Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH NAPZA

(Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Napza)

Dosen Pengampu : Udi Wahyudi, M. Kep

Disusun oleh :

Novi Alviani P17320319074 Sifa Sofhia Azahra P17320319087


Nur Aulia Rahma P17320319075 Siti Fatimah Azahra P17320319088
Putri Amalia Q.A P17320319076 Siti Nur Azizah P17320319089
Putri Aulia P17320319077 Siti Wafah Annisa P17320319090
Putri Tiara P17320319078 Syifa Rizki Amalia P17320319091
Rahmawati Fauzzyah P17320319079 Thalita Helvi Nabilla P17320319092
Rancaka Purnawan P17320319080 Tiara Azahra P17320319093
Rima Rahmawanti P17320319081 Tori Firlia Azhari P17320319094
Rina Siti Aisyah P17320319082 Ulfatusadi’yah P17320319095
Rio Adityo Hartono P17320319083 Vira Firyal Fawzia P17320319096
Rismayani Lubis P17320319084 Windy Rachmawati P17320319097
Shelma Novanda P17320319086 Zahra Nur Fadilla P17320319098
TINGKAT 3B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN BOGOR

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Makalah Napza" ini dengan tepat waktu.

Penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak, untuk
itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa
memberikan rahmat-Nya sehingga makalah ini selesai dengan baik. Terimakasih kepada Bapak
Udi Wahyudi, M. Kep selaku pembimbing dalam pembuatan makalah ini.

Penulis sadar bahwa makalah ini belum mencapai kesempurnaan , sebagai bekal
perbaikan, penulis akan berterima kasih apabila para pembaca berkenan memberikan masukan,
baik dalam bentuk kritikan maupun saran demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 09 Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar....................................................................................................................i

Daftar Isi............................................................................................................................ii

A.Bahaya Penyalahgunaan NAPZA........................................................................1

1.Bahaya Terhadap Diri Pemakai1

2.Bahaya Terhadap Keluarga2................................................................................

3.Bahaya Terhadap Lingkungan dan Masyarakat................................................2

4.Bahaya Terhadap Bangsa dan Negara...............................................................3

B.Dampak Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAPZA..................................4

1.Dampak Terhadap Kesehatan 4

2.Dampak Terhadap Pendidikan...........................................................................6

3.Dampak Terhadap Pekerjaan.............................................................................7

4.Dampak Terhadap Ekonomi..............................................................................8

5.Dampak Terhadap Sosial Budaya......................................................................9

6.Dampak Terhadap Psikologis..........................................................................10

7.Dampak Terhadap Hukum13...............................................................................

C.Upaya Penanggulangan Masalah NAPZA15

1.Upaya Promotif Beserta Contohnya................................................................17

2.Upaya Preventif Beserta Contohnya................................................................17

3.Upaya Kuratif Beserta Contohnya...................................................................19

4.Upaya Rehabilitative Beserta Contohnya........................................................20

ii
D.Istilah Dalam Bahasa Gaul Terkait Dengan NAPZA.......................................23

Daftar Pustaka..................................................................................................................26

iii
A. Bahaya penyalahgunaan NAPZA

1. Bahaya terhadap diri pemakai

a. Dehidrasi

Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan elektrolit berkurang.


Akibatnya badan kekurangan cairan. Jika efek ini terus terjadi, tubuh akan kejang-kejang,
muncul halusinasi, perilaku lebih agresif, dan rasa sesak pada bagian dada. Jangka panjang
dari dampak dehidrasi ini dapat menyebabkan kerusakan pada otak.

b. Halusinasi

Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh pengguna narkoba seperti
ganja. Tidak hanya itu saja, dalam dosis berlebih juga bisa menyebabkan muntah, mual,
rasa takut yang berlebih, serta gangguan kecemasan. Apabila pemakaian berlangsung
lama, bisa mengakibatkan dampak yang lebih buruk seperti gangguan mental, depresi,
serta kecemasan terus-menerus.

c. Menurunnya Tingkat Kesadaran

Pemakai yang menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang berlebih, efeknya
justru membuat tubuh terlalu rileks sehingga kesadaran berkurang drastis. Beberapa kasus
si pemakai tidur terus dan tidak bangun-bangun. Hilangnya kesadaran tersebut membuat
koordinasi tubuh terganggu, sering bingung, dan terjadi perubahan perilaku. Dampak
narkoba yang cukup berisiko tinggi adalah hilangnya ingatan sehingga sulit mengenali
lingkungan sekitar.

d. Kematian

Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai menggunakan obat-obatan
tersebut dalam dosis yang tinggi atau yang dikenal dengan overdosis. Pemakaian sabu-
sabu, opium, dan kokain bisa menyebabkan tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat
menimbulkan kematian. Inilah akibat fatal yang harus dihadapi jika sampai kecanduan
narkotika, nyawa menjadi taruhannya.

1
e. Gangguan Kualitas Hidup

Bahaya narkoba bukan hanya berdampak buruk bagi kondisi tubuh, penggunaan obat-
obatan tersebut juga bisa mempengaruhi kualitas hidup misalnya susah berkonsentrasi saat
bekerja, mengalami masalah keuangan, hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian
jika terbukti melanggar hukum.

2. Bahaya terhadap keluarga

a. Rusaknya hubungan keluarga

Pengguna narkoba akan memiliki kepribadian yang tidak stabil, sehingga mudah marah,
susah konsentrasi dan mengacuhkan orang lain. Sikap ini akan merusak hubungan
pengguna dengan orang lain, terutama keluarga.

b. Pengangguran

Pengguna narkoba akan mengalami susah konsentrasi hingga berbagai penyakit yang
menyebabkan mereka tidak bisa bekerja secara normal, sehingga mereka akan kehilangan
pekerjan dan menganggur.

c. Kemiskinan

Pengangguran akibat narkoba akan susah mencari pekerjaan dan akhirnya karena tidak
memiliki penghasilan akan menjadi miskin.

d. Depresi

Penggunaan narkoba akan menyebabkan ketergantungan akan efek euforia dari narkoba,
akibatnya bila pengguna mengurangi atau menghentikan konsumsi narkoba, mereka akan
mengalami gelisah hingga depresi.

3. Bahaya terhadap lingkungan masyarakat

Meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik di sekitar rumah, tempat kerja, atau
teman satu tongkrongan. Apabila dalam lingkungan itu sendiri lemah pengetahuan tentang

2
narkoba dan dalam lingkungan itu sendiri ada pengguna lain atau pengedar individu lain
rentan untuk menjadi korban dari penyalahgunaan narkoba.

