Anda di halaman 1dari 15

TUGAS I

PSIKOLOGI BELAJAR
“Pembiasaan Belajar”

DOSEN:

Dr. Herman Nirwana, M.Pd., Kons

Prof. Dr. Neviyarni S., M.S., Kons

OLEH :
Mhd. Izwar Putra ( 21151020 )
BIMBINGAN DAN KONSELING (S2)

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT, Tuhan yang

Maha Esa atas segala rahmatNya yang memberikan kekuatan kepada kami

sehingga Pemaparan mind maping Saya ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai

dengan waktu yang direncanakan. Yang mana pada makalah ini akan membahas

tentang “PEMBIASAAN BELAJAR” disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan

Psikologi Belajar di Universitas Negeri Padang Jurusan Bimbingan Dan

Konseling. Semoga makalah yang kami buat dari beberapa refesensi yang di

arahkan ini dapat menjadi sebuah penambahan wawasan bagi kita semua

terkhusus mahasiswa Bimbingan Dan Konseling. Beberapa kesulitan yang saya

dapatkan untuk menyelesaikan tugas ini tidak menjadi permasalahan yang panjang

bagi kami dikarenakan dikerjakan dengan bersama sama dan alhamdulliah teman

teman pada kelompok ini sangat antusias dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

saya memohon maaf apabila ada beberapa kalimat penulisan dan kutipan kami

memiliki kesalahan sejatinya kami adalah mahasiswa yang sedang dalam proses

belajar.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

PENDAHULUAN....................................................................................................1

Basic Conditioning Procedures (Prosedur Dasar Pembiasaan)...........................1

1. Classical Conditioning (Pengkondisian Klasik)........................................1

KONSEP PENGUATAN.........................................................................................2

PRINSIP-PRINSIP DASAR PEMBIASAAN.........................................................3

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP DASAR PEMBIASAAN.................................4

MATRIX TOPIK.....................................................................................................6

DAFTAR RUJUKAN..............................................................................................8

Komentar..................................................................................................................9

iii
MIND MAPING

Pembelajaran Pembiasaan Pengkondis


manusia dan operant atau ian klasik
kognitif Pengkondi instrumental dan
sian klasik instrument
al
Pembiasan dan
pembelajaran
manusia
Penguta prosedur dasar
n pembiasan
negatif
Belajar
Pembiasaa
n
konsep Prinsip-
penguatan prinsip daras
pembiasan

Pengambil
alihan
Pengua Diskrimi
Penerapan
tan nasi/pe
prinsip
positif mbedan
pembiasan

Pen-
generalisasi perbedan
an

penghilangan

Conditionin
g Principles
and Pengambila
BehaviourT Some n spontan
herapy Techniques of
Behaviour
Therapy

iv
1

PEMBIASAAN BELAJAR

PENDAHULUAN
Menurut Henry C. Elilis (1978) Belajar merupakan proses bagi manusia
untuk menguasai berbagai kompetensi, keterampilan dan sikap. Proses belajar
dimulai sejak manusia masih bayi sampai sepanjang hayatnya. Kapasitas manusia
untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dari
makhluk hidup lainnya. Kajian tentang kapasitas manusia untuk belajar, terutama
tentang bagaimana proses belajar terjadi pada manusia mempunyai sejarah
panjang dan telah menghasilkan beragam teori. Salah satu teori belajar yang
terkernal adalah teori belajar behavioristik (seiring diterjemahkan secara bebas
sebagai teori perilaku atau teori tingkah laku. Para psikolog menyepakati bahwa
bentuk belajar yang paling sederhana adalah pembiasaan (conditioning),
pembiasaan sebagai sebuah bentuk pembelajaran, yang telah diamati dalam
organisme yang lebih rendah dari manusia, merupakan bentuk yang paling dasar
dari proses belajar dari pada pembelajaran konsep, berpikir dan pemecahan
masalah.
Dalam memahami pembiasaan membutuhkan asumsi dan prinsip yang
lebih sedikit dibandingkan dengan fenomena yang lebih kompleks seperti memori,
pembelajaran konsep dan berpikir. Sebaliknya pengaruhnya adalah dalam
memahami pembelajaran manusia yang lebih kompleks membutuhkan
penambahan prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam belajar tentang
pembiasaan. ada 2 bentuk prsedur dasar pembiasaan yaitu ;Classical
Conditioning dan Operant or Instrumental Conditioning

