Askeb Gadar Abortus
Askeb Gadar Abortus
Disusun oleh :
NIM : P27224020501
Kelas : 1A
Disusun oleh :
NIM : P27224020501
Kelas : 1A
……………………. ………………………
NIP. NIP.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
Internasional (Sarwono, 2014: 213)
Secara umum, selama periode 2006-2013, sekitar 56 % dari ibu hamil
melakukan pemeriksaan antenatal minimal sebanyak empat kali berdasarkan
kebijakan WHO. Proporsi ibu hamil di Negara berkembang yang sedikitnya
empat kali melakukan kunjungan antenatal telah meningkat dari sekitar 37 %
pada tahun 1990 menjadi sekitar 52 % pada tahun 2012. Akan tetapi, di
Negara berpenghasilan rendah hanya 38 % dari ibu hamil yang datang
sebanyak empat kali atau lebih untuk melakukan kunjungan antenatal selama
tahun 2006- 2013 (Astuti, 2017).
Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran sebagian
janin pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal
dalam uterus. Pada pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat
diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium
uteri eksternum. Pendarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin
dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti, 2012: 43).
Berdasarkan hasil Penelitian yang dilakukan oleh Maliana Andesia tahun
2016 bahwa faktor resiko yang paling dominan sebagai penyebab abortus
inkomplit dari hasil uji statistik multivariat, variabel umur dengan nilai
tertinggi yaitu sebesar 1.985 (95% CI 1.218-3.236), ibu dengan umur berisiko
(35 tahun) 2 kali lebih tinggi terjadi abortus inkomplit dibandingkan ibu
dengan umur tidak berisiko (Maliana Andesia, 2016:20-35).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan kehamilan Patologis
yaitu Abortus Inkomplit dengan menggunakan manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengumpulkan data subyektif pada kehamilan
Patologis yaitu Abortus Inkomplit
b. Mahasiswa mampu mengumpulkan data obyektif pada kehamilan
Patologis yaitu Abortus Inkomplit
c. Mahasiswa mampu membuat assessment (diagnose atau masalah) pada
kehamilan Patologis yaitu Abortus Inkomplit
d. Mahasiswa mampu membuat penatalaksanaan pada kehamilan
Patologis yaitu Abortus Inkomplit
C. Manfaat
1. Manfaat Praktis
a. Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan edukasi bagi bidan dalam meningkatkan mutu
pelayanan dibidang Kesehatan ibu hamil
b. Bagi responden
Memberikan ilmu pengetahuan yang dapat digunakan sebagai salah satu
2. Manfaat Teoritis
Memberikan ilmu pengetahuan serta diharapkan bisa menjadi salah satu
tambahan referensi mengenai Asuhan Kebidanan Patologis dengan
Abortus Inkomplit di Puskesmas Bulu Sukoharjo.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender Internasional
(Sarwono, 2014: 213)
F. Abortus
1) Pengertian abortus
Abortus adalah terancamnya atau keluarnya buah kehamilan baik
sebagian ataupun keseluruhan pada umur kehamilan lewat dari 20 minggu.
Kematian janin dalam rahim disebut Intra Uterine Fetal Death (IUFD),
yakni kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau
pada trimester kedua dan atau yang beratnya 500 gram. Jika terjadi pada
trimester pertama disebut keguguran atau abortus (Setiawati, 2013:189-
190).
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan akibat faktor tertentu atau
sebelum kehamilan tersebut berusia 20 minggu atau buah kehamilan
belum mampu untuk hidup diluar kandungan (Yulaikha Lily, 2015: 72).
2) Macam-macam Abortus
Abortus dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
a. Abortus Spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran : merupakan±20 %
dari semua abortus.
Abortus spontan adalah setiap kehamilan yang berakhir secara
spontan sebelum janin dapat bertahan. WHO mendefinisikan sebagai
embrio atau janin seberat 500 gram atau kurang, yang biasanya sesuai
dengan usia janin (usia kehamilan) dari 20 hingga 22 minggu atau
kurang. Abortus spontan terjadi pada sekitar 15%-20% dari seluruh
kehamilan yang diakui, dan biasanya terjadi sebelum usia kehamilan
memasuki minggu ke-13 (Fauziyah, 2012: 37).
