02 - RLDC Revisi 21agt20
02 - RLDC Revisi 21agt20
01
Hukum Dasar Rangkaian Listrik
Tujuan
Mengidentifikasi teori atom Modern
Mengidentifikasi tegangan, arus, resistor listrik, daya listrik, dan usaha
Menjelaskan resistansi, induktansi, dan kapasitansi
Menganalis rangkaian seri paralel pada resistor, induktor, dan kapasitor
Menerapkan transformasi bintang segitiga
Q = 2n2 .
1
Perhatikan gambar 1.2 :
MUATAN LISTRIK
Muatan listrik merupakan atom yang kekurangan elektron dan kelebihan
elektron. Hal ini disebabkan karena adanya elektron bebas yang berpindah dari
satu atom ke atom lainnya. Muatan yang kelebihan elektron disebut muatan
negatif, sedangkan muatan yang kekurangan elektron disebut muatan positif.
W
V=
Q …………………………………………………(1)
2
Gambar 1. 3 Gerakan elektron dalam konduktor dan isolator
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir setiap waktu,
dinyatakan dengan:
Q
I=
t ………………………………………………(2)
Kuat Arus:
Banyaknya muatan listrik yang mengalir setiap waktu
W Q
V= I=
Q ; t
3
Resistor memberikan perlawanan terhadap arus listrik. Dalam rangkaian
listrik resistor berguna untuk mengatur besarnya tegangan atau arus dalam
rangkaian tersebut. Resistor sebuah penghantar berbanding lurus dengan panjang
dan resistor jenisnya, dan berbanding terbalik dengan luas penampang. Semakin
panjang penghantarnya maka resistornya semakin besar, sebaliknya semakin besar
ukuran luas penampang penghantar maka resistornya semakin kecil.
Hukum Ohm tentang resistansi:
Besarnya resistansi suatu bahan berbanding lurus dengan
panjang dan resistansi jenis, berbanding terbalik dengan luas
penampang
ρ.L
R=
A ………………………………………(3)
4
Hukum Ohm
Arus yang mengalir dalam rangkaian tertutup berbanding lurus
dengan tegangan (beda potensial) dan berbanding terbalik
dengan resistansi:
V
I=
R …………………………………………………………(4)
HUKUM OHM:
Besarnya resistansi suatu bahan berbanding lurus
dengan panjang dan resistansi jenis, berbanding terbalik
dengan luas penampang.
Arus yang mengalir dalam rangkaian tertutup berbanding
lurus dengan tegangan (beda potensial) dan berbanding
terbalik dengan resistansi
ρ.L V
R= I=
A R
W
P=
t ………………………………………………………
(5)
P : daya listrik, Watt atau Joule/detik
W :energi dalam satuan Joule
t : waktu dalam satuan detik
5
W W Q
P= = x =V . I
Persamaan (5) dapat dikembangkan lagi t Q t
P = V x I …………………………………………… (6)
V =I∗R
P=V ∗I
W=P∗t
V: tegangan, Volt
I : kuat arus, Amper
R: resistansi, Ohm
P: daya, Watt
W: energi, Watt.detik
Berdasarkan persamaan (7) dapat dinyatakan bahwa daya listrik berbanding lurus
dengan kuadrat arus, sedangkan dari persamaan (8) dapat dinyatakan bahwa daya
listrik berbading lurus dengan kuadrat tegangan.
Contoh 01
Sebuah lampu pijar 40W/220 Volt. Berapa resistor lampu tersebut? Berapa
dayanya jika diberi tegangan 440 Volt?
Solusi
Resistor lampu bisa dihitung dari persmaan (8)
V 2 220 2
R= =
P 40 = 1.210
Jika diberi tegangan 440 Volt, maka dayanya:
V 2 4402
P= = =
R 1. 210 160 W
6
RANGKAIAN RESISTOR
a. Rangkaian Seri Resistor
Gambar 1.6 menunjukkan empat buah resistor yang dihubung seri. Setiap
resistor dialiri arus yang sama. Tegangan pada masing-masing resistor dihitung
dengan arus dikali dengan resistor masing-masing resistor.
ER1 = I. R1 ; ER2 = I.R2 ; ... ERn = I.Rn
Tegangan keseluruhan:
EAB = ER1 + ER2 + ... + ERn
= I. R1 + I.R2 + ... + I.Rn
= I(R1 + R2 + ... + Rn )
EAB = I.Rt
Rt = R1 + R2 + ... + Rn ………………………………(9)
Resistor total dari beberapa resistor yang dihubung seri sama dengan jumlah
resistor seluruh resistor, Rt = R.
7
b. Rangkaian Pembagi Tegangan
Rangkaian pembagi tegangan (Voltage Divider Rule) adalah beberapa
resistor yang dihubung seri dan dihubungkan pada sebuah sumber tegangan.
Dalam rangkaian seri arus yang mengalir pada setiap resistor sama, sehingga
tegangan pada setiap resistor berbanding lurus dengan resistansi masing-masing.
Rx
V x= V s
Rt ...........................................................................(10)
Vx : tegangan pada resistor Rx
Vs : tegangan sumber
Rt : resistansi total dari seluruh resistor yang dihubunf seri
8
1 1
=∑
Rt R ………………………………………......................................
…(13)
9
Gambar 1.8 Rangkaian paralel resistor untuk contoh 02
10
Contoh 02
Tentukan resistansi ekivalen dari rangkaian resistor gambar 1.8!
Solusi
Gambar (a)
Terlihat jelas bahwa kedua resistor dihubung paralel, sehingga
R . R 4,7∗2,2
Rt = 1 2 = =
R1 . R 2 4,7+2,2 1,5
Gambar (b)
Gambar 1.8b
Gambar 1.8c
1,5∗2,2
Rt = =
Kedua resistor terhubung paralel sehingga 1,5+2,2 0,89 k
Contoh 03
Perhatikan gambar 1.9
a) Hitung arus yang dikeluarkan oleh batery
b) Hitung arus pada masing-masing resistor
c) Hitung daya masing-masing resistor dan daya bateray
11
Gambar 1.9 Arus pada rangkaian paralel resistor
Solusi
Gambar (a)
a) Ketiga resistor nilainya sama dan dihubung paralal, maka resistansi
R
Rt =
totalnya n . Karena R masing-masing 33 Ohm, R totalnya sama
33
Rt = =11
dengan 3 .
