Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SIK

SISTEM KESEHATAN NASIONAL


Dosen Pengampu : dr. Dhian Kartikasari, S.Ked

Disusun oleh:

Erlanda Dora Oktaviana (200612635316)


Niken Zuni Qurnia Rahma (200612635242)
Rangganu Suradi Prayana (200612635214)
Siti Fatimah Ananda Hatta (200612635204)
Verelda Novenia Muda (200612635206)

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

MALANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena anugerah dan hidayah yang
diberikan oleh-Nya, sehingga makalah dengan judul “Sistem Kesehatan Nasional” dapat selesai
dengan baik dan sesuai rencana. Meskipun ada beberapa hambatan tetapi tidak mempengaruhi
semangat kami untuk menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini dapat terlaksana karena adanya dukungan dan motivasi dari berbagai pihak
yang telah membantu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada
pengampu mata kuliah ini dan kedua orang tua yang selalu memberikan motivasi beserta doa
untuk keberhasilan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan
senang hati kami mengharapkan kritik, saran dan masukan agar kami bisa mengevaluasi dimana
letak kesalahannya dan dimana hal-hal yang harus diperbaiki. Kami berharap kritik, saran, dan
masukan pembaca bisa membangun penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca sekalian

Malang, 07 april 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian Sistem Kesehatan Nasional (SKN)..............................................................3
B. Tujuan SKN...................................................................................................................3
C. Manfaat SKN.................................................................................................................4
D. Penyelenggara SKN.......................................................................................................6
E. Landasan SKN...............................................................................................................6
F. Prinsip Dasar Pembangunan Kesehatan.........................................................................6
G. Kedudukan SKN............................................................................................................6
H. Subsistem SKN..............................................................................................................6
........................................................................................................................................
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................................15
A. Kesimpulan...................................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
pembangunan kesehatan, yaitu upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang
terdiri dari pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, badan hukum, badan usaha, lembaga
swasta secara sinergis yang berhasil guna dan berdaya guna serta bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya perlu dilaksanakan. Pembangunan kesehatan
didasarkan pada beberapa hal, anatara lain perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian,
adil dan merata, serta pengutamaan manfaat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,
pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis, diperlukan
pemantapan dan percepatan melalui Sistem Kesehatan Nasional (SKN).

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012, Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan kesehatan yang diselenggarakan oleh
semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sistem Kesehatan Nasional
ini juga mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka pemenuhan hak asasi
manusia, memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan misinya,
memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, meningkatkan pemerataan
upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu, serta meningkatkan investasi kesehatan untuk
keberhasilan pembangunan nasional.
Sebagai bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang disertai berbagai
terobosan penting dapat dilaksanakan beberapa kegiatan, seperti : Pengembangan Desa Siaga,
Jaminan Kesehatan Masyarakat, serta Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K). Meskipun dengan pelaksaan kegiatan tersebut Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) di Indonesia sudah mampu memberikan peningkatan status kesehatan masyarakat
Indonesia dari tahun ke tahun, masih diperlukan upaya percepatan pencapaian indikator
kesehatan dalam rangka tercapainya pembangunan kesehatan yang adil dan merata pada seluruh
komponen bangsa serta mengejar ketertinggalan dari negara lain. Sehingga Sistem Keamanan
Nasional (SKN) di Indonesia dapat menjadi upaya kesehatan yang optimal dalam mewujudkan
derajat kesehatan setinggi-tingginya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Tujuan Sistem Kesehatan Nasional ?
2. Apakah Manfaat Sistem Kesehatan Nasional ?
3. Apakah Landasan Sistem Kesehatan Nasioanal ?
4. Apakah Prinsip Dasar Pembangunan Kesehatan ?
5. Bagaimanakah Kedudukan Sistem Kesehatan Nasional ?
6. Apa sajakah subsistem Sistem Kesehatan Nasional ?
7. Bagaimanakah proses penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan Sistem Kesehatan Nasional.
2. Untuk mengetahi manfaat Sistem Kesehatan Nasional.
3. Untuk mengetahui landasan Sistem Kesehatan Naisonal.
4. Untuk mengetahui prinsip dasar pembangunan kesehatan.
5. Untuk mengetahui kedudukan Sistem Kesehatan Nasional.
6. Untuk mengetahui macam-macam subsistem Sistem Kesehatan Nasional.
7. Untuk mengetahui proses penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Kesehatan Nasional (SKN)


SKN Adalah suatu tatanan yg menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara
terpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD
1945.