Gejala abortus spontan adalah kram dan pengeluaran darah dari jalan
lahir adalah gejala yang paling umum terjadi pada abortus spontan.
Kram dan pendarahan vagina yang mungkin tejadi sangat ringan,
sedang, atau bahkan berat. Tidak ada pola tertentu untuk berapa lama
gejala akan berlangsung. Selain itu gejala lain yang menyertai abortus
spontan yaitu nyeri perut bagian bawah, nyeri pada punggung,
pembukaan leher rahim dan pengeluaran janin dari dalam rahim.
Berdasarkan gambaran klinisnya, abortus dibagi menjadi:
Abortus Imminiens (keguguran mengancam). Abortus ini baru
mengancam dan masih ada harapan untuk mempertahankannya.
Pada 22 abortus ini terjadinya pendarahan uterus pada kehamilan
sebelum usia kehamilan 20 minggu, janin masih dalam uterus, tanpa
adanya dilatasi serviks. Diagnosisnya terjadi pendarahan melalui
ostium uteri eksternum disertai mual, uterus membesar sebesar
tuanya kehamilan. Serviks belum membuka, dan tes kehamilan
positif.
Abortus incipiens (keguguran berlangsung).
Abortus ini sudah berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi. Pada
abortus ini peristiwa peradangan uterus pada kehamilan sebelum
usia kehamilan 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks.
Diagnosisnya rasa mulas menjadi lebih sering dan kuat, pendarahan
bertambah
Abortus incompletes (keguguran tidak lengkap).
Sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan tapi sebagian
(biasanya jaringan plasenta) masih tertinggal di dalam rahim. Pada
abortus ini pengeluaran sebagian janin pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Pada
pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba
dalam kavun uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium
uteri eksternum. Pendarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin
dikeluarkan, dapat menyebabkan syok.
Abortus komplit (keguguran lengkap).
Seluruh buah kehamilan telah dilahirkan dengan lengkap. Pada
abortus ini, ditemukan pendarahan sedikit, ostium uteri telah
menutup, uterus sudah mengecil dan tidak 23 memerlukan
pengobatan khusus, apabila penderita anemia perlu diberi sulfat
ferrosus atau transfusi (Fauziyah, 2012: 42-45).
Missed Abortion (keguguran tertunda)
ialah keadaan dimana janin telah mati sebelum minggu ke-22. Pada
abortus ini, apabila buah kehamilan yang tertahan dalam rahim
selama 8 minggu atau lebih. Sekitar kematian janin kadang-kadang
ada perdarahan sedikit sehingga menimbulkan gambaran abortus
imminiens (Sulistyawati, 2013:123).
Abortus habitualis (keguguran berulang-ulang)
ialah abortus yang telah berulang dan berturut-turut terjadi:
sekurang-kurangnya 3X berturut-turut.
Abortus infeksiosus, abortus septik
Abortus infeksiosus ialah abortus yang disertai infeksi pada alat
genetalia.Abortus septik ialah abortus yang disertai penyebaran
infeksi pada peredaran darah tubuh (Sarwono, 2014: 467-473).
G. Abortus Inkomplit
1) Pengertian
Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap) adalah pengeluaran
sebagian janin pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa
tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vaginal, servikalis terbuka dan
jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah
menonjol dari ostium uteri eksternum. Pendarahan tidak akan berhenti
sebelum sisa janin dikeluarkan, dapat menyebabkan syok (Irianti, 2012: 43).
2) . Tanda-tanda
a) Setelah tejadi abortus dengan pengeluaran jaringan, pendarahan
berlangsung terus.
b) Sering cervix tetap terbuka karena masih ada benda di dalam rahim
yang dianggap corpus allieum, maka uterus akan berusaha
mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi. Tetapi kalau keadaan
ini dibiarkan lama cerviksakan menutup kembali (Pudiastuti, 2012: 45).