R
Rt =
Catat: Rumus n dikembangkan dari persamaan 13 halaman 7,
hanya berlaku jika R yang diparalel memiliki nilai resistansi yang sama.
V
I= =10 /11=
Jadi arus yang dikeluarkan oleh barateray Rt 0,91 Amper
V
I 1 = =0 , 303
b) Arus yang mengalir pada masing-masing Resistor: R
c) Daya bateray P = V.I = 10 * 0,91 = 9,1 Watt
Daya masing-masing resistor P = V.I1 = 10*0,303 = 3,03 Watt
Gambar (b)
a) Ketiga resistor dihubung paralel, maka resistansi totalnya:
1 1 1 1
= + +
Rt R 1 R2 R3
1 1 1 1
= + +
Rt 1 3,9 0 , 560
1
=3 , 04
Rt
Rt =0 , 33 k Ω
V
I=
Sehingga arus yang dikeluarkan oleh bateray R = 75 mA
12
b) Arus masing-masing resistor:
V 25
I1= = =25 mA
R1 1000
V 25
I2= = =6 , 41 mA
R2 3900
V 25
I3= = =44 , 64 mA
R 2 560
Contoh 04
Tiga buah lampu pijar masing-masing 100W/100V, 200W/100V dan
300W/100V dihubung seri dan diberi tegangan 300 Volt. Apakah ketiga lampu
menyala dengan normal?
Solusi
Lampu pijar memiliki filamen yang resistansinya tetap. Daya yang diserap
berbanding terbalik dengan kwadrat tegangan. Hal ini dapat diturunkan dari
V
I=
persamaan daya: P = V.I, dimana menurut hukum Ohm R , sehingga
V
P=V .
R
V2
P=
R
13
Berdasarkan daya dan tegangan nominal lampu (yang tertulis pada lampu), dapat
dihitung
Resistansi masing-masing: berturut-turut adalah 100 ; 50 dan 33,33 .
Jika ketiga resistor dihubung seri dan diberi tegangan 300 Volt, maka
Rn
V n= V s
tegangan masing-masing lampu adalah: Rt
100
V 1= 300=
183,33 163,64 Volt
V 2 = 81,83 Volt, dan
V 3 = 54,55 Volt.
V s 300
I= =
Arus yang mengalir pada rangkaian tersebut Rt 183 , 33 = 1,64 A
Jadi daya masing-masing lampu : P = V.I
P1 = 163,64 . 1,64 = 268,37 Watt
P2 = 134,2 Watt, dan
P3 = 89,46 Watt
Terlihat bahwa lampu pertama menyerap daya 269,37 Watt, padahal daya
nominalnya hanya 100 Watt. Lampu tersebut dalam waktu singkat akan putus.
Kesimpulan: Lampu pertama menyala sangat terang, lampu kedua dan ketiga
redup karena dayanya kurang dari daya nominalnya. Dalam waktu yang singkat
lampu 1 akan putus dan lampu lainnya akan padam.
Contoh 05
Delapan buah lampu pijar yang sama dihubung seri. Salah satu diantaranya putus.
Untuk mengidentifikasi lampu mana yang putus, dilakukan pengukuran seperti
ditunjukkan pada gambar 1.11. Tentukan lampu mana yang putus!
14
Solusi
Pada pengukuran pertama (L1, L2, L3, dan L4) resistansinya tak-hingga, jadi
ada lampu yang putus di antara ke empat lampu tersebut.
Pada pengukuran kedua (L1 dan L2) resistansinya bagus. Yang putus bukan
L1 dan L2
Pada pengukuran ketiga (L3 dan L4) resistansi tak-hingga, jadi L3 atau L4
putus.
Pada pengukuran ke empat (L4) resistansi tak-hingga, jadi dipastikan yang
putus adalah L4.
Contoh 06
Tentukan besar tegangan dalam setiap resistansi!
Solusi
Rt =R1 + R2 + R 3=15 k Ω
R1
V R 1= E=6 V
Rt
R
V R 2= 2 E=15 V
Rt
R3
V R 3= E=24 V
Rt
15
Contoh 06
Tentukan arus yang mengalir pada masing-masing resistor pada rangkaian listrik
gambar 1.13!
Solusi
It = 10 A
R2
It
I1 = R 1 +R2 = 6,75 A
R1
It
I2 = R 1 + R2 = 3,25 A
Contoh 07
Perhatikan rangkaian listrik gambar 1.14. Hitung
a) VAB dan tegangan pada R5
b) Arus yang dikeluarkan oleh bateray
c) Daya yang diserap oleh R4
Gambar 1.14
Solusi
o Pertama tiga buah resistor R2 = R3 = R4 = 11 terhubung paralel ,
R
resistansi ekivalennya adalah Ra = 3 = 11
o R1 , Ra dan R5 hubung seri sehingga Rt = R1 + Ra + R5 = 31
16
V
o Arus yang dikeluarkan oleh batgeray I = R t = 2 Amper.
o Tegangan VAB dan Tegangan pada R5 dapat dihitung dengan pembagi
tegangan:
R 11
V AB = a V s = 62=22V
Rt 31
R5 10
V R 5 = V s = 62=20 V
Rt 31
RANGKAIAN KAPASITOR
Jika sebuah kapasitor dialiri arus maka kapasitor tersebut akan menahan
muatan listrik positif pada salah satu pelatnya, dan muatan listrik negatif pada
pelat lainnya. Akibatnya pada kapasitor akan menumpuk muatan listrik dan
menimbulkan tegangan pada kapasitor tersebut. Banyaknya muatan listrik yang
diperlukan untuk menimbulkan tegangan 1 Volt disebut kapasitansi:
Q
V=
C .......................................................................... (17)
Gambar 1.14 menunjukkan C1, C2, C3 yang dihubung seri. Arus yang
melewati rangkaian adalah sama. Tegangan pada masing-masing kapasitor dapat
dihitung dengan membagi muatan dengan kapasitor.