Sistem kesehatan menurut WHO adalah sebuah proses kumpulan berbagai faktor
kompleks yang berhubungan dalam suatu negara, yang diperlukan untuk memenuhi
tuntutan dan kebutuhan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Pada hakikatnya, SKN adalah juga merupakan wujud dan sekaligus metode
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, yang memadukan berbagai upaya Bangsa
Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan,

B. Tujuan Sistem Kesehatan Nasional (SKN)


Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi
bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan
berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesmas yg setinggi-tingginya.
Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi baik untuk mencapai tujuannya apabila terjadi
Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS), baik antar pelaku maupun
antar subsistem SKN. Dengan tatanan ini, maka sistem atau seluruh sektor terkait, seperti
pembangunan prasarana, keuangan dan pendidikan perlu berperan bersama dengan sektor
kesehatan untuk mencapai tujuan nasional.
C. Manfaat Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
1. Mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan perorangan maupun
golongan
2. Memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta harus lebih mengutamakan
pendekatan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
3. Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara berhasil guna dan berdaya guna,
dengan mengutamakan upaya kesehatan yg mempunyai daya ungkit tinggi agar
memberikan manfaat yg sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan
masyarakat beserta lingkungannya
4. Dana masyarakat yg telah terhimpun untuk kepentingan kesehatan
5. Mendapat Jaminan kesehatan
6. Pelayanan diselenggarakan secara rasional
7. Pengembangan dan peningkatan obat tradisional
8. Pengamanan diselenggarakan mulai dari tahap produksi, distribusi, dan pemanfaatan
yg mencakup mutu, manfaat, keamanan dan keterjangkauan
9. Kebijaksanaan obat nasional ditetapkan oleh pemerintah bersama pihak
10. Menjamin terwujudnya kepastian hukum, keadilan hukum, dan manfaat hukum

D. Penyelengaraan SKN
1. Pelaku SKN
Pelaku penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai SKN adalah:
 Masyarakat
 Pemerintah
  Badan legislative
 Badan yudikatif
2. Proses Penyelengaraan SKN
 Menerapkan pendekatan kesisteman yaitu cara berpikir dan bertindak yang logis,
sistematis, komprhensif, dan holistik dalam menyelenggarakan pembangunan
kesehatan, antara lain:
a) Masukan : subsistem pembiayaan kesehatan, subsistem SDM
kesehatan, dan subsistem obat dan perbekalan kesehatan
b) Proses : subsistem upaya kesehatan, subsistem pemberdayaan
masyarakat, subsistem manajemen kesehatan
c) Keluaran : terselenggaranya pembangunan kesehatan yang berhasil
guna, berdaya guna, bermutu, merata, dan berkeadilan
d) Lingkungan : berbagai keadaan yang menyangkut ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamnaan baik nasional,
regional, maupun global yang berdampak terhadap pembangunan
kesehatan

 Penyelenggaraan SKN memerlukan keterkaitan antarunsur-unsur SKN, yaitu :