3) Diagnosis
a) Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis.
b) Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat.
c) Terjadi infeksi ditandai suhu tinggi.
d) Dapat terjadi degenerasi ganas.
e) Pada pemeriksaan dijumpai gambaran:
Kanalis servikalis terbuka 32
Dapat diraba jaringan dalam rahim.
Lakukan pemeriksaan bimanual: ukuran uterus, dilatasi, nyeri tekan,
penipisan serviks, serta kondisi ketuban.
Jika hasil pemeriksaan negatif, lakukan pemeriksaan denyut jantung
janin untuk menentukan kelangsungan hidup janin dan tenangkan
keadaan ibu.
Jika perdarahan terus berlanjut, khususnya jika ditemui uterus lebih
besar dari yang harusnya mungkin menunjukkan kehamilan ganda
atau molahidatidosa.
Jika perdarahan berhenti, lakukan asuhan antenatal seperti biasa dan
lakukan penilaian jika terjadi perdarahan lagi.
Konsultasi dan rujuk ke dokter spesialis jika terjadi perdarahan
hebat, kram meningkat atau hasil pemeriksaan menunjukkan hasil
abnormal (Yulaikhah, 2015:79-80)
4) Penanganan
Abortus Inkomplit harus segera dibersihkan dengan curettage atau secara
digital. Selama masih ada sisa-sisa plasenta akan terus terjadi pendarahan
(Pudiastuti,2012: 48)
a) penanganan
Terapi abortus dengan curetase
Perawatan pasca Tindakan
Pemantauan pasca abortus
b) penanganan
Lakukan kongseling.
Jika perdarahan ringan atau sedang dan usia kehamilan kurang dari
16 minggu, gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil
konsepsi yang mencuap dari serviks. 34
Jika perdarahan berat atau usia kehamilan kurang dari 16 minggu,
lakukan evaluasi isi uterus. Aspirasi vacuum manual (AVM) adalah
metode yang dianjurkan. Kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan bila
AVM tidak tersedia. Jika evaluasi tidak dapat segerah dilakukan,
berikan ergometri 0,2 mg IM (dapat di ulang 15 menit kemudian bila
perlu).
Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu, berikan infus 40 IU
oksitosin dalam satu liter NaCl 0,9% atau ringer laktat dengan
kecepatan 40 tetes/menit untuk membantu pengeluaran hasil
konsepsi.
Lakukan evaluasi tanda vital pasca tindakan setiap 30 menit selama
2 jam. Bila kondisi ibu baik, pindahkan ibu ke ruang rawat.
Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopis dan kirimkan
untuk pemeriksaan patologi kelaboratorium.
Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut
abdomen, dan produksi urin setiap 6 jam selama 24 jam. Periksa
kadar hemoglobin setelah 24 jam. Bila hasil pemantauan baik dan
kadar hb>8 g/dl, ibu dapat diperbolehkan pulang (WHO, 2013: 87)
5) Komplikasi
a) Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabil pertolongan tidak diberikan pada
waktunya.
b) Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus pada
posisi hiperretrofleksi. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadi
perforasi, laparatomi harus segerah di lakukan untuk menentukan
luasnya perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukaan alat-alat lain.
c) Infeksi
Infeksi dalam uterus dan sekitarnya dapat terjadi disetiap abortus, tetapi
biasanya ditemukan pada abortus inkomplit dan lebih sering pada
abortus buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan
antisepsis.
d) Syok
Syok pada abortus biasa terjadi karena perdarahan dan karena infeksi
berat.
e) Kematian
Abortus berkontribusi terhadap kematian ibu sekitar 15%.Data tersebut
sering kali tersembunyi di balik data kematian ibu akibat perdarahan.