V =V 1 +V 2 +V 3
Dalam rangkaian seri, arusnya sama berarti muatan listriknya juga sama,
maka
Q Q Q Q
= + +
Ct C 1 C 2 C 3
17
1 1 1 1
= + +. ..+
Ct C1 C2 Cn ................................................ (18)
Contoh 07
Untuk rangkaian seri kapasitor pada gambar 1.16, hitung
a) Berapa kapasitor total (Ct)?
b) Berapa Q1, Q2, Q3 ?
c) Berapa V1, V2, V3 ?
Solusi
1 1 1 1
a) = + +
Ct C 1 C 2 C 3
18
1 1 1 1
= + +
Ct 0.110 −6
0.47 10−6
0.2210−6
1 10 6 10 6 106
= + +
Ct 0.1 0.47 0.22
1 10 6 1.034+ 106 0.22+10 6 0.47
=
Ct 0.1034
0.1034
Ct = 3
10 1034+103 220+103 470
0.1034
Ct =
1724000
Ct =¿ 0.000000059 F = 0.059 µF
b) Qt = Q1 = Q2 = Q3 = Ct Vs
Qt = Q1 = Q2 = Q3 = 0.059 10−6 25
Qt = Q1 = Q2 = Q3 = 14.75 10−6
Qt = 1.475 µC
Q1 1.47510−6
c) V1 = = =14.75 Volt
C1 0.110−6
Q2 1.475 10−6
V2 = = =¿ 3.138 Volt
C 2 0.47 10−6
Q3 1.475 10−6
V3 = = =6.7 045 Volt
C 3 0.22 10−6
Vs = V1 + V2 + V3 = 14.75 + 3.138 + 6.7045 = 25 Vol
Contoh 08
Untuk rangkaian kapasitor yang ditunjukkan pada gambar 1.17, hitunglah:
a) Berapa kapasitor total (Ct)?
b) Berapa Q1, Q2, Q3, Q4, Q5, Q6, jika rangkaian di bawah ini di hubungkan
dengan sumber tegangan 25 Volt?
Solusi
a) Ct = C1 + C2 + ...+ C6
Ct = (0.01 + 0.022 + 0.01 + 0.047 + 0.022 + 0.022)10-6
Ct = 0.133 10-6
Ct = 0.133 µF
19
b) Q1 = C1 V1
Q1 = 0.01 10-6 25 ; Q1 = 0.25 µC
Q2 = C2 V2 Q2 = 0.022 10-6 25 = 0,55 µC
Q3 = C3 V3 Q3 = 0.01 10-6 25 = 0.25 µC
Q4 = C4 V4 Q4 = 0.047 10-6 25 = 1.175 µC
Qt = Q1 + Q2 + Q3 + Q4 + Q5 + Q6
Qt = 0.25 + 0.55 + 0.25 + 1.175 + 0.55 +0.55
Qt = 3.325 µC
RANGKAIAN INDUKTOR
Rangkaian induktor identik dengan rangkaian resistor. Untuk beberapa
induktor yang dihubung seri berlaku:
Lt = L1 + L2 + L3 + …+ Ln ............................................ (15)
1 1 1 1
= + +. ..+
Lt L1 L2 Ln ................................. (16)
20
Induktor diparalel maka induktansinya menjadi kecil
Induktor diseri maka indktansinya menjadi besar
21
Contoh 09
Berapa induktor total (Lt) pada gambar 1.20?
Solusi
a) Lt = L1 + L2 + L3 + L4
Lt = 1 + 2 + 1.5 + 5
Lt = 9.5 H
b) Lt = L1 + L2 + L3 + L4
Lt = 5 + 2 + 10 + 1000 10-3
Lt = 18 mH
Contoh 10
Berapa induktor total (Lt) pada gambar 1.21?
Solusi
1 1 1 1
= + +
¿ L 1 L2 L 3
1 1 1 1
= + +
¿ 10 5 2
1
=0.1+ 0.2+0.5
¿
1
=0.8
¿
1
¿= =1.25 mH
0.8
22
TRANSFORMASI BINTANG-SEGITIGA
Dalam kasus tertentu, kadang tiga buah resistor yang dihubung bintang
harus dicari rangkaian segitiga ekivalennya, atau sebaliknya.
Tiga buah resistor dalam hubungan segitiga R1, R2 dan R3 harus dicari
rangkaian ekivalennya dalam hubungan bintang RP , RQ dan RR.
R AB =R PQ
R .(R 2 + R3 ) R1 . R2 +R 1 . R 3
1
= =RP +RQ
R1 +R 2 +R3 R1 +R 2 +R3 ...............................(i)
R AC =RPR
R2 ( R1 + R 3 R1 . R2 + R 2 . R 3
= =R P + R R
R1 + R 2 + R3 R1 + R 2 + R3 ............................. (ii)
RBC =RQR
R3 ( R 1 +R2 ) R 1 . R3 + R2 . R 3
= =RQ +R R
R1 + R 2 +R3 R 1 + R2 +R 3 .............................. (iii)
23
Transformasi Segitiga-Bintang:
Transformasi dari segitiga ke bintang: Resistor bintang = (resistor yang mengapit
dikalikan, hasilnya dibagi dengan jumlah seluruh resistannsi segitiga)
R1 . R 2
R P=
R 1 + R2 + R 3
R 2 . R3
R R=
R 1 + R2 + R 3 ……………………………(17)
R1 . R 3
RQ=
R1 + R 2 + R 3
Catat:
R1 dan R2 adalah R yang mengapit Rp
R2 dan R3 adalah R yang mengapit RR
R1 dan R3 adalah R yang mengapit RQ
Contoh 11
Perhatikan rangkaian resistor pada gambar 1.23!
a) Berapa resistor ekivalen antara titik A dan B?
b) Berapa resistor ekivalen antara titik C dan D?
