Anda di halaman 1dari 6

Nama : A.

A Sagung Widia Wisnu Pramesti


Npm : 1933121240
Kelas : D2 /Semester 4
Mata kuliah : Manajemen Keuangan Perhotelan

SOAL No 1 : Anggaran Operasional masing-masing departemen hotel setelah


proses analisis situasi selesai dilaksanakan

PENYUSUNAN BUDGET DEPARTEMEN HOTEL

Setelah melalui proses perencanaan budget yang meliputi Review operasi


tahun lalu (review operasi tahun berjalan); Menganalisa kondisi bisnis secara umum
(menganalisa kondisi ekonomi dan politik nasional dan lokal); Menganalisa situasi
kompetitif saat ini (analisa persaiangan saat ini); Menganalisa harga-harga
(menganalisa struktur harga untuk semua produk dan service dan memeriksa kembali
harga-harga produk dan service); Proyeksi tingkat hunian dan penjualan kotor.
Penyusunan budget di hotel, sebagaimana layaknya di perusahaan lain
dilakukan pada tahun sebelumnya dilaksanakan operasional. Penyusunan budget di
hotel melibatkan semua departemen yang dikoordinir oleh bagian akuntansi. Menurut
Gray (1996), sebaiknya budget disusun minimal tiga bulan sebelum akhir tahun,
karena penyusunannya memerlukan pertimbangan dan masukan dari banyak pihak,
sehingga memerlukan waktu dalam proses penyusunannya.
Budget per departemen biasanya didukung oleh informasi detail yang
dikumpulkan dalam proses penyiapan budget dan dicatat di lembar kerja dan lembar
ringkasan. Dokumen-dokumen ini harus disimpan untuk menyediakan catatan yang
berisi alasan-alasan yang melatarbelakangi pembuatan keputusan dalam penyiapan
budget per departemen.

1. Penyusunan anggaran pendapatan di Departemen Front Office (FO)


Ada beberapa hal yang dijadikan dasar untuk melakukan prediksi penjualan
yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu informasi yang bersifat
makro dan informasi yang bersifat mikro.
Informasi yang bersifat makro antara lain:
 Kondisi perekonomian, baik regional maupun internasional
 Tingkat promosi yang dilakukan baik secara organisasional
 Kondisi para pesaing
 Jumlah kunjungan wisatawan
 Musim
 Event yang memerlukan akomodasi dalam jumlah yang tinggi
Sedangkan untuk informasi yang bersifat mikro meliputi:
 Jumlah kamar hotel
 Promosi individu
 Kebijakan hotel
 Harga
Jumlah kamar yang dimiliki hotel merupakan dasar awal dalam menentukan
jumlah kamar yang diperkirakan akan mampu dijual. Jumlah kamar di hotel terdiri
dari berbagai jenis seperti standar, deluxe, suite room, dan sebagainya. Langkah
berikutnya adalah memastikan jumlah kamar yang siap untuk dijual (room avaliable),
hal ini dikarenakan tidak semua kamar yang ada di hotel siap untuk dijual.
Berdasarkan informasi tersebut, kemudian ditentukan jumlah kamar yang
diperkirakan mampu untuk dijual (room occupancy) yang berisikan penjelasan
tentang isian orang dari masing-masing kamar tersebut. Setelah mengetahui jumlah
kamar serta jumlah orang yang menginap, barulah ditentukan harga dari masing-
masing kamar tersebut sehingga diperoleh perencanaan penjualan kamar.

2. Penyusunan anggaran di departemen food and beverage (F&B)


Departemen F&B, berdasarkan informasi isian kamar akan merencanakan
penjualan F&B. Informasi penjualan kamar sangat penting terutama untuk
memprediksi penjualan F&B yang bersumber dari tamu hotel. Dalam hal ini,
departemen F&B juga memerlukan informasi tentang asal tamu yang menginap di
hotel berkaitan dengan jenis makanan yang harus disiapkan. Disamping itu,
departemen F&B juga akan membuat prediksi tentang rencana penjualan yang
bersumber dari tamu di luar hotel serta menyusun rencana biaya operasional di
departemennya.