- Bahaya Narkoba Bagi Mayarakat.

Penyalahgunaan narkoba dikalangan masyarakat kian meningkat dan dapat berimbas buruk
kepada lingkungan sekeliling dan generasi muda di lingkungan masyarakat.

- Dampak negatif penyalahgunaan narkoba bagi masyarakat.

Pengguna mendadak dalam perubahan sikap, perangai dan kepribadian yang berubah dalam
lingkungan masyarakat dan kehidupan sehari-hari pengguna itu sendiri. Menurunnya sikap
tanggung jawab, disiplin dan rasa malu di dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi murah
tersinggung dan cepat marah karna psikologi pengguna mulai dirusak oleh zat adiktif yang
masuk ketubuhnya. Mulai membuat resah warga dengan kejadian pencurian,pelecehan
seksual dan hal buruk lainnya yang membuat masyarakat merasa tidak aman.

4. Bahaya terhadap bangsa dan negara

Jika Indonesia mempunyai pemuda yang berintelektual, berakhlak, bermoral, cerdas


dan berintegritas. maka perkembangan dan kemajuan Indonesia akan meningkat dan
membaik. Tapi yang dikhawatirkan adalah sebaliknya ketika pemuda Indonesia mempunyai
pola pikir yang lemah, tidak berpendidikan, tidak bermoral, anarkis,dan tidak kritis hal ini
bisa mengancam hancurnya sebuah negara Indonesia salah satunya adalah narkoba

Perkembangan narkoba kini di di Indonesia semkain meluas dan merajalela tidak


hanya di daerah perkotaan narkoba kini juga masuk ke daerah daerah terpencil dan pedesaan,
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisiasris Jenderal Polisi Heru wuranto
menyebutkan "penyalah gunaan Narkotika dikalangan remaja semakin meningkat di mana
ada peningkatan sebesar 24 hingga 28 persen remaja yang menggunakan narkoba.

Survei dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI). Nah, dari data ini kita bisa melihat begitu cepat dan luasnya perkembangan
narkoba di Indonesia. Masalah ini jika tidak di tidak lanjuti dengan serius dan tidak di
bentengi dengan ketegasan hukum maka narkoba akan merusak generasi muda Indonesia.

3
Narkoba mempunyai dampak negatif yang luar biasa tidak hanya bagi kesehatan tapi
juga bagi ekonomi. Secara ilmu kesehatan seseorang yang mengkonsumsi narkoba dapat
merusak sel saraf dalam otak, dehidrasi, suka berhalusinasi, kejang kejang hingga bisa
menimbulkan kematian karena overdosis, berprilaku agresif, muka pucat karena darah
berkurang, kehilangan nafu makan, dan masih banyak lagi yang tak bisa di jelaskan satu
persatu.

Lain halnya nya lagi dampak nya terhadap ekonomi karena mengingat harga
narkoba yang begitu tinggi yang harga nya di luar jangkauan para remaja membuat para
remaja terkadang mengambil jalan pintas untuk mendapatkan narkoba seperti hal nya
mencuri, merampok, menipu, bahkan mereka tak segan segan membunuh demi menuruti
kecanduannya terhadap narkoba.

Seseorang yang sudah ketergantungan terhadap narkoba biasanya melakukan apa


saja untuk mendapatkan narkoba sehingga, dia berfikir singkat dan tidak memperdulikan
akibat dari perbuatannya karena di dalam pikirannya hanya bagaimana mendapatkan
narkoba tersebut karena merupakan paksaan dari otaknya yang sudah ketergantungan
terhadap narkoba.

Harus disadari bahwa masalah penyalahgunaan narkotika adalah suatu problema


yang sangat kompleks, perlu adanya dukungan dari semua pihak agar dapat mencapai tujuan
yang diharapkan dari pelaksanaan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika. Semuanya sangat tergantung pada partisipasi semua pihak baik aparat keamanan,
keluarga, lingkungan tempat tinggal, instansi sekolah terutama pemerintah, termasuk di
Kementerian Pertahanan. Ini salah satu alasan mengapa narkotika menjadi ancaman nyata
bagi bangsa Indonesia.

B. Dampak penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA

1. Dampak terhadap kesehatan

Secara umum, penyalahgunaan narkoba dapat memberi efek peningkatan frekuensi


denyut jantung, irama jantung tidak teratur, penyempitan pembuluh darah, dan peningkatan

4
tekanan darah. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan aliran darah ke
otot jantung yang akhirnya mengakibatkan serangan jantung.

Berikut ini bahaya narkoba bagi kesehatan :

- Dehidrasi

Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan elektrolit berkurang.


Akibatnya badan kekurangan cairan. Jika efek ini terus terjadi, tubuh akan kejang-kejang,
muncul halusinasi, perilaku lebih agresif, dan rasa sesak pada bagian dada. Jangka panjang
dari dampak dehidrasi ini dapat menyebabkan kerusakan pada otak.

- Menurunnya Tingkat Kesadaran

Pemakai yang menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang berlebih, efeknya justru
membuat tubuh terlalu rileks sehingga kesadaran berkurang drastis. Beberapa kasus si
pemakai tidur terus dan tidak bangun-bangun. Hilangnya kesadaran tersebut membuat
koordinasi tubuh terganggu, sering bingung, dan terjadi perubahan perilaku.

- Halusinasi

Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh pengguna narkoba seperti ganja.
Tidak hanya itu saja, dalam dosis berlebih juga bisa menyebabkan muntah, mual, rasa takut
yang berlebih, serta gangguan kecemasan. Apabila pemakaian berlangsung lama, bisa
mengakibatkan dampak yang lebih buruk seperti gangguan mental, depresi, serta kecemasan
terus-menerus.

- Gangguan Kualitas Hidup

Bahaya narkoba bukan hanya berdampak buruk bagi kondisi tubuh. Penggunaan obat-obatan
tersebut juga bisa mempengaruhi kualitas hidup. Misalnya susah berkonsentrasi saat bekerja,
mengalami masalah keuangan, hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian jika terbukti
melanggar hukum. Pemakaian zat-zat narkotika hanya diperbolehkan untuk kepentingan
medis sesuai dengan pengawasan dokter dan juga untuk keperluan penelitian. Selebihnya,
obat-obatan tersebut tidak memberikan dampak positif bagi tubuh.

5
Yang ada, kualitas hidup menjadi terganggu, relasi dengan keluarga kacau, kesehatan
menurun, dan yang paling buruk adalah menyebabkan kematian. Karena itu, jangan coba-
coba memakai barang berbahaya tersebut karena resikonya sangat tinggi bagi hidup dan
kesehatan.