a) Subsistem pembiayaan kesehatan diselenggarakan guna menghasilkan
ketersediaan pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi,
teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan
berdaya guna, sehingga upaya kesehatan masyarakat maupun
perorangan dapat diselenggarakan secara merata, tercapai, terjangkau,
dan bermutu bagi seluruh masyarakat. Tersedianya pembiayaan yang
memadai juga akan menunjang terselenggaranya subsistem SDM
kesehatan, subsistem obat dan perbekalan kesehatan, subsistem
pemberdayaan masyarakat, subsistem manajemen kesehatan
b) Subsistem SDM kesehatan diselenggarakan guna menghasilkan
tenaga kesehatan yang bermutu dalam jumlah yang mencukupi,
terdistribusi secara adil, serta termanfaatkan secara berhasil guna dan
berdaya guna, sehingga upaya kesehatan dapat diselenggarakan sesuai
dengan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat. Tersedianya tenaga
kesehatan yang mencukupi dan berkualitas juga akan menunjang
terselenggaranya subsistem pembiayaan kesehatan, subsistem obat
dan perbekalan kesehatan, subsistem pemberdayaan masyarakat,
subsistem manajemen kesehatan
c) Subsistem obat dan perbekalan kesehatan diselenggarakan guna
menghasilkan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan yang
mencukupi, aman, bermutu, dan bermanfaat serta terjangkau oleh
masyarakat, sehingga upaya kesehatan dapat diselenggarakan dengan
berhasil guna dan berdaya guna
d) Subsistem pemberdayaan masyarakat diselenggarakan guna
menghasilkan individu, kelompok, dan masyarakat umum yang
mampu berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
e) Subsistem manajemen kesehatan diselenggarakan guna menghasilkan
fungsi-fungsi administrasi kesehatan, informasi kesehatan, IPTEK
kesehatan, dan hukum kesehatan yang memadai dan mampu
menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan secara berhasil guna
dan berdaya guna.

 Penyelenggaraan SKN memerlukan penerapan prinsip koordinasi, integrasi,


sinkronisasi, dan sinergism, baik antar pelaku, antar subsistem SKN, maupun dengan
sistem serta subsistem lain di luar SKN
 Penyelenggaraan SKN memerlukan komitmen yang tinggi dan dukungan serta
kerjasama yang baik dari para pelaku SKN yang ditunjang oleh tata penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang baik (good governance)
 Penyelenggaraan SKN memerlukan adanya kepastian hukum dalam bentuk
penetapan berbagai peraturan perundang-undangan yang sesuai
 Dilakukan melalui sikklus perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian, serta
pengawasan dan pertanggungjawaban secara sistematis, berjenjang dan
berkelanjutan.
E. Landasan Sistem Kesehatan Nasional
1. Landasan Idiil : Pancasila
2. Ladasan Konstitusional : UUD 1945, khususnya :
Pasal 28 A; setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup
dan kehidupannya.
Pasal 28 B ayat (2); setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang.
Pasal 28 C ayat (1); setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
Pasal 28 H ayat (1); setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan, dan ayat (3); setiap orang berhak atas jaminan
sosial yang memungkinkanpengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia
yang bermartabat.
Pasal 34 ayat (2); negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh
rakyat dan memperdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan, dan ayat (3); negara bertanggungjawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
3. Landasan Operasional : Seluruh ketentuan peraturan perundangan yang berkaitan
dengan penyelenggasaran Sistem Kesehatan Nasional dan pembangunan kesehatan.
Beberapa peraturan perundangan tersebut terdapat dalam Lampiran-1 dari RPJP-K
Tahun 2005-2025.

F. Prinsip Dasar Pembangunan Kesehatan

Sesuai dengan UU 17/2007 RPJPN 2005-2025, pembangunan kesehatan diarahkan untuk


meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Penyelenggaraan
Pembangunan Kesehatan dan SKN, mendasar pada aspek :
1. Perikemanusiaan
2. Pemberdayaan dan Kemandirian
3. Adil dan merata
4. Pengutamaan dan Manfaat
5. HAM
6. Sinergisme & Kemitraan yang Dinamis
7. Komitmen dan Tata Kepemerintahan yang Baik
8. Dukungan regulasi
9. Antisipatif dan Pro Aktif
10. Responsif Gender
11. Kearifan lokal

G. Kedudukan SKN
1. Suprasistem SKN
Suprasistem SKN adalah Sistem Ketahanan Nasional. SKN bersama dengan berbagai
sistem nasional lainnya diarahkan untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia seperti yang
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Dalam kaitan ini, undang-undang yang berkaitan dengan kesehatan
merupakan kebijakan strategis dalam pembangunan kesehatan.