[masalah ini tidak bisa diselesaikan menggunakan konsep seri-
paralel, tetapi harus menggunan TRANSFORMASI bintang-segitiga]
24
Gambar 1. 23 Rangkaian seri-paralel resistor untuk kasus-3
Solusi
25
JEMBATAN WHEATSTONE
Rangkaian jembatan Wheatstone yang ditunjukkan pada gambar 1.28
banyak dijumpai untuk rangkaian instrumentasi. Pada kondisi setimbang dimana
Galvanometer tidak dialiri arus listrik., maka tegangan titik A sama dengan
tegangan titik B.
V V
I1= ; I 2=
R1 + R x R 2 + R3
V A =V B
V V
R1 = R
R 1 +R x R 2 +R3 2
R1 ( R2 +R3 )=R2 ( R1 +R x )
R1 .R 2 +R1 R3=R1 . R2 +R 2 .R x
R1 .R 3=R 2 .R x
R1. R3 = R2.Rx…………………………………………………………….(19)
26
Soal Latihan
1. Berapa resistor total RAB dan RPQ?
27
4. Perhatikan rangkaian resistor pada gambar 1.28!
a. Jika Bateray dilepas, berapa resistor ekivalen antara titik A-C dan B-D?
b. Jika bateray dipasang, berapa arus pada R-15?
c. Jika bateray dipasang, berapa tegangan EBD?
28
6. Perhatikan gambar di bawah ini !
Tentukan Vout gambar 1.30 berikut, jika diketahui suhu 650C. Pada suhu
250C resistansi termistor 1 KΩ, dan diasumsikan resistansi berubah 5Ω tiap 0C!
Tentukan:
a. Rt antara titik A dan B
b. Tegangan VAB
8. Tentukan RAB pada setiap kemungkinan kondisi switch dari rangkaian resistor
gambar 1.32!
29
Gambar 1.32 Rangkaian resistor
30
Gambar 1.34 Rangkaian seri paralel resistor
31
Kegiatan belajar 02
Menerapkan Hukum Kirchoff
02
Tujuan
Menerapkan Hukum Kirchhoff-1 (KCL, Kirchoff Currrent Low)
Menerapkan Hukum Kirchhoff 2 (KVL, Kirchoff Volatge Low)
HUKUM KIRCHHOFF-1
Hukum Khirchhoff-1 disebut juga hukum arus khirchhoff, menjelaskan
bahwa:
Pada setiap titik percabangan dalam sirkuit listrik, jumlah arus yang masuk
kedalam titik itu sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik tersebut.
∑ I ¿ =∑ I out
............................ (1)
Contoh 01
Untuk rangkaian gambar 2.1, I1= 5 A, I2 = 4 A, I3 = 4 A, I4 = 3 A.
Berapakah I5 ?
Solusi
Arus yang menuju titik cabang adalah I1 dan I3, arus yang meninggalkan
titik cabang adalah I2 , I4 dan I5. Dengan menggunakan persamaan 1, maka:
I 1+ I 3=I 2 + I 4 + I 5 I 5=(I ¿ ¿ 1+ I 3 )−(I 2+ I 4 ) ¿ I 5=( 5+ 4 )− ( 4+ 3 )=2 A
Contoh 02
Pada gambar di bawah ini, berapakah besar I1 dan I2?
32
Gambar 2.2 Penerapan hukum Kirchhoff I
Solusi
Dengan menggunakan persamaan 1, maka
pada titik A berlaku persamaan: 5=I 1 +1+1,5
pada titik B berlaku persamaan: I 2+ I 1 +1=4
5 A=I 1 +1 A+ 1,5 A
I 1=2,5 A
I 2+ I 1 +1 A=4 A
I 2=4−1−2,5=0,5 A
HUKUM KIRCHHOFF-2
Hukum Kirchoff-2 yang juga disebut hukum Kirchhoff tegangan
menyatakan bahwa:
∑ V =∑ I . R ..............................................(2)
33
Contoh 03.
Lihat rangkaian listrik pada gambar 2.3. Jika R1, R2, R3, R4 = 4 ohm dan
V1 = V2 = 24 Volt. Berapakah arus yang mengalir pada R1 dan R2 ?
Solusi
Dalam rangkaian gambar 2.3: sesuai dengan hukum Kirchoff-1, arus
I3 = I2 + I1 . Dalam gambar tersebut terdapat dua rangkaian tertutup (Loop):
Rangkaian pertama terdiri dari atas V1, R1, dan R3
Rangkaian kedua terdiri atas V2 , R2 , R3, dan R4 .
Persamaan hukum Kirchoff-2 untuk rangkaian pertama: V1 = I1 .R1 + I3 .R3
Persamaan hukum Kirchoff-2 untuk rangkaian kedua : V2 = I2 .R2 + I3.R3 + I2.R4
Karena I3 = I1 + I2 , maka kedua persamaan di atas dapat disederhanakan
menjadi:
V1 = I1 (R1 +R3)
V2 = I1 R3 + I2(R3 + R2+ R4 )
Substitusikan nilai R dan V:
24 = 8 I1 + 4I2 ...........................................(i)
24 = 4 I1 + 12.I2 ........................................(ii)
Selanjutnya lakukan eliminasi, dengan cara persamaan (ii) dikalikan 2, sehingga:
(i) x 1 24 = 8 I1 + 4I2
(ii) x 2 48 = 8 I1 + 24.I2
-24 = 0 - 20.I2 I2 = 1,2 Amper
34
Contoh 04
Tuliskan persamaan tegangan menurut hukum Kirchoff-2 (KVL) untuk
rangkaian pada gambar 2.4!
Solusi
Dari rangkaian gambar 2.4 didapat: I3= I1 + I2
Rangkaian tersebut memiliki tiga Loop (rangkaian tertutup), sehingga
memerlukan tiga persamaan sebagai berikut:
Rangkaian pertama:
V 1=I 1 . R1 + I 3 . R3
¿ I 1 . R1 + ( I 1 + I 2 ) R 3 ................................(i)
¿ I 1 .( R ¿ ¿ 1+ R3 )+ I 2 . R 3 ¿
Rangkaian kedua :
V 2=I 2 . R2 + I 3 . R3 + I 2 . R4
¿ I 2 . R2 + ( I 1 + I 2 ) R 3+ I 2 . R 4 ...........................(ii)
¿ I 1 . R3 + I 2 .( R ¿ ¿ 2+ R4 + R 3) ¿
Rangkaian ketiga :
V3= I4 .R5 + I2. R2 - I1.R1
= - I1 R1 + I2 R2 + I4 .R5 .........................................(iii)
Dalam loop ketiga, arah arus positif adalah I4, sehingga arus yang arahnya melawan I4 harus diberi tanda negatif.