Data lapangan menunjukkan bahwa sekitar 60% -70% kematian ibu
disebabkan oleh perdarahan , dan sekitar 60% kematian akibat
perdarahan tersebut, atau sekitar 35-40% dari seluruh kematian ibu,
disebabkan oleh perdarahan postpartum. Sekitar 15-20% kematian
disebabkan oleh perdarahan (Irianti, 2014:77-78).
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
Tanggal : 29 Mei 2021 Jam : 09.10 WIB
IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. H 1. Nama : Tn. M
2. Umur : 22 tahun 2. Umur : 25 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Pegawai Swasta 5. Pekerjaan : Karyawan Swasta
6. Suku bangsa : Jawa Tengah 6. Suku Bangsa: Jawa Tengah
7. Alamat : Jarakan Bulu 2/6 7. Alamat : Jarakan Bulu 2/6
DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG :
Pasien ingin memeriksakan kehamilannya.
KELUHAN UTAMA :
Pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir dan menggumpal.
URAIAN KELUHAN UTAMA
a. Ibu mengatakan keluar darah dari jalan lahir sejak tiga hari yang lalu
yakni dari tanggal 27 Mei 2021, awalnya sedikit kemudian bertambah
banyak sejak malam hari pada tanggal 29 Mei 2021.
b. Lokasi keluhan perut bagian bawah.
c. Tidak ada Riwayat hubungan seksual sebelum terjadi perdarahan.
RIWAYAT KESEHATAN:
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
a. Tidak ada Riwayat penyakit menular dan menurun
b. Ibu tidak pernah menderita penyakit hepatitis, HIV, jantung, paru-paru,
diabetes melitus (DM), dan hipertensi
c. Tidak ada Riwayat alergi terhadap makanan dan obat-obatan
d. Tidak ada Riwayat ketergantungan obat-obat terlarang, alcohol ataupun
rokok.
RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid:
Menarche : 14 Tahun Nyeri Haid : Tidak ada
Siklus : 28-29 hari Lama : 4-6 hari
Warna darah : Merah Leukhorea : Tidak ada
Banyaknya : 2-3 ganti pembalut /hari
Seka
rang
4. Riwayat Psikososial-spiritual
a. Ekspresi wajah tampak cemas
b. Klien menanyakan mengenai keadannya
c. Klien dan keluarga ingin cepat ditolong dan cepat sembuh
d. Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah , umur waktu menikah : 22 th
2) Pernikahan ini yang ke 1 sah lamanya 5 bln
3) Hubungan dengan suami : baik
e. Kehamilan ini diharapkan/tidak oleh ibu, suami, keluarga;
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : kehamilan ini
sangat diharapkan dan sangat didukung oleh suami dan keluarga
f. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : Memutuskan masalah
dengan kepuutusan bersama antar istri dan suami
g. Ibu tinggal serumah dengan : Suami
h. Pengambil keputusan utama dalam keluarga : Suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
i. Orang terdekat ibu : Suami dan Ibu kandung
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : Suami
j. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : Tidak ada
k. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : Dipuskesmas
dan ditolong oleh bidan
l. Penghasilan perbulan: Rp 3.000.000 Cukup
m. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
1) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini? Tidak
Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
tidak boleh menerima transfusi darah;
tidak boleh diperiksa daerah genitalia,
lainnya : ..................................................................................
DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik Tensi : 90/60 mmHg
2) Kesadaran : Compos Mentis Nadi : 88 x/m
3) BB Sebelum/ Sekarang : 50 / 49,5 Suhu : 36,7 0C
4) TB : 154 cm RR : 22 x/m
5) LILA : 25,5 cm IMT : 21
b. Status present
Kepala : Bersih, tidak ada ketombe, warna rambut hitam, tidak ada
rontok dan tidak ada massa, benjolan, dan nyeri tekan
Muka : Tidak ada oedema dan kloasma
Mata : Simetris, tidak ikterik, konjungtiva merah muda
Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
Mulut : Bibir pucat, tidak kering, tidak ada sariawan, mulu dan gigi
bersih, tidak ada caries pada gigi
Telinga : Tidak ada sekret, simetris
Leher : Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening, tidak ada pembesaran kelenjar limfa
Ketiak : Tidak ada benjolan, dan tidak ada pemebesaran kelenjar
getah bening
Dada : simetris,bersih, tidak ada benjolan, puting menonjol,ASI
belum keluar, hiperpigmentasi pada aerol mammae.