2. Kedudukan SKN dalam Sistem Nasional Lainnya


Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak hanya menjadi
tanggung jawab sektor/urusan kesehatan, melainkan juga tanggung jawab berbagai
sektor/urusan terkait. Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, SKN perlu
menjadi acuan bagi sektor/urusan lain. Dalam penyelenggaraan pembangunan nasional,
SKN dapat bersinergi secara dinamis dengan berbagai sistem nasional lainnya, seperti:
Sistem Pendidikan Nasional, Sistem Perekonomian Nasional, Sistem Ketahanan Pangan
Nasional, Sistem Pertahanan dan Keamanan Nasional (Hankamnas), dan sistem nasional
lainnya. Pelaksanaan pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan dengan
mengikutsertakan seluruh sektor/urusan terkait kesehatan sejak awal perencanaan agar
dampak pembangunan yang dilakukan tidak merugikan derajat kesehatan masyarakat
secara langsung maupun tidak langsung dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan di Daerah


Dalam pembangunan kesehatan, SKN merupakan acuan penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di daerah.

4. Kedudukan SKN terhadap berbagai Sistem Kemasyarakatan, termasuk Swasta


Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh dukungan sistem nilai dan
budaya masyarakat yang secara bersama terhimpun dalam berbagai sistem
kemasyarakatan. Di lain pihak, sebagai sistem kemasyarakatan yang ada, termasuk
potensi swasta berperan aktif sebagai mitra dalam pembangunan kesehatan yang
dilaksanakan sesuai SKN. Dalam kaitan ini SKN dipergunakan sebagai acuan bagi
masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan juga
ditentukan oleh peran aktif swasta. Dalam kaitan ini potensi swasta merupakan bagian
integral dari SKN. Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan perlu digalang kemitraan
yang setara, terbuka, dan saling menguntungkan dengan berbagai potensi swasta. Sistem
Kesehatan Nasional dapat mewarnai potensi swasta, sehingga sejalan dengan tujuan
pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan.