*Catat:
35
Dari contoh 01 dan 02 terlihat bahwa jika rangkaiannya
kompleks, lebih dari 2 rangkaian tertutup maka penggunaan
arus cabang akan menyulitkan. Oleh karena itu dianjurkan
untuk menggunakan arus lingkaran (Loop, mata jala)
seperti ditunjukkan pada gambar 2.5.
Gambar 2.5
Titik cabang adalah titik dimana bertemu minimal tiga cabang. Dua titik
cabang yang dihubungkan langsung dengan garis (tanpa ada elemen
resistor maupun bateray) pada dasarnya adalah titik cabang yang sama dan
hanya dihitung sebagai satu titik cabang.
36
Persamaan KVL menjadi:
V1 = R1(I1 I3) + R3 (I1 - I2)
V2 = R2(I2 I3) + R3(I2 I1) + R4.I2
V3 = R5 I3 + R2(I3 I2) + R1(I3 I1)
Jika persamaan tersebut diselesaikan maka dapat ditulis dalam format matrik
sebagai berikut:
V1 R 1 + R3 −R 3 −R 1 I1
[ ][
V 2 = −R3
V3 −R1
R 2 + R3 + R4
−R 2
−R 2
][ ]
I2
R1 + R 2 + R 5 I 3
Matrik ruas kiri disebut dengan matrik tegangan. Jumlah baris sama
dengan jumlah arus loop.
Matrik resistor dapat disusun sebagai berikut:
o Elemen diagonal baris pertama adalah jumlah semua resistor yang
dialiri oleh I1
o Elemen diagonal baris kedua adalah jumlah semua resistor yang
dialiri oleh I2
o Elemen diagonal baris ketiga adalah jumlah semua resistor yang
dialiri oleh I3
o Elemen lainnya disebut resistor mutual. Elemen baris pertama –
kolom kedua (R1-2 ) nilainya sama dengan Elemen baris kedua-
kolom pertama (R2-1 ), yaitu resistor yang dialiri bersama oleh I1
dan I2. Jika pada resistor tersebut kedua arus arahnya berlawanan
maka resistor mutual diberi tanda negatif.
37
V 1 −R3 −R 1 V 1 −R3
Δ 1=|V 2 R2 +R3 +R 4 −R 2 V 2 R2 +R 3 +R 4 |
V 3 −R2 R 1 +R2 +R 5 V 3 −R2
¿ {(V 1 )( R2 +R 3 +R 4 )( R1 +R2 +R5 )+(−R3 )(−R 2 )(V 3 )+(−R1 )(V 2 )(−R 2 ) }−
{(V 3 )(R 2+R3 +R4 )(−R1 )+(−R2 )(−R 2 )(V 1)+(R 1+R2 +R 5 )(V 2)(−R3 )}
38
Contoh 05
Hitung arus yang mengalir dalam rangkaian gambar 2.6 berikut ini!
Solusi
Jumlah titik cabang = 6
Jumlah cabang = 9
Jumlah loop = 9 – 6 + 1 = 4
[ ][
V2 =
0
−V 3
−R2
−R3
−R4
R 2 + R5 + R 8
−R5
0
−R5
R 3 + R5 + R 6 + R 9
−R6
0
−R6
R4 + R6 + R7 + T 10 ][ ]
I2
I3
I4
12 −1 −2 −3 I 1
][ ]
−6
[ ][
6 = −1 5 −2 0 I 2
0 −2 −2 7 −1 I 3
−12 −3 0 −1 7 I
4
12 −1 −2 −3 12 −1 −2
Δ=|−1 5 −2 0 −1 5 −2|
−2 −2 7 −1 −2 −2 7
−3 0 −1 7 −3 0 −1
= {(12)(5)(7)(7)+(−1)(−2)(−1)(−3)+0+(−3)(−1)(−2)(−1) }−
{(−3)(−2)(−2)(−3)+(0)+(1−)(−1)(−1)(−1)+(7)(−2)(5)(−2)}
=2952−177
=2775
39
−6 −1 −2 −3 −6 −1 −2
6 5 −2 0 6 5 −2
Δ 1=| |
0 −2 7 −1 0 −2 7
−12 0 −1 7 −12 0 −1
¿(−1470+24+0−36)−(144+0−6+0)
¿−1620
12 −6 −2 −3 12 −6 −2
Δ 2=|−1 6 −2 0 −1 6 −2|
−2 0 7 −1 −2 0 7
−3 −12 −1 7 −3 −12 −1
¿(3528+36+0+0)−(0+0+6+168)
¿3390
12 −1 −6 −3 12 −1 −6
−1 5 6 0 −1 5 6
Δ 3=| |
−2 −2 0 −1 −2 −2 0
−3 0 −12 7 −3 0 −12
¿(0−18+0+72)−(−108+0+12+420 )
¿−270
12 −1 −2 −6 12 −1 −2
Δ 4 =|−1 5 −2 6 −1 5 −2 |
−2 −2 7 0 −2 −2 7
−3 0 −1 −12 −3 0 −1
¿(−5040+0+0+12)−(72+0+0−240)
¿−4860
Δ 1 −1620
I1= = =−0,6 A
Δ 2775
− Δ 3390
I2= 2 = =1 ,22 A
Δ 2775
Δ −270
I3= 3 = =−0,1 A
Δ 2775
−Δ −4860
I 4= 4 = =−1,8 A
Δ 2775
40
Soal-soal Pengayaan
1. Dari gambar 2.7, carilah arus IB dan Ic, dan VCE , jika VBE = 0,7
dan β = 20.
