Referat HFMD
Referat HFMD
Oleh:
Astrini Retno Permatasari
201310401011061
Pembimbing:
dr.Slamet Sugiharto, Sp.KK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RSUD GAMBIRAN KEDIRI
2015
KATA PENGANTAR
membimbing umat manusia dari zaman gelap menuju jalan yang terang
benderang.
Referat ini dengan judul “HAND, FOOT AND MOUTH DISEASE” ini
terimakasih yang tak terhingga kepada dr. Slamet Sugiharto, Sp.KK selaku
pembimbing dan Ketua SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin yang telah
melungkan waktu dan member ilmu dan informasi yang sangat bermanfaat untuk
referat ini.
segala kerendahan hati penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan
saran juga penulis harapkan demi kesempurnaan referat ini. Semoga referat ini
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1. Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................3
2.1. Definisi.......................................................................................................3
2.2. Etiologi ......................................................................................................3
2.3. Epidemiologi .............................................................................................3
2.4. Patogenesis ................................................................................................4
2.5. Transmisi ...................................................................................................5
2.6. Manifestasi Klinis.......................................................................................5
2.7. Diagnosis Banding.....................................................................................8
2.8. Pemeriksaan Penunjang ...........................................................................10
2.9. Penatalaksanaan........................................................................................11
2.10. Komplikasi .............................................................................................14
2.11. Prognosis ................................................................................................15
2.12. Pencegahan.............................................................................................15
BAB 3 RINGKASAN ...........................................................................................17
3.1. Ringkasan ................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................19
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Hand, foot, and mouth disease (HFMD) merupakan suatu penyakit infeksi
virus akut yang bersifat self-limited disease yang sering terjadi pada bayi dan
anak-anak, yang ditandai dengan adanya vesikel pada telapak tangan, telapak
kaki, dan mukosa oral.1 Anak-anak kurang dari 10 tahun paling banyak terkena
penyakit ini dan wabah dapat terjadi di antara anggota keluarga dan kontak erat.
Sanitasi yang jelek, status ekonomi yang rendah dan kondisi tempat tinggal yang
kasus. Selain itu dapat melalui kontak dengan lesi kulit, inhalasi saluran
HFMD pertama kali dilaporkan terjadi di New Zealand tahun 1957 dan
penyebab tersering disebabkan oleh coxsackie virus A16 (CVA 16) dan human
entero virus 71 (HEV71).3 Coxsackie virus A tipe 16 (CV A16) adalah penyebab
sebanyak 2 kasus yang dirawat di rumah sakit Cipto Mangunkusumo dan telah di
1
2
wabah pada tahun 2012, yang dilaporkan terjadi 11 kasus di wilayah Depok, Jawa
Asia Tenggara termasuk Malaysia (1997) Taiwan (1998) dan Singapura (2000).
Insiden HFMD juga terjadi di Jepang pada tahun 2000, 2005 dan 2007 serta Cina
pada tahun 2008. Kasus terbesar terjadi pada tahun 1998 di Taiwan yang
(2013), 95.651 kasus (2014); Hongkong 41 kasus (2013), 13 kasus (2014); Macao
283 kasus (2013), 89 kasus (2014); Jepang 5.557 kasus (2013), 2.720 kasus
(2014); Singapura 2.808 kasus (2013), 3.631 kasus (2014); Vietnam 5.999 kasus
(2014).7
Infeksi hand, foot, and mouth disease dimulai dengan adanya demam dan
sakit tenggorokan lalu timbul lesi di mukosa oral dan lesi kutaneus berupa makula