- Kematian

Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai menggunakan obat-obatan
tersebut dalam dosis yang tinggi atau yang dikenal dengan overdosis. Pemakaian sabu-sabu,
opium, dan kokain bisa menyebabkan tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat
menimbulkan kematian. Inilah akibat fatal yang harus dihadapi jika sampai kecanduan
narkotika, nyawa menjadi taruhannya.

2. Dampak terhadap pendidikan

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda


dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat
membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai
generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti
zat-zat adiktif penghancur syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih.
Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal
kenangan.Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirata-
ratakan, usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun.
Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu-waktu dapat mengincar anak
didik kita kapan saja.
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pencandu
narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah
usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya
diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah
menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus
meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang
sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami
ketergantungan.

6
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar-red) adalah
sebagai berikut:
➢ Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
➢ Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
➢ Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
➢ Sering menguap, mengantuk, dan malas,
➢ Tidak memedulikan kesehatan diri,
➢ Suka mencuri untuk membeli narkoba.

3. Dampak terhadap pekerjaan

Karyawan yang menyalahgunakan narkoba cenderung cepat lelah hingga kerap


tertidur saat bekerja atau mangkir, sulit fokus, ceroboh hingga menyebabkan kecelakaan atau
salah dalam penilaian. Hal-hal ini yang menurunkan produktivitas mereka di tempat kerja dan
menurunkan efektivitas biaya perusahaan. Ditambah lagi, karyawan yang menyalahgunakan
narkoba cenderung cepat berpindah perusahaan menyebabkan turnover rate perusahaan tinggi.
Turnover rate tinggi artinya biaya lebih tinggi harus dikeluarkan perusahaan untuk merekrut
dan melatih karyawan baru.

a. Menurunkan semangat kerja

Narkoba secara dramatis mengubah perilaku seseorang menjadi negatif dan inilah yang
menurunkan semangat di rekan-rekan kerjanya. Rekan-rekan kerjanya mungkin akan
dibuat kesal akibat turunnya produktivitas karyawan pengguna narkoba tersebut. Ia
mungkin akan sering mangkir kerja atau membuat terlalu banyak kesalahan dalam bekerja
hingga menghambat kerja atau menambah beban kerja rekan-rekannya hingga semangat
mereka pun turun. Pada akhirnya, bukan tak mungkin turunnya semangat kerja para
karyawan akan berpengaruh negatif terhadap bottom line perusahaan.

b. Reputasi bisnis menjadi taruhan

Konsekuensi logis apabila konsumen dirugikan oleh produk/layanan perusahaan atau


terjadi kecelakaan kerja adalah adanya investigasi yang bukan tak mungkin berujung pada

7
ranah hukum. Tuntutan hukum inilah yang bisa mengikis reputasi bisnis. Contohnya,
kasus pesawat maskapai penerbangan swasta yang tergelincir masuk laut saat akan
mendarat di Ngurah Rai tahun 2013. Menurut kepala BNN saat itu, Budi Waseso,
sebagian besar insiden penerbangan di Indonesia melibatkan pilot yang terpengaruh
narkoba.

4. Dampak terhadap ekonomi

Berdasarkan hasil data Badan Narkotika Nasional (BNN) bahwa pemakai narkoba di
Indonesia pada tahun 2017 mencapai 3,5 juta orang, di mana 1,4 juta adalah pengguna biasa
dan satu juta telah menjadi pecandu narkoba. Badan Narkotika Nasional (BNN)
memperkirakan bahwa kerugian ekonomi bisa mencapai Rp74,4 triliun dan itu hanya berasal
dari penyalahgunaan narkoba. Angka tersebut akan terus meningkat jika pengguna narkoba
setiap tahunnya selalu bertambah.

Di tahun 2021 ini pun Narkoba memiliki dampak ekonomi yang luar biasa. Karena
untuk menangani narkoba, negara mengeluarkan banyak biaya, 60% penghuni lapas adalah
karena tindak pidana narkoba. Setiap tahun sekitar 1,2 triliun uang negara digunakan untuk
membiayai penanganan tersebut. Estimasi kerugian ekonomi akibat narkoba adalah sekitar
74,4 triliun. Dana rehabilitasi dianggarkan 3-5 juta per orang per bulan.

Selain dampak terhadap ekonomi Negara, dampak ekonomi pada keluarga ataupun
diri pengguna sangat luar biasa, karena jika ia tidak mampu membeli barang tersebut maka ia
akan sakau sehingga untuk membeli barang tersebut ia harus mencuri, menjual barang di
rumah dan sebagainya sebagai langkah untuk mendapatkan uang dan membeli barang
tersebut.

5. Dampak terhadap sosial budaya

Ketergantungan penyalahgunaan Napza dapat berdampak sosial budaya, di


antaranya :

a. Di lingkungan keluarga, suasana nyaman yang terganggu, sering terjadi


pertengkaran, marah yang tak terkendali, dan mudah tersinggung. Serta perilaku
menyimpang anak meningkatkan. Putus sekolah atau menganggur karena

8
dikeluarkan sekolah, meningkatnya pengeluaran orang tua karena besarnya dana
pengobatan.

b. Di sekolah dapat merusak disiplin dan motivasi belajar, meningkatnya tingkat


kenakalan mempengaruhi peningkatan penyalahgunaan.

c. Di masyarakat dapat tercipta pasar gelap, pengedar atau bandar sering


menggunakan perantara remaja atau siswa, meningkatnya kejahatan, meningkatnya
kecelakaan lalu lintas, dan menurunnya daya tahan sosial.

Penyalahgunanan narkoba dikalangan remaja sudah sangat mengkhawatirkan.


Prevelensi yang semakin meningkat seiring waktu, menyebabkan kekhawatiran banyak
pihak. Banyak faktor yang menjadi penyebab meningkatnya intensi remaja dalam
penyalahgunaan narkoba. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa :

(1) sikap remaja terhadap narkoba memiliki pengaruh yang kuat terhadap keinginan
melakukan penyalahgunaan narkoba. Sikap remaja sangat dipengaruhi oleh
beragam infomasi yang membangun persepsi dan keyakinan remaja. Kesalahan
pergaulan dan interaksi dapat menyebabkan remaja memiliki sikap yang salah
terhadap penyalahgunanan narkoba, dan

(2) perceive behavior control atau persepsi remaja untuk melakukan tindakan. Persepsi
remaja yang tinggi untuk dapat penyalahgunaan narkoba akan cenderung
menguatkan individu untuk melakukan perilaku penyalahgunaan narkoba.
Berdasarkan kesimpulan di atas, pencegahanpenyalahgunaan narkoba dapat
dilakukan dengan membangun sikap atau keyakinan remaja yang tepat tentang
dampak yang diakibatkan dari penyalahgunaan narkoba. Penyuluhan, edukasi
ataupun pendampingan merupakan suatu usaha yang baik untuk memberikan
pemahaman sikap dan perilaku remaja untuk menghindari dari jeratan narkoba.