Catat bahwa :
VBB = IB .RB + VBE
IC = .IB
VCC = IC .RC + VCE
3. Dari gambar 2.9, carilah arus yang mengalir pada masing-masing resistor !
41
4. Dari gambar 2.10 di bawah ini tentukan arus yang mengalir pada R1 !
42
7. Perhatikan jembatan Wheatstone pada gambar 2.13. Berapa tegangan Va,
Vb, Vc ?
43
Kegiatan belajar 03
Teori Thevenin dan Norton
03
TEORI THEVENIN
Teori Thevenin menyatakan bahwa setiap rangkaian dapat digantikan
dengan satu sumber tegangan (VTH) dan satu resistor (RTH). Tegangan Thevenin
VTH adalah tegangan antara dua titik yang ditinjau, dalam hal ini adalah antara
titik A dan B. Resistor Thevenin RTH adalah resistansi yang diukur antara dua titik
yang ditinjau pula. Rangkaian seri VTH dan RTH ini disebut rangkaian ekuivalen
Thevenin.
Gambar 3.2 mengeliminir sumber tegangan dan sumber arus dalam teori Thevenin
44
4. Penyelesaian : Gambar rangkaian ekuivalen Thevenin dengan VTH terpasang
seri dengan RTH
Contoh 1
Perhatikan rangkaian listrik gambar 3.3. berikut :
Gambar 3.3
Rth
45
Gambar 3.5 Rangkain Thevenin
Contoh
Tentukan rangkaian ekivalen Thevenin antara titik A dan B dari rangkaian listrik
gambar 3.6!
46
Solusi
Gambar 3.6.a
Menghitung RTH :
Setelah sumber tegangan dihubung singkat dan sumber arus
dibuka (Gambar 3.6a), maka R1 dan R3 paralel, R2 dan R4
paralel
R .R R R
R13= 1 3 = R24= 2 4 =
R1 R3 5 dan R2 +R 4 3
R13 , R5 terhubung seri
Ra = R24 + R5 = 9
R .R 9∗3
Rth = a 24 = =
Ra paralel dengan R24 R a .+ R 24 9+3 2,25 Ohm
Gambar 3.6b
Dalam menganailisis KVL pada rangkaian yang mengandung sumber arus, maka
harus dicermati arus yang mengalir pada setiap resistor:
Rangkaian tersebut memilit 5 cabang dan 3 titik cabang sehingga
memerlukan arus loop sebanyak (5-3+1 = 3) .
47
R3 hanya dialir oleh I1
R5 hanya dialiri I2
Pada titik cabang C terdapat sumber arus i = 6A masuk ke titik C,
sehingga R1 dialiri arus (I1 I2 + i)
R2 hanya dialiri I3
Pada titik cabang A terdapat sumber arus i = 6 A keluar dari titik
A, sehingga R4 dilairi arus (I2 I3 i)
Persaman KVL bisa ditulis sebagai berikut:
E1 = R3 I1 + R1 (I1 I2 + i)
12 = 16 I1 6 I2 + 6.6 24 = 16 I1 6I2 .........................(i)
E2 = R4 (I3 + i I2) + R2 I3
8 = 12 (I3 + 6 I2) + 4 I3 64 = 12 I2 + 16 I3 ..........(iii)
Dalam format matrik, persamaan (i), (ii) dan (iii) dapat ditulis sebagai berikut:
16 −6 0 I1
][ ]
−24
[ ][
60 = −6 22
−64 0 −12 16
−12 I 2
I3
Karena tujuan akhirnya adalah menghitung VAB maka yang perlu dihitung cukup
I3 saja.
16 −6 0
Δ=|−6 22 −12|=
0 −12 16 2752
16 −6 −24 16 −6
Δ3=|−6 22 60 −6 22 |
0 −12 −64 0 −12 = 8704
Δ3
I3= =−3 , 163
Δ Amper
VAB =E2 + I3 .R2 = 8 + (3,163)4 = -4,652 Volt
48
Gambar 3.6c
THEORI NORTON
Rangkaian listrik DC yang terdiri atas 2 titik terminal dapat diganti
dengan rangkaian pararel sebuah sumber arus yang diparalel dan sebuah resistor ,
seperti ditunjukkan pada gambar 3.7
49
50
Contoh 3
Gambar 3.8
Gambar 3.8a, b, c, d
(3) Gunakan gambar 3.8a untuk menghitung arus hubung sngikat dari A ke B:
R3
V AB = V
R 2 + R3 = 3,33 Volt
V
I N = AB
R N = 2,5 Amper
51
Gambar 3.9 Hubungan antara Rangkaian Norton dan Thevenin
Contoh 4
Tentukan rangkaian Thevenin dan ranfkaian Norton antara titik AC dari
rangkaian listrik gambar 3.10
52
Solusi
Gambar 3.10a
(1) Hubung singkat sumber tegangan dan buka sumber arus (gambar 3.10a.
(2) Hitung RAC :
R .R
Ra = 3 12
R1 , R2 seri , hasilnya paralel dengan R3 : R3 + R12 = 2
R .R
Rb = 6 7
R6 paralel dengan R7 R6 + R 7 = 0,833
Ra , R5 , Rb terhubung seri Rc = 8,833
R 4 . Rc
R N =R AC =
Rc paralel dengan R4 sehingg R 4 +R c = 2,753214
Gambar 3.10b
53
o Persamaan KVL ditulis sebagai berikut
Gambar 3.10c
V = (R1 + R2 + R3) I1 R3 I2 + 0. I3
10 = 9 I1 3 I2 ………………………………………………(i)
0 = R3 I1 + (R3 + R4 + R5 + R6)I2 R6 I3 + R6 .i
0 = 3I1 + 18 I2 5 I3 + 6 * 2 12 = 3I1 + 18 I2 5 I3…(ii)
0 = 0 I1 R6 I2 + (R5 +R6)I3 R6 i + R7 i
0 = 0 I1 5 I2 + 6 I3 24 24 = 0 I1 5 I2 + 6 I3 …………(iii)
[ ][
12 = −3 18 −5 I 2
24 0 −5 6 I ][ ]
3
Untuk menghitung VAC yang diperlukan hanya I2 , sehingga:
9 −3 0 9 −3
Δ=|−3 18 −5 −3 18 |=
0 −5 6 0 −5 693
9 10 0 9 10
Δ2=|−3 12 −5 −3 12 |=
0 24 6 0 24 4428
−Δ 2
I2= =−6 , 39 A
Δ
VAC = I2 R4 = 25,56 Volt VTH = 25,56 Volt
V TH
IN=
R TH = 9,28442 Amper
(4) Rangkaian thevenin dan Norton adalah sebagai berikut:
54
Gambar 3.10d
Soal Latihan
1) Carilah rangkain ekuivalen Norton dan Thevenin dari rangkaian listrik
gambar 3.11 yang diblok.