dan vesikel. Penyakit ini merupakan salah satu infeksi virus yang beberapa kasus
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui definisi, etiologi,
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Hand, foot and mouth disease (HFMD) adalah suatu penyakit infeksi
sistemik akut, disebabkan oleh coxsackie virus A16 (entero virus), ditandai
adanya lesi berbentuk ulkus pada mulut dan eksantema berbentuk vesikel pada
2.2. Etiologi
Agen mayor dari HFMD adalah human entero viruses species A (HEV-A),
khususnya coxsackie virus A16 (CA16) dan entero virus 71 (EV-71). Merupakan
seperti Coxsackie virus A6 dan Coxsackie virus A10, juga terkait dengan HFMD
dan herpangina. Sementara semua virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan
pada anak-anak, EV-71 berkaitan dengan penyakit saraf dan kematian pada wabah
HFMD mulut sering rancu dengan penyakit kaki dan mulut (juga disebut
penyakit kuku dan mulut), penyakit sapi, domba, dan babi. Namun, dua penyakit
yang disebabkan oleh virus yang berbeda dan tidak berhubungan. Manusia tidak
2.3. Epidemiologi
(1998) dan Singapura (2000). Epidemi HFMD juga terjadi di Jepang pada tahun
2000, 2005 dan 2007 serta Cina pada tahun 2008. Epidemi terbesar terjadi pada
3
4
tahun 1998 di Taiwan yang menginfeksi lebih dari 120.000 orang dan
lipat dari tahun 2001-2007, yaitu 167 kasus pada tahun 2001 menjadi 1723 kasus
2.4. Patogenesis
virus masuk melalui jalur oral atau pernafasan akan terjadi replikasi awal pada
Replikasi awal dalam faring dan usus diikuti dalam beberapa hari oleh
multiplikasi dalam jaringan limfoid seperti tonsil, patch Peyer, dan kelenjar getah
bening regional.13 Penyebaran ke kelenjar limfe regional ini berjalan dalam waktu
24 jam yang diikuti dengan viremia. 2 Pada viremia minor, virus menyebar ke
sistem retikuloendotelial yang lebih jauh, termasuk hati, limpa, sumsum tulang,
target seperti sistem saraf pusat, jantung dan kulit. Kecenderungan organ target
2.5. Transmisi
5
Penyebaran virus tidak melibatkan vektor apapun.14a (Roy & Halder, 2010)
Virus yang menyebabkan HFMD dapat ditemukan pada seseorang yang terinfeksi
di:11
a) hidung dan tenggorokan (seperti air liur, dahak, atau lendir hidung),
c) feses (tinja).
melalui: 11
prasekolah yang terinfeksi namun hanya 11% individu dewasa yang terinfeksi
memiliki kelainan kulit.8 Umumnya, anak-anak dan orang dewasa yang terinfeksi
memiliki gejala yang berbeda ini. Data dari penelitian terbaru menunjukkan
bahwa 21% dari anak-anak yang terinfeksi EV71 mengalami komplikasi berat
Sebaliknya, 53% dari orang dewasa yang terinfeksi adalah asimtomatik, atau
simtomatik pada orang dewasa sepenuhnya bias pulih. Namun, ada beberapa
laporan juga tentang komplikasi berat yang dialami orang dewasa yang terinfeksi
badan yang biasanya tidak terlalu tinggi (38°C hingga 39°C), malaise, nyeri perut,
6
dan gejala traktus respiratorius bagian atas seperti batuk, nyeri tenggorok dan
nyeri sendi. Dapat dijumpai pula adanya limfadenopati leher dan submandibula.8
Gejala klinis nampak 1 atau 2 hari setelah demam dimulai, ditandai dengan
adanya ulserasi berupa lesi di sekitar mulut yang sangat pedih sehingga
menyebabkan anak tidak mau makan. Lesi pada mulut terjadi pada sekitar 90%
kasus yang merupakan tanda khusus penyakit ini. Sekitar sepuluh atau lebih
Aphtae-like erosi dapat terlihat di kavitas oral. Lesi di mulut berupa makula yang
(eritem). Vesikel cepat mengalami erosi yang dikelilingi halo yang kemerahan.
Lesi sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut. Daerah tersering timbul yaitu di
Lesi kutaneus pada dua pertiga pasien terlihat kurang dari 24 jam setelah
enanthem. Lesi berukuran 3-7 mm, timbul makula yang cepat berubah warna
menjadi kepucatan dan timbul vesikel. Vesikel kecil, dinding tipis, berwarna
Vesikel timbul di telapak tangan, kaki, bagian dorsal jari dan ibu kaki, dan
dapat menyebar ke wajah, bokong, daerah genital dan tungkai. Gejala ini dapat
hilang kisaran 7 hari, biasanya tanpa meninggalkan jaringan parut atau krusta.