H. Subsistem SKN
Pendekatan pengelolaan kesehatan dewasa ini dan kecenderungannya di masa depan adalah
kombinasi dari pendekatan sistem, kontingensi, dan sinergi yang dinamis. Mengacu pada
perkembangan komponen pengelolaan kesehatan dewasa ini serta pendekatan pengelolaan
kesehatan tersebut di atas, maka subsistem SKN dikelompokkan sebagai berikut:
1. Subsistem Upaya Kesehatan
Untuk dapat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya perlu
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi bangsa
Indonesia sebagai ketahanan nasional. 108. Upaya kesehatan diselenggarakan oleh
Pemerintah (termasuk TNI dan POLRI), pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota,
dan/atau masyarakat/swasta melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan, dan pemulihan kesehatan, di fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
kesehatan.
2. Subsistem Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Untuk mendapatkan dan mengisi kekosongan data kesehatan dasar dan/atau data
kesehatan yang berbasis bukti perlu diselenggarakan kegiatan penelitian dan
pengembangan kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi dan sumber daya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pengelolaan penelitian dan pengembangan kesehatan
terbagi atas penelitian dan pengembangan biomedis dan teknologi dasar kesehatan,
teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik, teknologi intervensi kesehatan
masyarakat, dan humaniora, kebijakan kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Penelitian dan pengembangan kesehatan dikoordinasikan penyelenggaraannya oleh
Pemerintah.
3. Subsistem Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan bersumber dari berbagai sumber, yakni: Pemerintah, Pemerintah
Daerah, swasta, organisasi masyarakat, dan masyarakat itu sendiri. Pembiayaan
kesehatan yang adekuat, terintegrasi, stabil, dan berkesinambungan memegang peran
yang vital untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan kesehatan. Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat merupakan
barang publik (public good) yang menjadi tanggung jawab pemerintah, sedangkan untuk
pelayanan kesehatan perorangan pembiayaannya bersifat privat, kecuali pembiayaan
untuk masyarakat miskin dan tidak mampu menjadi tanggung jawab pemerintah.
Pembiayaan pelayanan kesehatan perorangan diselenggarakan melalui jaminan
pemeliharaan kesehatan dengan mekanisme asuransi sosial yang pada waktunya
diharapkan akan mencapai universal health coverage sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
4. Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan
Sebagai pelaksana upaya kesehatan, diperlukan sumber daya manusia kesehatan yang
mencukupi dalam jumlah, jenis, dan kualitasnya, serta terdistribusi secara adil dan
merata, sesuai tuntutan kebutuhan pembangunan kesehatan. Sumber daya manusia
kesehatan yang termasuk kelompok tenaga kesehatan, sesuai dengan keahlian dan
kualifikasi yang dimiliki terdiri dari tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga
keperawatan dan kebidanan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan,
tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, dan tenaga kesehatan
lainnya, diantaranya termasuk peneliti kesehatan. SKN memberikan fokus penting pada
pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan guna menjamin
ketersediaan, pendistribusian, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia kesehatan.
Pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan meliputi perencanaan
kebutuhan dan program sumber daya manusia yang diperlukan, pengadaan yang meliputi
pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan sumber daya manusia kesehatan,
pendayagunaan sumber daya manusia kesehatan, termasuk peningkatan
kesejahteraannya, dan pembinaan serta pengawasan mutu sumber daya manusia
kesehatan.
5. Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan
Subsistem ini meliputi berbagai kegiatan untuk menjamin: aspek keamanan,
khasiat/kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan yang
beredar; ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial;
perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat;
penggunaan obat yang rasional; serta upaya kemandirian di bidang kefarmasian melalui
pemanfaatan sumber daya dalam negeri.
6. Subsistem Manajemen, Informasi, dan Regulasi Kesehatan
Subsistem ini meliputi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, hukum kesehatan,
dan informasi kesehatan. Untuk menggerakkan pembangunan kesehatan secara berhasil
guna dan berdaya guna, diperlukan manajemen kesehatan. Peranan manajemen kesehatan
adalah koordinasi, integrasi, regulasi, sinkronisasi, dan harmonisasi berbagai subsistem
SKN agar efektif, efisien, dan transparansi dalam penyelenggaraan SKN tersebut.
Dalam kaitan ini peranan informasi kesehatan sangat penting. Dari segi pengadaan data,
informasi, dan teknologi komunikasi untuk penyelenggaraan upaya kesehatan,
pengembangan sumber daya manusia, dan kegiatan lainnya, yang kegiatannya dapat
dikelompokkan, antara lain:
a. Pengelolaan sistem informasi;
b. Pelaksanaan sistem informasi;
c. Dukungan sumber daya;
d. Pengembangan dan peningkatan sistem informasi kesehatan.

7. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat


SKN akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh pemberdayaan perorangan, keluarga
dan masyarakat. Masyarakat termasuk swasta bukan semata-mata sebagai sasaran
pembangunan kesehatan, melainkan juga sebagai subjek atau penyelenggara dan pelaku
pembangunan kesehatan. Oleh karenanya pemberdayaan masyarakat menjadi sangat
penting, agar masyarakat termasuk swasta dapat mampu dan mau berperan sebagai
pelaku pembangunan kesehatan. Dalam pemberdayaan perorangan, keluarga dan
masyarakat meliputi pula upaya peningkatan lingkungan sehat oleh masyarakat sendiri
dan upaya peningkatan kepedulian sosial dan lingkungan sekitar. Upaya pemberdayaan
perorangan, keluarga dan masyarakat akan berhasil pada hakekatnya apabila kebutuhan
dasar masyarakat sudah terpenuhi. Pemberdayaan masyarakat dan upaya kesehatan pada
hakekatnya merupakan fokus dari pembangunan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Putri, Ririn Noviyanti. 2019. “Perbandingan Sistem Kesehatan Di Negara Berkembang Dan
Negara Maju.” Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 19: 139–46.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v19i1.572.
Perpres No: 72 Tahun 2012 tentang sistem kesehatan nasional

Kepmenkes No: 374 Tahun 2009 tentang system kesehatan nasional

Habibi, Dani. (2020). Rekonstruksi Sistem Hukum Kesehatan di Indonesia dengan


Pendekatan Perbandingan Sistem Kesehatan di Negara Maju. Jurnal Medika Hutama, 1, 158

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 374 Tahun 2009 Tentang Sistem
Kesehatan Nasional
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan
Nasional

Anda mungkin juga menyukai