Gambar 3.11
55
Gambar 3.13
Gambar 3.14
Gambar 3.16
56
Kegiatan belajar 04
Metode Arus Cabang dan Metode 04
Titik Simpul
Kompetensi Dasar:
Mengidentifikasi metode arus cabang dalam analisis rangkaian.
Mengidentifikasi metode arus mata jalan (mesh) dalam analisis
rangkaian.
Menerapkan matriks dan determinan dengan arus mata jala dalam
analisis rangkaian.
METODE ARUS CABANG
Pada metode arus cabang, yaitu kita tetapkan satu arus pada tiap cabang
yang berada dalam suatu rangkaian jaringan aktif. Selanjutnya Hukum Kirchoff
digunakan pada simpul dan tegangan yang menghubungkan simpul digunakan
untuk menghubungkan simpul-simpul tersebut. Ini merupakan konsep untuk
mendapatkan besar dari arus total dan arus pada cabang dalam suatu rangkaian.
Pada metode arus cabang, tegangan dapat di hitung dengan cara:
1. Memberikan sebuah arus yang jelas dari arus yang pertama dari
cabang pada sebuah rangkaian.
2. Indikasi polaritas dari resistor lain yang di hitung dari arus awal.
3. Penggunaan hokum kirchoff tegangan (KVL) pada loop tertutup dari
sebuah rangkaian.
4. Penggunaan hokum kirchoff arus (KCL) di gunakan pada jumlah
terkecil dari titik cabang pad sebuah rangkaian.
5. Penyelesaian dari hasil perhitungan disimulasikan linier diasumsikan
dengan arus cabang.
……………. (2)
R3
(
I 3=
R2 + R3 )
It …………………………………………………..
…………………………….(3)
Contoh soal 01
Bila diberi tegangan sumber sebesar 50 V. Hitunglah I pada pada R3
pada gambar 4.3!
G
ambar 4.3
Solusi
R3 R 4
R2+ 3∨¿ 4=R 2+ =538 Ω
R3 + R 4
58
VS
I 2= =93 mA
R 2+3∨¿4
R3
I 3= ( )
I =34,5 mA
R3 + R 4 2
Contoh soal 02
Bila di beri tegangan sumber sebesar 60V. Berapa arus yang mengalir
pada I1. Gunakan metode arus cabang.
Gambar 4.4
Solusi
I =13(6) …
(12)
2 ……(1)
I =I4(12 …
2(12) ) ……(2)
6 =I1(7) …
0 + I2(12) ……(3)
I =I2 + …
1 I3 + I4 …….(4)
I +
= 2
2I2 + I4
Gambar 4.5
Solusi
R2
VR2= ( )
V =9 V
R 2+ R 4 S
59
METODE ARUS MATA JALA
Pada sirkuit terbuka ataupun tertutup ini merupakan masalah yang sering
terjadi dalam sirkuit elektrik.
Secara sistematik pada metode ini adalah sebagai berikut:
1. Kita membberikan arus yang searah dengan jarum jam pada
rangakian tersebut dengan mengamsumsikan bahwa loop tersebut
tertutup.
2. Arus yang mengalir pada resistor dihitung dari jumlah loop arus yang
mengalir pada resistor tersebut.
3. Penggunaan hokum kirchoff tegangan pada loop tertutup yang searah
dengan jarum jam.
Contoh soal 04
hitunglah nilai arus yang megalir pada I1
Gambar 4.7
Contoh soal 05
60
Hitunglah arus arus pada I1 menggunakan mata jala dengan konsep
matriks dan determinan.
Gambar 4.8
Solusi
19 −12 0 I 1 60
[ 0 ][ ] [ ]
−12 18 −6 I 2 = 0
−6 18 I 3 0
1 60 −12 0
I 1=
∆R [
0
]
18 −6 =6 A
0 −6 18
| | || |
R21 R 22 R 23 I 2 = V 2
R31 R 32 R 33 I 3 V 3
……………………………………………………………….(5)
Elemen matrik menunjukan yang bagian depan menyatakan baris, dan
yang belakang menyatakan kolom, begitu pula selanjutnya. Pada elemen R11
merupakan R yang dialiri aleh arus pada loop pertama. I merupakan arus yang
melalui R pada metode mata jala dan V menunjukan tegangan yang berada dalam
jendela rangkaian loop tertutup. Elemen V1 dalam matriks tegangan merupakan
jumlah dari semua tegangan sumber yang menggerakkan arus mata jala I1.
Jika pada resistansi + artinya bahwa arus yang melewati pada resiustor
tersebut adalah searah dan bernilai – jika arus yang melewati resiostansi tersebut
adalah berlawanan arah.
Untuk mencari I1, I2 dan I3 pada persamaan matriks secara umum seperti
persamaan 3.1 adalah
61
V 1 R 12 R 13 R11 R12 R13 V 1 R12 R13
…………..(6)
| || | |
I 1= V 2 R 22 R 23 / R21 R22 R23 =¿
V 3 R 32 R 33 R31 R32 R33
1
|
V R22 R23 ¿
∆R 2
V 3 R32 R33
62
Persamaan matriks dengan 2 sumber tegangan
Contoh soal 06
Hitunglah nilai I1 menggunakan metode determinan pada rangkaian
dibawah ini!
Gambar 4.11
Solusi
63
12 −2 0 I 1 −25
[ ][ ] [ ]
−2 10 −3 I 2 = 25
0 −3 7 I 3 20
V 1 R 12 R13
I 1=
1
| |
V R 22 R23 =1,28 mA
∆R 2
V 3 R 32 R33
Contoh soal 07
Berapa besar arus yang mengalir pada masing-masing loop. Pada gambar
dibawah ini.