Ruam biasanya pada telapak tangan dan telapak kaki; itu juga dapat muncul pada
Gambar 1. Multipel erosi dangkal dan kecil, lesi vesikular dikelilingi oleh halo
9
Gambar 2. Multipel diskrit, kecil, lesi vesikular pada jari dan telapak tangan
(a) (b)
Gambar 3 (a). vesikel “football-shaped” pada telapak kaki, (b) Vesikel pada telapak
menyebabkan kematian. Disfungsi jantung dan edema paru yang fulminan dapat
melalui empat stadium, yaitu HFMD / herpangina (Stadium 1), keterlibatan SSP
a. Herpangina
berupa enantema tanpa lesi kulit dengan lokasi yang tersering di plika
2,3
anterior fossa tonsilaris, uvula, tonsil, palatum molle . Sedangkan
Gambar 4 Multipel, vesikel kecil dan erosi dengan eritema halo pada palatum
mole9
c. Herpes ginggivostomatitis
Biasanya mengalami lesi yang lebih nyeri dengan limfadenopati leher dan
d. Stomatitis aphthosa
Ditandai dengan lebih besar, lesi ulseratif dari bibir, lidah dan mukosa
Gambar 6 (a) Aphthous ulcers: minor Multipel, dasar ulkus berwarna abu-abu
dikelilingi halo eritema. (b) Aphthous ulcer: major Ulkus yang dalam pada
lateral lidah9
10
e. Varicella
Lesi kulit HFMD jarang mengenai badan. Hal ini yang membedakan
cairan vesikel.10
Bentuk vesikel varisela adalah dew drop on rose petal, yang artinya
vesikel berisi cairan jernih pada dasar eritema, sedangkan vesikel pada
seperti mutiara.
Gambar 5 multipel papul dan vesikel pada dasar eritema dengan pola beragam
pada badan 9
Tidak ada tes laboratorium yang menjadi indikasi. Jika diduga terjadi
epidemi, maka kultur feses dan tenggorokan sangat membantu untuk determinasi
isolasi virus dengan kultur dan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). Usaha
prognostik. PCR adalah teknik yang sangat efektif dan memberikan hasil yang
antibodies dapat terdeteksi tapi menghilang secara cepat. Pada fase konvalesens,
ditemukan multinucleated giant cell dan inclusion bodies. Biakan virus dilakukan
dengan mengisolasi virus di vesikel, dahak, ataupun feses. Feses dianggap sebagai
sampel yang paling tepat karena kemampuannya untuk menjaga virus untuk tetap
hidup dalam waktu yang lebih lama karena EV71 bereplikasi dalam saluran usus
biasanya antara dua dan empat minggu, dan kadang-kadang selama 12 minggu
melalui observasi efek cytopathic dalam sel atau pembentuk plak pada sel
2.9. Penatalaksanaan
yang dapat sembuh dalam waktu 7-10 hari. Tujuan pemberian farmakoterapi
bersifat suportif dan ditujukan untuk meredakan gejala.2 Hingga sekarang belum
a. Tatalaksana umum
tetap ada di feses pasien selama satu bulan. Edukasi pentingnya teknik
minum untuk mencegah dehidrasi. Ganti diet menjadi makanan lunak jika
sampai keadaan umum pasien membaik dan seluruh lesi pecah dan kering
disease.19
b. Tatalaksana khusus
bentuk mouthwash atau spray atau gel lidokain untuk mengurangi rasa
arthralgia.9
Pada penderita HFMD yang tidak mau minum, dapat diberikan terapi
Antibiotik topikal atau oral dapat diberikan terutama jika terjadi infeksi
sekunder.2
a) Anak < 3 tahun, demam persisten (>3 hari), demam tinggi (>39oC)
mioklonik, halusinasi.
(>160/menit)
darah.
3 Cardiopulmonary failure
14
berat.