6. Dampak terhadap psikologis

a. Lamban keja, ceroboh kerja

9
Narkoba membuat seseorang yang mengonsumsinya merasa melayang sehingga
selalu merasa ingin bersantai dan bersenang-senang, hal itu menjadi pengaruh jika
seseorang bekerja atau dalam melakukan sesuatu. Apa yang dilakukannya menjadi lambat
dan memiliki kualitas yang lebih buruk dari orang lain yang normal

b. Sering tegang dan gelisah

Tentu mengonsumsi narkoba bukan untuk satu kali seumur hidup, siapa yang pernah
mencobanya maka akan ketergantungan dan ingin melakukannya lagi. Hal ini membuat
orang tersebut menjadi sering gelisah, terlebih menjelang masa dimana seharusnya ia
mengonsumsi lagi

c. Hilang kepercayaan diri, pengkhayal, dan penuh curiga

Sebenarnya pengguna narkoba sadar bahwa ketegangan dan perasaan melayang yang
dimilikinya bukan karena sesuatu yang dialami dari dalam dirinya, melainkan dari narkoba
tersebut. Hal itu membuatnya menjadi hilang kepercayaan diri sebab ia takut jika sewaktu-
waktu tidak bisa mengontrol dirinya sendiri ketika ia kekurangan narkoba

d. Menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal

Jelas bahwa narkoba menimbulkan sikap yang ganas dan brutal, karena narkoba
mempengaruhi sistem syaraf yang memberi gambaran bahwa ia selalu bahagia dan tidak
akan terjadi apapun selama ia mengonsumsi narkoba, ia pun menjadi seseorang yang suka
melakukan apa saja yang mau ia lakukan walaupun hal itu suatu perbuatan yang tidak baik.
Ia merasa biasa saja dan tidak merasa bersalah

e. Sulit berkonsentrasi, perasaaan kesal dan tertekan

Walaupun narkoba berdampak fisik memberi ketenangan dan perasaan melayang, hal
itu hanya akan berlaku untuk sesaat setelah penggunaan. Setelahnya atau ketika
pengaruhnya hampr habis ia pun kehilangan ketenangan tersebut dan perasaannya berubah
menjadi sulit berkonsentrasi dan merasa sedih sehingga dari situ ia menjadi ingin
mengonsumsinya lagi dan lagi untuk menenangkan dirinya.

f. Perasaan tidak aman

10
Semua orang tentu paham bahwa narkoba adalah barang yang tidak boleh digunakan
oleh siapapum, orang yang menggunakannya tentu akan memiliki perasaan psikologis
yang selalu khawatir dan tidak aman karena takut ketauan, takut nantinya tidak bisa
menggunakan ketika sedang butuh, takut mengalammi dalmpak yang semakin buruk dari
hari ke hari

g. Gangguan mental, anti sosial dan asusila

Orang yang menggunakan narkoba umumnya akan lebih banyak bergaul dengan
sesama pengguna juga yang memiliki kegiatan dan hobi yang sama, sedangkan dengan
orang lain ia akan menjauh dan menjadi anti sosial. Ia menjadi lebih mudah melakukan hal
hal asusila karena tidak bisa berfikir secara jernih lagi tentang yang benar dan yang salah

h. Merepotkan dan menjadi beban keluarga

Tidak bisa dipungkiri segala keburukan yang ditimbulkan akibat dampak narkoba
nantinya juga akan berpengaruh pada orang terdekatnya, diantaranya pada keluarga atau
yang sehari-hari bersamanya, ketia ia memiliki perasaan yang semakin tidak stabil dari
hari ke ahri, dan jika terjadii masalah tertentu menjadi sesuatu yang menyusahkan
keluarga.

i. Pendidikan menjadi terganggu dan masa depan menjadi suram

Pengguna narkona tidak bisa berfikir jernih dan akan berdampak pada daya pikirnya,
ia menjadi malas berfikir karena yang ada dalam pikirannya hanya bersenang-senang
sehingga tidak heran jika di hari-hari ke depan akan suram sebab ia tidak memiliki tujuan
hidup yang jelas.

j. Adanya perubahan pada kehidupan mental emosional

Pengguna narkoba menjadi lebih sering emosional dan sering marah, hal ini lebih
terlihat lagi ketika penagaruh obat narkoba yang digunakna hampir habis sehingga
membuat perasaannya tidak tenang sehingga syarafnya tegang, sehingga ia memiliki
mental yang lebih buruk dari biasanya.

k. Gangguan prilaku yang tidak wajar

11
Apapun yang disembunyikan tentu nanti akan ketahuan dan emnimbulkan
kecurigaan dari sikap yang ditimbulkan, pengguna narkoba akan menyembunyikan
kegiatan pemakaiannya. Namun cepat lambat tentu akan ketahuan juga baik oleh orang di
sekitarnya atau oleh pihak yang berwajib.

l. Gangguan kejiwaan

Sindrom atau pola perilaku jiwa yang rusak, atau psikologik seseorang yang secara
klinik cukup bermakna, dan yang secaara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan
(distress) di dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia

Disfungsi itu adalah disfungsi dalam segi perilaku, psikologik, atau biologik dan
gangguan itu tidak semata-mata terletak di dalam hubungan antaara orang itu dan
masyarakat melainkan seluruh pola pikirnya sehingga tidak heran jika orang yang
menggunakan narkoba hingga bertahun-tahun dan parah membuat orang itu terkena sakit
jiwa.

m. Gangguan persepsi, daya pikir, kreasi dan emosi

Orang yang menggunakan narkoba begitu mudah emosi sehingga apa yang ada
dipikirannya akan memiliki persepsi dari sudut pandangnya saja dan tidak memperdulikan
orang lain, daya pikirnya menjadi sempit dan hanya mementingkan diri sendiri, serta tidak
memiliki kreasi sama sekali untuk kebaikan dirinya dimasa depan

7. Dampak terhadap hukum

Bangsa indonesia telah memiliki undang-undang tentang narkotika dan psikotropika,


namun dalam praktiknya, penegakan hukum yang terkait dengan masalah narkoba masih carut
marut dan tidak efektif. Tidak efektifnya pelaksanaan UU tersebut antara lain disebabkan oleh
:

a. Mental dan moral aparat terkait belum memadai;

b. Kesejahteraan aparat yang menangani masalah narkoba rendah, sehingga sering tergiur
untuk bekerja sama dengan sindikat demi memperoleh uang;

