifitas fisik
Apakah kamu suka olahraga?
Apakah saat liburan sering bangun
kesiangan?
Apakah anda suka menonton televisi ?
Apakah anda sering berjalan kaki?
Apakah anda aktif dalam melakukan
aktifitas/kegiatan di kantor, di sekolah, dan
di masyarakat?

53
Keturunan / genetik
1. Apakah ayah/ibu anda mengalami kegemukan?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah kakek/nenek anda mengalami kegemukan?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah menurut anda kegemukan yang dialami karena faktor keturunan?
a. Ya
b. Tidak

54
Penilaian :
Pola makan :
Tidak pernah :0
Kadang-kadang :1
Sering :2
Aktifitas fisik :
Tidak pernah :0
Kadang-kadang :1
Sering :2
Obesitas :
Ya :1
Tidak :0

55
Lampiran 3. Output SPSS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

IMT1 * K1 62 100.0% 0 .0% 62 100.0%

IMT1 * K1 Crosstabulation

K1

tidak ada
ada keturunan keturunan Total

IMT1 Obesitas Count 45 13 58

% within IMT1 77.6% 22.4% 100.0%

tidak obesitas Count 1 3 4

% within IMT1 25.0% 75.0% 100.0%

Total Count 46 16 62

% within IMT1 74.2% 25.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5.404 1 .020
b
Continuity Correction 3.007 1 .083

Likelihood Ratio 4.585 1 .032

Fisher's Exact Test .049 .049

Linear-by-Linear Association 5.317 1 .021


b
N of Valid Cases 62

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,03.

b. Computed only for a 2x2 table

56
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

IMT1 * AF1 62 100.0% 0 .0% 62 100.0%

IMT1 * AF1 Crosstabulation

AF1

aktif tidak aktif Total

IMT1 Obesitas Count 16 42 58

% within IMT1 27.6% 72.4% 100.0%

tidak obesitas Count 3 1 4

% within IMT1 75.0% 25.0% 100.0%

Total Count 19 43 62

% within IMT1 30.6% 69.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 3.958 1 .047
b
Continuity Correction 2.041 1 .153

Likelihood Ratio 3.590 1 .058

Fisher's Exact Test .082 .082

Linear-by-Linear Association 3.894 1 .048


b
N of Valid Cases 62

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,23.

b. Computed only for a 2x2 table

57
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

IMT1 * PM1 62 100.0% 0 .0% 62 100.0%

IMT1 * PM1 Crosstabulation

PM1

Baik Buruk Total

IMT1 Obesitas Count 4 54 58

% within IMT1 6.9% 93.1% 100.0%

tidak obesitas Count 2 2 4

% within IMT1 50.0% 50.0% 100.0%

Total Count 6 56 62

% within IMT1 9.7% 90.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 7.954 1 .005
b
Continuity Correction 3.787 1 .052

Likelihood Ratio 4.768 1 .029

Fisher's Exact Test .043 .043

Linear-by-Linear Association 7.825 1 .005


b
N of Valid Cases 62

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,39.

b. Computed only for a 2x2 table

58
Lampiran 4. Permohonan Ijin Penelitian

59
Lampiran 5. Rekomendasi Ijin Penelitian di Puskesmas

60
Lampiran 6. Surat Meterangan Telah Melakukan Penelitian

61
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian

Inform Consent

Inform Consent

Inform Consent

62
Pengukuran Berat Badan Responden

Pengukuran Tinggi Badan Responden

Pengukuran Tinggi Badan Responden

63
64

Anda mungkin juga menyukai