Perut : memanjang, tidak ada bekas operasi, tampak linea nigra,
tinggi fundus uterus tidak teraba
Lipat paha : Tidak ada varises
Vulva : Tidak ada oedem, tidak ada perdarahan, terdapat sedikit
keputihan, tidak ada varises
Ekstremitas : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices dan tidak ada
oedema
Refleks patella : +/+
Punggung : Postur tubuh normal
Anus : Tidak ada haemoroid
c. Status Obstetrik
1. Inspeksi
Muka : Tidak oedem, Tidak ada Chosma Gravidarum, Tidak
anemis
Mamae : Simetris, puting menonjol, hiperpigmentasi areola
Abdomen : Terdapat linea nigra, Striae gravidarum, tidak ada beka
operasi
Genetalia : tidak ada varices, tidak ada kelainan pada vulva, nampak
pengeluaran darah dari vagina. Pemeriksaan Vagina toucher (VT)
tanggal 29 mei 2021, pukul 09.10 WIB.
1. Keadaan vulva dan vagina : tidak ada kelainan
2. Potio : lunak, tebal
3. Ostium uteri eksterna/ostium uteri interna (OUE/OUI) :
terbuka 2 cm
4. Uterus : retrofleksi
5. Pelepasan : darah
2. Palpasi : memanjang, tidak ada bekas operasi, tampak linea nigra, tinggi
fundus uterus tidak teraba
3.TFU : tidak teraba
5. Auskultasi : belum terdengar
5. Pemeriksaan penunjang :
- Hb : 11.4 gr/dl
- HbsAg : Negatif
- HIV/IMS : Negatif
- VDRL : Negatif
- Pemeriksaan ultrasonografi (USG), Pukul 08.00 tanggal 28 Mei 2021,
Hasil USG : Kesan sisa jaringan
III. ANALISIS
Diagnosa Kebidanan :
Ny. H Usia 22 tahun G1P0A0 Hamil 8 minggu
Presentasi Kepala, Tunggal, Hidup, Intrauterine
Masalah :
Nyeri Perut bagian bawah
IV. PELAKSANAAN
Tanggal 29 Mei 2021 Jam 09.30 WIB
1. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan menjelaskan keadaan yang
dialaminya
Rasionalisasi : dengan menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu,ibu dapat
mengerti tentang keadaannya dan dapat mengurangi kecemasan ibu.
Hasil : ibu memahami informasi yang diberikan dan keadaan dirinya serta
bersedia mendapatkan terapi sesuai yang diberikan tenaga Kesehatan.
2. Observasi tanda-tanda vital
Rasional : tanda-tanda vital merupakan indicator dari keadaan umum klien
dan menentukan intervensi selanjutnya.
Hasil : ibu bersedia
3. Beri informasi kepada klien tentang penyebab perdarahan.
Rasional : agar ibu mengerti tentang keadaannya sekarang.
Hasil : ibu sudah mengerti keadanya
4. Jelaskan pada klien/keluarga tentang pentingnya dilakukan kuret, jika klien
setuju maka akan dibuatkan surat rujukan dan akan dilakukan Tindakan
kuretase pada tanggal 31 mei 2021, pukul 11:00 WIB
Rasional : dengan penjelasan kepada klien/keluarganya diharapkan dapat
menyetujui rencana Tindakan kuret dan ibu dapat menyiapkan fisik dan
fsikis.
Hasil : pasien dan keluarga menyutujui
5. Informed consent untuk dilakukan rujukan dengan Tindakan kuretase
Rasional : sebagai pernyataan persetujuan dari ibu/keluarga untuk Tindakan
dan sebagai perlindungan hukum bagi tenaga Kesehatan dalam melakukan
Tindakan.