Basic Conditioning Procedures (Prosedur Dasar Pembiasaan)


Classical Conditioning (Pengkondisian Klasik) pada pengkondisian ini
Prosedur-prosedur ini disebut klasik karena sejarah mereka prioritas sebagaimana
dikembangkan oleh Ivan Pavlov. (Henry C. Ellis) Atau pada dasarnya classical
conditioning adalah sebuah prosedur penciptaan reflex baru dengan cara
mendatangkan stimulus sebelum terjadinya reflex tersebut. (Syah, Muhibbin,
1999)
2

Eksperimen dilakukan tanpa dilihat oleh hewan dengan membunyikan


garpu tala. Kemudian ditampilkan bubuk makanan kepada binatang itu. Dengan
melihat makanan tersebut, secara otomatis binatang tersebut menanggapinya
dengan air liurnya. Sedangkan suara garpu tala tidak mendapatkan respon oleh
binatang tersebut. Eksperimen ini dilakukan berulang-ulang, dan dengan adanya
makanan tersebut, hewan tersebut selalu mengeluarkan air liurnya. Kemudian
dibunyikan garpu, tanpa disuguhkan makanan dan anjing tetap mengeluarkan air
liur. Dari sini kita dapat menyimpulkan sesatu yang dilakukan berulang kali
dengan proses pembiasaan maka akan dapat di ingat atau pun memberikan repon
pada keterbiasaan tersebut
Operant (or Instrumental) Conditioning (Pembiasaan Operant atau
Instrumental) Bentuk pembiasaan instrumental atau operant ini berkaitan dengan
tingkah laku yang didukung dengan penguatan. Lebih lanjut menurut Pavlov
bahwa organisme relative pasif. Sehingga eksperimennya yang bisa memutuskan
kapan harus melaksanakan rangsangan dan menunggu respons organisme. Skinner Box.
Dalam eksperimen tadi mula-mula tikus itu mengekplorasi peti sangkar dengan
cara lari kesana kemari, mencium benda-benda yang ada disekitarnya, mencakar
dinding dan sebagainya. Aksi-aksi seperti ini disebut emitted behavior  atau tingkah
laku yang terpancar, yakni tingkah laku yang terpancar dari organisme tanpa
mempedulikan stimulus tertentu. Kemudian pada gilirannya, secara kebetulan
salah satu emmited behavior  (seperti cakaran kaki depan atau sentuhan moncong) dapat
menekan pengungkit. Tekanan pengungkit ini mengakibatkan munculnya butir-butir
makanan dan wadahnya

KONSEP PENGUATAN
Usman (2010:80) mengemukakan penguatan (reinforcement) adalah
segala bentuk respon yang bersifat verbal atau pun nonverbal sebagai umpan balik
yang diberikan terhadap tingkah laku siswa . Menurut Ellis (1978) pandangan
bahwa perilaku tergantung pada akibat yang ditimbulkannya telah medapat tempat
dalam psikologi belajar sejak awal abad percobaan dari Edward
Thorndike.Thorndike meyakini bahwa belajar pada dasarnya tergantung pada
pemberian hadiah dan hukuman yang eratkaitannya dengan hasil yang
3

diperoleh.Penguatan merupakan proses dimana beberapa kecenderungan respon


menjadi diperkuat. Adapun konsep dalam pembelajaran pengkondisian yang
paling penting adalah aspek penguatan (reinforcement), dan penguatan itu
terwujud dari dua halyaitu reward (hadiah) dan punishment (hukuman).
BentukPenguatan Terdiri dalam 2 bentuk yatitu penguatan positif dan pengauatan
negatif
Penguatan positif merupakan penguatan yang diberikan untuk memperkuat
respon baik yang di tampilkan. Contohnya adalah pemberian hadiah terhadap
keberhasilan siswa. Penguatan negaif Merupakan penguatan yang diberikan
untuk mengurangi respon yang salah (tindakan tegas). Contohnya pemberian
hukuman kepada siswa yang terlambat dan kemudian siswa diminta untuk jangan
mengulanginya. Disaat perilaku negative itu tidak terulang lagi maka guru dapat
memberikan pujian dan sanjungan.