12
c. Jumlah aparat kurang memadai dibandingkan dengan jumlah rakyat dan luas wilayah;

d. Profesionalisme dan fasilitas/peralatan aparat yang kurang memadai;

e. Luasnya wilayah indonesia dan kondisi geografis indonesia yang terdiri dari pulau-pulau
sehingga aparat sulit mengontrol kegiatan sindikat;

f. Buruknya koordinasi antar instansi/aparat terkait;

g. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang narkoba masih sangat kurang sehingga mudah
tertipu;

h. Pengetahuan masyarakat tentang uu no. 5 tahun 1997 tentang psikotropika dan uu no. 35
tahun 2009 tentang narkotika nihil;

i. Belum adanya petunjuk atau pedoman bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam program
penanggulangan masalah narkoba menyangkut:

- Peran serta dalam pengawasan dan pelaporan kasus

- Peran serta dalam penindakan pelanggaran hukum

- Peran serta dalam pengawasan terhadap aparat penegak hukum (polisi, jaksa, hakim, dll.)

- Peran serta dalam pengawasan pelaksanaan hukuman yang sudah dijatuhkan.

Kendala tersebut menyebabkan pelaksanaan uu tidak efektif sehingga masyarakat


dapat bersikap curiga terhadap aparat, malas berpartisipasi, dan kalau sudah jengkel, main
hakim sendiri.

Berat ringannya sanksi terhadap pelanggaran undang-undang tergantung pada banyak


faktor, antara lain: jenis narkoba, jumlah narkoba, peranan (bandar, pengedar, pemakai), lama
terlibat luasnya pengaruh akibat pelanggaran, dan lain-lain. Pengedar berdasarkan UU
Narkotika dikenakan sanksi pidana penjara antara 2 (dua) sampai 20 (dua puluh) tahun,
bahkan sampai pidana mati, atau pidana penjara seumur hidup tergantung dari jenis dan
banyaknya narkotika yang diedarkan, disalurkan atau diperjual belikan. (lebih detail bisa
dilihat dalam Ketentuan Pidana dari Pasal 111 sampai Pasal 126 UU Narkotika) Sedangkan

13
pengguna narkoba, mendapatkan rehabilitasi baik rehabilitasi medis maupun rehabilitasi
sosial, berdasarkan Pasal 54 UU Narkotika yaitu: “Pecandu Narkotika dan korban
penyalahgunaan Narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.”

Pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (p4gn)


tidak hanya mengandalkan pada upaya penegakan hukum saja, namun harus diimbangi
dengan upaya pengurangan permintaan (deman reduction), dimana salah satunya dengan
penanganan para penyalah guna, korban penyalah guna dan pecandu narkotika.

Filosofi rehabilitasi yang menjadi pokok pertimbangan dalam pasal 54 uu no. 35


tahun 2009 tentang narkotika adalah mengakui pecandu narkotika sebagai “orang sakit” yang
wajib menjalani rehabilitasi, dan melindungi pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan
narkotika untuk ditempatkan di lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Makna
yang terkandung dalam pasal 54 dan pasal 55 uu no. 35 tahun 2009, menunjukkan adanya
kebijakan hukum yang diambil berkaitan dengan penanganan pecandu narkotika, tanpa
terkecuali apakah masih dibawah umur (belum berumur 18 tahun) maupun sudah cukup
umur, wajib mengikuti rehabilitasi medis maupun rehabilitasi sosial.

Penegakan hukum akan sangat sulit dan hasilnya akan sangat Mengecewakan apabila
hanya dilakukan oleh aparat pemerintah. Peran serta masyarakat adalah kunci sukses
penegakan hukum. Hukum hanya efektif kalau masyarakat ikut serta dalam: memberikan
informasi/laporan adanya pelanggaran, Mengawasi upaya penangkapan tersangka oleh
aparat, Mengawasi penahanan tersangka, Mengawasi jalannya
penuntutan/persidangan/pengadilan, Mengawasi jalannya eksekusi hukuman dan Mengawasi
pemusnahan barang bukti.

Agar masyarakat mau berpartisipasi secara aktif, diperlukan syarat:

- Adanya aparat penegak hukum yang akomodatif, simpatik, dan mampu mengajak
masyarakat berpartisipasi.
- Instansi pemerintah terkait harus dapat bekerja sama secara transparan dengan lsm atau
lembaga sosial terkait.
- Perilaku aparat penegak hukum yang terpuji dan bekerja dengan jujur, profesional, serta
kebal sogok dan suap.

14
- Penerapan hukum secara tegas, konsekuen, konsisten, dan transparansi.
- Adanya petunjuk atau pedoman untuk berpartisipasi bagi masyarakat dari semua instansi
terkait agar partisipasi masyarakat terarah dan efektif.
C. Upaya penanggulangan masalah NAPZA

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam
Undang-Undang Ini (Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2009 Tentang Narkotika). Pada perkembangan saat ini, narkotika tidak hanya
digunakan dalam bidang farmasi saja, tetapi sudah terjadi penyalahgunaan narkotika. Hal ini
sering kali ditemukan pada kalangan remaja hingga masyarakat usia dewasa.

Remaja adalah masa di mana seorang individu mengalami peralihan dari masa anak-
anak menuju ke dewasa. Masa remaja disebut masa yang paling rawan dihadapi individu
sebagai anak. Dari yang tadinya anak-anak mereka mengalami perkembangan secara fisik
maupun psikis dengan beberapa perubahan. Orang tua yang memiliki anak tentu akan
menghadapi hal ini di kala membesarkan anak mereka, anak yang beranjak remaja akan
mengalami perubahan sesuai dengan pertumbuhan moral seorang anak. Jika kontrol dari
orang tua dan orang terdekat anak kurang, maka sering kali terjadi penyimpangan pada anak
tersebut. Penyimpangan ini cenderung kearah negatif yang sering disebut dengan kenakalan
remaja. Ada banyak jenis kenakalan remaja, seperti perkelahian dan minum-minuman keras,
pencurian, perampokan, perusakan/pembakaran, seks bebas bahkan narkoba. Salah satu
bentuk kenakalan remaja yang saat ini dapat dikategorikan mengkhawatirkan adalah
penyalahgunaan narkoba.