Hasil : pasien dan keluarga menyetujui
6. Anjurkan ibu untuk istirahat.
7. Anjurkan Teknik relaksasi jika timbul rasa nyeri
Rasional : Teknik relaksasi merupakan salah satu upaya untuk
menghilangkan perhatian klien terhadap nyeri yang dirasakan dan
meningkatkan supali oksigen yang masuk kedalam tubuh diteruskan keotak
yang akan menghambat / mengurangi rangsangan nyeri yang timbul.
Hasil : ibu dapat melakukannya dengan baik
8. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional : dengan mengungkapkan perasaannya dan mendengarkan
keluhannya klien akan merasa diperhatikan sehingga ia akan lebih tenang
Hasil : ibu merasa lebih tenang dan menerimanya
9. Beri dorongan spiritual kepada ibu
Rasional : dengan dorongan spiritual memberikan ketenangan hati bahwa
segala tindakan yang diberikan untuk proses penyembuhan dan tetap
berdoa kepada yang maha kuasa
Hasil : ibu merasa lebih tenang
10. Libatkan orang terdekat klien selama perawatan
Rasional : klien akan merasa nyaman dan aman bila didampingi oleh orang
terdekatnya khususnya suami.
Hasil : pasien menerimanya
11. Anjurkan pada ibu untuk meningkatkan kebersihan diri dengan dengan
mengganti dalaman atau pembalut setiap kali basa.
Rasional: dengan menjaga kebersihan diri akan memberi rasa nyaman dan
mencegah berkembannya kuman pathogen penyebab infeksi.
Hasil : ibu mengerti
12. Memberitahu ibu tanda tanda bahaya kehamilan
Rasional : menurut Pusdiknakes 2013, tanda bahaya diantaranya
perdarahan pada kehamilan muda, kehamilan ektopik, mola hidatidosa,
muntah, tidak nafsu makan, selaput kelopak mata pucat, demam tinggi,
nyeri perut bagian bawah.
Hasil : ibu mengerti
13. Memberitahu perubahan fisik dan psikologis pada ibu hamil Trimester III
Rasionalisasi : Pada Trisemester tiga, persalinan ibu akan semakin dekat,
berat badan ibu meningkat 12-20kg dan keluhan semakin banyak yang
terlihat seperti perut ibu yang besar menyebabkan sesak nafas, payudara
membesar dikarenakan persiapan untuk menyusui, terjadi kram otot dan
kulit menjadi lebih gelap, sakit pinggang, frekuensi buang air kecil
meningkat, timbul perasaan panic, khawatir, antusias dan juga gelisah.
Hasil : ibu mengerti dan memahami yang sudah dijelaskan.
14. Memberi terapi Tablet Fe 1x1 XX dan Kalk 1x1 X
Rasionalisasi : Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah
darah setiap hari minimal selama 90 hari. Tablet tambah darah di minum
pada malam hari untuk mengurangi rasa mual.
Hasil : ibu mengerti dan mau mengkonsumsinya
15. Menganjurkan ibu mengonsumsi
a. Tablet Fe 1x1
Rasionalisasi : untuk meningkatkan Hb mencegah anemia
b. Vitamin B6 3x1
Rasionalisasi : agar ibu tidak merasa mual
c. Kalk 2x1
Rasionalisasi : kebutuhan ibu hamil akan kalsium di indonesia adalah
1500-2000 mg/hari dan dosis Kalk 500 mg sehingga 2x1 yang berfungsi
untuk mencegah kekurangan kalsium ibu serta untuk pembentukan tulang
dan gigi pada janin
Hasil : ibu menerima dan mau mengonsumsinya
16. Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
Rasionalisasi : pemeriksaan awal di trimester I dilakukan untuk mengetahui
kondisi secara umum ibu sebagai Langkah awal dalam pemberian terapi
seperti Hb, Vct, HbsAg, Golongan darah. Karena terjadi hemodilusi dalam
tubuh ibu dan perlu adanya dasar dalam pemberian tambah darah.
