1, 2018
ISSN: 2302-9889, E.ISSN: 2615-515X
ABSTRACT ABSTRAK
TBackground of the research is examine the topic Latar belakang penulis mengkaji topik tersebut
on how the military’s education system in the early dikarenakan penelitan mengenai bagaimana sistem
days of independence is relatively less researched pendidikan di militer pada masa awal kemerdekaan
compared to research on figures, strategies or battles relatif kurang jika dibandingkan penelitian
during the independence revolution. The main mengenai tokoh, strategi ataupun pertempuran-
issue raised in this undergraduate thesis is “how pertempuran pada masa revolusi fisik. Masalah
was the process of formation and the role of the utama yang diangkat dalam skripsi ini adalah
Maguwo’s Aviation School in 1945-1950?”. In the “Bagaimana proses pembentukan serta peranan
process to answer that main issue, the author used Sekolah Penerbang Maguwo pada tahun 1945-
the historical method to perform four steps namely 1950?”. Untuk menjawab pertanyaan tersebut,
heuristics, critics of sources, interpretation and penulis menggunakan metode historis yang terdiri
historiography. To facilitate the analysis, the author atas empat langkah yaitu pengumpulan sumber,
used the interdisciplinary approach through studies kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Untuk
in the field of education and sociology by using the mempermudah analisis, penulis menggunakan
vocational education’s concept and the role’s concept. pendekatan interdisipliner melalui kajian di bidang
Based on the results of the research it can be found ilmu pendidikan dan sosiologi yakni dengan
that first, the formation’s background of the Maguwo’s menggunakan konsep pendidikan kejuruan dan
Aviation School was the absence of aviation konsep peranan. Berdasarkan hasil penelitian,
education’s institutions that could fulfill the needs of ditemukan bahwa pertama, latar belakang
the aviators in order to defended the independence dibentuknya Sekolah Penerbang Maguwo ialah
from the Dutch’s threat. Second, the absence of the ketiadaan lembaga pendidikan penerbang yang
aviation educational institutions, Adisutjipto took dapat memenuhi kebutuhan penerbang dalam
the initiative to setted up an aviation school in rangka mempertahankan kemerdekaan dari
Maguwo and became the instructor at the school. ancaman Belanda. Kedua, karena ketiadaan
Third, the curriculum undertaken at the Maguwo’s lembaga pendidikan tersebut, maka Adisutjipto
Aviation School is “Cakap Terbang” means that the berinisiatif untuk membentuk sekolah penerbang
training undertaken at this school is directed the di Maguwo dan menjadi instruktur di sekolah
cadets to have the skill in flying the plane quickly. tersebut. Ketiga, kurikulum yang dilaksanakan di
Fourth, although the facilities and infrastructure sekolah penerbang Maguwo ialah “Cakap Terbang”
which supported the implementation of education artinya bahwa pelatihan-pelatihan yang dijalani
was limited, but because of the unyielding’s spirit, di tempat ini diarahkan supaya para kadet dapat
the cadets were able to demonstrate the successful secepat mungkin memiliki keterampilan dalam
implementation of the education, one of them menerbangkan pesawat. Keempat, meskipun sarana
was the success of the cadets in executed operations dan prasarana penunjang pelaksanaan pendidikan
against the Dutch’s position in Semarang, Salatiga terbatas, tetapi berkat semangat pantang menyerah,
and Ambarawa. But, the aviation history is a para kadet mampu menunjukan keberhasilan
history of sacrifice because there were also cadets pelaksanaan pendidikan salah satunya ialah
and school instructors who died while executed keberhasilan para kadet dalam melaksanakan operasi
the air operations as experienced by Adisutjipto, penyerangan terhadap kedudukan Belanda di kota
Abdulrachman Saleh and Adi Sumarmo who died Semarang, Salatiga dan Ambarawa. Akan tetapi
in the Dacota VT-CLA. sejarah penerbangan ialah sejarah pengorbanan
Key Words: Maguwo’s Aviation School, AURI’s karena terdapat pula kadet dan instruktur sekolah
Pilot, Adisutjipto Battle yang kehilangan nyawanya saat melaksanakan
operasi udara seperti yang dialami oleh Adisutjipto,
Abdulrachman Saleh dan Adi Sumarmo yang gugur
dalam peristiwa Dacota VT-CLA.
Kata Kunci : Sekolah Penerbang Maguwo,
Penerbang AURI, Adisutjipto
Author correspondence
Email: ikmal.maulana94@student.upi.edu
Available online at http: // http://ejournal.upi.edu/index.php/factum
89
IKMAL MAULANA
SEKOLAH PENERBANG MAGUWO.....