PRINSIP-PRINSIP DASAR PEMBIASAAN


 Pengambil Alihan (acquisition)

Perolehan respon berkondisi (CR) bergantung pada beberapa variabel


selain dari jumlah pasangan CS-UCS dan jumlah penguatan.Pengkondisian klasik
bergantung pada intensitas CS dan UCS.
 Penghilangan (Extinction)
Proses penurunan kekuatan respon yang mengikuti penghilangan
penguatan. Penurunan kekuatan respon secara berangsur-angsur setelah penguatan
dihentikan.Penguatan yang diberikan secara tidak penuh meningkatkan
keengganan untuk menghentikan respon.
 Pen-Generalisasian (Generalization)

Proses penerapan kembali sebuah respon yang telah dilakukan pada situasi
lain. Prinsip ini berpendapat bahwa belajar merupakan proses latihan. Prinsip
dasar dari generalization stimulus adalah bahwa bila sebuah respon dipelajari pada
situasi stimulus. Stimulus lain yang mirip dengan yang ditemui pada situasi
latihan menjadi cenderung menghasilkan respon yang sama.
 Pengembalian Spontan (Spontaneous Recovery)
4

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP PEMBIASAAN


Menurut Henry C. Elilis (1978) penguatan dan pengkondisian jika sudah
dilakukan akan lebih baik jika di lakukan kepada sebuah penerapan jadi pada
pembahasan ini tidak hanya berpatokan pada prinsip-prinsip pengkondisian
pembiasaan.
1. Conditioning Principles and BehaviourTherapy (Prinsip Pengaruh keadaan
Dan Perilaku Therapy).
Pendekatan yang digunakan untuk prinsip pembiasaan diaplikasikan terhadap
tingkah laku yang tidak terkendali atau menyimpang. Tingkah laku yang salah itu
adalah hasil dari pembiasan atau keterbiasaan sehingga melatih diri individu
dalam membentuk karakteristiknya
2. Some Techniques of Behaviour Therapy (Beberapa Teknik Perilaku Therapy)
Systematic Desentisization. Kegiatan ini mencakup tiga kegiatan, yaitu ; klien
di-training dalam suasana yang santai, kemudian diberikan stimulus yang
menghasilkan ketegangan, terakhir klien dibiarkan rileks sampai akhirnya
konselor dan klien bekerjasama dengan langkah-langkah itu untuk
mengembalikan kenyamanan klien.
Implosion Therapy. Teknik ini hampi sama dengan teknik di atas, namun pada
teknik ini klien diminta untuk membayangkan sebab yang membuatnya takut.
Seperti membayangkan binatang buas atau berbisa. Karena tidak ada hukuman
nyata dihadapannya, maka rasa takut diasumsikan akan mungkin berkurang
sampai akhirnya lenyap sama sekali. Kemudian konselor akan membantu pasien
kembali rileks.
Eversion Therapy. Teknik ini dilakukan dengan membangkitkan rasa antipati
pasian terhadap sesuatu yang menyebabkan perilakunya menyimpang. Misalnya
pada peminum alkohol, diberikan rangsangan sehingga membuatnya muak.Jadi
tujuannya untuk memberikan respon negatif terhadap alcohol.
Conditioning Principles and Programme dInstruction (Prinsip Pengaruh
keadaan dan Instruksi yang Diprogramkan) Pemograman pengajaran adalah suatu
cara menyajikan materi pelajaran kepada siswa-siswi secara bertahap. Kepada
mereka disajikan informasi-informasi dan ditanya untuk merespons suatu
persoalan atau masalah. Langkah ini dinamakan bingkai. Pada frame ini terdapat
5