Hasil : ibu bersidia melakukan pemeriksaan laboratorium di puskesmas.
17. Melakukan pendokumentasian
Rasionalisasi : pendokumentasian untuk melihat perkembangan kehamilan
dan mendeteksi adanya tanda bahaya sebelum persalinan.
Hasil : sudah di dokumentasikan.
Mengetahui
Pembimbing Prodi
(Emy Suryani, M.Mid)
NIP. 197103031993032002
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan studi kasus pada Ny”H” maka data yang diperoleh dari hasil
pengkajian atau anamnesa pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis,
keadaan umum lemah, tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 88x/menit, pernapasan
22x/menit, dan suhu 36,7°C. Ekspresi wajah tampak cemas, pucat dan meringis
menahan sakit serta tidak ada oedema, kedua konjungtiva mata tidak anemis, tidak
ada pembesaran pada kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis, payudara tampak
simetris, hiperpigmentasi pada areola mammae.
Berdasarkan uraian diatas maka diagnosis pada kasus tersebut adalah G1P0A0,
usia kehamilan 8 minggu, dengan abortus inkomplit. Demikian penerapan
tinjauan pustaka dan kasus pada Ny “H” secara garis besar tampak adanya
persamaan antara teori dengan diagnosis aktual yang ditegakkan sehingga
memudahkan memberikan tindakan selajutnya
Kondisi pasien saat ini dengan nyeri perut bagian bawah, ibu tampak bersedih
karena bayinya tidak bisa diselamatkan. Pemeriksaan dalam tidak ada kelainan,
pembukaan 2 cm dan ada pelepasan darah. Pasien berpotensi terjadi anemia jika
tidak segerah ditangani dan infeksi. Pasien dengan abortus harus segerah diberi
tahu. Sikap dan empati yang ditunjukkan oleh bidan akan memberi pengaruh
psikologis ibu dan keluarga.
Terbukanya jalan lahir dan adanya perdarahan merupakan media
perkembangannya mikroorganisme pathogen yang dapat menyebabkan infeksi
dalam uterus dan sekitarnya dapat terjadi disetiap abortus tetapi biasanya
ditemukan pada abortus inkomplit dan lebih sering pada abortus buatan yang
dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis (Irianti Bayu dkk, 2014:
77).
Adanya nyeri perut dan keluarnya darah yang banyak dari jalan lahir disertai
dengan gumpalan-gumpalan dapat menyebabkan infeksi apabila tidak ditangani
dengan segerah. Melakukan rujukan dengan dokter untuk tindakan selanjutnya.
Pada Ny”H” dilakukan tindakan dengan pemasangan infus dengan cairan RL
dengan 28 tetes/menit, rencana kuret dengan rujukan ke Rumah Sakit pada
tanggal 29 juni 2021 pukul 11:00 WIB.
Pada kasus abortus inkomplit memerlukan tindakan segerah yaitu rujukan atau
berkonsultasi dengan dokter, dengan demikian ada kesamaan antara tinjauan
pustaka dan manajemen asuhan kebidanan pada studi kasus dilahan praktek dan
ini berarti tidak ada kesengjangan.
Dalam membuat perencanaan ini ditemukan tujuan dan kriteria yang akan
dicapai dalam menerapkan asuhan kebidanan Ibu Hamil pada Ny”H” dengan
Abortus Inkomplit tidak berbeda dengan teori dimana rencana asuhan kebidanan
dikembangkan berdasarkan pada intervensi dan rasional sesuai dengan masalah
aktual dan potensial pada ibu hamil dengan abortus Inkomplit.