3. Penyusunan anggaran di departemen house keeping (HK)


Departemen HK berdasarkan neraca penjualan kamar serta F&B akan
membuat perencanaan untuk untuk mendukung penjualan tersebut. Segala sesuatu
yang direncanakan tidak terlepas dari isian kamar tersebut. Departemen HK juga akan
membuat perencanaan yang berkaitan dengan operasional di departemennya.

4. Penyusunan anggaran di departemen energi dan pemeliharaan (ME)


Departemen ME, berdasarkan tingkat hunian kamar akan membuat
perencanaan yang berkaitan dengan pengadaan barang untuk mendukung isian kamar
serta event yang akan dilaksanakan di hotel, termasuk di dalamnya merencanakan
perbaikan atau pemeliharaan serta peremajaan yang diperlukan. Berkaitan dengan
efisiensi energi, ME akan merencakan pengaturan tenaga listrik baik yang bersumber
dari PLN maupun melalui mesin generator. ME juga akan membuat perencanaan yang
berkaitan dengan operasional di departemennya.

5. Penyusunan anggaran di departemen personalia


Departemen personalia merupakan depatemen yang mempersiapkan segala
aktivitas kepegawaian yang berkaitan dengan kelancaran operasional perusahaan.
Dalam hal ini informasi isian kamar hotel sangat dibutuhkan dalam upaya untuk
mengefisiensikan biaya tenaga kerja. Informasi isian kamar sangat dibutuhkan dalam
menentukan jumlah karyawan yang harus dipekerjakan pada suatu periode. Karena
operasional hotel dapat didukung tidak hanya oleh karyawan hotel tersebut, tetapi
juga dapat dipadukan dengan karyawan training yang merupakan tenaga kerja yang
sangat murah. Informasi isian kamar sangat berkaitan dengan kebijakan cuti, lembur
karyawan serta kapan dibutuhkannya tenaga ekstern.

6. Penyusunan anggaran di departemen akuntansi


Departemen akuntansi, disamping menyusun anggaran di departemennya, juga
menjadi koordinator dari penyusunan anggaran secara keseluruhan. Semua
departemen yang telah menyusun anggarannya secara individu akan
mengumpulkannya di departemen akuntansi. Semua anggaran individual tersebut
direkapitulasi di departemen akuntansi untuk selanjutnya dilakukan penggabungan.
Atas dasar kemampuan keuangan perusahaan serta kelancaran operasional,
departemen akuntansi akan mengkoordinasikan dengan semua departemen terkait
untuk selanjutnya ditentukan skala prioritasnya. dalam koordinasi tersebut tidak
tertutup kemungkinan untuk dilakukan pemangkasan atau perubahan periode
anggaran dari masing-masing departemen.
KONSOLIDASI BUDGET PER DEPARTEMEN
Setelah melakukan proses perencanaan dan penyusunan budget per departemen hotel,
kemudian laporan yang lengkap diberikan ke departemen akunting yang kemungkinan
akan di review untuk keakuratan dan kelengkapannya. Departemen akunting juga
bertanggungjawab untuk memastikan bahwa semua formulir dan skedul yang
menyertai budget per departemen sudah lengkap.

SOAL No 2 : Pendekatan dalam penyiapan anggaran kas


Menurut M. Nafarin (2009:312) terdapat dua pendekatan dalam penyusunan anggaran
kas :
 Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar
Metode ini didasarkan pada analisis naik dan turun kas yang dianggarkan yang
mencerminkan semua arus kas masuk dan kas keluar dari anggaran jualan, anggaran
biaya/beban, dan anggaran tambahan produk modal. Metode ini sering digunakan
untuk anggaran kas jangka pendek sebagai bagian dari rencana laba tahunan. Oleh
karena itu metode ini disebut juga dengan pendekatan anggaran kas jangka pendek.
Disebut pendekatan anggaran kas jangka pendek, karena biasanya anggaran dengan
metode ini dibuat paling lama periodenya setahun. Selama setahun tersebut periode
anggaran dibagi dalam tiap triwulan, bulan, minggu, atau hari.
Disebut pendekatan kas masuk dan kas keluar, karena dalam menyusun
anggaran kas lebih dahulu ditaksir sumber kas masuk, kemudian ditaksir kas keluar.
Setelah itu ditentukan apakah terjadi kelebihan kas atau kekurangan kas. Dikatakan
metode langsung karena metode ini langsung secara rinci mengidentifikasi dari
transaksi sumber kas atau arus kas masuk dan belanja kas atau arus kas keluar.