3B Hipotensi Tambahkan inotropik seperti dopamin dan epinefrin
4 Convalescence Rehabilitasi untuk kelemahan alat gerak, disfagia,
pressure
2.10. Komplikasi
a) Virus atau "aseptik" meningitis dapat terjadi tetapi sangat jarang. Hal ini
dalam waktu 4 minggu. Pada saat ini, tidak diketahui apakah kehilangan
kuku adalah hasil dari penyakit. Namun, dalam laporan hilangnya kuku
kematian.3
Salah satu komplikasi yang sangat jarang terjadi lainnya adalah eczema
Dehidrasi juga dapat terjadi pada penderita HFMD. Epidemi HFMD yang
perdarahan paru, dan kematian. Didapatkan hasil bahwa komplikasi yang cukup
serius lebih sedikit terjadi pada kasus yang berhubungan dengan coxsackievirus
2.11. Prognosis
yang bersifat self-limited disease yang sembuh dalam kisaran 7-10 hari.
mengancam jiwa.8
2.12. Pencegahan
Belum ada vaksin atau antivirus yang diketahui efektif dalam mengobati
a) Teknik mencuci tangan yang baik dengan menggunakan sabun dan air
terutama setelah mengganti popok bayi atau setelah keluar dari toilet
seperti mainan anak-anak. Pertama, cuci benda tersebut dengan air dan
RINGKASAN
3.1 Ringkasan
Hand, foot, and mouth disease (HFMD) merupakan suatu penyakit infeksi
virus akut yang sering terjadi pada bayi dan anak-anak, yang ditandai dengan
adanya vesikel pada telapak tangan, telapak kaki, dan mukosa oral. Distribusi
penyebaran penyakit ini terjadi di seluruh belahan dunia dan sering menimbulkan
Transmisi terjadi melalui kontak langsung melalui droplet, sekresi oral atau
feses dalam rute fekal-oral atau oral-oral. Diagnosis infeksi enterovirus seringkali
adanya ulserasi berupa lesi di sekitar mulut serta lesi mukokutaneus lainnya yang
timbul di telapak tangan dan telapak kaki terutama pada bagian jari-jari dan ibu
jari. Lesi mukokutaneus yang terjadi berupa timbul makula sampai papula yang
(eritem). 8
penyebaran virus. Tatalaksana khusus meliputi topikal dan sistemik yang bersifat
17
18
yang dapat sembuh dalam waktu 7-10 hari dengan prognosis umumnya baik, tapi
jarang mengalami komplikasi akibat HFMD. Salah satu komplikasi yang cukup
DAFTAR PUSTAKA
11. Centers for Disease Control and Prevention, 2014. Hand, Foot and Mouth
Disease. [Online] Available at: http://www.cdc.gov/hand-foot-
mouth/index.html [Accessed 6 June 2015].
12. Ang LW et al. Epidemiology and control of hand, foot and mouth disease in
Singapore, 2001-2007. Ann Acad Med Singapore 2009; 38: 106-12.
13. Park, K.S., Choi, Y.J. & Park, J.S., 2012. Enterovirus infection in Korean
children and antienteroviral potential candidate agents. Korean Journal
Pediatric, 55(10), pp.359-66.
14. Roy, N. & Halder, N., 2010. Compartmental Modeling of Hand, Foot and
Mouth Infectious Disease (HFMD). Research Journal of Applied Sciences,
5(3), pp.177-82.
15. Li, Y. et al., 2011. Comparing Enterovirus 71 with Coxsackievirus A16 by
analyzing nucleotide sequences and antigenicity of recombinant proteins of
VP1s and VP4s. BMC Microbiology, 11(246), pp.1-10.
16. Sterling, J.C., 2010. Virus Infections - Hand foot and mouth disease. In T.
Burns, S. Breathnach & C.G. ths, eds. Rook’s Textbook of Dermatology. 8th
ed. Chichester, UK: Willey-Blakwell. p.33.72.
17. Rao, P.K. et al., 2012. Hand, Foot and Mouth Disease: Changing Indian
Skenario. International Journal of Clinical Pediatric Dentistry, 5(3), pp.220-
22.
18. Chang, L.-Y., 2008. Enterovirus 71 in Taiwan. Pediatric Neonatology, 49(4),
pp.103-12.
19. Health Promotion Board, 2015. Hand, Foot & Mouth Disease: Prevention and
Protection. [Online] Available at: http://www.hpb.gov.sg/HOPPortal/dandc-
article/792 [Accessed 6 June 2015].
20. Scientific Committee on Enteric Infections and Foodborne Diseases, 2007.
Management of Hand Foot Mouth Disease (HFMD) in Health Care Settings.
[Online] Center for Health Protection, Hong Kong Available at:
http://www.chp.gov.hk/files/pdf/SCEIFD_Management_of_HFMD_in_Health
_Care_Settings.pdf [Accessed 24 June 2015].
i