90
FACTUM: JURNAL SEJARAH DAN PENDIDIKAN SEJARAH, VOL. 7 NO. 1, 2018
ISSN: 2302-9889, E.ISSN: 2615-515X
91
IKMAL MAULANA
SEKOLAH PENERBANG MAGUWO.....
kondisi kesehatannya serta apakah kaitan Bajuri, Sunarto, Haryono dan Tugiyo
narasumber dengan topik penelitian (Soewito, Suyono, dan Suhartono, 2008.
penulis. Hlm. 4). Lulusan sekolah penerbang
3. Interpretasi tersebut pada perkembangan berikutnya
akan perintis bagi pengembangan
Setelah melakukan tahapan kritik
sekolah kedirgantaaraan di Indonesia.
sumber, tahapan dalam penelitian
Berdasarkan hal tersebut maka penulis
selanjutnya adalah interpretasi. Tahapan
memandang bahwa sebenarnya para
ini berkaitan dengan kemampuan penulis
pemuda pribumi yang ikut bergabung
untuk menganalisis informasi yang berhasil
dengan dinas penerbang Hindia Belanda,
didapatkan untuk kemudian disintesiskan
baik melalui Vliegschool, Warnemeschool,
agar menghasilkan suatu interpretasi yang
Marine Luchvaart Dienst, ataupun Vriwilig
menyeluruh (Kuntowijoyo, 2005, hlm.
Vlieger Corps tidak hanya bermanfaat bagi
73). Sumber-sumber yang telah diperoleh
Belanda saja dalam rangka pemenuhan
dihubungkan antara fakta satu dengan
kebutuhan penerbang mereka. Tetapi
fakta lain untuk mengetahui sejarah yang
setelah Indonesia memproklamirkan
berkaitan dengan topik kajian penelitian
kemerdekaannya dan ditubuhkan tenaga
ini hingga selanjutnya dapat direkontruksi
dalam membangun angkatan udaranya,
menjadi sebuah tulisan sejarah.
maka orang-orang yang pernah mendapat
4. Historiografi
didikan penerbangan dari Belanda
Tahapan terakhir yang dilakukan tersebut hadir dan menyumbangkan
peneliti dalam metode penelitian sejarah ilmu yang mereka dapat guna merintis
adalah melaporkan hasil penelitian atau kekuatan Angkatan Udara Republik
historiografi. Seperti yang diungkapkan Indonesia. Hal lain yang penting untuk
oleh Sjamsuddin (2007, hlm. 156) bahwa dicatat ialah berkaitan dengan sarana
historiografi ini merupakan langkah akhir dan prasarana penunjang kebutuhan
dari keseluruhan prosedur penulisan penerbang, lapangan-lapangan udara yang
karya ilmiah sejarah yang merupakan digunakan dalam merintis kekuatan AURI,
kegiatan intelektual dan cara utama seperti lapangan udara Kalijati, Cililitan,
dalam memahami sejarah. Penulisan Maospati, Bugis, termasuk lapangan udara
skripsi ini menggunakan sistem penulisan Maguwo yang menjadi tempat pelaksanaan
yang mengacu pada pedoman penulisan pendidikan penerbang pada masa revolusi
karya tulis ilmiah Universitas Pendidikan fisik, adalah lapangan udara peninggalan
Indonesia. masa Hindia Belanda. Oleh karena itulah
penulis berpendapat bahwa sejarah awal
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembentukan sekolah penerbang di
Sejarah awal pembentukan sekolah Indonesia tidaklah dapat dilepaskan dari
penerbangan di Indonesia tidaklah awal perintisan penerbangannya yakni
dapat dilepaskan dari pendirian sekolah pengembangan kedirgantaraan pada masa
Penerbang di Kalijati. Di tempat tersebut Hindia Belanda.
dididik 10 calon penerbang pribumi Di masa pendudukan Jepang,
yaitu Sambujo Hurip, Adisucipto, Husein pengembangan sekolah penerbang
Sastranegara, Sulistyo, Murkijo, Suyono, sempat mengalami kemandekan. Hal
92
FACTUM: JURNAL SEJARAH DAN PENDIDIKAN SEJARAH, VOL. 7 NO. 1, 2018
ISSN: 2302-9889, E.ISSN: 2615-515X
93
IKMAL MAULANA
SEKOLAH PENERBANG MAGUWO.....
94
FACTUM: JURNAL SEJARAH DAN PENDIDIKAN SEJARAH, VOL. 7 NO. 1, 2018
ISSN: 2302-9889, E.ISSN: 2615-515X
95
IKMAL MAULANA
SEKOLAH PENERBANG MAGUWO.....