komponen stimulus dimana informasi disajikan. Komponen respon dimana


seorang siswa merespons dan komponen pengkonfirmasian yang mana kepada
siswa diberikan umpan balik.Penyusunan program mengajar menggunakan prinsip
dasar pembiasaan operant. Pertama, siswa harus aktif jika belajar ditujukan untuk
sebuah penemuan. Kedua, respons harus diulang-ulang jika yang diinginkan
adalah perubahan tingkah laku

Proses pemunculan kecuali respon yang telah mengalami pengurangan


(extinction). Pengambilan respon spontan ini memberikan indikasi bahwa
kecenderungan perilaku masih ada, walaupun respon telah dihilangkan
sebelumnya.

 Diskriminasi/pembedaan (Discrimination)

Walaupun manusia memiliki kemampuan generalisasi secara fleksibel dari


stimulus, manusia juga berpeluang membuat kekeliruan. Kemampuan
membedakan stimulus lingkungan.
Proses ini memaksudkan proses pembelajaran untuk memberikan respon secara
berbeda terhadap stimulus yang mirip. Proses ini adalah bentuk awal dari semua
pembelajaran dan bisa dibuktikan pada kehidupan. Konsep diskriminasi dan
generalisasi merupakan konsep yang banyak digunakan dalam membahas
fenomena pembelajaran manusia yang lebih kompleks.Faktor yang mempengaruhi
perbedaannya adalah kemiripan, kekonsistensian dan dimensi kerelevanan.
 Perbedaan (Differentiation)

Proses ini mengacu kepada proses dimana respon dikuatkan secara berbeda.
Dalam hal ini suatu respon dikuatkan, dan yang lainnya dilemahkan. Proses
inimenekankan bahwa respon dapat menjadi lebih persis di dalam pembelajaran
itu sendiri.
6

MATRIX TOPIK
Kondisi Masalah/ Alternatif Rekomend
Sub Topik Keadaan Ideal Analisis
di Sekolah Kekuatan Solusi asi Solusi
Siswa seharusnya Prestasi belajar Prestasi Siswa Pemberian Konselor
KONSEP memiliki prestasi siswa menurun , belajar tidak penguatan dapat
PENGUAT yang baik dalam di menurun, memiliki melalui memberika
AN belajar, agar dapat berlakukannya meningkatny sarana rewad atau n layanan
menjadi generasi belajar a ketidak untuk pemberian konseling
penerus bagi nusa daring,dan pedulian belajar hadiah perorangan
dan bangsa , pengerjaan tugas dalam daring di atau dengan
di rumah mengerjakan karenakan secara memberika
tugas yag di tidak verbal n
berikan memiliki agar siswa pemahama
smartphon merasa di n kepada
siswa berikan siswa
menjadi perhatian mengenai
minder walau luring agar
dan tidak proses belajar
melanjutk belajara siswa tidak
an mengguna terhambat
pelajarann kan daring
ya

PENERAPA Siswa diharapkan Disekolah siswa Siswa yang Siswa Solusinya Conditioni
N PRINSIP- memiliki tingkah tidak memiliki mengejek kurang adalah ng
PRINSIP laku yang baik tingkah laku gurunya dalam penerapan Principles
PEMBIASA sesuai dengan tata yang baik, tak memiliki perinsip and
AN krama sebagai jarang tingkah pembiasaa Behaviour
seorang siswa ditemukan siswa laku yang n sangat Therapy
yang mengejek baik dapat Pendekatan
gurunya. kepada dilakukan yang
gurunya kepada digunakan
siswa agar untuk
membentu prinsip
k tingkah pembiasaan
laku yang diaplikasik
baik pada an terhadap
diri siswa tingkah
laku yang
tidak
terkendali
atau
menyimpan
g
Dengan
konselor
dapat
memberika
n
pelayanan
informasi
7

perlunya
menghorm
ati guru
8

DAFTAR RUJUKAN
Alma, Buchari. 2014. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil
Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Darmadi, Hamid. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Ellis, Henry C. 1978. Fundamentals of Human Learning, Memory, and Cognition.
Dubuque: W. C. Brown Co.
Sutikno, Sobry. 2013. Belajardan Pembelajaran. Lombok: Holistika
Usman Moh.,Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung:Remaja Rosda
Karya
Mubin Syah. 2015.Psikologi Belajar. Jakarta; PT Rajagrafindo Persada
9