Peredaran dan penyalahgunaan Narkoba merupakan salah satu permasalahan nasional


yang dipandang serius oleh pemerintah, karena dapat menyebabkan rusaknya moral bangsa.
Karena itu pemerintah sangat memberikan perhatian terhadap penanganan atas
penyalahgunaan Narkoba. Di negara kita, masalah merebaknya penyalahgunaan narkoba
semakin lama semakin meningkat. Efek domino akibat dari penyalahgunaan narkoba juga
semakin beragam, serta usaha untuk mengatasi penyalahgunaan Narkoba merupakan langkah

15
yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Penyalah guna adalah orang yang menggunakan
Narkotika tanpa hak atau melawan hukum. Ketika seseorang melakukan penyalagunaan
Narkotika secara terus-menerus, maka orang tersebut akan berada pada keadaan
ketergantungan pada Narkotika, baik secara fisik maupun psikis. Ketergantungan Narkotika
adalah kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus-
menerus dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan apabila
penggunaannya dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan gejala fisik dan
psikis yang khas.

Untuk penanggulangan penyalahgunaan narkoba diperlukan upaya yang terpadu dan


komprenhensif yang meliputi upaya preventif, represif, terapi dan rehabilitasi. Penyebab
terjadinya penyalahgunaan narkoba disebabkan oleh beberapa faktor yang saling
mempengaruhi satu sama lain, yaitu:

1) Faktor letak geografi Indonesia;

2) Faktor ekonomi;

3) Faktor kemudahan memperoleh obat;

4) Faktor keluarga dan masyarakat;

5) Faktor kepribadian;

6) Faktor fisik dari individu yang menyalahgunakannya.

Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Metode pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba yang paling efektif


dan mendasar adalah metode promotif dan preventif. Upaya yang paling praktis dan nyata adalah
represif dan upaya yang manusiawi adalah kuratif serta rehabilitatif.

1. Upaya promotif dan contoh-contohnya

Program promotif ini kerap disebut juga sebagai program promotif atau program
pembinaan. Pada program ini yang menjadi sasaran pembinaanya adalah para anggota
masyarakat yang belum memakai atau bahkan belum mengenal narkoba sama sekali. Prinsip

16
yang dijalani oleh program ini adalah dengan meningkatkan peranan dan kegitanan
masyarakat agar kelompok ini menjadi lebih sejahtera secara nyata sehingga mereka sama
sekali tidak akan pernah berpikir untuk memperoleh kebahagiaan dengan cara menggunakan
narkoba. Bentuk program yang ditawrkan antara lain pelatihan, dialog interaktif dan lainnya
pada kelompok belajar, kelompok olah raga, seni budaya, atau kelompok usaha. Pelaku
program yang sebenarnya paling tepat adalah lembaga-lembaga masyarakat yang difasilitasi
dan diawasi oleh pemerintah.

2. Upaya preventif dan contoh-contohnya

Program promotif ini disebut juga sebagai program pencegahan dimana program ini
ditujukan kepada masyarakat sehat yang sama sekali belum pernah mengenal narkoba agar
mereka mengetahui tentang seluk beluk narkoba sehingga mereka menjadi tidak tertarik untuk
menyalahgunakannya. Program ini selain dilakukan oleh pemerintah, juga sangat efektif
apabila dibantu oleh sebuah instansi dan institusi lain termasuk lembaga-lembaga profesional
terkait, lembaga swadaya masyarakat, perkumpulan, organisasi masyarakat dan lainnya.
Bentuk dan agenda kegiatan dalam program preventif ini:

a. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba

Program pemberian informasi satu arah dari pembicara kepada pendengar tentang
bahaya penyalahgunaan narkoba. Kampanye ini hanya memberikan informasi saja kepada
para pendengarnya, tanpa disertai sesi tanya jawab. Biasanya yang dipaparkan oleh
pembicara hanyalah garis besarnya saja dan bersifat informasi umum. Informasi ini biasa
disampaikan oleh para tokoh masyarakat. Kampanye ini juga dapat dilakukan melalui
spanduk poster atau baliho. Pesan yang ingin disampaikan hanyalah sebatas arahan agar
menjauhi penyalahgunan narkoba tanpa merinci lebih dalam mengenai narkoba.

b. Penyuluhan seluk beluk narkoba

Berbeda dengan kampanye yang hanya bersifat memberikan informasi, pada


penyuluhan ini lebih bersifat dialog yang disertai dengan sesi tanya jawab. Bentuknya bisa
berupa seminar atau ceramah. Tujuan penyuluhan ini adalah untuk mendalami berbagai
masalah tentang narkoba sehingga masyarakat menjadi lebih tahu karenanya dan menjadi

17
tidak tertarik menggunakannya selepas mengikuti program ini. Materi dalam program ini
biasa disampaikan oleh tenaga profesional seperti dokter, psikolog, polisi, ahli hukum
ataupun sosiolog sesuai dengan tema penyuluhannya.

c. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya

Perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan didalam kelompok masyarakat agar upaya
menanggulangi penyalahgunaan narkoba didalam masyarakat ini menjadi lebih efektif.
Pada program ini pengenalan narkoba akan dibahas lebih mendalam yang nantinya akan
disertai dengan simulasi penanggulangan, termasuk latihan pidato, latihan diskusi dan
latihan menolong penderita. Program ini biasa dilakukan dilembaga pendidikan seperti
sekolah atau kampus dan melibatkan narasumber dan pelatih yang bersifat tenaga
profesional.

d. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan upaya distribusi narkoba di


masyarakat.

Pada program ini sudah menjadi tugas bagi para aparat terkait seperti polisi,
Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Imigrasi, Bea
Cukai, Kejaksaan, Pengadilan dan sebagainya. Tujuannya adalah agar narkoba dan bahan
pembuatnya tidak beredar sembarangan didalam masyarakat namun melihat keterbatasan
jumlah dan kemampuan petugas, program ini masih belum dapat berjalan optimal.

3. Upaya kuratif dan contoh-contohnya

Program ini juga dikenal dengan program pengobatan dimana program ini ditujukan
kepada para pemakai narkoba. Tujuan dari program ini adalah mebantu mengobati
ketergantungan dan menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba,
sekaligus menghentikan pemakaian narkoba. Tidak sembarang pihak dapat mengobati
pemakai narkoba ini, hanya dokter yang telah mempelajari narkoba secara khususlah yang
diperbolehkan mengobati dan menyembuhkan pemakai narkoba ini. Pengobatan ini sangat
rumit dan dibutuhkan kesabaran dalam menjalaninya. Kunci keberhasilan pengobatan ini
adalah kerjasama yang baik antara dokter, pasien dan keluarganya.