212). Kondisi darurat ini dapat dilihat 1. Pada tanggal 15 April 1946, Husein
darai beberapa aspek yaitu sebagai berikut: Sastranegara, Tugiyo, Santoso
pertama, pembelajaran yang bersifat teori dan Wim Prayitno melakukuan
tidak diselenggarakan di ruang kelas, penerbangan formasi dan lintas udara
melainkan di bawah pohon waru yang antar daerah Yogyakarta, Semarang,
terdapat di sekitar landasan udara; kedua, Cilacap, Solo, Madiun dan terakhir
, aspek tempat tinggal kadet, untuk tampat sampai ke Magelang.
tinggal para kadet diasramakan di Hotel 2. Pada tanggal 23 April 1946 dilakukan
Tugu Yogyakarta, yang pada waktu itu penerbangan formasi dari pangkalan
digunakan juga sebagai Markas Besar udara Maguwo menuju Kemayoran
Oemoem (MBO) Tentara Keamanan dengan menggunakan tiga buah
Rakyat Djawatan Penerbangan; Ketiga, pesawat Cukiu yang dikemudikan oleh
aspek pakaian, pakaian atau seragam yang Komodor Muda Udara A. Adisutjipto,
digunakan para kadet dibuat dari kain Opsir III Iswahyudi dan Opsir Udara
blaco yang dicelup air rebusan kulit pohon II Imam Wirjosaputro. Penerbangan
mahoni, sehingga warnanya menjadi ini disamping penerbangan latihan,
kuning kecoklatan, serta sebagian lain bertugas juga membawa Jenderal
merupakan pakaian peninggalan Jepang Mayor Sudibyo dan Komodor
(Soewito, Suyono, dan Suhartono , 2008, Udara Suryadarma ke Jakarta
Hlm. 43) dan keempat, ialah aspek pesawat untuk melaksanakan perundingan.
terbang, pesawat yang dgunakan untuk Jarak Maguwo-Kemayoran dapat
latihan ialah pesawat-pesawat peninggalan ditempuh kurang dari 105 menit. Hal
Jepang yang kondisinya kurang layak. ini merupakan prestasi, mengingat
Bahkan salah seorang diantara penerbang keadaan pesawat yang sudah usang dan
Inggris, saat berkunjung ke Maguwo baru pertama kalinya melaksanakan
mengatakan “you are flying a coffin”, anda penerbangan yang cukup jauh dari
menerbangkan peti mati (Soewito, Suyono, Maguwo.
dan Suhartono , 2008, Hlm. 45).
3. Pada tanggal 24 April 1946, dari
Meskipun sarana dan prasarana Kemayoran bertolak tiga buah pesawat
penunjang pembelajaran sangat sederhana terbang yaitu dengan menggunakan
dan serba darurat serta harus melewati pesawat
berbagai rintangan yang dapat mengancam
a. Cukiu T.K.-06 melanjutkan
nyawa mereka saat melaksanakan
penerbangan dari Kemayoran
latihan penerbangan, tetapi berkat berkat
menuju Pangkalan Udara Gorda
kemauan, semangat pantang menyerah
di Banten dengan crew pesawat
serta keberanian yang sangat luar biasa,
O.U. III Iswahyudi, O.U. I Rasjidi
para kadet tetap melaksanakan pendidikan
dan Komodor Udara Suryadarma.
penerbangan sehingga dalam waktu relatif
Dari Gorda kemudian penerbangan
singkat hasil-hasil sekolah penerbang ini
dilanjutkan menuju Telukbetung
sudah mulai terlihat. Kamidjan (2005, hlm
dan Branti di Sumatera Selatan
31-35) mencatatkan beberapa penerbangan-
melintasi Selat Sunda. Inilah
penerbangan yang dilakukan oleh para kadet
pertama kalinya penerbang-
yakni sebagai berikut.
penerbang kita melintasi samudera.
96
FACTUM: JURNAL SEJARAH DAN PENDIDIKAN SEJARAH, VOL. 7 NO. 1, 2018
ISSN: 2302-9889, E.ISSN: 2615-515X
97
IKMAL MAULANA
SEKOLAH PENERBANG MAGUWO.....
98
FACTUM: JURNAL SEJARAH DAN PENDIDIKAN SEJARAH, VOL. 7 NO. 1, 2018
ISSN: 2302-9889, E.ISSN: 2615-515X
99
IKMAL MAULANA
SEKOLAH PENERBANG MAGUWO.....
100