KOMENTAR

Penambahan Materi

Nadia: Pavlov merupakan expereier dari Rusia (1849-1936), CR, ICR, kelemahan

pribadi minat emosi dapat dipengaruhi hasil eksperimen,.

Prof Herman : Sebenarnya untuk meneliti makanan daging terhadap air liur

anjing. Ada dua pendapat, mengukur air liur dengan banyak daging, dan ketika

dibuka pintu, maka hiduplah lampu, kemudian buka pintu-lampu menyala-diberi

daging (selama 2 minggu), setelah dua minggu ternyata daging habis tetapi air liur

anjing tetap keluar. Dan sampai saat ini belum ada penelitain 3 stimulus. Yang

membedakan anjing dengan manusia Stimulus yang diberikan sama, namun hasil

atau respon tergantung dari kognitif manusia, contoh, jika anjing dan manusia

disuruh untuk duduk dan berdiri, mungkin kedua responden ini akan melakukan

stimulus tersebut, tapi jika manusia diberi stumulus untuk membuka jilbab, maka

kognitif manusia pasti tidak akan melakukan stimulus tersebut.

Pertanyaan

Nada : bagaimana implikasi layanan BK terhadap Classical Conditioning , beserta

contohnya?!

Ifrah : Low Of Classical Conditioining, low of responden extinction, jelaskan

maksudnya?!

Izwar : Teori ini apa bisa dilakukan kepada manusia?

Anna: Apa alasan pavlov menggunakan anjing?


10

Jawaban

Pertanyaan izwar dan Nada (Faris): Jawabannya bisa, contoh masalah penggunaan

gadget, dengan cara mengurangi jam penggunaan gadget, jika tidak berhasil

diambil gadgetnya, kemudian diambil kesimpulan dari responnya membaik

(berkurangnya penggunaan gadget), jika permasalahannya kecanduan narkoba,

tapi dilakukan dengan perlahan agar kondisi individu tidak syok tidak menerima

rangsangan (Narkoba). Kemudian alasannya kenapa memilih anjing karena secara

tidak sengaja dan hanya itu yang bisa jadi percobaannya, dikarenakan anjing ini

merupakan hewan peliharaannya pribadi.

Pertanyaan izwar dan Nada (Ifrah): Bisa, karena, hewan yang tidak memiliki akal

sehat saja bisa apa lagi manusia, pasti bisa, dipilihnya anjing karena, anjing lebih

mirip responnya terhadap manusia.

Pertanyaan izwar dan Nada (Ayu): masalah narkoba, mengalih tangankan kasus

ke orang yang lebih paham akan narkoba. Dan juga bisa saling bekerja sama,

seperti kerjasama orang tua kepada masyarakat sekolah.

Pertanyaan izwar dan Nada (Prof Nevi) :Contohnya seperti yang kita lakukan ini,

contoh, minggu pertama saudara diberi perintah membuat tugas, untuk minggu

kedua di berikasan stimulus untuk memasukkan tugas ke e learning, apakah

minggu ketiga dingatkan lagi? Tentu tidak, saudara secara otomatis memasukkan

tugas ke e-learning tanpa di suruh, itu la pembelajaran conditioning classical.


11

Pertanyaan ifrah (Izwar) : Law of Respondent Conditioning yakni hukum

pembiasaan yang dituntut. Law of Respondent Extinction yakni hukum

pemusnahan yang dituntut.

Anda mungkin juga menyukai