Bentuk kegiatan yang yang dilakukan dalam program pengobat ini adalah:

18
a) Penghentian secara langsung;

b) Pengobatan gangguan kesehatan akibat dari penghentian dan pemakaian narkoba


(detoksifikasi);

c) Pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh akibat pemakaian narkoba;

d) Pengobatan terhadap penyakit lain yang dapat masuk bersama narkoba seperti HIV/AIDS,
Hepatitis B/C, sifilis dan lainnya.

Pengobatan ini sangat kompleks dan memerlukan biaya yang sangat mahal. Selain
itu tingkat kesembuhan dari pengobatan ini tidaklah besar karena keberhasilan penghentian
penyalahgunaan narkoba ini tergantung ada jenis narkoba yang dipakai, kurun waktu yang
dipakai sewaktu menggunakan narkoba, dosis yang dipakai, kesadaran penderita, sikap
keluarga penderita dan hubungan penderita dengan sindikat pengedar.

Selain itu ancaman penyakit lainnya seperti HIV/AIDS juga ikut mempengaruhi,
walaupun bisa sembuh dari ketergantungan narkoba tapi apabila terjangkit penyakit seperti
AIDS tentu juga tidak dapat dikatakan berhasil.

4. Upaya rehabilitative dan contoh-contohnya

Rehabilitasi narkoba merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan para pecandu
dari belenggu narkoba dan bahaya yang menyertainya. Ada tiga tahap rehabilitasi narkoba di
Indonesia, yaitu rehabilitasi medis, nonmedis, dan bina lanjut.

a. Tahapan Rehabilitasi Narkoba

Menurut Badan Narkotika Nasional, ada tiga tahap rehabilitasi narkoba yang harus dilalui
oleh pecandu narkoba, yaitu:

1. Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi)

Rehabilitasi medis merupakan tahap pertama yang perlu dijalani oleh pecandu agar
terlepas dari ketergantungan narkoba. Pada tahap ini, dokter akan memeriksa kesehatan
pecandu, baik kesehatan fisik maupun mentalnya.

19
Setelah pemeriksaan dilakukan, dokter akan menentukan jenis pengobatan yang
akan diberikan untuk mengurangi gejala putus obat yang diderita pecandu. Pemberian
obat ini tergantung jenis narkoba yang pernah digunakan dan tingkat keparahan gejala
yang dialami.

Contohnya, pecandu berat narkoba jenis heroin yang mudah mengalami sakau,
dapat diberikan terapi obat methadone atau naltrexone. Seiring berjalannya proses
rehabilitasi, dosis pemberian obat akan diturunkan sesuai perkembangan kondisi
pecandu.

2. Tahap rehabilitasi nonmedis

Selain menjalani rehabilitasi medis, pecandu narkoba juga akan mengikuti berbagai
macam kegiatan pemulihan secara terpadu, mulai dari konseling, terapi kelompok, hingga
pembinaan spiritual atau keagamaan.

Konseling dapat membantu pecandu narkoba mengenali masalah atau perilaku yang
memicu ketergantungannya pada narkoba. Dengan demikian, pecandu dapat menemukan
strategi yang paling tepat untuknya agar terlepas dari belenggu narkoba.

Sementara itu, terapi kelompok (therapeutic community) merupakan forum diskusi


yang beranggotakan sesama pecandu narkoba. Terapi ini bertujuan agar anggotanya dapat
saling memberikan motivasi, bantuan, dan dukungan agar sama-sama terbebas dari
jeratan narkoba.

Di Indonesia sudah di bangun tempat-tempat rehabilitasi, sebagai contoh di bawah


BNN adalah tempat rehabilitasi di daerah Lido (Kampus Unitra), Baddoka (Makassar),
dan Samarinda. Di tempat rehabilitasi ini, pecandu menjalani berbagai program
diantaranya program therapeutic communities (TC), 12 steps (dua belas langkah,
pendekatan keagamaan, dan lain-lain.

3. Tahap bina lanjut (aftercare)

Tahap bina lanjut adalah tahap akhir dari rangkaian rehabilitasi narkoba. Para
pecandu narkoba akan diberikan kegiatan sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.

20
Hal ini bertujuan agar mereka bisa kembali bekerja dan tetap produktif setelah
menyelesaikan program rehabilitasi.

Setelah terbebas dari ketergantungan, mantan pecandu narkoba dapat kembali ke


masyarakat dan beraktivitas seperti biasa di bawah pengawasan Badan Narkotika
Nasional. Namun, di dalam pelaksanaanya, mereka tetap membutuhkan dukungan
keluarga, kerabat, dan masyarakat sekitar agar dapat kembali menjalani hidup sehat dan
benar-benar terlepas dari jeratan narkoba di masa mendatang.

Dalam penanganan pecandu narkoba, di Indonesia terdapat beberapa metode terapi


dan rehabilitasi yang digunakan yaitu :

1. Cold turkey;

Artinya seorang pecandu langsung menghentikan penggunaan narkoba/zat adiktif.


Metode ini merupakan metode tertua, dengan mengurung pecandu dalam masa putus obat
tanpa memberikan obat-obatan. Setelah gejala putus obat hilang, pecandu dikeluarkan
dan diikutsertakan dalam sesi konseling (rehabilitasi nonmedis). Metode ini bnayak
digunakan oleh beberapa panti rehabilitasi dengan pendekatan keagamaan dalam fase
detoksifikasinya.

2. Metode alternatif

3.Terapi substitusi opioda;

Hanya digunakan untuk pasien-pasien ketergantungan heroin (opioda). Untuk pengguna


opioda hard core addict (pengguna opioda yang telah bertahun-tahun menggunakan
opioda suntikan), pecandu biasanya mengalami kekambuhan kronis sehingga perlu
berulang kali menjalani terapi ketergantungan. Kebutuhan heroin (narkotika ilegal)
diganti (substitusi) dengan narkotika legal. Beberapa obat yang sering digunakan adalah
kodein, bufrenorphin, metadone, dan nalrekson. Obat-obatan ini digunakan sebagai obat
detoksifikasi, dan diberikan dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan pecandu,
kemudian secara bertahap dosisnya diturunkan.

21
Keempat obat di atas telah banyak beredar di Indonesia dan perlu adanya kontrol
penggunaan untuk menghindari adanya penyimpangan / penyalahgunaan obat-obatan ini
yang akan berdampak fatal.