Gambar 4.12
Solusi
Masukkan nilai dari resistansi yang di lewati oleh masing-masing loop
pada matriks.
19 −12 0 I 1 60
[
−12 18 −6 I 2 = 0
0 −6 18 I 3 ][ ] [ ]0
V 1 R 12 R13
I 1=
1
| |
V R 22 R23 =17280 :2880=6 A
∆R 2
V 3 R 32 R33
R 11 V 1 R13
I 2=
1
|
R
∆ R 21 |
V 2 R23 =12960 :2880=4,5 A
R 31 V 3 R33
R 11 R 12 V 1
I 3=
Soal Latihan
1
|
R
∆ R 21 |
R 22 V 2 =4320: 2880=1,5 A
R 31 R 32 V 3
64
Gambar 4.13
Gambar 4.14
Gambar 4.15
4. Pada gambar di bawah ini, hitunglah besar arus I1, I2 dan I3 menggunakan
rangkaia mata jala!
Gambar 4.16
5. Hitunglah arus yang mengalir pada masing-masing loop! Gunakan matris dan
determinan!
65
Gambar 4.17
Gambar 4.18
7.
Gambar 4.19
8.
66
Gambar 4.20
Untuk soL no 9 dan 10. Gunakan determinan dan arah arus searah dengan
jarum jam, hitunglah arus pada masing-masing loop
9.
Gambar 4.21
10.
Gambar 4.22
67
Unit 05
Metode Tegangan Simpul
Dan Superposisi
0
5
Kompetensi Dasar
· Mengidentifikasi Konsep Analisa Menggunakan Metode Tegangan Simpul
· Menerapkan Metode Tegangan Simpul dalam penyelesaian masalah
· Mengidentifikasi Konsep Analisa menggunakan Metode Superposisi
· Menerapkan Metode Superposisi dalam penyelesaian masalah
Dilanjutkan dengan menetapkan arah arus pada setiap cabang, baru dapat
menuliskan persamaan hukum Ohm. Cari tegangan simpul (V A ) dengan
menggunakan KCL
Σ I =0=I 1+ I 2−I 3
I 1+ I 2=I 3
68
Dengan menggunakan hukum Ohm :
V X V a−V X V b−V X
I 3= = +
R2 R1 R3
V X 15−V X 60−V X
¿ = +
6 12 6
V 1=V a – V X =15−27=−12V
V 2=V X =27 V
V 3=V b – V X =60−27=33 V
V 1 −12
I 1== =−1 A
R1 12
V 27
I 2= 2 = =5.5
R2 6
V 3 33
I 3= = =4.5 A
R2 6
Untuk memeriksa kebenarannya, dapat kita masukkan dalam KCL :
I 1+ I 2=I 3=−1+5.5=4.5 A
Metode Superposisi
Teorema superposisi ini digunakan untuk menemukan solusi pada kondisi
sebuah rangkaian memiliki dua atau lebih sumber yang tidak di seri atau di
parallel. Keuntungan menggunakan metode ini adalah tidak membutuhkan
perhitungan matematika yang rumit. Untuk mensuperposisikan arus dan
tegangan, semua komponen harus linear (patuh akan hukum Ohm) dan bilateral
(arusnya akan sama untuk polaritas tegangan sumber yang berlawanan)
Secara umum, untuk mencari jumlah jaringan yang akan di analisa adalah
sama dengan jumlah sumber. Superposisi ini membiarkan sumber-sumber
bekerja tersendiri yang kemudian di superposisikan hasilnya.
69
Langkah-langkah yang dilakukan antara lain :
1. Pilih salah satu sumber dan gantikan sumber tegangan lain dengan
hubung singkat atau sumber arus digantikan dengan rangkaian terbuka
R 2 R3 6.6
R4 =R1 + =12+ =15 Ω
R 2+ R 3 6+ 6
V1
I 1 v1 = =1 A
R4
70
3. Lakukan langkah 1 dan 2 pada sumber-sumber lain.
R1 R 3 12.6
R5=R 2+ =6+ =10 Ω
R1 + R3 12+6
V2
I 2 v2 = =6 A
R5
71
I 1=I 1 v1 + I 1 v2 =1+ (−2 )=−1 A
I 2=I 2 v1 + I 2 v 2=−0.5+6=5.5 A
I 3=I 3 v1 + I 3 v 2=0.5+ 4=4.5 A
E 36
I ' 2= = =2 A
Rt 12+6
72
Gambar 5.8 Sumber tegangan yang di hubung tertutup
I } rsub {2} = {{R} rsub {1} . I} over {{R} rsub {1} + {R} rsub {2}} = {12.9} over {12+
Jadi I pada R2
Gambar 5. 9 Soal
Penyelesaian :
73
R1 R3 1 k .2,2k
R4 =R2 + =1k + =1,69 k Ω
R 1+ R 3 1 k +2.2 k
V s1
I t v 1= =11,8 mA
R4
R2
I 3 v 1= I =3 , 69mA
R2 + R3 tv 1
R2 R 3 1 k .2,2 k
R5=R 1+ =1 k + =1,69 k Ω
R2 + R3 1 k +2.2 k
V s2
I t v 2= =8,88 mA
R5
R1
I 3 v 1= I =2. 78 mA
R1 + R3 tv 2
74
Gambar 5.12
Petama tentukan titik utama, yakni pada titik diatas R2, dan
Gambar 5. 13
V 1−E V 1 1 E
I =I 1+ I 2=
R1
+ ¿V1
R2 ( )= +I
R 1+ R 2 R 1
1
¿V1 ( 6+12 )=4+ 1=V ( 14 )=5 A
1
V 1=20 V
V 1 −E 20−24
I 1= = =−0.67 A
R1 6
V 1 20
I 2= = =1.67 A
R2 12
Soal Latihan
1. Dengan rangkaian dibawah ini tentukan besar arus yang mengalir pada
setiap resistor
75
2. Tentukan besarnya arus yang melalui R1 pada gambar!
76
5. Tentukan besar tegangan pada setiap resistor!
77