 Pendekatan Akunting Keuangan


Titik tolak dalam pendekatan ini adalah laba bersih diubah dari dasar akrual
menjadi dasar kas, artinya disesuaikan dengan perubahan rekening penundaan
rekening bukan kas, seperti: beban/biaya terutang, beban/biaya bayar di muka,
depresiasi/ penyusutan/ penghapusan/ amortisasi. Pendekatan ini tidak membutuhkan
data yang rinci dan lebih sedikit rinciannya tentang arus kas masuk dan arus kas
keluar. Metode ini lebih cocok untuk anggaran kas jangka panjang. Oleh karena itu
metode ini disebut juga dengan pendekatan anggaran kas jangka panjang. Metode ini
dikatakan pendekatan akunting keuangan, karena cara penyusunan anggaran kas
berdasarkan ikhtisar laba rugi dan neraca yang dihasilkan akunting keuangan. Oleh
karena penyusunan anggaran kas didasarkan ikhtisar laba rugi dan neraca maka
disebut metode tak langsung.

SOAL No 3 : Jelaskan urutan yang dilakukan dalam pemantauan anggaran


operasional.
Dalam pengawasan biaya operasional sangat diperlukan adanya beberapa langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Menggolongkan elemen-elemen biaya operasional atas jenis biaya tersebut.
2. Mengalokasikan setiap jenis biaya operasional pada setiap divisi yang
berhubungan langsung dengan fungsinya masing-masing.3. Menentukan
teknikteknik dalam hal pengawasan biaya operasional pada setiap masing-masing
fungsi.
Berdasarkan data tersebut akan dapat dibuat seputar pengawasan biaya operasional
pada internal perusahaan, dan langkah langkah yang harus mereka lakukan adalah
sebagai berikut:
1) Membuat anggaran biaya operasional pada masa awal periode.
2) Mengalokasikan dari setiap jenis biaya operasional secara lebih tepat.
3) Memeriksa bukti-bukti serta hal-hal yang berhubungan langsung dengan
pengeluaran tentang biaya operasional.
Setelah langkah langkah diatas dilakukan, maka hal terakhir yang harus dilakukan
instansi internal perusahaan adalah melakukan pengawasan dengan cara
membandingkan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya dengan realisasi yang
sudah terjadi.

SOAL No 4 : Apa tindakan manajemen atas selisih yang terjadi?


Selisih antara anggaran dan realisasinya yang selalu terjadi pada pendapatan,
biaya, dan laba dalam anggaran operasional pada hotel tersebut dapat membawa
keuntungan atau kerugian bagi pihak hotel. Oleh karena itu selisih yang terjadi dapat
dijadikan dasar evaluasi atau penilaian prestasi kerja (kinerja) dan umpan balik untuk
perbaikan di masa yang akan datang. Evaluasi dapat dilakukan terhadap hal-hal yang
menjadi penyebab selisih antara anggaran dan realisasinya baik evaluasi terhadap
proses penyusunan anggaran, faktor-faktor yang menyebabkan selisih tersebut terjadi,
maupun pengukuran kinerja manajemen hotel. Evaluasi juga dilakukan untuk
mengetahui selisih tersebut masih dalam batas pengendalian manajemen atau tidak.
Sehingga pada akhirnya dapat diambil tindakan korektif (perbaikan) untuk
menyeimbangkan anggaran dengan realisasinya.

Anda mungkin juga menyukai