4. Therapeutic community (TC);

Metode ini mulai digunakan pada akhir 1950 di Amerika Serikat. Tujuan utamanya
adalah menolong pecandu agar mampu kembali ke tengah masyarakat dan dapat kembali
menjalani kehidupan yang produktif. Program TC, merupakan program yang disebut
Drug Free Self Help Program. program ini mempunyai sembilan elemen yaitu partisipasi
aktif, feedback dari keanggotaan, role modeling, format kolektif untuk perubahan pribadi,
sharing norma dan nilai-nilai, struktur & sistem, komunikasi terbuka, hubungan
kelompok dan penggunaan terminologi unik. Aktivitas dalam TC akan menolong peserta
belajar mengenal dirinya melalui lima area pengembangan kepribadian, yaitu manajemen
perilaku, emosi/psikologis, intelektual & spiritual, vocasional dan pendidikan,
keterampilan untuk bertahan bersih dari narkoba.

5. Metode 12 steps;

Di Amerika Serikat, jika seseorang kedapatan mabuk atau menyalahgunakan narkoba,


pengadilan akan memberikan hukuman untuk mengikuti program 12 langkah. Pecandu
yang mengikuti program ini dimotivasi untuk mengimplementasikan ke 12 langkah ini
dalam kehidupan sehari-hari.

D. Istilah dalam bahasa gaul terkait dengan NAPZA

Klasifikasi Ragam Bahasa di Kalangan Pecandu Narkoba

a. Berhubungan dengan alat

- Bong : alat menghisap shabu

- Insul/spidol : alat suntik

- Kertim : kertas timah

- Am/amplop : kemasan pembungkus ganja.

22
- BB : barang bukti

- Afo : aluminium foil

b. Berhubungan dengan obat-obatan

- Cimeng/gele : ganja

- Ikan : inex

- Bedak/atep putih/tepung : sebutan untuk putaw

- Boat/boti : obat

- Lexo : lexotan (nama obat penenang)

- Kuncian : sisa putau yang disimpan untuk dipakai lagi saat sedang sakau

- Nipam/dum : obat tidur

- Coke : kokain

c. Berhubungan dengan orang yang berkecimpung di bidang narkoba

- Junkies : sebutan untuk pecandu narkoba

- BD : sebutan untuk bandar narkoba

- Birong : pesuruh

d. Berhubungan dengan jual beli

- Bokul : beli barang (narkoba)

- Jokul : jual barang (narkoba)

- TU : ngutang

- Pt-pt : patungan/sumbangan untuk membeli narkoba

e. Berhubungan dengan sakit/akibat narkoba

23
- Sakaw/wakas: sakit karena nagih

- Fly : mabuk, terbang, berkhayal (keadaan yang dicari oleh pecandu)

- Gonjes/giting : mabuk/teller

- Gitber : giting berat

- Gantung : setengah mabuk

- BT/snuk : pusing/buntu/ halusinasi

- OD : over dosis

- Parno : was-was/ paranoid akibat pengaruh shabu

f. Berhubungan dengan proses konsumsi narkoba

- Ngedrag : bakar putaw di atas timah

- Snip : pakai putaw lewat hidung

- Cucaw/ngipe : menyuntik/memasukan obat ke dalam tubuh

- Nyabu/ngubas : memakai shabu

g. Berhubungan dengan ukuran/ porsi narkoba

- Selinting : satu batang rokok/ganja

- Baw : gram / paket/ satuan berat

- Stengky : setengah gram /setengah paket

- Sesut : satu hisap shabu

- Spirdu : satu paket berdua

h. Berhubungan dengan ekspresi pecandu narkoba

- Mupeng : muka pengen

24
- Moker : mata merah karena menghisap ganja

i. Berhubungan dengan kemasan

- Paketan : kertas bekas yang dilipat untuk mengemas putaw

- Pahe : paket hemat

j. Berhubungan dengan perasaan pecandu narkoba

- Kurus : kurang terus

- Relaps : kembali menggunakan narkoba karena rindu

DAFTAR PUSTAKA

https://bnn.go.id/pengertian-narkoba-dan-bahaya-narkoba-bagi-kesehatan/#:~:text=Tidak
%20hanya%20itu%20saja%2C%20dalam,%2C%20serta%20kecemasan%20terus%2Dmenerus

https://brainly.co.id/tugas/644322

25
https://payakumbuhkota.bnn.go.id/bahaya-narkoba-bagi-kesehatan-penanggulangannya-untuk-
lingkungan-masyarakat/#:~:text=Dampak%20negatif%20penyalagunaan%20narkoba%20bagi,di
%20dalam%20kehidupan%20sehari%2Dhari

https://www.tribunnews.com/kesehatan/2021/06/16/narkoba-penjelasan-dampak-dan-bahaya-
penyalahgunaan-narkoba-bagi-kesehatan?page=4.
https://malut.bnn.go.id/bahaya-narkoba-dan-penanggulangannya-bagi-generasi-muda/

https://www.integrity-indonesia.com/id/blog/2018/11/07/porsi-terbesar-penyalahguna-narkoba-
adalah-karyawan-ini-hal-yang-perlu-perusahaan-lakukan/

https://www.winnetnews.com/post/ternyata-narkoba-dapat-berdampak-pada-perekonomian

https://bppk.kemenkeu.go.id/content/berita/balai-diklat-keuangan-denpasar-pembentukan-sdm-
berkualitas-untuk-mencegah-merebaknya-narkoba-2021-03-01-82b36cdc/

Pratiwi, Jessica. 2014. Dampak Hukum Dari Penyalahgunaan Narkoba. Tersedia dari
https://de.slideshare.net/jessicapratiwi/dampak-hukum-dari-penyalahgunaan-narkoba (diakses
pada tanggal 9 agustus 2021)

Qisthy. Nurul. 2019. Konsekuensi Hukum Pengedar Dan Pengguna Narkoba. Tersedia dari
https://lbh-ri.com/konsekuensi-hukum-pengedar-dan-pengguna-narkoba/ (diakses pada tanggal
10 agustus 2021)

http://pn-karanganyar.go.id/main/index.php/berita/artikel/997-pencegahan-penyalahgunaan-
narkotika

https://rehabilitasi.bnn.go.id/public/news/read/267

https://dosenpsikologi.com/dampak-psikologis-dari-mengonsumsi-narkoba/amp

https://www.kemhan.go.id/2018/04/18/narkotika-menjadi-ancaman-nyata-bagi-bangsa-
indonesia.html

https://padang.tribunnews.com/amp/2020/10/25/apa-dampak-penggunaan-narkoba-bagi-bangsa-
indonesia

https://www.kompasiana.com/sultansidik8922/5e16a2d9d541df542e4e2c04/bahaya-narkoba-
bagi-kemajuan-negara-indonesia?page=2

26
27

Anda mungkin juga menyukai