Observasi tanda-tanda vital, kaji adanya tanda infeksi dan anemia, memberikan
health education, mendiskusikan pada ibu dan keluarga tentang perencnaan
kuretase DI PKU Nambangan Solo, menjelaskan pada ibu pentingnya dilakukan
kuretase. Dalam pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan penulis tidak
menemukan hambatan yang berarti, karena seluruh tindakan yang dilakukan
sudah berorientasi pada kebutuhan klien
BAB V
A. Kesimpulan
1. Telah dilaksanakan pengkajian dan analisis data ibu hamil dengan abortus
inkomplit di Puskesmas Bulu Sukoharjo
2. Telah dilaksanakan perumusan diagnosa/masalah aktual ibu hamil dengan
abortus inkomplit di Puskesmas Bulu Sukoharjo
3. Telah mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan dilakukan Rujukan
ke PKU Nambangan rujukan eksternal ibu hamil dengan abortus inkomplit
di puskesmas bulu sukoharjo
4. Telah menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan ibu hamil dengan
abortus inkomplit di Puskesmas Bulu dengan hasil dilakukan tindakan
segera dengan memasang infus untuk memperbaiki keadaan umum ibu
mengingat keadaan pasien pada saat pelaksanaan manajemen dalam
keadaan darurat atau bahaya.
5. Menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan ibu hamil dengan abortus
inkomplit di dengan hasil penulisan merencanakan berdasarkan
diagnosa/masalah aktual dan masalah potensial.
6. Pendokumentasian dilaksanakan mulai tanggal 29 juni 2021 di Puskesmas
Bulu Sukoharjo.
B. Saran
1. Saran untuk bidan
a. Bidan sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan
pelayanan yang professional sehingga dapat berperan dalam
menurunkan angka kematian ibu (AKI). Oleh karena itu bidan harus
meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, melalui
program pendidikan, pelatihanpelatihan, seminar agar menjadi bidan
yang berkualitas sesuai dengan perkembangan perkembangan ilmu
pengetahuan (IPTEK).
b. Bidan harus memberikan asuhan sesuai wewenang untuk itu
manajemen kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat yang
mendasari bagi bidan untuk memecahkan masalah klien dan berbagai
kasus.
c. Seorang bidan hendaknya menganggap bahwa semua ibu hamil
mempunyai resiko untuk komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu
dan janin, oleh karena itu bidan diharapkan mampu mendeteksi secara
dini adanya tandatanda bahaya kehamilan dan menganjurkan ibu dan
keluarga segerah kepelayanan kesehatan bila mengalami hal tersebut.
2. Saran untuk institusi kebidanan
a. Untuk mendapatkan hasil manajemen asuhan kebidanan yang baik perlu
menyediakan tenaga bidan yang profesional untuk menunjang
pelaksanaan tugas.
b. Untuk pelayanan yang lebih berkualitas sesuai dengan kemajuan
teknologi, sebaiknya bidan yang sudah bertugas diberi kesempatan
untuk melanjutkan atau semacam pelatihan-pelatihan.
DAFTAR PUSTAKA
Fathala, Mahmoud dan Robecca J Cook.”women, Abortion and the new Thecnical
and Policy Guidance from WHO”Competing interests: None declared.Bull
World Health Organ 2012;90:712 doi:10.2471/BLT.12.107144.
Irianti, Bayu dkk. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta : Sagung Seto.2014.
Kemenkes RI. “Pusat Data dan Informasi Kementrian kesehatan RI” Jakarta.
2014.
Ngot Thi Nuh Nguyen dkk “Results from a study using misoprostol
formanagement of incomplete abortion in Vietnamese hospitals:
implications for task shifting” Ngoc et al. BMC Pregnancy and Childbirth
2013, 13:118 http://www.biomedcentral.com/1471-2393/13/118.
Sandi, DebyMatia, “Gambaran Umum dan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian
Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang”Jurnal
Harapan BangsaVol 2. 2014.
Sunarti. Asuhan Kehamilan. Jakarta: In Media. 2013. Susiana, Sali. “Aborsi dan
Hak Kesehatan Reproduksi Perempuan” Studi khusus Gender pada bidang
kesejahteraan social”Badan Keahlian DPR RI. Vol. VIII, No
06/II/P3D/Maret/2016.
LAMPIRAN